Anda di halaman 1dari 13

BUSINESS PLAN

Kategori Usaha: Jasa Marketing

Nama Usaha: Pretty With Me!

Oleh :

Nama : Naflah Rifqi

NIM : 200101110138

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................................................1
LATAR BELAKANG.........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang dan Motivasi Melakukan Usaha..............................................................1
1.2 Justifikasi Pemilihan Objek Usaha.....................................................................................2
1.3 Tujuan Usaha yang Hendak Dicapai..................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA......................................................................................3
2.1 Kondisi Lingkungan............................................................................................................3
2.2 Peluang Pasar.......................................................................................................................5
2.3 Deskripsi Usaha...................................................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................................7
METODE PELAKSANAAN..............................................................................................................7
3.1 Proses Produksi....................................................................................................................7
3.2 Manajemen Cash Flow........................................................................................................7
BAB IV.................................................................................................................................................9
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN................................................................................................9
4.1 Budgeting Proposal (RAB)..................................................................................................9
4.2 Rencana Kegiataan dan Penggunaan Anggaran...............................................................9

i
BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang dan Motivasi Melakukan Usaha


Dominasi digital dewasa ini mejadi kesempatan emas untuk para produsen memasarkan
produknya secara lebih luas. Proses penjualan pun merambah pada belanja daring, dimana
tergolong praktis dan harganya yang terpantau lebih terjangkau dari pada penjualan offline.
Ekonom Universitas Gajah Mada (UGM) Eddy Junarsin mengatakan, harga barang yang
dijual secara offline memang lebih mahal daripada penjualan online. Hal itu menurutnya
karena biaya operasionalnya toko online lebih rendah daripada buka toko offline.1 Maka dari
itu tentu customer pemburu barang murah berkualitas cenderung sudah bermadzhab belanja
daring.
Namun bukan berarti E-Commerce dan kegiatan jual beli daring absolut sempurna tanpa
kekurangan. Justru dengan adanya teknologi digital, tindak manipulasi, aksi penipuan,
kerusakan barang, ketidaksesuaian barang yang ditawarkan dalam foto/video display dengan
realita, barang palsu dan kendala teknis lain pun sangat sering terjadi. 2 Atas banyaknya
ketidakpastian kualitas pada komoditas yang dipasarkan secara daring, tentu hal ini
menciptakan celah baru sebagai peluang bisnis. Salah satu inovasi yang dapat digunakan
adalah program afiliasi. Yakni sistem bagi hasil atas mitra (produsen) dan pihak affiliator
dalam pemasaran produk. Komisi untuk afiliasi yang berjalan adalah akumulasi dari total
pengunjung atau total pelanggan yang telah check out produk mitra, hal ini didasari oleh
kesepakatan dua belah pihak.
E-Commerce dan segala system pemasaran di dalamnya akan jadi sasaran empuk kaum
milenial yang lahir di Tengah berkembang pesatnya teknologi. Menariknya, terlihat pada
hasil Survei eCommerce oleh BPS, dimana setiap tahun terjadi peningkatan jumlah usaha
yang baru beroperasi dan langsung go online. Tercatat 51,47 persen usaha baru mulai
beroperasi pada rentang tahun 2017 - 2020. Sebanyak 29,23 persen usaha sudah memulai
usahanya pada rentang tahun 2010 - 2016, dan hanya 19,30 persen usaha yang sudah
beroperasi lebih dari sepuluh tahun.3
Jika dibandingkan antara tahun mulai beroperasi dengan tahun mulai melakukan kegiatan
eCommerce, fenomena menarik yang dapat dilihat adalah 49,82 persen usaha langsung

1
Erwina Rachmi Puspapertiwi and Rizal Setyo Nugroho, “Kenapa Barang Yang Dijual Di Toko Online Lebih
Murah Dari Offline?,” Kompas.com, 2023, https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/19/180000865/kenapa-barang-yang-
dijual-di-toko-online-lebih-murah-dari-offline-#:~:text=Ekonom Universitas Gajah Mada %28UGM%29 Eddy Junarsin
mengatakan%2C,toko online lebih rendah daripada buka toko offline.
2
Veronica Agustina Darida, “Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Belanja Online,” Kumparan.com, 2021,
https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=dba3eb15ec0d4a62JmltdHM9MTY5NjcyMzIwMCZpZ3VpZD0yYTUyNGU2Yy03YzJmLTZmMDYtMGUyOC01Y
2Q2N2Q3OTZlMWUmaW5zaWQ9NTQ2Mg&ptn=3&hsh=3&fclid=2a524e6c-7c2f-6f06-0e28-
5cd67d796e1e&psq=kekurangan+belanja+daring&u=a1aHR0cHM6Ly9rdW1wYXJhbi5jb20vdmVyb25pY2EtYWd1c3Rpb
mEva2VsZWJpaGFuLWRhbi1rZWt1cmFuZ2FuLXNpc3RlbS1iZWxhbmphLW9ubGluZS0xdXR2MENBa3BsVSM6fjp0Z
Xh0PURpc2FtcGluZyUyMGtlbGViaWhhbiUyQyUyMHRlcmRhcGF0JTIwanVnYSUyMGtla3VyYW5nYW4lMjBkYXJpJ
TIwc2lzdGVtJTIwYmVsYW5qYSxiYXJhbmclMjB5YW5nJTIwZGliZWxpJTIwdGlkYWslMjBzYW1wYWklMjBrZSUy
MHRhbmdhbiUyMHBlbWJlbGku&ntb=1.
3
Badan Pusat Statistik, Statistik ECommerce 2022 (Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2022), 15.

1
melakukan kegiatan eCommerce saat baru mulai beroperasi. Sebanyak 14,76 persen usaha
baru memulai kegiatan eCommerce 1-2 tahun setelah beroperasi, sejumlah 11,94 persen
usaha baru memulai kegiatan eCommerce setelah beroperasi 3-5 tahun, dan 23,48 persen
usaha baru mulai kegiatan eCommerce lebih dari 5 tahun setelah membuka kegiatan
operasional usaha.4
Hal ini menunjukkan bahwa pergeseran menuju serba online sedang berlangsung di
kalangan masyarakat Indonesia. Maka dari itu, pembenahan system, inovasi berkelanjutan
dan bisnis yang meminimalkan resiko ketidakpuasan pelanggan adalah hal yang harus
diupayakan segera. Salah satunya adalah dengan fungsi affiliator yang bertindak sebagai
figure reviewer jujur sekaligus promotor produk. Dengan adanya pihak affiliator, pembeli
akan semakin percaya atas kualitas dari produk yang akan dibeli, karena posisi affiliator ialah
netral, tidak terlalu memihak produsen/mitra melainkan memposisikan dirinya sebagai
konsumen. Tentu visualisasi gamblang yang demikian akan jadi verifikator dan solusi atas
tindak kecurangan atau penyimpangan lain yang marak terjadi di situs belanja daring.
1.2 Justifikasi Pemilihan Objek Usaha
Objek usaha Pretty With Me! adalah produk fashion, dengan fokus utama fashion
Muslim-muslimah yang berada di rentang usia 15-50 tahun. Permintaan produk-produk
fashion muslim seperti hijab, abaya, gamis dan pakaian casual muslim style tergolong tinggi
mengingat populasi muslim Indonesia per 2021 menccapai 86,9% dari total penduduk 5, dan
karakteristik fashionnya cenderung berubah-ubah dan beranekaragam. Tiap tahun pun
terdapat trend baru dengan komoditi berbeda pula. Diversitas fashion muslim ini tentu jadi
peluang yang menjanjikan.
Produk fashion sendiri adalah yang paling banyak mendapat keluhan. Hal ini ditinjau dari
segi warna, ukuran, bahan (kain), kerapihan jahitan, atau bahkan model yang ternyata
menyimpang jauh dari display. Adanya affiliator adalah keabsahan yang sangat mereka
perlukan untuk menganggap bahwa suatu produk itu worth to buy atau tidak. Lebih jauh
affiliator sebagai marketer dapat menarik ketertarikan konsumen dari reviewnya.
1.3 Tujuan Usaha yang Hendak Dicapai
Selain menjadi media dakwah, bisnis affiliator ini dapat mengembangkan kreatifitas
kaum muda. Dalam era disruptif ini, tidak menutup kemungkinan bahwa tahun-tahun
berikutnya kita akan mendapati tantangan yang berbeda, maka dari itu perlu adanya
kebiasaan kaum muda, bahkan seluruh generasi untuk responsive juga adaptif terhadap
perubahan zaman. Apabila dulu sales menjajakan produk secara offline dengan menemui
customer satu persatu, strategi marketing digital menawarkan sistem yang lebih praktis dan
efektif dalam menjangkau pasar secara luas dalam waktu singkat.

4
Badan Pusat Statistik, 15.
5
Dimas Bayu, “Sebanyak 86,9% Penduduk Indonesia Beragama Islam” (dataindonesia.id, 2022),
https://dataindonesia.id/ragam/detail/sebanyak-869-penduduk-indonesia-beragama-islam.

2
BAB II

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Kondisi Lingkungan

a. Pola Sosial Budaya


Tentu sangat berbeda gaya berpakaian masyarakat Indonesia zaman dulu dan zaman
sekarang, kalau dulu masyarakat Indonesia hanya menggunakan pakaian-pakaian
sederhana (tradisional) seperti batik, jarik, dan kebaya sebagai ciri khas budaya lokal.
Tetapi saat ini masyarakat Indonesia cenderung menggunakan pakaian yang cenderung
menirukan gaya berpakaian orang barat. Inilah dampak globalisasi dan modernisasi.
Remaja Indonesia khususnya akan mengkiblatkan segala yang dikenakannya pada gaya
hidup yang mereka idolakan. Bisa jadi kalangan Barat, atau yang marak sekarang adalah
Korea. Dan gaya hidup masyarakat terus berkembang seiiring dengan perkembangan
jaman, itulah mengapa fashion muslim pun akan selalu dinamis karena mereka
menyesuaikan dengan gaya hidup yang sedang mewabah kala itu.

b. Kondisi Lingkungan Alam

Berdasarkan hasil pencarian, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah
untuk pembuatan tekstil. Beberapa bahan baku yang dapat digunakan untuk industri
tekstil di Indonesia antara lain:

 Rayon: diolah dari pulp yang berasal dari hutan tanaman industri eucalyptus yang
banyak di Indonesia .
 Kapas: Indonesia merupakan salah satu negara penghasil komoditas serat kapas .
 Rami: Indonesia juga merupakan salah satu negara penghasil komoditas serat rami.
 Sisal: Indonesia juga menghasilkan serat sisal yang dapat digunakan dalam industri
tekstil .
 Kenaf: Indonesia juga menghasilkan serat kenaf yang dapat digunakan dalam industri
tekstil .
 Serat alam lainnya: seperti kapuk, kepompong ulat sura, bulu domba, bulu alpaca .

Kementerian Perindustrian Indonesia mendorong industri tekstil dan produk tekstil


(TPT) untuk berinvestasi ke sektor hulu guna memproduksi bahan baku supaya bisa
mengurangi impor. Hal ini dilakukan karena Indonesia memiliki banyak sumber daya
alam (SDA) yang bisa diolah. Kementerian Perindustrian juga mendorong IKM tekstil
menggunakan serat alam sebagai bahan baku berkelanjutan guna mendukung
pembangunan industri tekstil yang ramah lingkungan. Dalam sebuah video di YouTube,
juga disebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi serat alam yang besar untuk bahan
baku industri tekstil dan kerajinan.

c. Kemajuan Teknologi

3
Momentum perkembangan pesat teknologi di Indonesia berdekatan dengan kelahiran
Generasi Milenial, yaitu generasi yang lahir antara tahun 1980 – 1995. Pada saat ini
rentang usia Generasi Milenial adalah antara 27 – 44 tahun. Mayoritas umur penanggung
jawab/pemilik usaha eCommerce 2022 berada dalam rentang 35-44 tahun (34,47 persen)
dan 25-34 tahun (23,37 persen). Hal ini menunjukkan bahwa penanggung jawab/pemilik
usaha eCommerce mayoritas merupakan Generasi Milenial yang banyak berinteraksi
dengan pesatnya perkembangan teknologi, termasuk juga eCommerce.

Berdasarkan hasil pencarian, teknologi e-commerce di Indonesia mengalami


perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan e-commerce di Indonesia antara lain:6

1. Pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahunnya menjadi faktor terbesar


yang mempengaruhi pertumbuhan e-commerce di Indonesia.
2. Peningkatan pengguna smartphone dan internet.
3. Peningkatan pengguna media sosial.
4. Majunya teknologi finansial.

Perkembangan teknologi dan internet di Indonesia telah memiliki dampak yang besar
terhadap perubahan bisnis, termasuk dalam kegiatan jual beli online atau e-commerce. E-
commerce di Indonesia telah banyak merubah dalam proses jual-beli, dimana penjual dan
pembeli tidak perlu bertemu, mereka berinteraksi dengan melalui internet maupun dengan
komunikasi melalui telepon. E-commerce juga menjadi penopang masa depan ekonomi
digital di Indonesia. Pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan peraturan untuk
mengatur perdagangan digital dan e-commerce.

d. Kondisi Politik dan Ekonomi

Berdasarkan hasil pencarian, kondisi politik ekonomi Indonesia saat ini masih relatif
baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup stabil dan inflasi terjaga di dalam
negeri. Meskipun Indonesia dihadapkan dengan banyak masalah terkait aspek ekonomi
akibat dari Covid-19, namun Indonesia memiliki ketahanan ekonomi secara substansial
karena adanya resistansi makro ekonomi dan finansial. Pemerintah menargetkan
pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,5-5,3 persen tahun ini. Selain itu, Indonesia
diperkirakan menjadi salah satu negara yang akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi
tertinggi. Namun, tensi politik diperhitungkan dapat memengaruhi kondisi ekonomi
Indonesia di paruh kedua 2023. Pada masa pandemi, pemerintah Indonesia juga
mengeluarkan kebijakan ekonomi politik untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19.

2.2 Peluang Pasar

a. Strategi Pemasaran (Marketing Strategy)

Berikut adalah beberapa strategi pemasaran untuk affiliate marketing yang dapat
diterapkan:

4
1. Melakukan riset terhadap calon afiliasi dan membangun hubungan dengan mereka di
platform mereka sendiri. Waktu perekrutan dan ulangi ulasan campuran afiliasi di
setiap kuartal.
2. Mempertimbangka kampanye mana yang akan relevan dan produktif untuk setiap
jenis dan tentukan target ROI.
3. Memilih niche dengan bijak dan jadilah otoritas di bidang tersebut.
4. Diversifikasi campuran afiliasi dan berikan kode diskon atau produk gratis untuk
dicoba.
5. Memberi aset pemasaran dan panduan untuk afiliasi.
6. Mengoptimalkan halaman yang diarahkan afiliasi ke audiens mereka.
7. Memberi penghargaan atau hadiah untuk afiliasi terbaik.
8. Tidak hanya membuat konten untuk mendorong penjualan. Berikan nilai tambah dan
kepercayaan kepada audiensi.
9. Menggunakan software untuk melacak penjualan, lead, dan klik.
10. Memberi informasi yang jelas dan lengkap tentang produk yang rekomendasikan.

b. STP (Segmentasi, Penargetan, Pemosisian)

Jadi pemasaran afiliasi ini menggunakan tren ini untuk Fashion HIjab dan Muslim
sekitar usia 17-45 tahun yang sudah dapat membelanjakan uang mereka secara mandiri.
Targetnya adalah dalam lingkup barang atau baju keperluan mereka sehari-hari. Misal
untuk kerja, kuliah, sekolah. Bisa juga dengan menyesuaikan periodesasi hari besar Islam,
seperti Ramadhan dan Idul Fitri.

Dalam hal positioning, afiliasi ini akan menonjolkan target pasar sentuhan kita yang
berusia 30 tahun ke atas. Pada umumnya afiliasi ini populer di kalangan remaja saja,
padahal daya konsumsi usia 30 ke atas tergolong tinggi dianding usia remaja karena
mereka sudah memasuki usia yang matang dan mandiri finansial.

c. Analisis Pasar

Menurut data, Industri fashion mendominasi pemasaran afiliasi, terhitung 19% dari
program yang ada. Secara demografis, diusia 17-50 tahun hampir 56% konsumen
mengatakan bahwa mereka membeli setidaknya beberapa pakaian mereka secara online,
ada basis konsumen yang sangat besar untuk diperebutkan. Dalam ranah geografis pasar
dari affililiate marketing Preety With Me mencakup negara Indonesia dari Sabang sampai
Merauke. Psikogrfis, dengan mereka yang selalu menyesuaikan diri dengan zaman, tettu
umur 17-45 tahun adalah masanya. Aksi perilaku, konsumen sering tergiur dengan harga
murah, diskon, barang terlihat berkualitas.

2.3 Deskripsi Usaha

a. Visi & tujuan (Goal & Vision)

5
1. Vision : PRETTY WITH ME has a vision to spread out Hijab Style more
widely and become a trusted partner for clients and consumers in providing high-
trusted affilate content.
2. Tujuan :
 Reaching more followers and viewer then presenting our products and get
more revenue!
 Using an interactive and innovative content as an interesting media
promotion for your product.

b. Permasalahan yang dihadapi (problems) dan Solusi terhadapnya (Solution)

Affiliate marketing juga memiliki beberapa masalah yang perlu diperhatikan dan
diatasi. Berikut adalah beberapa masalah dalam affiliate marketing dan solusinya:

1. Terlalu hard selling: Affiliate marketer terlalu memaksakan kehendak mereka agar
orang membeli produknya. Hal ini dapat membuat calon pembeli merasa
terganggu dan tidak nyaman.
- Solusi: Fokus pada memberikan informasi yang relevan dan bermanfaat
tentang produk, dan menghindari promosi yang terlalu agresif.
2. Terlalu banyak mengikuti program affiliate: Affiliate marketer terlalu banyak
mengikuti program affiliate sehingga sulit untuk memperoleh hasil yang
maksimal.
- Solusi: Pilih program affiliate yang sesuai dengan niche dan target pasar
Anda, dan fokus pada program yang paling menguntungkan.
3. Tidak melakukan pelacakan link: Affiliate marketer tidak melakukan pelacakan
link sehingga sulit untuk mengetahui performa kampanye.
- Solusi: Gunakan software pelacakan link untuk memantau performa
kampanye dan mengoptimalkan strategi pemasaran.
4. Salah memilih program affiliasi: Affiliate marketer memilih program affiliasi
yang tidak sesuai dengan niche dan target pasar mereka.
- Solusi: Lakukan riset terlebih dahulu sebelum memilih program affiliasi, dan
pilih program yang sesuai dengan niche dan target pasar Anda.
5. Income Anda bergantung pada pihak lain: Affiliate marketer tidak memiliki
kendali atas produk atau layanan yang dipromosikan, sehingga income mereka
bergantung pada pihak lain.
- Solusi: Pilih program affiliasi yang terpercaya dan memiliki reputasi yang
baik, dan fokus pada membangun hubungan yang baik dengan merchant.

6
BAB III

METODE PELAKSANAAN
3.1 Proses Produksi

a. Pilih program affiliasi

Karena program afiliasi TikTok Shop sudah ditutup per 2 Oktober 2023, maka bisa
menggunakan program afiliasi pada Shopee, Tokopedia dan sejenisnya yang
menyediakan.

b. Analisis audiens

Analisis dan memetakan Tren mode, kebutuhan, keluhan, dan antusiasme.

c. Penulisan copywriting
1. Pertimbangkan SEO (Search Engine Optimization) >> dalam bentuk subtitle,
caption, hashtag.
2. Riset tentang model konten yang sedang tren.
3. Review produk dengan bahasa yang menarik (pengalaman pribadi dalam
menggunakan produk)
4. Sajikan Infografis, detail produk, dan keunikan/kelebihan produk.

d. Action
1. Mengambil video/foto dengan resolusi tinggi
2. Pengeditan video yang estetis (pengisi suara, tipografi, musik latar)
3. Tambahkan Call to Action untuk menautkan tautan produk

e. Evaluasi
1. Untuk Konten
 Membuat pola profil daya tarik pengunjung, keterlibatan dan pembeli pada
setiap konten (menggunakan fitur wawasan dari aplikasi: usia, wilayah dan
jam akses pelanggan)
 Mengevaluasi kekurangan dari setiap konten (Durasi, Suara Musik,
Subtitle, Properti, Konsep Konten, dll.)
2. Analisis SDM : Perekrutan tim jika diperlukan

3.2 Manajemen Cash Flow

a. Pendapatan Murni
 Komisi yang diperoleh per produk yang terjual.
 Sampel gratis dari produsen atau toko online terkait.
 Paid Endorsement

b. Pengeluaran (Biaya Operasional)

7
 Sebelum mendapatkan sampel gratis/endorsement kita harus membeli sampel
dari produk yang kita pasarkan.
 Internet
 Peralatan Konten: Kamera, Pencahayaan, Properti, Tripod, dll.
(Seperti yang akan dianggarkan di bawah ini)

c. Pengeluaran (Biaya Non Operasional)


 Biaya admin penarikan hasil komisi

8
BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Budgeting Proposal (RAB)

Untuk menjalankan kegiatan inovasi wirausaha affiliate marketing maka rancangan


anggaran belanja dalam satu bulan awal dapat disusun sebagai berikut:

Kategori Biaya Rincian Biaya Jumlah Biaya


Produksi Konten Fotografi, Video, Editing, Model, Rp 2.000.000
Makeup, Styling
Promosi Iklan Facebook, Instagram, Google Ads Rp 2.500.000
Biaya Listrik, Internet, Sewa Studio, pembelian Rp 800.000
Operasional sample
Biaya Lain-lain Perlengkapan Studio, Transportasi, Rp 1.000.000
Makan, dan Minum
Total Biaya Rp 6.300.000

4.2 Rencana Kegiataan dan Penggunaan Anggaran

No Aktivitas Deskripsi
1 Pilih ceruk pasar (niche) Pilih bidang minat atau keahlian tertentu untuk
difokuskan.
2 Teliti program afiliasi Cari program afiliasi yang sesuai dengan niche
Anda dan menawarkan komisi yang
kompetitif.
3 Buat situs web atau blog Buat situs web atau blog untuk
atau sosial media lain mempromosikan produk afiliasi Anda dan
yang bisa mendukung menyediakan konten yang berharga bagi
audiens Anda.
4 Buat konten Mengembangkan konten berkualitas tinggi
yang relevan dengan niche Anda dan sertakan
tautan afiliasi.
5 Promosikan konten Membagi atau share konten di situs media
sosial, forum dan platform lain. Juga bisa
menggunakan fitur Ads /iklan pada platform
yang menyediakan
6 Monitoring dan Evaluasi Lacak penjualan afiliasi dan sesuaikan strategi
sesuai kebutuhan untuk mengoptimalkan hasil.

9
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Contoh Profil Tiktok untuk Program Affiliate

10
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Statistik ECommerce 2022. Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2022.
Bayu, Dimas. “Sebanyak 86,9% Penduduk Indonesia Beragama Islam.” dataindonesia.id,
2022. https://dataindonesia.id/ragam/detail/sebanyak-869-penduduk-indonesia-
beragama-islam.
Darida, Veronica Agustina. “Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Belanja Online.”
Kumparan.com, 2021. https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=dba3eb15ec0d4a62JmltdHM9MTY5NjcyMzIwMCZpZ3VpZD0yYTUyNGU
2Yy03YzJmLTZmMDYtMGUyOC01Y2Q2N2Q3OTZlMWUmaW5zaWQ9NTQ2
Mg&ptn=3&hsh=3&fclid=2a524e6c-7c2f-6f06-0e28-
5cd67d796e1e&psq=kekurangan+belanja+daring&u=a1aHR0cHM6Ly9rdW1wYXJ
hbi5jb20vdmVyb25pY2EtYWd1c3RpbmEva2VsZWJpaGFuLWRhbi1rZWt1cmFuZ
2FuLXNpc3RlbS1iZWxhbmphLW9ubGluZS0xdXR2MENBa3BsVSM6fjp0ZXh0P
URpc2FtcGluZyUyMGtlbGViaWhhbiUyQyUyMHRlcmRhcGF0JTIwanVnYSUyM
Gtla3VyYW5nYW4lMjBkYXJpJTIwc2lzdGVtJTIwYmVsYW5qYSxiYXJhbmclMj
B5YW5nJTIwZGliZWxpJTIwdGlkYWslMjBzYW1wYWklMjBrZSUyMHRhbmdh
biUyMHBlbWJlbGku&ntb=1.
Puspapertiwi, Erwina Rachmi, and Rizal Setyo Nugroho. “Kenapa Barang Yang Dijual Di
Toko Online Lebih Murah Dari Offline?” Kompas.com, 2023.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/19/180000865/kenapa-barang-yang-
dijual-di-toko-online-lebih-murah-dari-offline-#:~:text=Ekonom Universitas Gajah
Mada %28UGM%29 Eddy Junarsin mengatakan%2C,toko online lebih rendah
daripada buka toko offline.

11

Anda mungkin juga menyukai