Anda di halaman 1dari 18

APLIKASI GPS TRACKER UNTUK SISTEM INFORMASI KERETA API BERBASIS WEB PADA PT.

KERETA
API INDONESIA

TUGAS AKHIR MATA KULIAH STATISTIKA

OLEH :
NIKEN CANDRA VIOLETTA

NIM 18200001

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

INSTITUT TEKNOLOGI & BISNIS SWADHARMA JAKARTA

2020
ABSTRAK

Kereta api merupakan salah satu sarana transportasi publik yang sampai saat ini masih sangat digemari
masyarakat umum, tapi dengan banyak kecelakaan kereta api membuat masyarakat takut untuk menggunakan sarana
transportasi ini. Dari beberapa kejadian membuktikan kecelakaan terjadi disebabkan kurang sistem informasi keberadaan
kereta api. Sehingga dibutuhkan sebuah sistem informasi kereta api yang dapat mengetahui posisi sebuah kereta api secara
real-time. Sistem informasi kereta api ini menggunakan GPS Tracker sebagai perangkat pengirim data, Modem GSM
Wavecom untuk menerima data berupa SMS, PC/Laptop untuk menyimpan data di database dan media informasi berbasis
web untuk menampilkan posisi kereta api dengan menggunakan peta digital dari fitur Google Maps API. Keakurasian
koordinat dari GPS Tracker dengan posisi sebenarnya meleset sebesar 1,086 km atau keakurasian koordinat pada web
sistem informasi kereta api meleset sebesar 2,37 cm. Serta posisi terkait dengan respon waktu yaitu dari proses pengiriman
data, penerimaan data, sampai dengan marker posisi kereta api bergeser dan tampi di web rata – rata sebesar 10 detik..

Kata kunci : manajemen komunikasi data, GSM SIM900, webserver.

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-nya saya dapat menyelesaikan makalah ini sebagai bahan

UAS tugas akhir dengan judul “APLIKASI GPS TRACKER UNTUK SISTEM INFORMASI KERETA API BERBASIS WEB

PADA PT. KERETA API INDONESIA ” sebagai salah satu tugas mata kuliah Statistika.

Saya mengetahui banyak hambatan dan kesulitan dalam penyelesaian makalah ini, namun berkat bimbingan dari dosen

pembimbing makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu dan semoga Allah SWT memberiikan hikmah dan petunjuk dalam pemanfaatan makalah ini.

Jakarta, 27 Juli 2020

Daftar Isi

ABSTRAK.............................................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................................5

1.1. Latar Belakang...........................................................................................................5


1.2. Tujuan........................................................................................................................5

BAB II. LANDASAN TEORI.............................................................................................................6


2.1. Sistem Informasi........................................................................................................6
2.2. Basis Data..................................................................................................................6
2.3. MySQL.......................................................................................................................6
2.4. PHP............................................................................................................................6
2.5. Internet.......................................................................................................................6
2.6. Borland dan Delphi....................................................................................................6
2.7. XAmpp.......................................................................................................................7
2.8. Peta.............................................................................................................................7
2.9. GPS............................................................................................................................7

BAB III. PEMBAHASAN....................................................................................................................5


Perancangan Konfigurasi Sistem........................................................................................5
3.1. Arsitektur Sistem........................................................................................................6
3.2. Perancangan Sistem.....................................................................................................
3.3. Perancangan Databaee.................................................................................................
BAB IV. ANALISIS..............................................................................................................................10
4.1. Pengujian Web.........................................................................................................10
4.2. Pengujian Monitoring Realtime...............................................................................10
4.3. Hasil Analisis Pengujian..........................................................................................11
4.4. Hasil Analisis Pengujian Ketepatan Waktu.............................................................13

BAB IV. KESIMPULAN..................................................................................................................16


Kesimpulan..............................................................................................................16
Saran.........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BEKAKANG

Perkembangan teknologi pada saat ini terutama pada bidang telekomunikasi sangat berkembang pesat. Dalam setiap aspek
kehidupan masyarakat telah memanfaatkan teknologi telekomunikasi termasuk dalam bidang transportasi kereta api.

Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan
kendaraan yang lain, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal, secara umum terdiri
dari lokomotif dan rangkaian kereta atau gerbong. Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu
memuat penumpang maupun barang dalam skala besar.

Di Indonesia, kereta api merupakan salah satu alat transportasi publik yang sampai saat ini masih sangat digemari masyarakat
umum terutama menengah ke bawah, tapi akhir-akhir ini semakin banyak kejadian kecelakaan kereta api membuat masyarakat takut
untuk menggunakan jasa transportasi ini, dari beberapa kejadian membuktikan kecelakaan terjadi disebabkan kurang sistem informasi
keberadaan kereta api. Hal ini disebabkan oleh sistem informasi posisi kereta api masih dilakukan secara manual dengan
menggunakan alat berupa Handy Talky (HT) apabila terjadi kesalahan koordinasi dalam pemberitahuan posisi bisa berakibat fatal.

Teknologi GPS atau Global Positioning System yang dewasa ini berkembang dengan pesat banyak digunakan masyarakat sebagai
penunjuk jalan atau arah ketika bepergian ke suatu tempat yang mana dapat menampilkan posisi device atau pengguna secara akurat
asalkan terjangkau oleh satelit. GPS sendiri berfungsi untuk menunjukkan jalan atau arah bagi user, kemudian perkembangan dari
GPS yaitu antara lain adalah GPS Tracker yang berfungsi untuk menunjukkan posisi sebuah objek bergerak dari lokasi yang berbeda
secara real-time.
GPS Tracker banyak digunakan sebagai alat pelacak mobil maupun perusahaan penyewaan mobil. GPS Tracking memanfaatkan
gabungan dari teknologi GSM atau Global System For Mobile Communication dan GPS untuk menentukan koordinat posisi sebuah
obyek, lalu posisi tersebut dapat dilihat pada peta duigital. Dalam hal ini GPS Tracker dapat digunakan untuk pemanfaatan
monitoring posisi kereta api.

1.2 TUJUAN

Memudahkan pengguna untuk mengetahui keberadaan posisi kereta api yang sedang beroperasi dan juga sebagai informasi
peringatan jika kereta api mengalami gangguan dalam perjalanan nya.

BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi
Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu
tujuan yaitu menyajikan informasi.
2. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan
dan/atau untuk mengendalikan organisasi.
3. Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi,
bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-
laporan yang diperlukan.

2.2 Basis Data (Database)


Database (Sulistiyowati & Nugroho,2009) adalah himpunan kelompok data (berkas) yang saling berhubungan kemudian
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. Hakikat dari database adalah
computerize record-keeping system. Dalam database terdapat kumpulan file yang saling berelasi. Dalam satu file terdapat record
yang terdiri dari beberapa field yang saling berhubungan.
Keuntungan dari penggunaan basis data ini menurut adalah sebagai berikut (Prahasta 2009).
- mereduksi keberadaan duplikasi data (minimum redundancy data yang pada giliran akan mencegah datang masalah
inkonsistensi dan isolasi data),
- mudah dikembangkan lebih lanjut; baik struktur maupun dimensi,
- memperoleh kemudahan, kecepatan, dan efisiensi (data sharing dan availability) akses (pemanggilan) data,
- mendapatkan potensi fasilitas penjagaan integritas data, menyebabkan data menjadi self-documented dan self-descriptive
(dengan kehadiran metadata yang bersangkutan),
- mereduksi biaya pengembangan perangkat lunak aplikasi terkait,
- meningkatkan faktor keamanan data (security).

2.3 MySQL
MySQL adalah sebuah perangkat lunak system manajemen basis data SQL atau yang dikenal dengan DBMS (Database
Management System), database ini multithread, multi-user. MySQL merupakan Relational Database Management System
(RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi General Public Licence (GPL). Setiap orang bebas menggunakan
MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial. MySQL sebenarnya merupakan
turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language).
Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lain, terutama dalam kecepatan.

2.4 PHP
PHP adalah singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor, yaitu bahasa interpreter yang mempunyai kemiripan dengan
bahasa C dan Perl yang mempunyai kesederhanaan dalam perintah. PHP dapat digunakan bersama HTML sehingga dalam
membangun aplikasi web akan lebih mudah dan cepat. PHP dapat digunakan untuk menciptakan/menambah database, juga
mengerjakan perhitungan matematika.
Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk aplikasi web dinamis, yaitu PHP dapat membentuk suatu tampilan
berdasarkan permintaan terkini. Misal, menampilkan isi database ke halaman web. PHP mempunyai fungsi yang sama
dengan script – script seperti ASP (Active Server Page), Cold Fussion, ataupun Perl.

2.5 Internet
Internet adalah suatu media informasi komputer global yang dapat dikatakan sebagai teknologi tercanggih abad ini. Secara
etimologis, Internet berasal dari bahasa Inggris, yakni inter berarti antar dan net berarti jaringan sehingga dapat kita
artikan hubungan antar jaringan

2.6 Borland Delphi


Delphi adalah suatu bahasa pemograman (development language) yang digunakan untuk merancang suatu aplikasi
program. Delphi termasuk dalam pemrograman bahasa tingkat tinggi (high level language). Maksud dari bahasa tingkat
tinggi yaitu perintah-perintah program yang dipakai menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh manusia. Bahasa
pemrograman Delphi disebut bahasa prosedural artinya mengikuti urutan tertentu. Dalam membuat aplikasi perintah-
perintah, Delphi menggunakan lingkungan pemrograman visual.
Delphi merupakan generasi penerus dari Turbo Pascal. Pemrograman Delphi dirancang untuk beroperasi dibawah
sistem operasi Windows. Program ini mempunyai beberapa keunggulan, yaitu produktivitas, kualitas, pengembangan
perangkat lunak, kecepatan kompiler, pola desain yang menarik serta diperkuat dengan bahasa perograman yang
terstruktur dalam struktur bahasa perograman Object Pascal
2.7 Xampp
XAMPP merupakan sebuah tool yang menyediakan beberapa paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket. Dengan
menginstall XAMPP, pengguna tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP, dan
MySQL secara manual. XAMPP akan menginstall dan mengkonfigurasi secara otomatis untuk user. (Ramadhan, 2006)
Program ini tersedia dalam GNU General Public Lisence dan bebas, merupakan web server 32 yang mudah digunakan dan
dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis.

2.8 Peta
peta adalah suatu gambaran unsur-unsur ketampakan abstrak dari permukaan bumi yang digambarkan pada suatu
bidang datar dan diperkecil atau diskalakan. Peta mengandung arti komunikasi yaitu merupakan peta dijadikan saluran
antara si pengirim pesan (pembuat peta) dan si penerima pesan (pengguna peta) berupa informasi mengenai sebuah
fenomena alam. Peta mulai ada dan digunakan manusia sejak manusia melakukan penjelajahan dan penelitian,
walaupun masih dalam bentuk yang sangat sederhana, yaitu dalam bentuk sketsa mengenai siatu tempat. Secara umum,
fungsi peta adalah sebagai berikut.
- Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungan dengan tempat lain di permukaan bumi).
- Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi).
- Memperlihatkan bentuk (misal bentuk benua, Negara, gunung, dan bentuk bentuk yang lain) sehingga dimensi dapat terlihat
dalam peta.
- Mengumpulkan dan menyeleksi data-data dari suatu daerah dan menyajikan di atas peta.
2.9 GPS (Global Positioning System)
Global Positioning System (GPS) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Nama formal dari GPS
adalah NAVSTAR GPS, kependekan dari “Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System”. Sistem yang
dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca ini, didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi
yang teliti, dan juga informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia. (Abidin Z Hasanuddin: 2006)
GPS terdiri atas tiga segmen utama, yaitu segmen angkasa (space segment) yang terutama terdiri dari satelit-satelit GPS, segmen
sistem kontrol (control system segment) yang terdiri dari stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit, dan segmen
pemakai (user segment) yang terdiri dari pemakai GPS termasuk alat-alat penerima dan pengolah sinyal dan data GPS.
Ketiga segmen GPS tersebut digambarkan secara sistematik

BAB 3
PEMBAHASAN
BAB 3

PEMBAHASAN

PERANCANGAN DAN KONFIGURASI SISTEM


3.1 Arsitektur Sistem

Arsitektur sistem informasi kereta api yang ditunjukkan Gambar GPS Tracker berfungsi untuk mengirimkan data
lokasi berupa koordinat dan data kecepatan kereta api. Data tersebut dikirim oleh GPS Tracker melalui jaringan GSM atau
melalui layanan SMS. Kemudian data akan diterima oleh Wavecom yang terhubung langsung dengan PC/Laptop. Pada
PC/Laptop tersebut data akan disimpan ke database dan akan dikirimkan ke web sistem informasi kereta api untuk
ditampilkan secara real-time posisi kereta api.
Identifikasi kebutuhan bermanfaat untuk mengidentifikasi kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem meliputi analisis
kebutuhan user maupun admin, dan analisis kebutuhan sistem informasi kereta api PT. Kereta Api Indonesia berbasis web.
Sistem akan menampilkan informasi posisi kereta api kepada pengguna dengan memproses data yang telah disimpan
pada database.

3.2 PERANCANGAN SISTEM

Tujuan utama dari perancangan sistem adalah memberikan gambaran perancangan yang akan dibangun atau
dikembangkan , serta untuk memahami alur informasi dan proses dalam sistem. Berikut adalah langkah- langkah yang
dilakukan dalam perancangan sistem.

- Rancangan proses
- Flowchart Sistem
- Rancangan Database
- Rancangan Interface pengguna
- Rancangan hardware / monitoring realtime

1. Diagram Konteks

Diagram konteks atau context diagram adalah diagram yang terdiri dari suatu proses yang menggambarkan ruang lingkup suatu
sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari
sistem. Dalam membuat diagram konteks harus diketahui terlebih dahulu kebutuhan informasi dan sistem yang akan dibuat.
Gambar diagram konteks dari sistem informasi kereta api dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut.
2. DFD Level 0

Diagram Level 0 ini menjelaskan gambaran umum dalam sistem informasi kereta api mulai dari masukan hingga keluaran eksternal
seperti proses login, mengatur user, memasukkan data pintu perlintasan kereta api, dan menampilkan peta dari data GPS Tracker.

Login Login
User Admin

Data_user
Login

Tabel_users
Konfirmasi login

Olah Data Data_user


User

Olah Data Data Palang Pintu


Palang Pintu Perlintasan Kereta Api
Tabel_palangpintu
Perlintasan
Kereta Api

Data koordinat
posisi kereta api GPS Setting Interval
Tabel_sms_masuk Tracker

Tampil
Peta

3.3 Perancangan Database


Perancangan database pada sistem meliputi pembuatan tabel
- tabel basis data meliputi entity relatiionship diagram (ERD), struktur tabel dan tabel relasi.

- Tabel Relasi
Rancangan database meliputi pembuatan tabel-tabel pada database untuk kebutuhan sistem informasi kereta api. Rancangan
database ini menggunakan Entity Relation Diagram (ERD) yang berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi
dimana masing- masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari kondisi sebenarnya. ERD
digunakan untuk memberikan gambaran hubungan antara simpanan data atau data store yang terdapat pada DFD. Untuk ERD pada
sistem informasi kereta api terdapat entitas – entitas yang terhubung satu sama lain
Id_user Email Password No DateTime Sender

Level
Level

Kereta Api
User Melihat (Sms_masuk dari
GPS Tracker)

Posisi latitude,
longitude kereta api
Posisi Pintu
Melihat Perlintasan

Latitude Longitude Speed


Pintu Perlintasan
Kereta Api

Level
Alamat

Latitude No_PalangPintu Longitude

BAB 4

ANALISIS
4.1 PengujianWeb
Pengujian halaman web dilakukan untuk menguji akses dan tampilan halaman web dalam menampilkan informasi yang diperlukan
oleh pengguna. Pengujian ini dilakukan melalui web browser. Untuk dapat mengakses situs web yang telah di hosting, terlebih
dahulu memasukkan alamat traintracker.web.id dan web dapat diakses oleh user.

4.2 Pengujian Monitoring Realtime

Pada tahap ini sistem informasi kereta api telah dibuat dan diuji dengan keadaan yang asli. Tahap pengujian monitoring realtime
yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah dengan menggunakan kereta api dari stasiun Semarang Poncol menuju stasiun
Pekalongan. Pada tahapan pengujian ini juga untuk membuktikan bahwa sistem informasi kereta api dapat berjalan dan digunakan
untuk monitoring sebuah kereta api serta menguji data yang diperoleh berupa akurasi dan ketepatan koordinat posisi GPS Tracker
yang berada di kereta api lalu dibandingkan dengan koordinat posisi asli di kereta api dengan menggunakan aplikasi dari
smartphone untuk mendapatkan koordinat.
Pengujian dilakukan dengan kereta api Brantas yang berangkat dari stasiun Semarang Poncol pukul 19.44 WIB dan tiba di stasiun
Pekalongan pukul 21.00 WIB.

4.3 Hasil dan Analisis Pengujian

Pengujian sistem informasi kereta api pada rute kereta api stasiun Semarang Poncol – Stasiun Pekalongan dilakukan untuk
mengetahui akurasi dan ketepatan koordinat posisi GPS Tracker yang berada di kereta api. Untuk mengetahui seberapa jauh meleset
dari posisi pada saat monitoring di web dengan posisi asli kereta api. Koordinat dari GPS Tracker dibandingkan dengan koordinat
posisi asli di kereta api dengan menggunakan aplikasi dari smartphone untuk mendapatkan koordinat.
Tujuan dilakukan pengujian ini adalah untuk mengetahui ketepatan data koordinat yang dikirimkan oleh GPS Tracker dan hasil
melesetnya koordinat didapatkan dari selisih antara koordinat posisi kereta api yang tampil di web dengan koordinat yang didapat
dari aplikasi pada smartphone di posisi kereta api sesungguhnya dengan jam yang sama. Setelah didapatkan data tersebut dapat
menjadi sebuah pertimbangan apabila akan melakukan implementasi sistem informasi kereta api dengan menggunakan jaringan
GSM. Pada Gambar 4.25 menunjukkan salah satu contoh screen capture koordinat di kereta api pada pukul 19.44 WIB.
Setelah mendapatkan masing – masing 2 koordinat pada waktu yang sama, untuk mengetahui seberapa jauh meleset
posisi kereta api yaitu dari selisih koordinat asli dan koordinat dari GPS Tracker. Data hasil pengujian koordinat dari GPS
Tracker dan koordinat sesungguhnya ditunjukkan pada Tabel 4.3. Untuk mendapatkan selisih jarak dari 2 koordinat DMS
(Degree Minutes Second) yaitu sebagai berikut:
Ukuran keliling bumi : 40.075 km (360°) 1 derajat == 111,3194 km
1 menit = = 1,8553 km
1 sekon = = 0,0309 km
Δx =
=

Δy =
=

Selisih jarak =
.....................................................................(1)
Dimana :
x1 = latitude 1 atau latitude pada koordinat asli
x2 = latitude 2 atau latitude pada koordinat dari GPS
Tracker
y1 = longitude 1 atau longitude pada koordinat asli
y2 = longitude 2 atau longitude pada koordinat dari GPS Tracker
Data koordinat yang digunakan untuk perbandingan yaitu diambil dari 10 menit pertama saat perjalanan dari stasiun
Semarang Poncol ke stasiun Pekalongan dan waktu terakhir saat tiba di stasiun Pekalongan. Berikut cara
perhitungan jarak antara 2 koordinat, diambil contoh pada waktu 19.44.
Latitude 1 = 6° 58' 37.61" S, Longitude 1 = 110° 24' 25.97" E
Latitude 2 = 06° 58' 37.68" S, Longitude 2 = 110° 24' 23.80" E
Δx =
=

= -0,002165
Δy =
=

= 0,0671
Jarak =
= 0,067 km

Setelah dihitung menggunakan rumus untuk mencari jarak dari 2 koordinat, maka didapat yaitu 0,067 km. Dari hasil perhitungan
jarak 2 koordinat tersebut dapat dianalisa bahwa terjadi meleset koordinat dari GPS Tracker yang posisi asli pada koordinat asli di
kereta api sebesar 0,067 km. Hal ini bisa saja disebabkan oleh kualitas sinyal GPS yang mempengaruhi kinerja dari GPS Tracker,
sebab semakin baik sinyal GPS maka akan semakin presisi juga pembacaan koordinat atau posisi perangkat. Penyebab lain dari
meleset posisi asli yaitu dari pengambilan data koordinat asli di kereta api yang data tersebut diambil tidak bersamaan dengan posisi
kereta api pada saat tampil di web.
Jarak meleset terbesar terjadi pada pukul 19.50 yaitu sebesar 3,193 km, hal ini disebabkan oleh data posisi dari koordinat asli yang
diambil menggunakan aplikasi dari smartphone yang mendapatkan data meleset berada di luar jalur kereta api. Hal ini dapat
diketahui dengan melihat posisi koordinat tersebut pada Google Earth, ditunjukkan pada Gambar 4.30 berikut.

Pada Gambar dapat dilihat posisi koordinat pada Google Earth, pada marker yang bawah merupakan data koordinat asli yang
ternyata berada di luar jalur kereta api. Hal ini disebabkan oleh aplikasi dari smartphone menggunakan layanan data saat
pengambilan data koordinat pada saat kereta api bergerak yang membuat data koordinat yang diambil kurang presisi. Terbukti
bahwa koordinat dari GPS Tracker yang lebih presisi karena posisi selalu berada di jalur kereta api, hal ini dapat dilihat pada
Gambar 4.26 pada marker yang atas. Berikut rata – rata selisih jarak dari koordinat asli dan koordinat pada GPS Tracker.
Rata – rata selisih jarak dari koordinat asli dengan koordinat dari GPS Tracker yaitu sebesar 1,086 km. Rata – rata jarak
meleset tersebut apabila ditampilkan pada peta digital dengan skala 1 : 46.000 maka pada sistem informasi kereta api
simbol lingkaran merah akan rata - rata meleset sebesar 2,37 cm. Perhitungan meleset tersebut didapat dengan cara sebagai
berikut.
Skala = 1 :46.000
1 cm = 46.000 cm = 0,46 km
1 km pada keadaan asli = 2,17 cm pada peta Rata – rata meleset = 1,086 km x 2,17 = 2,37 cm
Hasil keakurasian koordinat pada web sistem informasi kereta api rata – rata meleset sebesar 2,37 cm, tetapi meleset
tersebut masih berada di jalur kereta api. Pengujian secara keseluruhan menunjukkan bahwa GPS Tracker akan
mengirimkan data apabila diatur untuk interval tracking setiap 1 menit. Pengiriman data tersebut secara otomatis dikirim
setiap 1 menit sekali melalui jaringan SMS. Data informasi tersebut akan diterima Modem GSM Wavecom lalu
menyimpan data pada database lokal di PC/Laptop kemudian akan langsung dikirimkan ke web untuk ditampilkan posisi
kereta api yang bermanfaat untuk monitoring secara real time

4.4 Hasil dan Analisis Pengujian Ketepatan Waktu


Pengujian untuk posisi terkait dengan respon waktu yaitu untuk mengetahui berapa total waktu yang dibutuhkan dari
proses pengiriman data dari GPS Tracker pada kereta api sampai dengan posisi kereta api ditampilkan di web. Total waktu
yang dibutuhkan sistem informasi kereta api ini merupakan selisih waktu dari waktu posisi kereta api tampil di web
dikurangi dengan waktu pengiriman data.
Data yang digunakan pada pengujian posisi terkait dan respon waktu merupakan data dari pengujian yang dilakukan
dengan menggunakan kereta api dari Semarang – Pekalongan, data tersebut berasal dari GPS Tracker yang diterima di
handphone baru kemudian dikirim kembali ke Modem GSM Wavecom untuk diterima dan ditampilkan pada web. Hal ini
dilakukan agar waktu pengiriman data tersebut dapat diketahui waktu dengan menganalogikan handphone sebagai GPS
Tracker yang mengirim sms secara manual dengan interval 1 menit. Kemudian pada saat data diterima akan ditampilkan
di Software TrainTracker berbasis Borland Delphi dan dapat diketahui juga waktu.
Sedangkan data waktu tampil posisi di web didapat dari waktu asli ketika marker posisi kereta api sudah berubah atau
bergerak. Data hasil pengujian posisi terkait dan respon waktu untuk sistem informasi kereta api ditunjukkan pada tabel
4.4.
Dari hasil pengujian pada tabel 4.4 maka dapat dianalisa bahwa posisi terkait dan respon waktu pada sistem informasi kereta api
sangat bergantung pada ada atau tidak jaringan GSM yaitu SMS, dapat dilihat selisih waktu pada saat penerimaan data yang
dianalogikan sebagai GPS Tracker dan waktu pada saat data diterima dan ditampilkan pada software TrainTracker juga sangat
berpengaruh pada respon waktu sampai dengan posisi kereta api ditampilkan di web. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
jam pada pengujian merupakan jam sibuk atau tidak karena berpengaruh pada traffic jaringan GSM, bisa saja SMS tersebut pending
atau belum terkirim.
Faktor yang kedua yaitu perbedaan provider penyedia layanan, karena apabila menggunakan 2 provider yang berbeda seperti pada
saat pengujian ini menggunakan IM3 pada pengirim data dan XL pada penerima data, maka kemungkinan untuk terjadinya delay
lebih besar daripada menggunakan 2 provider yang sama. Lalu faktor yang lain lagi yaitu lokasi pada saat pengiriman data tersebut
ter- coverage jaringan GSM atau tidak, karena apabila tidak tercover maka SMS bisa terlambat diterima karena menunggu lokasi
tersebut tercover jaringan GSM.

Dari hasil pengujian pada tabel 4.4 maka dapat dianalisa bahwa posisi terkait dan respon waktu pada sistem informasi kereta api
sangat bergantung pada ada atau tidak jaringan GSM yaitu SMS, dapat dilihat selisih waktu pada saat penerimaan data yang
dianalogikan sebagai GPS Tracker dan waktu pada saat data diterima dan ditampilkan pada software TrainTracker juga sangat
berpengaruh pada respon waktu sampai dengan posisi kereta api ditampilkan di web. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
jam pada pengujian merupakan jam sibuk atau tidak karena berpengaruh pada traffic jaringan GSM, bisa saja SMS tersebut pending
atau belum terkirim.
Faktor yang kedua yaitu perbedaan provider penyedia layanan, karena apabila menggunakan 2 provider yang berbeda seperti pada
saat pengujian ini menggunakan IM3 pada pengirim data dan XL pada penerima data, maka kemungkinan untuk terjadinya delay
lebih besar daripada menggunakan 2 provider yang sama. Lalu faktor yang lain lagi yaitu lokasi pada saat pengiriman data tersebut
ter- coverage jaringan GSM atau tidak, karena apabila tidak tercover maka SMS bisa terlambat diterima karena menunggu lokasi
tersebut tercover jaringan GSM.
Hasil pengujian tampil posisi kereta api pada web juga terpengaruh dengan kecepatan koneksi internet yang digunakan, hal ini
dipengaruhi karena apabila data dari sms masuk sudah tersimpan pada database lokal, lalu dilanjutkan dengan program untuk
mengirim data tersebut ke database pada web, jika koneksi internet kurang cepat maka waktu yang ditampilkan pada web akan
semakin panjang. Waktu tampil pada web akan semakin cepat atau pendek apabila koneksi internet juga cepat.
Pada hasil total respon waktu sampai dengan posisi kereta api ditampilkan di web terlihat yang paling panjang atau lambat yaitu
pada nomor 2, hal ini tidak ada masalah pada pengiriman data melalui jaringan GSM karena pada proses itu hanya selisih 1 detik,
sedangkan pada proses pengiriman data ke web malah membutuhkan waktu 15 detik karena bisa saja koneksi internet pada menit
tersebut tidak stabil. Jadi dari sini dapat dianalisa bahwa efektifitas penggunaan Jaringan GSM pada sistem informasi kereta api
cukup efektif karena waktu paling lama sampai dengan sms
diterima yaitu sebesar 8 detik. Begitu pula dengan respon waktu sampai dengan posisi kereta api tampil di web
membutuhkan waktu paling cepat 8 detik, hal ini juga dipengaruhi oleh coverage jaringan GSM dan kecepatan koneksi
internet yang stabil dan jaringannya bagus.
Rata-rata respon waktu yang dibutuhkan sampai dengan proses tampil di web sebesar 10 detik, hal ini membutuhkan
bahwa sistem informasi kereta api ini cukup efektif karena respon waktu tidak lebih dari 10 detik dan layak untuk
digunakan monitoring posisi kerteta api. Namun hal ini untuk interval pengiriman data dari GPS Tracker masih sebesar 1
menit yang menyebabkan sistem informasi kereta api ini belum realtime.
BAB 5
Kesimpulan

Dari hasil perancangan dan pembuatan tugas akhir aplikasi GPS Tracker untuk sistem informasi kereta api berbasis web
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pengiriman data dengan interval tracking setiap
1 menit telah berhasil menggunakan layanan SMS dengan GPS Tracker sebagai media pengirim data.
2. Sistem ini cocok untuk diimplementasikan sebagai media informasi berbasis web untuk mengetahui posisi sebuah
kereta api.
3. Kualitas dari sinyal GPS juga mempengaruhi kinerja dari GPS Tracker itu sendiri, sebab semakin baik sinyal GPS
maka akan semakin presisi juga pembacaan koordinat dan kecepatan GPS Tracker yang berada di kereta api.
4. Kualitas jaringan GSM dan kecepatan koneksi internet sangat mempengaruhi dari kinerja dan respon waktu sistem
informasi kereta api berbasis web untuk monitoring.
5. Keakuratan posisi dari GPS Tracker rata – rata meleset sebesar 1,086 km pada keadaan asli dan rata – rata meleset
sebesar 2,37 cm pada peta digital.
6. Posisi terkait dengan respon waktu yaitu dari proses pengiriman data, penerimaan data sampai dengan marker
posisi kereta api bergeser dan tampil di web rata – rata sebesar 10 detik

Saran
Berdasarkan hasil perancangan dan pengujian dapat diambil saran sebagai berikut:
1. Pengiriman data menggunakan jaringan GSM atau dengan SMS dengan menggunakan interval setiap 1 menit,
pengembangan sistem diharapkan menggunakan jaringan yang lebih cepat agar mendapatkan informasi posisi yang
benar – bernar real-time
2. Pada sistem informasi kereta api ini menggunakan simbol lingakaran biru untuk pintu perlintasan dan lingkaran
merah untuk kereta api, untuk pengembangan sistem simbol tersebut dapat diganti dengan gambar pintu
perlintasan maupun gambar kereta api.
3. Pengaplikasian sistem ini masih dalam lingkup yang kecil, kemudian apabila digunakan untuk monitoring seluruh
kereta api, pada web perlu dikembangkan interface yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Luqi. Tanpa Tahun. Monitoring Kereta api


Berbasis GIS. Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya – ITS, Surabaya.

Dzacko, Haidar. 2007. Basis Data (database).


http://
imam_muiz.staff.gunadarma.ac.id/D
ownloads/files/6535/BASIS+DATA.pdf
(tanggal akses 13 Januari 2014).
(Internet).
Gany, Audyati & Sofyan. 2006. Pencarian Data Buku di
Perpustakaan Berbasis PHP.
Yogyakarta : Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi.
Huda, Miftakhul dkk. 2010. Membuat Aplikasi
Database
dengan Java, MySQL, dan
NetBeans. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
http://id.wikipedia.org/wiki/Diagram_hubungan_entit
as Kadir, Abdul. 2008. Dasar Pemrograman Web
Dinamis
Menggunakan PHP. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Ladjamudin, A.-B. b. (2005). Analisis dan

Desain Sistem Informasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Novergust, Dhimas. Tanpa Tahun. Sistem Online Untuk


Keamanan dan Pelacakan
Kendaraan Menggunakan GPS
Tracker dan Google Map. Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya - ITS,
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai