Anda di halaman 1dari 6

Review Jurnal Cognitive Behavior Psychotherapy

PENGARUH TERAPI BERPIKIR POSITIF DAN COGNITIVE


BEHAVIOR THERAPY (CBT) TERHADAP PENURUNAN
Judul
KECEMASAN PADA MAHASISWA UNIVERSITAS
MULAWARMAN

Jurnal Jurnal Psikostudia Universitas Mulawarman

Volume & Halaman Volume 4, No. 2, Hal. 105 - 125

Tahun 2021

Penulis Muhammad Ali Adriansyah, Diah Rahayu, & Netty Dyan Prastika

Reviewer A. Lutfi Kasmir

Tanggal 22 Maret 2022

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan kecemasan


Tujuan Penelitian pada mahasiswa Universitas Mulawarman setelah diberi terapi
berpikir positif dan cognitive behavior therapy (CBT).

Sampel penelitian ini adalah mahasiswa yang mengalami kecemasan


Subjek Penelitian tingkat tinggi di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Mulawarman sejumlah 40 orang mahasiswa.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


Metode Penelitian
kuantitatif dengan pendekatan eksperimen.

Kecemasan adalah salah satu bentuk gangguan alam perasaan


(affective) yang ditandai dengan perasaan takut atau khawatir yang
Definisi Operasional
mendalam dan terus-menerus, tidak mengalami gangguan dalam
Variabel Dependen
menilai realitas, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas
normal (Hawari, 2006).
Cara & Alat Alat pengumpul data pada penelitian ini menggunakan skala
Mengukur Variabel kecemasan yang diadaptasi dari Depression Anxiety Stress Scale
Dependen (DASS) yang dikembangkan oleh Lovibond dan Lovibond pada
tahun 1995. Tes DASS ini terdiri dari 42 item yang mengukur
general psychological distress seperti depresi, kecemasan dan stress.
Tes ini terdiri dari tiga skala yang masing-masing terdiri dari 14 item,
yang selanjutnya terbagi menjadi beberapa sub-skala yang terdiri dari
2 sampai 5 item yang diperkirakan mengukur hal yang sama.
Jawaban tes DASS ini terdiri dari 4 pilihan yang disusun dalam
bentuk skala Likert dan subyek diminta untuk menilai pada tingkat

manakah mereka mengalami setiap kondisi yang disebutkan tersebut


dalam satu minggu terakhir. Selanjutnya, skor dari setiap sub-skala
tersebut dijumlahkan dan dibandingkan dengan norma yang ada
untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat depresi, kecemasan
dan stress individu tersebut.

Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan


kategori:

1. 0 = Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.

2. 1 = Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang-


kadang.

3. 2 = Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat


dipertimabngkan, atau lumayan sering.

4. 3 = Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.

Adapun penilaian dalam alat ukur ini sesuai dengan norma yang
sudah terstandarisasi, seperti berikut:

1. 0-7 adalah normal

2. 8-9 adalah kecemasan ringan

3. 10-14 adalah kecemasan berat

4. 20 ke atas adalah kecemasan sangat berat

Berpikir positif dapat dideskripsikan sebagai suatu cara berpikir yang


lebih menekankan pada sudut pandang dan emosi yang positif, baik
terhadap diri sendiri, orang lain maupun situasi yang dihadapi
(Elfiky, 2009).
Definisi Operasional
Variabel Independen
Cognitive behavior therapy (CBT) merupakan terapi yang bertujuan
untuk mengubah kognitif atau perilaku klien terhadap masalah yang
dihadapinya, dalam rangka melakukan perubahan emosi dan tingkah
laku klien (Beck, 2011).

Langkah-langkah Terapi yang dilakukan berfokus pada usaha stabilisasi emosi dan
Intervensi perasaan pasien dengan tujuan agar pasien dapat berhadapan dengan
pencetusnya. Pasien diberikan terapi psikofarmaka berupa Fluoxetine
1x20mg dan Clobazam 1x10mg dan kontrol setiap minggu untuk
mendapatkan Psikoterapi Psikodinamik.

1. Pada awal sesi psikoterapi, pasien banyak mengeluarkan


emosi negatif. Pasien terus menganggap hal-hal yang terjadi
dalam hidupnya akan berakhir dengan pengabaian.

2. Pada sesi kedua, pasien banyak bercerita bahwa


kehidupannya hanyalah perjalanan yang kosong dan tidak
memiliki arti.

3. Pada sesi ketiga, pasien mengatakan kepada terapis bahwa


apakah terapi ini ada manfaatnya, karena apa yang dirasakan
pasien masih sama. Terapis menyadari bahwa pasien berusaha
untuk memproyeksikan emosi negatif pasien kepada terapis,
sehingga terapis ikut bersama dengan pasien merasakan yang
pasien alami. Hal ini serupa dengan bagaimana pasien
menjalin relasi dengan orang lain, seperti pasien yang selalu
memaksa pacar pasien untuk hadir dalam setiap kehidupan
pasien. Terapis melihat bahwa konflik internal adalah dasar
dari kondisi yang dialami pasien saat ini.

4. Psikoterapi masih dilanjutkan dan yang menjadi fokus utama


adalah membentuk secure base. Terapis berusaha untuk
memberikan suportif untuk mengatasi emosi negatif dari
pasien, dengan harapan saat emosi negatif teratasi, mentalitas
pasien akan lebih adekuat.

5. Setelah 8 sesi Psikoterapi Psikodinamik, pasien merasakan


perasaannya lebih stabil. Perasaan sepi dan kosong berkurang.
Pasien juga mulai dapat merasakan warna dari kehidupan,
seperti apa itu perasaan senang dan dapat lebih menikmati
kehidupannya. Pasien menyadari bahwa pasien belum dapat
berdamai dengan masa lalu pasien.

1. Terdapat penurunan tingkat kecemasan pada subjek yang


mendapat perlakuan terapi berpikir positif.

2. Terdapat penurunan tingkat kecemasan pada subjek yang


Hasil Penelitian
mendapat perlakuan cognitive behavioral therapy (CBT0).

3. Cognitive behavioral therapy lebih efektif untuk menurunkan


kecemasan dibanding terapi berpikir positif.

Kekuatan Penelitian 1. Hemat biaya dalam prosesnya.

2. Bagian abstrak, latar belakang, dan pembahasan tergambar


dengan baik dalam jurnal penelitian.

3. Tinjauan pustaka yang digunakan adalah yang terbaru.

4. Terdapat dua metode yang digunakan dalam mengatasi


variabel dependen.

5. Tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dalam


penelitian.

1. Proses penelitian dilakukan dengan cara studi kasus dengan


metode review literature, sehingga tingkat validasi penelitian
saya rasa tidak terlalu kuat.

2. Data yang dihasilkan bisa saja bersifat subjektif


Kelemahan Penelitian
3. Waktu penelitian yang singkat dan tidak terjun langsung
kelapangan menyebabkan data primer tidak memadai.

4. Tidak menghasilkan data statistik sehingga perspektif nya


kurang luas.
Referensi Pendukung:

Pardede, J. A., Hutajulu, J., & Pasaribu, P. E. (2020). Harga Diri dengan Depresi Pasien
Hiv/aids. Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar, 11(01), 57-64.

Yusuf, A., E. (2021). Bersikap Asertif Dalam Komunikasi. Diakses melalui


https://binus.ac.id/character-building/2021/04/bersikap-asertif-dalam-komunikasi, pada 11 Maret
2022.

Anda mungkin juga menyukai