Anda di halaman 1dari 1

Menilik Masalah Kerahasiaan Arsip di Indonesia Antara Keterbukaan dan Keterbatasan

Deskripsi: Membahas tentang perdebatan seputar keterbukaan dan kerahasiaan arsip di


Indonesia, menggali peran fungsi dinamis dan statis arsip, serta menyoroti
peraturan dan sanksi terkait, dengan penekanan pada pentingnya sistem klasifikasi
keamanan dan akses arsip untuk menjaga keseimbangan antara transparansi dan
perlindungan hak-hak.

Sumber foto: https://pixabay.com/photos/archive-boxes-documents-folders-4215548/

Sumber Artikel: ANRI (2003). Modul kearsipan dan hukum (edisi pertama). Jakarta:
ANRI

Purwanto Putra

ASPIRASIKU - Sampai saat ini, perdebatan masih berlangsung mengenai keterbukaan dan
kerahasiaan arsip di Indonesia, terutama terkait pandangan mengenai sifat terbuka
atau tertutupnya arsip statis dan dinamis. Artikel ini menjelaskan bahwa pemahaman
ini dapat memengaruhi keberhasilan pengelolaan arsip dalam memenuhi fungsi dan
tujuannya.

Arsip tidak hanya memiliki peran sebagai penyimpan informasi, tetapi juga memiliki
fungsi dinamis dan statis. Fungsi dinamis berkaitan dengan penggunaan langsung
dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kebangsaan, sementara fungsi statis
berfokus pada arsip yang tidak terlibat secara langsung dalam kehidupan sehari-hari
negara.

Kerahasiaan dan keterbukaan arsip menjadi isu penting, terutama terkait dengan
akses informasi dan hak pribadi. Dalam konteks ini intinya adalah menyoroti
peraturan-peraturan terkait, seperti Pasal 38 Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun
2012, yang mengatur sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip untuk melindungi
hak dan kewajiban pencipta arsip dan pengguna.

Pasal 44 Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 menyebutkan alasan untuk menutup akses
atas arsip, seperti menghambat proses penegakan hukum, melibatkan kepentingan hak
atas kekayaan intelektual, dan melibatkan kepentingan pertahanan dan keamanan
negara. Hal ini menyoroti perlunya pengaturan yang jelas terkait akses arsip
dinamis.

Pentingnya sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip diakui dalam menjaga
keterbukaan dan kerahasiaan. Proses penyusunan sistem ini melibatkan identifikasi
ketentuan hukum, analisis fungsi unit kerja, analisis risiko, penentuan kategori
klasifikasi keamanan, dan penggolongan hak akses. Termasuk juga mencantumkan sanksi
yang dikenakan terhadap pelanggaran Pasal 44, seperti yang diatur dalam Pasal 85.

Landasan hukum yang mengatur kerahasiaan arsip di Indonesia mencakup Pasal 28J UUD
1945 dan Pasal 44 Undang-Undang No. 43 Tahun 2009. Meskipun sanksi pidana juga
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), prinsip lex spesialis derogat
legi generalis masih menempatkan UU No. 7 Tahun 1971 sebagai landasan utama sanksi
dalam masalah kearsipan.

Dalam menghadapi perdebatan antara keterbukaan dan kerahasiaan arsip, pemahaman


akan prinsip-prinsip dan ketentuan hukum yang mengaturnya menjadi krusial. Dengan
menjaga keseimbangan antara keterbukaan dan perlindungan hak-hak tertentu,
Indonesia dapat memastikan bahwa sistem kearsipan negara berfungsi secara efektif
dan sesuai dengan tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai