Anda di halaman 1dari 7

Lecture 16

Question:

Case 1

A 6-year-old child is brought by his mother to the health center because of a squint in his
right eye. The squint was known since the age of 3 years with unfocused vision. History of
illness during pregnancy was denied. The patient's mother has a habit of eating raw
vegetables and likes to pet cats.

Seorang anak berusia 6 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas karena mata kanannya juling.
Mata juling sudah diketahui sejak usia 3 tahun dengan penglihatan tidak fokus. Riwayat sakit
saat hamil disangkal. Ibu pasien memiliki kebiasaan makan sayur mentah dan suka
memelihara kucing.

3. Please describe, what visual examination can be done to this child according to visual
development milestone? (Diva)

Tolong jelaskan, pemeriksaan visual apa yang bisa dilakukan pada anak ini sesuai dengan
tonggak perkembangan visualnya?

Answer:

3. Pemeriksaan visual yang bisa dilakukan pada anak usia 6 tahun seperti pada kasus tersebut
sesuai dengan milestone-nya adalah dengan pemeriksaan visus atau ketajaman mata
menggunakan snellen chart dengan pada kondisi normal umumnya didapatkan hasil 20/30
dan perbedaan tidak lebih dari 2 garis snellen.

Subjek yang tidak dapat membaca sampai dengan baris 6/6 (atau 20/20) mungkin mengalami
gangguan penglihatan karena penyakit organik pada mata, atau gangguan refraksi murni.
Penyakit organik pada mata berarti ada kelainan struktural yang mengakibatkan tajam
penglihatan menurun. Misalnya ada kerusakan pada kornea ataupun kekeruhan pada lensa
(pada katarak). Namun pada gangguan refraksi murni, tidak ada kelainan struktural yang
ditemukan pada mata. Untuk membedakan keduanya digunakan
pemeriksaan pinhole. Pinhole adalah sebuah layar hitam dengan lubang kecil di tengah yang
dipasang di depan mata yang diperiksa. Jika tajam penglihatan membaik dengan
bantuan pinhole, berarti tidak ada kelainan struktural pada mata.
Lecture 19

Question:

Case 2

Failure of rostral fusion results in dysraphism states of the brain and incomplete caudal fusion
causes spinal dysraphism.

a. Mention and explain the type of congenital abnormalities that can occur in this stage!
(Diva)

Kegagalan fusi rostral menyebabkan keadaan disrafisme otak dan fusi kaudal yang tidak
lengkap menyebabkan disrafisme tulang belakang.

Sebuah. Sebutkan dan jelaskan jenis kelainan bawaan yang dapat terjadi pada stadium ini!
(Diva)

Answer:

Neural tube fusion akan dimulai pada otak belakang (medula dan pons) dan berlanjut ke
rostral dan kaudal. Kegagalan fusi rostral menyebabkan keadaan disrafisme otak dan fusi
kaudal yang tidak lengkap menyebabkan disrafisme tulang belakang.

Disrafisme otak akan menyebabkan:

1. Anencephaly: kegagalan total penutupan tabung saraf anterior yang terjadi paling
lambat pada hari ke-24 kehamilan, sehingga mengakibatkan tidak adanya
pembentukan otak, sehingga kondisi saat bayi lahir hanya memiliki batang otak tanpa
adanya otak besar dan otak kecil.
2. Encephalocele: kegagalan sebagian penutupan tabung saraf anterior, yang terjadi
sekitar hari ke-26 kehamilan, sehingga mengakibatkan sebagian jaringan otak keluar
dari kranium

Disrafisme tulang belakang akan menyebabkan myelomeningocele yang merupakan tahap


berat dari spina bifida. Tahapan spina bifida, yaitu:

1. Spina bifida occulta: defeknya hanya menimbulkan gangguan pada struktur tulang
2. Meningocele: hanya meningen yang membuat kantung dan tidak diikuti dengan
profudi jaringan saraf
3. Myelomeningocele: semuanya baik tulang dan saraf mengalami profusi
Mylomeningocele biasanya disertai oleh malformasi chiari. Hal itu terjadi, ketika
myelomeningocele dan hidrosefalus digabungkan dengan perpindahan inferior atau ke arah
bawah dari medula dan serebelum melalui foramen magnum, itu disebut malformasi Chiari.
Lecture 20

Question:

Case 1

Mrs. L, a 75-year-old widow, came to your office after being discharged from the hospital,
where she underwent surgery for a fracture of her right shoulder. Mrs. L has been under your
care for several years and has been treated for hypertension, osteoarthritis of both knees, and
obesity. She had a stroke 4 years ago but the deficit resolved. She has no history of diabetes
or glaucoma. Her hypertension had been well controlled with daily hydrochlorothiazide 25
mg and atenonol 50 mg. Because she does not tolerate nonsteroidal anti-inflammatory agents,
she acetaminophen for her knee pain but still has pain when she walks and sometimes uses a
cane. Other medications include enteric-coated aspirin and a multivitamin.

Mrs. L explains that, on the night of the fracture, she woke up to urinate around midnight,
and then fell the broke her shoulder. She related her fall to drinking wine that night with a
friend, which had made her a little drowsier than usual when she got up at midnight. She
drinks alcohol only occasionally, and has not had trouble before. The conversation reminded
Mrs. L that she experienced frequent nocturnal urination during the hospitalization and on
several occasions was unable to get to the toilet on time and became incontinent. When
questioned, she admits that she has had urinary frequency for several years but managed it by
avoiding beverages before sleep or before leaving her house. She also avoids going out for
long periods during the day, and, whenever she returns from her brief excursions, she
develops urinary urgency “as soon as the key goes into the lock.” She has occasionally
experienced leakage when sneezing, standing, or coughing, but this most commonly occurs
when she is trying to hold her urine during one of her “urgent” episodes. Still, she did not
view her urinary pattern as a big problem until her recent hospitalization.

Mrs. L last visited her gynecologist 1 year ago. She has no cystocele, rectocele, or uterine
prolapse. She denies dysuria, fever, or constipation.

Evaluating this geriatric patient:

b. Functional assessment. (Diva)

Answer:
Status fungsional dapat dilihat sebagai ringkasan dari keseluruhan kondisi kesehatan dalam
konteks lingkungan dan dukungan sosial lansia. Kerangka dasar status fungsional adalah
hierarki kompleksitas yang meningkat, dimulai dengan gerakan fisik tertentu (misalnya,
mengangkat, berjalan) yang diintegrasikan ke dalam aktivitas tingkat yang lebih tinggi
(misalnya, memenuhi peran pekerjaan dan sosial). Penurunan status fungsional dapat dipicu
oleh timbulnya penyakit, deconditioning, perubahan dukungan sosial atau lingkungan, dan
usia lanjut.

Untuk mengukur fungsi fisik, dokter mengandalkan instrumen yang berfokus pada kapasitas
individu untuk menyelesaikan tugas-tugas fungsional tertentu yang dapat dinilia pada dua
tingkay, yaitu activities of daily living (ADLs) dan instrumental activities of daily living
(IADLs). ADL mengacu pada tugas perawatan diri sedangkan IADL mengacu pada tugas-
tugas yang merupakan bagian integral untuk mempertahankan rumah tangga mandiri. Salah
satu cara untuk mengukur ADL dan IADL tersebut adalah dengan menggunakan barthel
indeks
Berdasarkan tabel di atas, interprestasi hasil menurut Barthel adalah jika total nilai indeks 100
maka disebut Dependen Total jika skor 0-20, Dependen Berat jika skor 21-40, Dependen
Sedang jika skor 41-60, Dependen Ringan jika skor 61-90, dan Mandiri jika skor 91-100.
Pada kasus diatas hanya terdapat beberapa informasi saja sehingga tidak cukup untuk mengisi
seluruh item pada bathel indeks. Informasi mengenai penilaian fungsional pad kasus tersebut,
yaitu:

 Ibu L dapat berjalan mandiri walaupun terkadang menggunakan tongkat


 Ibu L terkadang inkontinesia atau sulit menahan buang air kecil

Anda mungkin juga menyukai