Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330783187

KAPASITAS ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN


MADRASAH DI INDONESIA ORGANIZATIONAL CAPACITY IN IMPROVING THE
QUALITY OF EDUCATION MADRASAH IN INDONESIA

Article in Responsive · October 2018


DOI: 10.24198/responsive.v1i1.19094

CITATIONS READS

2 759

3 authors:

Ningrum Fauziah Yusuf Sinta Ningrum


Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran
6 PUBLICATIONS 4 CITATIONS 32 PUBLICATIONS 16 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Sawitri Utami
Universitas Padjadjaran
12 PUBLICATIONS 6 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Academic Poster View project

Dissertation Project: Policy Dynamics of Science, Technology, and Innovation System (STI System) in Indonesia Period 1945 – 2020 View project

All content following this page was uploaded by Ningrum Fauziah Yusuf on 19 August 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Kapasitas Organisasi Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah Di Indonesia (Ningrum Fauziah Yusuf,
Sintaningrum, dan Sawitri Budi Utami)

KAPASITAS ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN MUTU


PENDIDIKAN MADRASAH DI INDONESIA

ORGANIZATIONAL CAPACITY IN IMPROVING THE QUALITY OF EDUCATION


MADRASAH IN INDONESIA

Ningrum Fauziah Yusuf1, Sintaningrum2, Sawitri Budi Utami3


Program Magister Administrasi Publik, FISIP, Universitas Padjadjaran

ningrumfy@gmail.com1
sinta.ningrum@unpad.ac.id2
sawitri.budi@unpad.ac.id3

ABSTRAK
Salah satu faktor rendahnya mutu pendidikan Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Bandung disebabkan karena kapasitas
organisasi Kementerian Agama Kabupaten Bandung dalam melaksanakan tugasnya dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan agama belum maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kapasitas organisasi Kementerian Agama dalam meningkatkan mutu pendidikan Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten
Bandung. Aspek yang digunakan dalam penelitian kualitatif deskriptif ini ialah (1) personnel (sumber daya manusia), (2)
infrastucture, technology, and financial resources (infrastruktur, teknologi, dan sumber daya keuangan), (3) strategic
leadership (kepemimpinan strategis), (4) program and process management (program dan manajemen proses), dan (5)
networking and linkages (jejaring kerjasama dan hubungan dengan pihak lain).

Kata Kunci: Kapasitas Organisasi; Kualitas Pendidikan; Pendidikan Islam

ABSTRACT
One of the factors of poor quality of Madrasah Ibtidaiyah education in Bandung Regency is due to the organizational
capacity of the Ministry of Religion of Bandung Regency in performing its duties in order to improve the quality of
religious education has not been maximized. This study aims to see what factors affect the organizational capacity of
the Ministry of Religion in improving the quality of Madrasah Ibtidaiyah education in Bandung regency. The aspects
used in this descriptive qualitative research are (1) personnel, (2) infrastructure, technology, and financial resources,
(3) strategic leadership, (4) program and process management, and (5) networking and linkages.

Keywords: Organizational Capacity; Quality Of Education; Islam Education

perorangan atau secara kolektif melaksanakan fungsi,


A. PENDAHULUAN memecahkan masalah, serta menetapkan dan mencapai
Membangun kapasitas organisasi yang memadai tujuan (UNDP, 2004).
merupakan suatu tantangan umum bagi organisasi yang Berdasarkan Hasil Laporan Evaluasi Kinerja
ditugasi untuk melaksanakan reformasi pendidikan yang kementerian/lembaga dan Pemerintah Provinsi, yang
kompleks (Cohen, Moffitt, & Goldin, 2007). dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur
Banyak peneliti (Meissner, Bergner, & Marconi, Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN dan
1992) menyebutkan bahwa pengembangan kapasitas RB) tahun 2016, Akuntabilitas kinerja Kementerian
mengacu pada pembangunan insfrastruktur yang Agama berada di urutan 53 dari 77
meliputi staf, keterampilan, sumber daya, dan struktur kementerian/lembaga. Kementerian Agama
untuk mengatasi permasalahan yang ada (Schwartz, et mendapatkan perolehan nilai 62.01 dengan predikat B
al., 1993) dan perolehan nilai kualitas kinerja sebesar 40%.
Kapasitas adalah kemampuan (kemampuan (Menpan, 2016). Hasil survei Komisi Pemberantasan
memecahkan masalah) yang dimiliki seseorang, Korupsi tahun 2011 juga menunjukkan Kementerian
organisasi, lembaga, dan masyarakat untuk secara Agama menduduki peringkat terbawah dalam indeks

1
Responsive, Volume 1 No. 1 Oktober 2018 : 1-5

integritas dari 22 instansi pusat yang diteliti, dimana Berbagai penelitian terkait dengan kapasitas
Kementerian Agama hanya memperoleh angka indeks organisasi telah banyak dilakukan, seperti
integritas pusat (IIP) 5,37, hal tersebut dikarenakan Pengembangan Kapasitas Organisasi Dalam Koordinasi
masih banyak ditemukan nya praktik suap dan Pelayanan Perizinan Di BPPT Kota Semarang (Pratama,
gratifikasi. Hal tersebut menunjukkan masih rendahnya Mustam, & Djumiarti, 2013), Upaya Pemerintah Daerah
kapasitas organisasi Kementerian Agama dalam Dalam Meningkatan Kapasitas Organisasi (Studi Pada
melaksanakan tugas dan fungsinya. (Menpan, 2016) Bagian Organisasi dan Tata Laksana Pemerintah Kota
Kementerian Agama (Kemenag) mencatat Blitar) (Ningtyas, Ribawanto, & Hadi, 2014), Model
sebanyak 17.106 madrasah dari total 50.543 madrasah Penguatan Kapasitas Organisasi Penyuluh Pertanian
di seluruh tingkat pendidikan masih belum terakreditasi. Dalam Meningkatkan Kinerja Usahatani Melalui
Minimnya anggaran menjadi alasan di balik Transaction Cost (DWP & Waridin, 2010), Studi Kasus
permasalahan tersebut. Berdasarkan data Direktorat Pengembangan Kapasitas Organisasi Pemerintah
Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Kabupaten Sragen (Rihandoyo, 2007), Penilaian
Islam Kementerian Agama, terdapat 76.551 madrasah Kapasitas Pelaku Dan Organisasi Untuk Mendukung
yang tersebar di seluruh Indonesia. Kemenag membina Reformasi Tata Pemerintahan Yang Terdesentralisasi Di
50.453 madrasah ibtidaiyah (MI), yang mana dari total Provinsi Sulawesi Tenggara (Firman & Alam, 2015).
50.453 madrasah, sebanyak 33.347 madrasah sudah Adapun penelitian-penelitian yang telah dilakukan
terakreditasi, sedangkan sisanya sebanyak 17.106 tersebut menjelaskan lebih kepada pengembangan
madrasah belum terakreditasi. Perinciannya, sebanyak kapasitas organisasi dalam pelayanan, peningkatan
16.237 MI sudah terakreditasi, sedangkan 8.693 MI kinerja, dan reformasi tata pemerintahan, sehingga
lainnya belum. belum ada yang secara khusus meneliti mengenai
Rendahnya pemahaman terkait pendidikan Kapasitas Organisasi Kementerian Agama dalam
agama islam berdampak pada tingkat perilaku sosial Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam di Kabupaten
yang menyimpang masih tetap cenderung tinggi, yang Bandung.
antara lain ditandai dengan masih tetap tingginya angka Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kriminalitas, dan maraknya kasus-kasus perbuatan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kapasitas
asusila. Kedua, terjadinya berbagai kasus konflik yang organisasi Kementerian Agama Kabupaten Bandung
disertai kekerasan atas nama agama. Hal ini masih rendah
mencerminkan berkembangnya wawasan keagamaan
yang sempit, eksklusif dan tidak toleran di kalangan B. LANDASAN TEORITIS
masyarakat, yang dapat menggangu keharmonisan Morgan dalam Milen (2006:14) merumuskan
kehidupan beragama dan pada gilirannya dapat memberi pengertian kapasitas sebagai kemampuan, keterampilan,
kontribusi negatif bagi keberhasilan pembangunan pemahaman, sikap, nila-nilai, hubungan, perilkau,
nasional. motivasi, sumber daya, dan kondisi-kondisi yang
Oleh sebab itu, upaya peningkatan kualitas memungkinkan setiap individu, organisasi, jaringan
pendidikan Madrasah Ibtidaiyah menjadi salah satu kerja/sektor, dan sistem yang lebih luas untuk
fokus penting dalam pembangunan bidang agama. melaksanakan fungsi-fungsi mereka dan mencapai
Meningkatnya kualitas pemahaman agama serta tujuan pembangunan yang telah ditetapkan dari waktu
pendidikan agama Islam diharapkan dapat tercermin ke waktu. Hal ini selaras dengan yang dijelaskan GZT
dalam sikap dan perilaku sosial yang sejalan dengan (2005:2) yang menjelaskan kapasitas berkaitan dengan
nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam ajaran agama kemampuan organisasi untuk menjalankan fungsinya
dan berkembangnya wawasan keagamaan yang secara efektif dan efisien.
seimbang, moderat dan inklusif. Memahami kapasitas organisasi secara
Namun demikian, masih terdapat permasalahan keseluruhan akan mempengaruhi proses output
yang menjadi tantangan bagi upaya peningkatan mutu organisasi dalam konteks tertentu sehingga akan
pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Masalah pertama membantu melihat karakteristik internal suatu
adalah masalah yang berkaitan dengan sumber daya organisasi secara lebih dalam. Selain itu dengan
manusia. Masalah yang kedua berkaitan dengan memahami kapasitas organisasi juga dapat membantu
kepemimpinan, Kantor Kementerian Agama Kabupaten organasisa agar dapat mengalokasikan sumber daya
Bandung sangat membutuhkan pegawai yang memiliki untuk mencapai target yang lebih baik.
kuantitas dan kulitas yang sangat baik, sebab tugas dan Horton menyatakan bahwa kapasitas organisasi
kewajiban yang di perlu di pertanggungjawabkan oleh dapat dikelompokkan menjadi dua komponen besar,
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bandung bukan yaitu komponen sumber daya dan komponen
suatu perkara yang mudah, maka dari itu kinerja manajemen. Horton, et. al. (2003) menjelaskan bahwa
pegawai yang mempunyai komitmen yang tinggi dalam kapasitas organisasi mencakup 5 (lima) aspek, yaitu: (1)
menjalankan tugasnya, dituntut kreatif, inovatif serta staff members / personnel (sumber daya manusia), (2)
mampu efektif dalam melakukan tugasnya. infrastucture, technology, and financial resources
(infrastruktur, teknologi, dan sumber daya keuangan),
Kapasitas Organisasi Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah Di Indonesia (Ningrum Fauziah Yusuf,
Sintaningrum, dan Sawitri Budi Utami)

(3) strategic leadership (kepemimpinan strategis), (4)


program and process management (program dan
manajemen proses), dan (5) networking and linkages
(jejaring kerjasama dan hubungan dengan pihak lain).

3
Responsive, Volume 1 No. 1 Oktober 2018 : 1-5

organisasi untuk mentrasformasikan kebijakan, program


C. METODE PENELITIAN dan kegiatan dalam sistem administrasi publik.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi Berkaitan dengan aspek pertama yaitu kapasitas
literatur dengan mencari referensi teori yang relevan organisasi sumber daya (resource capacity) memiliki
dengan permasalahan yang ditemukan. Referensi teori kemampuan untuk menghasilkan dan memperoleh
diperoleh dengan jalan penelitian studi literatur sumber daya dari hibah, kontrak, pinjaman dan
dijadikan sebagai pondasi dasar dan alat utama bagi mekanisme lainnya. Dengan ini organisasi harus dapat
praktek penelitian di tengah lapangan. Penelitian ini menarik, mengelola dan memelihara keuangannya
dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Dalam
Bandung. organisasi, kedudukan sumber daya manusia merupakan
Jenis data yang digunakan penulis dalam faktor yang utama dan tidak dapat diabaikan karena
penelitian ini adalah data primer dengan melakukan manusia merupakan penggerak dari aktivitas organisasi
observasi dan data sekunder yaitu data yang diperoleh untuk mencapai tujuan organisasi, bahkan merupakan
dari jurnal, buku, dokumentasi, dan internet. faktor esensial (Edward III, 1980)
Data-data yang sudah diperoleh kemudian Dalam organisasi, kapasitas keuangan (financial
dianalis dengan menggunakan metode analisis capacity), infastruktur dan proses (Infrastructure and
deskriptif. Metode analisis deskriptif dilakukan dengan process) merupakan aspek yang harus selalu ada dalam
cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian berdirinya suatu organisasi. Kapasitas keuangan dapat
disusul dengan analisis, tidak hanya menguraikan tetapi disamakan dengan ketersediaan anggaran (budget).
juga memberikan pemahaman serta penjelasannya. Tanpa adanya anggaran yang memadai, organisasi sulit
untuk dapat melakukan aktivitasnya untuk
D. PEMBAHASAN melaksanakan tugas dan fungsinya, mencapai tujuan.
Kapasitas organisasi menjadi perhatian penting Menurut Hall dkk, masalah kapasitas keuangan
untuk pemerintah di dalam menjalankan tugas, pokok termasuk kapasitas perencanaan anggaran, pengelolaan
dan fungsinya guna memberikan pelayanan kepada dan pertanggungjawaban masalah keuangan.
publik. Variabel-variabel yang ada pada kapasitas Begitu juga dengan aspek kapasitas infrastruktur
organisasi akan mendukung kinerja dari sebuah dan proses yang membantu dalam mengelola elemen
organisasi dalam mencapai tujuannya. Jika salah satu organisasi terkait dengan operasi sehari-hari (misalnya :
variabel mengalami kekurangan maka akan berdampak kebijakan, prosedur, teknologi informasi). Di dalam
pada kinerja organisasi tersebut dan akan menimbulkan kapasitas, tantangan yang paling penting bahwa peserta
masalah. Maka dari itu organisasi dituntut untuk bisa didentifikasi berhubungan langsung dengan teknologi
meningkatkan kapasitas organisasi untuk mencapai informasi.
tujuan dan menyelesaikan masalah yang di hadapinya. Selanjutnya aspek yang berkaitan dengan
Horton (2003) dalam Misener dan Doherty (2009 kepemimpinan, Kepemimpinan dalam organisasi
: 458) menyebutkan, kapasitas organisasi sebagai memegang peranan yang sangat penting dalam
potensi untuk menerima misi dan sasarannya sejauh mengarahkan tujuan organisasi. Dalam era manajemen
mana ia memiliki atribut yang telah diidentifikasi publik, model kepemimpinan yang sesuai adalah
sebagai hal yang penting untuk mencapai tujuan. kepemimpinan strategis. Kepemimpinan strategis
Menurutnya kapasitas organisasi mencakup 5 (lima) diartikan sebagai “refer to all those activities that set the
aspek yaitu: (1) staff members / personnel (sumber daya course for the organization and help it stay on cpurse in
manusia), (2) infrastucture, technology, and financial service of its mission (Lusthaus, 2002). Kepemimpinan
resources (infrastruktur, teknologi, dan sumber daya strategis berkaitan dengan visi organisasi, yaitu yang
keuangan), (3) strategic leadership (kepemimpinan dapat menciptakan suatu organisasi memiliki ciri khas
strategis), (4) program and process management tersendiri. Hal tersebut merupakan proses menyusun
(program dan manajemen proses), dan (5) networking tujuan organisasi secara jelas dan mengarahkan usaha
and linkages (jejaring kerjasama dan hubungan dengan para staf dan pegawai dan stakeholder agar dapat
pihak lain). mencapai tujuan organisasi.
Hal serupa dikatakan pula oleh Starling (2005:18) Aspek ke lima dari kapasitas organisasi adalah
juga menggambarkan tentang aspek dari proses program dan proses manajemen, yang dapat diartikan
administrasi publik, yang terdiri dari dua aspek utama, sebagai mekanisme yang menunjukkan bahwa para
yaitu “resource management” yang terdiri dari pegawai baik secara individu maupun kelompok dalam
komponen manusia, keuangan dan informasi dan organisasi dapat melaksanakan pekerjaan guna
“program management” yang terdiri dari komponen: mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen
perencanaan, pengambilan keputusan, proses diartikan sebagai: “the task of alingning and
pengorganisasian, kepemimpinan dan implementasi integrating the various practices and cultures of
program. Kedua aspek tersebut merupakan inti dari different segmen of an organization through the
proses administrasi yang menggambarkan tentang introduction of common system and operations that
kondisi kemampuan administrasi atau kapasitas
Kapasitas Organisasi Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah Di Indonesia (Ningrum Fauziah Yusuf,
Sintaningrum, dan Sawitri Budi Utami)

apply uniformly to all segment of the organization” proses penyusunan penganggaran berdasarkan
(Lusthaus, 2002). kebijakan yang berlaku, namun masih saja terdapat
Dalam manajemen proses ini setiap manusia kekurangan anggaran yang diberikan untuk
dengan tugas dan pekerjaannya mengadakan interaksi meningkatkan meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
dengan pihak-pihak, sesuai dengan sistem dan prosedur proses peningkatan kualitas pendidikan Madrasah
serta ketentuan yang telah ditetapkan dalam organisasi. Ibtidaiyah di Kabupaten Bandung.
Manajemen proses dalam organisasi terjadi dalam setiap Jika melihat dari kapasitas Infrastruktur dan
level organisasi, mulai dari organisasi pada level atas, teknologi informasi, sarana prasarana pada kantor
sampai pada level yang paling bawah. Manajemen Kementerian Agama Kabupaten Bandung secara
proses ini meliputi kegiatan antara lain: penyusunan keseluruhan sudah cukup memadai hanya saja kantor
rencana, pengorganisasian, problem solving, belum memiliki kendaraan operasional untuk
communication, decision making, dan monitoring and dilapangan guna memudahkan proses pemantauan,
evaluation. (Lusthaus, 2002) seharusnya setiap bidang itu diberikan kendaraan untuk
Kapasitas Jaringan (networking capacity) sebagai mendukung program dan kegiatan yang dilakukan
kemampuan organisasi untuk berinteraksi dan bekerja masing-masing bidang.
sama dengan instansi lain, baik di dalam maupun di luar Kemampuan pemimpin dalam memotivasi pegawai
masyarakat, hal ini menjadi penting karena mendukung masih kurang dirasakan dan hal ini menjadi salah satu
keberhasilan sebuah organisasi. Aspek kapasitas ini mengapa masih saja terdapat pegawai kantor
mewakili hubungan eksternal yang penting yang ingin Kementerian Agama Kabupaten Bandung yang telat,
dikembangkan dan dikelola oleh organisasi. Organisasi bahkan absen tanpa alasan yang pasti.
ini membangun kapasitas dengan menjalin jaringan Selanjutnya, dilihat dari kapasitas hubungan dan
dengan organisasi yang berbasis masyarakat, jaringan kerjasama dengan internal sudah dilaksanakan
perusahaan swasta, pendidikan dan aktor politik. dengan cukup baik, kerjasama dengan dinas lain yang
Dengan demikian, organisasi ini lebih mampu bersifat wajib perlu ditingkatkan. Komunikasi mengenai
melakukan penggalangan dana untuk proyek dan program dan keperluan yang masih dibutuhkan sekolah
progamnya. perlu di tingkatkan hal tersebut dapat diusahakan
Grindle (1997), menjelaskan bahwa dengan melalui rapat secara rutin, sehingga komunikasi dapat
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia akan terlaksana secara intensif.
membuat tujuan sebuah organisasi akan tercapai. Hai
ini, dapat diukur dari kapasitas pengetahuan, kapasitas E. SIMPULAN
keterampilan, serta perilaku dan etika kerja pegawai. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa
Sumber daya manusia aparatur yang secara umum kapasitas organisasi akan baik secara
memiliki kompetensi dan pengetahuan yang cukup akan efektif dan efisien apabila dari sisi aspek SDM nya
tugas dan fungsi organisasi sangat terpenuhi, infrastruktur, keuangan, dan teknologi nya
penting dalam memberikan dan menyampaikan layanan mendukung, memiliki kepemimpinan yang strategis,
publik yang berkualitas kepada setiap stakeholders. aspek perencanaan dan proses manajemen nya baik, dan
Sejauh ini diketahui jumlah sumber daya manusia terjalin hubungan antar organisasi yang memiliki
di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bandung keterkaitan.
khususnya pada bidang seksi Pendidikan Madrasah Dari berbagai literatur yang telah dijelaskan pada
masih kurang untuk meningkatkan pendidikan pada sub-bab sebelumnya, penulis menganalisis pada
Madrasah Ibtidaiyah, dimana jumlah SDM pada seksi penelitian dilapangan bahwa kapasitas Kementerian
pendidikan Madrasah yang dimiliki hanya 12 orang. Agama Kabupaten Bandung dalam meningkatkan mutu
Jika dilihat berdasarkan teori motivasi Maslow terdapat atau kualitas pendidikan Madrasah Ibtidaiyah di
lima macam kebutuhan yang dibutuhkan manusia, Kabupaten Bandung masih rendah, hal ini mengacu
namun di Kantor Kementerian Agama Kabupaten pada teori yang disebutkan para ahli dimana kapasitas
Bandung ini baru 3 (tiga) kebutuhan yang terpenuhi organisasi dikatakan baik apabila aspek-aspek dalam
yakni kebutuhan fisik dan biologis, kebutuhan akan kapasitas organisasi itu terpenuhi.
kebebasan ancaman, dan kebutuhan sosial. Seharusnya, Namun, melihat analisis diatas diketahui kapasitas
masih terdapat dua kebutuhan lagi yang belum dapat dari aspek SDM; Keuangan, Infrastruktur dan teknologi
terpenuhi yakni kebutuhan akan penghargaan diri dan informasi; kepemimpinan; dan hubungan dan jaringan
kebutuhan akan aktualisasi diri. Sangat diperlukan kerjasama masih diperlukan peningkatan agar program
adanya pemberian reward dan pelatihan tambahan untuk meningkatkan mutu pendidikan Madrasah
kepada pegawai berkaitan dengan peningkatan mutu Ibtidaiyah dapat tercapai dan terlaksana dengan baik.
pendidikan Madrasah. Menurut Maslow, jika kelima
kebutuhan tersebut terpenuhi maka akan memberikan F. DAFTAR PUSTAKA
motivasi yang maksimal kepada pegawai. Cohen, D. K., Moffitt, S. L., & Goldin, S. (2007). Policy
Dari aspek kapasitas keuangan, perencanaan dan and practice: The dilemma. American Journal
penganggaran yang dilakukan sudah sesuai dengan of Education, 113, 515-548.

5
Responsive, Volume 1 No. 1 Oktober 2018 : 1-5

DWP, S., & Waridin. (2010). Model Penguatan Pemerintah Kota Blitar). Jurnal Administrasi
Kapasitas Kelembagaan Penyuluh Pertanian Publik (JAP), Vol. 2, No. 4, 687-693.
Dalam Meningkatkan Kinerja Usahatani
Melalui Transaction Cost. Jurnal Ekonomi Pratama, A., Mustam, M., & Djumiarti, T. (2013).
Pembangunan Volume 11, Nomor 1, 13-29. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Dalam
Koordinasi Pelayanan Perizinan Di BPPT Kota
Edward III, G. C. (1980). Implementing Public Policy. Semarang.
Washington: Conggresional Quarterly Press.
Rihandoyo, T. D. (2007). Studi Kasus Pengembangan
Firman, A., & Alam, S. (2015). Penilaian Kapasitas Kapasitas Kelembagaan Pemerintah
Pelaku Dan Kelembagaan Untuk Mendukung Kabupaten Sragen . Jurnal Ilmu Sosial.
Reformasi Tata Pemerintahan Yang
Terdesentraslisasi Di Provinsi Sulawesi Rohdewohld, R., & Poppe, M. (2005). Guidelines on
Tenggara. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 01- Capacity Building in The Region: Mudule A:
12. The Capacity Building Cycle From Capacity
Building Needs Assessment (CBNA) Toward
Grindle, M. (1997). Getting Good Government: the Capacity Action Plan, GTZ- SfDM
Capacity Building in the Public Sectors of (Support for Decentralization Measure),
Developing Countries. Dalam (Editor). MA Version 2.0, SfDM Report 2005-2.
Boston: Harvard Institute for International
Development. Schwartz, R., Smith, C., Speers, M. A., Dusenbury, L.
J., Bright, F. H., & al., e. (1993). Capacity
Horton, D. e. (2003). Evaluating Capacity Development building resource needs of state health agencies
: Experiences From Research And to implement community-based cardiovascular
Development Organizations Around The disease programs. Journal of Public Health
World. The Netherlands;International Service Policy, 14, 480-494.
for National Agricultural Research (ISNAR);
Canada; International Development Research Starling, G. (2005). Managing Public Sector, Seventh
Centre (IDRC); The Netherlands; ACP-EU Edition. United States: Thompson Wadsworth.
Technical Centre for Agricultural and Rural
UNDP, U. D. (2004). Reducing Disaster Risk: A
Cooperation (CTA).
Challenge for Development. New York:
Lusthaus, C. e. (2002). Organizational Assessment. A UNDP.
framework for improving performance.
Ottawa: Inter-American Development Bank:
Washington DC and International
Development Research Centre.

Meissner, H. I., Bergner, L., & Marconi, K. M. (1992).


Developing cancer control capacity in state and
local public health agencies. . Public Health
Reports, 107, 15-23.

Misener, K., & Doherty, A. (2009). A Case Study of


Organizational Capacity ini Nonprofit
Community Sport. Journal of Sport
Management Vol.23, 457-482.

Ningtyas, M. J., Ribawanto, H., & Hadi, M. (2014).


Upaya Pemerintah Daerah Dalam
Meningkatan Kapasitas Kelembagaan (Studi
Pada Bagian Organisasi dan Tata Laksana

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai