Anda di halaman 1dari 308

ELEMEN MESIN III

Oleh:
IR. SUGIYANTO, M.T
ELEMEN MESIN III

RODA GIGI (GEAR)


BUKU REFERENSI YANG DIGUNAKAN
Khurmi, R.S. J.K. Gupta.
A Textbook of Machine Design.
S.I. Units. Eurasia Publishing
House (Pvt) Ltd. New Delhi.
2004.
Sularso. (2000)
Dasar perencanaan dan
pemilihan elemen mesin.
Jakarta: PT Pradnya
Paramita.

Hall. Holowenko. Laughlin.


Theory and Problems of Machine Design.
Schaum’s Outline Series.
REVIEW ELEMEN MESIN
Elemen mesin merupakan ilmu yang mempelajari
bagian-bagian mesin yang meliputi bentuk
komponen, cara kerja, perancangan dan
perhitungan kekuatan dari komponen tersebut.
BAGIAN-BAGIAN ELEMEN MESIN

SAMBUNGAN/JOINT BANTALAN/BEARING
- keling/rivet - Journal bearing
- las/weld - Thrust bearing
- Baut-mur/bolt-nut - Roll bearing

POROS/SHAFT ELEMEN PEGAS/SPRING


MESIN

PEMINDAH DAYA/POWER TRANSMISSION


- PUTARAN TETAP (coupling dan clutch)
- PUTARAN BERUBAH (chain, belt dan roda gigi)
BAB I PENDAHULUAN RODA GIGI (GEAR)
Roda gigi (gear) adalah ELEMEN MESIN yang dapat
merubah arah dan kecepatan putaran dengan
bantuan pasangan roda gigi. Pada umumnya
penggunaan roda gigi dengan alasan:
a. Untuk menaikkan atau menurunkan kecepatan putar.
b. Untuk merubah besaran gaya dan Torsi.
c. Untuk merubah arah gerakan putaran dengan sumbu
berbeda (paralel, berpotongan).
d. Untuk membalikkan arah putaran.
Penggunaan elemen roda gigi juga mempunyai
kelebihan sebagai berikut:
a. Dapat memindahkan daya (power transmission)
b. Dapat menaikkan atau menurunkan Torsi
c. Dapat menaikkan atau menurunkan putaran
d. Perbandingan (ratio) kecepatan konstan
e. Tidak terjadi slip

Roda gigi dipilih dan diproduksi


menggunakan standar yang telah
ditetapkan, misal oleh American Gear
Manufacturers Association (AGMA),
American National Standards
Institute (ANSI), Japan International
Standard (JIS) dan lain-lain
KLASIFIKASI PASANGAN RODA GIGI
Pasangan roda gigi diklasifikasikan berdasarkan:
A. Tipe roda gigi (Types of gears)
B. Posisi sumbu poros (Position of shaft axis)
C. kecepatan keliling (Peripheral velocity)
D. Tipe pasangan roda gigi (Type of gears mesh)

A. Tipe roda gigi (Types of gears)

Roda gigi lurus Roda gigi helical


(Spur gear) (helical gear)
Roda gigi Rack Roda gigi kerucut
(Rack gear) (bevel gear)

Roda gigi kerucut spiral Roda gigi screw


(spiral bevel gear) (Screw gear)
Roda gigi mitra Roda gigi cacing
(Miter gear) (Worm gear)

Roda gigi dalam


(Internal gear)
Rangkaian Roda gigi
(Gear train)
B. Posisi sumbu poros (position of shaft axis)
Gear

Parallel Intersecting Non-Intersecting


Shaft Shaft And Non-parallel
Shaft
1. Poros sejajar (Parallel Shaft )
Pasangan roda gigi poros sejajar
(Parallel shaft), sudut antara sumbu
poros roda gigi penggerak dan yang
digerakkan adalah NOL. Roda gigi yang
termasuk ke dalam Parallel axis gears
meliputi roda gigi lurus (spur gears),
roda gigi miring tunggal dan ganda
(single and double helical gears),
Internal gears.
2. Poros saling berpotongan (Intersecting Shaft)
Pasangan roda gigi poros tidak sejajar tetapi masih
dalam satu bidang (Non parallel, coplanar gears) juga
disebut tipe pasangan roda gigi sumbu poros saling
berpotongan (Intersecting shafts), yaitu terdapat
besaran sudut antara sumbu poros roda gigi
penggerak dan yang digerakkan, masing-masing
sumbu poros dalam satu bidang. Contoh: roda gigi
kerucut (Bevel gears).
3. Poros tidak saling berpotongan dan tidak saling
sejajar (Non-intersecting and Non-parallel Shaft)
Pasangan roda gigi poros tidak saling berpotongan
dan tidak dalam satu bidang atau juga disebut
pasangan roda gigi tidak saling berpotongan dan
tidak sejajar (Non-intersecting and non-parallel
shafts), masing-masing sumbu poros tidak dalam
satu bidang. Contoh: roda gigi cacing (worm gears).
C. Kecepatan keliling (peripheral velocity)
• Kecepatan rendah, jika v ≤ 3 m/s
• Kecepatan sedang, jika v = (3 – 15) m/s
• Kecepatan tinggi, jika v ≥ 15 m/s

D. Tipe pasangan roda gigi (type of gears mesh)


• External gear = roda gigi luar.
• Internal gear = roda gigi dalam.
• Rack & pinion = roda gigi berbentuk batang
= roda gigi dengan jari-jari tak terhingga.

Roda gigi luar (External gears):


roda gigi yang besar disebut GEAR
dan roda gigi yang kecil disebut
PINION.

External gear
Internal gear

Roda gigi dalam (Internal gears):


roda gigi yang besar disebut
ANNULAR dan roda gigi yang kecil
disebut PINION.

Tipe Rack and pinion: merubah


gerak putar menjadi gerak lurus
(linier) atau sebaliknya. Roda gigi
yang bergerak lurus disebut RACK
dan roda gigi yang mempunyai
gerak putar disebut PINION.

Rack & pinion


TABEL KARAKTERISTIK DAN PASANGAN RODA GIGI
KATAGORI TIPE RODA GIGI EFISIENSI ISOMETRIK
RODA GIGI
Sumbu poros Roda gigi lurus
sejajar (parallel (spur gear)
axis gears)

Roda gigi miring


(helical gear) 98 – 99,5

Rack/helical rack

Roda gigi dalam


(Internal gear)
KATAGORI TIPE RODA GIGI EFISIENSI ISOMETRIK
RODA GIGI

Sumbu poros
Berpotongan Roda gigi mitra
(intersecting axis (miter gear)
gears)

Roda gigi
kerucut lurus
(straight bevel 98 – 99
gear)

Roda gigi
kerucut spiral
(spiral bevel
gear)
KATAGORI TIPE RODA GIGI EFISIENSI ISOMETRIK
RODA GIGI

Sumbu poros tidak Screw gear 70 – 95


paralel dan tidak (crossed helical
Berpotongan gear)
(non-parallel and
non-intersecting
axis gears) Roda cacing
(worm)

Roda gigi cacing 30 = 90


(worm wheel)
TABEL PASANGAN RODA GIGI (GEAR SHAFT)

Gear

Parallel Intersecting Non-Intersecting


Shaft Shaft And Non-parallel
Shaft

Spur Helical Internal Rack&Pinion


Gear Gear Gear Gear
Crossed Helical Hypoid Worm
Gear Gear Gear
Single Helical Double Helical/
Gear Herringbone Gear

Straight Spiral Zerol Skew Mitter Face


Bevel Gear Bevel Gear Bevel Gear Bevel Gear Bevel Gear Gear
KARAKTERISTIK MASING-MASING TIPE RODA GIGI
A. SUMBU POROS SEJAJAR (PARALLEL SHAFT)
1. Roda gigi lurus (Spur gears)
Roda Gigi Lurus (Spur Gears) mempunyai bentuk gigi
lurus dan digunakan untuk memindahkan daya dan
putaran antara dua buah poros SEJAJAR yang berputar.

Karakteristik:
1. Sederhana dan mudah dibuat.
2. Banyak digunakan dalam industri.
3. Tidak terdapat gaya aksial.
4. Rasio kecepatan (Speed ratio) dapat
mencapai 8 dan dalam kasus yang ekstrim
dapat mencapai 20 untuk satu langkah
(single reduction), mencapai 45 untuk dua
langkah (double reduction) dan mencapai
200 untuk tiga langkah (triple reduction).
Contoh: Roda Gigi Lurus (Spur Gears).

Sumbu poros masing-masing SEJAJAR


2. RODA GIGI MIRING TUNGGAL (SINGLE HELICAL GEARS)
Roda gigi miring Tunggal (Single Helical gears)
menyerupai roda gigi lurus (spur gears), tetapi bentuk
potongan gigi membentuk sudut terhadap sumbu poros.

Karakteristik:
1. Ukuran gigi lebih panjang daripada
roda gigi lurus, sehingga mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan roda
gigi lurus.
2. Kekuatan gigi lebih besar karena
ukuran gigi yang lebih besar pada
ukuran roda gigi yang sama.
3. Mampu membawa beban yang lebih
besar karena permukaan kontak
pada gigi yang lebih besar.
4. Mampu bekerja pada kecepatan
lebih tinggi.
5. Terdapat gaya aksial.
Contoh: Roda Gigi Miring Tunggal (Single Helical Gears).

Sumbu poros
masing-masing
SEJAJAR
3. RODA GIGI MIRING GANDA (DOUBLE HELICAL GEARS)
Roda gigi miring ganda (Double Helical gears) atau
Herringbone menyerupai Roda gigi miring Tunggal
(Single Helical gears), tetapi bentuk potongan gigi ganda
membentuk sudut V. Gaya aksial yang timbul pada gigi
yang mempunyai alur berbentuk V tersebut, akan saling
meniadakan.

Sumbu poros masing-masing SEJAJAR


Contoh: Roda Gigi Miring Ganda (Double Helical Gears)
atau Herringbone .

Double Helical/Herringbone Gears


4. RODA GIGI DALAM (INTERNAL GEARS)

Roda Gigi Dalam dengan masing-masing sumbu POROS


SEJAJAR, dipakai jika diinginkan alat transmisi dengan
ukuran kecil dengan perbandingan reduksi besar, karena
pinion terletak di dalam roda gigi.

Sumbu poros masing-masing SEJAJAR


Contoh: Pasangan Roda Gigi Dalam (Internal Gears)

Sumbu poros masing-masing SEJAJAR


5. RODA GIGI RACK AND PINION

Tipe Rack and pinion: merubah gerak putar menjadi


gerak lurus (linier) atau sebaliknya. Roda gigi yang
bergerak lurus disebut RACK dan roda gigi yang
mempunyai gerak putar disebut PINION.

Sumbu poros masing-masing SEJAJAR


B. SUMBU POROS BERPOTONGAN
(INTERSECTING SHAFT)
1. RODA GIGI KERUCUT LURUS (STRAIGHT BEVEL GEARS)
Roda Gigi Kerucut berbentuk potongan kerucut (section
of a cone) dan digunakan untuk memindahkan daya dan
putaran antara sumbu poros yang saling berpotongan
(Intersecting shaft).

Karakteristik:
Dirancang untuk memindahkan daya dan putaran antara
poros roda gigi yang saling berpotongan.
Contoh: Pasangan Roda Gigi Kerucut Lurus.
2. RODA GIGI KERUCUT SPIRAL (SPIRAL BEVEL GEARS)
Sumbu poros saling berpotongan

Karakteristik:
Roda Gigi Kerucut Spiral, karena mempunyai perbandingan
kontak yang lebih besar, dapat meneruskan beban besar
RODA GIGI KERUCUT (BEVEL GEARS)

Zerol Bevel Gear

Sumbu poros yang saling berpotongan

Skew Bevel Gear


3. MITER GEARS

Roda Gigi Mitra (MITER) berbentuk MIRIP dengan


Roda gigi kerucut (bevel gears), kecuali kedua Roda
gigi selalu mempunyai jumlah gigi yang sama, oleh
karena itu disebut Roda gigi Mitra.
Sumbu poros saling berpotongan
Karakteristik:
1. Roda Gigi Mitra memberikan Rasio
kecepatan yang tetap (steady),
sedangkan karakteristik yang lain
sama dengan tipe Roda gigi
Kerucut (bevel gear).
2. Roda Gigi Mitra sering digunakan
sebagai elemen mesin untuk
jumlah gigi sama
keperluan di Conveyor atau
Elevator.
4. RODA GIGI PERMUKAAN (FACE GEARS)
Sumbu poros saling berpotongan
C. SUMBU POROS TIDAK SALING SEJAJAR DAN
TIDAK SALING BERPOTONGAN
(NON-INTERSECTING AND NON-PARALLEL SHAFTS)
1. RODA GIGI MIRING SILANG
2. RODA GIGI CACING SILINDRIS (WORM GEARS)
Roda Gigi Cacing Silindris, mempunyai cacing berbentuk
silinder dan lebih umum dipakai. Contoh pemakaiannya
seperti yang dipakai pada roda gigi diferensial otomotif.

Sumbu poros TIDAK SALING SEJAJAR juga TIDAK


SALING BERPOTONGAN. (Non-intersecting and non-
parallel shafts),

Worm Gears
Worm Gears
3. RODA GIGI CACING GLOBOID
Roda Gigi Cacing Globoid, mempunyai perbandingan
kontak yang lebih besar, dipakai untuk beban yang lebih
besar. Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada
roda gigi diferensial otomotif.

Sumbu poros TIDAK SALING SEJAJAR juga TIDAK


SALING BERPOTONGAN. (Non-intersecting and non-
parallel shafts),
4. RODA GIGI CACING HYPOID
Roda Gigi Hipoid, mempunyai jalur gigi berbentuk spiral
pada bidang kerucut yang sumbunya bersilang. Dan
pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung
secara meluncur dan menggelinding. Contoh
pemakaiannya seperti yang dipakai pada roda gigi
diferensial otomotif.

Sumbu poros TIDAK SALING


SEJAJAR juga TIDAK SALING
BERPOTONGAN.
(Non-intersecting and non-
parallel shafts),
RINGKASAN FAKTOR PEMILIHAN RODA GIGI

JENIS PENGGUNAAN KEUNTUNGAN KERUGIAN


Roda gigi lurus Sumbu poros Mudah dibuat Garis bidang
External paralel tekan relatif
Harga sedang kecil
Kecepatan
sedang Tidak ada
beban thrust

Roda gigi lurus Sumbu poros Jarak sumbu Pemasangan


Internal paralel dekat sulit

Kecepatan Garis bidang Harga cukup


sedang tekan besar mahal
FAKTOR PEMILIHAN RODA GIGI

JENIS PENGGUNAAN KEUNTUNGAN KERUGIAN


Roda gigi miring Sumbu poros Suara lebih Beban thrust
paralel tenang

Kecepatan Kapasitas
tinggi beban besar

Herringbone Sumbu poros Beban thrust Harga mahal


(Roda gigi-V) paralel hilang sekali

Putaran Kontak
tetap/sedang gigi besar

Untuk beban Kapasitas


berat beban besar
FAKTOR PEMILIHAN RODA GIGI

JENIS PENGGUNAAN KEUNTUNGAN KERUGIAN


Roda gigi kerucut, Sumbu poros Harga sedang Pemasangan
gigi lurus bersudut/saling sulit
berpotongan Lebih mudah
dibuat
Kecepatan
sedang

Roda gigi kerucut, Sumbu poros Umur lebih Harga mahal


Zerol bersudut /saling panjang dan
berpotongan pemasangan
Halus sulit
dan tenang

Tegangan pada
gigi-giginya
kecil
FAKTOR PEMILIHAN RODA GIGI

JENIS PENGGUNAAN KEUNTUNGAN KERUGIAN


Roda gigi kerucut, Sumbu poros Beban besar Mahal dan
gigi spiral bersudut/tegak Pemasangan
lurus saling Giginya saling sulit
berpotongan menangkap
dengan baik

Roda gigi kerucut, Sumbu poros Pemasangan Mahal dan


hypoid tidak saling lebih teguh pemasangan
sejajar dan tidak sulit
saling Kuat
berpotongan beban besar
FAKTOR PEMILIHAN RODA GIGI

JENIS PENGGUNAAN KEUNTUNGAN KERUGIAN


Roda gigi cacing, Sumbu poros Perbandingan Pemasangan
worm gears tidak saling putaran sangat sulit
sejajar dan tidak besar.
saling
berpotongan Beban
besar/self
locking

Roda gigi Rack dan Sumbu poros Tempat lebih Putaran


pinion sejajar/tidak ringkas rendah
saling sekali
berpotongan
Pemasangan
Gerak putar ke sulit
gerak lurus
atau sebaliknya
PERBANDINGAN UMUM JENIS PASANGAN RODA GIGI

SUMBU POROS SEJAJAR (PARALLEL SHAFT)


SUMBU POROS BERPOTONGAN (INTERSECTING SHAFT)
SUMBU POROS TIDAK SALING BERPOTONGAN
(NON-INTERSECTING SHAFT)
SUMBU POROS TIDAK SALING BERPOTONGAN
(NON-INTERSECTING SHAFT)
PASANGAN RODA GIGI BENTUK KHUSUS

1. SISTEM RODA GIGI BUJUR SANGKAR (SQUARE GEARS)


Roda Gigi Tipe Khusus digunakan pada aplikasi yang
spesifik, seperti fungsi-fungsi kinematika.

Sistem Roda Gigi Bujur Sangkar (Square Gear) dan


Karakteristik Rasio Kecepatannya.
2. SISTEM RODA GIGI SEGITIGA (TRIANGLE GEARS)

Roda Gigi Tipe Khusus digunakan pada aplikasi yang


spesifik, seperti fungsi-fungsi kinematika.

Sistem Roda Gigi Segitiga (Triangular Gear) dan


Karakteristik Rasio Kecepatannya.
15. Pasangan
3. SISTEM Roda
RODA Gigi
GIGI Tipe(ELLIPTICAL
ELLIP Khusus. GEARS)

Roda Gigi Tipe Khusus digunakan pada aplikasi yang


spesifik, seperti fungsi-fungsi kinematika.

Sistem Roda Gigi Ellip (Elliptical Gear) dan Karakteristik


Rasio Kecepatannya.
4. SISTEM RODA GIGI SCROLL GEARS

Sistem Roda Gigi Scroll Gear dan Karakteristik


Rasio Kecepatannya.
5. SISTEM RODA GIGI MULTI SEKTOR

Sistem Roda Gigi Multi Sektor dan Karakteristik


Rasio Kecepatannya.
6. SISTEM RODA GIGI NON-CIRCULAR GEARS

Non-Circular Gears
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI

Sistem transmisi roda


gigi merupakan sistem
elemen mesin yang
mendasar pada
Mobil/Otomotif dan
terbuat dari material
logam.

Sistem Roda Gigi pada Otomotif


KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI

Sistem transmisi roda


gigi pada otomotif
dengan 12 tingkat
kecepatan. Dalam sistem
transmisi otomotif, jenis
roda gigi yang digunakan
adalah roda gigi miring.
Sebagai pemindah gigi
digunakan lengan
pemindah gigi.
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI

Roda Gigi pada Jam


Tangan mempunyai
ukuran yang sangat
kecil dan terbuat
dari material logam.

Sistem Roda Gigi pada Jam Tangan


KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Roda Gigi pada Mobil/Otomotif Mainan mempunyai
ukuran yang sangat kecil dan terbuat dari material
Polimer/Plastik.

Sistem Roda Gigi pada Otomotif Mainan


KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Sistem Roda Gigi juga dapat digunakan sebagai
Pompa Roda Gigi (Gear Pump).

Sistem Roda Gigi pada GEAR PUMP


KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Clutches: sebuah Mekanisme yang terdapat pada
Otomotif dan digunakan untuk merubah kecepatan
putar poros.

Clutches
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Differential adalah sebuah Mekanisme yang terdapat
pada Otomotif, terdiri dari Bevel Gears dan digunakan
untuk merubah kecepatan putar poros dan berhubungan
dengan Roda Ban (Wheel).

Differentials
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Konstruksi roda gigi differential
kerucut spriral yang digunakan
pada otomotif. Roda gigi
differential mempunyai satu
input yang berasal dari engine
dan dua output yang
berhubungan dengan roda kiri
dan kanan pada bagian
belakang. Roda gigi differential
sangat diperlukan pada mobil
dengan penggerak belakang,
untuk mengatur putaran roda
kiri dan kanan pada saat
Roda Gigi Differential berbelok dan pada kondisi jalan
Kerucut Spiral yang tidak sama antara roda kiri
dan kanan.
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI

Roda gigi differential kerucut


hipoid yang banyak
digunakan pada otomotif
dengan penggerak belakang.
Roda gigi differential ini
menggunakan roda gigi
kerucut dengan dimensi yang
kecil pada bagian tengah.

Roda Gigi Differential


Kerucut Hipoid
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Roda gigi spiroid yang digunakan pada mesin gergaji.
Konstruksi roda gigi ini gabungan antara roda gigi
miring dengan roda gigi berbentuk batang.

Roda Gigi Spiroid


KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Konstruksi roda gigi planeter yang digunakan pada rotor baling-
baling helikopter. Roda gigi ini sering dinamakan dengan contra
rotating concentric shaft arrangement. Konstruksi roda gigi ini
terdiri dari roda gigi matahari sebagai pusat perputaran, roda
gigi planet mengelilingi matahari, dan roda gigi gelang sebagai
tempat roda gigi planet berputar.
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Konstruksi roda gigi planeter. Roda gigi ini memiliki satu roda
gigi matahari sebagai pusat perputaran, tiga buah roda gigi
planet yang terhubungan ke lengan pembawa planet dan
sebuah roda gigi gelang sebagai tempat berputarnya roda gigi
planet.

Konstruksi
Roda Gigi
Planeter
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Konstruksi roda gigi planeter yang disebut dengan Star Gear.
Berbeda dengan roda gigi planeter, roda gigi planeter star gear
mempunyai input roda gigi matahari dan output pada roda gigi
gelang. Sedangkan lengan pembawa planet dalam keadaan
terkunci dan diam.

roda gigi
planeter star
gear
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Konstruksi roda gigi tipe V-Drive Unit. Konstruksi roda gigi ini
terdiri dari roda gigi miring yang dipasang dengan kedua
sumbu poros membentuk sudut tertentu. Sudut yang dibentuk
antara kedua sumbu poros tidak boleh terlalu besar karena
akan mempengaruhi kinerja sistem transmisi roda gigi
tersebut.

Konstruksi
Roda Gigi
V-Drive Unit
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Konstruksi roda gigi pembalik. Konstruksi roda gigi ini
terdiri dari gabungan roda gigi kerucut strandar, dengan
sudut kerucut total 900.

Konstruksi Roda Gigi Pembalik


KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI

Konstruksi gear box yang


berfungsi sebagai reducer
atau penurun putaran tinggi
menjadi putaran rendah. Pada
reducer ini, digunakan jenis
roda gigi kerucut (Bevel
grears)

Reducer Roda Gigi Kerucut


KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI

Konstruksi gear box yang berfungsi sebagai


reducer dengan menggunakan roda gigi jenis
roda gigi cacing.

Reducer Roda Gigi Cacing (Worm gears)


BABA II ISTILAH/TERMINOLOGI RODA GIGI
(GEAR TERMINOLOGY)
Terdapat 2 (dua) tipe profil gigi roda gigi, yaitu:
1. Involute
2. Cycloid
Profil yang banyak digunakan pada mesin-mesin
adalah profil INVOLUTE, walaupun profil CYCLOID
masih banyak digunakan pada arloji (jam tangan)

Profil INVOLUTE dihasilkan


dari kurva yang didapat dari
tarikan benang dari silinder.
Teori bentuk gigi roda gigi Profil INVOLUTE
A. Gambar sebuah lingkaran
B. Bagi lingkaran menjadi 12 bagian sama besar
C. Gambar garis tegak lurus A0 dan dari A ke L (1-2)
sehingga memotong garis tersebut pada titik 1
D. Dengan cara sama, ulangi cara di atas untuk titik B
sampai L sehingga didapat profil INVOLUTE.
Teori bentuk gigi roda gigi Profil INVOLUTE
A. Gambar sebuah lingkaran
B. Bagi lingkaran menjadi bagian yang sama besar
C. Gambar garis tegak lurus OA1, sehingga memotong
garis tersebut pada titik B1
D. Dengan cara sama, ulangi cara di atas untuk titik A2,
A3 dan seterusnya sehingga didapat profil INVOLUTE.
Teori bentuk gigi roda gigi Profil CYCLOID
Profil gigi Cycloid mempunyai bentuk gigi didasarkan
pada kurva epicycloid, yaitu kurva yang dihasilkan oleh
lingkaran yang berputar di sekitar bagian luar dan
dalam dari lingkaran lain (circle rolling around the
outside and inside of another circle).

Bentuk Profil CYCLOID

Kelebihan gigi cycloid adalah:


• gesekan luncur kecil (Less sliding friction)
• keausan kecil (Less wear)
• Ratio roda gigi besar (higher gear ratio)
NAMA BAGIAN-BAGIAN SISTEM RODA GIGI

Sumber: MACHINE DESIGN by R S KHURMI


NAMA BAGIAN-BAGIAN SISTEM RODA GIGI

1) Pitch circle (Lingkaran jarak bagi) adalah suatu


lingkaran imajiner (teoritis) yang menggelinding tanpa
slip dan menjadi dasar perhitungan roda gigi.
Pitch diameter (Diameter jarak bagi) adalah diameter
dari lingkaran jarak bagi. Ukuran dari roda gigi biasanya
ditentukan dari diameter ini. Notasi umum yang
digunakan adalah: d
2) Addendum circle (Lingkaran kepala gigi) adalah
lingkaran yang digambar melalui bagian atas dari gigi.
3) Root or Dedendum circle (Lingkaran kaki gigi) adalah
lingkaran yang digambar melalui bagian bawah dari gigi.
4) Addendum (Tinggi kepala gigi): jarak dari Lingkaran
jarak bagi (pitch circle) sampai dengan Lingkaran kepala
gigi (addendum circle) = 1 modul (m)
5) Dedendum (Tinggi kaki gigi): jarak dari Lingkaran
jarak bagi (pitch circle) sampai dengan Lingkaran kaki
gigi (root or dedendum circle) = addendum + working
clearance = m + 0,25 m = 1,25 m
6) Circular Pitch (jarak bagi lingkar) adalah jarak
sepanjang lingkaran jarak bagi antara dua profil gigi
yang berdekatan.
7) Clearance adalah jarak radial antara bagian atas dari
gigi yang satu dengan bagian bawah dari gigi yang lain
dalam keadaan berpasangan. Sebuah lingkaran yang
melalui bagian atas dari roda gigi yang berpasangan
disebut sebagai lingkaran clearance atau Clearance or
working depth circle = 0,25 m.
8) Working depth (Kedalaman kerja) adalah jarak radial
antara lingkaran addendum dengan lingkaranclearance.
Kedalaman kerja ini sama dengan jumlah dari addendum
dari kedua roda gigi yang berpasangan.
9)Total depth (Kedalaman total) adalah jarak radial
antara lingkaran addendum dengan dedendum dari roda
gigi. Kedalaman total ini sama dengan jumlah dari
addendum dengan dedendum. = Working depth +
clearance
10)Tooth tickness (Ketebalan gigi) adalah lebar dari gigi
yang diukur sepanjang lingkaran jarak bagi (Pitch circle).
11) Tooth space (Ruang gigi) adalah lebar dari ruang
yang terdapat di antara dua gigi yang berdekatan, yang
diukur di sepanjang lingkaran jarak bagi (Pitch circle ).
12) Face Width (Lebar gigi) adalah ukuran lebar gigi
pada daerah puncak kepala gigi.

13) Top Land (Daerah puncak kepala gigi) adalah area


pada puncak kepala gigi.
14) Bottom Land (Daerah ruang bawah gigi) adalah area
pada Tooth space (Ruang gigi) .
15) Face (Muka atas gigi) adalah area pada Addendum
(Tinggi kepala gigi).
16) Flank (sisi bawah gigi) adalah area pada Dedendum
(Tinggi kaki gigi).
17) Pressure angle (Sudut tekan) adalah sudut kontak
normal antara dua buah gigi dari dua roda gigi yang
saling bertemu.
18) Backlash adalah selisih antara space width dan
tooth thickness.
BAB II TEORI DASAR PERHITUNGAN RODA GIGI
Teori dasar roda gigi yang dibahas adalah roda gigi lurus
(spur gears) karena roda gigi tersebut paling banyak
digunakan dalam industri. Prinsip yang sama juga berlaku
untuk roda gigi spiral (spiral gears) dan roda gigi kerucut
(bevel gears).
Pada umumnya Teori dasar Roda gigi didasarkan pada
CIRCULAR PITCH, DIAMETRAL PITCH dan MODUL.
BAGIAN-BAGIAN SISTEM RODA GIGI

Outside circle = Addendum circle


Root circle = Dedendum circle
Pitch circle = Pitch circle
Base circle
Base pitct (Pb) adalah circular pitch yang diukur
sepanjang lingkaran base (Base circle)
NAMA-NAMA BAGIAN RODA GIGI

a = Centre distance c = Bottom clearance


pc = Circular pitch s = Tooth thickness
pb = Base pitch da= Tip (Out side) diameter
h = Tooth depth Φ d = Reference/pitch diameter
ha = Addendum db= Base diameter
hf = Dedendum df = Root diameter
h’ = Working depth Φ = Pressure angle
Circular Pitch (Pc) atau jarak bagi lingkar adalah jarak
sepanjang lingkaran jarak bagi (pitch circle) antara dua
profil gigi yang berdekatan. Jika pitch diameter (d) dan
jumlah gigi = Z, maka:

d
Pc  mm 
Z

Keterangan:
• Pc = Circular Pitch (jarak bagi lingkar) …. (mm)
• d = pitch diameter …. (mm)
• Z = jumlah gigi

Circular Pitch (Pc) berbanding langsung dengan Modul


dan berbanding terbalik dengan Diametral pitch.
Modul (m) dan Diametral Pitch (Pd)
Spesifikasi gigi metrik dinyatakan dalam parameter modul.
Modul gigi adalah perbandingan antara diameter
jarak bagi (pitch diameter), dalam satuan millimeter
dengan jumlah gigi, dengan notasi m. Secara
matematis dapat ditulis:

Keterangan:
d
m • m = modul
• d = diameter jarak bagi/pitch diameter (mm)
Z • Z = jumlah gigi

Nilai MODUL besar,


mengindikasikan
ukuran gigi besar
atau jumlah gigi
sedikit.
Nilai standar Modul (m) menurut NEN 1630
Modul (m) standar …. (mm)
UTAMA 0,3 0,4 0,5 0,6 0,8 1,0 1,25 1,5 2
KEDUA 0,35 0,45 0,55 0,7 0,9 1,125 1,375 1,75 2,25

UTAMA 2,5 3,0 4,0 5,0 6,0 8,0 10 12 16 20


KEDUA 2,75 3,5 4,5 5,5 7,0 9,0 11 14 18 --

Roda gigi yang saling berpasangan harus memiliki


modul yang sama, sehingga:
d gear d pinion d1 d 2
m   m 
Z gear Z pinion Z1 Z 2
Addendum (ha) = 1 x Modul = 1 m
Dedendum (hf) = 1,25 x Modul = 1,25 m
Atau = 1,166 x Modul = 1,166 m
Hubungan antara Circular Pitch (Pc) dengan Modul (m):

d d
Circular Pitch (Pc), Pc  Modul, m
Z Z
d
Pc
Pc
  Z  
m d m
Z
 Pc   m 

Pc
m

UKURAN STANDAR RODA GIGI METRIK
PARAMETER SIMBOL RUMUS
Modul m
Sudut tekan Φ
Jumlah gigi Z
Circular pitch Pc  m 
Pitch diameter d Z (m)
Base diameter db d cos Φ
Addendum ha 1m
Dedendum hf 1,25 m
Whole /tooth dept h 2,5 m
Outside diameter da d + 2m
Root diameter df d – 2,5m
Min clearance c 0,25 m
Contoh soal: Roda gigi mempunyai jumlah gigi Z = 12
buah, modul (m) = 3 dan sudut tekan = 200. Tentukan
ukuran dari bagian-bagian roda gigi yang penting.
Penyelesaian:
Circular pitch,  Pc   m   3,143  9,425 mm
Pitch diameter, d = Z (m) = 12 (3) = 36 mm

Base diameter, d b  d cos    36cos 20  33,83 mm


Addendum (tinggi kepala gigi), ha = 1 m = 1 (3) = 3 mm

Dedendum (tinggi kaki gigi), hf = 1,25 m = 1,25 (3) = 3,75 mm

Whole/tooth dept (tinggi gigi), h = 3 + 3,75 = 6,75 mm


Outside diameter, da = d + 2m = 36 + 2(3) = 42 mm
Root diameter, df = d – 2,5m = 36 – 2,5(3) = 28,5 mm
Hubungan spesifikasi gigi Metrik dengan British
(antara MODUL dengan DIAMETRAL PITCH):
Diametral Pitch (Pd) adalah jumlah GIGI setiap
INCHI dari pitch diameter (d), maka sesuai dengan
American Gear Manufacturers Association (AGMA):
Keterangan:
Z  teeth  • Pd = Diametral Pitch
Pd  
d  inch 
• Z = jumlah gigi
• d = Pitch diameter … inchi

Nilai Diametral Pitch (Pd) yang besar mengindikasikan


ukuran gigi kecil atau dengan kata lain jika ukuran
gigi kecil berarti jumlah gigi lebih banyak dalam
setiap INCHI diametral pitch.
Nilai Diametral pitch (Pc) menurut AGMA

STANDAR DIAMETRAL PITCH


1.0 14.0
1.25 16.0
1.5 18.0
1.75 20.0
2.0 24.0
3.0 32.0
4.0 40.0
5.0 64.0
Secara teori, diametral 6.0 72.0
pitch dapat dipilih
sembarang , tetapi pada 8.0 80.0
praktiknya Pd dibatasi oleh 10.0 96.0
ukuran cutting tool yang 12.0 120.0
tersedia.
Hubungan antara MODUL dengan DIAMETRAL PITCH:
MODUL, DIAMETRAL PITCH,
d Z  teeth 
m Pd  
Z d  inch 

d 1 25,4
 m   m 1 inchi = 25,4 mm
Z Pd Pd

25,4
 Pd 
m
Hubungan antara Circular Pitch (Pc) dengan
Diametral pitch (Pd)

d Z Z d
Pc  Pd   Pc x Pd  x 
Z d Z d

 
 Pc x Pd    Pd   Pc 
Pc Pd

Base pitch (Pb) adalah circular pitch yang diukur


sepanjang lingkaran base (Base circle)

Pb  P c cos  
Tabel perbandingan antara DIAMETRAL PITCH (Pd),
MODUL (m) dan CIRCULAR PITCH (Pc)
METRIK  Pc   m
Diametral pitch 1,0 2,0 2,54 3,175 5 5,08 8
(Pd)
Modul 25,4 12,7 10 8 5,08 5 3,175
(m)
Circular pitch 79,76 39,88 31,4 25,12 15,95 15,7 9,97
(Pc)


BRITISH  Pc 
Pd
Diametral pitch 1,0 2,0 2,54 3,175 5 5,08 8
(Pd)
Modul 25,4 12,7 10 8 5,08 5 3,175
(m)
Circular pitch 3,14 1,57 1,236 0,989 0,628 0,618 0,3925
(Pc)
ISTILAH STANDAR RODA GIGI MENURUT AGMA
UKURAN STANDAR RODA GIGI MENURUT AGMA
(American Gear Manufacturers Association)
PARAMETER Pd < 20 Pd >20
Sudut tekan (Φ) 200 / 250 200
Addendum (ha) 1,0/Pd 1,0/Pd
Dedendum (hf) 1,25/Pd 1,25/Pd
Working depth 2,0/Pd 2,0/Pd
Whole deptt 2,25/Pd 2,2/Pd+0,002 in
Circular tooth 1,571/Pd 1,571/Pd
thickness
Fillet radius- 0,30/Pd Tidak standar
basic rack
Min clearance 0,25/Pd 0,2/Pd+0,002 in
Min width of top 0,25/Pd Tidak standar
land
clearance 0,35/Pd 0,35/Pd+0,002 in
Contoh 1: sebuah roda gigi mempunyai jumlah gigi Z =
18 buah dan diametral pitch (Pd) = 8. Tentukan besar
diameter jarak bagi (pitch diameter).
Penyelesaian: Pitch diameter

Z  teeth  Z 18
Pd   inch   d  P  8  2,25 inch
d   d

Contoh 2: sebuah roda gigi mempunyai diameter jarak


bagi (pitch diameter ) d = 3,125 inch dan diametral
pitch (Pd) = 8. Tentukan jumlah gigi Z dari roda gigi
tersebut.
Penyelesaian:
Z  teeth 
Pd     Z  Pd x d  3,125 x 8  25 buah
d  inch 
Contoh 3: sebuah roda gigi mempunyai jumlah gigi Z =
18 buah dan diametral pitch (Pd) = 8. Tentukan besar
diameter jarak bagi (pitch diameter) dalam satuan
metrik atau mm.
Penyelesaian: Pitch diameter

Z Z 18
Pd   d    2,25 inch  57,15 mm
d Pd 8
CARA LAIN:
25,4 25,4
m   3,175  d  m x Z
Pd 8

 d  3,175 x 18  57,15 mm
TUGAS (HOME WORK)

Sebuah roda gigi mempunyai jumlah gigi Z = 18


buah dan diametral pitch (Pd) = 8 dan sudut
tekan, Φ = 200. Tentukan ukuran pitch diameter
(d), circular pitch (Pc), base pitch (Pb), addendum
(ha) dedendum (hf) whole/tooth dept (h), Circular
tooth thickness (s) dan clearance (c).
Sudut tekan (Pressure angle) roda gigi
Sudut tekan (Φ) menentukan bentuk gigi dan hal tersebut
merupakan kriteria penting dalam pembuatan roda gigi.

Sudut tekan yang besar menghasilkan bentuk daerah kaki


gigi lebih lebar, kekuatan gigi besar tetapi menimbulkan
berisik dan menambah beban pada bearing.

Sudut tekan yang kecil, operasi roda gigi lebih halus dan
tidak berisik, mengurangi beban pada bearing dan gaya
gesek tetapi gigi cepat rusak jika jumlah gigi sedikit.

Sudut kontak standar (standard pressure angles) adalah


14½°, 20° and 25°. Kebanyakan sudut kontak yang
digunakan saat ini adalah 20º untuk mendapatkan
operasional roda gigi yang halus dan daya yang efisien.
Kenaikan sudut tekan dari 14½º sampai dengan 25º
menghasilkan gigi yang kuat oleh karena dimensi kaki
gigi yang lebih besar.

Profil bentuk gigi dengan sudut tekan berbeda

CENTER DISTANCE (a) atau jarak sumbu poros pasangan


roda gigi adalah jarak antara sumbu poros roda gigi yang
satu dengan sumbu poros roda gigi yang lainnya.
 a = 0,5 (d1 + d2)
 a = r1 + r2
Jarak antar poros,
a = 0,5 (d1 + d2)
a = r1 + r2

d m xZ  d1  m x Z1
 d2  m x Z2
a = 0,5 (d1 + d2) = 0,5 m (Z1 + Z2)

Contoh 1: pasangan dua buah roda gigi Pitch diameter


pinion = 2 inchi dan Pitch diameter gear = 4 inchi.
Tentukan Center distance pasangan roda gigi tersebut.
Penyelesaian: d1 = 2 inchi dan d2 = 4 inchi

Center distance,
a = 0,5 (d1 + d2) = 0,5 (2 + 4) = 3 inchi
Contoh 2: pasangan dua buah roda gigi, roda gigi
penggerak Z1 = 36 buah dan diametral pitch Pd = 24.
Roda gigi yang digerakkan Z2 = 60 buah dan diametral
pitch Pd = 24. Tentukan Center distance pasangan roda
gigi tersebut.
Penyelesaian:
Diameter jarak bagi (pitch diameter),

Z1 36
d1    1,5 inch
Pd 24

Z 2 60
d2    2,5 inch
Pd 24
Center distance,
a = 0,5 (d1 + d2) = 0,5 (1,5 + 2,5) = 2 inchi
Contoh 3: pasangan dua buah roda gigi, roda gigi
penggerak Z1 = 36 buah dan diametral pitch Pd = 24.
Roda gigi yang digerakkan Z2 = 60 buah. Tentukan
Center distance pasangan roda gigi tersebut dalam
satuan METRIK.
Penyelesaian:
Diameter jarak bagi (pitch diameter),
Z1 36
d1    1,5 inch  38,1 mm
Pd 24
Z 2 60
d2    2,5 inch  63,5 mm
Pd 24
Center distance,
a = 0,5 (d1 + d2) = 0,5 (1,5 + 2,5) = 2 inchi = 50,8 mm

a = 0,5 (d1 + d2) = 0,5 (38,1 + 63,5) = 50,8 mm


CARA LAIN:
25,4 25,4
Modul, m   1,0583
Pd 24

d1  m Z1 
25,4
36  38,1 mm
24

d2  m Z2 
25,4
60  63,5 mm
24
Center distance,
a = 0,5 (d1 + d2) = 0,5 (38,1 + 63,5) = 50,8 mm
a = 0,5 m (Z1 + Z2) = 0,5 (1,0583) (36 + 60)
= 50,8 mm
STANDAR PERHITUNGAN RODA GIGI LURUS
Addendum (tinggi kepala gigi), ha = 1 m
Dedendum (tinggi kaki gigi), hf = m + c = 1,25 m
=1,166 m
Tooth depth (tinggi gigi), h = ha + hf = 2,25 m
=2,166 m

Root/dedendum diameter,
df = d – 2hf = d – 2,5 m  d = m Z
df = m Z – 2,5 m = m (Z – 2,5) m = modul

Outside/addendum diameter, da = d + 2ha


 d  m x Z dan ha  m

da = m Z + 2 m = m (Z+2)
STANDAR PERHITUNGAN MODUL RODA GIGI (m)
d Pc
m m
Z 
da m Z  2 
 m da = m(Z+2)  m m
Z 2 Z  2 
da  d mZ  2m  mZ
 m  m m
2 2

a = 0,5 (d1 + d2)


2a
 m 2 0,5d1  d 2 
Z1  Z 2  m m
Z1  Z 2
PERHITUNGAN CIRCULAR PITCH RODA GIGI (Pc)

d
Pc  mm
Z
da
Pc   m sedangkan, m 
Z 2

 da
 Pc  mm  da= addendum/Out side
diameter
Z 2
PERHITUNGAN JUMLAH GIGI RODA GIGI (Z)

d d
m Z
Z m
d d
Pc  Z
Z Pc

da  2 m da = m(Z+2) = mZ+2m


Z
m
mZ  2m  2m
Z Z
m
PERHITUNGAN PITCH DIAMETER RODA GIGI (d)

d
m d m x Z  d  ha x Z
Z
 d  d a  2m da = m(Z+2) = mZ+2m
d mZ  2m  2m m x Z

da
d m x Z sedangkan, m 
Z 2
Z da
d
Z 2
TABEL RUMUS PERHITUNGAN RODA GIGI (METRIK)
HASIL DATA RUMUS
Modul Pitch diameter (d)
d
(m) m
Jumlah gigi (Z) Z
Modul Pc
(m) Circular Pitch (Pc) m

da
Modul Outside diameter (da) m
(m) Z 2
Jumlah gigi (Z)

da  d
Modul Outside diameter (da) m
(m) 2
Pitch diameter (d)
Modul
(m) Jumlah gigi (Z) 2a
m
Z1  Z 2
Center distance (a)
TABEL RUMUS PERHITUNGAN RODA GIGI (METRIK)

HASIL DATA RUMUS


Circular Pitch Pitch diameter (d)
d
(Pc) Pc 
Jumlah gigi (Z) Z
Circular Pitch Modul (m)
(Pc) Pc   m
Circular Pitch Outside diameter (da)
(Pc)  da
Jumlah gigi (Z)
Pc 
Z 2
TABEL RUMUS PERHITUNGAN RODA GIGI (METRIK)
HASIL DATA RUMUS
Jumlah gigi Pitch diameter (d)
(Z) d
Modul (m) Z
m
Jumlah gigi Pitch diameter (d)
d
(Z) Z
Circular Pitch (Pc) Pc
Outside diameter (da)
Jumlah gigi da  2 m
(Z) Modul (m)
Z
m
TABEL RUMUS PERHITUNGAN RODA GIGI (METRIK)
HASIL DATA RUMUS
Pitch Diameter Jumlah gigi (Z)
(d) d  mxZ
Modul (m)
Pitch Diameter Jumlah gigi (Z)
(d) d  ha x Z
Addendum (ha)
Pitch Diameter
(d) Outside Diameter (da) Z da
d
Jumlah gigi (Z) Z 2

Pitch Diameter Outside Diameter (da)


(d) d  d a  2m
Modul (m)
CONTOH SOAL: pasangan roda gigi, jumlah gigi pinion
Z1 = 25 buah dan Z2 = 80 buah. Modul (m) = 3 mm dan
lebar gigi b = 10 x modul. Sudut tekan, Φ = 200. Hitung
ukuran roda gigi yang penting (Pinion dan Gear)
PENYELESAIAN: pitch diameter (d) = (m) Z
d1 = (m) Z1 = 3 (25) = 75 mm
d2 = (m) Z2 = 3 (80) = 240 mm
Outside diameter, da = d + 2 (m)
da1 = d1 + 2 (m) = 75 + 2 (3) = 81 mm
da2 = d2 + 2 (m) = 240 + 2 (3) = 246 mm

Root diameter, df = d – 2,5 (m)


df1 = d1 – 2,5 (m) = 75 – 2,5 (3) = 67,5 mm
df2 = d2 – 2,5 (m) = 240 – 2,5 (3) = 232,5 mm
Lebar gigi, b = 10 (m) = 10 (3) = 30 mm
Addendum (tinggi kepala gigi),
ha1 = ha2 = 1 m = 1 (3) = 3 mm

Dedendum (tinggi kaki gigi),


hf1 = hf2 =1,25 m = 1,25 (3) = 3,75 mm

Whole/tooth dept (tinggi gigi),


h1 = h2 = 3 + 3,75 = 6,75 mm

Center distance (jarak antar poros)


a = 0,5 (d1 + d2) = 0,5 (75 + 240) = 157,5 mm
a = 0,5 m (Z1 + Z2) = 0,5 (3) (25 + 80) = 157,5 mm

Sudut tekan tidak diperlukan


untuk perhitungan ukuran-
ukuran roda gigi. Sudut tekan
hanya berpengaruh pada bentuk
gigi.
PERHITUNGAN DIAMETRAL PITCH RODA GIGI (Pd)

Z  teeth  25,4 
Pd   Pd  Pd 
d  inch  m Pc

Z  teeth  Z da
Pd   inch  sedangkan, d 
d   Z 2

Z Z Z 2
 Pd   
d Z da da
Z 2
TABEL RUMUS PERHITUNGAN RODA GIGI (BRITISH)

HASIL DATA RUMUS


Pitch Diameter Jumlah gigi (Z)
(d) Z
d
Diametral pitch (Pd) Pd
Pitch Diameter Jumlah gigi (Z)
(d) Z da
Outside Diameter (da) d
Z 2
Pitch Diameter Outside Diameter (da)
2
(d) d  da 
Diametral pitch (Pd) Pd
Pitch Diameter Jumlah gigi (Z)
(d) d  ha x Z
Addendum (ha)
TABEL RUMUS PERHITUNGAN RODA GIGI (BRITISH)

HASIL DATA RUMUS


Outside Diametral pitch (Pd)
Diameter (da) 2
Pitch Diameter (d)
da  d
Pd
Outside Jumlah gigi (Z)
Diameter (da)
da 
 Z  2 d
Pitch Diameter (d)
Z
Outside Jumlah gigi (Z)
Diameter (da) d a  Z  2  ha
Addendum (ha)

Outside
Diameter (da)
Jumlah gigi (Z)
da 
 Z  2
Diametral pitch (Pd) Pd
TABEL RUMUS PERHITUNGAN RODA GIGI (BRITISH)
HASIL DATA RUMUS
Jumlah gigi (Z) Pitch Diameter (d)
Z  d x Pd
Diametral pitch (Pd)
Jumlah gigi (Z) Diametral pitch (Pd)
Z  d a xPd   2
Outside Diameter (da)
Tebal gigi (s)
Diametral pitch (Pd) 1,571
s
Pd
Addendum (ha) Diametral pitch (Pd)
1
ha 
Pd
Dedendum (hf) Diametral pitch (Pd)
1,25
hf 
Pd
TABEL RUMUS PERHITUNGAN RODA GIGI (BRITISH)
HASIL DATA RUMUS
Working depth (h”)
2
Diametral pitch (Pd) h
'

Pd

Whole depth/tinggi Diametral pitch (Pd)


gigi (h) 2,25
h
Pd

clearance (c) Diametral pitch (Pd) 0,25


c
Pd

clearance (c) Tebal gigi (s) s


c
10
BAB III DASAR PEMINDAHAN DAYA
(POWER TRANSMISSION)
Pemindahan daya terjadi oleh karena pemindahan energi
dari tempat pembangkitan ke lokasi/tempat aplikasi
terjadinya kerja yang berguna.

Jenis Sistem Transmisi:


1. Transmisi Rantai (Chain)
2. Transmisi Sabuk (Belt)
3. Transmisi Roda Gigi (Gear)
Sistem transmisi roda gigi banyak digunakan pada
berbagai mesin. Sebagai contoh di bidang otomotif.
Alasan penggunaan sistem transmisi roda gigi:
• efisiensinya yang tinggi,
• kehandalan dalam operasional,
• tidak mudah rusak,
• dapat meneruskan daya dan putaran yang tinggi.
• kemudahan dalam pengoperasian dan perawatan.

Secara garis besar, dasar sistem


transmisi roda gigi adalah dua
buah silinder yang menggelinding
(berputar) tanpa slip, kecepatan
linier sama ( v1 = v2), kecepatan
sudut tidak sama (ω1 ≠ ω2).
Kelebihan Sistem transmisi roda gigi dibandingkan dengan
sistem transmisi yang lain (Belt, Chain), antara lain:
a) Meneruskan rasio kecepatan yang sama dan tepat.
Kontak antar gigi terjadi dengan sudut kontak yang sama,
sehingga rasio kecepatan tidak mengalami perubahan
selama roda gigi tersebut bekerja.
b) Tidak terjadi slip. Pada berbagai mesin, seringkali slip
tidak boleh terjadi karena akan mengurangi efisiensi
mesin secara keseluruhan. Pada sistem transmisi roda
gigi slip tidak akan terjadi karena kontak antar gigi
terjadi dengan pas.
c) Dapat digunakan untuk meneruskan daya yang besar.
Sistem transmisi roda gigi dapat meneruskan daya yang
besar karena berbentuk ramping dan kekuatan yang
tinggi.
d) Dapat digunakan untuk meneruskan putaran yang tinggi.
Putaran yang dihasilkan oleh sistem transmisi roda gigi
dapat dari putaran rendah sampai putaran tinggi.
e) Dapat digunakan untuk jarak sumbu poros yang dekat. Jarak
antar poros dalam sistem transmisi roda gigi dapat didesain
sesuai kebutuhan dan space yang tersedia.
f) Memiliki efisiensi yang tinggi. Efisiensi yang tinggi dari sistem
transmisi roda gigi karena tidak terjadi slip akibat kontak gigi.
g) Memiliki daya tahan dan kerja yang baik. Transmisi roda gigi
biasanya didesain untuk berbagai kondisi operasi dengan
mempertimbangkan beban statis gigi, beban dinamis, beban
keausan dan tegangan lentur yang terjadi akibat kerja yang
dilayani.
h) Memiliki bentuk yang ringkas. Keunggulan transmisi roda gigi
salah satunya karena bentuknya yang sangat ringkas dan
ramping.
i) Dapat digunakan untuk meneruskan putaran dari poros sejajar,
bersilangan dan poros dengan sudut tertentu. Sistem transmisi
roda gigi dapat menghasilkan putaran output dengan berbagai
posisi, baik sejajar, bersilangan maupun membentuk sudut
tertentu. Posisi output yang bervariasi sangat menguntungkan
untuk mendesain mesin sesuai dengan kebutuhan.
Transmisi Roda Gigi

• Kecepatan tinggi, Torsi rendah


• Kecepatan rendah, Torsi tinggi
Sistem transmisi pasangan roda gigi (gears) mampu
merubah besaran gaya dan torsi. Mobil Sport dapat
dikendalikan dengan kecepatan yang tinggi tetapi tidak
mampu menarik beban yang berat. Sebaliknya Mobil
Truck mampu menarik beban yang berat tetapi tidak
mampu dikendalikan dengan kecepatan yang tinggi.
PITCH POINT atau titik
pitch adalah TITIK
tempat terjadinya
kontak antara dua GIGI
dari pasangan roda gigi
saat berputar

HUKUM PASANGAN RODA GIGI


(THE LAW OF GEARING)
Dasar hukum tentang roda gigi menyatakan bahwa rasio
kecepatan putar dari pasangan roda gigi mempunyai nilai
konstan. Kondisi tersebut didapat karena terjadi kontak
antara gigi-gigi melalui titik tetap yaitu Pitch point.
Roda gigi 1 menggerakkan
roda gigi 2 melalui titik
kontak K (PITCH POINT).

• NM adalah garis normal /tegak lurus dari pasangan Roda gigi


• N garis tegak lurus dari O1 ke NM
• M garis tegak lurus dari O2 ke NM
Rumus Kecepatan Roda gigi
kecepatan, ω1 (O1N) = ω2 (O2M)
V = ω (R)
1 O2 M

2 O1 N

Dari geometri, didapat

1 O2 P r2 d 2
  
2 O1 P r1 d1

1 d 2 Z 2
 
2 d1 Z1
2 n 60 
  n
60 2

n1 d 2 Z 2
 
n2 d1 Z1

Keterangan:
• r1 dan r2 = radius pinion dan gear …. (inchi, mm)
• d1 dan d2 = pitch diameter pinion dan gear…. (inchi, mm)
• ω1 dan ω2 = kecepatan sudut pinion dan gear ..(rad/s)
• Z1 dan Z2 = jumlah gigi pinion dan gear
• n1 dan n2 = putaran gigi pinion dan gear ..(rpm)
GEAR RATIO
Gear Ratio adalah perbandingan putaran roda gigi
penggerak dengan yang digerakkan berbanding
terbalik dengan jumlah giginya.
n1 jumlah gigi roda gigi digerakkan
GearRatio  
n2 jumlah gigi roda gigi penggerak

Driving Gear = Roda


gigi penggerak

Driven Gear = Roda


gigi yang digerakkan

n1 Z 2 12 1
   atau 1: 2
n2 Z1 24 2
GEAR RATIO
n1 Z 2 60 2,5
  
n2 Z1 24 1
n1
 2,5 : 1
n2

n1 Z 2 24 0,4
  
n2 Z1 60 1
n1
 1: 2,5
n2
KECEPATAN (VELOCITY)
Kecepatan menunjukkan besar kecilnya kecepatan
putar roda gigi yang mempunyai satuan dapat
berupa Feet/menit atau meter/detik.

 inchi  Keterangan:
v d n   d = Pitch diameter (inchi)
 menit  n = putaran (rpm)

Keterangan: satuan inchi/menit dapat dikonversi


menjadi feet/menit atau feet/detik

 d n m Keterangan:
v d = Pitch diameter (m)
60  s  n = putaran (rpm)
Contoh 1: pasangan roda gigi mempunyai jumlah gigi Z1
= 60 buah dan diametral pitch (Pd) = 24. berputar n1 =
100 rpm. Roda gigi yang digerakkan, Z2 = 24 buah.
Tentukan kecepatan dari masing-masing roda gigi.

Penyelesaian: Pitch diameter Z  teeth 


Pd   inch 
d  
Z1 60
 d1    2,5 inch
Pd 24
Kecepatan,

v1   d1 n1  3,142,5 in 100 rpm  785 in / menit


785
v1   65,4 feet / menit
12
n1 Z 2 24 0,4
Gear Ratio,    atau 1: 2,5
n2 Z1 60 1
n1 Putaran roda gigi 2,
 1: 2,5 n2 = ratio (n1) = 2,5 (100)
n2 = 250 rpm

Z 2 24
 d2    1,0 inch
Pd 24

v2   d 2 n2

v2  3,141,0 in  250 rpm  785 in / menit


785 v1 = v2 = 65,4 feet/menit
v2   65,4 feet / menit = 0,332 m/s
12
Contoh 2: pasangan roda gigi mempunyai jumlah gigi Z1
= 60 buah dan diametral pitch (Pd) = 24. berputar n1 =
100 rpm. Roda gigi yang digerakkan, Z2 = 24 buah.
Tentukan kecepatan dari masing-masing roda gigi
dalam satuan meter/s.
Penyelesaian: Pitch diameter Z  teeth 
Pd  
d  inch 
Z1 60
d1    2,5 in  63,5 mm
Pd 24
63,5
d1   0,0635 m
1000

 d1 n1  0,0635100 m
v1    0,332  
60 60 s
CARA LAIN: 25,4 25,4
Modul , m    1,0533
UNTUK RODA GIGI Z1 Pd 24

d1  m x Z1  1,053360  63,5 mm

63,5
d1   0,0635 m
1000

 d1 n1  0,0635100 m
v1    0,332  
60 60 s
UNTUK RODA GIGI Z2
Z 2 24
d2    1,0 in  25,4 mm
Pd 24
25,4
d2   0,0254 m
1000

 d 2 n2  0,0254  250 m


v2    0,332  
60 60 s
d 2  m x Z 2  1,053324  25,4 mm  0,0254m
 d 2 n2  0,0254  250 m
 v2    0,332  
60 60 s
GEAR RATIO PASANGAN BEBERAPA RODA GIGI
Roda gigi antara (idler
gear) berfungsi untuk
merubah arah putaran dari
roda gigi yang digerakkan.
Jika jumlah gigi Z1 = Z3,
maka Gear ratio = 1 : 1

Misal Z1 = 60 buah, Z2 = 24 buah dan Z3 = 60 buah.

n1 Z 2 60 2,5
Gear ratio     atau 2,5 : 1
n2 Z1 24 1
n2 Z 3 24 1
Gear Ratio     atau 1: 2,5
n3 Z 2 60 25 Jumlah gigi
roda gigi
n1 Z 2 Z 3 60 antara tidak
Gear Ratio   x  1:1 berpengaruh.
n3 Z1 Z 2 60
n1 = 100 rpm Contoh 1:
Roda gigi penggerak, Z1
= 36 buah dan n1 = 100
Z3 = 36 Z4 = 60 rpm. Roda gigi yang
Z1 = 36 digerakkan Z2 = 60 buah
dan roda gigi Z3 = 36
Z2 = 60 buah satu poros dengan
Z2 merupakan roda gigi
penggerak. Roda gigi Z4
n2 = 60 rpm
= 60 buah. Tentukan
gear ratio total.

n1 Z 2 60
Penyelesaian: Gear Ratio 1     1,666 :1
n2 Z1 36

100
Putaran poros 2, n2   60 rpm
1,666
n1 = 100 rpm Roda gigi Z3 = 36 buah.
Roda gigi Z4 = 60 buah.

Z3 = 36 Z4 = 60 Gear Ratio 2:
Z1 = 36
n2 Z 4 60
   1,666 : 1
Z2 = 60 n3 Z 3 36
Putaran poros 3,
n2 = 60 rpm n3 = 36 rpm
60
n3   36 rpm
1,666
Total gear ratio (n1/n3)= 1,666 x 1,666 = 2,777

n1 100 rpm HASIL SAMA


Total gear ratio    2,777
n3 36 rpm
Contoh 2: pasangan beberapa roda gigi mempunyai
jumlah gigi Z1 = 12 buah, Z2= 48 buah, Z3 = 12 buah
dan Z4 = 60 buah. Poros 1 berputar n1 = 500 rpm.
Tentukan putaran poros 3 dan besar total gear ratio
n1 = 500 rpm
Z2 = 48
Z4 = 60

Z1 = 12 Z3 = 12
n3 = ? rpm

Penyelesaian: jumlah gigi Z1 = 12 buah, Z2= 48 buah

n1 Z 2 48
Gear Ratio     4 :1
n2 Z1 12

Putaran poros 2, 500


n2   125 rpm
4
n1 = 500 rpm Z3 = 12 buah,
Z2 = 48 Z4 = 60 buah
Z4 = 60

Gear Ratio:
Z1 = 12 Z3 = 12
n3 = ? rpm n2 Z 4 60
   5 :1
n3 Z 3 12

125
Putaran poros 3, n3   25 rpm
5
Total gear ratio (n1/n3) = 4 x 5 = 20

n1 500 rpm
Total gear ratio    20
n3 25 rpm
TUGAS (HOME WORK)

Pasangan beberapa roda gigi (lihat gambar)


mempunyai jumlah gigi Z1 = 60 buah dan poros 1
berputar n1 = 500 rpm. Julah gigi Z2= 12 buah, Z3 =
48 buah dan Z4 = 12 buah. Tentukan putaran poros
3 dan besar total gear ratio

Z3 = 48
Z1 = 60
Z4 = 12

n3 = ? rpm Z2 = 12
n1 = 500 rpm
RANGKAIAN RODA GIGI (GEAR TRAIN)
Rangkain Roda gigi adalah termasuk sistem
pemindahan daya yang terdiri dari dua atau lebih
roda gigi. Roda gigi yang terletak di antara roda gigi
penggerak dan yang digerakkan dan disebut roda gigi
antara (idler gear). Roda gigi yang kecil disebut
PINION dan yang besar disebut GEAR. Pada
umumnya Pinion sebagai roda gigi penggerak dan
Gear sebagai roda gigi yang digerakkan untuk
mendapatkan TORSI yang tinggi.

Sistem rangkaian roda gigi:


1. Sedernana (Simple gear train)
2. Gabungan (Compound gear train)
3. Planetari (Planetary gear train)
Rangkaian Roda gigi sedernana (Simple gear train)
Sistem rangkaian Roda gigi sedernana hanya
mempunyai sebuah roda gigi setiap sumbu poros dan
pada umumnya digunakan pada pasangan roda gigi
dengan jarak sumbu poros yang jauh.

Roda gigi Roda gigi


penggerak digerakkan
Perbandingan Putaran,
speed ratio (i),

n1 Z 2
i 
n2 Z1

Speed ratio i < 1,  n1 < n2  terjadi kenaikan putaran


Speed ratio i = 1,  n1 = n2,  putaran sama
Speed ratio i > 1,  n1 > n2  terjadi penurunan putaran
Rangkaian Roda gigi sedernana (Simple gear train)
Roda gigi yang terletak di antara roda gigi
penggerak dan yang digerakkan disebut roda gigi
antara (idler gear).
Perbandingan Putaran,
Roda gigi
Roda gigi antara speed ratio (i),
penggerak Roda gigi
digerakkan Z 2 Z 3 Z 3 n1
i x  
Z1 Z 2 Z1 n3
Rangkaian roda gigi Gabungan (Compound gear train)
Sistem rangkaian Roda gigi gabungan jika sedikitnya
pada satu poros terdapat dua buah roda gigi dan pada
umumnya tipe tersebut digunakan untuk perubahan
putaran roda gigi atau poros yang besar.
Digunakan untuk ruangan atau tempat terbatas
Roda gigi Perbandingan Putaran,
Roda gigi gabungan speed ratio (i),
penggerak
Roda gigi Z 2 Z 4 n1 n3
digerakkan i x  x
Z1 Z 3 n2 n4
Keterangan: n2 = n3

Z 2 Z 4 n1
i x 
Z1 Z 3 n4
Rangkaian roda gigi Planetari (Planetary gear train)
Sistem rangkaian Roda gigi Planetari atau sistem
Epicyclic terdiri dari SUN GEAR pada titik pusat. RING
GEAR dan beberapa roda gigi planet (planet gear) yang
saling berputar.

Sistem tersebut pada


umumnya digunakan
pada transmisi
planetary (Planetary
Transmission).
Contoh 1: rangkaian roda gigi sederhana mempunyai
jumlah gigi Z1 = 30 buah dan berputar n1 = 100 rpm Jika
jumlah gigi Z2= 60 buah. Tentukan putaran roda gigi n2
(rpm)
Penyelesaian:
Roda gigi Roda gigi
digerakkan Z 2 60 n1
penggerak
i  2 i
Z1 30 n2

n1 100
 n2    50 rpm
i 2

n1 Z 2 n1 Z1 10030 
  n2    50 rpm
n2 Z1 Z2 60
Contoh 2: rangkaian roda gigi sederhana dengan roda
gigi antara mempunyai jumlah gigi Z1 = 30 buah dan
berputar n1 = 100 rpm. Jika jumlah gigi Z2= 60 buah
dan Z3 = 20 buah. Tentukan putaran n3 (rpm)
Penyelesaian: Z 2 60 n1
i1   2 i1 
Roda gigi Z1 30 n2
Roda gigi antara
penggerak Roda gigi
digerakkan n1 100
n2    50 rpm
i1 2
Z 3 20 1
i2   
Z 2 60 3

n2 n2 50
i2   n3    150 rpm
i2 1
n3
3
CARA LAIN: mengabaikan roda gigi antara (Z2)

1 2
Roda gigi
itotal  i1 x i2  2 x 
Roda gigi antara 3 3
penggerak Roda gigi
digerakkan
Z 3 20 2
itotal   
Z1 30 3

Z 2 Z 3 Z 3 n1
itotal  x  
Z1 Z 2 Z1 n3
n1 100
 n3    150 rpm
itotal 2
3
Roda gigi
Roda gigi antara
penggerak Roda gigi
digerakkan

Putaran roda gigi 3, n3 = 150 rpm, hasilnya sama


walaupun menggunakan atau tidak menggunakan roda
gigi antara, yang berbeda adalah arah putaran roda gigi.
Jumlah gigi pada roda gigi antara (idler gear) tidak
berpengaruh terhadap perhitungan rasio putaran roda
gigi (speed ratio).
Contoh 3: rangkaian roda gigi sederhana dengan roda
gigi antara mempunyai jumlah gigi Z1 = 30 buah dan
berputar n1 = 100 rpm Jika jumlah gigi Z2= 60 buah dan
Z3 = 20 buah. Sedangkan Z4 = 40 buah. Tentukan
putaran roda gigi n4 (rpm).
Penyelesaian:
Roda gigi
penggerak Z 2 60 n1
i1   2 i1 
2 Z1 30 n2
1 4
n1 100
3 n2    50 rpm
i1 2

n2 50
Z 3 20 1 n2  n3    150 rpm
i2    i2  i2 1
Z 2 60 3 n3
3
Z 4 40 n3 n3 150
i3   2 i3   n4    75 rpm
Z 3 20 n4 i3 2
Roda gigi
penggerak itotal  i1 x i2 x i3
2
1 4 1 4
itotal  2 x x 2 
3 3 3

n1 100
itotal 
n1  n4    75 rpm
itotal 4
n4
3
Putaran roda gigi 4, n4 = 75 rpm, hasilnya sama
walaupun menggunakan atau tidak menggunakan roda
gigi antara, yang berbeda adalah arah putaran roda gigi.
KESIMPULAN:
1. Jumlah gigi roda gigi antara tidak berpengaruh
terhadap perbandingan kecepatan roda gigi secara
menyeluruh (overall velocity ratio), perbandingan
kecepatan roda gigi secara menyeluruh hanya
dipengaruhi oleh jumlah gigi pada roda gigi
penggerak awal dan jumlah gigi roda gigi yang
digerakkan terakhir.

2. Jika pasangan roda gigi terdapat roda gigi antara


dengan jumlah angka ganjil maka putaran roda gigi
yang digerakkan terakhir mempunyai arah yang
sama dengan arah roda gigi penggerak awal. Jika
terdapat jumlah angka genap, maka putaran roda
gigi yang digerakkan terakhir mempunyai arah
berlawanan dengan arah roda gigi penggerak awal.
TUGAS (HOME WORK)

1. Rangkaian roda gigi gabungan dengan roda gigi antara,


jumlah gigi Z1 = 40 buah dan berputar n1 = 75 rpm.
jumlah gigi Z2= 30 buah dan Z3 = 50 buah berada dalam
satu poros. Jika jumlah gigi Z4 = 20 buah. Tentukan
putaran roda gigi n4 (rpm) dan speed ratio total.
Roda gigi
Roda gigi gabungan
penggerak
Roda gigi
digerakkan
2. Rangkaian roda gigi (lihat gambar) jumlah gigi Z1 =
60 buah, Z2= 15 buah dan Z3 = 90 buah, Z4 = 20 buah,
Z5 = 25 buah. Tentukan penurunan rumus putaran
sampai roda gigi 5 (poros 4) dan perbandingan
rangkaian roda gigi total (speed ratio total)  itotal

Jumlah gigi:
Z1 = 60
n1 n2
Z2 = 15
n4 Z3 = 90
n3 n5 Z4 = 20
Z5 = 25
BAB IV PERSAMAAN ENERGI DAN DAYA RODA GIGI
Daya, Torsi, Gaya dan Kecepatan adalah variabel mekanis
yang berhubungan dengan kinerja mesin berputar.
NOTASI PADA RODA GIGI
• P = Daya (Power)
• E = Energi (Energy)
• W = Kerja/usaha (Work)
• F = Gaya (Force)
• T = Torsi/Momen (Torque)
• d = Jarak pada gerak lurus (translational motion)
• θ= sudut gerak putar (angle of rotational motion)
• v = kecepatan linier (velocity of translational motion)
• ω= kecepatan sudut (angular speed)
• ∆ = perubahan (change)
• d = diameter lingkaran jarak bagi (Pitch diameter)
• Z = jumlah gigi (number of teeth on a gear)
• r = jari-jari lingkaran jarak bagi (Pitch circle radius)
• n = jumlah putaran (number of revolutions)
Torsi adalah gaya dikalikan dengan jarak tegak
lurusnya
Gaya Gaya
jarak
jarak

Hal yang penting dalam transmisi Roda gigi adalah


menghasilkan kerja atau energi mekanik yang didapat
dari gaya dikalikan dengan jarak tegak lurusnya. Pada
transmisi Roda gigi, jika Kecepatan putar tinggi, maka
didapat Torsi rendah dan sebaliknya jika Kecepatan
putar rendah, maka didapat Torsi tinggi. Untuk nilai
Torsi yang sama, maka diperlukan Gaya yang besar
untuk jarak yang pendek atau diperlukan Gaya yang
kecil untuk jarak yang panjang.
P = Daya (Power) adalah perbandingan antara Energi
atau Kerja yang dihasilkan dengan Waktu yang
diperlukan.
E W
P 
t t
Jika Gaya (F) menggerakkan benda dengan gerak lurus,
jarak Δd, maka kerja yang diberikan adalah:
W = F x ∆d

Kerja untuk gerak putar adalah: W = T x ∆θ


P = Daya (Power) untuk benda berputar adalah:

W T  
P 
t t
Sedangkan
   
t
Jadi, P = Daya untuk benda berputar adalah:
P=Txω

Torsi diukur berdasarkan besar gaya (F)


untuk dapat memutar benda dengan
radius r.
T=Fxr

Jadi, P = Daya untuk benda berputar adalah:

P=Fxrxω
Untuk benda berputar, maka kecepatan sudut adalah:

2  n  rad 
 n = putaran per menit (rpm)
60  s 
Jadi, P = Daya untuk benda berputar adalah:

P=Fxrxω

2 n
P  F r 
60
ANALISIS ENERGI DAN DAYA PASANGAN RODA GIGI
Roda gigi yang saling
berpasangan memiliki
DIAMETRAL PITCH (Pd)
yang sama, sehingga:
Z gear Z pinion
Pd  
d gear d pinion
Z1 Z 2
Pd  
d1 d 2
Roda gigi penggerak mendorong roda gigi yang digerakkan
oleh komponen gaya tegak lurus jari-jari roda gigi sehingga
roda gigi dapat berputar. Daya yang ditransfer:
Pin = T1 x ω1 Pout = T2 x ω2
Jika faktor gesekan diabaikan, maka Pin = Pout.

1 T2
T1 x ω1 = T2 x ω2  
2 T1
2 n

60
1 n1 T2
  
2 n2 T1
Persamaan di atas menunjukkan bahwa Torsi dan
Kecepatan berbanding terbalik. Jika kecepatan tinggi,
maka Torsi menjadi rendah. Sebaliknya jika Kecepatan
naik, maka Torsi menjadi turun.
Transmisi roda gigi tanpa slip, sehingga gerakan roda
gigi penggerak (1) dapat dipindahkan ke roda gigi yang
digerakkan (2). Jadi kecepatannya:

v = ω1 x r1 = ω2 x r2

2  n1 2  n2
r1   r2 
60 60
n1 r2
n1 x r1 = n2 x r2  
n2 r1

d  d1   d2 
r  n1    n 2  
2 2  2
 d1   d2 
 n1    n 2  
2  2
n1 d 2
Jadi, n1 x d1 = n2 x d2  
n2 d1
Persamaan di atas menunjukkan bahwa Putaran dan
Diameter roda gigi berbanding terbalik. Jika diinginkan
kecepatan tinggi, maka diameter roda gigi yang
digerakkan harus lebih kecil dari diameter roda gigi
penggerak.

Dari perbandingan Putaran (n) dan jumlah gigi (Z), maka


didapat:
n1 Z 2
n1 x Z1 = n2 x Z2  
n2 Z1
n1 Z 2 Roda gigi dengan jumlah gigi lebih
  banyak selalu berputar lebih perlahan
n2 Z1 dibanding dengan jumlah gigi sedikit.

KESIMPULAN: hubungan antara kecepatan sudut (ω),


putaran (n), Torsi (T), Pitch Diameter (d), dan jumlah gigi
(Z) dari pasangan Roda gigi adalah:

1 n1 T2 d 2 Z 2
   
2 n2 T1 d1 Z1
Rasio roda gigi (Gear ratio) didefinisikan sebagai rasio
diameter (d) atau jumlah gigi (Z) output dengan input. Jika
roda gigi input lebih kecil daripada roda gigi output, maka
Torsi output lebih besar daripada Torsi input dan kecepatan
roda gigi output lebih rendah daripada kecepatan roda gigi
input. Semakin besar rasio roda gigi, maka menghasilkan
Torsi tinggi dan kecepatan putar rendah.
RANGKUMAN RUMUS BEBAN RODA GIGI

2  n  rad 
Daya, P = T x ω 
60  s 

Torsi, T = F x r

P=Fxrxω v = ω r

P=Fxv KETERANGAN:
 T = torsi atau momen
 P = daya atau power
 F = gaya tangensial
 n = kecepatan putar
 v = kecepatan linier
 ω = kecepatan sudut
RANGKUMAN RUMUS BEBAN PASANGAN RODA GIGI

1 T2 1 n1 T2
T1 x ω1 = T2 x ω2     
2 T1 2 n2 T1

1 r2
v1 = v2  ω1 x r1 = ω2 x r2  
2 r1
n1 r2
 n1 x r1 = n2 x r2  
n2 r1

n1 d 2
 n1 x d1 = n2 x d2  
n2 d1
n1 Z 2
 n1 x Z1 = n2 x Z2  
n2 Z1

1 Z 2
 ω1 x Z1 = ω2 x Z2  
 2 Z1

T2 Z 2
 
T1 Z1
1 r2 T2
  
2 r1 T1
DAYA DAN GAYA PADA PASANGAN RODA GIGI
Daya pada pasangan roda gigi ditransmisikan oleh gaya
yang terjadi disebabkan kontak antar gigi dari pasangan
roda gigi.

Gaya FN terjadi pada


lintasan pitch circle
dan Torsi terjadi
pada base circle.
Dari geometri,
Torsi = T = FN (rb)
Dari geometri,
rb = r cos Φ

Jadi,
T = FN (r cos Φ)
T = FN (r cos Φ)

KETERANGAN:
 FN = gaya
 Φ = sudut tekan
 rb = radius pada
base circle
 r = radius pada
pitch circle.
Gaya FN diuraikan menjadi dua
gaya saling tegak lurus, yaitu gaya
tangensial FT dan gaya radial FR.

Gaya tangensial FT beraksi pada pitch circle.


FT = FN cos Φ

Gaya radial atau gaya normal FR arah menuju titik pusat


Fr = FN sin Φ atau FT tan Φ
Torsi,
T = FN (r cos Φ)
atau,
T = FT (r )

T = FT (½ d )

Hubungan antara Gaya (F),


Torsi (T), Daya (P) dan Putaran
(n) pada pasangan Roda gigi.

2 n 60 
Kecepatan sudut:  n (rpm)
60 2
Daya atau Power (P) untuk benda berputar adalah
perkalian antara Torsi (T) dengan kecepatan sudut (ω)

P
P=Txω T 

FT
Sedangkan Torsi diukur berdasarkan
besar gaya tangensial (FT) untuk dapat
memutar benda dengan radius r.

T = FT x r = FT x ½(d)

P P
60 P
2 n T  T  
  2 n 2 n
60
60
KETERANGAN:
60 P  T = torsi atau momen(Nm)
T
2 n  P = daya atau power (Watt)
 n = kecepatan putar (rpm)

Dalam satuan BRITISH:


Konversi satuan,
1 hp = 550 ft-lbs/s
1 feet = 12 inchi
60 P 60550 12  P 63000 P
T  
2 n 2 3,14  n n
KETERANGAN:
 T = torsi atau momen(in-lbs)
 P = daya atau power (hp)
 n = kecepatan putar (rpm)
Dalam satuan BRITISH:

63000 P T = FT x r = FT x ½(d)
T
n
1 63000 P
 FT x d 
2 n
FT = gaya tangensial

63000 P 2 126000 P
 FT  x 
n d nd
KETERANGAN:
 FT = gaya tangensial (lbs)
 P = daya atau power (hp)
 n = kecepatan putar (rpm)
 d = pitch diameter (inchi)
Daya (P) juga dapat dihitung berdasarkan gaya
tangensial FT dan kecepatan (v),
KETERANGAN:
 P = daya atau power (Watt)
P = FT x v  FT = gaya tangensial (N)
 v = kecepatan linier (m/s)
KETERANGAN:
 P = daya atau power (kgm/s)
 FT = gaya tangensial (kg)
 v = kecepatan linier (m/s)
P  75kgm / s  60 s  4500 P
FT   FT    
v  1hp  1menit  v
KETERANGAN:
 P = daya atau power (hp)
 FT = gaya tangensial (kg)
 v = kecepatan linier (m/menit)
Dalam satuan BRITISH: P = FT x v

 1 men  1 hp  FT v 
 P     
 60 s  550 ft  lbs / s  33000
KETERANGAN:
 P = daya atau power (hp)
 FT = gaya tangensial (lbs)
 v = kecepatan linier (feet/menit)

FT v  33000 P FT = gaya
 P  FT 
33000 v  tangensial,
3,14  feet 
v  d n  d n  0,2618 d n  menit 
12  
Konversi satuan, 1 feet = 12 inchi
KETERANGAN:
 d = pitch diameter (inchi)
 n = kecepatan putar (rpm)
 v = kecepatan linier (feet/menit)

d
v  d n Modul, m  d  m xZ
Z
v  d n   m Z n Circular pitch, Pc   m 

v   d n   m Z n  Pc Z n
CONTOH SOAL 1:
Roda gigi lurus pada sepeda Motor mentransmisikan daya
= 13 hp. Jika pitch diameter = 15 cm dan berputar 2400
rpm. Tentukan gaya tangensial yang terjadi.

PENYELESAIAN:
Daya, P = 13 hp
Daya kuda mekanis/hidrolik (mechanical horsepower)
adalah nilai yang besarnya setara 550 kaki-pound per
detik (ft-lb/s) atau setara dengan 746 Watt.

P  13 hp  13 x746  9698 watt

2  n 2  2400 rad
Kecepatan sudut:    251,3
60 60 s
Daya atau Power (P) untuk benda berputar adalah
perkalian antara Torsi (T) dengan kecepatan sudut (ω)
P=Txω

P 9698
Torsi , T    38,58 Nm
 251,3
Torsi diukur berdasarkan besar gaya
(F) untuk dapat memutar benda
½(d)
dengan radius r.
Pitch diameter roda gigi, d = 15 cm
= 0,15 m. r = 0,075 m
T = F x r = F x ½(d)
T 38,58
Gaya, F    514,4 N
r 0,075
CONTOH SOAL: 2
Pasangan Roda gigi mempunyai diametral pitch Pd = 8.
Sudut tekan Φ = 200. Roda gigi Pinion mempunyai jumlah
gigi Z1 = 20 buah, berputar n1 = 1725 rpm dan
mentransmisikan daya P = 5 hp terhadap Roga gigi Gear
Z2 = 60 gigi. Tentukan gaya tangensial (FT), gaya normal
atau radial (FR) dan gaya maksimum (FN).
PENYELESAIAN: torsi atau momen roda gigi 1,
Z2 = 60
63000 P 630005
T   182,6 in  lbs
2
n 1725
1

1 FR Roda gigi Pinion,


Z1 = 20
Picth diameter,
FT FN
Φ=200 Z1 20
1 d1    2,5 in
Torsi, T  FT x d1
2 Pd 8
Gaya tangensial roda gigi 1(FT),
1 FR
T 2 T 2182,6 
FT     146,1lbs
1
FT FN d1 d1 2,5
Φ=200 2
Gaya tangensial pada roda gigi 1 (FT) menyebabkan
sebuah Torsi untuk keseimbangan Torsi akibat dari daya
yang diberikan.
Gaya radial (FR),
Fr = FT tan Φ = FT (tan 20) = 146,1 (0,364) = 53 lbs

FT 146,1
Gaya maksimum, FN    155,5 lbs
cos 20 0,9397
Kecepatan roda gigi 1,

 feet 
v1  0,2618 d1 n1  0,26182,51725  1129  
 menit 
Φ=200 FT
FN n1 x Z1 = n2 x Z2
1 FR FR 2
Z1
 n2  n1
FT FN Z2
Φ=200
Z1 = 20 Z2 = 60 20
 n2  1725  575 rpm
60
63000 P 630005
T   547,8 in  lbs
n 575
Roda gigi besar (gear), Picth diameter,
Z 2 60 1
d2    7,5 in Torsi, T  FT x d 2
Pd 8 2
Φ=200 FT Gaya tangensial roda gigi 2 (FT),
FN
T 2 T 2547,8
FR 2 FT     146,1lbs
1 d 7 ,5
d2 2
2
Z2 = 60

Gaya radial (FR),


Fr = FT tan Φ = FT (tan 20) = 146,1 (0,364) = 53 lbs
FT 146,1
Gaya maksimum, FN    155,5 lbs
cos 20 0,9397
Kecepatan roda gigi 2,
 feet 
v2  0,2618 d 2 n2  0,26187,5575  1129  
 menit 
v1 = v2 = 1129 fpm
CONTOH SOAL 3:
Roda gigi lurus, jumlah gigi PINION Z1 = 35 gigi berputar
n1 = 600 rpm mentransmisikan daya 4 hp melalui roda gigi
antara (Idler gear) Z2 = 65 gigi. Roda gigi yang
digerakkan, Z3 = 45 gigi. Jika diametral pitct Pd = 4 dan
sudut tekan Φ = 20, (full depth). Hitung Torsi pada
masing-masing poros, gaya yang bekerja roda gigi yang
digerakkan dan gaya pada roda gigi idler.
PENYELESAIAN: Picth diameter,
Z1 = 35 Z1 35
3 d1    8,75 in
Pd 4
1 Z3 = 45
900
Z 2 65
2 d2    16,25 in
Pd 4
Z2 = 65
Z 3 45
d3    11,25 in
Pd 4
Z1 = 35 Torsi atau momen roda gigi 1,
63000 P 630004 
3

1
900
Z3 = 45 T1  
n1 600
2
T  420 in  lbs
Z2 = 65 Torsi atau momen roda gigi 2, T2 = 0

Torsi atau momen roda gigi 3,

Z1 35
n1 x Z1 = n3 x Z3  n3  n1  600  466,67 rpm
Z3 45

63000 P 630004 
T3    540 in  lbs
n3 466,67
T1 Gaya-gaya pada
roda gigi 1:
FT FT
1
3 Gaya tangensial
FR FR
roda gigi 1(FT),
FR FR
T1 2 T1 2420 
FT 900 FT FT     96 lbs
1 d1 8,75
2
d1
FR FR 2
FT FT

F2 Gaya radial (FR),

Fr = FT tan Φ = FT (tan 20) = 96 (0,364) = 35 lbs

FT 96
Gaya maksimum, FN    102 lbs
cos 20 0,9397
T1
Gaya tangensial
FT FT (FT) = 96 lbs
3
1 FR
FR
FR
Gaya radial
FR
(FR) = 35 lbs
FT 900 FT
Besar dan arah gaya tangensial
2 FR FR (FT) dan gaya radial (FR) antara
FT FT roda gigi 1 dan 2, antara roda
gigi 2 dan 3 dapat dilihat pada
F2
gambar.

Oleh karena roda gigi 2 adalah roda gigi idler, maka tidak
meneruskan daya atau Torsi ke porosnya.
Gaya pada poros roda gigi idler 2 adalah penjumlahan
vektor gaya-gaya yang bekerja dari roda gigi 1 dan 3.
Reaksi poros pada arah sumbu x dan y adalah:

X
T1
F2x = - (FR12 + FT32)
FT FT = - ( 35 + 96)
1 FR
3 = - 131 lbs
FR
FR
FR F2y = - (- FT12 - FT32)
900 FT
= - (- 96 – 35)
FT
= 131 lbs
2 FR FR Reaksi resultan poros :
FT FT

F2
F2  131  131
2 2
185 lbs
Y
TUGAS (HOME WORK)
Roda gigi lurus, jumlah gigi PINION Z1 = 20 gigi berputar
n1 = 1750 rpm mentransmisikan daya 2,5 kW melalui roda
gigi antara (Idler gear) Z2 = 50 gigi. Roda gigi yang
digerakkan, Z3 = 30 gigi. Jika modul m = 2,5 mm dan
sudut tekan Φ = 200, (lihat gambar). Hitung Torsi pada
masing-masing poros, gaya yang bekerja roda gigi yang
digerakkan dan gaya pada roda gigi idler.

Z3 = 30

3 2

Z2 = 50

Z1 = 20 1
BAB V ANALISIS KERUSAKAN RODA GIGI
Roda gigi bekerja dengan intensitas tegangan bolak-balik
yang tinggi terhadap gigi. Pada umumnya terdapat tiga
kerusakan pada gigi, yaitu:
1. Pitting, adalah penomena kelelahan (fatik), yaitu oleh
karena tegangan yang berulang-ulang dan dapat
menyebabkan permukaan gigi menjadi retak (crack).
2. Bending, adalah disebabkan oleh tegangan lengkung
(bending) oleh karena beban. Akibatnya gigi menjadi
aus, pitting atau patah.
3. Scuffing adalah kerusakan pada permukaan gigi oleh
karena kekurangan minyak pelumas.

PERHITUNGAN TEGANGAN LENGKUNG (BENDING STRESS)


Kelebihan beban atau penomena fatik pada gigi roda gigi
sampai batas kekuatan material roda gigi dapat
menyebabkan keretakan pada bagian kaki gigi.
Perhitungan tegangan lengkung dapat diprediksi oleh
persamaan LEWIS, yaitu gaya atau beban pada gigi dapat
dianggap sebagai beban KANTILEVER.
Jika dimensi gigi adalah b dan t dan
panjang/tinggi gigi = L dan gaya
tangensial FT terdistribusi merata pada
permukaan b. Tegangan lengkung
maksimum (σb) pada dasar gigi adalah:

Mc
b 
I
Keterangan:
M : momen lengkung maksimum, M = FT x L
c : setengah ketebalan gigi (t), c = ½ t
I : momen inersia bidang, I = b t3/12

Mc
 FT L 
t
6 FT L 
b   3
2  2
I bt bt
12
Tegangan lengkung maksimum terjadi pada titik R (lihat
gambar). Dengan menggunakan hukum kesetaraan
segitiga, maka:

t
2 L t2
 L
x t 4x
2
Tegangan lengkung maksimum pada gigi:

6 FT L  6 FT t 2 3 FT  Dikalikan dan dibagi


b  2
 2
 dengan diametral
bt bt 4 x 2b x Pitch (Pd)

3 FT  3 FT  Pd
b   x
2b x 2 b x Pd
Tegangan lengkung maksimum pada gigi:

3 FT  3 FT  Pd
b   x
2b x 2 b x Pd
Atau:

b 
FT  x Pd Y 
2x
Pd
b Y 3

Y merupakan faktor tak berdimensi dan fungsi dari


sudut tekan (Φ) dan jumlah gigi (Z). Nilai Y dapat
dilihat dari tabel berikut.
Tabel nilai faktor Y fungsi dari sudut tekan dan jumlah gigi
JUMLAH SUDUT TEKAN SUDUT TEKAN JUMLAH SUDUT TEKAN SUDUT TEKAN
GIGI 14,50 INVOLUT 200 INVOLUT GIGI 14,50 INVOLUT 200 INVOLUT
10 0.176 0,201 24 0,302 0,337

11 0,192 0,226 25 0,305 0,340

12 0,210 0,245 26 0,308 0,344

13 0,223 0,264 28 0,314 0,352

14 0,235 0,276 30 0,318 0,358

15 0,245 0,289 35 0,327 0,373

16 0,256 0,295 40 0,336 0,389

17 0,264 0,302 45 0,340 0,399

18 0,270 0,308 50 0,346 0,408

19 0,277 0,314 60 0,355 0,421

20 0,283 0,320 70 0,360 0,429

21 0,289 0,326 80 0,363 0,436

22 0,292 0,330 90 0,366 0,442

23 0,296 0,333 100 0,375 0,446


b 
FT  x Pd Menggunakan persamaan LEWIS, dapat
ditentukan nilai lebar gigi (b) dengan
b Y memasukkan harga tegangan maksimum
material gigi yang diijinkan (σb).
Tabel nilai tegangan maksimum yang diijinkan (σb)
MATERIAL σb (kPsi)
Steel (kekerasan 140 Bhn) 19 – 25
Steel (kekerasan 180 Bhn) 25 – 33
Steel (kekerasan 300 Bhn) 36 – 47
Steel (kekerasan 400 Bhn) 42 - 56
Steel (carburized) 56 - 65
Steel (Nitrided) 35 - 45
Cast Iron (Agma, Grade 30, 175 Bhn) 8,5
Cast Iron (Agma, Grade 40, 200 Bhn) 13
Bronze (AGMA 2C, Sand cast 40 ksi) 5,7
Nonmetallic Nylon 6000
Dalam desain roda gigi, maka roda gigi penggerak (pinion)
dibuat lebih keras daripada roda gigi yang digerakkan
(gear). Dari persamaan LEWIS dapat diindikasikan bahwa
tegangan lengkung pada gigi:
1. Berbanding langsung dengan beban/gaya tangesial FT.
2. Berbanding terbalik dengan lebar gigi (b).
3. Berbanding langsung dengan diametral pitch (Pd).
4. Berbanding terbalik dengan nilai faktor bentuk gigi Y

b 
FT  x Pd
b Y
Perhitungan tegangan lengkung maksimum atau tegangan
kerja yang diijinkan (σb) dengan persamaan LEWIS, sistem
satuan METRIK.

Mc
b 
I
Keterangan:
M : momen lengkung maksimum, M = FT x L
c : setengah ketebalan gigi (t), c = ½ t
I : momen inersia bidang, I = b t3/12
Tegangan lengkung
maksimum/tegangan Mc
 FT L 
t
6 FT L 
kerja yang diijinkan, b   3
2 
I bt bt2
12
2
t
Gaya tangensial, FT   b x b x
6L
Tebal gigi (t) dan tinggi gigi (L) tergantung dari ukuran
gigi dan berhubungan dengan Circular Pitch (Pc).
Jika, t = x (Pc) dan L = k (Pc), x dan k adalah konstanta,
maka:

x Pc 
2 2 2
x
FT   b x b x  FT   b x b x Pc x
6 k Pc 6k
x2 Y disebut FAKTOR
Jika Y BENTUK LEWIS atau
6k faktor bentuk gigi.
Jadi Gaya tangensial atau kekuatan gigi,
FT   b x b x Pc x Y

sedangkan circular pitch, Pc   m  m = modul gigi

Jadi, FT   b x b x  m x Y
Dari, t = x (Pc) dan L = k (Pc), x dan k adalah konstanta,
2
t t L
x   x2  k
Pc Pc 2 Pc

Y 
x

2
t 2
x
 Pc 

t2

6 k Pc 2
6k 6 L Pc 
2
t
Y 
6 L Pc 

Jadi, untuk menentukan nilai Y,


maka nilai t, L dan Pc harus
dihitung terlebih dahulu atau
dapat diukur seperti pada
gambar di samping.

Catatan: jika gigi berubah bentuk, maka ukuran t, L dan Pc


akan ikut berubah secara proporsional, sehingga nilai Y
hampir selalu konstan. Nilai Y juga dapat dipertimbangkan
berdasarkan jumlah gigi (Z).

0,684 Untuk sudut tekan gigi 14,50,


Y  0,124  full depth involute system
Z
0,912
Y  0,154 
Z
Untuk sudut tekan gigi 200,
full depth involute system

0,841
Y  0,175 
Z
Untuk sudut tekan gigi 200,
stub system
Tegangan kerja yang diijinkan:
Tegangan lengkung maksimum atau tegangan kerja yang
diijinkan pada gigi (σb) berdasarkan persamaan LEWIS
tergantung dari kekuatan material menerima tegangan
statik. Sedangkan dalam hal mencari dampak beban
dinamik tergantung oleh faktor kecepatan.
Jadi, σb = σs x Cv Keterangan:
σs = tegangan statik yang diijinkan.
Cv = faktor kecepatan
Besaran faktor kecepatan Cv:
3 Untuk ordinary cut gear, kecepatan
Cv  pada pitch line, v < 12,5 m/s
3 v
4,5 Untuk carefully cut gear, kecepatan
Cv  pada pitch line, v < 12,5 m/s
4,5  v
6 Untuk very accurated cut and
Cv  ground metallic gear, kecepatan
6v pada pitch line, v < 20 m/s

0,75 Untuk precision gear cut with high


Cv  accuracy, kecepatan pada pitch
0,75  v line, v < 20 m/s
0,75
Cv   0,25 Untuk non-metallic gear
1 v
Tabel nilai tegangan statik yang diijinkan (σs)
MATERIAL σs (kg/cm2)
Cast iron, ordinary 500
Cast iron, medium grade 700
Cast iron, high grade 1050
Cast steel, untreated 1400
Cast steel, best treated 1960
Forged carbon steel-case 1260
hardened
Forged carbon steel-untreated 1400 – 2100
Forged carbon steel-best treated 2100 – 2450
Alloy steel-case hardened 3500
Alloy steel-best treated 4550 – 4720
Phosphor bronze 840
CATATAN: nilai tegangan statik yang diijinkan (σs) untuk
steel gear sekitar 1/3 dari tegangan tarik maksimum
(ultimate tensile strenght) dari material roda gigi (σu).

u
s 
3
Jadi Gaya tangensial atau kekuatan gigi,

FT   b x b x  m x Y   s x Cv  x b x  m x Y
BEBAN (LOAD) DINAMIK PADA GIGI
Dalam hal mencari dampak beban dinamik tergantung
faktor kecepatan(Cv), beban dinamik disebabkan oleh:
1. Tidak akurasi jarak antar gigi (inaccuracies of tooth
spacing),
2. Tidak teratur profil gigi (Irregularities in tooth
profile)
3. Defleksi gigi oleh beban (deflection of teeth under
load)
Jadi, FD = FT x FI

Keterangan:
FD = beban dinamik total (total dinamic load)
FT = beban statik oleh karena Torsi (steady load due to
transmitted Torque)
FI = kenaikan beban oleh karena aksi beban dinamik
(increment load due to dynamic action)
Kenaikan beban FI dipengaruhi oleh kecepatan pada pitch
line (v), lebar permukaan gigi, jenis material gigi dan
ketepatan gaya tangensial bekerja. Kondisi rata-rata,
beban dinamik dapat ditentukan dengan persamaan
BUCKINGHAM sebagai berikut:

FD = FT x FI

0,11b C  FT 
FD  FT 
0,11 v  b C  FT
Keterangan:
FD = beban dinamik total (total dinamic load) … kg
FT = beban statik oleh karena Torsi …. kg
v = kecepatan pada ptch line …. m/menit
b = lebar permukaan gigi … cm
C = faktor deformasi atau faktor dinamik …. cm
Faktor deformasi C,

Keterangan:
K e K = faktor bentuk gigi
C = 0,107 untuk sudut tekan 14,50,
1 1
 full depth involute system.
E P EG = 0,111 untuk sudut tekan 200,
full depth involute system.
= 0,115 untuk sudut tekan 200,
stub system

EP = Young modulus material pinion


EG = Young modulus material gear
e = kesalahan kontak gigi (Toothterror action … cm)
Nilai e tergantung kecepatan pada pitch line (v),

Tabel nilai e berdasarkan v

v e v e v e
(m/min) (mm) (m/min) (mm) (m/min) (mm)
75 0,0925 525 0,0425 975 0,0200
150 0,0800 600 0,0375 1050 0,0175
225 0,0700 675 0,0325 1200 0,0150
300 0,0600 750 0,0300 1350 0,0150
375 0,0525 825 0,250 > 1500 0,0125
450 0,0475 900 0,0225
BEBAN (LOAD) STATIK PADA GIGI
Beban statik pada gigi juga disebut sebagai kekuatan
atau ketahanan gigi diperoleh dari persamaan LEWIS
dengan mengganti nilai tegangan kerja maksimum yang
diijinkan (σb) dengan tegangan batas elastis (σe).

Dari, FT   b x b x  m x Y  Fs   e x b x  m x Y
MATERIAL BRINELL HARDNESS NUMBER TEGANGAN BATAS ELASTIS
(pinion dan gear) (BHN) (σe … kg/cm2)
Gray cast iron 160 840
Semi steel 200 1260
Phosphor bronze 100 1680
steel 150 2520
200 3500
240 4200
280 4900
300 5250
> 400 7000
Beban statik (FS) pada gigi harus lebih besar dibandingkan
beban dinamis gigi (FD). Persamaan BUCKINGHAM
menetapkan sebagai berikut:
Beban stedi (steady load)  (FS) > 1,25 (FD).
Beban fluktuasi (pulsating load)  (FS) > 1,35 (FD).
Beban kejut (shock load)  (FS) > 1,50 (FD).
CONTOH SOAL:
Pasangan roda gigi lurus mentransmisikan daya 30 hp
saat roda gigi PINION berputar = 300 rpm. Perbandingan
kecepatan adalah 1 : 3. Tegangan statik yang diijinkan
untuk pinion dan gear = 1200 dan 1000 kg/cm2. Jumlah
gigi pinion = 15 dan lebar gigi = 14 x modul.
Tentukan 1) modul, 2) lebar gigi dan 3) pitch diameter
pinion dan gear.
Data-data penunjang:
0,912 Sudut tekan gigi 200, full
Y  0,154  depth involute system
Z
3 Untuk ordinary cut gear, kecepatan
Cv  pada pitch line, v < 12,5 m/s
3 v
PENYELESAIAN:
• Daya, P = 30 hp.
• Putaran roda gigi pinion, n1 = 300 rpm
• Jumlah gigi pinion, Z1 = 15 gigi, gear Z2 = 45 gigi
• Lebar gigi, b1 = 14 modul = 14 m.
• Tegangan statik roda gigi pinion, σs1 = 1200 kg/cm2.
• Tegangan statik roda gigi gear, σs2 = 1000 kg/cm2.
Perhatikan kesamaan satuan, satuan modul adalah cm,
Kecepatan putar pada pitch line,

 d1 n1  m   Pitch diameter, d = m (Z1)


v  min   Satuan d = cm
100    Satuan modul, m = cm

 d1 n1  m Z1  n1  m 
v   min 
100 100  
 m 15300   m  m
v  141,3 m    2,355 m s
100  min   
Gaya tangensial (FT) berdasarkan daya (P) dan kecepatan
(v) adalah:
P  75kgm / s  75 P
FT   FT    
v  1hp  v
 P = daya atau power (hp)
 FT = gaya tangensial (kg)
 v = kecepatan linier (m/s)

75 P 75 30  955,4
 FT    kg 
v 2,355 m m
Faktor bentuk gigi pinion (Z1),
0,912 0,912
Y1  0,154   0,154   0,0932
Z1 15
Faktor bentuk gigi gear (Z2),
0,912 0,912
Y2  0,154   0,154   0,1337
Z2 45
Faktor kecepatan (Cv) roda gigi pinion Z1:,

3 3
Cv1  
3  v 3  2,355 m
Gaya tangensial atau kekuatan gigi pinion Z1:

FT   s x Cv  x b x  m x Y
FT   s x Cv  x b x  m x Y

955,4  3 
 1200 x  x 14 m x  m x 0,0932
m  3  2,355 m 

955,4  3600 
   x 4,097 m 2
m  3  2,355 m 
955,4 14749,5 m 
 2
  
m  3  2,355 m 
3
14749,5 m
 3  2,355 m   15,438 m 3

955,4
3
14749 ,5 m
 3  2,355 m   15,438 m 3

955,4
Dengan menggunakan Try and error, didapat:
Modul, m = 0,67 cm atau 6,7 mm

3  2,355 0,67  15,438 0,67 


3

4,58  4,6  OK
Diambil modul standar, m = 8 mm

Lebar permukaan gigi, b = 14 m = 14 (8) = 112 mm

Pitch diameter, d1 = m Z1 = 8 (15) 120 mm


d2 = m Z2 = 8 (45) 360 mm
n1 Z 2 n1 Z1 15
  n2   300  100 rpm
n2 Z1 Z2 45

Kecepatan putar aktual pada pitch line,

 d1 n1  0,120 300 m


v1    1,884  
60 60 s
 d 2 n2  0,360 100 m
v2    1,884  
60 60 s
Pengecekan: σs1 x Y1 = 1200 x 0,0932 = 111,84 kg/cm2
Lebih kecil dari σs2 x Y2 = 1000 0,1337 = 133,7 kg/cm2
Jadi, roda gigi pinion lebih lemah daripada roda gigi gear.
BAB VI ANALISIS KERUSAKAN RODA GIGI
CONTOH KASUS MODERAT WEAR
CONTOH KASUS DESTRUCTIVE WEAR
CONTOH KASUS SCORING
CONTOH KASUS ABRASIVE WEAR
CONTOH KASUS SURFACE FATIGUE
CONTOH KASUS INITIAL PITTING
CONTOH KASUS DESTRUCTIVE PITTING
CONTOH KASUS SPALLING
CONTOH KASUS PLASTIC FLOW
CONTOH KASUS ROLLING & PEENING
CONTOH KASUS RIPPLING
CONTOH KASUS RIDGING
CONTOH KASUS BREAKAGE
CONTOH KASUS FATIGUE BREAKAGE
CONTOH KASUS FATIGUE BREAKAGE
CONTOH KASUS FATIGUE BREAKAGE
CONTOH KASUS OVERLOAD BREAKAGE
CONTOH KASUS QUENCH CRACK
CONTOH KASUS GRINDING CRACK
308

Anda mungkin juga menyukai