SKRIPSI
Diajukan Oleh:
NOVA ANDRIANI
NIM. 150106091
Mahasiswi Fakultas Syari’ah dan Hukum
Prodi Ilmu Hukum
ABSTRAK
Nama NovNova
: Andriani
NIM : 150106091
Fakultas : Syari’ah dan Hukum / Ilmu Hukum
Judul : Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Pekerja Migran
Ditinjau Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017
Tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
Tebal Skripsi : 60 Halaman
Pembimbing I : Prof. DR. H. Mukhsin Nyak Umar, MA
Pembimbing II : Dr. Jamhir, M.Ag
Kata Kunci : Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
Shalawat dan salam tak lupa pula penulis sanjungkan kepangkuan alam Nabi
Muhammad SAW, atas perjuangan dan kesabaran serta kebesaran hati beliau
memberikan kita teladan dan ajaran yang penuh dengan keberkahan dan ilmu
memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Syari’ah dan
Umar, MA dan Bapak Dr. Jamhir M.Ag. yang telah membimbing saya dengan penuh
kesabaran dan telah banyak memberikan ilmu yang sangat bermanfaat sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan. Terimakasih juga kepada Bapak Muhammad Shiddiq,
MH.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum beserta staffnya. Penulis juga
1. Kepada orang tua penulis, yakni Almarhumah Ibunda Ramlah S.Pd dan
Bapak tercinta Ismail yang selalu sabar memberi nasehat, dukungan moril
viii
dan materil serta do’a yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata dan
tidak dapat tergantikan oleh apapun didunia ini, dan Juga kepada Kakak
tersayang Dahniar S.Pd dan Juliani S.TP, M.SI Almarhum Kakek dan Nenek
serta segenap anggota keluarga besar yang tiada henti memberi dorongan dan
dukungan moral dan tulus mendo’akan penulis, sehingga penulisan skripsi ini
dapat diselesaikan.
Hukum Ibu Dr. Khairani, M.Ag beserta seluruh dosen Prodi Ilmu Hukum,
yang telah memotivasi penulis dari awal sampai selesainya penulisan ini.
3. Dan juga Sahabat dan teman seperjuangan angkatan 2015 yang telah
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun serta
dukungan dari seluruh pihak agar skripsi ini jadi lebih baik dan dapat dipertanggung
jawabkan. Akhir kata kepada Allah SWT jualah penulis menyerahkan diri karena
tidak ada satupun kejadian dimuka bumi ini kecuali atas kehendak-Nya.
Nova Andriani
DAFTAR LAMPIRAN
viii
DAFTAR ISI
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 ini menjadi dasar bagi pemerintah untuk
kerja.
Warga negara secara umum dapat dikatakan bahwa warga negara merupakan
mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negara.
Berdasarkan pada pengertian tersebut, maka adanya hak dan kewajiban warga negara
Tenaga kerja sebagai warga negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan
Dasar 1945 yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
1
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea 4.
2
Dede Rosyada, Pendidikan Kewarganegaraan (Civil Education) : Demokrasi, Hak Asasi
Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta : ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2003), hlm. 83.
3
Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
1
2
negaranya, baik warga negara yang berkerja di dalam negeri maupun di luar negeri.
negara untuk memenuhi hak-hak konstitusional sebagai warga negara. Warga Negara
Indonesia yang bekerja di luar negeri tersebut dapat dikenal dengan istilah Pekerja
Migran Indonesia (PMI), yang sebelumnya lebih dikenal dengan istilah Tenaga Kerja
Indonesia (TKI).
Artinya bahwa hak yang dimiliki setiap warga negara merupakan hak untuk bekerja
di luar negeri sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor
Pekerja Migran Indonesia yang bekerja di luar negeri. Perlindungan terhadap seluruh
warga negara pada hakikatnya tidak hanya perlindungan keamanan tetapi juga adalah
4
Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja
Migran Indonesia.
4
Salah satu penyebab dari tingginya angka kemiskinan dalam suatu negara
adalah peluang dan kesempatan kerja yang sedikit di dalam negara tersebut.
Minimnya kesempatan kerja dan persaingan pasar kerja juga begitu ketat di dalam
negeri serta peluang memperoleh gaji yang tinggi di luar negeri, telah menyebabkan
banyak dari warga negara Indonesia yang mencoba mencari peruntungan di luar
negeri.
pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun masyarakat.5 Di Indonesia, tenaga kerja sebagai salah satu penggerak tata
kehidupan ekonomi dan merupakan sumber daya yang jumlahnya sangat melimpah.
menyebutkan bahwa setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama
5
Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2000), hlm. 15.
5
mewujudkan hak dan kesempatan kerja yang sama bagi tenaga kerja untuk
bekerja.
memberikan manfaat ekonomi yang relatif besar, tidak hanya bagi Pekerja Migran
Indonesia sendiri dan keluarganya akan tetapi juga bagi negara, karenanya negara
Pekerja Migran Indonesia di luar negeri sering mengalami perlakuan buruk dari
majikan bahkan tidak jarang perlakuan buruk tersebut berujung pada kematian.
6
Pasal 31 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
6
dan seluruh tumpah darah Indonesia. Melindungi segenap bangsa Indonesia tentunya
menunjukkan kepada seluruh warga yang berkebangsaan Indonesia baik yang berada
yang berada di luar negeri. Pekerja Migran Indonesia sering dijadikan obyek
atas harkat dan martabat manusia, serta perlakuan lain yang melanggar hak asasi
manusia.
penghargaan khusus kepada manusia atas sifat dan hakikat kemanusiaanya. Dengan
demikian setiap manusia, tanpa memandang ras, suku, warna kulit, kebangsaan,
agama, dan sebagainya, adalah pendukung tetap hak-hak asasi manusia tersebut. 7
Kasus yang menimpa Pekerja Migran Indonesia tersebut merupakan hal yang ironi
karena negara tidak melindungi warga negaranya yang berada di luar negeri.
Beberapa kasus yang pernah menimpa Pekerja Migran Indonesia salah satunya yaitu
dilansir dari berbagai media massa seperti Sindo News.com dan Liputan 6.com,
berikut ulasannya :
7
Rusjdi Ali Muhammad, Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Syariat Islam : Mengenal
Jadi Diri Manusia, (Jakarta:Ar-Raniry Press Dan Mihrab, 2004), hlm. 45.
7
negeri Jiran Malaysia harus berahir dengan petaka. Perempuan dari Gampong
seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) bernama Cut Nurlina M Nur alias Cut Lina
pelakunya.
tangga, bukan sebagai pengacara sebagaimana yang telah dijanjikan Cut Lina.
Karena tak tahan diperlakukan secara kasar (kerap dipukuli), korban sempat
bahwa dia telah dibeli dari pelaku. Menurut majikannya, jika korban kembali,
Menurut korban dirinya sering diancam bunuh atau dijual kepada orang
lain. Karena ancaman itu pula, korban melaporkan kondisi yang dialaminya
8
Serambi Indonesia “Polisi Bongkar Kasus Human Trafficking”. Sabtu, 23 Februari 2019,
hlm. 1.
8
secara resmi kasus human trafficking itu ke Polres Pidie dan langsung di
tindak lanjuti. Pelaku telah ditahan dan terancam hukuman minimal tiga (3)
tahun dan maksimal lima belas tahun (15) penjara,” kata Kapolres Pidie.
kampong halamannya sejak beberapa waktu yang lalu dan ikut membuat
2. 05 maret 2018
Tenggara Timur, Petronela Malena (34) berhasil lolos dari rumah majikannya
Jika tidak Petronela malena bisa saja kehilangan nyawanya. Berkat koordinasi
02 Maret 2018.
beralamat di Kupang tanpa izin dari orang tuanya pada Mei 2009. Di sana,
kerap kali mengalami kekerasan fisik selama lima tahun menjadi Pekerja
Migran Indomesia di Arab Saudi, ia juga jarang diberi makan dan tak pernah
di beri gaji. Bahkan wanita tersebut hanya di berikan waktu istirahat selama
9
“Kasus TKI” https://www.liputan6.com/regional/read/3343922/kisah-tki-asal-ntt-lolos-dari-
majikan-galak-di-malaysia di akses tanggal : 27-september-2018.
9
dua jam 03:00-05:00 waktu Arab Saudi. Sebelumnya warga Dusun Tamelang
pekerja migran yang masih belum mendapatkan perlindungan secara efektif, maka
dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang perlindungan Pekerja
negeri.
negeri.
Untuk lebih jelas dalam memahami skripsi ini, penulis lebih dahulu
menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini, sehingga
1.4.3. Perlindungan
yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat
agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.
Pelindungan merupakan proses, cara, atau perbuatan melindungi. Dengan kata lain
perlindungan hukum merupakan upaya hukum yang harus di berikan oleh aparat
penegak hukum untuk memberi rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik dari
Hak asasi manusia adalah suatu yang bersifat kodrati dan melekat pada setiap
kaidah-kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya
ketempat lain dan kemudian bekerja di tempat yang baru tersebut dalam jangka
waktu relatif menetap. Pada dasarnya ada dua pengelompokkan faktor-faktor yang
dan faktor penarik (pull factor). Pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja
11
Taqwaddin Husni, Sisi Lain Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat (Banda Aceh: Bandar
Publishing, 2018), hlm. 17.
12
Maimun, Hukum Ketenagakerjaan (Suatu Pengantar), (Jakarta : PT Pradnya Paramita,
2014), hlm.13.
12
Indonesia disahkan pada tanggal 22 November 2017. Undang-Undang ini terdiri dari
Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Pelindungan Tenaga Kerja
Kedudukan hukumnya, diatur dalam dalam bab 7, mulai dari Pasal 49 sampai
sampai saat ini, peraturan atau regulasi turunannya belum ada sehingga masih
Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Pelindungan Tenaga Kerja
13
Ahmad Sholeh, “Masalah Ketenagakerjaan Dan Pengangguran Di Indonesia”, Jurnal,
Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No.2 Juli 2017, hlm. 83.
13
atau PMI) yang di laksanakan oleh BP3TKI Yogyakarta pada masa pra
Skripsi ini fokus pada hak tenaga kerja Indonesia di luar negeri menurut
berdokumen.
penelitian. Dari hasil pemaparan yang penulis kemukakan di atas, perlu adanya
tersebut, yaitu :
1. Jenis Penelitian
14
Sanapiah Faesal, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar Dan Aplikasi, (Malang: Yayasan Asih
Asah Asuh (YA3), 1990), hlm. 35.
15
2. Pendekatan Penelitian
lainnya.15
3. Sifat Penelitan
Migran Indonesia yang bekerja di luar negeri tidak ada yang dirugikan16.
4. Sumber Data
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
primer dan sekunder. Sumber data primer adalah bahan hukum yang bersifat
didapat dari buku dan jurnal hukum yang berkaitan dengan perlindungan
pekerja migran.18
6. Analisis Data
diperoleh dari bahan hukum primer, sekunder dan informasi lainnya dengan
17
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, cet ke-6, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010), hlm. 181.
18
Ibid., hlm. 43.
19
Ibid, hlm. 160.
17
Bab Empat merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-
saran.
BAB II
PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA
mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, dan merata. Baik secara
dan kedudukan yang sangat penting bagi pelaku dan tujuan pembangunan.
pembangunan serta melindungi hak dan kepentingannya sesuai dengan harkat dan
sehingga terpenuhi hak-hak dan perlindungan yang mendasar bagi tenaga kerja. 20
kelompok, yaitu :
20
Koesparmono Isan, Armansyah hukum tenaga kerja : suatu pengantar (Jakarta : Erlangga,
2016), hlm.14.
21
Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerkjaan Pasca Reformasi, Cetakan Kedua, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2010), hlm. 102.
18
19
1. Undang-Undang
Migran Indonesia.
2. Peraturan Pemerintah
Oleh Pemerintah.
22
Ibid, hlm.14.
20
3. Peraturan Menteri
Negeri.
barang atau orang yang tukar menukar maka hubungan antara buruh dan majikan
sangat berbeda sekali. Orang yang jual beli barang bebas untuk memperjualbelikan
barangnya, artinya seorang penjual tidak dapat dipaksa untuk menjual barang yang
Sama halnya pula pembeli tidak dapat dipaksa untuk membeli suatu barang
dari penjual jika harga barang yang diinginkan tidak sesuai dengan keinginannya.
Demikian juga dalam tukar menukar barang, orang bebas untuk menukar atau tidak
menukar suatu barang yang dimilikinya jika tidak sesuai dengan kehendak masing-
masing pihak.
23
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2018 Tentang
Jaminan Sosial Pekerja Migran Indonesia.
24
Iman Supomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Cetakan Ke-12, ( Jakarta: Djambatan,
1999), hlm.8.
21
Dalam hubungan antara buruh dan majikan, secara yuridis buruh adalah bebas
karena prinsip negara kita tidak seorang pun boleh diperbudak, maupun diperhamba.
Semua bentuk dan jenis perbudakan, pemaksaan dan perhambaan dilarang, tetapi
secara sosiologis buruh itu tidak bebas sebagai orang yang tidak mempunyai bekal
hidup yang lain selain tenaganya dan kadang-kadang terpaksa untuk menerima
hubungan kerja dengan majikan meskipun memberatkan bagi buruh itu sendiri,
terlebih saat ini dengan banyaknya jumlah tenaga kerja yang tidak sebanding dengan
Akibatnya tenaga buruh seringkali diperas oleh majikan dengan upah yang
majikan guna menempatkannya pada kedudukan yang layak sesuai dengan harkat
Pekerja Migran Indonesia, Pekerja Migran Indonesia adalah setiap warga negara
Indonesia yang akan, sedang, atau telah, melakukan pekerjaan, dengan menerima
upah dari luar wilayah Republik Indonesia.26 Pekerja Migran merupakan orang yang
bermigrasi dari wilayah kelahirannya ketempat lain dan kemudian bekerja di tempat
Pekerja Migran merupakan pekerja yang berkerja dari luar tempat asalnya.
Menurut Konvensi PBB mengenai perlidungan hak semua pekerja migran dan
25
Zainal Asikin, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Cetakan Kedua, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1994), hlm. 5.
26
Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No. 18 Tahun 2007 tentang Pekerja Migran Indonesia
22
anggota keluarganya, pekerja migran adalah orang yang membuat aktivitas berbayar
memberikan perlindungan dan mengatur penempatan bagi para pekerja migran antara
luar negara asalnya atau di luar negeri. Pengertian Pekerja Migran Indonesia menurut
Indonesia yakni “Setiap warga negara yang akan, sedang, atau telah melakukan
setiap tenaga kerja Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan
adalah warga negara Indonesia baik laki-laki maupun perempuan yang melakukan
27
Siti Anisa, “Pelaksanaan Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Oleh
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Dan Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta
Di Kabupaten Kulanprogo Tahun 2016”, Skripsi Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Sunan Kalijaga,
Yogjakarta (2018).
28
Soejono Sukanto, Kesadaran Hukum Dan Kepatuhan Hukum, (Jakarta: Rajawali, 1992),
hlm. 162.
29
Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang No. 18 Tahun 2017 Tentang Pelindungan Pekerja
Migran Indonesia.
23
professional serta mengikuti pelatihan kerja di luar negeri baik di darat, laut maupun
mengikatkan dirinya untuk dibawah perintah yang lain, si majikan untuk suatu
kerja tersebut memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Melalui
perjanjian yang telah dibuat tersebut maka Pekerja Migran Indonesia akan lebih
terlindungi.
migran Indonesia dapat menemukan tindakan sesuai dengan perjanjian yang telah
dibuat sebelumnya.31
Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia bahwa setiap Calon
Pekerja Migran Indonesia yang akan mendaftarkan diri untuk bekerja di luar negeri
harus memenuhi prosedur yang telah ditentukan. Perekrutan calon Pekerja Migran
30
Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2009), hlm. 64.
31
Pasal 13 Undang-Undang Nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan Perkerja Migran
Indonesia.
32
Pasal 5 Undang-Undang Nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan Perkerja Migran
Indonesia.
24
b. Memiliki kompetensi,
b. Surat keterangan izin suami atau istri, izin orang tau, atau izin wali yang
psikologi,
f. Visa kerja,
h. Perjanjian kerja.
2003 tentang Ketenagakerjaan adalah “Setiap orang yang bekerja dengan menerima
33
Pasal 13 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Perlindungan Pekerja Migran
Indonesia.
25
upah atau imbalan dalam bentuk lain”.34 Buruh adalah orang yang bekerja pada
majikan atau perusahaan apapun jenis pekerjaan yang dilakukan. Orang itu disebut
buruh apabila dia telah melakukan hubungan kerja dengan majikan. Jika tidak
melakukan hubungan kerja maka dia hanya tenaga kerja, belum termasuk buruh.35
Ulasan pengertian diatas terdapat kata “setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan”, itu berarti tidak semua penduduk bisa dikatakan sebagai tenaga kerja,
karena pada dasarnya tidak semua orang mampu melakukan pekerjaan. Orang yang
tidak mampu melakukan pekerjaan inilah yang disebut sebagai bukan tenaga kerja.
sudah tersusun berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan yaitu Tenaga kerja adalah
seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika
sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64
tahun. Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau
No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia
di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para
Daya Manusia” tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang
34
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
35
Zainal Asikin, et.All., Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004), hlm. 43.
36
Pius Partanto dkk, Kamus Ilmiah Popular, (Surabaya: Arkola, 2001), hlm. 345.
26
sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah
dan mengurus rumah tangga. 37 Secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja menurut dia hanya dibedakan oleh batas umur.38 Jadi yang dimaksud
dengan tenaga kerja yaitu individu yang sedang mencari atau sudah melakukan
pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa yang sudah memenuhi persyaratan
ataupun batasan usia yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang yang bertujuan
Selain tenaga kerja tetap, dikenal pula macam-macam tenaga kerja yang
lain seperti tenaga kerja harian lepas, tenaga kerja borongan dan tenaga kerja
kontrak. Tenaga Kerja Harian Lepas adalah tenaga kerja yang bekerja pada
kehadiran secara harian. Tenaga kerja harian lepas menerima upah sesuai
yang selanjutnya disebut tenaga kerja perjanjian waktu tertentu adalah tenaga
37
Payaman Simanjuntak, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, (Penerbit Fakultas
Ekonomi Indo, 1998), hlm. 41.
38
Sendjun H Manululang, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia, (Jakarta: PT
Rineka Citra, 1998), hlm. 3.
27
2. Kewajiban pekerja
Pekerja Migran Indonesia Pasal 6 ayat (2) yaitu kewajiban setiap calon
tujuan penempatan;
kerja; dan
tujuan penempatan.
sendiri pekerjaannya, hanya dengan seizin majikan ia dapat menyuruh orang ketiga
melakukan pekerjaannya, dan buruh yang tinggal pada pengusaha, wajib berkelakuan
Terdapat prinsip-prinsip dasar yang melekat pada buruh migran, yaitu non
39
Pasal 6 ayat (2) Kewajiban pekerja Undang-Undang No. 18 Tahun 2017 tentang
Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.
28
tersebut merupakan hak buruh yang harus dilindungi dan menjadi suatu dasar dalam
tersebut, serta kewajiban pada buruh migran untuk mematuhi ketentuan hukum di
Indonesia adalah segala upaya untuk melindungi kepentingan Calon Pekerja Migran
selama bekerja, dan setelah bekerja dalam aspek hukum, ekonomi, dan sosial.40
40
Pasal 1 ayat 5 Undang-Undang No. 18 Tahun 2007 tentang Perlindungan Pekerja Migran
Indonesia.
41
Pasal 3 Undang-Undang No. 18 Tahun 2007 tentang Perlindungan Pekerja Migran
Indonesia.
29
dalam Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pekerja Migran
hukum.
tugas resmi.
d. Penanam modal.
Republik Indonesia
f. Warga negara Indonesia yang bekerja pada institusi yang dibiayai oleh
42
Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang No. 18 Tahun 2007 tentang Perlindungan Pekerja Migran
Indonesia.
43
Pasal 4 ayat 2 Undang-Undang No. 18 Tahun 2007 tentang Perlindungan Pekerja Migran
Indonesia.
30
Perlindungan bagi warga negara merupakan hak warga negara yang dijamin
Indonesia dalam hal ini Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang didasarkan
pekerja migran Indonesia swasta dan pekerja migran Indonesia yang di tempatkan di
luar negeri.
menjamin hak-hak dasar (basic rights) pekerja dan menjamin kesempatan yang sama
berkeadilan.
kerja, serta perlindungan upah dan jaminan sosial sehingga menjamin rasa aman,
tentram, terpenuhinya keadilan, serta terwujudnya kehidupan yang sejahtera lahir dan
yang menjelma pada sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban atas
a. Asas keterpaduan
terkait.
terhadap keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa demi
d. Asas demokrasi
44
Hadi Subhan DKK, Perlindungan TKI Masa Pra Penempatan, Selama Penempatan, Dan
Purna Penempatan, (Jakarta : Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum Dan HAM
RI, 2013), hlm. 21.
45
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 20017 tentang Perlindungan Pekerja Migran
Indonesia.
32
dan hak yang sama dalam mengemukakan pendapat, berserikat, dan dan
berkumpul.
Asas kesetaraan dan keadilan gender adalah suatu keadaan pada saat
perempuan dan laki-laki menikmati status yang setara dan memiliki kondisi
yang sama untuk mewujudkan secara penuh hak asasi dan potensinya untuk
g. Asas nondiskriminasi
langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras,
orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan
Indonesia terekspoitasi.
i. Asas transparansi
j. Asas akuntabilitas
perundang-undangan.
k. Asas berkelanjutan
aspek kehidupan, baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang.
kepada tenaga kerja baik dalam hal memberikan santunan, tuntunan, maupun
34
Indonesia (TKI)
melampirkan foto copy buku nikah, Surat keterangan izin suami atau
istri, izin orang tua, atau izin wali yang di ketahui oleh kepala desa atau
46
Zaini Asyihadi, Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 84.
47
Pasal 13 Undang-Undang Nomor 18 tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran
Indonesia.
35
oleh atase ketenagakerjaan atau pejabat dinas luar negeri yang ditujuk,
failitas repatriasi.48
48
Pasal 21 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2018 Tentang Perlindungan Pekerja Migran
Indonesia.
49
Pasal 27 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2018 Tentang Perlindungan Pekerja Migran
Indonesia.
36
Hak adalah sesuatu yang harus dilakukan dan kewajiban adalah sesuatu
dengan kompentensinya;
pelatihan kerja.
setelah bekerja.
penempatan.
tujuan penempatan;
50
Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2017 tentang
Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.
38
kerja; dan
tujuan penempatan.
dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam negeri maupun di luar negeri
adalah hak dari setiap tenaga kerja . penempatan tenaga kerja diarahkan untuk
menempatkan tenaga kerja pada jabatan yang tepat sesuai dengan keahlian,
diantaranya:
51
Hardilan Rusli, Hukum Ketenagkerjaan Berdasarkan UU No. 13/2003 Tentang
Ketenagakerjaan Dan Peraturan Terkait Lainnya, Cetakan Kedua, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011),
hlm.21.
BAB TIGA
PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA
kerja di luar negeri atau Pekerja Migran Indonesia diatur dengan Undang-Undang
Pekerja Migran Indonesia. Hal ini dilakukan sekaligus sebagai review terhadap
Indonesia adalah segala upaya untuk melindungi kepentingan Calon Pekerja Migran
Indonesia dan/ atau Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya dalam mewujudkan
bekerja, dan setelah bekerja dalam aspek hukum, ekonomi, dan sosial.53
meningkatkan produktivitas Nasional. Di samping itu setiap orang lain yang berada
52
Rusinin, “Pengawsan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Melalui Pengerah Jasa Tenaga
Kerja Indonesia Di Provinsi Aceh”, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
(2011).
53
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 Angka 5 tetang Perlindungan Pekerja Migran
Indonesia.
54
Koesparmono Irsan Dan Armansyah, Hukum Tenaga Kerja, (Jakarta: Erlangga, 2016), hlm.
178.
39
40
Setiap warga pada dasarnya negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.55 Dalam konteks ini, memberikan hak-
hak kepada warga negara bukan hanya tanggungjawab tertulis atas nama hukum
semata, namun dilakukan atas nama kemanusiaan. Hak asasi manusia yang melekat
pada manusia secara kodrati sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, hak-hak ini
Pengingkaran terhadap hak asasi manusia tersebut merupakan suatu hal yang
warga negara khususnya Pekerja Migran Indonesia yang berkerja di luar negeri.
Secara umum, Pekerja Migran merupakan kelompok rentan terhadap berbagai jenis
Alasan yang mendasari hal tersebut adalah para migran maupun pekerja
migran bukan merupakan warga negara dari negara tempat mereka tinggal dan
negara tersebut. Perlindungan dari Pemerintah negara asal oleh karenanya menjadi
sangat penting bagi kelangsungan hidup dan pemenuhan hak-hak para pekerja
migran.
seluruh risiko kerja sesuai dengan jenis pekerjaan, dan membuat atau memperbaharui
moratorium. Ditelaah dari bentuk perlindungan yang diberikan oleh Pemerintah dan
lembaga terkait mulai dari tahap sebelum bekerja, masa bekerja, dan setelah bekerja.
57
Ibid, hlm. 162
42
dan pengawasan.
kondisi kerja.
setempat.
h. Fasilitasi repatriasi
43
meninggal dunia.
Indonesia di atas maka seharusnya pemeritah dapat melindungi para pekerja mulai
dari sebelum mereka bekerja, selama bekerja, dan bahkan hingga setelah mereka
Migran Indonesia dalam Pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa : Setiap calon Pekerja
dengan kompentensinya;
pelatihan kerja;
tanpa diskriminasi pada saat sebelum bekerja, selama bekerja, dan setelah
bekerja;
perjanjian kerja;
58
Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Pelindungan Pekerja
Migran Indonesia.
45
penempatan;
warga yang berkebangsaan Indonesia baik yang berada di dalam negeri maupun yang
berada di luar negeri. Namun seringkali negara gagal dalam melindungi Pekerja
Migran Indonesia yang berada di luar negeri. Tidak dapat di pungkiri bahwa sudah
Situasi ini tentu sangat ironi, apalagi dalam kenyataannya terjadi eksploitasi
terhadap para pekerja migran dalam rangka mencapai kemajuan di bidang ekonomi.
Pekerja Migran Indonesia yang bekerja di luar negeri, serta perlindungannya pada
Selain itu juga masih ada anggapan yang menyatakan bahwa para pekerja
tenaga kerja murah, lemah dan bersedia menerima kondisi kerja 3 D yaitu kotor
Akibat dari situasi di atas adalah hak-hak dasar dari kaum migran sangat mudah
Indonesia masih belum efektif mendapatkan perlindungan hukum dari negara tempat
dalam bentuk lain guna menjamin dihargainya hak-hak dari Pekerja Migran
Indonesia yang belum dapat dilaksanakan oleh negara tujuan. Hal tersebut di atas
dapat dilihat dari belum adanya perangkat hukum yang cukup memadai guna
melindungi Pekerja Migran Indonesia di suatu negara tempat dimana Pekerja Migran
negara sejauh ini hanya dapat dilihat dari bentuk peraturan dan perundangan yang
dilihat dari tiga aspek yaitu pra penempatan, penempatan dan purna penempatan.60
59
Atik Krustiyati “Optimalisasi Perlindungan Dan Bantuan Hukum Pekerja Migran Melalui
Promosi Konvensi Pekerja Migran Tahun 2000” Jurnal Dinamika Hukum Vol. 13 No.1 Januari 2013,
hlm. 141.
60
Fenny Sumardiani,“Peran Serikat Buruh Migran Indonesia Dalam Melindungi Hak Tenaga
Kerja Indonesia Di Luar Negeri”, Jurnal, Pandecta Volume 9 Nomor 2 Desember 2014, Hlm 256.
47
migran juga dapat melaksanakan pekerjaan dan mendapatkan kehidupan yang layak
pekerja migran dimulai dari tahap pra penempatan, tahap penempatan, dan tahap
Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia bab
Pekerja Migran Indonesia di luar negeri. Adapun tanggung jawab Pemerintah yaitu
61
Pasal 39 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlinduga Pekerja Migran
Indonesia.
48
perlindungan kepada Pekerja Migran Indonesia dari masa pra penempatan, masa
migran yang bekerja di luar negeri, Pemerintah bekerja sama dengan beberapa
Luar Negeri, dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
fungsi seperti untuk pemantauan legalisasi Perjanjian Kerja Sama Penempatan antara
PPTKIS dengan Mitra Usaha atau Pengguna, Perjanjian Penempatan Pekerja Migran
Indonesia antara PPTKIS dengan calon Pekerja Migran Indonesia, dan Perjanjian
Kerja antara Pekerja Migran Indonesia dengan Pengguna, dan beberapa fungsi
pasal 7.62
62
Pasal 7 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Dan Trasmigrasi Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Ataseketenagakerjaan Dan Staf Teknis Ketenagkerjaan Pada Perwakilan Republik Indoneia Di Luar
Negeri.
49
kepada pekerja migran namun kepada seluruh Warga Negara Indonesia (WNI).
kepada seluruh WNI yang bermasalah di luar negeri termasuk pekerja migran. Selain
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kementerian Luar Negeri, terdapat
negeri.
2004. Adapun PPTKIS yang merupakan badan hukum yang telah memperoleh izin
Ada perubahan signifikan dalam tata kelola migrasi tenaga kerja pada
63
Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor: Per.14/KA/2010 2010 tentang Kepala Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
50
1. Pemeritah pusat
pekerja migran atau pekerja migran saja, akan tetapi keluarga calon pekerja
Tahun 2017 ini mencantumkan secara jelas bentuk perlindungan apa saja
yang diberikan oleh Pemerintah pusat kepada pekerja migran pada masa
sebelum bekerja, selama bekerja, dan setelah bekerja. Adapun tata letak
tanggungjawab Pemerintah sangat jelas yang dimuat dalam satu bab yakni
2. Pemerintah provinsi
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
4. Pemerintah Desa
diketahui oleh kepala desanya sehingga jika pekerja migran terlibat masalah
dapat dibantu dan diketahui identitas pekerja migran tersebut melalui kepala
desa.
regulator tercantum dalam Pasal 45.65 Sehingga, terlihat jelas wewenang yang
dari Kementerian Luar Negeri dapat ditemukan dalam Pasal 45 huruf c yakni
melakukan kerja sama luar negeri untuk menjamin pemenuhan hak dan
(BNP2TKI)
64
Pasal 44 Undang-Unddang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindunga Pekerja Migran
Indonesia.
65
Pasal 45 Undang-Unddang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindunga Pekerja Migran
Indonesia.
66
Pasal 45 Huruf C Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindunga Pekerja
Migran Indonesia.
53
batasan yang jelas pada PPTKIS dalam perlindungan pekerja migran di luar
migran.
yang kompleks, karena hampir dalam setiap tahapan mulai dari perekrutan, masa
penempatan, hingga pasca penempatan para pekerja migran sangat rawan terhadap
67
Pasal 82 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
68
Pasal 52 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindunga Pekerja Migran
Indonesia Di Luar Negeri.
54
pada sektor-sektor domestik yang mana pekerjaan tersebut adalah sudah ditinggalkan
atau tidak diminati oleh warga negara pemberi kerja karena kondisi kerja yang keras,
upah, status rendah, dan perlindungan minim. Sehingga hal ini menyebabkan
seperti;
majikan
f. Tidak mendapatkan upah yang sesuai bahkan tidak dapat sama sekali
Migran Indonesia
bahwa ada beberapa hal yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2017
harkat dan martabat nya, dalam beberapa kasus yang pernah menimpah Pekerja
berupa penganiayaan. Ini merupakan bukti nyata bahwa hak-nya untuk mendapat
perlakuan yang manusiawi telah di rampas. Dalam hal ini, harusnya mereka
mendapatkan rasa aman dan hak untuk mendapatkan perlindungan dari negara
terhadap kekerasan fisik. Padahal, para pekerja migran Indonesia telah melakukan
69
Endar Susila, “Rekonstruksi Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Dalam
Perspektif UU No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di
Luar Negeri Yang Berbasis Nilai Keadilan”, Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum QISTIE Vol.9 No. 2
November 2006, hlm, 161.
56
Kedua, hak untuk diberikan bantuan hukum sesuai dengan ketentuan perturan
Dalam beberapa kasus pemberian bantuan hukum yang diberikan oleh Pemerintah
kasus cepat terselesaikan. Inilah yang harusmya di benahi oleh instansi terkait
masih belum mampu melindungi warga negaranya yang bekerja di luar negeri dari
tersebut tidak mencerminkan cita hukum bangsa Indonesia sebagai nilai positif yang
tertinggi yakni pancasila khususnya sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab,
yang menempatkan manusia sebagai makhluk yang memiliki harkat dan martabat.
(tool) sarana untuk mewujudkan ide, cita dan harapan-harapan perwujudan nilai-nilai
keadilan kemanusiaan. Keadilan kemanusiaan hanya akan ada bila hak asasi manusia
di hormati.
BAB EMPAT
PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup dalam pembahasan skripsi ini, dimana di
dalamnya penulis akan menarik beberapa kesimpulan dan juga intisari yang
4.1. Kesimpulan
bekerja, dan setelah bekerja dalam aspek hukum, ekonomi, dan sosial.
Migran Indonesia sejauh ini dapat dilihat dari bentuk peraturan perundangan
Indonesia setidaknya dapat dilihat dari tiga aspek yaitu pra penempatan,
4.2. Saran
57
58
sesuai dengan nilai keadilan, serta Membatasi pekerja asing untuk bekerja
kesadaran hukum yang lebih baik agar hak-haknya dapat terpenuhi baik
pada waktu pra penempatan, selama penempatan, maupun pada masa purna
DAFTAR PUSTAKA
I. BUKU
Hadi Subhan DKK, Perlindungan TKI Masa Pra Penempatan, Selama Penempatan,
Dan Purna Penempatan, Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementerian Hukum Dan HAM RI, 2013.
Koesparmono Irsan Dan Armansyah, Hukum Tenaga Kerja, Jakarta: Erlangga, 2016.
Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum
Normatif dan Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Cet ke-6, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010.
Rusjdi Ali Muhammad, Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Syariat Islam:
Mengenal Jadi Diri Manusia, Jakarta:Ar-Raniry Press Dan Mihrab, 2004.
58
Taqwaddin Husni, Sisi Lain Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat, Banda Aceh:
Bandar Publishing, 2018.
Lalu Husni, Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri,
Jurnal Mimbar Hukum Volume 23, Nomor 11, Februari 2011.
V. SUMBER WEBSITE
Nova Andrian