Anda di halaman 1dari 58

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Pendidikan Anak usia dini menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003Sistem Pendidikan Nasional(2003) Dinyatakan bahwa “Rentang anak
usia dini mengacu pada pendidikan yang diberikan pada anak 0-6 tahun atau
sampai pada usia 8 tahun. Sebenarnya, sejak anak masih dalam usia
kandungan, pendidikan secara tidak langsung sudah diberikan oleh ibunya
antara lain berwujud pembiasaan, kedisiplinan, kebersihan, keteraturan,
kesehatan dan gizi, ketenangan dan kesabaran. Kecerdasan intelektual anak
sudah 80% berkembang sampai anak usia 8 tahun.
Menurut Frobel pendidikan dapat membantu perkembangan anak
secara wajar. Menurut Rupert S. Lodge dalam Syarifudin (2003) dalam arti
luas pendidikan berlangsung bagi siapa pun,kapan pun, dimana pun.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003) pada pasal 1 ayat
(14) menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan jasmani dan rohani agaranak memiliki kesiapan dalam
memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.Sementara itu National Association
For The Education of Young Children (NAEYC) membagi usia dini menjadi
0-3 tahun, 3-5 tahun, dan 6-8 tahun. Beberapa pandangan tersebut
menunjukan pentingnya pendidikan sejak usia dini. Dengan demikian,
pendidikan anak usia dini wajib diperhatikan.
Kelompok Bermain IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor
Kabupaten Kebumen adalah salah satu lembaga yang melayani pendidikan
anak usia dini dari usia 2-5 tahun yang ada di Desa Selokerto Kecamatan
Sempor. Lembaga ini didirikan pada tanggal 21 Maret tahun 2003 yang
dirintis oleh ibu Dra Suhartini sesuai dengan nama Al Hikmah karena
sebelumnya sudah ada TPQ (Taman pendidikan Al Qur’an) Al Hikmah dan
lembaga selanjutnya menyamakan nama supaya lebih mudah diketahui. Usia

1
2

anak yang berada didalam Kelompok Bermain (KB) IT Al Hikmah adalah


usia 2-5 tahun. Masyarakat sangat mendukung dengan diadakannya
Kelompok Bermain karena letak Kelompok Bermain (KB) IT Al Hikmah
berada dilingkungan yang juga mempunyai Taman Penitipan Anak (TPA),
Taman Kanak-kanak (TK), SD Islam Al Hikmah. Tempat belajar cukup
nyamandidesain menjadi tempat yang menyenangkan untuk mengembangkan
semua aspek perkembangan anak dan anak tetap merasa dirumah sendiri.
Taman penitipan Anak (TPA) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan
Sempor Kabupaten Kebumen merupakan lembaga PAUD yang menerima
anak usia 0-2. Taman Penitipan Anak (TPA) adalah wahana sosial yang
berfungsi sebagai pengganti keluarga bagi orang tuanya berhalangan atau
tidak punya waktu untuk memberikan pelayanan kepada anaknya. Disamping
itu juga diberikan stimulasi untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangannya serta meletakkan dasar-dasar kemampuan perkembangan
anak berupa kemampuan fisik, bahasa, moral, sosial emosi dan
memperhatikan keunikan dan pertumbuhan yang disesuaikan dengan tahap-
tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Untuk Taman Penitipan
Anak (TPA) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten
Kebumen sejak dini sudah ditanamkan dengan pendidikan akhlak dan aqidah
secara islami sebagai bekal untuk pendidikan selanjutnya.
Taman Kanak-kanak (TK) Islam Al Hikmah Selokerto Kecamatan
Sempor Kabupaten Kebumen adalah sebagai bentuk lembaga pendidikan
formal yang melayani anak usia 4-6 tahun. Setiap anak perlu memperoleh
pendidikan yang memiliki peran sangat penting untuk mengembangkan
kepribadian anak, serta mempersiapkan mereka untuk memasuki jenjang
pendidikan selanjutnya. Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan
jembatan antara lingkungan keluarga dengan lingkungan masyarakat yang
lebih luas yaitu sekolah dasar dan lingkungan lainnya. Pengalaman belajar
hendaknya adalah hal yang sangat berkesan,menarik dan bermakna yang
harus diberikan pendidik di sekolah. Jadi, Taman Kanak-kanak (TK)
merupakan penyelenggara pendidikan yang menitikberatkan pada peletakkan
dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan baik koordinasi motorik,
3

kecerdasan dengan memperhatikan aspek perkembangan yang meliputi moral


agama, bahasa, kognitif, fisik motorik dan sosial emosional.
Program S1 PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya
menjadi tenaga pendidik PAUD profesional yaitu yang dapat
mengembangkan program PAUD dan mebuat inovasi-inovasi. Salah satu
mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis Kegiatan
Pengembangan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam
mata kuliah tersebut maka telah dilakukan penelitian di Kelompok Bermain
Islam Terpadu (KB IT) Al Hikmah Selokerto, Taman Penitipan Anak Islam
Terpadu (TPA IT) Al Hikmah Selokerto, Taman Kanak-kanak (TK) Islam Al
Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen yang bertujuan
mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu
diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis kritis. Terpenuhnya hak anak
dibidang pendidikan dan pengasuhan serta kesejahteraan sosial sehingga
tumbuh dan berkembang kecerdasannya secara opimal.

B. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi pada sentra persiapan di Kelompok
Bermain IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten
Kebumen,maka penelitian ini terfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu
kegiatan “Menggunting Bentuk Topi”.
Observasi di Taman Penitipan Anak IT Al Hikmah Selokerto
Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen,maka penelitian ini terfokus pada
salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan “Melukis dengan jari”.
Sedangkan observasi di Taman Kanak-kanak IT Al Hikmah Selokerto
Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen,maka penelitian ini terfokus pada
salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan “Main Peransebagai Dokter’’.

C. Tujuan Penelitian
4

Penelitian ini bertujuan:


1. Mengumpulkan data mengenai:
a. Alasan pendidik melakukan kegiatan “Menggunting Bentuk
Topi”pada Kelompok Bermain (KB)IT Al Hikmah
SelokertoKecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.
b. Alasan pendidik melakukan kegiatan “Melukis dengan Jari“pada
Taman Penitipan Anak (TPA)IT Al Hikmah SelokertoKecamatan
Sempor Kabupaten Kebumen.
c. Alasan pendidik melakukan kegiatan “Main Peran sebagai
Dokter”pada Taman Kanak-kanak (TK) Islam Al Hikmah
SelokertoKecamatan Sempor Kabupaten Kebumen
d. Tujuan pendidik melakukan kegiatan “Menggunting Bentuk Topi” di
Kelompok Bermain (KB)IT Al Hikmah Selokerto, kegiatan “Melukis
dengan Jari“ di Taman Penitipan Anak (TPA)IT Al Hikmah Selokerto,
dan kegiatan “Main Peran sebagai Dokter” di Taman Kanak-kanak
(TK) Islam Al Hikmah SelokertoKecamatan Sempor Kabupaten
Kebumen.
e. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan
“Menggunting Bentuk Topi” di Kelompok Bermain (KB)IT Al
Hikmah Selokerto, kegiatan “Melukis dengan Jari“ di Taman
Penitipan Anak (TPA)IT Al Hikmah Selokerto, dan kegiatan “Main
Peran sebagai Dokter” di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Al
Hikmah SelokertoKecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.
2. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai
kegiatan“Menggunting Bentuk Topi” di Kelompok Bermain (KB)IT Al
Hikmah Selokerto, kegiatan “Melukis dengan Jari“ di Taman Penitipan
Anak (TPA)IT Al Hikmah Selokerto, dan kegiatan “Main Peran sebagai
Dokter” di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Al Hikmah
SelokertoKecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.

D. Manfaat penelitian
5

1. Penelitian ini bermanfaat untuk:


a. Bagi anak didik
1) Kelompok Bermain (KB)IT Al Hikmah Desa Selokerto Kecamatan
Sempor Kabupaten Kebumen.
- Meningkatkan potensi perkembangan anak, baik fisik, psikis
yang meliputi kekreatifitasan, kemandirian, tanggung jawab,
fisik/motorik, dan seni untuk siap pendidikan lebih lanjut.
2) Taman Penitipan Anak (TPA) IT Al Hikmah Desa Selokerto
Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.
- Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan,
ketertarikan, kenyamanan, kesenangan dalam diri siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran di kelas
3) Taman Kanak-kanak (TK) Islam Al Hikmah Desa Selokerto
Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.
- Memberikan bekal kecakapan berfikir ilmiah melalui
keterlibatan siswa dalam kegiatan penelitian tindakan kelas yang
dilakukan oleh guru.
b. Bagi Pendidik
1) Kelompok Bermain (KB)IT Al Hikmah Desa Selokerto Kecamatan
Sempor Kabupaten Kebumen.
- Memberikan motivasi dan pengalaman untuk dapat
meningkatkan kreativitas dalam pengelolaan kegiatan
pengembangan di lembaga PAUD.
2) Taman Penitipan Anak (TPA) IT Al Hikmah Desa Selokerto
Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.
- Membantu pendidik memperbaiki mutu pembelajaran serta
meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan evaluasi diri,
merefleksi diri, dan menganalisis kinerjanya di dalam kelas.

3) Taman Kanak-kanak (TK) Islam Al Hikmah Desa Selokerto


Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.
6

- Memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang


mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
c. Bagi Kepala Sekolah
1) Kelompok Bermain (KB)IT Al Hikmah Desa Selokerto Kecamatan
Sempor Kabupaten Kebumen.
- Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak
diKelompok Bermain (KB)IT Al Hikmah Desa Selokerto
Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.
2) Taman Penitipan Anak (TPA) IT Al Hikmah Desa Selokerto
Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.
- Untuk meningkatkan kemampuan Kepala Sekolah dalam rangka
meningkatkan kinerja guru.
3) Taman Kanak-kanak (TK) Islam Al Hikmah Desa Selokerto
Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.
- Sebagai wujud nyata Kepala Sekolah dalam memecahkan
berbagai masalah disekolah melalui kegiatan penelitian.
d. Melatih mahasiswa melakukan penelitian dan menganalisis kegiatan di
Kelompok Bermain (KB)IT Al Hikmah Selokerto, Taman Penitipan
Anak(TPA)IT Al Hikmah Selokerto, dan Taman Kanak-kanak(TK)
Islam Al Hikmah SelokertoKecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.
e. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis kegiatan
anak di Kelompok Bermain(KB)IT Al HikmahSelokerto, Taman
Penitipan Anak(TPA)IT Al Hikmah Selokerto, dan Taman Kanak-
kanak (TK) Islam Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten
Kebumen.

BAB II
LANDASAN TEORI
7

A. Hakikat Penelitian
a) Pengertian Penelitian
Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Pengertian atau definisi menurut beberapa
ahli :
a. Winarno Surachmad: Penelitian adalah kegiatan ilmiah mengumpulkan
pengetahuan baru dari sumber-sumber primer, dengan tekanan tujuan
pada penerapan prinsip-prinsip umum, serta mengadakan ramalan
generalisasi diluar sampel yang diselidiki.
b. Soetrisno Hadi :Penelitian adalah usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan,usaha
mana dilakukan dengan metode ilmiah.

b) Tujuan penelitian
a. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data
yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
b. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk
membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau
pengetahuan tertentu.
c. Pengembangan berarti untuk memperdalam dan memperluas
pengetahuan yang telah ada.

c) Manfaat Penelitian
Menurut Ali 1982 dalam Durri Andrani, dkk (2013:1.12)
menyebutkan:
a. Sebagai peta yang menggambarkan keadaan pendidikan dan
melukiskan kemampuan sumber daya, kemungkinan pengembangan
serta hambatan yang dihadapi atau mungkin ditemukan dalam
penyelenggaran pendidikan.
b. Sebagai sarana diagnosis dalam mencari sebab kegagalan serta
masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan sehingga dapat
dicari upaya penanggulangannya.
7
8

c. Sebagai sarana untuk menyusun kebijakan dalam menyusun strategi


pengembangan pendidikan.
d. Sebaga masukan yang memberikan gambaran tentang kemampuan
dalam pembiayaan, peralatan, perbekalan serta tenaga kerja yang baik
secara kuantitas maupun kualitas bagi keberhasilan dalam bidang
pendidikan.
Sedangkan manfaat penelitian bagi peneliti sendiri adalah sebagai
sarana untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dengan
diintegrasikan pengetahuan yang didapat.

B. Analisis
1.Pengertian Analisis
Analisis menurut Komarrudin merupakan suatu kegiatan berfikir
untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat
mengenal tanda-tanda komponen, hubungan satu sama lain dan fungsi
masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.
http://www.gurupendidikan.com/13-pengertian-analisis-menurut-para-ahli-
didunia/
Dalam hal penelitian, analisis adalah langkah yang ditempuh setelah
data terkumpul. Proses analisis ini dilakukan melalui tahapan seperti
berikut:
a. Pencacahan atau Identifikasi
b. Pengolahan
c. Penafsiran
Untuk melakukan analisis diatas, seorang peneliti biasanya
menggunakan alat bantu yang disebut sebagai statistik atau statistika.
Proses analisis data dalam penelitian, biasanya menjadi penghambat
psikologi bagi seseorang pelajar atau mahasiswa dalam menyelesaikan
penelitiannya.

2. Tujuan Analisis
Tujuan dari analisis adalah sebagai berikut :
9

a. Mendeskripsikan data, biasanya dalam bentuk frekuensi, ukuran tendensi


sentral maupun ukuran dispersi, sehingga dapat dipahami karakteristik
datanya. Dalam statistika, kegiatan mendeskripsikan data ini dibahas
pada statistika deskriptif
b. Membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik
populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari
sampel (statistik). Kesimpulan yang diambil ini bisanya dibuat
berdasarkan pendugaan (estimasi) dan pengujian hipotesis. Dalam
statistika, kegiatan membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang
karakteristik populasi atau sampel ini dibahas pada statistika inferensial.

3. Manfaat Analisis
Untuk mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik
atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat
untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian. Dengan demikian, teknik analisis data dapat diartikan sebagai
cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data
tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya
dapat denganmudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-
masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan
deskripsi data maupun untuk membuat induksi ataumenarik kesimpulan
tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh
dari sampel.

4. Teknik Yang Digunakan Dalam Menganalisis


a. Teknik Observasi
1) Pengertian observasi (pengamatan)
Menurut Ing Masijo evaluasi observasi adalah salah satu teknik
pengamatan yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung dan
secara teliti terhadap suatu gejala dalam situasi di suatu tempat.
Sedangkan menurut Patmonodewo, observasi merupakan suatu cara
untuk mendapatkan keterangan tentang situasi dengan melihat atau
10

mendengar apa yang terjadi, kemudian semua dicatat dengan cermat.


Metode teknik observasi adalah suatu usaha sadar untuk
mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematisdengan prosedur
terstandar, peneliti atau guru dapat langsung mengamati di lapangan.

2) Jenis-jenis Observasi
Terdapat beberapa jenis observasi, antara lain sebagai berikut :
a) Observasi sistematis dan nonsistematis
Observasi sistematis adalah observasi yang dilakukan
mempergunakan pedoman observasi sebagai instrumen
pengamatan, sedangkan observasi nonsistematis adalah observasi
yang dilakukan tanpa pedoman observasi.
b) Observasi partisipatif dan nonpartisipatif
Dalam observasi partisipatif pengamat terlibat langsung,
sedangkan nonpartisipatif pengamat hanya mengamati saja.
c) Observasi eksperimental
Adalah observasi yang dilakukan secara sistematis, tetapi tidak
partisipatif agar ia dapat mengatur unsur-unsur penting sehingga
dapat mencapai tujuan observasi.

3) Manfaat Observasi (pengamatan)


Menurut Guba dan Lincoln (1981: 191 -193 dalam Moleong
2001: 125-126) alasan–alasan pengamatan dimanfaatkan sebesar–
besarnya dalam penelitian kualitatif, intinya karena:
a) Pengamatan merupakan pengamatan langsung, dan pengalaman
langsung dinilai merupakan alat yang ampuh untuk memperoleh
kebenaran. Apabila informasi yang diperoleh kurang
menyakinkan, maka peneliti dapat melakukan pengamatan
sendiri secara langsung untuk mengecek kebenaran informasi
tersebut.
11

b) Dengan pengamatan dimungkinkan melihat dan mengamati


sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana
yang sebenarnya.
c) Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa yang
berkaita dengan pengetahun yang relevan maupun pengetahuan
yang diperoleh dari data.
d) Pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi–
situasi yang rumit. Situasi yang rumit mungkin terjadi peneliti
ingin memperhatikan beberapa tingkah laku sekaligus. Jadi
pengamatan dapatmenjadi alat yang ampuh untuk situasi–situasi
yang rumit dan untuk perilaku yang kompleks.

4) Fungsi atau Kegunaan Observasi (Pengamatan)


Fungsi atau Kegunaan Observasi (Pengamatan)
a) Sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian
b) Sebagai alat penjaring perilaku manusia sebagaimana perilaku
itu terjadi dalam kenyataan yang sebenarnya
c) Mendeskripsikan kehidupan sosial yang sebenarnya
d) Melakukan eksplorasi

5) Sasaran Observasi (Pengamatan)


Sasaran observasi adalah objek yang diteliti bisa berupa :
a) Ruang atau tempat (aspek fisik, objek atau benda-benda yang
terdapat di tempat kejadian)
b) Perilaku peristiwa (semua orang yang terlibat dalam situasi,
tujuan apa yang ingin dicapai orang, perasaan, emosi yang
dirasakan dan dinyatakan)
c) Aktivitas atau kegiatan (apa yang dilakukan orang dalam
situasi itu, perbuatan, tindakan, kejadian, peristiwa, rangkaian
kegiatan, waktu dan urutan kegiatan).
12

b. Teknik Wawancara
1) Pengertian Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab antara pewawancara
(interviewer) dengan orang yang diwawancarai (interviewee).
Sedangkan menurut Denzim, wawancara adalah pertukaran
percakapan dengan tatap muka yang yang memungkinkan seseorang
memperoleh informasi dari orang lain. Wawancara adalah sebuah
pertemuan tatap muka antara dua atau lebih di mana pewawancara
mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperoleh informasi dari
seorang responden atau lebih.

2) Jenis-jenis Wawancara
a) Wawancara dengan pertanyaan berstruktur
b) Wawancara dengan pertanyaan tak berstruktur atau terbuka atau
bebas
c) Wawancara dengan pertanyaan bentuk kombinasi

3) Fungsi atau Sasaran Wawancara


a) Untuk mengetahui secara mendalam dan mengkaji aspek dalam
bahasan dan rumusan masalah dan kemungkinan aspek-aspek yang
belum dirumuskan
b) Untuk melakukan komunikasi verbal dengan orang yang menjadi
sumber data secara langsung tanpa perantara, baik tentang diri dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya.

c. Teknik Dokumentasi
1) Pengertian Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dalam bahasa Inggris
“documentation”, yang artinya dokumentasi adalah penghimpunan,
pemberian keterangan tentang sesuatu perihal yang terkandung dalam
rekaman-rekaman yang dicari, dikutip, disadur, dikarang dari
perpustakaan, arsip, museum dan tempat-tempat lain. Menurut Nider,
dokumentasi adalah tugas memberi keterangan-keterangan yang
13

disadarkan pada bahan-bahan yang ada di perpustakaan sendiri, di


dalam tugas mana pemberian literatur mengenai pokok persoalan
merupakan tugas utamanya.

2) Jenis-jenis Dokumentasi
a) Dokumentasi prosedur
b) Dokumentasi sistem
c) Dokumentasi program
d) Dokumentasi operasi
e) Dokumentasi data

3) Kegunaan dan Sasaran Dokumentasi


Kegunaan atau fungsi dokumentasi dalam sebuah peneltian
adalah untuk mencatat data yang terdapat dalam dokumen dan juga
untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang kondisi dokumen
tersebut, termasuk didalamnya hal-hal yang tersurat maupun tersirat.
Teknik ini dikenal dengan istilah “kajian isi atau content analysis.
Sasaran dari teknik dokumenntasi bisa catatan pribadi, gambar,
pelaku peristiwa, anecdotal record, dan lain sebagainya.

d. Cara Menganalisis Data


1) Tabulasi Data
a) Pengertian Tabulasi Data
Tabulasi adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel
dengan cara membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan
kebutuhan analisis. Tabel yang dibuat sebaiknya mampu meringkas
semua data yang akan dianalisis. Pemisahan tabel akan
menyulitkan peneliti dalam proses analisis data. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian
tabulasi data adalah penyusunan menurut lajur yang telah tersedia;
penyajian data dalam bentuk tabel, daftar untuk memudahkan
pengamatan dan evaluasi.
14

b) Fungsi Tabulasi Data


Adapun fungsi tabulasi data adalah sebagai berikut:
(1) Membantu didalam menyederhanakan masalah dalam
berkomunikasi antara sesama kelompok perencana.
(2) Memudahkan dalam menganalisis antara kelompok
perencana.
(3) Sebagai perbandingan perkembangan pendidikan dari masa
lalu, sekarang dan prediksi masa yang akan datang.
(4) Membantu mempermudah sistematika riset dan evaluasi di
dalam pendidikan.

2) Analisis Kritis
a) Pengertian Analisis Kritis
Analisis merupakan suatu keterampilan menguraikan
sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui
pengorganisasian struktur tersebut. Dalam keterampilan tersebut
tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep global
dengan cara menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke
dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci.
Menganalisis adalah kemampuan memisahkan materi
(informasi) ke dalam bagian-bagiannya yang perlu, mencari
hubungan antarabagian-bagiannya, mampu melihat (mengenal)
komponen-komponennya, bagaimana komponen-komponen itu
berhubungan dan terorganisasikan, serta membedakan fakta dari
hayalan (Herdian, 2010).
Analisis secara kritis merupakan suatu cara untuk
mencoba memahami atau mengkaji kenyataan, kejadian
(peristiwa), situasi, benda, orang, dan pernyataan yang ada
dibalik makna yang jelas atau makna langsung.
15

C. Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini


1. Pengertian Kegiatan Pembelajaran Pada Anak Usia Dini
Syaiful Sagala (2006:61) menyatakan bahwa kegiatan
pembelajaran adalah membelajarkan peserta didik menggunakan asas
pendidikan. Menurut Suryadi (2010:16) bahwa pembelajaran anak usia
dini dilakukan melalui kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh pendidik
dengan menyiapkan materi dan proses belajar.
Pembelajaran pada anak usia dini adalah kegiatan pembelajaran
yang berorientasi pada anak yang disesuaikan dengan tingkat usia dengan
pengembangan kurikulum yang berupa seperangkat rencana yang berisi
sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang dipersiapkan dengan
menyiapkan materi (konten) dan proses belajar (Syaiful Sagala (2006:61).

2. Karakteristik Anak Usia Dini


Menurut Hartati. Anak usia dini memiliki beberapa karakteristik sebagai
berikut ini:
a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
b. Merupakan pribadi yang unik.
c. Suka berfantasi dan berimajinasi.
d. Masa paling potensial untuk belajar.
e. Menunjukkan sikap egosentris.
f. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek.
g. Sebagai bagian dari makhluk sosial.

3. Komponen Pendidikan Anak Usia Dini


Komponen program PAUD telah dikembangkan dengan tujuan agar
pengembangan PAUD dapat dilakukan dengan terstuktur dan terprogram
secara baik sehingga tujuan PAUD yang telah direncanakan dari awal
menjadi tercapai. Secara umum komponen program PAUD meliputi pokok
bahasan seperti, kompetensi anak usia dini yang harus dikembangkan,
Kurikulum, materi kegiatan, pelaksanaan kegiatan, tempat kegiatan, proses
pembelajaran, media pembelajaran dan buku administrasi PAUD.
16

4. Metode Pengembangan Pembelajaran Anak Usia Dini


Untuk mengembangkan perilaku dan kemampuan Anak Usia Dini
dapat menggunakan beberapa jenis metode yaitu sebagai berikut :
a. Metode Eksperimen (percobaan)
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari.
b. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa
diharapkan kepada suatu masalah yang bias berupa pernyataan atau
pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan
bersama.
c. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi,
atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun
tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
d. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan
dalam pemakainya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya
mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah
sosial.
e. Metode Problem Solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya
sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir,
sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode
lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik
kesimpulan.
f. Metode Tugas dan Resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana
guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar
mengajar.
17

g. Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan
mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah
untuk mempelajari/ menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu,
suatu bengkel mobil, toko serba ada, dll.
h. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode
tradisional, kerana sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai
alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses
belajar mengajar.
i. Metode Bermain
Metode bermain adalah metode yang dapat membantu penyaluran
kelebihan tenaga untuk memperoleh keseimbangan antara kegiatan
dengan menggunakan kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan
ketenangan.
j. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi
dapat pula dari siswa kepada guru.
k. Metode Bercerita
Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar
bagi anak dengan membawa cerita kepada anak secara lisan.
l. Metode Proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pengajaran yang bertitik
tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang
berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan
bermakna.
18

5. Model Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini


Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang
menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen model
pembelajaran meliputi: konsep, tujuan pembelajaran, materi/tema,
langkah-langkah/procedure, metode, alat/sumber belajar, dan teknik
evaluasi.
Ada beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di Pendidikan
Anak Usia Dini, diantaranya adalah Model Pembelajaran Klasikal, Model
Pembelajaran Kelompok dengan kegiatan pengaman, Model Pembelajaran
Berdasarkan Sudut-sudut Kegiatan, Model Pembelajaran Area, dan Model
Pembelajaran Berdasarkan Sentra. Model-model pembelajaran tersebut
pada umumnya menggunakan langkah-langkah yang relative sama dalam
sehari, yaitu : kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan akhir
atau penutup.

6. Pengelolaan Kegiatan
a. Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain
1) Hakikat Kelompok Bermain
Kelompok Bermain (KB) adalah wadah pembinaan sebagai
usaha kesejahteraan anak dengan mengutamakan kegiatan bermain
dan menyelenggarakan pendidikan prasekolah bagi anak yang
berusia sekurang-kurangnya 3 tahun sampai dengan memasuki
pendidikan dasar (Direktorat PAUD, 2006). Selain itu, Kelompok
Bermain adalah salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan non formal (PAUD Nonformal) yang
menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program
kesejahteraan bagi anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun.
19

2) Tujuan dalam pengelolaan kegiatan Kelompok Bermain


Tujuan dalam pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain
adalah memberikan pelayanan pada anak usia 2-4 tahun di
Kelompok Bermain sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar
1945 dan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II Pasal 3, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangakan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.

3) Pendekatan dalam pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain


Ada tiga prinsip pendekatan dalam pengelolaan kegiatan di
Kelompok Bermain yaitu prinsip pendidikan anak usia dini, prinsip
perkembangan anak, dan prinsip pendidikan pada Kelompok
Bermain adalah belajar melalui bermain.

b. Pengelolaan Kegiatan di Taman Penitipan Anak


1) Hakikat Taman Penitipan Anak
Taman Penitipan Anak (TPA) adalah wahana asuhan
kesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai pengganti keluarga
untuk waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya berhalangan atau
tidak punya waktu untuk memberikan pelayanan kebutuhan kepada
anaknya. Selain itu, Taman Penitipan Anak juga disebut sebagai
wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak yang
berfungsi sebagai pengganti keluarga unuk jangka waktu tertentu
selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang
cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain.
20

2) Tujuan Pengelolaan Kegiatan di Taman Penitipan Anak


a) Tujuan Pengelolaan Kegiatan di TPA untuk Anak
(1) Dapat mengembangkan kehidupan beragama
(2) Dapat mengembangkan kemandirian
(3) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa
(4) Dapat mengembangkan daya pikir
(5) Dapat mengembangkan daya cipta
(6) Dapat mengembangkan perasaan dan emosi
(7) Dapat mengembangkan keterampilan bermasyarakat dan
berkehidupan kemampuan sosial
(8) Dapat mengembangkan jasmani dan keterampilan
(9) Dapat mengembangkan proses tumbuh kembang anak secara
wajar dalam rangka membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas sejak usia dini.

b) Tujuan Pengelolaan Kegiatan di TPA untuk orang tua


(1) Membantu meningkatkan proses tumbuh kembang anak
dalam rangka membentuk Sumber Daya Manusia yang
berkualitas sejak dini
(2) Membantu rangka memantapkan fungsi keluarga khususnya
dalam meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan anak

c) Tujuan Pengelolaan Kegiatan di TPA untuk Masyarakat


Memberikan motivasi kepada masyarakat akan pentingnya
pelayanan yang terpadu (kesehatan-gizi-psikososial-agama-
pendidikan) untuk anak usia lahir sampai 3 tahun. Hal ini sebagai
upaya meletakkan dasar-dasar perkembangan yang baik pada diri
anak secara holistik sehingga anak dapat mengenal diri dan
lingkungannya.
21

3) Pendekatan dalam pengelolaan Kegiatan Taman Penitipan Anak


Pada dasarnya pendekatan dalam pengelolaan kegiatan di
Taman Penitipan Anak hampir sama dengan Kelompok Bermain.
Dalam pengelolaan kegiatan di Taman Penitipan Anak (TPA)
terdapat pula 3 prinsip yaitu Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini,
Prinsip Perkembangan Anak, dan Dasar Filsafat Pendidikan di
Taman Penitipan Anak (TPA)

c. Pengelolaan Kegiatan di Taman Kanak-kanak


1) Haikikat Taman Kanak-kanak
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu
bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang memiliki peran
penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta
mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan jembatan antar
lingkungan keluarga dengan masyarakat yang lebih luas yaitu
sekolah dasar dan lingkungan lainnya. Sebagai salah satu bentuk
pendidikan anak usia dini, lembaga ini menyediakan program
pendidikan dini sekurang-kurangnya anak usia 4 tahun sampai
memasuki jenjang pendidikan dasar.

2) Tujuan Pengelolaan kegiatan di Taman Kanak-kanak


Ada beberapa hal yang menjadi tujuan pengelolaan kelas di
Taman Kanak-kanak yaitu :
a) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan
belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan
siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin
b) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi belajar mengajar
c) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang
mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas
22

3) Pendekatan dalam pengelolaan Kegiatan di Taman Kanak-kanak


Secara umum faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas
dibagi menjadi dua golongan yaitu :
a) Faktor intern adalah siswa berhu; bungan dengan masalah emosi,
pikiran, dan perilaku. Perbedaan secara individual ini dilihat dari
segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual dan psikologis.
b) Faktor ekstern adalah siswa terkait dengan masalah suasana
lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokkan siswa,
jumlah siswa dan sebagainya.

D. Kegiatan Main yang di Observasi


1. Kelompok Bermain IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupate
Kebumen
a. Menggunting Bentuk Topi
1) Pengertian Menggunting
Kegiatan menggunting merupakan teknik dasar untuk membuat
aneka kerajinan, bentuk hiasan dari bahan kertas dengan memakai
bantuan alat pemotong, melalui menggunting dapat melatih
kemampuan motorik halus anak, menurut BS Anwir (1982:32)
menggunting adalah suatu contoh khas tentang menggeser sebagian
bahan.
Menurut Sumanto (2005:108) menggunting adalah merupakan
teknik dasar untuk membuat aneka bentuk kerajinan, bentuk hiasan,
dan gambar dari bahan kertas dengan memakai bantuan alat
pemotong. Jadi menggunting adalah tekhnik dasar untuk membuat
aneka kerajinan untuk pengembangan motorik halus anak.

2) Fungsi Menggunting
a) Melatih motorik halus
b) Stimulasi kekuatan jari dan otak
c) Melatih koordinasi mata dengan tangan
d) Melatih kesabaran
23

e) Melatih percaya diri


f) Kreativitas

3) Tujuan Menggunting
Tujuannya yaitu untuk mempersiapkan anak usia dini menuju
pendidikan tahap selanjutnya khususnya untuk menulis karena dalam
menulis dibutuhkan kekuatan otot-otot jari-jari dan koordinasi mata
dengan tangan yang dapat dilatih melalui menggunting.

2. Taman Penitipan Anak IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor


Kabupate Kebumen
a. Melukis dengan Jari
1) Pengertian Melukis dengan Jari
Menurut Gazali Solahudin ( 2008), adalah teknik melukis
dengan mengoleskan kanji pada kertas atau karton dengan jari atau
telapak tangan. Dalam aktifitas ini dapat digunakan berbagai media
dan warna, dapat menggunakan tepung kanji, adonan kue, pasir dan
sebagainya. Aktifitas ini penting dilakukan sebab akan memberikan
sensasi pada jari sehingga dapat merasakan control jarinyadan
membentuk konsep gerak membuat huruf. Sedangkan menurut
Warsono (2009), melukis dengan jari adalah melatih pengembangan
imajinasi, memperhalus kemampuan motorik halus, dan mengasah
bakat seni, khususnya seni rupa.
Jadi melukis dengan jari yaitu melukis dengan menggunakan
bahan kanji menggunakan jari dan tangan untuk melatih
kekreatifitasan dan pengembangan imajinasi anak.

2) Fungsi Melukis dengan Jari


a) Melukis sebagai Media Mencurahkan Perasaan
b) Melukis sebagai Alat Bercerita (Bahasa Visual/Bentuk)
c) Melukis berfungsi sebagai Alat Bermain
d) Melukis dapat Melatih Ingatan
24

e) Melukis dapat Melatih Berpikir Komprehensif (Menyeluruh)


f) Melukis dapat Melatih Keseimbangan
g) Melukis dapat Melatih Kreativitas Anak

3. Taman Kanak-kanak Islam Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor


Kabupate Kebumen
a. Main Peran
1) Pengertian Main Peran
Bermain peran adalah kegiatan bermain di mana anak
melakukan kegiatan meniru perilaku. Perilaku ini dapat berupa
perilaku manusia, hewan, tanaman dan kejadian. Menurut Piaget,
awal main peran dapat menjadi bukti perilaku anak. Ia menyatakan
bahwa main peran ditandai oleh penerapan cerita pada objek
(misalnya anak mengaduk pasir dalam sebuah mangkuk dengan
sekop dan pura-pura mencicipinya) dan mengulang perilaku
menyenangkan yang diingatnya (misalnya anak usia dini melihat
sebuah botol bayi, dan mencoba memberi makan sebuah boneka).
Piaget menyatakan bahwa keterlibatan anak dalam main peran dan
upaya anak mencapai tahap yang lebih tinggi dibandingkan dengan
anak lainnya yang disebut sebagai collective symbolism.
Main peran adalah praktik anak dalam kegiatan kehidupan nyata
yang memberikan kesempatan pada anak untuk membayangkan
dirinya ke dalam masa depan dan menciptakan kembali kondisi masa
lalu. Main peran mendukung perkembangan anak secara keseluruhan
kognisi, sosial, emosi dan fisik. Penelitian menunjukkan bahwa main
peran mendukung perkembangan kognitif, rangkaian ingatan,
penerimaan kosakata, konsep-konsep hubungan kekeluargaan,
pengendalian diri, pengambilan sudut pandang spasial, afeksi dan
kognisi (Gowen, 1995).
25

2) Pentingnya Bermain Peran


Pentingnya bermain peran untuk anak usia dini yaitu sebagai berikut:
a) Mempelajari diri sendiri, keluarganya, dan lingkungan
sekitarnya
b) Belajar untuk menilai dan memilih berbagai informasi
c) Belajar untuk saling berinteraksi dengan orang lain
d) Belajar menjawab dan memberikan pertanyaan
e) Belajar membangun kerja sama
f) Membangun kemampuan berkonsentrasi
g) Mempelajari keterampilan hidup (life skill)
h) Belajar untuk mengatasi rasa takut
i) Membantu anak mengembangkam berbagai macam aspek
perkembangannya

3) Tahapan Main Peran


Terdapat tiga tahapan dalam main peran yaitu :
a) Tahap I : Permainan peran meniru
Tahap pemula, pada usia satu tahun anak-anak mencoba
untuk bertingkah laku, berbicara, dan berpakaian seperti orang
yang mereka kenal.
b) Tahap II : Permainan khayalan
Pada tahap kedua, permainan anak-anak meluas
dipengaruhi oleh imajinasi anak.
c) Tahap III : Bermain sosio-drama
Tahap ketiga biasanya muncul pada usia tiga atau empat
tahun. Dan pada tahap ini anak mulai membangun hubungan
dengan sesama.
26

4) Jenis Main Peran


Dalam pendekatan BCCT (Beyond Centers Circle Time)
terdapat dua jenis bermain peran yaitu :
a) Bermain Peran Makro
Bermain peran makro adalah kegiatan bermain peran di mana
anak menggunakan diri sendiri sebagai peran dan menggunakan
alat sesuai benda aslinya seperti sesungguhnya.
b) Bermain Peran Mikro
Bermain peran mikro adalah kegiatan bermain peran di mana
seorang anak dapat memainkan beberapa peran seperti dalang
memainkan beberapa wayang.
27

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak-anak didik Kelompok Bermain Islam
Terpadu (KB IT) Al Hikmah Selokerto yang berjumlah 8 anak, anak-anak
didik Taman Penitipan Anak Islam Terpadu (TPA IT) Al Hikmah Selokerto
yang berjumlah 6 anak, anak-anak didik Taman Kanak-kanak Islam Al Hikmah
Selokerto yang berjumlah 13 anak, pendidikKelompok Bermain Islam Terpadu
(KB IT) Al Hikmah Selokerto yang berjumlah 1 pendidik, pendidik Taman
Penitipan Anak Islam Terpadu (TPA IT) Al Hikmah Selokerto yang berjumlah
1 pendidik, pendidik Taman Kanak-kanak Islam Al Hikmah Selokerto yang
berjumlah 1 pendidik dan Kepala Sekolah Kelompok Bermain Islam Terpadu
(KB IT) Al Hikmah Selokerto, Kepala Sekolah Taman Penitipan Anak Islam
Terpadu (TPA IT) Al Hikmah Selokerto dan Kepala Sekolah Taman Kanak-
kanak Islam Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen
Tahun Pelajaran 2015/2016.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu
menginterpretasikan data mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati
perilaku anak dalam situasi tertentu. Observasi dalam penelitian ini
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, selama satu satu hari
pembelajaran yaitu pada hari Senin tanggal 18 April 2016 di Kelompok
Bermain Islam Terpadu (KBIT)Al Hikmah Selokerto, pada hari Senin
tanggal 25 April 2016 di Taman Penitipan Anak Islam Terpadu (TPA)

27
28

ITAlHikmah Selokerto dan hari Kamis tanggal 2 Mei 2016 di Taman


Kanak-kanak (TK) Islam Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor
Kabupaten Kebumen. Penelitian menggunakan teknik observasi untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan aktifitas peserta didik selama
proses kegiatan pembelajaran berlangsung melalui kegiatan
“Menggunting Bentuk Topi” di Kelompok Bermain Islam Terpadu
(KB) IT Al Hikmah Selokerto, kegiatan “Melukis Dengan Jari” di
Taman Penitipan Anak Islam Terpadu (TPA IT) Al Hikmah Selokerto
dan kegiatan “Main Peran Sebagai Dokter” di Taman Kanak-kanak
Islam Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.

2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa
digunakan untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus
penelitian. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan mengadakan tanya
jawab secara langsung dengan pendidik dan pimpinan sekolah untuk
memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar melalui kegiatan
“Menggunting Bentuk Topi” di Kelompok Bermain Islam Terpadu
(KB) IT Al Hikmah Selokerto, kegiatan “Melukis Dengan Jari” di
Taman Penitipan Anak Islam Terpadu (TPA IT) Al Hikmah Selokerto
dan kegiatan “Main Peran Sebagai Dokter” di Taman Kanak-kanak
Islam Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau
bukti-bukti serta penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian.
Dokumen digunakan dengan tujuan mencari data yang berasal dari
dokumen, wawancara dan catatan yang ada hubungannya dengan objek
penelitian sebagai sumber data.
Kajian dokumentasi dilakukan terhadap berbagai dokumen atau
arsip yang ada seperti kurikulum, program kerja lembaga Kelompok
Bermain Islam Terpadu (KB) ITAl Hikmah Selokerto, Taman Penitipan
29

Anak Islam Terpadu (TPA) ITAl Hikmah Selokerto dan Taman Kanak-
kanak (TK) Islam Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten
Kebumen, rencana pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan dibuat
oleh guru, buku pelajaran, hasil observasi siswa dan daftar nilai anak.
30

BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuat tabulasi
data sebagai berikut :
- Kelompok Bermain Islam Terpadu (KB IT) Al Hikmah Selokerto
Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen

Wawancara
Wawancara
Observasi dengan Dokumentasi
dengan Pendidik
Pimpinan KB

Model Model Karena Model Dalam RPPM


pengembangan pengembangan pembelajaran dan RPPH
kegiatan yang kegiatan sentra sentra mampu tertulis model
digunakan model selain merangsang pengembangan
pengembangan pembelajarannya seluruh aspek kegiatan yang
sentra yang terfokus pada kecerdasan anak digunakan
pembelajarannya anak, (multiple adalah sentra.
berpusat pada pembelajarannya intelligent)
anak. juga berpusat di melalui bermain
sentra main dan yang terarah.
saat anak dalam
lingkaran

Dinding kelas Untuk Untuk Foto


banyak ditempeli mempercantik meningkatkan
hiasan dinding kelas supaya anak kreativitas
seperti gambar merasa betah dan pendidik dalam
balon udara. nyaman belajar di menghias kelas.
kelas. Karena kami
30
menyerahkan
31

semua urusan
kelas seperti
masalah menghias
kelas kepada wali
kelas masing-
masing.

Anak-anak Kegiatan Kegiatan Foto


melakukan Menggunting Menggunting
kegiatan dapat yang diiringi oleh
“Menggunting meningkatkan musik membuat
Bentuk Topi” kemampuan anak-anak
perkembangan menjadi senang
anak didik dan gembira
khususnya dalam karena bisa
perkembangan mengeluarkan
fisik motorik seluruh ekspresi
anak. yang ada didiri
anak-anak, serta
seluruh bagian
tubuh bergerak
secara bebas
mengikuti irama.

Alat Peraga Dengan Kegiatan Dalam RPPH


Edukatif (APE) menggunakan menggunting tertulis alat
yang digunakan , kertas karton anak dapat melatih dan bahan
gunting, lem dan akan mudah motorik halus dan yang
kertas karton karena kertasnya melatih kesabaran digunakan
kaku gunting, lem,
kertas karton

Pendidik duduk Karena model - -


membentuk pengembangan
32

lingkaran kegiatan yang


bersama anak- digunakan adalah
anak. sentra yang
berpusat pada
anak disaat
lingkaran.

Pendidik ..... dengan cara ...... selain Foto kegiatan


Memberikan menggunting meningkatkan
contoh pada anak yang benar anak kemampuan aspek
didik yaitu dapat mengontrol perkembangan
menggunting emosi. anak,menggunting
dengan benar juga dapat
meningkatkan
kemampuan
kognitif

Pendidik Dengan metode Metode -


menggunakan demonstrasi anak- demonstrasi
metode anak lebih aktif membuat kegiatan
demonstrasi dalam mengamati belajar mengajar
dalam kegiatan dan dapat lebih jelas dan
belajar-mengajar. mencobanya lebih konkrit serta
sendiri. menghindari
verbalisasi.

Pendidik Karena dengan - -


memberikan melibatkan anak
kesempatan untuk
kepada anak berpartisipasi
didik untuk dalam kegiatan
berpartisipasi belajar mengajar,
dalam seluruh anak akan
kegiatan belajar termotivasi untuk
33

mengajar. berpartisipasi
dalam seluruh
kegiatan belajar
mengajar karena
anak merasa
dibutuhkan dalam
kegiatan belajar
mengajar.

Anak-anak Kegiatan - -
antusias dalam Menggunting itu
mengikuti menyenangkan
kegiatan sehingga anak-
menggunting anak antusias
dalam mengikuti
kegiatan
menggunting
benuk topi

Pendidik Karena dengan di Supaya anak -


memberikan beri hadiah anak- merasa bangga
hadiah berupa anak merasa kerja terhadap hasil
gambar bintang kerasnya dihargai. karyanya dan
di tangan pada Sehingga anak- merasa dihargai
anak yang sudah anak merasa oleh orang lain.
selesai senang dalam
melakukan melaksanakan
kegiatan. kegiatan.

Pendidik menilai Dengan Selain Dalam RPPH


hasil kegiatan menggunakan menggunakan tertulis teknik
anak dengan penilaian model teknik penilaian penilaian yang
skala pencapaian check list, kita skala pencapaian digunakan
perkembangan dapat mengetahui perkembangan, skala
34

atau dengan cara indikator- kami juga pencapaian


checklist pada indikator yang menggunakan perkembangan
indikator- sudah dicapai teknik penilaian anak.
indikator yang oleh anak dan catatan anekdot,
sudah ada dalam yang belum di catatan hasil karya
format penilaian. capai oleh anak. dan catatan
Dan penilaian harian.
dilakukan selama
proses kegiatan
belajar
berlangsung.

Ada salah satu Kami melakukan Untuk menjalin -


orang tua anak kunjungan rumah hubungan yang
yang membantu satu bulan sekali. lebih dekat
pendidik dalam Dan orang tua dengan anggota
kegiatan sangat berperan keluarga dari anak
kunjungan dalam kegiatan didik dan supaya
rumah. Orang tua tersebut karena sekolah lebih
bersedia menjadi bersedia menjadi mengenal
tuan rumah. tuan rumah. lingkungan hidup
anak didalam
rumah.

Catatan secara umum:


Kegiatan anak-anak dalam menggunting bentuk topi merupakan fenomena
yang unik karena anak-anak sudah mampu menggunting dengan benar dan
rapi, sepanjang sepengetahuan saya di umur Kelompok Bermain biasanya
ank-anak belum bisa menggunting dengan benar karena emosinya belum
terkontrol
- Taman Penitipan Anak Islam Terpadu (TPA IT) Al Hikmah Selokerto
Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen
35

Wawancara
Wawancara
Observasi dengan Dokumentasi
dengan Pendidik
Pimpinan KB

Model Model Karena Model Dalam RPPM


pengembangan pengembangan pembelajaran dan RPPH
kegiatan yang kegiatan sentra sentra mampu tertulis model
digunakan model selain merangsang pengembangan
pengembangan pembelajarannya seluruh aspek kegiatan yang
sentra yang terfokus pada kecerdasan anak digunakan
pembelajarannya anak, (multiple adalah sentra.
berpusat pada pembelajarannya intelligent)
anak. juga berpusat di melalui bermain
sentra main dan yang terarah.
saat anak dalam
lingkaran

Dinding kelas Untuk Anak belajar -


banyak ditempeli meningkatkan rasa melalui apa yang
hasil karya anak kebanggaan ada disekitarnya
dan gambar- terhadap hasil dan apa yang
gambar hiasan karya anak karena dilihatnya. Maka
dinding. hasil karyanya di dari itu kami
pajang di dinding membuat
kelas lingkungan kelas
yang mampu
berbicara dengan
anak melalui
gambar-gambar
yang ditempel di
dinding.

Anak-anak Melukis dengan Karena melalui Foto


36

bermain di sentra jari dapat melukis dengan


bahan alam yang meningkatkan jari juga bisa
kegiatannya “ ekspresi anak melemaskan atau
Melukis dengan melalui media melatih otot-otot
jari” lukis dengan tangan,
gerakan tangan kordinasi otot
tanpa ada bantuan dan mata.
kuas dan bisa Melukis dengan
menanamkan pada jari bisa
anak agar jangan mengembangkan
takut kotor. Serta Motorik halus
bisa
mengembangkan
fantasi, imajinasi
dan kreasi

Alat Peraga Dengan Dalam kegiatan Dalam RPPH


Edukatif (APE) menggunakan melukis dengan tertulis Finjer
yang digunakan kanji dan pewarna jari kami painting.
kanji, pewarna makanan itu bahan berusaha untuk
air, piring kecil, yang tidak menyediakan
kertas HVS berbahaya untuk yang benar-benar
anak dan alami, bukan
mengenalkan pada buatan pabrik,
anak untuk ramah dengan alasan
lingkungan . keamanan anak

Pendidik duduk Karena model Karena dengan -


membentuk pengembangan duduk melingkar,
lingkaran kegiatan yang kita lebih mudah
bersama anak- digunakan adalah dalam
anak. sentra yang mengawasi anak.
berpusat pada
37

anak disaat
lingkaran.

Pendidik Dengan melukis Foto kegiatan


meminta anak- dengan jari anak-
anak untuk anak bisa melukis
melukis pada apa saja seperti
kertas HVS yang gambar bunga,
sudah disediakan mobil, ikan dll.
serta memilih
warna yang anak
suka disitu ada
warna, kuning,
merah, hijau.

Pendidik Dengan metode .Metode Foto


menggunakan demonstrasi anak- demonstrasi
metode anak lebih aktif membuat
Demonstrasi. dalam mengamati kegiatan belajar
dan dapat mengajar lebih
mencobanya jelas dan lebih
sendiri konkrit serta
menghindari
verbalisasi

Pendidik Karena dengan - -


memberikan melibatkan anak
kesempatan untuk
kepada anak berpartisipasi
didik untuk dalam kegiatan
berpartisipasi belajar mengajar,
dalam seluruh anak akan
kegiatan belajar termotivasi untuk
berpartisipasi
38

mengajar. dalam seluruh


kegiatan belajar
mengajar karena
anak merasa
dibutuhkan dalam
kegiatan belajar
mengajar.

Anak-anak Karena di sini usia -kegiatan melukis -


adayang antusias anak dari 0-2 dengan jari ada
mengikuti tahun jadi ketika saja anak yang
kegiatan melukis sudah waktunya bermain memilih
dengan jari untuk tidur dan warna yang
minum susu, anak- disukai anak
anak tersebut akan
tidur dan minum
susu.

Pendidik Karena dengan di Supaya anak -


memberikan beri hadiah anak- merasa bangga
hadiah berupa anak merasa terhadap hasil
acungan dua senang dalam karyanya dan
jempol melaksanakan merasa dihargai
kegiatan. oleh orang lain.

Pendidik menilai Dengan Selain Dalam RPPH


hasil kegiatan menggunakan menggunakan tertulis teknik
anak dengan penilaian model teknik penilaian penilaian yang
skala pencapaian check list, kita skala pencapaian digunakan
perkembangan dapat mengetahui perkembangan, skala
atau dengan cara indikator-indikator kami juga pencapaian
checklist pada yang sudah menggunakan perkembangan
indikator- dicapai oleh anak teknik penilaian anak.
indikator yang dan yang belum di catatan anekdot,
39

sudah ada dalam capai oleh anak. catatan hasil


format penilaian. karya dan catatan
Dan penilaian harian.
dilakukan selama
proses kegiatan
belajar
berlangsung.

Ada satu orang Orang tua yang Orang tua hanya -


tua yang mengantarkan mengantarkan
mengantarkan anaknya pada anaknya di pagi
anaknya pada pukul 09.00 WIB hari dan
pukul 09.00 adalah orang tua menjemput di
WIB. yang hanya siang hari. Anak-
menitipkan anak yang
anaknya dalam dititipkan di
waktu satu hari lembaga kami
karena ada adalah anak-anak
kepentingan. yang orang
tuanya sibuk
bekerja sehingga
mempercayakan
anaknya kepada
kami.

Catatan secara umum: Dalam kegiatan melukis dengan jari menggunakan


adonan warna merupakan fenomena yang luar biasa karena anak-anak
merasa senang , sepanjang pengetahuan saya dalam melukis dengan jari
menggunakan adonan warna di usia Taman Penitipan Anak (TPA) biasanya
merasa jijik karena yang dikenal dalam melukis biasanya menggunakan
bahan cat air dan cat warna.
40

- Taman Kanak-kanak (TK) Islam Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor


Kabupaten Kebumen

Wawancara
Wawancara
Observasi dengan Pimpinan Dokumentasi
dengan Pendidik
KB

Model Model Karena Model Dalam RPPM


pengembangan pengembangan pembelajaran dan RPPH
kegiatan yang kegiatan sentra sentra mampu tertulis model
digunakan model selain merangsang pengembangan
pengembangan pembelajarannya seluruh aspek kegiatan yang
sentra yang terfokus pada kecerdasan anak digunakan
pembelajarannya anak, (multiple adalah sentra.
berpusat pada pembelajarannya intelligent)
anak. juga berpusat di melalui bermain
sentra main dan yang terarah.
saat anak dalam
lingkaran

Dinding kelas Untuk Anak belajar -


banyak ditempeli meningkatkan melalui apa yang
hasil karya anak rasa kebanggaan ada disekitarnya
dan gambar- terhadap hasil dan apa yang
gambar hiasan karya anak karena dilihatnya. Maka
dinding. hasil karyanya di dari itu kami
pajang di dinding membuat
kelas lingkungan kelas
yang mampu
berbicara dengan
anak melalui
gambar-gambar
yang ditempel di
41

dinding.

Anak-anak Bermain peran Karena melalui Foto


bermain di sentra dapat bermainperan,
main peran yaitu meningkatkan para anak didik
“bermain peran kemampuan mencoba
sebagai Dokter” bahasa anak dan mengeksploitasi
mengembangkan masalah-masalah
daya khayal hubungan antar
(imajinasi) anak manusia dengan
dalam cara
memerankan memperagakannya
kehidupan orang sebagai orang lain.
lain.

Alat Peraga Dengan Dalam kegiatan Dalam RPPH


Edukatif (APE) menggunakan bermain peran, tertulis
yang digunakan boneka dan alat kami berusaha boneka.
boneka dan alat perlengkapan untuk
perlengkapan dokter, anak-anak menyediakan alat
dokter. akan merasa peraga yang sesuai
sebagai dokter dengan apa yang
sungguhan. diperankannya.

Pendidik duduk Karena model Karena dengan -


membentuk pengembangan duduk melingkar,
lingkaran kegiatan yang kita lebih mudah
bersama anak- digunakan adalah dalam mengawasi
anak. sentra yang anak.
berpusat pada
anak disaat
lingkaran.
42

Pendidik Dengan bermain Dengan bermain Foto kegiatan


meminta anak- peran sebagai peran diharapkan
anak untuk dokter, anak-anak anak didik mampu
memerankan akan menghayal menghayati tokoh
dirinya sebagai bahwa dirinya yang dikehendaki,
dokter. adalah dokter keberhasilan anak
sungguhan yang didik dalam
sedang menghayati peran
memeriksa itu akan
pasiennya. menetukan apakah
proses
pemahaman,
penghargaan dan
identifikasi diri
terhadap nilai
berkembang

Pendidik Dengan metode Metode bermain -


menggunakan bermain peran peran melatih anak
metode bermain memberikan didik untuk
peran. kesempatan berperan aktif
kepada siswa dalam kehidupan
untuk nyata.
mengeksplorasi
situasi dimana
mereka
mengalami
emosi, perbedaan
pendapat dan
permasalahan
dalam lingkungan
kehidupan sosial
anak
43

Pendidik Karena dengan - -


memberikan melibatkan anak
kesempatan untuk
kepada anak berpartisipasi
didik untuk dalam kegiatan
berpartisipasi belajar mengajar,
dalam seluruh anak akan
kegiatan belajar termotivasi untuk
mengajar. berpartisipasi
dalam seluruh
kegiatan belajar
mengajar karena
anak merasa
dibutuhkan dalam
kegiatan belajar
mengajar.

Anak-anak ada Karena di sini - -


yang antusias usia anak dari 0-2
mengikuti tahun jadi ketika
kegiatan bermain sudah waktunya
peran sebagai untuk tidur dan
dokter dan ada minum susu,
anak yang asyik anak-anak
minum susu. tersebut akan
tidur dan minum
susu.

Pendidik Karena dengan di Supaya anak -


memberikan beri hadiah anak- merasa bangga
hadiah berupa anak merasa terhadap hasil
lipatan kertas senang dalam karyanya dan
origami melaksanakan merasa dihargai
44

berbentuk baju. kegiatan. oleh orang lain.

Pendidik menilai Dengan Selain Dalam RPPH


hasil kegiatan menggunakan menggunakan tertulis teknik
anak dengan penilaian model teknik penilaian penilaian yang
skala pencapaian check list, kita skala pencapaian digunakan
perkembangan dapat mengetahui perkembangan, skala
atau dengan cara indikator- kami juga pencapaian
checklist pada indikator yang menggunakan perkembangan
indikator- sudah dicapai teknik penilaian anak.
indikator yang oleh anak dan catatan anekdot,
sudah ada dalam yang belum di catatan hasil karya
format penilaian. capai oleh anak. dan catatan harian.
Dan penilaian
dilakukan selama
proses kegiatan
belajar
berlangsung.

Diadakan Supaya guru Agar guru dan -


parenting setiap mengertahui orang tua dapat
sebulan sekali perkembngan berkomunikasi
anak dirumah

Catatan secara umum: Kegiatan anak-anak dalam main peran menjadi dokter
merupakan kegiatan yang menarik dan. Ketika anak Taman Kanak-kanak mampu
bermain peran menjadi dokter tanpa bantuan guru dan guru tidak memberi contoh
figur seorang guru terlebih dahulu. Karena sepanjang pengetahuan saya, anak
Taman Kanak-kanak biasanya bermain peran dengan diberi contoh terlebih
dahulu.
45

B. Analisis Kritis
1. Kelompok Bermain (KB) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor
Kebumen
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan anak
“Meggunting Bentuk Topi” merupakan kegiatan yang bermaksud untuk
mengembangkan kemampuan fisik motorik halus. Pengembangan
kemampuan Menggunting Bentuk Topi merupakan salah satu program
dalam pendirian Kelompok Bermain (KB) IT Al Hikmah Selokerto
Sempor Kabupaten Kebumen. Dalam kegiatan Menggunting
Bentuk Topi ini mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Hal ini
sesuai dengan pendapat Profesor Janet W. Lerner yaitu motorik halus
adalah keterampilan menggunakan media dengan koordinasi antara mata
dan tangan.
Dengan pembelajaran yang dilakukan guru dengan mencetak pasir
adalah untuk menambah pengalaman anak dan mampu
mengeksplorasidengan bahan dan media berupa pasir. Hal ini sesuai
pendapat yang dikemukakan oleh Dodge (1991) adalah cara anak bermain
dengan air dan pasir tidak sama. Seorang anak mungkin lebih
berpengalaman bermain pasir daripada anak lain dan anak yang lainnya
mungkin lebih berpengalaman dengan air. .
Selain mengembangkan kemampuan fisik motorik dan kognitif,
ada hal yang masih perlu diperhatikan dalam memilih kegiatan
menggunting bentuk topi ini yaitu untuk membantu anak mengontrol
emosi dan mampu bermain dengan teman yang kaitannya dengan
hubungan sosial. Anak akan merasa senang, puas, percaya diri dan bangga
atas hasil yang telah dilakukannya dengan usaha sendiri. Sangat bijaksana
bila anak–anak dibiarkan menemukan sendiri keingintahuannya dan
biarkan anak menjelaskan sendiri.
Media yang digunakan dalam kegiatan mencetak di Kelompok
Bermain (KB) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten
Kebumen diantaranya gunting, lem, dan kertas karton..
46

Di Kelompok Bermain (KB) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan


Sempor Kabupaten Kebumen mengembangkan model pembelajaran yaitu
model sentra. Sentra dapat diartikan sebagai permainan dan kegiatan yang
disusun sedemikian rupa untuk memberikan semangat pada kegiatan–
kegiatan pembelajaran secara khusus, yaitu berhubungan dengan
kehidupan keluarga, musik, seni, sains, balok bangunan, dan seni
berbahasa (Gilley & Gilley,Gilley,1980). Sentra juga dapat diartikan
sebagai zona atau area main anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat
main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk
mendukung perkembangan anak dalam 3 jenis main yaitu sensorimotor
atau main fungsional, main fungsional, main peran dan main
pembangunan (Depdiknas, 2006 ).
Dalam pembelajaran yang dikembangkan di Kelompok Bermain
(KB) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen
dengan bermain dan berinteraksi dengan teman, bermain dengan media
dan alat yang disediakan dalam satu ragam main. Hal itu sesuai dengan
pendapat Pestalozzi yang percaya bahwa anak–anak belajar melalui
interaksi langsung dengan anak lain dan lingkungannya.John Dewey
dengan penekanannya pada belajar sambil bekerja dan hubungan organik
antara pendidikan dan pengalaman seseorang.
Di lembaga Kelompok Bermain (KB) IT Al Hikmah Selokerto
Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen menggunakan beberapa sentra
pembelajaran diantaranya, sentra persiapan, sentra seni, sentra bahan
alam,sentra balok,sentra main peran dan sentra olah tubuh. Pembelajaran
tersebut disesuaikan dengan indikator perkembangan anak. Beberapa
sentra lain yang sering dikembangkan di lembaga PAUD adalah: sentra
seni, sentra manipulatif (bongkar pasang), sentra matematika, sentra sains,
sentra bahasa, dan sentra menyimak (Rowen, Byrne, & Winter, 1980) Di
Indonesia sendiri, Sekolah Al Falah sebagai percontohan nasional
penerapan pendekatan sentra selama ini menerapkan 7 jenis sentra , yaitu
sentra bahan alam, sentra main peran besar, sentra main peran kecil, sentra
seni, sentra balok, sentra imtaq, dan sentra persiapan (Wismiarti, 2004).
47

Pada sentra persiapan di Kelompok Bermain IT Al Hikmah


Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen diatapnya banyak
terdapat hiasan bergantung dan dilengkapi media atau alat peraga edukatif
yang mendukung kegiatan di sentra persiapa.Hal itu sependapat dengan
apa yang diuraikan oleh (Lowenfeld & Brittain, 1987). Jika bermain di
lumpur, kesan pertama anak adalah halaman belakang, kemudian tanah
berwarna cokelat, bahkan jika tertutup dengan rumput. Penataan ruangan
yang luas dan leluasa dengan ditempatkan diluar akan memberikan ruang
gerak bebas kepada anak sehingga anak akan menyenangi pembelajaran.
Menurut Montessori(1966) dan lainnya yang menyatakanbahwa
lingkungan atau alam sekitar yang mengundang anak untuk menyenangi
pembelajarannya. Bermain dengan media permainan yang
dipersiapkanpun menjadi penting seperti yang juga ditekankan oleh Mayke
(1995) dalam bukunya Bermain dan Permainan.
Dalam buku tersebut Mayke menyatakan bahwa belajar dengan
bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi,
mengulang–ngulang, menemukan sendiri, bereksplorasi dan
mempraktekkan bermacam konsep. Menurut Frost ( 1992) halaman
bermain yang baik meningktakan intensitas permainan serta luasnya
perilaku bermain anak.
Didalam pendirian lembaga disebutkan salah satu misi Kelompok
Bermain (KB) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten
Kebumen adalah mengarahkan potensi aqliyah, ruhiyah, jasadiyah yang
bermuara pada pendidikan islam. Oleh sebab itu sejak awal dikatakan
bahwa upaya penanaman dan pengembangan perilaku moral yang
dilakukan orang tua pada anaktidak dapat dipisahkan dari proses
sosialisasi yang terjadi antara mereka. (Dini P,1996, halaman 133-134).
Oleh sebab itu di Kelompok Bermain (KB) IT Al Hikmah
Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen penanaman akhlak
sebagai pembentukan karakter sangat ditekankan. Hal itu karena sebagai
dasar anak nantinya dalam berperilaku di masyarakat. Pemberian contoh
dan pujian sealau diterapkan untuk mendukung dalam pembentukan
48

pembiasaan dalam berperilaku. Menurut Kohlberg, pada awalnya anak


berperilaku baik agar ia mendapatkan pujian dan terhindar dari hukuman,
dan agar ia diterima oleh lingkungan sekitar dan terhindar dari ancaman
orang lain.
Didalam kegiatan anak usia dini, kegiatan menggunting bentuk
topiperlu dijelaskan cara kerjanya supaya anak mampu berkreasi dan
berimajinasi dengan media yang ada. Pemberian metode yang tepat di
Kelompok Bermain (KB) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor
Kabupaten Kebumen adalah dengan metode demonstrasi. Menurut
Muhibbin Syah (2000) metode demonstrasi adalah metode mengajar
dengan cara memperagakan barang, kejadian,aturan dan urutan melakukan
suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan.
Sementara pandangan psikolog perilaku mengatakan bahwa
perilaku moral adalah hasil dari pemberian renforcement (penguatan)
“hukuman“ dan “model“ dari orang tua. Hukuman tidak boleh dilakukan
karena anak belu mengerti perilaku yang dilakukan baik atau tidak.
Sebagai orang tua kita memberikan bimbingan agar anak dapat
memperbaiki perilakunya. Orang tua juga harus punya pengetahuan yang
cukup tentang pengetahuan baik tentang anak, agama dan lain
sebagainya.Untuk mengintegrasikan hal itu di Kelompok Bermain (KB)
IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen
mempunyai program dengan orang tua yaitu parenting dan POMG.
Secara umum, Kelompok Bermain (KB) IT Al Hikmah Selokerto
Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen telah mempunyai kegiatan-
kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan tersebut disusun sesuai dengan
perkembangan anak supaya kemampuan yang dimiliki anak semakin
berkembang optimal. Prioritas pengembangan kegiatan menggunting
bentuk topi pada hakikatnya mengembangkan kemampuan fisik motorik
dan kemampuan kognitif. Amelia (dalam Nia Nurida, 2012:10)
menyatakan bahwa kegiatan menggunting tidak hanya menyenangkan,
49

kegiatan menggunting melatih motorik halus anak dimulai dari garis lurus,
garis zigzag, garis lengkung, bentuk geometri hingga pola-pola lainnya.
Kegiatan menggunting ini bertujuan untuk melatih koordinasi tangan dan
mata yang merupakan persiapan menulis. MenurutBS Anwir (1982:32)
menggunting adalah suatu contoh khas tentang.menggeser sebagian bahan

2. Taman Penitipan Anak (TPA) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan


Sempor Kabupaten Kebumen
Dari kegiatan “Melukis Dengan Jari“merupakan kegiatan yang
bermaksud mengembangkan kemampuan dalam motorik halus. Namun di
Taman Penitipan Anak(TPA) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor
KabupatenKebumen menanamkan kemampuan dalam berkreasi dan hal
tersebut sependapat dengan pandangan Wtarsono (2009) melukis dengan
jari adalah melukis dengan jari, melatih pengembangan imajinasi,
memperhalus kemampuan motorik halus, dan mengasah bakat seni,
khususnya seni rupa. Menurut LIM Imandala (2007 : 11) Aktifitas ini
penting dilakukan sebab akan memberikan sensasi pada jari sehingga
dapat merasakan kontrol gerakan jarinya dan membentuk konsep gerak
membuat huruf.
Taman Penitipan Anak (TPA) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan
Sempor Kabupaten Kebumen banyak terdapat tempelan gambar-
gambar.Hal ini sejalan dengan pendapat Brian Cambourne (1988)
mengenai ketenggelaman (immersion) yaitu “tenggelam“ dalam suatu
keadaan, lingkungan dan kondisi yang dipenuhi oleh gambar-gambar.
Lingkungan yang nyaman juga sangat mendukung dalm
menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan otak, mental dan
kepribadian anak dalam hal ini sesuai dengan pendapat Rousseau dan
Pestalozzi yang menekankan pada pentingnya kondisi lingkungan yang
bebas dan penuh kasih sayang agar potensi yang dimiliki anak dapat
berkembang secara optimal. Hal senadajuga diungkapkan oleh Montessori
50

yang menekankan bahwa ketika bermain akan mempelajari dan menyerap


segal sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
Dalam misi pendirian Taman Penitipan Anak IT Al Hikmah IT
Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen tertulis dengan jelas
bahwa:
 Mengarahkan potensi aqliyah, ruhiyah,dan jasadiyah yang bermuara
pada pendidikan islam.
 Menciptakan lingkungan sekolah sebagi suatu tempat belajar yang aman,
nyaman, dan menyenangkan.
Untuk mewujudkan potensi anak yang sesuai dengan pendidikan
islam, pendidikan lebih diarahkan dalam kegiatan baik berdoa, bernyanyi
islam dan pembiasaan yang baik. Hal ini sependapat dengan yang diuraikan
oleh Martin Luther menyatakan bahwa tujuan utama pendidikan adalah
mengajarkan agama, adapun model pengajaran agama pada anak yang
terbaik adalah melalui pembiasaan. Sementara Pestalozzi yang menyatakan
bahwa pendidikan sebaiknya mengikuti sifat-sifat bawaan anak.
Melalui pengasuhan dan pendidikan yang berdasarkan moral
agama yang diarahkan oleh pendidik Taman Penitipan Anak (TPA) IT Al
Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen diharapkan
untuk jenjang pendidikan selanjutnya anak-anak mampu bergaul dalam
lingkungan. Menurut John Dewey berpandangan bahwa pendidikan
merupakan alat rekonstruksi sosial yang paling efektif dan konstruktif untuk
memperbaiki kehidupan masyarakat. George Counts menyatakan bahwa
pendidikan sanggup mengatur dan mengendalikan perubahan sosial (social
engineering).
Secara umum Taman Penitipan Anak (TPA) IT Al Hikmah
Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen telah mempunyai
kegiatan-kegiatan yang terarah. Kegiatan telah disusun sesuai teori bidang
pengembangan bahasa sehingga kemungkinan dapat mencapai hasil belajar
yaitu mendengarkan cerita. Prioritas kegiatan pengembangan bahasa karena
untuk melatih anak dapat berkomunikasi dengan benar.
51

3. Taman Kanak-kanak (TK) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor


Kabupaten Kebumen
Dalam kegiatan “Main Peran Menjadi Dokter” pada Taman
Kanak-kanak (TK) Islam Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor
Kabupaten Kebumenadalah salah satu pengembangan kegiatan
kemampuan kognitif pada anak. Menurut Piaget(1972) anak TK berada
pada fase perkembangan praoperasional menuju konkret.Sylva, Bruner
dan Paul (1976:155) menyatakan bahwa dalam bermain prosesnya lebih
penting dari pada hasil akhirnya, karena tidak terikat dengan tujuan yang
ketat. Dalam bermain anak dapat mengganti, merubah, menambah, dan
mencipta sesuatu. Garvey (2002 : 110) dalam salah satu tulisannya
mengemukakan adanya lima pengertian yang berkaitan dengan bermain
yaitu :
a. Bermain adalah sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai positif
bagi anak.
b. Bermain tidak mempunyai tujuan ekstrinsik, namun motivasinya lebih
bersifat intrinsik.
c. Bermain bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan
dan bebas dipilih oleh anak.
d. Bermain melibatkan peran aktif keikutsertaan anak.
e. Bermain memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu
yang bukan bermain misalnya kemampuan kreativitas, kemampuan
memecahkan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial, dan lain
sebagainya.
Di dinding Taman Kanak-anak (TK) IT Al Hikmah Selokerto
Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen ditempeli berupa gambar-
gambar hasil lukisan anakMenurut Kenneth M Lansing menjelaskan
gambar itu mempunyai manfaat ganda bagi anak: manfaat perkembangan
mental (pikiran, perasaan, kepribadian) dan manfaat praktis
pengembangan pengamatan (intelegensi visual).
Sesuai dengan misipendirian Taman Kanak-kanak (TK) Isam Al
Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen yang
52

mengembangkan semua aspek perkembangan anak mulai dari


perkembangan kognitif, bahasa, sosial emosi, konsep diri yang pada
akhirnya akan digunakan oleh anak dalam pendidikan dan pengalaman
belajarnya. Juga memperhatikan perkembangan dan kecerdasan jamak
sesuai pendapat Howard Garner.Sehingga anak punya bekal pengetahuan
yang luas, punya daya nalar, kreativitas (daya cipta), kemampuan
berbahasa serta daya ingat (Tedjasaputra, 2001).
Secara umum Taman Kanak-kanak (TK) Islam Al Hikmah
Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen telah meyediakan
kegiatan dalam pengembangan kegiatan fisik motorik, bahasa, kognitif,
nilai agama dan moral dan social emosional.
53

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai
berikut :
1. Kelompok Bermain (KB) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor
Kabupaten Kebumen
a. Kelompok Bermain (KB) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor
Kabupaten Kebumen mempunyai program pengmbangan pada bidang
fisik motorik dengan mengenalkan kegiatan motorik halus dengan
“Menggunting Bentuk Topi” yang bertujuan untuk mengembangkan
daya imajinasi dan kreativitas anak
b. Pengembangan fisik motorik pada Kelompok Bermain (KB) IT Al
Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen melalui
kegiatan menggunting bentuk topi sehingga anak dapat berkembang
kemampuan motorik halusnya.
c. Lingkungan kelas di Kelompok Bermain (KB) IT Al Hikmah
Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen disiapkan sedemikian rupa
untuk kemampuan dalam bidang fisik motorik, terutama motorik halus
untuk dapat menggunting bentuk topi.

2. Taman Penitipan Anak (TPA) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan


Sempor Kebumen
54

a. Taman penitipan Anak (TPA) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan


Sempor Kabupaten Kebumen mempunyai program pengembangan
dalam kegiatan “Melukis dengan Jari” yang bertujuan menggali
kekreatifitasan anak dan berimajinasi melalui warna.

3. Taman Kanak-kanak (TK)Islam Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor


Kabupaten Kebumen
Taman Kanak-kanak53 (TK) Islam Al Hikmah Selokerto
KecamatanSempor Kabupaten Kebumen mempunyai program dalam
pengembangan kognitif dan emosional yaitu dengan meletakkan dasar
yang kuat supaya anak mampu bersosial dengan teman dan masyarakat
sekitar.Melalui kegiatan “Main Peran sebagai Dokter”Kemampuan
dasar ini sebagai kemampuan awal bermasyrakat.

B. Saran-Saran
1. Kelompok Bermain (KB) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor
Kabupaten Kebumen
a. Dalam kegiatan “Menggunting Bentuk Topi” di Kelompok Bermain
(KB) IT Al Hikmah Selokerto Sempor Kebumen sebaiknya
menggunakan media kertas warna warni agar menambah perhatian dan
daya tarik anak.
b. Pengembangan kegiatan“Menggunting Bentuk Topi”di Kelompok
Bermain (KB) IT Al Hikmah Selokerto Sempor Kebumen harus
disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.

2. Taman Penitipan Anak (TPA) IT Al Hikmah Selokerto Kecamatan


Sempor Kabupaten Kebumen
a. Dalam kegiatan “Melukis Dengan Jari”di Taman Penitipan Anak
(TPA) IT Al Hikmah Selokerto Sempor Kebumen sebaiknya
menggunakan warna yang beragam dan menarik.
55

b. Pengembangan kegiatan“Melukis Dengan Jari” sebaiknya


memperhatikan tingkat perkembangan yang akan dicapai sesuai dengan
kegiatan yang menarik sesuai usia.

3. Taman Kanak-kanak (TK) Islam Al Hikmah Selokerto


KecamatanSempor Kabupaten Kebumen
a. Dalam kegiatan “Main Peran Sebagai Dokter”di Taman Kanak-
kanak (TK) Islam Al Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor
KabupatenKebumen sebaiknya menggunakan media berupa benda
langsung melalui permainan.
b. Pengembangan kegiatan“Main Peran Sebagai Dokter”sebaiknya
memperhatikan kemampuan anak usia TamanKanak-kanak(TK)
dengan memperhatikan perkembangan setiap individu.
56

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nugraha, dkk ( 2010), Kurikulum dan Bahan Belajar Anak, Jakarta
Universitas Terbuka
Anggani Sudono (2006), Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan
Anak Usia Dini, Jakarta Grasindo
B.E.F Montolalu, dkk ( 2010), Bermain dan Permainan Anak, Jakarta Universitas
Terbuka
Badru Zaman, (2010), Media dan Sumber Belajar TK, Jakarta Universitas
Terbuka
Durri Andriani, dkk (2013), Metode Penelitian, Jakarta Universitas Terbuka
Hajar Pamadhi ( 2013), Seni Keterampilan Anak, Jakarta Universitas Terbuka
IGAK, Wardhani, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta Universitas Terbuka
Luluk Asmawati, dkk (2012), Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia
Dini, Jakarta Universitas Terbuka
Masitoh, dkk ( 2009),Strategi Pembelajaran TK, Jakarta Universitas Terbuka
Nurbiana Dhieni, dkk, (2009), Metode Pengembangan Bahasa, Jakarta
Universitas Terbuka
Otib Satibi Hidayat, ( 2008), Metode Pengembangan Moral Dan Nilai-Nilai
Agama, Jakarta Universitas Terbuka
Sri EstiWuryani Djiwandono, (2005), Konseling dan Terapi, Jakarta Grasindo
Tim PG-PAUD Universitas Terbuka (2013), Analisis Kegiatan Pengembangan
Pendidikan Anak usia Dini, Jakarta Universitas Terbuka
Winda Gunarti (2012), Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar
Anak Usia Dini, Jakarta Universitas Terbuka
57

Yuliani Nurani Sujiono, dkk ( 2009), Metode Pengembangan Kognitif, Jakarta


Universitas Terbuka
58

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai