Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI BISNIS

“MAMPU MENGHITUNG ANALISIS DIFFERENSIAL”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 5:
1. I KETUT WIRA ARYADI ARTHA (11/2102612010750)
2. NI PUTU RIKA DEVIYANI (12/2102612010753)
3. I GEDE DANA ARDIKA (23/2102612010773)
4. A.A. NANDA PUTRA ARDANA (27/2102612010780)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2024
PEMBAHASAN

1. Menjelaskan Informasi Differensial


Informasi akuntansi diferensial merupakan salah satu jenis informasi yang
dibutuhkan oleh manajemen sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan.
Informasi akuntansi diferensial merupakan informasi akuntansi yang relevan berhubungan
dengan pemilihan alternatif dimana didalamnya menyangkut pendapatan, biaya dan laba
defernsial.
Informasi akuntansi diferensial diperlukan oleh pihak manajemen untuk
pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik diantara
beberapa alternatif keputusan yang tersedia. Halim, dkk (2013: 103) menyatakan bahwa
informasi akuntansi diferensial terdiri dari :
a. Pendapatan diferensial
Pendapatan diferensial merupakan pendapatan yang berbeda dalam suatu
kondisi, dibandingkan dengan kondis-kondisi yang lain.
b. Aktiva diferensial
Aktiva diferensial berguna memberikan ukuran berapa jumlah dana yang akan
ditanamkan nantinya dalam penggantian aktiva tetap tertentu.
c. Biaya diferensial
Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan
dengan kondisi-kondisi yang lain.
d. Biaya yang akan datang
Merupakan biaya yang diharapkan akan terjadi selama periode waktu yang
tercakup oleh keputusan yang akan dibuat.
e. Laba diferensial
Erat hubungannya dengan pengertian pendapatan diferensial dan biaya
diferensial. Laba diferensial adalah laba yang akan datang yang berbeda
diantara berbagai alternatif yang mungkin dipilih. Besarnya laba diferensial
diperhitungkan dengan rumus:
Laba diferensial = Pendapatan diferensial ± Biaya diferensial
Munawir (2002:305) menyatakan bahwa informasi akuntansi diferensial adalah
informasi biaya yang akan terjadi dimasa depan (future cost) yang diperkirakan akan
berbeda untuk setiap alternatif dan bermanfaat bagi manajemenuntuk pengambilan
keputusan memilih salah satu alternatif tindakan yang terbaik. Indrianto dan Supomo
(2012:11) menyatakan bahwa informasi akuntansi diferensial merupakan informasi
akuntansi yang menyajikan informasi mengenai taksiran pendapatan, biaya dan atau
aktiva yang berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih, dibandingkan dengan alternatif
tindakan lain.
Informasi akuntansi diferensial bermanfaat bagi manajemen dalam
pengambilan keputusan, diantaranya membeli atau membuat sendiri, menjual atau
memproses lebih lanjut suatu produk, menghentikan atau melanjutkan produksi produk
tertentu dan menerima atau menolak pesanan khusus.
Bustami dan Nurlela (2006:175) menyatakan ada beberapa manfaat informasi
akuntansi diferensial dalam pengambilan keputusan jangka pendek yang pada
umumnya dihadapi oleh manajemen dalam pengambilan keputusan yang umumnya
terdiri dari empat macam keputusan, yaitu :
a. Menjual atau memproses lebih lanjut (sell or process futher)
Dalam pengambilan keputusan macam ini, informasi akuntansi diferensial
yang diperlukan oleh manajemen adalah pendapatan diferensial dengan
biaya diferensial jika alternatif memproses lebih lanjut dipilih.
b. Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau
kegiatan usaha departemen tertentu (stop orcontinue product line)
Dalam menghadapi kondisi ini, manajemen perlu mempertimbangkan
keputusan menghentikan atau tetap melanjutkan produksinya.
c. Menerima atau menolak pesanan khusus (special order decision)
Penerapan analisis biaya diferensial juga dapat digunakan untuk membuat
keputusan menerima atau menolak pesanan khusus apabila kapasitas mesin
perusahaan masih terdapat kapasitas yang menganggur dan pada saat itu
harga jualnya dibawah harga pokok produksi dalam hitungan biaya penuh.
d. Membeli atau membuat sendiri (make or buy decision)
Dihadapi oleh manajemen terutama dalam perusahaan yang produknya
terdiri dari berbagai komponen dan yang memproduksi berbagai jenis
produk. Tidak selamanya komponen yang membentuk suatu produk harus
diproduksi sendiri oleh perusahaan. Jika memang pemasok dari luar dapat
memasok komponen tersebut dengan harga yang lebih murah daripada
biaya untuk memproduksi sendiri komponen tersebut.
2. Menghitung Analisis Differensial
Menghitung analisis diferensial di dunia akuntansi bisnis melibatkan perhitungan
antara konsekuensi ekonomis dari satu alternatif tindakan dibandingkan dengan
alternatif lainnya. Langkah-langkah umum untuk menghitung analisis diferensial dalam
akuntansi bisnis adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi dua alternatif tindakan yang akan dibandingkan. Misalnya, membeli
barang atau membuat barang sendiri.
2. Tentukan biaya, pendapatan, dan nilai aset yang terlibat oleh setiap alternatif
tindakan. Biaya harus termasuk semua ongkos produksi, administrasi, dan lain-lain.
Pendapatan harus termasuk penjualan barang atau layanan serta harga resmi dari
pasar. Nilai aset harus termasuk harta usaha seperti mesin, gudang, dan inventori.
3. Hitung biaya, pendapatan, dan nilai aset yang akan terpengaruhi jika salah satu
alternatif tindakan dipilih dibandingkan dengan alternatif lainnya. Contohnya, biaya
buruh lebih rendah jika membeli barang daripada membuat barang sendiri.
4. Perhitungan hasil diferensial dari setiap komponen, yaitu:
- Biaya diferensial = Biaya Alternatif A - Biaya Alternatif B
- Pendapatan diferensial = Pendapatan Alternatif A - Pendapatan Alternatif B
- Nilai aset diferensial = Nilai Aset Alternatif A - Nilai Aset Alternatif B
5. Analisis risiko dan keterbatasan, termasuk faktor-faktor yang tidak dapat ditentukan
dengan pasti, seperti permintaan pasaran, harga bahan baku, dan kinerja tenaga
kerja.
6. Membandingkan hasil diferensial dengan perspektif manajerial, termasuk dampak
lingkungan, sosial, dan etis.
7. Mengevaluasi hasil analisis diferensial dan mempertimbang keputusan yang
optimal sesuai dengan tujuan organisasi.
Analisis diferensial ini bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih baik bagi
manajer dalam proses pengambilan keputusan, termasuk dalam pengambilan keputusan
strategis, investasi, dan operasional.

3. Menganalisis Keputusan Menyewakan Atau Menjual


Pengambilan keputusan manajemen dapat pula berkaitan dengan pemilihan
alternatif menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan. Dalam pemilihan akternatif
tersebut pendapatan dan biaya diferensial harus dipertimbangkan oleh manajemen.
Dalam pengambilan keputusan untuk menjual atau menyewakan fasilitas
perusahaan, biasanya perusahaan memperhatikan jangka waktu penggunaan fasilitas
tersebut, apakah penggunaannya untuk jangka panjang atau jangka pendek. Selain
jangka waktu penggunaan, faktor biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dan
pendapatan sewa yang akan diperoleh selama periode tertentu juga sangat penting,
karena dengan mengetahui biaya di antara berbagai alternatif ini maka manajemen
dapat memilih alternatif yang paling menguntungkan.
Biaya dan pendapatan sewa dalam alternatif menyewakan ini akan dihitung
menggunakan nilai sekarang (present value) dengan discount factor. Namun, jika
perusahaan menjual fasilitas perusahaan, maka biaya-biaya relevan yang dikeluarkan
dan pendapatan penjualan yang diperoleh perusahaan tidak diperhitungkan dengan nilai
sekarang. Untuk mengetahui laba yang akan diperoleh perusahaan ketika menjual atau
menyewakan terlihat dari selisih laba dari kedua alternatif tersebut. Adanya informasi
ini dapat membantu menejemen harus dalam mengambil keputusan yang tepat.
Dalam menganalisis keputusan menyewakan atau menjual dalam konteks
analisis differensial akuntansi bisnis, langkah-langkah berikut dapat diikuti:
1. Identifikasi Biaya dan Pendapatan Terkait
Tentukan biaya-biaya yang terkait dengan opsi menyewakan atau menjual produk
atau aset, termasuk biaya produksi, biaya persiapan, biaya pemasaran, biaya
distribusi, dan biaya terkait lainnya. Selain itu, identifikasi pendapatan yang
diharapkan dari opsi tersebut, seperti pendapatan sewa yang diharapkan dalam opsi
menyewakan dan pendapatan penjualan yang diharapkan dalam opsi menjual.
2. Pemisahan Biaya Tetap dan Variabel
Pisahkan biaya menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya
yang tidak berubah terlepas dari opsi yang dipilih (menyewakan atau menjual),
sedangkan biaya variabel berubah tergantung pada pilihan yang dibuat.
3. Perhitungan Biaya Diferensial
Hitung biaya diferensial antara opsi menyewakan dan menjual dengan
mengurangkan biaya-biaya yang terkait dengan opsi masing-masing dari
pendapatan yang diharapkan. Ini akan memberikan biaya diferensial bersih atau
pendapatan bersih yang diharapkan untuk setiap opsi.
4. Evaluasi Konsekuensi
Tinjau biaya diferensial bersih atau pendapatan bersih yang diharapkan untuk setiap
opsi dan pertimbangkan faktor-faktor non-keuangan seperti dampak reputasi,
risiko, dan kebutuhan strategis perusahaan.
5. Perbandingan dengan Alternatif
Bandingkan biaya diferensial bersih atau pendapatan bersih dari opsi menyewakan
dengan opsi menjual. Pertimbangkan alternatif lain seperti pemeliharaan produk
atau aset atau penggunaan yang lebih efisien dari sumber daya tersebut.
6. Pembuatan Keputusan
Berdasarkan analisis biaya diferensial dan pertimbangan lainnya, buat keputusan
apakah lebih menguntungkan untuk menyewakan atau menjual produk atau aset
tersebut.
Melalui analisis differensial akuntansi bisnis, perusahaan dapat membuat keputusan
yang lebih terinformasi tentang opsi yang paling menguntungkan secara finansial, baik
itu menyewakan atau menjual produk atau aset.

4. Menganalisis Keputusan Mempertahankan Atau Menutup Suatu Lini Produk


Keputusan untuk mempertahankan atau menutup suatu lini produk adalah
keputusan strategis yang diambil oleh perusahaan untuk menentukan apakah akan terus
memproduksi dan memasarkan produk tertentu atau menghentikan produksi dan
penjualan produk tersebut. Keputusan ini biasanya didasarkan pada analisis
komprehensif terhadap kinerja finansial, operasional, dan strategis dari lini produk
tersebut.
Memilih untuk mempertahankan lini produk berarti perusahaan akan terus
berinvestasi dalam produksi, pemasaran, dan penjualan produk tersebut dengan harapan
bahwa produk tersebut akan menghasilkan keuntungan di masa depan. Di sisi lain,
menutup lini produk berarti perusahaan menghentikan produksi dan penjualan produk
tersebut karena dianggap tidak lagi menguntungkan atau tidak sejalan dengan strategi
bisnis jangka panjang perusahaan.
Keputusan untuk mempertahankan atau menutup lini produk dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor, termasuk kinerja keuangan produk, permintaan pasar, biaya
produksi, persaingan, strategi perusahaan, dan kebutuhan untuk mengalokasikan
sumber daya secara efisien. Hal ini juga dapat melibatkan pertimbangan faktor non-
keuangan seperti reputasi merek, kontribusi terhadap portofolio produk perusahaan,
dan dampak sosial atau lingkungan. Keputusan ini seringkali memerlukan analisis
biaya yang cermat, evaluasi risiko, dan pemahaman yang mendalam tentang pasar dan
industri terkait untuk memastikan keputusan yang diambil mendukung tujuan jangka
panjang perusahaan.
Dalam menganalisis keputusan mempertahankan atau menutup suatu lini
produk, beberapa hal penting harus dipertimbangkan. Pertama, adalah kinerja keuangan
lini produk tersebut, termasuk pendapatan, biaya produksi, dan profitabilitas.
Kemudian, faktor pasar menjadi kunci, dengan mengevaluasi permintaan pasar, tren
industri, dan posisi pesaing. Selain itu, aspek operasional seperti efisiensi produksi,
distribusi, dan manajemen persediaan juga perlu diperhitungkan. Di samping itu,
analisis risiko menjadi penting untuk mengidentifikasi kemungkinan risiko dan
dampaknya terhadap keputusan. Selanjutnya, faktor non-keuangan seperti reputasi
merek, kontribusi terhadap portofolio produk, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai
perusahaan harus dipertimbangkan. Terakhir, alternatif investasi juga perlu dievaluasi
untuk memastikan alokasi sumber daya yang optimal. Dengan mempertimbangkan
semua faktor ini secara holistik, perusahaan dapat membuat keputusan yang
terinformasi dan strategis mengenai mempertahankan atau menutup lini produk
tersebut.

5. Menganalisis Keputusan Menjual Atau Memproses Lebih Lanjut


Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan utama
mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Permasalahan yang sering terjadi
terutama jika produk perusahaan diolah melalui beberapa departemen produksi. Hasil
produksi dari suatu departemen produksi mungkin dapat langsung dijual ke pasar atau
diolah lebih lanjut dalam depertemen produksi lanjutan. Dalam hal ini manajemen
dihadapkan pada pilihan apakah produk yang bersangkutan sebaiknya langsung dijual
atau diproses lebih lanjut. Produk gabungan (joint product) memiliki proses yang umum
dan biaya produksi sampai pada titik pemisahan. Pada titik tersebut, kedua produk dapat
dibedakan. Sebagai contoh, mineral tertentu seperti tembaga dan emas dapat
terkandung dalam satu biji besi. Biji besi tersebut harus ditambang, dihancurkan dan
diolah sebelum tembaga dan emas dipisahkan. Saat pemisahan ini disebut titik
pemisahan (split off). Biaya penambangan, penghancuran dan pengolahan berlaku
untuk kedua produk. Produk gabungan sering dijual pada titik pemisahan. Pemrosesan
suatu produk gabungan lebih lanjut setelah titik pemisahan dan sebelum menjualnya
terkadang lebih menguntungkan. Penentuan akan menjual atau memproses lebih la njut
(sell or process further) merupakan suatu keputusan penting yang harus dibuat para
manajer. Pemanfaatan kapasitas menganggur dengan memenuhi pesanan khusus
mengakibatkan peningkatan biaya variabel, sementara biaya tetap tidak ikut
terpengaruh atau tidak berubah oleh keputusan menerima atau menolak keputusan
khusus tersebut, sedangkan yang dimaksud dengan pemisahan pasar adalah pemisahan
antara penjual biasa dengan penjual untuk memenuhi pesanan khusus. Adapun tujuan
dari pemisahan ini agar harga jual dalam penjualan normal tidak rusak atau turun akibat
harga jual pesanan khusus lebih rendah.
Dalam menganalisis keputusan menjual atau memproses lebih lanjut dalam
konteks analisis differensial, beberapa faktor kunci harus dipertimbangkan. Pertama,
perlu dipahami biaya produksi produk dalam bentuknya yang saat ini, termasuk biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead terkait. Selanjutnya, harga jual
produk dalam bentuknya yang saat ini harus diperhitungkan untuk menentukan margin
kontribusi dari opsi tersebut. Kemudian, perlu dievaluasi biaya tambahan yang terkait
dengan memproses produk lebih lanjut, seperti biaya bahan baku tambahan dan biaya
tenaga kerja tambahan. Selain itu, harga jual produk setelah diproses lebih lanjut juga
harus ditentukan untuk mengetahui margin kontribusi produk yang diproses lebih
lanjut. Faktor-faktor non-keuangan seperti kualitas produk, reputasi merek, dan
kebutuhan pelanggan juga harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan. Dengan
mempertimbangkan semua faktor ini secara holistik, perusahaan dapat membuat
keputusan yang terinformasi dan menguntungkan tentang apakah lebih menguntungkan
untuk menjual produk dalam bentuknya yang saat ini atau memprosesnya lebih lanjut
sebelum dijual.
DAFTAR REFERENSI

Bustami, Bastian., Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya, Melalui Pendekatan Manajerial.


Mitra Wancana. Yogyakarta.
Halim, Abdul., Bambang, Supomo., Kusufi, Syam Muhammad. 2013. Akuntansi
Manajemen. Edisi ke Dua. BPFE. Yogyakarta.
Indriantoro, Nur.,Supomo, Bambang. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis, Untuk
Akuntansi dan Manajemen. BPFE.Yogyakarta.
Kurniawan, H. H. (2018). ANALISA PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS
MEMPERTAHANKAN ATAU MENUTUP LINI PRODUK PADA CV.
HOLY GARMENT (Doctoral dissertation, UAJY).
Magdalena, M. (2015). Analisis Biaya Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan
Menjual Atau Menyewakan Tug Boat Pada PT Surya Maritim Shippindo Di
Samarinda. AKUNTABEL, 12(2).
Mandagi, W. C., Saerang, D. P., & Pusung, R. J. (2014). Analisis biaya relevan dalam
pengambilan keputusan menjual atau memproses lebih lanjut produk pada PT.
Fortuna Inti Alam. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
dan Akuntansi, 2(2).
Munawir, S. 2002. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. BPFE.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai