Imunologi Reproduksi
Imunologi adalah ilmu yang luas, mencakup peneitian dasar sampai dengan aplikasi
klinis. imunologi belajar antigen, antibodi dan fungsi pertahanan tubuh penjamu yang
diperantai oleh sel, terutama yang berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit,
reaksi biologis hipersensitif, elergi dan penolakan jaringan asing. Jika sistem kekebalan
tubuh melemah, kemampuan melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan
patogen termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu dapat berkembang dalam
tubuh. Sistem pengawasan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor dan
terhambatnya ini juga telah melaporkan risiko sistem terkena beberapa jenis kanker.
Sistem imunologi adalah sistem yang tahan tubuh dengan menolak berbagai benda
yang masuk ke tubuh.
Adapun fungsi sistem imunologi adalah sebgai berikut :
Pembentuk kekebalan tubuh.
Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Pendeteksi adanya abnormal, infeksi dan patogen yang berbahaya.
Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh. Sistem imun membentuk
beberapa lapisan pertahanan tubuh.
Organ Reproduksi Pria dan Reproduksi Wanita
Organ Reproduksi Pria dan Reproduksi Wanita
1. Anatomi Fisiologi Organ Seks Pria
Fungsi esensial sistem reproduksi pria adalah menghasilkan sperma (spermatogenesis),
menyalurkan sperma ke wanita. Organ penghasil sperma (testis) tergantung di luar
rongga abdomen dalam suatu kantong berlapis kulit (skrotum). Kelenjar seks tambahan
pria utama, yang sekresinya membentuk sebagian besar semen, adalah vesikula
seminalis (60%), kelenjar prostat, dan kelenjar cowper (bulbouretralis). Penis adalah
organ yang digunakan untuk meletakkan semen pada wanita. Sperma keluar dari
masing-masing testis melalui saluran reproduksi pria, yang masing-masing terdiri dari
epididimis, duktus (vas deferens), dan duktus ejakulatorius. Saluran reproduksi ini
mengosongkan isinya ke sebuah uretra, saluran yang berjalan di sepanjang penis dan
mengosongkan isinya ke eksterior. Sepasang vesikula seminalis yang berbentuk kantong
mengalirkan isinya ke dalam bagian terakhir kedua duktus deferens, satu di
masingmasing sisi. Fungsi vesikula seminalis menghasilkan fruktosa sebagai sumber
energi utama sperma, mengeluarkan prostaglandin yang merangsang kontraksi otot
polos saluran reproduksi pria dan wanita sehingga transpor sperma lebih mudah. Selama
rangsangan seksual, kelenjar cowper mengeluarkan bahan mirip mukus yang
menghasilkan pelumas untuk hubungan seksual. Epididimis dan duktus deferens
berfungsi sebagai jalan keluar sperma dari testis. Sewaktu meninggalkan testis, sperma
belum mampu bergerak dan membuahi. Sel ini memperoleh kedua kemampuan tersebut
sewaktu mengalir melalui epididimis. Proses pematangan sperma terjadi di epididimis
dirangsang oleh testosteron. Peningkatan kemampuan sperma di saluran reproduksi pria
dan wanita disebut kapasitasi. Duktus deferens berfungsi sebagai tempat penting bagi
penyimpanan sperma. b. Tindakan Seksual Pria Tindakan seks pria melibatkan 2
komponen yaitu mengerasnya penis yang normalnya lunak agar penis dapat masuk
dalam vagina (ereksi), dan penyemprotan kuat semen ke dalam uretra dan keluar penis
(ejakulasi). Ejakulasi mencakup 2 fase yaitu:
(1) Fase emisi (pengosongan sperma dan sekresi kelenjar seks/semen ke dalam uretra).
Impuls saraf simpatis menyebabkan rangkaian kotraksi otot polos di prostat, saluran
reproduksi dan vesikula seminalis. Aktivitas kontraktil ini mengalirkan cairan prostat,
kemudia sperma, dan akhirnya cairan vesikula seminalis (disebut semen) ke dalam uretra.
Selama waktu ini, sfingter di leher kandung kemih tertutup rapat untuk mencegah
semen masuk ke kandung kemih.
(2) Fase ekspulsi (pengeluaran semen secara kuat dari penis). Pengisian uretra oleh
semen memicu impuls saraf yang mengaktifkan serangkaian otot di pangkal penis.
Kontraksi ritmik otot-otot ini terjadi pada interval 0,8 detik dan meningkatkan tekanan di
dalam penis, memaksa semen keluar melalui uretra ke eksterior.
2. Anatomi Fisiologi Organ Seks Wanita
Fungsi esensial sistem reproduksi wanita mencakup membentuk ovum (oogenesis),
menerima sperma, tempat fertilisasi/konsepsi, kehamilan/gestasi (termasuk
pertumbuhan dan perkembangan plasenta), partus, laktasi. Ovarium dan saluran
reproduksi wanita terletak di dalam rongga panggul. Saluran reproduksi wanita terdiri
dari: dua oviduktus (tuba fallopii) yang berkaitan erat dengan kedua ovarium, mengambil
ovum saat ovulasi dan berfungsi sebagai tempat fertilisasi. Uterus yang berongga dan
berdinding tebal terutama berperan memelihara janin selama masa perkembangannya
dan mengeluarkannya pada akhir kehamilan. Vagina adalah saluran yang mengandung
otot dan dapat teregang yang menghubungkan uterus dengan lingkungan eksternal.
Bagian terbawah uterus (serviks), menonjol ke dalam vagina dan mengandung satu
pembukaan kecil (kanalis servikalis). Sperma diendapkan di vagina oleh penis selama
hubungan seksual. Kanalis servikalis adalah jalur bagi sperma untuk mencapai tempat
pembuahan di oviduktus melalui uterus dan ketika mengalami pelebaran hebat sewaktu
persalinan merupakan saluran bagi pengeluaran bayi di uterus. Lubang vagina terletak
antara lubang uretra dan lubang anus. Genetalia eksternal wanita secara kolektif disebut
sebagai vulva.
Fungsi Sistem Imunologi
Fungsi Sistem Imunologi
Melindungi tubuh dari infeksi penyakit menghancurkan dan mennghilangkan
mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, virus, parasit, jamur dan tumor) yang
masuk kedalam tubuh, menghilangkan jaringan atau sel yang mati atau rusak untuk
perbaikan jaringan, menggenali sel atau jaringan Yang tidak normal. Sasaran utama yaitu
bakteri, patogen dan virus. Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma,
makrofag, dan sel mast).
Antigen
Antigen (imunogen) adalah suatu bahan yang dimasukkan ke dalam tubuh dapat
membangkitkan respons imun seluler maupun humoral. Antigen karaktristik yang sangat
menentukan imunogenitas respomn imun adalah sebagai berikut: Sebuah). Asing
(berbeda dari self): pada umumnya, molekul yang bersifat self tidak bersifat imunogenik;
untuk menimbulkan respon imun, molekul harus dikenal sebagai nonself.
a) Ukuran molekul: molekul yang berat kurang dari 10.000 (misalnya asam amino)
tidak bersifat imunogenik. Mereka hanya bisa menjadi imunogenik hanya jika bergabung
dengan protein pembawa.
b) Komplekstisitas kiiawi dan struktur: jumlahhtetu kompleksitas kmiawi yang
diperlukan. Contohnya: polimer homo lebih imunogenik dibanding heteropolimer.
c) Determinan antigeik (epitop): unit menempati dari suatu antigen kompleks yang
dapat diikat oleh antiboddi isebu antigen atau epitop.
d) Tatanan genetik penjamu: dua strain bintang yang dari spesies yang sama dapat
merespon secara berbeda terhadap antigren yang sama karena perbedaan komposisi
gen respon imun.
e) Dosis, cara dan mempersembahkan antigen: respons imun dapat dioptimalkan
dengan cara menentukan antigen dosis denga cermat.
Antibodi
Antibodi adalah protein imunoglobulin yang disekresi oleh sel B yang teraktifasi oleh
antigen. Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk
melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia. Antibodi mengandung
Imunoglobulin (Ig). Ig yang dibentuk oleh sel plasma (proliferasi sel B) akibat kontak /
dirangsang oleh antigen. Macam Imunoglobulin: Ig G, Ig A, Ig M, Ig E dan IgD.
Antibodi mempunyai sifat yang sangat luar biasa, karena untuk membuat antibodi
spesifik untuk masing-masing musuh merupakan proses yang luar biasa, dan pantas
dicermati. Proses ini dapat terwujud hanya jika sel-sel B mengenal struktur musuhnya
dengan baik. Dan, di alam ini.
Macam-Macam Imunologi
Macam-Macam imunologi
I.Imunitas Pasif
Imunitas pasif diperankan oleh antibodi atau limfosit yang telah dibentuk sebelumnya
didalam tubuh penjamu yang lain. dipersembahkan secara pasif antibodi (dalam
antiserum) terhadap bakteri menyebabkan antitoksin tersedia dengan cepat dalam
jumlah berlebih untuk menetralkan toksin. Keuntungan utama imunitas pasif dengan
antibodi yang telah dibentuk sebelumnya (siap pakai) adalah antibodi tersedianya dalam
jumlah banyak secara cepat. Kerugiannya adalah jangka waktu antibodi yang pendek
dan reaksi hipersensitivitas yang dapat terjadi jika diiberikan antibodi (imunoglobulin)
dari spesies lain.
II.Imunitas Aktif
Imunitas aktif diinduksi setelah kontak dengan antigen. Kontak ini dapat berupa Infeksi
klinis atau sub klini, imunisasi dengan agen infeksius yang masih hidup atau sudah mati
atau antigennya, paparan terhadap hasil mikroba atau transplantasi se lasing. Pada
semua keadaan ini, tubuh penjamu aktif membentuk antibodi dan sel limfoid yang
mampu merespon antigen. Keuntungan imunitas aktif adalah imunitas bersifat jangka
panjang. Kerugiaanya adalah onset imunitas lambat dan membutuhkan kontak dengan
antigen lebih lama atau kontak ulangan
Antibodi Antisperma
Antibodi Antisperma
Antibodi Antisperma adalah sel-sel yang menyerang sperma normal. Jika di dalam tubuh
terdapat antibody antisperma, maka sperma normal akan dianggap sebagai benda asing
sehingga sperma akan diserang dan dirusak. Pada umumnya sperma terlindungi dari
system imun dengan adanya lapisan pelindung yang disebut blood-testes barier. Barier
ini berfungsi untuk mencegah sel-sel system imun agar tidak bisa bercampur dengan
sel-sel lainnya.
Seperti namanya, WebMD menjelaskan bahwa antibodi antisperma ini adalah antibodi
yang menyerang atau melawan sperma. Hal itu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh
secara keliru menganggap sperma dalam air mani pria sebagai penyerang atau musuh,
kemudian merusak dan membunuhnya.
Antibodi antisperma ini dapat terjadi pada pria maupun wanita, namun bukanlah sesuatu
yang umum terjadi. Meskipun jarang, kondisi ini juga merupakan salah satu penyebab
infertilitas yang tidak diketahui dan sulit hamil.
Antibodi antisperma (ASA) pada tubuh laki-laki
Dalam kondisi sehat, sperma dilindungi oleh testikel dan tidak mengalami kontak
dengan darah. Antibodi sendiri terdapat dalam darah. Artinya, sperma dan antibodi
idealnya tidak saling bertemu. Akan tetapi, karena penyakit tertentu, cedera, infeksi, atau
tindakan operasi di area testis, kontak antara sperma dan darah yang mengandung
antibodi bisa terjadi. Kedua komponen seharusnya tidak pernah bertemu, maka tidak
heran bila selanjutnya antibodi mengenali sperma sebagai musuh. Sejak itulah, tubuh
kemudian memproduksi ASA.
Ketika antibodi bertemu dengan benda yang dianggap asing, maka respon imun pun
dimulai. Tujuannya satu: menghilangkan benda asing tersebut agar tubuh tetap aman
dan sehat. Bila ASA bertemu dengan sperma yang dianggap sebagai benda asing, maka
tubuh akan berusaha melawan sperma hingga hancur. Maka, saat pria mengeluarkan air
mani, sudah tidak ada sel sperma yang bisa melakukan pembuahan pada rahim wanita.
Inilah yang jadi salah satu penyebab tidak subur pada pria.
Antibodi antisperma (ASA) pada tubuh wanita
Pada tubuh wanita, reaksi imun terhadap sperma ini belum sepenuhnya dipahami oleh
para ahli. Penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memastikan mengapa sistem
imun wanita menganggap sperma sebagai organisme berbahaya yang perlu diserang.
Di tubuh wanita ASA bisa menyerang kapan saja. Pasalnya, antibodi ini tidak hanya
terdapat dalam darah, namun juga terdapat pada cairan vagina. Jadi ketika sel sperma
masuk ke vagina, ASA sudah bisa menyerang dan menggagalkan pembuahan.
Reaksi ASA pun berbeda-beda di tubuh setiap wanita. Ada ASA yang bereaksi dengan
cara menggumpalkan sel-sel sperma jadi satu sehingga tidak bisa masuk ke rahim. Ada
juga yang langsung memblokir sperma agar tak bertemu sel telur.
Terakhir diperbaharui: Thursday, 11 January 2024, 15:48