Anda di halaman 1dari 9

PEDOMAN BMHP EMERGENCY

RUMAH SAKIT AVECIENA MEDIKA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai permenkes RI nomor 72 tahun 2016 bahwa Rumah Sakit harus dapat
menyediakan lokasi penyimpanan perbekalan farmasi emergency untuk kondisi
kegawatdaruratan. Tempat penyimpanan harus mudah diakses dan terhindar dari penyalahgunaan
dan pencurian.
Dengan adanya Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi Emergency diharapkan Rumah
Sakit Aveciena Medika dapat melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam
keadaan biasa maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun
fasilitas yang tersedia, memudahkan unit kerja menggunakan perbekalan farmasi emergency pada
saat diperlukan, menjamin perbekalan farmasi selalu tersedia dan siap pakai untuk mengatasi
kegawat-daruratan pasien di ruang rawat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Oleh karena itu dituntut peran aktif dari Instalasi Farmasi dan petugas kesehatan lainnya
untuk mengelola perbekalan farmasi emergency yang disimpan di ruang rawat. Perlu
ditetapkan daftar standar perbekalan farmasi emergency yang boleh disimpan, cara
penyimpanan serta jaminan ketersediaan pada saat akan digunakan, dan menjalankan
pengawasan berdasarkan aturan - aturan yang berlaku.

1.2 Pengertian
Perbekalan emergency dalam troli emergency adalah kegiatan penyimpanan
perbekalan farmasi tertentu yang dibutuhkan secara cepat, yang dilakukan pada unit tertentu
di luar Instalasi Farmasi serta di dalam troli/kit emergency agar dapat menjamin ketersediaan
dan keamanan penyimpanan perbekalan farmasi emergency.
BAB II
RUANG LINGKUP

Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi Emergency digunakan sebagai acuan


dalam pengaturan obat emergency di seluruh ruangan pelayanan yang meliputi :
a. Seleksi dan Perencanaan
Perencanaan obat emergency di ruangan berdasarkan koordinasi dengan ruangan
terkait. Jumlah dan jenis obat emergency ditetapkan sesuai dengan standar.
b. Pengadaan
Pengadaan obat emergency di ruangan dengan cara penggantian segera obat
melalui peresepan emergency yang diberikan petugas ruangan kepada Instalasi Farmasi.
Setelah Instalasi Farmasi menerima resep obat emergency maka akan dilakukan
prioritas pelayanan. Petugas farmasi segera mengganti obat emergency dan mengunci
kembali troli/kit emergency yang sudah terisi sesuai dengan daftar standar yang
terdapat di setiap troli.
c. Penyimpanan
 Penyimpanan obat di ruang perawatan sesuai dengan stabilitas sediaan.
 Obat emergency ditempatkan pada troli/kit emergency dengan menggunakan kunci
disposable, dengan akses yang mudah dijangkau.
 Setiap troli/kit emergency dilengkapi dengan daftar obat emergency yang telah
ditetapkan.
d. Distribusi
Obat emergency disimpan pada troli/kit emergency
e. Pencatatan dan Pengendalian
 Setiap pemakaian obat emergency dicatat pada form pemakaian obat yang terdapat
di dalam troli/kit emergency sesuai dengan prosedur.
 Instalasi farmasi mengontrol kesesuaian dengan daftar dan kadaluarsa obat
emergency secara berkala serta memastikan bahwa obat disimpan secara benar.
 Monitoring obat emergency dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian atas supervisi
Apoteker di ruangan.
f. Penghapusan
Obat emergency yang ….. bulan sebelum kadaluarsa harus ditarik oleh Instalasi
Farmasi dan dimasukkan ke dalam wadah obat ED yang selanjutnya dilakukan proses
penghapusan bersama dengan obat golongan lainnya sesuai dengan prosedur
penghapusan perbekalan farmasi yang kadaluarsa.
1. Ruangan Penyimpanan Perbekalan farmasi Emergency
Unit/ruangan yang menyimpan Perbekalan farmasi emergency adalah:
a. IGD
b. Rawat Inap
c. HCU
d. Kamar Operasi
e. Poliklinik
2. Tempat Penyimpanan Perbekalan Farmasi Emergency
a. Troli/Lemari Emergency
Perbekalan Farmasi Emergency disimpan di troli emergency yang terkunci dengan
menggunakan kunci plastik disposable dengan nomor seri berurutan. Kunci troli emergency
dipegang oleh perawat penanggung jawab pada shift tersebut.
b. Tas/Kit Emergency
Berada dalam mobil ambulan/tempat yang cukup difasilitasi dengan kit
emergency saja.
Pelaksana pedoman ini adalah:

1. Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian tempat yang ada troli/lemari /kit emergency


di bagian masing-masing.
2. Perawat/petugas logistik tempat yang ada troli/lemari/kit emergency di bagian
masing-masing.
BAB III
KEBIJAKAN

1. Obat emergency disimpan dalam troli/kit/lemari emergency terkunci dengan kunci


disposible, diperiksa, dipastikan selalu tersedia dan harus diganti segera jika jenis dan
jumlahnya sudah tidak sesuai
2. lagi dengan daftar.
3. Isi dari masing-masing troli/kit emergency dapat berbeda-beda tergantung dari
kebutuhan ruang rawat inap tempat troli/kit berada.
4. Tenaga Kefarmasian, Dokter, dan Tenaga Keperawatan bekerja sama dan saling
berkoordinasi dalam melakukan penyimpanan, pemakaian dan penggantian, dan
monitoring evaluasi agar obat emergency selalu tersedia saat dibutuhkan dan aman untuk
digunakan.
5. Pengelolaan emergency kit ambulans dilakukan sesuai Pedoman Pengelolaan Perbekalan
Farmasi Emergency dan SPO Pengelolaan Kit Emergency Ambulan.
BAB IV
TATA LAKSANA

4.1. Penyimpanan
a. Obat emergency disimpan dalam troli/kit/lemari emergency terkunci dengan kunci
disposible, diperiksa, dipastikan selalu tersedia dan harus diganti segera jika jenis dan
jumlahnya sudah tidak sesuai lagi dengan daftar.
b. Troli/kit/lemari emergency hanya boleh diisi dengan perbekalan farmasi emergency,
tidak boleh dicampur dengan perbekalan farmasi lain.
c. Setiap troli/kit/lemari emergency memiliki Daftar Perbekalan Farmasi Emergency
yang ditempel/ digantung di troli/kit/lemari emergency.
d. Tidak semua troli emergency memiliki defibrilator. Lokasi troli emergency yang
memiliki defibrilator ditetapkan oleh masing-masing unit rawatan dan diketahui oleh
petugas.
e. Laci troli diberi label yang jelas berdasarkan jenis tindakan (Airway, Breathing,
Circulation). Prosedur khusus diletakkan pada rak bagian bawah.
f. Jenis obat dan alat kesehatan emergency disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan.
g. Penyimpanan troli/kit emergency pada ruangan yang memiliki pendingin ruangan dan
termometer ruangan, serta dilakukan monitoring suhu secara konsisten. Petugas
farmasi pengelola obat dan alat kesehatan emergency memastikan troli emergency
tersimpan pada ruangan dengan suhu di bawah 25ºC atau memiliki alat pendingin (Air
Conditioner) yang berfunsi selama 24 jam.
h. Obat disimpan sesuai dengan bentuk sediaan, suhu, ketahanan terhadap cahaya,
susunan alfabetis, dan sistem FEFO dan FIFO.

4.2. Pemakaian dan Penggantian


a. Dokter/perawat mengisi catatan pemakaian pada Lembar Pemakaian dan
Penggantian Obat dan Alkes Emergency (contoh terlampir)
b. Perawat yang bertugas melaporkan ke depo farmasi, bahwa ada obat/alkes yang
dipakai dan harus segera diisi kembali.
c. Tenaga Teknis Kefarmasian mengganti kembali obat/alkes yang terpakai sesuai
jadwal dinas shift.
d. Tenaga Teknis Kefarmasian mengisi catatan penggantian pada Lembar Pemakaian
dan Penggantian Obat dan Alkes Emergency.
e. Tenaga Teknis Kefarmasian di depo farmasi terkait mengunci kembali
lemari/kit/troli emergency dan mencatat nomor register kunci di lembar pemakaian
obat emergency.
f. Dalam hal troli/kit emergency berada pada tempat yang jauh dari jangkauan petugas
farmasi dan sulit untuk penggantian langsung oleh petugas farmasi pada saat ada
laporan pemakaian, maka penggantian dapat dilakukan oleh perawat dengan tetap
melakukan prosedur nomor 3-5.
g. Apabila terdapat perbekalan farmasi emergency yang tidak tertagih/hilang, maka
konsekuensi finansial menjadi tanggung jawab pihak yang menghilangkan.
h Pemakaian dan penggantian perbekalan emergency ambulan, dilakukan sesuai dengan
SPO Pengelolaan Kit emergency ambulans.

4.3 Monitoring dan Evaluasi


a. Pengecekan defibrilator dilakukan setiap hari oleh dokter/perawat.
b. Setiap pagi Tenaga Teknis Kefarmasian melakukan pengecekan troli emergency
dan mengisi Formulir Pengecekan Harian Troli/Kit Emergency (contoh terlampir).
c. Secara berkala (minimal 1x dalam 1 bulan) Tenaga Teknis Kefarmasian
melakukan pengecekan kembali kesesuaian keseluruhan item obat/alkes dengan
daftar, ketepatan penyimpanan, dan tanggal kadaluarsa.
d. Obat/alkes yang mendekati tanggal kadaluarsa (3 bulan sebelum kadaluarsa) harus
dilaporkan dan ditindaklanjuti sesuai SPO Pengelolaan Perbekalan Farmasi yang
Mendekati Kadaluarsa.
e. Jika dari hasil evaluasi berkala dibutuhkan jumlah obat/alkes yang lebih dari
jumlah daftar sebelumnya, dapat dilakukan revisi daftar perbekalan farmasi
emergency.
f. Apabila ada ketidakcocokan, petugas farmasi bersama perawat
menelusuri/melihat pasien yang menggunakan obat dan alat kesehatan serta
memintakan resepnya kepada dokter terkait.

BAB V
DOKUMENTASI

Pengelolaan Perbekalan farmasi emergency harus selalu terjaga stok obatnya agar selalu
siap dipakai. Oleh karena itu, petugas yang ada di unit terkait harus segera melaporkan
penggunaan obat emergency tersebut kepada petugas farmasi untuk dilakukan penggantian
stok dan penyegelan kembali untuk menjaga keamanan dan kelengkapan obat tersebut.
Penggantian harus dilakukan sesegera mungkin. Pengelolaan Perbekalan Farmasi Emergency
merupakan hasil koordinasi antara ruangan pengguna perbekalan Farmasi dengan Instalasi
Farmasi yang dapat dipertanggung jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai