FARMASETIK DASAR
Semester Genap T.A 2021/2022
Dosen Pengampu :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2022
DAFTAR ISI
Lampiran……………………………………………………..………………………………… 29
TATA TERTIB PRAKTIKUM
A. RESPONSI
1. Responsi yang dimaksud pada praktikum ini adalah responsi awal (pintu) dan responsi akhir.
2. Praktikan wajib mengikuti responsi disetiap pelaksanaan praktikum, bagi yang tidak
mengikuti respon dengan alasan apapun tidak dibenarkan mengikuti praktikum.
3. Praktikan wajib mengikuti respon pintu sebelum masuk praktikum, praktikan yang tidak
lulus respon pintu, maka tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
4. Praktikan wajib mengikuti responsi akhir yang dilaksanakan diakhir praktikum. Respon
akhir yang dimaksud adalah respon tertulis.
5. Hasil respon akhir disusun dengan rapi dan dilampirkan pada jurnal praktikum, kemudian
diperiksa dan dinilai oleh asisten.
B. Praktikum
1. Praktikan adalah Mahasiswa Farmasi Universitas Khairun yang sedang memprogramkan Mata
Kuliah / Praktikum Farmasetika Dasar
2. Praktikan diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan praktikum (KEHADIRAN 100%)
3. Praktikan tidak diperkenankan menggunakan pakaian berbahan kaos dan jeans selama
praktikum
4. Pada waktu bekerja dilaboratorium, praktikan diwajibkan memakai jas praktikum bersih
dan tanda pengenal berupa papan nama. Praktikan diwajibkan mengenakan alat pelindung
diri standar yaitu masker dan sarung tangan saat menangani bahan.
5. Praktikan wajib membawa penuntun, alat dan bahan perorangan/perkelompok yang akan
digunakan pada saat praktikum.
6. Selama praktikum berlangsung, praktikan dilarang menggunakan handphone atau media
lain yang tidak terkait dengan kegiatan praktikum.
7. Area laboratorium (ruangan laboratorium dan koridor) adalah area bebas asap rokok
8. Praktikan wajib menjaga sikap dan sopan santun kepada seluruh peserta praktikum
(Mahasiswa, Dosen, Asisten dan Laboran).
9. Praktikan diwajibkan datang 15 menit sebelum praktikum dimulai untuk mempersiapkan
alat serta bahan yang akan di gunakan selama praktikum. Bagi mahasiswa yang terlambat
tanpa alasan yang jelas dianggap tidak hadir dan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum
pada hari itu.
10. Praktikan wajib membuat menyelesaikan jurnal sebelum praktikum selesai.
11. Praktikan hanya diperbolehkan menggunakan alat dan bahan yang diambil melalui bon
alat dan bahan dari laboran.
12. Setiap praktikan bertanggung jawab atas kebersihan bahan dan menjaga bahan
dari kontaminasi
13. Praktikan diwajibkan mengembalikan bahan dan ke tempatnya semula setelah
praktikum berakhir. Bacalah baik-baik label wadah. Bahan yang kurang/habis supaya
dilaporkan kepada dosen pendamping praktikum
14. Praktikan diwajibkan memeriksa dan mencocokkan alat-alat dengan daftarnya setiap mulai
dan selesai praktikum bila ternyata tidak cocok (pecah/hilang) segera melapor kepada dosen
pendamping praktikum. Praktikan diwajibkan mengganti alat-alat yang pecah/hilang.
15. Praktikan yang telah menyelesaikan pelatihan/percobaan ditugaskan, diharuskan
segera mengembalikan alat.
16. Praktikan wajib menjaga kebersihan ruangan, alat dan meja praktikum
17. Selama praktikum berlangsung, praktikan tidak boleh meninggalkan laboratorium tanpa
izin dosen atau asisten pembimbing.
18. Apabila terdapat materi atau penjelasan yang kurang dimengerti, praktikan berhak
meminta penjelasan ulang kepada penanggung jawab materi.
19. Praktikan dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok bertanggung jawab
atas peralatan yang digunakan.
20. Untuk penilaian proses praktikum adalah sebagai berikut :
a. Respon dan Kelengkapan Praktikum, merupakan SYARAT MASUK praktikum. Nilai
lulus responsi ≥60, dan jika praktikan tidak memenuhi nilai tersebut maka praktikan
tetap dipersilahkan masuk dan mengikuti praktikum DENGAN NILAI
AKTIVITAS/KEHADIRAN DIPOTONG 50% (Nilai Aktivitas/Kehadiran merupakan
10% dari total nilai keseluruhan)
b. Nilai Responsi akhir, merupakan 10% dari nilai total keseluruhan
c. Nilai Keterampilan, merupakan 25% dari nilai total keseluruhan.
d. Nilai Jurnal, merupakan 20% dari nilai total keseluruhan.
e. Nilai Ujian Praktikum, merupakan 35% dari nilai total keseluruhan
21. Syarat Ujian Akhir Praktikum adalah mahasiswa wajib membuat laporan lengkap
individu serta nilai pada kartu kontrol praktikum telah lengkap terisi.
LITERATUR YANG WAJIB TERSEDIA SELAMA PRAKTIKUM
Peralatan dan buku-buku yang disediakan dilaboratorium dapat Anda pergunakan selama
praktikum berlangsung. Peralatan dan buku-buku yang tersedia harus Anda
pertanggungjawabkan bila terjadi kerusakan/pecah atau hilang.
TATA CARA
PENGGUNAAN ALAT TIMBANGAN (NERACA)
1. Diperiksa apakah semua komponen timbangan/neraca sudah lengkap dan sesuai pada
tempatnya dengan mencocokkan nomor-nomor yang terdapat pada komponen tersebut
2. Periksa kedudukan timbangan sejajar atau rata, dapat dilihat dari posisi jarum anting dengan
alas anting harus tepat. Jika belum tepat, atur tombol pengatur tegaknya timbangan
3. Periksa apakah posisi pisau sudah tepat pada tempatnya. Jika sudah, tuas penyangga diputar
hingga timbangan terangkat dan akan kelihatan apakah piringnya seimbang atau berat sebelah.
Jika tidak seimbang kita dapat memutar mur kiri atau kanan sesuai dengan keseimbangannya
hingga neraca seimbang
4. Letakkan kertas perkamen di atas kedua piring timbangan, kemudian lihat apakah neraca
seimbang atau berat sebelah. Jika belum seimbang, lakukan dengan penambahan sedikit kertas
atau batu penara pada salah satu piring timbangan hingga neraca menjadi seimbang. Tidak
diperkenankan menara dengan anak timbangan. Selanjutnya, penimbangan bahan-bahan atau
obat dapat dimulai
5. Alas bahan atau wadah bahan untuk menimbang terlebih dahulu harus disetarakan.
6. Cara penimbangan bahan-bahan atau obat:
a. Bahan padat (serbuk, lilin) : ditimbang di atas kertas perkamen. Bahan-bahan yang
dipersyaratkan untuk diayak, penimbangan bahan dilakukan setelah diayak terlebih
dahulu.
b. Bahan setengah padat (vaselin, adeps lanae) : ditimbang diatas kertas perkamen atau
cawan penguap.
c. Bahan cair : ditimbang di atas kaca arloji, cawan penguap, atau langsung dalam botol atau
wadah.
d. Bahan cair kental :
o Extr.Belladone, Extr.Hyosiami : ditimbang di atas kertas perkamen.
o Ichtyol : ditimbang di atas kertas perkamen yang sebelumnya dibasahi dengan
parafin cair atau vaselin.
o Bahan oksidator (KMnO4, Iodin, Argenti nitras), ditimbang pada gelas timbang atau
gelas arloji yang dapat ditutup.
o Bahan yang bobotnya kurang dari 50 mg dilakukan pengeceran.
e. Bahan yang akan ditimbang diletakkan di daun timbangan sebelah kanan, dan anak
timbangan diletakkan di daun timbangan sebelah kiri.
f. Bahan obat yang beratnya lebih dari 1g, hendaknya ditimbang di timbangan gram. Daya
beban 250 gram – 1000 gram dengan kepekaan sebesar 200 mg. Bobot yang boleh
ditimbang : 1 gram – 500 gram
g. Bahan obat yang beratnya kurang dari 1 g, di timbangan milligram. Daya beban 25 mg –
50 mg dengan kepekaan sebesar 5 mg. Bobot yang boleh ditimbang : 50 mg - < 1 gram.
h. Setelah selesai menimbang, bahan obat terus dimasukkan ke dalam tempat (mortir, beker
glass, labu takar, atau lainnya) untuk siap dikerjakan. Sedangkan botol tempat bahan obat
segera dikembalikan ke tempat semula. Tidak boleh menimbang obat kalau belum akan
dikerjakan.
i. Catatlah segala penimbangan yang saudara lakukan.
Gambar 1.
Timbangan/Neraca
Keterangan :
1. Papan Landasan Timbangan
2. Tombol Pengatur Tegaknya Berdiri Timbangan
3. Waterpass (pengatur keseimbangan timbangan)
4. Jarum
5. Skala
6. Tuas Penyangga
7. Pisau Tengah
8. Pisau Tangan
9. Tangan Timbangan
10. Tombol/Mur Pengatur Keseimbangan
11. Piring Timbangan
PRAKTIKUM I
Takaran / Jumlah
Tulisan Dalam Resep Latin Arti
c. Cochlear Sendok makan (15mL)
cp. Cochlear pultis Sendok bubur (8mL)
cth. Cochlear theae Sendok the (5mL)
Gtt. Guttae Tetes
p.d..sig. Pro dose singulari Untuk dosis tunggal
conc. Concentratus Pekat
Bahasa Perintah
Tulisan Dalam Resep Latin Arti
a.a. Anna/ana Masing-masing
a.d Ad Sampai
add Addle Tambahkan
ad.libit Ad libitum Sesukanya
agit. Agita, agitetur Kocok/kocoklah
cito Cito Segera
d.d. De die Sehari / Setiap hari
da.ad.lag. Da ad lagenam Berikan dalam botol
d.c.f Da cum formula Berikan dengan resepnya
det. Detur Diberikan
d.in.2.plo Da in duplo Berikan dua kali banyaknya
d.in.3plo Da in triplo Berikan tiga kali banyaknya
d.i.d Da in dimidio Berikan setengahnya
d.s Da signa Berikan dan tandailah
d.t.d Da tales doses Berikan dengan takaran sebanyak
div.in.part.aeq. Divide in partes aequales Bagi dalam bagian yang sama
haust. Haustus Sekali minum
iter iteretur Ulang
i.m.m In manus medicine Berikan kepada dokter
m.i. Mihi ipsi Pemakaian sendiri
m.f. Misce fac Campur, buatlah
nedet. Ne detur Belum diberikan
n.i Ne iteretur Tidak diulang
p.i.m Periculum in mora Berbahaya jika ditunda
p.r.n. Pro re nata Bila perlu
R/ Recipe Ambillah
r.p. Recente paratus Segar (dibuat baru)
p.c.c Pro copy conform Disalin sesuai aslinya
s. Signa Tandai
s.n.s Si necesse sit Bila perlu
s.o.s Si opus sit Bila perlu
q.s. Quantum satis Secukupnya
q.v. quantum volueris Sebanyak anda suka
u.p Usus propius Untuk digunakan sendiri
u.c Usus cognitus Cara pakai sudah diketahui
Lokasi Penggunaan
Tulisan Dalam Resep Latin Arti
a.d. Auris Dextrae Telinga Kanan
a.s. Auris Sinister Telinga Kiri
us. ext. / u.e. Usus Externum Untuk Pemakaian Luar
ext.ut. Externe Untendum Pemakaian Sebagai Obat Luar
us.int. Usus Internum Untuk Pemakaian Dalam
loc.dol Locus dolens Tempat yang nyeri
i.v Intra vena Ke dalam pembuluh darah
i.m Intra muscular Ke dalam jaringan otot
oc. Oculus Mata
o.d. Oculus dexter Mata Kanan
o.s. Oculus Sinister Mata Kiri
p.o Per oral Melalui mulut
s.c Sub cutan Di bawah kulit
oris Oris Mulut
fl Flesh Botol
Bentuk Sediaan
Tulisan Dalam Resep Latin Arti
ampl. Ampula Ampul
aurist. Auristillae Obat Tetes Telinga
bol. Boli Pil Besar
caps. Capsule Kapsul
collut. Collutio Obat Cuci Mulut
Collun. collunarium Obat semprot hidung
garg. Gargarisma Obat Kumur
crem. Cremor Krim
emuls. Emulsum Emulsi
Lin. Linimentum Obat Gosok
Liq. Liquidus Cair
pulv. Pulveres Serbuk Terbagi
narist. Naristillae Obat Tetes Hidung
oculent. Oculentum Salep Mata
past.dentifr. Pasta Dentrificia Pasta Gigi
pil. Pilula Pil
pot. Potio Obat Minum
pulv. Pulvis Serbuk
pulv.adsp. Pulvis Adspersorius Serbuk Tabur
troch trochiscus Tablet hisap
Ung/ungt. Unguentum Salep
Supp. Suppositorium Suppositoria
sol. Solutio Larutan
Keterangan waktu
Tulisan Dalam Resep Latin Arti
a m. Ante meridiem Sebelum tengah hari
a.n. Ante nocte Sebelum tengah malam
a.c. Ante coenam Sebelum makan
d.c. Durante coenam Selagi makan
feb.dur. Febri durante Sewaktu demam
p.c. Post coenam Setelah makan
i.s. inter sibos Antara dua waktu makan
h.d. Hora decubitus Pada waktu tidur
h.m. Hora matutina Pagi hari
h.s Hora somni Pada waktu hendak tidur
h.v. Hora vespertina Pada malam hari
m.et.v. Mane et vespere Pagi dan malam
o.m. Omni manae Tiap pagi
o.n. Omni nocte Tiap tengah malam
q.h. Quaquw hora Tiap jam
Angka
Angka Lambang Latin Angka Lambang Latin
1 I Unus: satu 30 XXX Triginta
2 II Duo 40 XL Quadraginta
3 III Tres 50 L Quinquaginta
4 IV Quattor 60 LX Sexaginta
5 V Quinque 70 LXX Septuaginta
6 VI Sex 80 LXXX Octoginta
7 VII Septem 90 XC Nonaginta
8 VIII Octo 100 C Centum
9 IX Novem 200 CC Ducenti
10 X Decem 300 CCC Trecenti
11 XI Undecem 400 CD Quadringenti
12 XII Duodecim 500 D Quingenti
13 XII Terdecim 600 DC Sescenti
14 XIV Quattor decim 700 DCC Septingenti
15 XV Quin decim 800 DCCC Octingenti
16 XVI Sedecim 900 DCCCC Nongenti
17 XVII Septen decim 1000 M Mille
18 XVIII Duo deviginti
19 XIX Undeviginti
20 XX Viginti
I.2.2 Penandaan Obat
Penggolongan obat berdasarkan penandaan
a) Obat Keras
: Obat keras tidak dapat dibeli dengan bebas di apotek melainkan harus menggunakan
resep dokter.
b) Obat Bebas
: Obat yang bisa dibeli tanpa resep Dokter. Pada kemasan diberi tanda lingkaran
hijau dengan garis tepi bewarna hitam
: Obat yang termasuk obat keras namun dalam jumlah tertentu masih dapat dijual
di apotek dan dapat dibeli tanpa resep dari dokter. Selain itu, disertai pula tanda
peringatan pada kemasannya, seperti berikut:
d) Narkotika
INSCRIPTIO
PRAESCRIPTIO
SIGNATURA
SUBSCRIPTIO
n/n+12 x DM dewasa
n/20 x DM dewasa
n/150 x DM dewasa
Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh merupakan perhitungan dosis yang
lebih akurat ketimbang menggunakan rumus perhitungan dengan umur saja, atau dengan berat
badan saja, perhitungan dosis BSA (Body Surface Area) ini yang sebaiknya dilakukan terutama
untuk pasien pediatrik/anak-anak :
3600
Setelah Luas permukaan tubuh (BSA) dihitung, maka dimasukkan kedalam persamaan
Crowford-Terry-Rourke dibawah ini untuk melakukan konversi/penyesuaian dari dosis dewasa ke
dosis anak-anak.
Contoh Perhitungan DM
R/ Extract Belladone 0,12 20 mg/80 mg
m.f.pulv No. XV
det (ne detur) untuk obat yang
S. 3dd1 Pulv belum diberikan
_______________________________det orig__________
5. Nomor resep dan tanggal
Cap pembuatan resep.
Pcc Apotek
(Paraf Apoteker)
No R : Tgl : / /2021
No R : Tgl : / /2021 No. RM :
No. RM : Nama :
Nama :
X Sehari Sendok Teh / Sendok Makan
X Sehari Tablet/Kaplet/Kapsul/Bungkus Jam = Sebelum /Sesudah Makan
Jam = Sebelum /Sesudah/Saat Makan
KOCOK SAAT AKAN DIMINUM
INSTALASI FARMASI
RSUD KOTA TERNATE
Jl. Saleh Efendi, Kel. Stadion, Ternate
No R/ : Tgl : / /2021
No. RM :
Nama :
Aturan Pakai :
OBAT LUAR
PRAKTIKUM III
PULVIS / PULVERES / SERBUK
d. Mahasiswa diminta untuk mengisi hasil racikan ke dalam cangkang kapsul sesuai
ukuran. Ukuran cangkang kapsul ditentukan berdasarkan hasil perhitungan bahan.
e. Mahasiswa diminta untuk mengemas sediaan sesuai dengan bentuk sediaannya.
Untuk sediaan kapsul, mahasiswa diminta untuk mengemasnya ke dalam sak obat
f. Mahasiswa diminta untuk memberi etiket dan mengumpulkan sediaan kepada
pengawas
g. Ketika waktu habis, seluruh kegiatan pengerjaan harus dihentikan
h. Langkah kerja yang lebih terperinci disesuaikan dengan resep yang diperoleh dan
dikomunikasikan dengan asisten pendamping.
PRAKTIKUM V
SUPPOSITORIA
Macam-Macam Suppositoria
1. Rektal Supositoria rectal (anus), dimasukkan dengan menggunakan tangan
Bentuk seperti peluru dengan panjang + 32 mm (1,5 inci)
Berat supositoria untuk orang dewasa 3 g dan untuk anak-anak 2 g
2. Vaginal Suppositoria = Ovula = Pessary, dimasukkan ke dalam vagina dengan alat.
3. Urethral Suppositoria = Bacilla = Bougies, dimasukkan ke dalam urethra (saluran kemih)
pria dan wanita
V.3 Alat dan Bahan Praktikum
V.3.1 Alat Praktikum
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah erlenmeyer (50 ml, 100 ml 250
ml), gelas beaker (100 ml, 250 ml, 1000 ml), gelas ukur (5 ml, 10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml),
corong (75 ml), kompor listrik, penangas air, lumpang, alu, timbangan kasar, timbangan gram
halus, timbangan miligram, anak timbangan gram, anak timbangan miligram, sendok tanduk,
sudip, botol cokelat, kaca arloji, cetakkan suppositoria.
V.3.2 Bahan Praktikum
Aquadest, Alkohol, Amminophylline, Fenobarbitallum, Oleum Cacao, Cera Alba.
LARUTAN
VI.2.2 Suspensi
Defenisi:
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung bahan padat obat padat dalam bentuk halus dan
tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak boleh cepat
mengendap dan bila dikocok perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi kembali. Suspensi
merupakan sediaan cair yang heterogen yang terdiri dari dua fase (padat dan cair) dan salah satu
fase tak terlarut dan terdispersi dalam fase lainnya.
Zat Pensuspensi:
Gom arab (serbuk + 2 gr/100 ml, Metal Celulosa 0,5-2%
mucilage 10-20 ml/ 150 ml) Na CMC 0,25-2%
Tragacant 1-2% Bentonite 2-5%
Pati 2% CMC 0,5-2%
Sodium alginate 1-2% Veegum 0,5-2%
Komponen penyusun Suspensi:
1. Zat aktif (padat yang tidak larut)
2. Pembawa (air)
3. Zat pensuspensi
4. Zat pengawet
5. Antioksidan
6. Pewarna, bau dan rasa
Metode pembuatan suspensi yang paling umum digunakan adalah Metode Dispersi, dimana zat
padat yang mudah dibasahi dan didispersikan dengan medium pandispersi. Contoh: zat padat
digerus dengan zat pensuspensi kemudian ditambahkan air (zat + PGS + air 7x berat PGS yang
digunakan). Zat pensuspensi dihitung dari berat total sediaan yang akan dibuat
Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian, dapat dipilih salah satu bahan
dasar sebagai berikut :
1. Dasar salep senyawa Hidrokarbon, misalnya vaselin putih, vaselin kuning, atau campurannya
dengan malam kuning atau dengan malam putih, atau dengan senyawa hidrokarbon lain yang
cocok.
2. Dasar salep serap, yaitu dapat menyerap air antara lain : adeps lanae, lanolin, unguentum
simplex (campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian minyak wijen), Hydrophilic
petrolatum.
3. Dasar salep dapat dicuci air, misalnya emulsi tipe M/A seperti Vanishing Cream dan
Emulsifying Ointment B.P.
4. Dasar salep yang dapat larut dalam air, misalnya polyethylenglikol ointment USP (campuran
PEG 4000 40% dengan PEG 400 60%).
Homogenitas
Jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus
menunjukkan susunan yang homogen. Penandaan : Pada etiket harus tertera “Obat Luar”.
Aturan Umum Pembuatan Salep:
1. Bahan obat yang dapat larut dalam campuran dasar salep, dilarutkan di dalamnya bila perlu
dengan pemanasan rendah.
2. Bahan obat yang tidak larut dalam dasar salep, dijadikan serbuk halus No. 100 kemudian
digerus dengan setengah sampai sama berat dengan dasar salep.
3. Bahan –bahan obat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu menyerap
air tersebut, dilarutkan dulu dalam air, larutan dimasukan sedikit-sedikit ke dalam dasar salep.
Air yang digunakan dikurangi dengan basis salep.
4. Bahan-bahan dasar salep yang dibuat dengan pemanasan/ pelelehan di atas tangas air, harus
dilelehkan/ dicairkan terlebih dahulu. Setelah mencair selalu harus diaduk sampai dingin. Salep
yang lebih banyak mengandung bahan obat padat dibandingkan dengan bahan dasar salepnya
sehingga konsistensinya agak lebih kasar dibandingkan salep, disebut PASTA.
VII.2.2 Krim
Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60% air,
dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim terdiri dari:
1. Krim tipe Air dalam Minyak (A/M) atau Water in Oil (W/O)
2. Krim tipe Minyak Dalam Air (M/A) atau Oil in Water (W/O)
Untuk membuat krim diperlukan emulgator atau surfaktan. Untuk krim tipe air dalam minyak
digunakan emulgator sabun polivalen, span, adeps lanae, cholesterol, cera. Sedangkan untuk
membuat krim tipe minyak dalam air digunakan emulgator tween, Na. Lauryl Sulfat, Kunung telur,
gelatin, Casseinum, CMC, Pectinum, Emulgid. Untuk menstabilkan krim dapat ditambahkan
antioksidan dan pengawet Nipagin (0,12% -0,18%) atau Nipasol (0,02% - 0,16%)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.
European Pharmacopoeia. (2005). European Pharmacopoeia 5th edition. Europe, secretariat of the
European Pharmacopoeia for the quality of medicine.
Rowe, R.C. et Al. (2002). Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Edition, The
Pharmaceutical Press, London.
Tim Dosen Universitas Hasanuddin. (2020). Modul Praktikum Farmasetika Dasar. Universitas
Hasanuddin Makassar.