Disusun Oleh :
DAVID PRASETYO
7419081005363
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini adalah plagiat, saya bersedia menerima
sanksi akademik sesuai ketentuan yang berlaku Sekolah Tinggi Ilmu Hukum dan Politik
Pelopor Bangsa.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan dalam keadaan sadar, sehat dan tanpa tekanan
dari manapun juga.
Yang Menyatakan
(Materai 10.000)
DAVID PRASETYO
7419081005363
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
“Disetujui untuk diajukan pada Ujian Skripsi Program Studi S1 Hukum Fakultas Hukum
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum dan Politik Pelopor Bangsa”
Pembimbing I Pembimbing II
.................................... ....................................
NIP: NIP:
Mengetahui,
iii
LEMBAR PENGESAHAN
NIP:
Penguji I Penguji II
NIP : NIP:
Depok, 2023
Mengesahkan
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum dan Politik Pelopor Bangsa
iv
KATA PENGANTAR
Puji & syukur kehadirat Allah SWT, yang melimpahkan segala rahmat dan hidayah-
Nya. Yang selalu memberikan jalan dan kemudahan kepada penulis sehingga Penulisan
Hukum (skripsi) yang berjudul KAJIAN YURIDIS PERLINDUNGAN UPAH
TENAGA KERJA ASING PASCA BERLAKUNYA MASYARAKAT EKONOMI
ASEAN (MEA) dapat terselesaikan tepat waktu.
Banyak hambatan dan permasalahan yang dihadapi penulis dalam menyelesa ikan
Penulisan Hukum ini. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan
Penulisan Hukum ini tidak bisa terlepas dari bantuan semua pihak yang telah
memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung, secara materiil
maupun non materiil. Oleh karena itu, Penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sedalam-dalamnya, terutama kepada :
1. Bapak Amar Maruf, S.H, M.M, selaku Ketua Yayasan Cipta Cerdas Bangsa.
2. Ibu Dr. Nani Sutiati, S.H, M.M, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum dan
Politik Pelopor Bangsa
3. Bapak Drs. Sudirman Effary, S.H., M.H selaku Wakil Ketua I STIHP Pelopor
Bangsa
4. Bapak Jamal Mutaqien, S.T selaku Wakil Ketua II STIHP Pelopor Bangsa
5. Bapak Bambang Sunaryo, S.H., M.H selaku Wakil Ketua III STIHP Pelopor
Bangsa
6. Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan
mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Segenap Civitas Akademika STIHP PELOPOR BANGSA yang telah
memberikan pelayanan dengan baik.
8. Seluruh Teman-Teman Mahasiswa STIHP PELOPOR BANGSA, semoga
silaturahim kita tidak akan putus walaupun kita telah selesai di Sekolah Tinggi
Ilmu Hukum dan Politik Pelopor Bangsa.
Semoga mereka yang telah disebutkan diatas mendapatkan kemudahan dalam
segala urusannya dan dilimpahkan rahmat dan karunia-Nya, Amin.
Depok, 2023
Penulis
DAVID PRASETYO
7419081005363
V
ABSTRAK
V
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................ .................................................................. 1
B. Perumusan Masalah.................. ......................................................... 5
C. Tujuan Dan Mamfaat Penelitian ....................................................... 6
D. Ruang Lingkup Penelitian .................. .............................................. 7
V
BAB IV PEMBAHASAN
A. Perlindungan Upah TKA Pasaca Berlakunya MEA ........................ 31
a. Kebijakan Pengupahan Di Indonesia .......................................... 31
b. Pengaturan Nasional Mengenai TKA ......................................... 41
c. Perjanjian Kerja Menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun
DAFTAR PUSTAKA
V
V
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hanoi Plan of Action (HPA). Visi 2020 termasuk HPA berisi antara lain:
dan perdamaian, serta turisme melalui serangkaian aksi bersama dalam bentuk
2 Ibid, hlm. 6.
V
2
(MEA) ini, akan terjadi perdagangan barang, jasa, modal dan investasi yang
merata dan ASEAN akan menjadi kawasan ekonomi yang berdaya saing karena
menjelma menjadi pasar tunggal dan kesatuan basis produksi sehingga ASEAN
Masuknya TKA diawali dengan Indonesia yang menjadi bagian dari komunitas
seperti WTO (World Trade Organization), AFTA (Asean Free Trade Area), dan
Southeast Asian Nations) yang memberi peluang besar bagi masuknya TKA ke
pasarnya bagi penyedia jasa asing. Oleh karena itu Indonesia yang telah ikut
sebagai anggota dan telah sepakat menyetujui bahwa pasar kerja bebas
3 Bagus Prasetyo, Menilik Kesiapan Dunia Ketenagakerjaan Indonesia Menghadapi MEA ( recht
vinding online, jurnal recht vinding online:media pembinaan hukum nasioanal ), hlm. 1.
V
3
terlebih dahulu.
Perusahaan dan tenaga kerja memiliki hak dan kewajiban yang harus
pekerjaan sesuai bidang, keahlian dan ketrampilan yang ia miliki sesuai dengan
prosedur kerja dan tenaga kerja berhak untuk mendapatkan upah atau gaji dari
V
4
menerima hasil dari para tenaga kerja untuk kelancaran perusahaan yangsedang
berjalan.5
Dasar RI Tahun 1945, Pasal 27 ayat 2, yang berbunyi. “Tiap-tiap warga Negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” Amanat
Tenaga Kerja Asing juga merupakan tenaga kerja yang mempunyai hak-
dalam Bab I Pasal 1 angka 30 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan menegaskan:
"Upah adalah Hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pengusahaatau pemberi kerja kepada
pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian
kerja, kesepakatan atau perturan perundang-undangan, termasuk tunjangan
bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/jasa yang telah
atau akan dilakukan".
5 Yuvindri, Aspek Hukum Perlindungan Tenaga Kerja Asing Di Perusahaan Indonesia Yang
Berada Dalam Keadaan Pailit, (TRANSPARENCY, Jurnal Hukum Ekonomi, Juni 2013 Volume II
Nomor 1), hlm. 1.
V
5
menghadapi pasar bebas MEA terutama dibidang Tenaga Kerja belum siap
Maka dari itu, penulis akan mengkaji perlindungan Upah Tenaga Kerja
B. PERUMUSAN MASALAH
berikut:
MEA?
2. Apakah Upah yang diterima Tenaga Kerja Asing sama dengan Tenaga
V
6
2. Untuk mengetahui apakah Upah yang diterima Tenaga Kerja Asing sama
1. Manfaat teoritis
a) Secara teoritis penelitian ini dapat terwujud menjadi suatu karya ilmiah
2. Mamfaat praktis
V
7
Agar tidak terjadi penafsiran ganda ataupun kerancuan pada penelitian ini,
maka penulis membatasi ruang lingkup kajian pada pokok permasalahan yaitu
V
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Upah
a) Sistem Pengupahan
Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema)
adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan
sistem yang paling umum adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan
diantara mereka.”6
Berikut ini merupakan pengertian sistem menurut para ahli:7
1 L. James Havery, sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk
merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu
dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
2 John Mc Manama, sistem adalah sebuah struktur konseptual yang
tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja
sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang
diinginkan secara efektif dan efisien.
3 C.W. Chrcman, sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang
dikoorganisasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
4 J.C Hinnggins, sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling
beruhubungan.
5 Edgar F H use dan James L. bowdict, sistem adalah suatu seri atau
rangakaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung
sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari bagian
akan mempengaruhi keseluruhan.
sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling
7 Ibid.,hlm.75.
V
9
tujuan.
Secara umum upah adalah pembayaran yang diterima buruh selama ia
yang diterima buruh atau pegawai (tenaga kerja) baik berupa uang ataupun
barang dalam jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi. Kalau kita
ini akan termasuk tunjangan jaminan sosial yang diterima oleh buruh. Namun
dalam kaitannya dengan pembahasan kali ini kedalam pengertian upah hanya
organisasi buruh dan bagi buruhnya sendiri. Menurut G. Reynold, Bagi majikan
upah itu adalah biaya produksi yang harus ditekan serendah- rendahnya agar
uang yang diterimanya pada waktu tertentu atau lebih penting lagi jumlah
itu.
Dari pengertian upah bagi majikan sebagaimana dikemukakan oleh G.
Reynold diatas tentunya akan mempengaruhi besar kecilnya upah yang itu.
V
10
Ada teori-teori yang perlu diperhatikan, yaitu teori yang akan dipergunakan
2) Jenis-jenis Upah
dibayarkan kepada para buruh yang berhak secara tunai sebagai imbalan
9 Ibid, hlm.69-70
V
11
harus diterima oleh seseorang buruh yang berhak. Upah nyata ini
ditentukan oleh daya beli upah tersebut yang akan banyak tergantung dari:
1) Besar atau kecilnya jumlah uang yang diterima
2) Besar atau kecilnya biaya hidup yang diperlukan.
c. Upah Hidup
Upah hidup yaitu upah yang diterima buruh relatif cukup untuk
wajar oleh pengusaha dan buruh sebagai imbalan atau jasa-jasanya pada
perusahaan. Upah wajar ini sangat berfariasi dan selalu berubah-ubah antara
mempengaruhi, yaitu:
(saat-saat sekarang ini) adalah upah wajar, bukan upah hidup. Untuk itu untuk
V
12
Menurut Ibnu Taimiyah konsep upah dan harga merupakan dua konsep
yang seringkali dipandang sebagai hal yang kurang lebih serupa. Itu sebabnya
pematokan harga. Hanya saja, istilah yang kerap digunakan oleh Ibnu Taimiyah
secara literal bermakana pematokan nilai harga atas suatu jasa pekerjaan.
Pada dasarnya dalam kondisi normal, tarif upah atau jasa pekerjaan
dapat dinegoisasikan oleh kedua belah pihak penjual jasa dan pembeli jasa.
Dengan kata lain, jasa pekerjaan merupakan salah sebuah komoditi yang
10 Ibid, hlm.70- 72
11 Arakal Salim G.P. Etika Intervensi Negara Perspektif Etika Politik Ibnu Taimiiyah
(Jakarta 1999 ) hlm 99-100
V
13
nilai yang disebutkan dan disepakati oleh kedua belah pihak pada saat transaksi
pembelian jasa atau penyewaan barang. Dengan begitu, jika negara ingin
menetapkan tarif upah atau ada dua belah pihak yang melakukan transaksi
pembelian jasa, tetapi belum menyebutkan jumlah upah yang disepakati, maka
mereka harus sepakat menentukan tarif upah yang dalam situasi normal bisa
pekerjaan tersebut.
Tujuan ditetapkan tarif upah yang sepadan adalah untuk menjaga
kepentingan kedua belah pihak, baik penjual jasa maupun pembeli jasa, dan
Dengan demikian, melalui tarif upah yang sepadan, setiap perselisihan yang
terjadi dalam transaksi jual beli jasa akan dapat diselesaikan secara adil.
Sistem upah jangka waktu ini adalah sistem pemberian upah menurut
Sistem ini tujuannya adalah untuk mangganti sistem upah jangka waktu
jika hasil pekerjaanya tidak memuaskan. Sistem upah ini hanya dapat
V
14
jumlah potongan.
4) Upah tidak tetap, tergantung jumlah potongan yang dihasilkan.
anggota.
Dengan sistem ini, jumlah upah yang diberikan berkaitan dengan harga
penjualan hasil produksi di pasaran. Jika harga naik jumlah upah pun akan
naik sebaliknya jika harga turun maka upah pun akan turun. Itulah sebabnya
V
15
Sistem upah ini didasarkan atas indeks biaya kebutuhan hidup. Dengan
sistem ini upah itu akan naik turun sesuai dengan naik turunnya biaya
Cara memperhitungkan upah ini kerap kali dipakai pada suatu pekerjaan
antara pelaksanaan.
h. Sistem Upah Premi
Cara ini merupakan kombinasi dari upah potongan. Upah dasar untuk
prestasi normal berdasarkan waktu atau jumlah hasil apabila semua karya
mencapai prestasi yang lebih baik dari itu, ia di beri “Premi”. Premi dapat
dan dalam bidang usaha keluarga, tetapi juga di kenal di luaar kalangan
itu.12
V
16
visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia, dalam hal ini berarti setiap
warga negara asing tanpa terkecuali baik pria maupun wanita yang memperoleh
Tenaga Kerja Asing, menyebutkan bahwa Tenaga Kerja Asing adalah warga
Negara Asing pemegang visa kerja warga Negara Indonesia yang ditunjuk dan
V
17
Tenaga Kerja Asing dari negara lain. Kini, dengan semakin berkembangnya
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), maka alasan kebutuhan akan tenaga
kerja yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu menjadi alasan utama
adalah mereka yang dibutuhkan dalam dua hal sebagai berikut :14
13 Agusmidah, Dinamika Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,( Medan USU Press, 2010), hlm.
111
15 Agusmidah, Op Cit
V
18
dan
V
19
b) Dalam hal jabatan yang akan diduduki Tenaga Kerja Asing telah
mempunyai standar kompetensi kerja, maka Tenaga Kerja Asing yang akan
latar belakang bidang pendidikan yang sesuai dengan jabatan yang akan
Sampai saat ini dan mungkin juga untuk beberapa waktu yang akan
datang, penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia sulit untuk dihindari atau
Dari uraian di atas tampak jelas bahwa pada dasarnya, sejak berdirinya
Republik ini, pemerintah telah menyadari akan adanya persaingan global yang
tak terhindarkan di pasar tenaga kerja sehingga merasa perlu menyusun dan
V
20
wajib mendapatkan izin kerja sesuai dengan ketentuan Pasal 42 ayat (1)
mempekerjakan Tenaga Kerja Asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri
atau pejabat yang ditunjuk, selain itu pada Pasal 42 ayat (2) Undang-Undang
Tenaga Kerja Asing, hal ini dimaksudkan agar penggunaan Tenaga KerjaAsing
Tenaga Kerja Asing yang bekerja di Indonesia harus memiliki izin bekerja yang
jelas dan mengikuti ketentuan dari peraturan-peraturan yang ada, yaitu dalam
bahwa setiap tenaga kerja yang bekerja di Indonesia, baik Tenaga Kerja Lokal
maupun Tenaga Kerja Asing memiliki kesempatan yang sama untuk bekerja
dan dilindungi oleh hukum, terutama dalam hal penggunaan Tenaga Kerja
V
21
ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan basis produksi dimana terjadi arus
barang, jasa, investasi dan tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang
Indonesia. Hal tersebut mengingat jumlah populasi, luas dan letak geografi
dan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di ASEAN harus menjadi
aset agar Indonesia bisa menjadi pemain besar dalam ASEAN Economic
Community.17
V
22
Piagam ASEAN (ASEAN Charter) pada KTT ASEAN ke-13 pada tanggal 20
Ekonomi ASEAN sebagaimana Deklarasi Bali Concord II, dimana salah satu
anggota ASEAN bertekad untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi
V
23
ekonomis melalui fasilitasi yang efektif untuk perdagangan dan investasi yang
di dalamnya terdapat arus lalu lintas barang, jasa-jasa dan investasi yang bebas,
dan buruh, dan arus modal yang lebih bebas, mengurangi kemiskinan dan
cetak biru yang merupakan arah panduan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
dan jadwal strategis tentang waktu dan tahapan pencapaian dari masing-masing
of Southeast Asian Nations Tahun 2011. Hal tersebut merupakan bukti dari
18 Ibid, hlm.282-283.
19 Ibid
V
24
yang akan dihadapi oleh Indonesia. Salah satu diantaranya adalah arus bebas
Tenaga Kerja terampil atau terdidik. Hal ini membutuhkan perhatian yang
Pusa Statisitik (BPS), jumlah penduduk Indonesia pada Tahun 2013 sebanyak
248,8 juta oran dengan jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2014
bukan menjadi penonton di negeri sendiri dan menjadi pihak yang dirugikan
V
25
melindungi Tenaga Kerja yang ada didalam negeri. Bidang keTenaga Kerjaan
merupakan bagian dari tugas dan fungsi Kementerian Tenaga Kerja dan
kerja, (2) Penempatan Tenaga Kerja, (3) Hubungan industrial dan jaminan
sosial Tenaga Kerja, dan (4) Pengawasan keTenaga Kerjaan. Sebagai sebuah
kualitas SDM Tenaga Kerja dalam mempersiapkan Tenaga Kerja terampil yang
lainnya.
dari UU Tenaga Kerja tersebut, dalam memberikan pelatihan kerja baik kepada
calon Tenaga Kerja maupun pekerja/Tenaga Kerja yang telah bekerja sehingga
bebas Tenaga Kerja terampil di kawasan ASEAN. Selain itu pemerintah telah
V
26
menjalankan tugasnya BNSP dapat membrikan lisensi kepada tenaga kerj baik
pekerja maupun yang sedang mencari kerja merupakan hal yang sangat penting
dilakukan oleh pemerintah maupun piihak swasta. Hal ini dalam rangka
lembaga sertifikasi profesi terutama di daerah agar kita dapat siap dan mampu
V
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Metode Pendekatan
permasalahan penelitian;
V
28
cara mempelajari pandangan atau doktrin dalam ilmu hukum, konsep, asas
dari data kepustakaan atau yang di sebut dengan Bahan Hukum. Adapun jenis
tentang Ketenagakerjaan;
• Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 Badan Nasional
Sertifikasi Profesi
b) Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan hukum yang menjelaskan bahan
hukum primer yang meliputi buku – buku literatur, pendapat para ahli,
bahan hukum yang melengkapi bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder mencakup.20
• Bahan–bahan yang memberi petunjuk terhadap bahan hukum
V
29
ekonomi, ilmu politik, filsafat, dan lain sebagainya, yang oleh para
adalah studi kepustakaan yaitu dengan teknik pengumpulan bahan hukum yang
dan literatur yang sesuai dengan tema dan pembahasan yang diteliti.
sesuai dengan kaidah yang lebih tinggi, atau terbentuknya hukum sesuai dengan
V
30
BAB IV HASIL
PENELITIAN PEMBAHASAN
a. Pengertian Upah
yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan
dilakukan.21
dasar Sistem Pengupahan yang baku dan standar untuk dijadikan acuan
diperusahaan.
V
31
sebagai berikut:22
memuaskan karyawan.
V
32
bawah ini:
baru
Create Effective Total Compensation System". Hal ini bukanlah tugas yang
Sebuah perusahaan kecil yang berkembang dengan memiliki cash flow &
turn over yang rendah hendak menentukan sistem pengupahan yang baku.
tempat lain.
profitable.
V
33
produktifitas kerja.
b. Dewan Pengupahan
V
34
oleh Bupati/Walikota.
yang terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap. Upah minimum terdiri atas Upah
Kabupaten/Kota.
Upah minimum provinsi adalah upah minimum yang berlaku untuk seluruh
suatu provinsi.
V
35
kabupaten/kota.
Ketentuan tentang struktur dan skala upah di Idonesia sudah di atur dalam
Struktur upah adalah susunan tingkat upah dari yang terendah sampai yang
tertinggi atau dari yang tertinggi sampai yang terendah. Adapun skala upah adalah
1) Struktur organisasi.
2) Rasio perbedaan bobot pekerjaan antar jabatan.
3) Kemampuan perusahaan.
4) Biaya keseluruhan tenaga kerja.
5) Upah minimum
6) Kondisi pasar
pendekatan yaitu:
1. Skala tunggal, yaitu skala upah dengan ketentuan setiap jabatan pada
V
36
pekerja. Satuan waktunya dapat ditentukan per jam, per hari, per minggu atau per
Rp. 50.000, maka jika seorang pekerja bekerja selama 10 hari, upah yang akan dia
terima sebesar 10 hari x Rp. 50.000 = Rp.500.000. Kebaikan sistem upah menurut
Keburukan sistem upah menurut waktu adalah Pekerja biasanya kurang giat dan
kurang teliti, karena besarnya upah tidak didasarkan atas prestasi kerja.
Sistem ini mendasarkan pemberian upah berdasarkan balas jasa atas suatu
bergerak dibidangnya.
V
37
mengetahui dengan pasti berapa jumlah upah yang harus dibayarkan untuk
Jika terjadi salah perhitungan, pekerjaan tidak dapat diselesaikan dan terhenti di
tengah jalan.
obligasi perusahaan. Dengan saham atau obligasi tersebut, para pekerja merasa
memiliki sendiri perusahaan tersebut. Dalam sistem ini, pengusaha dan pekerja
mendapatkan keuntungan besar, maka pekerja menerima upah yang besar pula.
Sistem ini memberikan upah kepada pekerjanya dengan sistem bagi hasil.
Biasanya digunakan dalam penggarapan lahan pertanian dimana pemilik lahan dan
V
38
Sistem ini menentukan upah berdasarkan prestasi kerja yang diperoleh oleh
para pekerja. Dengan demikian, besarnya upah yang diperoleh oleh seorang pekerja
bergantung kepada
Sistem ini memberikan upah kepada pekerjanya berupa saham atau obligasi
perusahaan. Dengan saham atau obligasi tersebut, para pekerja merasa memiliki
sendiri perusahaan banyak sedikitnya hasil yang dicapai dalam waktu tertentu oleh
pekerja tersebut.
dan sebaliknya.
terlampau keras.
• Jumlah upah tidak tetap.
menyelesaikan 200 potong pakaian dalam 1 jam, maka dibayar Rp 5000,00 dan jika
terdapat kelebihan dari 200 potong, maka diberikan premi. Misalnya prestasi
V
39
kerjanya 210 potong per jam, maka Elya akan mendapatkan Rp 5000,00 ditambah
keuntungan perusahaan pada akhir tahun buku. Jadi selain upah tetap bulanan,
perusahaan.
kemajuan perusahaan.
Sistem ini mengaitkan pemberian upah dengan turun naiknya biaya hidup.
Jika biaya hidup meningkat, maka upah pekerja dinaikan, dan sebaliknya. Dalam
sistem ini, upah dapat dibayarkan dalam bentuk barang, seperti sembako.
Upah lembur adalah upah yang diberikan ketika buruh bekerja melebihi
lebih dari 8 jam sehari untuk 5 hari kerja, dan 7 jam sehari untuk 6 hari kerja, atau
jumlah akumulasi kerjanya 40 jam seminggu.24 Upah lembur juga diberikan ketika
24 Rokhani Endang, Pengetahuan Dasar Tentang Hak-Hak Buruh, (Jakarta, 2004). hlm.
39
V
40
buruh bekerja pada waktu istirahat mingguan dan hari-hari besar yang ditetapkan
pemerintah, peraturan membatasi waktu lembur selama 3 jam per hari atau 14 jam
seminggu. Upah lembur untuk kerja lembur yang dilakukan pada hari biasa (lembur
tidak dilakukan pada saat istirahat mingguan atau libur resmi yang ditetapkan oleh
pemerintah) adalah :
1) Untuk 1 jam pertama besaran upah lembur adalah 1,5 kali dari upah lebur per
jam.
2) Upah untuk setiap jam lembur berikutnya besaran upah lembur adalah 2 kali
yang paling marginal di pasar tenaga kerja dapat tetap menerima upah yang wajar
dan layak. Dengan konsep ini, upah minimum merupakan jaring pengaman (safety
istilah tenaga kerja asing terhadap warga negara asing pemegang visa dengan
V
41
negara asing pendatang, yaitu tenaga kerja warga negara asing yang memiliki visa
tingal terbatas atau izin tinggal terbatas atau izin tetap untuk maksud bekerja
(melakukan pekerjaan) dari dalam wilayah Republik Indonesia (Pasal 1 angka 1).
Istilah TKWNAP ini dianggap kurang tepat, karena seorang tenaga kerja asing
bukan saja datang (sebagai pendatang) dari luar wilayah Republik Idnonesia, akan
tetapi ada kemungkinan seorang tenaga kerja asing lahir dan bertempat tinggal di
Indonesia karena status keimigrasian orang tuanya (berdasarkan asas ius soli atau
ius sanguinis).
yang tersedia kecuali jika ada bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia belum atau
tidak sepenuhnya diisi oleh tenaga kerja Indonesia, maka penggunaan tenaga kerja
warga negara asing pendatang diperbolehkan sampai batas waktu tertentu (Pasal2).
mengadop skill tenaga kerja asing yang bersangkutan dan melaksanakan sendiri
tanpa harus melibatkan tenaga kerja asing. Dengan demikian penggunaan tenaga
kerja asing dilaksanakan secara slektif dalam rangka pendayagunaan tenaga kerja
V
42
asing tidak lagi diatur dalam undang-undang tersendiri, namun sudah merupakan
dimuat pada Bab VIII, Pasal 42 sampai dengan Pasal 49. Pengaturan tersebut
dimulai dari kewajiban pemberi kerja yang menggunakan TKA untuk memperoleh
izin tertulis; memiliki rencana penggunaan TKA yang memuat alasan, jenis jabatan
dan jangka waktu penggunaan TKA; kewajiban penunjukan tenaga kerja WNI
orang asing tanpa izin tertulis dari Menteri. Pengertian Tenaga Kerja Asing juga
dipersempit yaitu warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di
pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis
dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Untuk memberikan kesempatan kerja yang
lebih luas kepada tenaga kerja Indonesia (TKI), pemerintah membatasi penggunaan
tenaga kerja asing dan melakukan pengawasan. Dalam rangka itu, Pemerintah
V
43
yang tidak dapat ter-cover oleh tenaga kerja Indonesia, maka tenaga kerja asing
25 Keputusan Menteri yang diprakarsai Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini
merupakan implementasi Undang-Undang Ketenagakerjaan. Namun pelaksanaan
undang-undang oleh Keputusan Menteri tidak sesuai dengan hierarki peraturan
perundang-undangan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
V
44
tertentu dan waktu tertentu. Mempekerjakan tenaga kerja asing dapat dilakukan
oleh pihak manapun sesuai dengan ketentuan kecuali pemberi kerja orang
perseorangan. Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib
memiliki izin tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuk kecuali terhadap
perwakilan negara asing yang mempergunakan tenaga kerja asing sebagai pegawai
diplomatik dan konsuler. Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan waktu tertentu
bagi tenaga kerja asing ditetapkan dengan keputusan Menteri, yaitu Keputusan
Indonesia harus dibatasi baik dalam jumlah maupun bidang-bidang yang dapat
diduduki oleh tenaga kerja asing. Hal itu bertujuan agar kehadiran tenaga kerja
asing di Indoesia bukanlah dianggap sebagai ancaman yang cukup serius bagi
tenaga kerja Indonesia, justru kehadiran mereka sebagai pemicu bagi tenaga kerja
Indonesia untuk lebih professional dan selalu menambah kemampuan dirinya agar
dapat bersaing baik antara sesama tenaga kerja Indonesia maupun dengan tenaga
jabatan yang dapat diduduki oleh tenaga kerja asing. Terhadap tenaga kerja asing
tertentu yang selanjutnya diatur dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
V
45
pemberi kerja sebelum mengajukan penggunaan tenaga kerja asing. Selain harus
maupun atributif ini belum menggunakan aturan yang sesuai dengan Undang-
Undang Ketenagakerjaan.
Kahadiran tenaga kerja asing dapat dikatakan sebagai salah satu pembawa
devisa bagi negara dimana adanya pembayaran kompensasi atas setiap tenaga kerja
kerja tenaga kerja asing merupakan instansi pemerintah, perwakilan negara asing,
Knowledge dari tenaga kerja asing kepada tenaga kerja Indonesia, kepada pemberi
kerja diwajibkan untuk mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja
V
46
Nomor 16 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing ini
(1) UUK ini yakni : Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA); Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Pada Jabatan Direksi atau Komisaris; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku (Pasal
44).
V
47
pemberi kerja harus memiliki Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)
yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 5 menyebutkan
bahwa “pemberi kerja yang akan mempekerjakan TKA harus memiliki RPTKA”
3. akte pendirian sebagai badan hukum yang sudah disahkan oleh pejabat yang
berwenang;
8. rekomendasi jabatan yang akan diduduki oleh TKA dari instansi tertentu
apabila diperlukan.
V
48
4. Jumlah TKA;
2) Pengesahan RPTKA
Dirjen untuk permohonan penggunaan TKA sebanyak 50 (lima puluh) orang atau
lebih; serta Direktur untuk permohonan penggunaan TKA yang kurang dari 50
4. Jumlah TKA;
29 ibid
V
49
3) Perubahan RPTKA
4) Persyaratan TKA
Bagi Tenaga Kerja Asing yang dipekerjakan oleh pemberi kerja wajib
kepada tenaga kerja warga negara Indonesia khususnya Tenaga Kerja Indonesia
5) Perijinan
Transmigrasi kepada pemberi kerja tenaga kerja asing, dengan terlebih dahulu
V
50
Dalam hal Ditjen Imigrasi telah mengabulkan permohonan visa untuk dapat
bekerja atas nama TKA yang bersangkutan dan menerbitkan surat pemberitahuan
6) Perpanjangan IMTA
diatur dalam Pasal 27 dan Pasal 28. IMTA dapat diperpanjang paling lama 1 (satu)
tahun, bila masa berlaku IMTA belum berakhir. Oleh karena itu permohonan
V
51
1. Direktur untuk TKA yang lokasi kerjanya lebih dari 1 (satu) wilayah
propinsi;
(satu) provinsi;
dan jangka waktunya tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari, yang mana jenis
V
52
khusus, pemberi kerja TKA harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Pejabat yang ditunjuk di kawasan ekonomi khusus. Tata cara memperoleh IMTA
Pemberi kerja yang akan mempekerjakan TKA pemegang ijin tinggal tetap
V
53
nyanyi/karaoke wajib memiliki ijin tertulis dari Direktur. Jangka waktu penggunaan
TKA sebagai pemandu nyanyi/karaoke diberikan paling lama 6 (enam) bulan dan
tidak dapat diperpanjang. Untuk menjapatkan ijin pemberi kerja TKA harus
instansi pemerintah atau lembaga pemerintah atau badan internasional lainnya harus
yang digunakan sebagai dasar perubahan IMTA atau penerbitan IMTA baru.
V
54
Dalam hal pemberi kerja TKA berganti nama, pemberi kerja harus
4. Copy bukti perubahan nama perusahaan yang telah disahkan oleh instansi
yang berwenang.
Dalam hal pemberi kerja melakukan perubahan lokasi kerja TKA, pemberi
kerja wajib mengajukan permohonan perubahan lokasi kerja TKA kepada Direktur
14) Pelaporan
TKA di perusahaan secara periodik 6 (enam) bulan sekali kepada Direktur atau
V
55
periodik setiap 3 (tiga) bulan kepada Menteri dengan tembusan kepada Dirjen.
15) Pengawasan
undangan
Dalam hal pemberi kerja mempekerjakan TKA tidak sesuai dengan IMTA,
TENTANG KETENAGAKERJAAN
yang mungkin ada adalah perjanjian kerja. Perjanjian kerja tersebut umumnya
memuat kesepakatan antara pekerja dengan perusahaan, yang dalam hal ini sering
diwakili oleh manajemen atau direksi perusahaan bahwa agar dapat disebut
No. 13 tahun 2003 didefiniskan bahwa Perjanjian kerja adalah “Perjanjian antara
V
56
dan kewajiban para pihak”.31 Sebagai suatu Undang-undang yang tujuannya antara
Menurut Undang-undang ini perjanjian kerja dapat dibuat secara tertulis maupun
lisan. Apabila perjanjian kerja dibuat secara tertulis, maka harus memuat sebagai
berikut:32
sebagai berikut:
31 Ibid
56 ibid
V
57
kerja yang tidak memenuhi syarat pada nomor 1 dan 2 diatas dapat dibatalkan,
sedangkan yang tidak memenuhi syarat huruf 3 dan 4 batal demi hukum. Suatu
Sedangkan ditinjau dari jangka waktu perjanjian kerja, pemberi kerja dapat
saja membuat perjanjian kerja untuk suatu jangka waktu yang ditetapkan lebih
awal atau tidak. Namun demikian, dalam rangka memberi kepastian hukum
kepada pekerja dan pemberi kerja, perjanjian kerja yang dikaitkan dengan jangka
waktunya dibagi menjadi 2 jenis perjanjian kerja. Kedua jenis perjanjian kerja
waktu tertentu (PKWT), dan perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu
(PKWTT).
hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerja tertentu. Perjanjian Kerja
Waktu Tidak Tertentu yang selanjutnya disebut PKWTT adalah perjanjian kerja
bersifat tetap. PKWT memiliki dasar batasan bahwa jangka waktu perjanjian kerja
33 ibid
V
58
sudah ditetapkan dari awal, dibatasi oleh suatu dasar khusus. Dalam Undang-
undang No. 13 tahun 2003 disebutkan bahwa PKWT didasarkan atas jangka waktu
atau selesainya suatu pekerjaan tertentu. Jika dibandingkan dengan PKWTT, maka
PKWT memiliki keterbatasan, hal ini karena PKWT tersebut tidak bersifat
waktu tertentu tersebut. Salah satu upaya agar PKWT tidak diterapkan kepada
pembatasan agar PKWT diterapkan pada situasi-situasi khusus. Hal ini berarti
situasi tersebut, dinyatakan dalam Undang- undang No. 13 tahun 2003 sebagai
berikut:
Masyarakat Ekonomi ASEAN atau Pasar Bebas ASEAN tahun 2015. Indonesia dan
V
59
pemberlakuan pasar bebas Asean pada akhir 2015 mendatang. Indonesia dan negara-
negara di wilayah Asia Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang
Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai
perkembangan pasar bebas di akhir 2015. MEA menjadi dua sisi mata uang
34 http://www.gajimu.com/main/tips-karir/peluang-dan-tantangan-dalam-menghadapi-
masyarakat-ekonomi-asean , akses tanggal 21 februari 2016
V
60
bagi Indonesia : satu sisi menjadi kesempatan yang baik untuk menunjukkan
kualitas dan kuantitas produk dan sumber daya manusia (SDM) Indonesia kepada
negara-negara lain dengan terbuka, tetapi pada sisi yang lain dapat menjadi
dengan baik.
akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak
pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia.
Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung
pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah
Akses pasar bebas yang berlaku pada Masyarakat Ekonomi ASEAN tidak
bisa di bendung lagi sehingga perlu meramu strategi supaya perlindungan upah di
pengupahan yang mengatur tentang mekanisme penentuan upah di pasar kerja, pemerintah
termasuk juga Tenaga Kerja Asing sebagaimana di jelaskan dalam pasal 1 angka 2 yaitu36
35 ibid
V
61
“Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat”
bahwa:
“Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan
maksud bekerja di wilayah Indonesia”.
Dari definisi di atas jelaslah bahwa keberadaan tenaga kerja asing dalam
asing juga merupakan buruh/pekerja maka berhak memiliki kesempatan yang sama
dalam memperoleh pekerjan dan perlindungan upah yang sama dan layak.
V
62
a. Upah minimum;
b. Upah kerja lembur;
c. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan;
d. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar
pekerjaannya;
e. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;
bentuk dan cara pembayaran upah;
f. Denda dan potongan upah;
g. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;
h. Struktur dan skala pengupahan yang proporsional;
i. Upah untuk pembayaran pesangon; dan
j. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan
dalam Tabel 1.
TABEL 1.
Ketenagakerjaan
Pasal 88 ayat 3 huruf a 1) PP Nomor 78
pengupahan
2) Permenakertrans
tentang Upah
37 Indonesia, Undang-Undang tentang Ketenagakerjaan, UU No.13 Tahun 2003, LN
No. 39 Tahun 2003 TLN No. 4279, Pasal 1angka 2 ndonesia, Undang-Undang tentang
Ketenagakerjaan, UU No.13 Tahun 2003, LN No. 39 Tahun 2003 TLN No. 4279, Pasal
88 ayat 2
V
63
minimum
3) Permenakertrans
tentang komponen
dan pentahapan
kebutuhan hidup
layak, kebutuhan
hidup layak,
Kepmenakertrans No
V
64
PP No 78 Tahun
PP No 78 Tahun
Pengupahan
PP No 78 Tahun
Pasal 92 Kepmenaker No
Upah
Pasal 156, 157
pesangon; dan
yang dibutuhkan dalam 2 hal, yakni tenaga kerja asing yang membawa modal dan/atau
V
65
membawa skill dalam rangka transfer of knowledge atau transfer of knowhow. Selain
karena dengan alasan kedua hal sebagaimana tersebut, pada hakekatnya tidak
tenaga kerja dari Indonesi. Hal ini senada dengan Keputusan Presiden No. 75 Tahun 1995
Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang yang menyatakan
bahwa setiap penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang wajib
mengutamakan penggunaan Tenaga Kerja Indonesia di semua bidang dan jenis pekerjaan
yang tersedia. Dikecualikan apabila bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia belum atau
tidak sepenuhnya dapat diisi oleh Tenaga Kerja Indonesia, pengguna Tenaga Kerja Warga
Negara Asing Pendatang (majikan), dapat menggunakan Tenaga Kerja Warga Negara
Asing Pendatang sampai batas waktu tertentu agar sampai batas waktu tertentu diharapkan
tenaga kerja Indonesia sudah mampu mengadopsi skill Tenaga Kerja Asing yang
bersangkutan dan melaksanakan sendiri tanpa harus melibatkan Tenaga Kerja Asing.
Dengan demikian penggunaan Tenaga Kerja Asing dilaksanakan secara selektif dalam
rangka pendayagunaan Tenaga Kerja Indonesia secara optimal. Tenaga Kerja Warga
Negara Asing Pendatang dapat bekerja di wilayah Republik Indonesia atas dasar
permintaan pengguna atau sponsor yang telah mendapat izin dari instansi yang berwenang
sesuai dengan bidang kegiatannya, karena Indonesia menganut asas sponsorship dan
Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang tersebut hanya dapat bekerja dalam
hubungan kerja.38
Tenaga kerja asing memiliki kedudukan yang sama dengan tenaga kerja
38 Sumijati Sahala, “Perlakuan Hukum Indonesia Terhadap Tenaga Kerja Asing dan
Perlakuan Hukum Negara-Negara Lain Terhadap Tenaga Kerja Indonesia ”,www .bphn.go
.id/puslitbang /indeks.php?action=download&file=makalah_bu_sahala_new.htm (Diakses tanggal
14 Maret 2013
V
66
perusahaan Indonesia, maka hukum yang berlaku kepada mereka adalah hukum
Indonesia, ada pekerjaan-pekerjaan tertentu yang tertutup atau dilarang bagi para
Tenaga Kerja Asing seperti yang telah dicantumkan dalam Keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 40 Tahun 2012 Tentang
Upaya memberikan kesempatan kerja yang lebih luas kepada tenaga kerja
penggunaan Tenaga Kerja Indonesia di semua bidang dan jenis pekerjaan yang
tersedia. Apabila bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia belum atau tidak
sepenuhnya dapat diisi oleh Tenaga Kerja Indonesia, pengguna Tenaga Kerja
Warga Negara Asing Pendatang dapat menggunakan Tenaga Kerja Warga Negara
V
67
yang besifat limitatif yang terbuka bagi Tenaga Kerja Asing, yaitu :40
ketenagakerjaan maka upah Tenaga Kerja Asing dan Tenaga Kerja Indonesia
terlihat perbedaan yang kontras. jabatan-jabatan yang boleh diduduki atau di jabat
oleh tenaga kerja asing mengindikasikan bahwa upah yang mereka terima tentu
berbeda dengan tenaga kerja indonesia, upah tenaga kerja asing jika di lihat dari
karenakan kompetensi Tenaga Kerja Asing jauh libih unggul dari pada tenaga kerja
indonesia.
V
68
antara upah minimum dan upah rata-rata (Gambar 1).41Untuk lebih menegaskan
lagi, pada tahun 2001, upah minimum rata-rata untuk Indonesia berkisar 58,5 persen
dari upah rata-rata untuk pekerja tetap dan pada Agustus 2014 rasio ini mengalami
peningkatan hingga 76,5 persen. Tren ini disebabkan sebagian oleh semakin
memperkuat negosiasi upah menurut sektor dan struktur jabatan guna mendorong
Gambar 1: Tren pada upah minimum dan rata-rata untuk Indonesia (2001-2014 (IDR, nominal)
80.00%
2,000,00
75.00%
1,600,00
70.00%
IndonesianRupiah
Percent
1,200,00
65.00%
800,000
60.00%
41 Pada Agustus 2014 nominal upah minimum rata-rata sederhana diperkirakan sebesar Rp.
1,494,134, sementara upah rata-rata pekerja tetap diperkirakan sebesar Rp. 1,952,589. Pada
Agustus 2014 nilai tukar mata uang di PBB adalahUSD 1 = Rp. 11,578.
V
69
400,000
55.00%
0 50.00%
200
2001 2002 2003 4 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Simple average minimum Average net wages per month for Percent of minimum wage to net
Sumber: BPS (2014). Keadaan Angkatan Kerja/Pekerja di Indonesia, Agustus 2014, Badan Pusat Statistik, Jakarta.* Perhitungan staf ILO
berdasarkan beban populasi yang telah direvisi dan prediksi ke belakang untuk 2011-2014.
dipekerjakan pada bentuk pekerjaan yang lebih rentan termasuk pekerja lepas dan
mandiri telah bercampur. Pada Agustus 2014 pendapatan rata-rata mereka yang
bekerja sebagai pekerja lepas dan mandiri sebesar masing-masing 51 persen dan
68 persen dari upah pekerja tetap, sementara pada tahun 2001 persentasenyasebesar
lepas dapat meningkatkan hubungan positif mereka pada periode tersebut, yang
dari sektor pertanian di mana upah pada sektor lain lebih tinggi. Namun situasi
sebelumnya. Meskipun tren pertumbuhan upah dan upah kerja cenderung positif,
42 Bank Dunia (2014) Laporan Ekonomi Caturwulan Indonesia, Maret 2014, Investasi
dalam fluks, Kantor Bank Dunia untuk Indonesia, Jakarta. Diakses tanggal 23 juni pukul 12.00.
V
70
penting bagi kita memahami karakteristik penyebaran tren upah ini. Misalnya pada
Agustus 2014, rata-rata upah pekerja tetap berkisar Rp. 1,952,589 dan 66,4 persen
dari pekerja tetap memiliki pendapatan lebih rendah dari upah ini. Upah median
untuk pekerja tetap adalah Rp. 1,425,000 untuk periode yang sama6, yang
yang berlaku saat ini. Untuk lebih menegaskan lagi, rasio upah mean terhadap
median untuk bulan Agustus 2014 adalah 1,37 yang lebih tinggi dibandingkan tren
global dan menunjukkan penyebaran pekerja tetap menurut upah fluktuatif dengan
Upah rendah dijabarkan sebagai proporsi pekerja tetap yang upahnya sama
atau kurang dari dua per tiga upah median pekerja tetap. Upah ini merupakan
tindakan yang mampu mengukur pertumbuhan pada kesenjangan upah. Dua per
adalah Rp. 950,000 pada Agustus 2014. Analisis menunjukkan bahwa satu dari tiga
pekerja tetap (33,6 persen) di Indonesia menerima upah rendah (lihat Gambar 3).
dengan jumlah yang sangat tinggi, di mana tren ini sebetulnya menunjukkan
V
71
keluarga yang tidak dibayar menjadi pekerja kontrak. Tren upah rendah
V
72
Low pay rate for regular female employees Low pay rate for regular employees (per Low pay rate for regular male employees
Sumber: Perhitungan staf ILO berdasarkan data dari survei angkatan kerja dari Badan Pusat Statistik
untuk tahun-tahun terpilih.
Dalam sejumlah kondisi, upah kerja yang rendah dapat menjadi batu
loncatan untuk beralih kepada pekerjaan dengan upah yang lebih tinggi, namun bagi
banyak pekerja lainnya, bekerja dengan upah rendah merupakan sesuatu yangharus
dalam mendukung pekerja beralih dari pekerjaan berupah rendah dan mengakses
kesempatan yang lebih produktif serta menawarkan pengupahan yang lebih tinggi.
terhadap aturan mengenai upah minimum. Namun dalam hal cakupan upah
minimum masih ada beberapa hal yang perlu dikhawatirkan mengingat hingga
Agustus 2014 sekitar 45,9 persen dari upah yang diterimapekerja tetap lebih kecil
dari yang diperkenankan oleh undang-undang (Gambar 3). Terlebih lagi, cakupan
yang ada biasanya lebih rendah pada bulan Februari yang menunjukkan
V
73
August 2012
August 2013
August 2014
May 2011
May 2012
May 2013
May 2014
Feb 2011
Feb 2012
Feb 2013
February
November
November
November
2014
2011
2012
2013
V
74
wage wage
Sumber: BPS (2014) Keadaan Angkatan Kerja/Pekerja di Indonesia: Agustus 2014, Badan Pusat Statistik, Jakarta.* Berdasarkan upah minimum
rata-rata pekerja tetap dan provinsi, Kementerian Ketenagakerjaan
berdomisili di Jakarta. Sebagian besar orang asing ini menjabat sebagai manajer
(30%) dan direktur (23%). Bank Indonesia membeberkannya dalam laporan Survei
Tenaga Kerja Asing Tahun 2009 yang dipublikasikan akhir pekan ini. Survei
dilakukan terhadap 365 orang asing yang mayoritas berada di pulau Jawa (83%),
mencakup DKI Jakarta (48%), Jawa Barat (22%), Banten (9%) dan Jawa Timur
(3%). Adapun responden yang berasal dari luar Jawa (17%) meliputi beberapa
propinsi yaitu Kepri/Riau (11%), Kaltim (4%) dan Bali (3%). Dari survei itu
diketahui, mayoritas tenaga kerja asing ini memiliki rata-rata gaji (regular) di
kisaran Rp25 juta – Rp50 juta/bulan (38%). Di samping gaji regular, sebagian
salary) yang berkisar antara Rp10 juta – Rp25 juta/bulan (27%). Sebagian besar
tenaga kerja asing yang menduduki jabatan sebagai direktur menerima gaji antara
V
75
Rp100 juta/bulan (25%). Pada level jabatan direktur itu tunjangan di luar jabatan
ada yang di atas Rp 50 juta. Tenaga kerja asing yang disurvei ini sebagian besar
berasal dari Asia non ASEAN (55%), Eropa (19%) dan ASEAN (13%). Responden
yang berasal dari Asia non ASEAN sebagian besar berasal dari Jepang(37%), India
(27%) dan Korsel (22%). Adapun tenaga kerja asing dari Eropa mayoritas berasal
dari Inggris (36%), Perancis (20%), Belanda (16%) dan Jerman (10%). Untuk
tenaga kerja asing asal ASEAN, sebagian besar berasal dari Singapura (40%) dan
kerja asing berasal dari Jepang (20%), India (15%) dan Korsel (12%).
Gaji dan Tunjangan Jabatan yang diterima TKA: mayoritas menerima gaji
(regular) per bulan pada kisaran Rp25 juta – Rp50 juta dan kompensasi per bulan
Berdasarkan hasil survei, pada Grafik 4.1. tampak bahwa sebagian besar TKA
(38%) menerima gaji yang berkisar antara Rp25 juta – Rp50 juta. Kelompok
terbesar berikutnya adalah TKA yang bergaji Rp10 juta – Rp25 juta (23%) dan
diikuti oleh kisaran gaji antara Rp50 juta – Rp75 juta (17%). Selain menerima gaji
V
76
(compensation salary) yang sebagian besar berkisar antara Rp10 juta – Rp25 juta
(27%).
Grafik 1 Grafik 2
Sebaran Gaji TKA per bulan Sebaran Tunjangan Jabatan TKA per bulan
>
Rp125j
t > Rp50jt
>
Rp100j
t-
Rp125j
t
Rp75jt
> Rp10jt - Rp25jt
Rp100j
V
77
>
Rp50jt
Rp75jt
Rp25jt
Rp50jt
Rp10jt
Rp25jt
<
0 5 10 15 20 25 30 35 40(%) 0 5 10 15 20 25 30(%)
Gaji berdasarkan Level Jabatan: secara umum, gaji yang diterima TKA
dengan level jabatan Direktur relatif lebih tinggi dibanding level jabatan lainnya.
Sebagian besar TKA yang menduduki jabatan sebagai Direktur menerima gaji di
atas rata-rata gaji TKA (Rp25 juta – Rp50 juta) yaitu berkisar antara Rp50 juta –
Rp75 juta (35%), dan diikuti oleh kisaran gaji sekitar Rp75 juta – Rp100 juta (25%).
Bahkan dalam survei tidak dijumpai Direktur yang bergaji kurang dari Rp10 juta
(Grafik 3). Walaupun demikian, apabila dilihat dari sisi jumlah persentase jabatan
yang menerima gaji paling tinggi yaitu di atas Rp125 jutapaling banyak
dijumpai pada TKA profesional (12%) dibandingkan TKA dengan jabatan Direktur
sebesar 6%.
V
78
Konsultan
Supervisor
Direktur
Tekhnisi
Manajer
Profesional
0 20 40 60 80 100(%)
> Rp125jt
V
79
BAB V
PENUTUP
B. KESIMPULAN
Dari uaraian yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik
Upah Tenaga Kerja Asing. Perlindunga Upah masih diatur dalam Undang-
V
80
C. SARAN
ASEAN yang sudah bergulir mengakibatkan Indonesia mau tidak mau harus
skill di atas rata-rata tenaga kerja Indonesia, Tenaha Kerja Indonesia harus
melakukan alih skill dan teknologi dengan maksimal, hal ini tidak terlepas
V
81
DAFTAR PUSTAKA
V
82