Anda di halaman 1dari 13

KASAWANINDUSTRI

EKONOMI HIJAU
INDUSTRI HIJAU
KAWASAN EKONOMI

Ekonomi hijau mendefinisikan suatu paradigma ekonomi, dimana praktik bisnis dan kebijakan pemerintah
diarahkan untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Melalui efisiensi sumber
daya, transisi energi, dan penekanan pada inovasi teknologi, konsep ekonomi ini bertujuan mengurangi
dampak negatif pertumbuham ekonomi terhadap lingkungan alam.

Gagasan ini penting untuk diarusutamakan oleh Calon Kepala Daerah Kota Parepare, sebeb konsep
Ekonomi Hijau akan membuka peluang bagi masyarakat Kota Parepare, serta peningkatan PAD. Dimana hal
tersebut bisa menjadi bahan kampanye Calon Kepala Daerah.
PENGELOLAAN
Dalam pelaksanaan Kawasan Industri Ekonomi Hijau ini adalah dengan
pendiriannya melalui koperasi , yang memberi kesan bahwa, calon kepala
daerah memberikan support kepada ekonomi kerakyatan. Sebab dalam
rancangannya, Kawasan Industri Ekonomi Hijau ini kepemilikan saham
adalah 50% untuk masyarakat dan 50% untuk pemodal.

Keuntungan 50% untuk masyarakat ini kemudian akan disalurkan


melalui koperasi tersebut, yang dalam penyalurannya
membutuhkan data masyarakat yang betul-betul membutuhkan

Keuntungan 50% ini yang dikelola oleh koperasi seperti Riset and
Development, serta pembiyaan TIM pemenangan Secara Mandiri
ITEM INDUSTRI
1. Pengelolaan Sabut Kelapa
2. Industi Arang Briket
3. Minyak Kelapa
4. Virgin Coconat Oil
5. Nata Decoco
Kelima Jenis usaha diatas untuk saat ini
merupakan komoditas ekspor indonesia
sehingga menjadi peluang, dimana kuota
ekspor belum mencapai 50%.
SABUT KELAPA
Sabut kelapa, sebagai salah satu produk alam Indonesia,
memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya
dimanfaatkan.
Nilai Investasi untuk pengelolaan limbah sabut kelapa ini
sebesar 150 Juta Rupiah dengan rincian pembelian alat
sebesar 130 juta Rupiah dan 20Juta Untuk Operasional Awal.

Perhitungan Pengeluaran harian


Bahan Baku Per Hari untuk 1 Ton : Rp 250.000
Listrik 1.800 Wat + 2 Mesin 900 wat : Rp 60.000
Operasional : Rp 200.000
Pekerja 3 Orang : Rp 180.000
Total : Rp. 690.000
Hitungan Pemasukan
-Coco Fiber 250 Kg x Rp 1.000 : Rp 250.000
-CocoBristile 100 Kg x Rp 14.000 : Rp. 1.400.000
-Cocopeat 250 Kg x Rp 1.000 : Rp. 250.000
Total : Rp. 1.900.000
di Kirangi Modal Pengerjaan : Rp. 690.000
Pendapatan /hari : Rp. 1.210.000
Pendpatan /Bulan : Rp. 31.460.000
Pendapatan /Tahun : Rp. 377.520.000
Arang Briket MODAL AWAL
Mesin Cetak Briket Rp. 45.000.000
Peralatan (Ayakan, Timbangan, drum, dll). Rp. 1.500.000
Total Rp. 46.500.000

Biaya Pengeluaran Per Bulan


Bahan Baku
Tempurung Kelapa (Rp 600.00 x 250 kg x 26 hari Rp. 3.900.000
Tepung tapioka (Rp 6.500 x 10Kg x 26 hari) Rp. 1.690.000
Biaya Pegawai : 5 Orang x 1.000.000 Rp. 5.000.000
Biaya Transportasi Rp. 600.000
Biaya Listrik, Air RP. 900.000
Biaya Penyusutan Rp 200.000
Total Rp. 12.290.000

Omset Perbulan
Penjualan Arang Briket Tempurung setiap Bulannya
Rp. 25.000/Kg x 1.00 Kg x 26 Rp. 65.000.000

Laba Bersih
Rp 65.000.000 - Rp. 12.290.000 Rp. 52.710.000
MINYAK GORENG KELAPA
Biaya Tetap Modal Awal Perinciannya Sebagai Berikut : Penerimaan Bisnis Minyak Goreng Kelapa Perbulanya
Peralatan :
Penjualan Minyak Goreng Kelapa
Mesin parut kelapa Rp. 1.500.000
Mesin press santan Rp. 15.000.000 = (50 liter x Rp. 12.000/liter x 30 hari)
Kompor gas Rp. 200.000 = Rp. 18.000.000
Gas LPG Rp. 150.000
Keuntungan Bisnis Minyak Goreng Kelapa Perbulan
Total Rp. 16.850.000
Keuntungan = Total Penerimaan – Total Biaya Operasional
Setelah pemakaian 3 tahun, pengeluaran untuk Peralatan = Rp. 18.000.000 – Rp. 6.878.055
mengalami penurunan, sebagai berikut : = Rp. 11.121.945

1/36 bulan x Rp. 16.850.000 = Rp 468.055 Revenue Cost Ratio Bisnis Minyak Goreng Kelapa

Rincian Biaya Variable Dengan Mesin Rincian Nya Sebagai R/C = Total Penerimaan : Total Biaya Operasional
Berikut : R/C = Rp. 18.000.000 / Rp. 6.878.055
R/C = 2.6
Kelapa Rp. 5.250.000
Plastik pengemas Rp. 450.000 Lama Balik Modal Bisnis Minyak Goreng Kelapa
Listrik dan PDAM Rp. 200.000
Gas LPG Rp. 510.000 = (Total Biaya Investasi : Keuntungan) x 1 Bulan
= (Rp. 16.850.000 : Rp. 11.121.945) x 1 bulan
= 1.5 bulan
Total Rp. 6.410.000

Total Biaya Operasional

= Total Biaya Tetap + Total Biaya Variable


= Rp 468.055 + Rp. 6.410.000
= Rp. 6.878.055
Virgin Coconut Oil
Biaya Tetap Modal Awal Perinciannya Sebagai Berikut : Penerimaan Bisnis Minyak Goreng Kelapa Perbulanya
Peralatan :
Penjualan Minyak Goreng Kelapa
Mesin parut kelapa Rp. 1.500.000
Mesin press santan Rp. 15.000.000 = (50 liter x Rp. 50.000/liter x 30 hari)
Kompor gas Rp. 200.000 = Rp. 75.000.000
Gas LPG Rp. 150.000
Keuntungan Bisnis Minyak Goreng Kelapa Perbulan
Total Rp. 16.850.000
Keuntungan = Total Penerimaan – Total Biaya Operasional
Setelah pemakaian 3 tahun, pengeluaran untuk Peralatan = Rp. 75.000.000 – Rp. 6.878.055
mengalami penurunan, sebagai berikut : = Rp. 68.121.945

1/36 bulan x Rp. 16.850.000 = Rp 468.055 Revenue Cost Ratio Bisnis Minyak Goreng Kelapa

Rincian Biaya Variable Dengan Mesin Rincian Nya Sebagai R/C = Total Penerimaan : Total Biaya Operasional
Berikut : R/C = Rp. 75.000.000 / Rp. 6.878.055
R/C = 10.91
Kelapa Rp. 5.250.000
Plastik pengemas Rp. 450.000
Listrik dan PDAM Rp. 200.000
Gas LPG Rp. 510.000

Total Rp. 6.410.000

Total Biaya Operasional

= Total Biaya Tetap + Total Biaya Variable


= Rp 468.055 + Rp. 6.410.000
= Rp. 6.878.055
Nata de Coco
INVESTASI DAN MODAL KERJA
INVESTASI
Peralatan produksi
Nampan plastik (2000 pcs) 5.000.000
Drum plastik kapasitas 200 liter (10 buah) 1.950.000
Jerigen plastik kapasitas 30 liter (10 buah) 300.000
Ember plastik kapasitas 50 liter (8 buah) 200.000
Botol sirup 630 ml (400 buah) 120.000
Timbangan 1.000 g 100.000
Rak (6 buah) 2.100.000
Total Investasi (Modal Tetap) 33.270.000
MODAL KERJA (Per Bulan)
1. Air kelapa 11.472 liter 2.581.200
2. Bahan pembantu (ZA, gula pasir, cuka) 1.333.100
3. Bahan bakar kayu 300.000
4. Air dan listrik 200.000
5. Gaji karyawan 5.000.000
6. Biaya tidak terduga (10% dari modal kerja) 606.430
Total Modal Kerja 6.670.730
Total Kebutuhan Modal (Investasi + Modal Kerja) 39.940.730
Nata de Coco
BIAYA PRODUKSI (Per Tahun)
1. Biaya tetap (fixed cost) 27.077.160
(gaji karyawan & biaya tidak terduga)
2. Biaya tidak tetap (variable cost) 52.971.600
(Air kelapa, bahan pembantu, bahan bakar, air, listrik)
Total Biaya Produksi 80.048.760

RUGI-LABA NATA DE COCO LEMBARAN


1. Penjualan (6.500 kg x Rp1.500/kg x 12 bulan) 117.000.000
2. Biaya produksi 80.048.760
3. PPN 10% 11.700.000 (-)
4. Penghasilan kotor 25.251.240
5. Pajak penghasilan (PPh) 15% 3.787.686 (-)
6. Keuntungan bersih (18,34% dari penjualan) 21.453.554
PEMBAHASAN SATU BIJI KELAPA
MENANGKAN PILKADA
Pseudo demokrasi merupakan merosotnya apa yang diinginkan sebagai manisfestasi
kehendak rakyat agar hak-hak konstitusionalnya dapat tercapai. Pada intinya
demokrasi sebagai harapan dapat mewakili kepentingan rakyat, hanya pada
terminologi: dari rakyat, oleh rakyat, tetap kalimat “untuk rakyat” menjadi pertanyaan
besar. Karena segala kebijakan dari pilihan rakyat itu semakin hari tak kunjung datang.
Kesejahteraan hanya menjadi slogan, simbol, propaganda tidak pernah tuntas pada
naluri yang diharapkan oleh rakyat.

Perhatian terhadap para aktor politik dalam kekuasaan semakin penting, apabila
dikaitkan dengan budaya politik lokal, aktor adalah agency budaya. Sebagai agency
budaya disatu sisi aktor merupakan penerus nilai-nilai budaya politik yang tumbuh dan
berkembang di ranah lokal. Namun disisi lain aktor juga merupakan produsen (kreator)
budaya, di mana perilaku politik aktor memengaruhi perubahan dan kesinambungan
nilai-nilai budaya politik lokal.

Melalui gagasan Kawasan Indsutri Ekonomi Hijau ini, Calon Kepala Daerah akan
digambarkan sebagai kreator “budaya” yang memperhatikan masyarakat lapisan
bawah, dengan asumsi kepemilikan modal masyarakat sebesar 50%.

Our Value
Dengan penyaluran keuntungan 50% secara acak di Empat Kecamatan dan 22
Kelurahan di Kota Parepare. Dimana Penyalurannya melalui koperasi yang kemudian
dibekali dengan Riset And Development, sehingga bantuan yang diberikan menjadi
tepat sasaran.
PEMBAHASAN
Stretegi ini dilakukan guna membongkar Pseudo
Demokrasi, yang kemudian memberikan citra
kepada kandidat Walikota Parepare, dimana ini
menjadi Jualan politik kemasyarakat dan
disebarkan secara massif yang kemudian akan
menjagkau.
5% Populasi atau masyarakat setiap
5% harinya

Asumsi 5% setiap hari ini didapatkan dari


pembagian keuntungan 50% tadi yang dilakukan
secara acak, dengan metode yang tepat seperti:

Pelibatan RT/RW, Lembaga-lembaga


Non Provit.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai