Oleh:
IR. SUGIYANTO, M.T
ELEMEN MESIN III
SAMBUNGAN/JOINT BANTALAN/BEARING
- keling/rivet - Journal bearing
- las/weld - Thrust bearing
- Baut-mur/bolt-nut - Roll bearing
External gear
Internal gear
Rack/helical rack
Sumbu poros
Berpotongan Roda gigi mitra
(intersecting axis (miter gear)
gears)
Roda gigi
kerucut lurus
(straight bevel 98 – 99
gear)
Roda gigi
kerucut spiral
(spiral bevel
gear)
KATAGORI TIPE RODA GIGI EFISIENSI ISOMETRIK
RODA GIGI
Gear
Karakteristik:
1. Sederhana dan mudah dibuat.
2. Banyak digunakan dalam industri.
3. Tidak terdapat gaya aksial.
4. Rasio kecepatan (Speed ratio) dapat
mencapai 8 dan dalam kasus yang ekstrim
dapat mencapai 20 untuk satu langkah
(single reduction), mencapai 45 untuk dua
langkah (double reduction) dan mencapai
200 untuk tiga langkah (triple reduction).
Contoh: Roda Gigi Lurus (Spur Gears).
Karakteristik:
1. Ukuran gigi lebih panjang daripada
roda gigi lurus, sehingga mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan roda
gigi lurus.
2. Kekuatan gigi lebih besar karena
ukuran gigi yang lebih besar pada
ukuran roda gigi yang sama.
3. Mampu membawa beban yang lebih
besar karena permukaan kontak
pada gigi yang lebih besar.
4. Mampu bekerja pada kecepatan
lebih tinggi.
5. Terdapat gaya aksial.
Contoh: Roda Gigi Miring Tunggal (Single Helical Gears).
Sumbu poros
masing-masing
SEJAJAR
3. RODA GIGI MIRING GANDA (DOUBLE HELICAL GEARS)
Roda gigi miring ganda (Double Helical gears) atau
Herringbone menyerupai Roda gigi miring Tunggal
(Single Helical gears), tetapi bentuk potongan gigi ganda
membentuk sudut V. Gaya aksial yang timbul pada gigi
yang mempunyai alur berbentuk V tersebut, akan saling
meniadakan.
Karakteristik:
Dirancang untuk memindahkan daya dan putaran antara
poros roda gigi yang saling berpotongan.
Contoh: Pasangan Roda Gigi Kerucut Lurus.
2. RODA GIGI KERUCUT SPIRAL (SPIRAL BEVEL GEARS)
Sumbu poros saling berpotongan
Karakteristik:
Roda Gigi Kerucut Spiral, karena mempunyai perbandingan
kontak yang lebih besar, dapat meneruskan beban besar
RODA GIGI KERUCUT (BEVEL GEARS)
Worm Gears
Worm Gears
3. RODA GIGI CACING GLOBOID
Roda Gigi Cacing Globoid, mempunyai perbandingan
kontak yang lebih besar, dipakai untuk beban yang lebih
besar. Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada
roda gigi diferensial otomotif.
Kecepatan Kapasitas
tinggi beban besar
Putaran Kontak
tetap/sedang gigi besar
Tegangan pada
gigi-giginya
kecil
FAKTOR PEMILIHAN RODA GIGI
Non-Circular Gears
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Clutches
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Differential adalah sebuah Mekanisme yang terdapat
pada Otomotif, terdiri dari Bevel Gears dan digunakan
untuk merubah kecepatan putar poros dan berhubungan
dengan Roda Ban (Wheel).
Differentials
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Konstruksi roda gigi differential
kerucut spriral yang digunakan
pada otomotif. Roda gigi
differential mempunyai satu
input yang berasal dari engine
dan dua output yang
berhubungan dengan roda kiri
dan kanan pada bagian
belakang. Roda gigi differential
sangat diperlukan pada mobil
dengan penggerak belakang,
untuk mengatur putaran roda
kiri dan kanan pada saat
Roda Gigi Differential berbelok dan pada kondisi jalan
Kerucut Spiral yang tidak sama antara roda kiri
dan kanan.
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Konstruksi
Roda Gigi
Planeter
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Konstruksi roda gigi planeter yang disebut dengan Star Gear.
Berbeda dengan roda gigi planeter, roda gigi planeter star gear
mempunyai input roda gigi matahari dan output pada roda gigi
gelang. Sedangkan lengan pembawa planet dalam keadaan
terkunci dan diam.
roda gigi
planeter star
gear
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Konstruksi roda gigi tipe V-Drive Unit. Konstruksi roda gigi ini
terdiri dari roda gigi miring yang dipasang dengan kedua
sumbu poros membentuk sudut tertentu. Sudut yang dibentuk
antara kedua sumbu poros tidak boleh terlalu besar karena
akan mempengaruhi kinerja sistem transmisi roda gigi
tersebut.
Konstruksi
Roda Gigi
V-Drive Unit
KONSTRUKSI/APLIKASI SISTEM RODA GIGI
Konstruksi roda gigi pembalik. Konstruksi roda gigi ini
terdiri dari gabungan roda gigi kerucut strandar, dengan
sudut kerucut total 900.
d
Pc mm
Z
Keterangan:
• Pc = Circular Pitch (jarak bagi lingkar) …. (mm)
• d = pitch diameter …. (mm)
• Z = jumlah gigi
Keterangan:
d
m • m = modul
• d = diameter jarak bagi/pitch diameter (mm)
Z • Z = jumlah gigi
d d
Circular Pitch (Pc), Pc Modul, m
Z Z
d
Pc
Pc
Z
m d m
Z
Pc m
Pc
m
UKURAN STANDAR RODA GIGI METRIK
PARAMETER SIMBOL RUMUS
Modul m
Sudut tekan Φ
Jumlah gigi Z
Circular pitch Pc m
Pitch diameter d Z (m)
Base diameter db d cos Φ
Addendum ha 1m
Dedendum hf 1,25 m
Whole /tooth dept h 2,5 m
Outside diameter da d + 2m
Root diameter df d – 2,5m
Min clearance c 0,25 m
Contoh soal: Roda gigi mempunyai jumlah gigi Z = 12
buah, modul (m) = 3 dan sudut tekan = 200. Tentukan
ukuran dari bagian-bagian roda gigi yang penting.
Penyelesaian:
Circular pitch, Pc m 3,143 9,425 mm
Pitch diameter, d = Z (m) = 12 (3) = 36 mm
d 1 25,4
m m 1 inchi = 25,4 mm
Z Pd Pd
25,4
Pd
m
Hubungan antara Circular Pitch (Pc) dengan
Diametral pitch (Pd)
d Z Z d
Pc Pd Pc x Pd x
Z d Z d
Pc x Pd Pd Pc
Pc Pd
Pb P c cos
Tabel perbandingan antara DIAMETRAL PITCH (Pd),
MODUL (m) dan CIRCULAR PITCH (Pc)
METRIK Pc m
Diametral pitch 1,0 2,0 2,54 3,175 5 5,08 8
(Pd)
Modul 25,4 12,7 10 8 5,08 5 3,175
(m)
Circular pitch 79,76 39,88 31,4 25,12 15,95 15,7 9,97
(Pc)
BRITISH Pc
Pd
Diametral pitch 1,0 2,0 2,54 3,175 5 5,08 8
(Pd)
Modul 25,4 12,7 10 8 5,08 5 3,175
(m)
Circular pitch 3,14 1,57 1,236 0,989 0,628 0,618 0,3925
(Pc)
ISTILAH STANDAR RODA GIGI MENURUT AGMA
UKURAN STANDAR RODA GIGI MENURUT AGMA
(American Gear Manufacturers Association)
PARAMETER Pd < 20 Pd >20
Sudut tekan (Φ) 200 / 250 200
Addendum (ha) 1,0/Pd 1,0/Pd
Dedendum (hf) 1,25/Pd 1,25/Pd
Working depth 2,0/Pd 2,0/Pd
Whole deptt 2,25/Pd 2,2/Pd+0,002 in
Circular tooth 1,571/Pd 1,571/Pd
thickness
Fillet radius- 0,30/Pd Tidak standar
basic rack
Min clearance 0,25/Pd 0,2/Pd+0,002 in
Min width of top 0,25/Pd Tidak standar
land
clearance 0,35/Pd 0,35/Pd+0,002 in
Contoh 1: sebuah roda gigi mempunyai jumlah gigi Z =
18 buah dan diametral pitch (Pd) = 8. Tentukan besar
diameter jarak bagi (pitch diameter).
Penyelesaian: Pitch diameter
Z teeth Z 18
Pd inch d P 8 2,25 inch
d d
Z Z 18
Pd d 2,25 inch 57,15 mm
d Pd 8
CARA LAIN:
25,4 25,4
m 3,175 d m x Z
Pd 8
d 3,175 x 18 57,15 mm
TUGAS (HOME WORK)
Sudut tekan yang kecil, operasi roda gigi lebih halus dan
tidak berisik, mengurangi beban pada bearing dan gaya
gesek tetapi gigi cepat rusak jika jumlah gigi sedikit.
d m xZ d1 m x Z1
d2 m x Z2
a = 0,5 (d1 + d2) = 0,5 m (Z1 + Z2)
Center distance,
a = 0,5 (d1 + d2) = 0,5 (2 + 4) = 3 inchi
Contoh 2: pasangan dua buah roda gigi, roda gigi
penggerak Z1 = 36 buah dan diametral pitch Pd = 24.
Roda gigi yang digerakkan Z2 = 60 buah dan diametral
pitch Pd = 24. Tentukan Center distance pasangan roda
gigi tersebut.
Penyelesaian:
Diameter jarak bagi (pitch diameter),
Z1 36
d1 1,5 inch
Pd 24
Z 2 60
d2 2,5 inch
Pd 24
Center distance,
a = 0,5 (d1 + d2) = 0,5 (1,5 + 2,5) = 2 inchi
Contoh 3: pasangan dua buah roda gigi, roda gigi
penggerak Z1 = 36 buah dan diametral pitch Pd = 24.
Roda gigi yang digerakkan Z2 = 60 buah. Tentukan
Center distance pasangan roda gigi tersebut dalam
satuan METRIK.
Penyelesaian:
Diameter jarak bagi (pitch diameter),
Z1 36
d1 1,5 inch 38,1 mm
Pd 24
Z 2 60
d2 2,5 inch 63,5 mm
Pd 24
Center distance,
a = 0,5 (d1 + d2) = 0,5 (1,5 + 2,5) = 2 inchi = 50,8 mm
d1 m Z1
25,4
36 38,1 mm
24
d2 m Z2
25,4
60 63,5 mm
24
Center distance,
a = 0,5 (d1 + d2) = 0,5 (38,1 + 63,5) = 50,8 mm
a = 0,5 m (Z1 + Z2) = 0,5 (1,0583) (36 + 60)
= 50,8 mm
STANDAR PERHITUNGAN RODA GIGI LURUS
Addendum (tinggi kepala gigi), ha = 1 m
Dedendum (tinggi kaki gigi), hf = m + c = 1,25 m
=1,166 m
Tooth depth (tinggi gigi), h = ha + hf = 2,25 m
=2,166 m
Root/dedendum diameter,
df = d – 2hf = d – 2,5 m d = m Z
df = m Z – 2,5 m = m (Z – 2,5) m = modul
da = m Z + 2 m = m (Z+2)
STANDAR PERHITUNGAN MODUL RODA GIGI (m)
d Pc
m m
Z
da m Z 2
m da = m(Z+2) m m
Z 2 Z 2
da d mZ 2m mZ
m m m
2 2
d
Pc mm
Z
da
Pc m sedangkan, m
Z 2
da
Pc mm da= addendum/Out side
diameter
Z 2
PERHITUNGAN JUMLAH GIGI RODA GIGI (Z)
d d
m Z
Z m
d d
Pc Z
Z Pc
d
m d m x Z d ha x Z
Z
d d a 2m da = m(Z+2) = mZ+2m
d mZ 2m 2m m x Z
da
d m x Z sedangkan, m
Z 2
Z da
d
Z 2
TABEL RUMUS PERHITUNGAN RODA GIGI (METRIK)
HASIL DATA RUMUS
Modul Pitch diameter (d)
d
(m) m
Jumlah gigi (Z) Z
Modul Pc
(m) Circular Pitch (Pc) m
da
Modul Outside diameter (da) m
(m) Z 2
Jumlah gigi (Z)
da d
Modul Outside diameter (da) m
(m) 2
Pitch diameter (d)
Modul
(m) Jumlah gigi (Z) 2a
m
Z1 Z 2
Center distance (a)
TABEL RUMUS PERHITUNGAN RODA GIGI (METRIK)
Z teeth 25,4
Pd Pd Pd
d inch m Pc
Z teeth Z da
Pd inch sedangkan, d
d Z 2
Z Z Z 2
Pd
d Z da da
Z 2
TABEL RUMUS PERHITUNGAN RODA GIGI (BRITISH)
Outside
Diameter (da)
Jumlah gigi (Z)
da
Z 2
Diametral pitch (Pd) Pd
TABEL RUMUS PERHITUNGAN RODA GIGI (BRITISH)
HASIL DATA RUMUS
Jumlah gigi (Z) Pitch Diameter (d)
Z d x Pd
Diametral pitch (Pd)
Jumlah gigi (Z) Diametral pitch (Pd)
Z d a xPd 2
Outside Diameter (da)
Tebal gigi (s)
Diametral pitch (Pd) 1,571
s
Pd
Addendum (ha) Diametral pitch (Pd)
1
ha
Pd
Dedendum (hf) Diametral pitch (Pd)
1,25
hf
Pd
TABEL RUMUS PERHITUNGAN RODA GIGI (BRITISH)
HASIL DATA RUMUS
Working depth (h”)
2
Diametral pitch (Pd) h
'
Pd
1 O2 P r2 d 2
2 O1 P r1 d1
1 d 2 Z 2
2 d1 Z1
2 n 60
n
60 2
n1 d 2 Z 2
n2 d1 Z1
Keterangan:
• r1 dan r2 = radius pinion dan gear …. (inchi, mm)
• d1 dan d2 = pitch diameter pinion dan gear…. (inchi, mm)
• ω1 dan ω2 = kecepatan sudut pinion dan gear ..(rad/s)
• Z1 dan Z2 = jumlah gigi pinion dan gear
• n1 dan n2 = putaran gigi pinion dan gear ..(rpm)
GEAR RATIO
Gear Ratio adalah perbandingan putaran roda gigi
penggerak dengan yang digerakkan berbanding
terbalik dengan jumlah giginya.
n1 jumlah gigi roda gigi digerakkan
GearRatio
n2 jumlah gigi roda gigi penggerak
n1 Z 2 12 1
atau 1: 2
n2 Z1 24 2
GEAR RATIO
n1 Z 2 60 2,5
n2 Z1 24 1
n1
2,5 : 1
n2
n1 Z 2 24 0,4
n2 Z1 60 1
n1
1: 2,5
n2
KECEPATAN (VELOCITY)
Kecepatan menunjukkan besar kecilnya kecepatan
putar roda gigi yang mempunyai satuan dapat
berupa Feet/menit atau meter/detik.
inchi Keterangan:
v d n d = Pitch diameter (inchi)
menit n = putaran (rpm)
d n m Keterangan:
v d = Pitch diameter (m)
60 s n = putaran (rpm)
Contoh 1: pasangan roda gigi mempunyai jumlah gigi Z1
= 60 buah dan diametral pitch (Pd) = 24. berputar n1 =
100 rpm. Roda gigi yang digerakkan, Z2 = 24 buah.
Tentukan kecepatan dari masing-masing roda gigi.
Z 2 24
d2 1,0 inch
Pd 24
v2 d 2 n2
d1 n1 0,0635100 m
v1 0,332
60 60 s
CARA LAIN: 25,4 25,4
Modul , m 1,0533
UNTUK RODA GIGI Z1 Pd 24
d1 m x Z1 1,053360 63,5 mm
63,5
d1 0,0635 m
1000
d1 n1 0,0635100 m
v1 0,332
60 60 s
UNTUK RODA GIGI Z2
Z 2 24
d2 1,0 in 25,4 mm
Pd 24
25,4
d2 0,0254 m
1000
n1 Z 2 60 2,5
Gear ratio atau 2,5 : 1
n2 Z1 24 1
n2 Z 3 24 1
Gear Ratio atau 1: 2,5
n3 Z 2 60 25 Jumlah gigi
roda gigi
n1 Z 2 Z 3 60 antara tidak
Gear Ratio x 1:1 berpengaruh.
n3 Z1 Z 2 60
n1 = 100 rpm Contoh 1:
Roda gigi penggerak, Z1
= 36 buah dan n1 = 100
Z3 = 36 Z4 = 60 rpm. Roda gigi yang
Z1 = 36 digerakkan Z2 = 60 buah
dan roda gigi Z3 = 36
Z2 = 60 buah satu poros dengan
Z2 merupakan roda gigi
penggerak. Roda gigi Z4
n2 = 60 rpm
= 60 buah. Tentukan
gear ratio total.
n1 Z 2 60
Penyelesaian: Gear Ratio 1 1,666 :1
n2 Z1 36
100
Putaran poros 2, n2 60 rpm
1,666
n1 = 100 rpm Roda gigi Z3 = 36 buah.
Roda gigi Z4 = 60 buah.
Z3 = 36 Z4 = 60 Gear Ratio 2:
Z1 = 36
n2 Z 4 60
1,666 : 1
Z2 = 60 n3 Z 3 36
Putaran poros 3,
n2 = 60 rpm n3 = 36 rpm
60
n3 36 rpm
1,666
Total gear ratio (n1/n3)= 1,666 x 1,666 = 2,777
Z1 = 12 Z3 = 12
n3 = ? rpm
n1 Z 2 48
Gear Ratio 4 :1
n2 Z1 12
Gear Ratio:
Z1 = 12 Z3 = 12
n3 = ? rpm n2 Z 4 60
5 :1
n3 Z 3 12
125
Putaran poros 3, n3 25 rpm
5
Total gear ratio (n1/n3) = 4 x 5 = 20
n1 500 rpm
Total gear ratio 20
n3 25 rpm
TUGAS (HOME WORK)
Z3 = 48
Z1 = 60
Z4 = 12
n3 = ? rpm Z2 = 12
n1 = 500 rpm
RANGKAIAN RODA GIGI (GEAR TRAIN)
Rangkain Roda gigi adalah termasuk sistem
pemindahan daya yang terdiri dari dua atau lebih
roda gigi. Roda gigi yang terletak di antara roda gigi
penggerak dan yang digerakkan dan disebut roda gigi
antara (idler gear). Roda gigi yang kecil disebut
PINION dan yang besar disebut GEAR. Pada
umumnya Pinion sebagai roda gigi penggerak dan
Gear sebagai roda gigi yang digerakkan untuk
mendapatkan TORSI yang tinggi.
n1 Z 2
i
n2 Z1
Z 2 Z 4 n1
i x
Z1 Z 3 n4
Rangkaian roda gigi Planetari (Planetary gear train)
Sistem rangkaian Roda gigi Planetari atau sistem
Epicyclic terdiri dari SUN GEAR pada titik pusat. RING
GEAR dan beberapa roda gigi planet (planet gear) yang
saling berputar.
n1 100
n2 50 rpm
i 2
n1 Z 2 n1 Z1 10030
n2 50 rpm
n2 Z1 Z2 60
Contoh 2: rangkaian roda gigi sederhana dengan roda
gigi antara mempunyai jumlah gigi Z1 = 30 buah dan
berputar n1 = 100 rpm. Jika jumlah gigi Z2= 60 buah
dan Z3 = 20 buah. Tentukan putaran n3 (rpm)
Penyelesaian: Z 2 60 n1
i1 2 i1
Roda gigi Z1 30 n2
Roda gigi antara
penggerak Roda gigi
digerakkan n1 100
n2 50 rpm
i1 2
Z 3 20 1
i2
Z 2 60 3
n2 n2 50
i2 n3 150 rpm
i2 1
n3
3
CARA LAIN: mengabaikan roda gigi antara (Z2)
1 2
Roda gigi
itotal i1 x i2 2 x
Roda gigi antara 3 3
penggerak Roda gigi
digerakkan
Z 3 20 2
itotal
Z1 30 3
Z 2 Z 3 Z 3 n1
itotal x
Z1 Z 2 Z1 n3
n1 100
n3 150 rpm
itotal 2
3
Roda gigi
Roda gigi antara
penggerak Roda gigi
digerakkan
n2 50
Z 3 20 1 n2 n3 150 rpm
i2 i2 i2 1
Z 2 60 3 n3
3
Z 4 40 n3 n3 150
i3 2 i3 n4 75 rpm
Z 3 20 n4 i3 2
Roda gigi
penggerak itotal i1 x i2 x i3
2
1 4 1 4
itotal 2 x x 2
3 3 3
n1 100
itotal
n1 n4 75 rpm
itotal 4
n4
3
Putaran roda gigi 4, n4 = 75 rpm, hasilnya sama
walaupun menggunakan atau tidak menggunakan roda
gigi antara, yang berbeda adalah arah putaran roda gigi.
KESIMPULAN:
1. Jumlah gigi roda gigi antara tidak berpengaruh
terhadap perbandingan kecepatan roda gigi secara
menyeluruh (overall velocity ratio), perbandingan
kecepatan roda gigi secara menyeluruh hanya
dipengaruhi oleh jumlah gigi pada roda gigi
penggerak awal dan jumlah gigi roda gigi yang
digerakkan terakhir.
Jumlah gigi:
Z1 = 60
n1 n2
Z2 = 15
n4 Z3 = 90
n3 n5 Z4 = 20
Z5 = 25
BAB IV PERSAMAAN ENERGI DAN DAYA RODA GIGI
Daya, Torsi, Gaya dan Kecepatan adalah variabel mekanis
yang berhubungan dengan kinerja mesin berputar.
NOTASI PADA RODA GIGI
• P = Daya (Power)
• E = Energi (Energy)
• W = Kerja/usaha (Work)
• F = Gaya (Force)
• T = Torsi/Momen (Torque)
• d = Jarak pada gerak lurus (translational motion)
• θ= sudut gerak putar (angle of rotational motion)
• v = kecepatan linier (velocity of translational motion)
• ω= kecepatan sudut (angular speed)
• ∆ = perubahan (change)
• d = diameter lingkaran jarak bagi (Pitch diameter)
• Z = jumlah gigi (number of teeth on a gear)
• r = jari-jari lingkaran jarak bagi (Pitch circle radius)
• n = jumlah putaran (number of revolutions)
Torsi adalah gaya dikalikan dengan jarak tegak
lurusnya
Gaya Gaya
jarak
jarak
W T
P
t t
Sedangkan
t
Jadi, P = Daya untuk benda berputar adalah:
P=Txω
P=Fxrxω
Untuk benda berputar, maka kecepatan sudut adalah:
2 n rad
n = putaran per menit (rpm)
60 s
Jadi, P = Daya untuk benda berputar adalah:
P=Fxrxω
2 n
P F r
60
ANALISIS ENERGI DAN DAYA PASANGAN RODA GIGI
Roda gigi yang saling
berpasangan memiliki
DIAMETRAL PITCH (Pd)
yang sama, sehingga:
Z gear Z pinion
Pd
d gear d pinion
Z1 Z 2
Pd
d1 d 2
Roda gigi penggerak mendorong roda gigi yang digerakkan
oleh komponen gaya tegak lurus jari-jari roda gigi sehingga
roda gigi dapat berputar. Daya yang ditransfer:
Pin = T1 x ω1 Pout = T2 x ω2
Jika faktor gesekan diabaikan, maka Pin = Pout.
1 T2
T1 x ω1 = T2 x ω2
2 T1
2 n
60
1 n1 T2
2 n2 T1
Persamaan di atas menunjukkan bahwa Torsi dan
Kecepatan berbanding terbalik. Jika kecepatan tinggi,
maka Torsi menjadi rendah. Sebaliknya jika Kecepatan
naik, maka Torsi menjadi turun.
Transmisi roda gigi tanpa slip, sehingga gerakan roda
gigi penggerak (1) dapat dipindahkan ke roda gigi yang
digerakkan (2). Jadi kecepatannya:
v = ω1 x r1 = ω2 x r2
2 n1 2 n2
r1 r2
60 60
n1 r2
n1 x r1 = n2 x r2
n2 r1
d d1 d2
r n1 n 2
2 2 2
d1 d2
n1 n 2
2 2
n1 d 2
Jadi, n1 x d1 = n2 x d2
n2 d1
Persamaan di atas menunjukkan bahwa Putaran dan
Diameter roda gigi berbanding terbalik. Jika diinginkan
kecepatan tinggi, maka diameter roda gigi yang
digerakkan harus lebih kecil dari diameter roda gigi
penggerak.
1 n1 T2 d 2 Z 2
2 n2 T1 d1 Z1
Rasio roda gigi (Gear ratio) didefinisikan sebagai rasio
diameter (d) atau jumlah gigi (Z) output dengan input. Jika
roda gigi input lebih kecil daripada roda gigi output, maka
Torsi output lebih besar daripada Torsi input dan kecepatan
roda gigi output lebih rendah daripada kecepatan roda gigi
input. Semakin besar rasio roda gigi, maka menghasilkan
Torsi tinggi dan kecepatan putar rendah.
RANGKUMAN RUMUS BEBAN RODA GIGI
2 n rad
Daya, P = T x ω
60 s
Torsi, T = F x r
P=Fxrxω v = ω r
P=Fxv KETERANGAN:
T = torsi atau momen
P = daya atau power
F = gaya tangensial
n = kecepatan putar
v = kecepatan linier
ω = kecepatan sudut
RANGKUMAN RUMUS BEBAN PASANGAN RODA GIGI
1 T2 1 n1 T2
T1 x ω1 = T2 x ω2
2 T1 2 n2 T1
1 r2
v1 = v2 ω1 x r1 = ω2 x r2
2 r1
n1 r2
n1 x r1 = n2 x r2
n2 r1
n1 d 2
n1 x d1 = n2 x d2
n2 d1
n1 Z 2
n1 x Z1 = n2 x Z2
n2 Z1
1 Z 2
ω1 x Z1 = ω2 x Z2
2 Z1
T2 Z 2
T1 Z1
1 r2 T2
2 r1 T1
DAYA DAN GAYA PADA PASANGAN RODA GIGI
Daya pada pasangan roda gigi ditransmisikan oleh gaya
yang terjadi disebabkan kontak antar gigi dari pasangan
roda gigi.
Jadi,
T = FN (r cos Φ)
T = FN (r cos Φ)
KETERANGAN:
FN = gaya
Φ = sudut tekan
rb = radius pada
base circle
r = radius pada
pitch circle.
Gaya FN diuraikan menjadi dua
gaya saling tegak lurus, yaitu gaya
tangensial FT dan gaya radial FR.
T = FT (½ d )
2 n 60
Kecepatan sudut: n (rpm)
60 2
Daya atau Power (P) untuk benda berputar adalah
perkalian antara Torsi (T) dengan kecepatan sudut (ω)
P
P=Txω T
FT
Sedangkan Torsi diukur berdasarkan
besar gaya tangensial (FT) untuk dapat
memutar benda dengan radius r.
T = FT x r = FT x ½(d)
P P
60 P
2 n T T
2 n 2 n
60
60
KETERANGAN:
60 P T = torsi atau momen(Nm)
T
2 n P = daya atau power (Watt)
n = kecepatan putar (rpm)
63000 P T = FT x r = FT x ½(d)
T
n
1 63000 P
FT x d
2 n
FT = gaya tangensial
63000 P 2 126000 P
FT x
n d nd
KETERANGAN:
FT = gaya tangensial (lbs)
P = daya atau power (hp)
n = kecepatan putar (rpm)
d = pitch diameter (inchi)
Daya (P) juga dapat dihitung berdasarkan gaya
tangensial FT dan kecepatan (v),
KETERANGAN:
P = daya atau power (Watt)
P = FT x v FT = gaya tangensial (N)
v = kecepatan linier (m/s)
KETERANGAN:
P = daya atau power (kgm/s)
FT = gaya tangensial (kg)
v = kecepatan linier (m/s)
P 75kgm / s 60 s 4500 P
FT FT
v 1hp 1menit v
KETERANGAN:
P = daya atau power (hp)
FT = gaya tangensial (kg)
v = kecepatan linier (m/menit)
Dalam satuan BRITISH: P = FT x v
1 men 1 hp FT v
P
60 s 550 ft lbs / s 33000
KETERANGAN:
P = daya atau power (hp)
FT = gaya tangensial (lbs)
v = kecepatan linier (feet/menit)
FT v 33000 P FT = gaya
P FT
33000 v tangensial,
3,14 feet
v d n d n 0,2618 d n menit
12
Konversi satuan, 1 feet = 12 inchi
KETERANGAN:
d = pitch diameter (inchi)
n = kecepatan putar (rpm)
v = kecepatan linier (feet/menit)
d
v d n Modul, m d m xZ
Z
v d n m Z n Circular pitch, Pc m
v d n m Z n Pc Z n
CONTOH SOAL 1:
Roda gigi lurus pada sepeda Motor mentransmisikan daya
= 13 hp. Jika pitch diameter = 15 cm dan berputar 2400
rpm. Tentukan gaya tangensial yang terjadi.
PENYELESAIAN:
Daya, P = 13 hp
Daya kuda mekanis/hidrolik (mechanical horsepower)
adalah nilai yang besarnya setara 550 kaki-pound per
detik (ft-lb/s) atau setara dengan 746 Watt.
2 n 2 2400 rad
Kecepatan sudut: 251,3
60 60 s
Daya atau Power (P) untuk benda berputar adalah
perkalian antara Torsi (T) dengan kecepatan sudut (ω)
P=Txω
P 9698
Torsi , T 38,58 Nm
251,3
Torsi diukur berdasarkan besar gaya
(F) untuk dapat memutar benda
½(d)
dengan radius r.
Pitch diameter roda gigi, d = 15 cm
= 0,15 m. r = 0,075 m
T = F x r = F x ½(d)
T 38,58
Gaya, F 514,4 N
r 0,075
CONTOH SOAL: 2
Pasangan Roda gigi mempunyai diametral pitch Pd = 8.
Sudut tekan Φ = 200. Roda gigi Pinion mempunyai jumlah
gigi Z1 = 20 buah, berputar n1 = 1725 rpm dan
mentransmisikan daya P = 5 hp terhadap Roga gigi Gear
Z2 = 60 gigi. Tentukan gaya tangensial (FT), gaya normal
atau radial (FR) dan gaya maksimum (FN).
PENYELESAIAN: torsi atau momen roda gigi 1,
Z2 = 60
63000 P 630005
T 182,6 in lbs
2
n 1725
1
FT 146,1
Gaya maksimum, FN 155,5 lbs
cos 20 0,9397
Kecepatan roda gigi 1,
feet
v1 0,2618 d1 n1 0,26182,51725 1129
menit
Φ=200 FT
FN n1 x Z1 = n2 x Z2
1 FR FR 2
Z1
n2 n1
FT FN Z2
Φ=200
Z1 = 20 Z2 = 60 20
n2 1725 575 rpm
60
63000 P 630005
T 547,8 in lbs
n 575
Roda gigi besar (gear), Picth diameter,
Z 2 60 1
d2 7,5 in Torsi, T FT x d 2
Pd 8 2
Φ=200 FT Gaya tangensial roda gigi 2 (FT),
FN
T 2 T 2547,8
FR 2 FT 146,1lbs
1 d 7 ,5
d2 2
2
Z2 = 60
1
900
Z3 = 45 T1
n1 600
2
T 420 in lbs
Z2 = 65 Torsi atau momen roda gigi 2, T2 = 0
Z1 35
n1 x Z1 = n3 x Z3 n3 n1 600 466,67 rpm
Z3 45
63000 P 630004
T3 540 in lbs
n3 466,67
T1 Gaya-gaya pada
roda gigi 1:
FT FT
1
3 Gaya tangensial
FR FR
roda gigi 1(FT),
FR FR
T1 2 T1 2420
FT 900 FT FT 96 lbs
1 d1 8,75
2
d1
FR FR 2
FT FT
FT 96
Gaya maksimum, FN 102 lbs
cos 20 0,9397
T1
Gaya tangensial
FT FT (FT) = 96 lbs
3
1 FR
FR
FR
Gaya radial
FR
(FR) = 35 lbs
FT 900 FT
Besar dan arah gaya tangensial
2 FR FR (FT) dan gaya radial (FR) antara
FT FT roda gigi 1 dan 2, antara roda
gigi 2 dan 3 dapat dilihat pada
F2
gambar.
Oleh karena roda gigi 2 adalah roda gigi idler, maka tidak
meneruskan daya atau Torsi ke porosnya.
Gaya pada poros roda gigi idler 2 adalah penjumlahan
vektor gaya-gaya yang bekerja dari roda gigi 1 dan 3.
Reaksi poros pada arah sumbu x dan y adalah:
X
T1
F2x = - (FR12 + FT32)
FT FT = - ( 35 + 96)
1 FR
3 = - 131 lbs
FR
FR
FR F2y = - (- FT12 - FT32)
900 FT
= - (- 96 – 35)
FT
= 131 lbs
2 FR FR Reaksi resultan poros :
FT FT
F2
F2 131 131
2 2
185 lbs
Y
TUGAS (HOME WORK)
Roda gigi lurus, jumlah gigi PINION Z1 = 20 gigi berputar
n1 = 1750 rpm mentransmisikan daya 2,5 kW melalui roda
gigi antara (Idler gear) Z2 = 50 gigi. Roda gigi yang
digerakkan, Z3 = 30 gigi. Jika modul m = 2,5 mm dan
sudut tekan Φ = 200, (lihat gambar). Hitung Torsi pada
masing-masing poros, gaya yang bekerja roda gigi yang
digerakkan dan gaya pada roda gigi idler.
Z3 = 30
3 2
Z2 = 50
Z1 = 20 1
BAB V ANALISIS KERUSAKAN RODA GIGI
Roda gigi bekerja dengan intensitas tegangan bolak-balik
yang tinggi terhadap gigi. Pada umumnya terdapat tiga
kerusakan pada gigi, yaitu:
1. Pitting, adalah penomena kelelahan (fatik), yaitu oleh
karena tegangan yang berulang-ulang dan dapat
menyebabkan permukaan gigi menjadi retak (crack).
2. Bending, adalah disebabkan oleh tegangan lengkung
(bending) oleh karena beban. Akibatnya gigi menjadi
aus, pitting atau patah.
3. Scuffing adalah kerusakan pada permukaan gigi oleh
karena kekurangan minyak pelumas.
Mc
b
I
Keterangan:
M : momen lengkung maksimum, M = FT x L
c : setengah ketebalan gigi (t), c = ½ t
I : momen inersia bidang, I = b t3/12
Mc
FT L
t
6 FT L
b 3
2 2
I bt bt
12
Tegangan lengkung maksimum terjadi pada titik R (lihat
gambar). Dengan menggunakan hukum kesetaraan
segitiga, maka:
t
2 L t2
L
x t 4x
2
Tegangan lengkung maksimum pada gigi:
3 FT 3 FT Pd
b x
2b x 2 b x Pd
Tegangan lengkung maksimum pada gigi:
3 FT 3 FT Pd
b x
2b x 2 b x Pd
Atau:
b
FT x Pd Y
2x
Pd
b Y 3
b
FT x Pd
b Y
Perhitungan tegangan lengkung maksimum atau tegangan
kerja yang diijinkan (σb) dengan persamaan LEWIS, sistem
satuan METRIK.
Mc
b
I
Keterangan:
M : momen lengkung maksimum, M = FT x L
c : setengah ketebalan gigi (t), c = ½ t
I : momen inersia bidang, I = b t3/12
Tegangan lengkung
maksimum/tegangan Mc
FT L
t
6 FT L
kerja yang diijinkan, b 3
2
I bt bt2
12
2
t
Gaya tangensial, FT b x b x
6L
Tebal gigi (t) dan tinggi gigi (L) tergantung dari ukuran
gigi dan berhubungan dengan Circular Pitch (Pc).
Jika, t = x (Pc) dan L = k (Pc), x dan k adalah konstanta,
maka:
x Pc
2 2 2
x
FT b x b x FT b x b x Pc x
6 k Pc 6k
x2 Y disebut FAKTOR
Jika Y BENTUK LEWIS atau
6k faktor bentuk gigi.
Jadi Gaya tangensial atau kekuatan gigi,
FT b x b x Pc x Y
Jadi, FT b x b x m x Y
Dari, t = x (Pc) dan L = k (Pc), x dan k adalah konstanta,
2
t t L
x x2 k
Pc Pc 2 Pc
Y
x
2
t 2
x
Pc
t2
6 k Pc 2
6k 6 L Pc
2
t
Y
6 L Pc
0,841
Y 0,175
Z
Untuk sudut tekan gigi 200,
stub system
Tegangan kerja yang diijinkan:
Tegangan lengkung maksimum atau tegangan kerja yang
diijinkan pada gigi (σb) berdasarkan persamaan LEWIS
tergantung dari kekuatan material menerima tegangan
statik. Sedangkan dalam hal mencari dampak beban
dinamik tergantung oleh faktor kecepatan.
Jadi, σb = σs x Cv Keterangan:
σs = tegangan statik yang diijinkan.
Cv = faktor kecepatan
Besaran faktor kecepatan Cv:
3 Untuk ordinary cut gear, kecepatan
Cv pada pitch line, v < 12,5 m/s
3 v
4,5 Untuk carefully cut gear, kecepatan
Cv pada pitch line, v < 12,5 m/s
4,5 v
6 Untuk very accurated cut and
Cv ground metallic gear, kecepatan
6v pada pitch line, v < 20 m/s
u
s
3
Jadi Gaya tangensial atau kekuatan gigi,
FT b x b x m x Y s x Cv x b x m x Y
BEBAN (LOAD) DINAMIK PADA GIGI
Dalam hal mencari dampak beban dinamik tergantung
faktor kecepatan(Cv), beban dinamik disebabkan oleh:
1. Tidak akurasi jarak antar gigi (inaccuracies of tooth
spacing),
2. Tidak teratur profil gigi (Irregularities in tooth
profile)
3. Defleksi gigi oleh beban (deflection of teeth under
load)
Jadi, FD = FT x FI
Keterangan:
FD = beban dinamik total (total dinamic load)
FT = beban statik oleh karena Torsi (steady load due to
transmitted Torque)
FI = kenaikan beban oleh karena aksi beban dinamik
(increment load due to dynamic action)
Kenaikan beban FI dipengaruhi oleh kecepatan pada pitch
line (v), lebar permukaan gigi, jenis material gigi dan
ketepatan gaya tangensial bekerja. Kondisi rata-rata,
beban dinamik dapat ditentukan dengan persamaan
BUCKINGHAM sebagai berikut:
FD = FT x FI
0,11b C FT
FD FT
0,11 v b C FT
Keterangan:
FD = beban dinamik total (total dinamic load) … kg
FT = beban statik oleh karena Torsi …. kg
v = kecepatan pada ptch line …. m/menit
b = lebar permukaan gigi … cm
C = faktor deformasi atau faktor dinamik …. cm
Faktor deformasi C,
Keterangan:
K e K = faktor bentuk gigi
C = 0,107 untuk sudut tekan 14,50,
1 1
full depth involute system.
E P EG = 0,111 untuk sudut tekan 200,
full depth involute system.
= 0,115 untuk sudut tekan 200,
stub system
v e v e v e
(m/min) (mm) (m/min) (mm) (m/min) (mm)
75 0,0925 525 0,0425 975 0,0200
150 0,0800 600 0,0375 1050 0,0175
225 0,0700 675 0,0325 1200 0,0150
300 0,0600 750 0,0300 1350 0,0150
375 0,0525 825 0,250 > 1500 0,0125
450 0,0475 900 0,0225
BEBAN (LOAD) STATIK PADA GIGI
Beban statik pada gigi juga disebut sebagai kekuatan
atau ketahanan gigi diperoleh dari persamaan LEWIS
dengan mengganti nilai tegangan kerja maksimum yang
diijinkan (σb) dengan tegangan batas elastis (σe).
Dari, FT b x b x m x Y Fs e x b x m x Y
MATERIAL BRINELL HARDNESS NUMBER TEGANGAN BATAS ELASTIS
(pinion dan gear) (BHN) (σe … kg/cm2)
Gray cast iron 160 840
Semi steel 200 1260
Phosphor bronze 100 1680
steel 150 2520
200 3500
240 4200
280 4900
300 5250
> 400 7000
Beban statik (FS) pada gigi harus lebih besar dibandingkan
beban dinamis gigi (FD). Persamaan BUCKINGHAM
menetapkan sebagai berikut:
Beban stedi (steady load) (FS) > 1,25 (FD).
Beban fluktuasi (pulsating load) (FS) > 1,35 (FD).
Beban kejut (shock load) (FS) > 1,50 (FD).
CONTOH SOAL:
Pasangan roda gigi lurus mentransmisikan daya 30 hp
saat roda gigi PINION berputar = 300 rpm. Perbandingan
kecepatan adalah 1 : 3. Tegangan statik yang diijinkan
untuk pinion dan gear = 1200 dan 1000 kg/cm2. Jumlah
gigi pinion = 15 dan lebar gigi = 14 x modul.
Tentukan 1) modul, 2) lebar gigi dan 3) pitch diameter
pinion dan gear.
Data-data penunjang:
0,912 Sudut tekan gigi 200, full
Y 0,154 depth involute system
Z
3 Untuk ordinary cut gear, kecepatan
Cv pada pitch line, v < 12,5 m/s
3 v
PENYELESAIAN:
• Daya, P = 30 hp.
• Putaran roda gigi pinion, n1 = 300 rpm
• Jumlah gigi pinion, Z1 = 15 gigi, gear Z2 = 45 gigi
• Lebar gigi, b1 = 14 modul = 14 m.
• Tegangan statik roda gigi pinion, σs1 = 1200 kg/cm2.
• Tegangan statik roda gigi gear, σs2 = 1000 kg/cm2.
Perhatikan kesamaan satuan, satuan modul adalah cm,
Kecepatan putar pada pitch line,
d1 n1 m Z1 n1 m
v min
100 100
m 15300 m m
v 141,3 m 2,355 m s
100 min
Gaya tangensial (FT) berdasarkan daya (P) dan kecepatan
(v) adalah:
P 75kgm / s 75 P
FT FT
v 1hp v
P = daya atau power (hp)
FT = gaya tangensial (kg)
v = kecepatan linier (m/s)
75 P 75 30 955,4
FT kg
v 2,355 m m
Faktor bentuk gigi pinion (Z1),
0,912 0,912
Y1 0,154 0,154 0,0932
Z1 15
Faktor bentuk gigi gear (Z2),
0,912 0,912
Y2 0,154 0,154 0,1337
Z2 45
Faktor kecepatan (Cv) roda gigi pinion Z1:,
3 3
Cv1
3 v 3 2,355 m
Gaya tangensial atau kekuatan gigi pinion Z1:
FT s x Cv x b x m x Y
FT s x Cv x b x m x Y
955,4 3
1200 x x 14 m x m x 0,0932
m 3 2,355 m
955,4 3600
x 4,097 m 2
m 3 2,355 m
955,4 14749,5 m
2
m 3 2,355 m
3
14749,5 m
3 2,355 m 15,438 m 3
955,4
3
14749 ,5 m
3 2,355 m 15,438 m 3
955,4
Dengan menggunakan Try and error, didapat:
Modul, m = 0,67 cm atau 6,7 mm
4,58 4,6 OK
Diambil modul standar, m = 8 mm