Review Jurnal BFK Kelompok 3 Teori 7
Review Jurnal BFK Kelompok 3 Teori 7
DOSEN PENGAMPU :
Dr. apt. Wiwin Herdwiani, S.Si., M.Sc.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK :3
ANGGOTA : 1. Moh. Djidan Putra Pratama Djibran (A28227142)
2. Febriana De Jesus Maia (A28227145)
3. Katharina Martha Sadipun (A28227154)
4. Talitha Habibah (A28227155)
5. Keysa Salsabila (A28227165)
6. Maria Aprilia Elecsia Kaza Poto (A28227166)
7. Yesa Saputri (A28227167)
8. Adilla Diah Wanda Pithaloka (A28227175)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2024
Review Dari Jurnal Terkait
4. Talitha Habibah
Reviewer
5. Keysa Salsabila
7. Yesa Saputri
Selain itu, atribut dari bentuk sediaan obat seperti mekanisme lepas
lambat, sensitivitas terhadap pH, ukuran, bentuk, dan densitas produk
juga dapat mempengaruhi penyerapan. Makanan juga dilaporkan dapat
mempengaruhi penyerapan dari beberapa produk lepas lambat, namun
tidak untuk semua.
Properti Obat:
Kelarutan obat, ukuran partikel, dan bentuk kimia obat memainkan peran
penting dalam penyerapan obat. Misalnya, bentuk non-ion tertentu
cenderung diserap lebih mudah.
Desain Formulasi:
Mekanisme pelepasan terkontrol, sensitivitas terhadap pH, serta ukuran,
bentuk, dan kerapatan bentuk dosis semua dapat memengaruhi
penyerapan. Asupan makanan juga dapat memengaruhi faktor-faktor ini.
Metode Penelitian Artikel penelitian ini membahas interaksi kompleks antara variabel
fisiologis dalam saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) dan sifat
fisika-kimia obat yang diberikan secara oral. Penulis menekankan
bagaimana faktor-faktor ini secara signifikan memengaruhi kecepatan
dan tingkat penyerapan obat, yang pada akhirnya memengaruhi
efektivitas pengobatan.
Temuan Utama:
Faktor Saluran Pencernaan: pH lambung, motilitas (waktu
pengosongan dan pergerakan keseluruhan), dan aktivitas enzimatik
secara signifikan memengaruhi bagaimana obat larut dan bergerak
melalui sistem pencernaan.
Sifat Obat: Kelarutan, ukuran partikel, dan bentuk kimia obat
(keadaan terionisasi vs non-terionisasi) memainkan peran penting
dalam penyerapannya. Umumnya, bentuk non-terionisasi lebih
mudah diserap.
Desain Formulasi: Mekanisme lepas lambat, sensitivitas terhadap
variasi pH, serta ukuran, bentuk, dan densitas bentuk sediaan obat
semuanya dapat memengaruhi pola penyerapan. Asupan makanan
dapat lebih lanjut memengaruhi faktor-faktor ini.
Dalam formulasi tablet dua fase, pelet dilepaskan secara bertahap saat
matriks tablet mengalami disintegrasi. Pengamatan in vitro menunjukkan
bahwa pelet yang paling dekat dengan permukaan yang terkikis
dilepaskan terlebih dahulu, dan obat dilepaskan secara bertahap melalui
lapisan matriks. Selama proses ini, sebagian besar tablet tetap di dalam
perut, dan pelet yang lebih dalam dalam matriks tablet dilepaskan secara
berurutan hingga tablet terdisintegrasi sepenuhnya, dimana partikel-
partikel tersebut seharusnya masuk ke dalam usus kecil.
Kesimpulan Variabel fisiologis dan fisikokimia memainkan peran penting dalam
proses penyerapan obat dari saluran pencernaan, yang menjadi kunci
dalam merancang formulasi obat yang efektif dan dapat diandalkan.
Perkembangan dalam bidang biofarmasetika telah didorong oleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana obat berinteraksi
dengan sistem biologis tubuh dan formulasi yang dirancang khusus.
Dengan menerapkan metode formulasi yang sesuai dengan karakteristik
fisiologis individu, dampak dari variasi respons fisiologis terhadap
penyerapan obat dapat diminimalkan. Ini membuka peluang bagi
pengembangan terapi obat yang lebih efektif dalam penggunaannya di
praktik klinis.
Kapsul yang rentan terhadap perubahan pH, terutama jika berisi pelet,
dapat menghadapi tantangan dalam pelepasan obat yang konsisten
selama transit saluran pencernaan, terutama jika terjadi fluktuasi pH.
Faktor seperti penundaan pengosongan lambung akibat makanan
berlemak juga dapat memperkuat dampak pH terhadap pelepasan obat.
Sementara beberapa jenis pelet mungkin tidak terpengaruh oleh
perubahan pH, mereka mungkin menunjukkan penurunan signifikan
dalam ketersediaan obat saat dikonsumsi bersama makanan, mungkin
karena perubahan volume cairan di saluran pencernaan.