Inter Hasil Belajar - En.id
Inter Hasil Belajar - En.id
com
Jurnal Internasional Pendidikan, Teknologi Informasi dan Lainnya (IJEIT),April 2023, 6 (2), 245-260 DOI:
https://doi.org/10.5281/zenodo.7901708 p-ISSN: 2654-2528 e-ISSN: 2623-2324
1,3,4,5Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pattimura
Universitas, Indonesia
2Program Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pattimura
Universitas, Indonesia.
Abstrak
Diterima: 6 April 2023 Identifikasi faktor-faktor dominan yang mempengaruhi hasil belajar siswa,
Diperbaiki: 13 April 2023 bertujuan untuk mengetahui (mendiagnosis) permasalahan yang dihadapi
Diterima: 26 April 2023 dalam pembelajaran sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Pemilihan faktor yang paling berpengaruh
dapat dilakukan dengan menggunakan analisis komponen utama. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor utama yang
mempengaruhi hasil belajar IPA siswa SMP di kota Masohi Kabupaten Maluku
Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 8 di empat SMP di
kota Masohi yang berjumlah 180 orang. Instrumen penelitian berupa angket
untuk mengukur 8 variabel yang disusun berdasarkan skala likert. Penentuan
faktor-faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa dilakukan dengan
menggunakan analisis komponen utama, dengan bantuan software SPSS versi
18.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di SMP Islam Negeri 2 Masohi
faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar IPA siswa adalah minat,
motivasi, sarana prasarana, dan orang tua, sedangkan faktor kedua adalah
guru dan teman sebaya, sedangkan di SMP Negeri 1, 2 dan 3 Masohi, ternyata
faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar IPA siswa adalah guru, sarana
prasarana, teman sebaya dan orang tua, sedangkan faktor kedua adalah
minat dan motivasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
utama yang mempengaruhi hasil belajar pada SMP di Kota Masohi berbeda-
beda.
Cara Mengutip:Sinay, H., Wenno, I., Pulu, S., Untajana, S., & Dulhasyim, AB (2023). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Hasil Belajar IPA Siswa.Jurnal Internasional Pendidikan, Teknologi Informasi, dan Lainnya,6(2),
245-260. https://doi.org/10.5281/zenodo.7901708
PERKENALAN
Di SMP, mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Kimia termasuk dalam mata pelajaran IPA.
Menurut Faisal dan Sonya. (2019) tujuan pembelajaran IPA adalah mempersiapkan peserta
didik menjadi warga negara yang baik berdasarkan Pancasila (dasar ideologi negara
Indonesia) dan UUD 1945 dengan menitikberatkan pada pengembangan individu yang
mampu memahami permasalahan lingkungan hidup, baik yang ada di lingkungan hidup
maupun lingkungan hidup. lingkungan sosial yang membahas interaksi manusia dan
lingkungan alam.
245
Sinay, H., Wenno, I., Pulu, S., Untajana, S., & Dulhasyim, AB /Jurnal Pendidikan Internasional,
Teknologi Informasi dan Lainnya (IJEIT)6 (2), 245-260
Sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, Fisika, Kimia dan Biologi dipandang
penting sebagai landasan dalam kaitannya dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Barnabas et al., 2019), serta mempengaruhi dan berkaitan langsung dengan
berbagai bidang kehidupan dan pekerjaan yang ada. berbasis informasi dan teknologi (Das
dkk, 2014). Menurut Mekonnen (2014), tanpa adanya ilmu pengetahuan alam, manusia akan
kesulitan menjelajahi alam semesta. Rull (2014) menyatakan bahwa pemahaman IPA
membantu dalam memahami isi alam semesta sedangkan bagi siswa membantu
mengembangkan keterampilan observasi, ketelitian, kemampuan analisis, dan berpikir
kreatif, sehingga penguasaan IPA sangat diperlukan dan tidak dapat dihindari oleh siswa
(Wenno , 2014; Wenno et al., 2016; Prachagool dan Nuangchalerm, 2019).
Tidak hanya Fisika, Biologi juga menjadi salah satu mata pelajaran yang dianggap
membosankan bagi siswa, khususnya siswa SMP. Menurut Gottlieb dkk. (2007), Biologi merupakan
ilmu yang sangat berguna dalam memecahkan permasalahan kehidupan dan dalam upaya
memahami ilmu-ilmu lainnya. Meskipun sering dianggap sebagai salah satu pelajaran IPA yang
tergolong “mudah”, namun kenyataannya bagi sebagian siswa, pembelajaran biologi selalu tidak
mudah, karena terdapat materi-materi yang memerlukan pengetahuan konsep dasar dan tingkat
penguasaan sains Biologi secara keseluruhan. Selain itu, adanya anggapan bahwa Biologi sebagai
mata pelajaran yang membosankan, banyak mengandung hafalan, dan monoton sehingga
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.
Rendahnya hasil belajar siswa terhadap IPA disebabkan oleh banyak faktor,
seperti faktor internal dan eksternal (Tatar et al., 2016). Faktor internal dapat berupa
sikap, motivasi, minat, pengetahuan, keterampilan, harapan, asumsi, dan tujuan
(Nyoni et al., 2017), sedangkan faktor eksternal adalah kondisi lingkungan belajar
siswa (Byers et al., 2018 ), seperti penggunaan metode pengajaran oleh guru (Bal
Tastan et al., 2018), lingkungan keluarga, dan ketersediaan sarana dan prasarana
pembelajaran (Ramli dan Zain, 2019; Sutriayu et al., 2020). Rendahnya hasil belajar
siswa dalam pembelajaran juga disebabkan karena, IPA khususnya fisika selama ini
dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh siswa, apalagi jika materinya
berkaitan dengan perhitungan matematis (Baran, 2016).
Begitu pula dengan siswa SMP di Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah. Di
sekolah-sekolah tersebut, secara umum persepsi dan pemahaman siswa terhadap
mata pelajaran IPA juga masih dipengaruhi oleh berbagai aspek seperti minat dan
motivasi siswa, fasilitas penunjang pembelajaran berupa laboratorium, gaya atau
metode mengajar guru, serta dukungan orang tua dan lingkungan. pengaruh
seperti rekan-rekan mereka.
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara terbuka kepada guru mata
pelajaran IPA diketahui bahwa hasil belajar siswa pada SMP di kota Masohi masih
rendah. Hal ini disebabkan siswa masih belum memiliki minat yang besar terhadap
sains. Siswa juga belum memahami manfaat sebenarnya dari pembelajarannya.
Siswa belajar sebentar dan mendapat nilai untuk kemajuan dan/atau kelulusan. Di
sisi lain, cara mengajar dan cara guru serta fasilitas pendukung yang sangat minim
menyebabkan rendahnya minat dan motivasi siswa, sehingga sangat menentukan
dan mempengaruhi hasil belajarnya.
Menurut Leinhard dan Leinhard (2013) kesulitan belajar merupakan hal yang
sangat kompleks karena berkaitan dengan aspek emosional siswa, berpeluang menjadi
ancaman, hambatan atau gangguan dalam belajar, sehingga secara substansial
mempengaruhi kemampuan belajar siswa, dan juga akademik siswa. pencapaian.
- 246 -
Sinay, H., Wenno, I., Pulu, S., Untajana, S., & Dulhasyim, AB /Jurnal Pendidikan Internasional,
Teknologi Informasi dan Lainnya (IJEIT)6 (2), 245-260
Ma'rifah (2017) menyatakan bahwa anak yang mengalami kesulitan belajar menunjukkan ciri-ciri
seperti kesulitan dalam mengerjakan tugas akademik sekolah, hingga prestasi belajar yang
menurun jauh dari potensi sebenarnya yang diharapkan.
Ullah dkk. (2013) melaporkan bahwa motivasi siswa dalam belajar dipengaruhi oleh
lingkungan sekolah dan juga lingkungan keluarga. Identifikasi faktor-faktor dominan yang
mempengaruhi hasil belajar siswa, bertujuan untuk mengetahui atau mendiagnosis
permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran baik yang berasal dari
dalam (internal) siswa, maupun dari luar (eksternal) siswa, sehingga dapat dilakukan tindakan
preventif dan korektif. baik sehingga diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan sesuai
rencana dengan hasil yang maksimal.
Sebelumnya telah dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa
Hasil belajar terdiri dari banyak faktor yang dikelompokkan menjadi dua kelompok besar
yaitu faktor dalam dan faktor luar. Dari kedua faktor tersebut, kita akan mencari faktor
mana yang paling mempengaruhi hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Pemilihan
faktor yang paling berpengaruh dapat dilakukan dengan menggunakan analisis
komponen utama. Hal ini merupakan bagian dari analisis faktor yang dilakukan untuk
mereduksi sejumlah besar variabel menjadi sejumlah variabel baru yang dipilih (Howard,
2016), sehingga variabel baru tersebut dapat dijadikan sebagai variabel yang paling
berpengaruh, dalam hal ini pembelajaran. hasil IPA siswa SMP di Kota Masohi Kabupaten
Maluku Tengah. Jadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor
dominan utama yang sangat mempengaruhi hasil belajar IPA siswa kelas 8.th
siswa kelas satu SMP di Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah.
METODE
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMP yang ada di Kota Masohi
Kabupaten Maluku Tengah. Sedangkan sekolah sampelnya berjumlah 4 SMP.
Sampel sekolah ditentukan secara acak. Seluruh nama sekolah ditulis di atas
kertas, digulung, kemudian diacak dan dipilih sebanyak 4 sekolah. Sekolah
terpilih inilah yang menjadi lokasi pelaksanaan penelitian.
Kemudian pada masing-masing lokasi ditentukan kelas-kelas yang akan dijadikan
sampel. Di setiap sekolah, 2 8thkelas kelas diambil. Kelas yang dituju dipilih dengan
cara yang sama seperti penentuan sampel sekolah, Nama semuanya 8thnilai di
sekolah ditulis di kertas dan diacak. Kemudian, 2 kelas tersebut diperoleh setelah
kertas diundi. Oleh karena itu, siswa pada dua kelas yang dipilih menjadi sampel
penelitian yaitu 8 orangthsiswa kelas pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.
Nama sekolah dan jumlah siswa pada masing-masing sekolah adalah sebagai
berikut:
Nama sekolah Jumlah siswa sampel
SMP Negeri 1 Masohi 44
SMP Negeri 2 Masohi 48
SMP Negeri 3 Masohi 44
SMP Islam 2 Masohi 42
Jumlah sampel 180
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non tes yang berbentuk
- 247 -
Sinay, H., Wenno, I., Pulu, S., Untajana, S., & Dulhasyim, AB /Jurnal Pendidikan Internasional,
Teknologi Informasi dan Lainnya (IJEIT)6 (2), 245-260
Sangat setuju 3 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
Prosedur Penelitian
Sebelum pelaksanaan sebenarnya, dan sebelum penyusunan angket, terlebih
dahulu dilakukan observasi di sekolah sampel. Setelah itu, angket yang telah disusun
diujikan kepada 80 sampel siswa dari 2 sekolah. Uji instrumen bertujuan untuk menguji
validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas didasarkan pada nilai koefisien korelasi
Pearson Product-Moment (r) dengan membandingkan rmenghitungdan rmejanilai-nilai. Jika r
menghitungnilainya lebih dari rmeja, item pernyataan tersebut valid. Jika rmenghitungnilainya
kurang dari rmeja, item pernyataan tersebut tidak valid dan dibuang sehingga tidak
digunakan sebagai instrumen penelitian. Uji reliabilitas didasarkan pada koefisien Alpha-
Cronbach (rSaya). Variabel tersebut reliabel jika rSayanilainya lebih dari 0,6 dan tidak dapat
diandalkan jika rSayanilainya kurang dari 0,7 (Streiner, 2003). Sama halnya dengan hasil uji
validitas, item pernyataan yang tidak reliabel dibuang dan tidak dijadikan instrumen
penelitian yang sebenarnya. Berikut jumlah item sebelum dan sesudah uji validitas dan
reliabilitas.
Tabel 1.Jumlah item sebelum dan sesudah Uji Validitas serta hasil uji
reliabilitas
Variabel Hasil uji validitas Hasil uji reliabilitas
Jumlah item Jumlah Catatan
dibuang
Motivasi 50 45 5 item . 843 Dapat diandalkan
N dibuang
Guru 35 31 4 item . 912 Dapat diandalkan
dibuang
Infrastruktur 30 26 4 item . 741 Dapat diandalkan
mendatang dibuang
Teman sejawat 25 21 4 item . 873 Dapat diandalkan
dibuang
Orang tua 30 22 8 item . 891 Dapat diandalkan
dibuang
Berdasarkan data pada Tabel 1 terlihat jumlah item pernyataan yang diteliti adalah
minat (27 item), motivasi (45 item), guru (31 item), sarana prasarana (26 item), teman sebaya
(21 item) , dan orang tua (22 poin), sedangkan untuk reliabilitas, seluruh variabel dapat
diandalkan sehingga dapat digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian yang
sebenarnya.
- 248 -
Sinay, H., Wenno, I., Pulu, S., Untajana, S., & Dulhasyim, AB /Jurnal Pendidikan Internasional,
Teknologi Informasi dan Lainnya (IJEIT)6 (2), 245-260
Analisis data
Data penelitian berupa hasil pengisian angket yang dilakukan siswa
terhadap enam variabel untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan
mempengaruhi hasil belajar siswa. Penentuan faktor utama atau faktor dominan
yang mempengaruhi hasil belajar siswa dilakukan dengan menggunakan
Principal Component Analysis (PCA), dengan bantuan software SPSS versi 18.0.
HASIL
Analisis faktor merupakan teknik interdependensi yang artinya tidak ada variabel
terikat atau variabel bebas. Proses analisis faktor mencoba mencari hubungan
antara sejumlah variabel independen sehingga dapat dibuat satu atau beberapa
himpunan variabel yang lebih kecil dari jumlah variabel awal (Loehlin dan Beaujean,
2017). Odunlami (2013) menyatakan bahwa tujuan utama analisis faktor adalah
merangkum informasi yang terkandung dalam variabel awal menjadi sebuah faktor
baru.
Uji persyaratan analisis komponen utama (PCA) yang dilakukan dengan
melihat nilai Kaiser-Meyer-Oikin (KMO) dan nilai signifikansi Bartlets Test of
Sphericity yang merupakan syarat atau ketentuan untuk menentukan atau
menguji kelayakan suatu produk. variabel yang akan dianalisis dengan PCA.
Syarat nilai KMO untuk data uji kelayakan dalam analisis PCA haruslah
- 249 -
Sinay, H., Wenno, I., Pulu, S., Untajana, S., & Dulhasyim, AB /Jurnal Pendidikan Internasional,
Teknologi Informasi dan Lainnya (IJEIT)6 (2), 245-260
lebih dari 0,5 dengan signifikansi Bartlets Test of Sphericity harus kurang
dari 0,05 (Tabel 2).
Tabel 2 menunjukkan bahwa pada seluruh lokasi pengambilan sampel, data yang
dikumpulkan layak untuk diuji PCA karena semua nilai KMO lebih dari 0,5 (KMO > 0,5), dan
nilai signifikansi Bartlets Test of Sphericity semuanya kurang dari 0,05 (sig. < 0,05). Tahap PCA
selanjutnya adalah menentukan jumlah komponen baru yang akan dibentuk. Oleh karena itu
analisis ini disebut analisis komponen utama atau analisis faktor karena tujuannya adalah
untuk menemukan sejumlah komponen baru atau faktor baru yang dapat menentukan
variabel yang ingin diketahui. Tujuan dari analisis komponen utama ini juga untuk mereduksi
sejumlah besar variabel menjadi sejumlah variabel baru yang dapat dikategorikan menjadi
komponen atau faktor baru. Pada langkah ini, analisis didasarkan pada ukuran (kurang atau
lebih) dari Eigenvalue. Menurut Brunelli (2015) Eigenvalue merupakan nilai yang menunjukkan
seberapa besar pengaruh suatu variabel terhadap pembentukan komponen baru. Nilai Eigen
terbesar adalah nilai yang memberikan karakteristik terkuat untuk suatu komponen utama.
Kriteria eigenvalue yang dapat digunakan lebih dari satu (Brunelli, 2015) (Tabel 3).
Tabel 3.Jumlah komponen utama (PC) dengan nilai Eigen untuk setiap
komponen
Nama sekolah Jumlah Nilai eigen Kontribusi dari Kumulatif
kepala sekolah baru itu membentuk variabel terhadap Kontribusi
komponen Kepala sekolah pembentukan dari (%)
terbentuk Komponen Kepala sekolah
Komponen (%)
Publik 1 2.377 39.618 39.618
SMP Islam 2 1.167 19.454 59.072
SMA 2
Masohi
- 250 -
Sinay, H., Wenno, I., Pulu, S., Untajana, S., & Dulhasyim, AB /Jurnal Pendidikan Internasional,
Teknologi Informasi dan Lainnya (IJEIT)6 (2), 245-260
Tabel 5.Nilai korelasi antar variabel dan komponen kepala sekolah di SMP
Negeri 1 Masohi
Nama sekolah variabel Banyaknya komponen pokok yang dibentuk
oleh nilai hubungan antara variabel dengan
komponen utamanya
PC1 PC2
Junior Umum Minat . 004 . 880
SMA 1 Motivasi . 326 . 782
Masohi Guru . 782 . 283
Infrastruktur . 817 . 021
Teman sejawat . 801 . 228
Orang tua . 719 . 071
- 251 -
Sinay, H., Wenno, I., Pulu, S., Untajana, S., & Dulhasyim, AB /Jurnal Pendidikan Internasional,
Teknologi Informasi dan Lainnya (IJEIT)6 (2), 245-260
- 252 -
Sinay, H., Wenno, I., Pulu, S., Untajana, S., & Dulhasyim, AB /Jurnal Pendidikan Internasional,
Teknologi Informasi dan Lainnya (IJEIT)6 (2), 245-260
faktor seperti fasilitas, guru, orang tua, dan teman sebaya yang mempengaruhi hasil belajar
siswa kurang baik. Karena fasilitas, guru, orang tua, dan teman sebaya tidak mendukung,
maka minat dan motivasi siswa pun terpengaruh, dan hal ini secara keseluruhan berdampak
pada hasil belajar mereka.
Peran motivasi dan minat dalam mempengaruhi hasil belajar siswa bukanlah sesuatu
yang baru dan telah menjadi bahan diskusi di kalangan para ahli pendidikan, guru, dan
semua pihak yang berkecimpung di bidang pendidikan, dan telah dilaporkan oleh
banyak peneliti di berbagai tingkatan. pendidikan mulai dari sekolah dasar (Wijaya dan
Bukhori, 2017; Phuntsho, 2018) hingga perguruan tinggi (Sulistiyarini dan Sukardi, 2016)
serta pendidikan tinggi (Taurina, 2015; Schumacher dan Ifenthaler, 2018). Tidak dapat
dipungkiri bahwa minat dan motivasi merupakan penggerak terbesar yang sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan tingkat minat dan motivasi yang tinggi, maka
siswa akan mendapat dorongan dan dorongan sehingga mampu belajar dan
melaksanakan kegiatan belajar. Namun menurut Chue & Nie (2016) motivasi sebagai
faktor internal tidak hanya diaktifkan oleh siswa itu sendiri, tetapi juga dirangsang oleh
rangsangan eksternal yang biasanya berasal dari lingkungan (orang tua) dan lingkungan
sekolah termasuk guru dan fasilitas pembelajaran di sekolah. . Oleh karena itu, guru,
pegawai, orang tua dan masyarakat perlu mendorong dan memupuk motivasi siswa
dalam belajar baik melalui sikap, kinerja, menciptakan lingkungan belajar yang baik,
serta metode dan strategi pengajaran yang baik, sehingga siswa dapat termotivasi untuk
belajar lebih banyak yang pada gilirannya. dapat mencintai apa yang dipelajarinya, dan
memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Di ketiga sekolah tersebut, komponen utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa
adalah fasilitas, guru, orang tua, dan teman. Artinya keempat komponen atau keempat faktor
tersebut harus diperbaiki. Nepal dan Maharjan (2018) menyatakan bahwa jika sekolah ingin
meningkatkan hasil belajar siswa, maka fasilitas pendukung pembelajaran harus
dimaksimalkan. Bukan hanya kuantitas dan ketersediaan tetapi juga kualitas. Hofstein (2017)
menyatakan bahwa IPA adalah pembelajaran yang menekankan pada proses dan
memerlukan banyak eksperimen. Menurut Kwok (2015), komponen penting dalam
pembelajaran sains di sekolah adalah keberadaan laboratorium. Sebab, pembelajaran IPA
bukan sekedar menghafal teori. Namun perlu dilakukan penerapan teori yang diperoleh
melalui kerja nyata dalam bentuk eksperimen maupun observasi serta mengkorelasikan
antara konsep dan fakta. Dengan melakukan eksperimen dan atau observasi, memungkinkan
siswa belajar mengkonstruksi pengetahuannya, menghubungkan teori dan praktik, memiliki
kemampuan memecahkan masalah, melatih keterampilan dalam menggunakan alat dan
bahan, serta meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah dan keterampilan kerja. Semua itu
dapat tercapai jika sarana prasarana tersedia dan dapat digunakan oleh siswa (Harman et al.,
2016; Cullin et al., 2017).
Selain infrastruktur, kualitas pengajaran guru juga mempengaruhi hasil
belajar siswa. Bahkan, di SMP Negeri 1, 2, dan 3 di Masohi. Faktor sarana
prasarana dan guru merupakan faktor utama yang mempengaruhi hasil
belajar siswa. Di satu sisi, infrastruktur belum tersedia secara memadai.
Apabila guru tidak berkualitas atau metode mengajar guru tidak sesuai maka
akan memperburuk hasil belajar siswa. Menurut Duban dkk. (2019), Guru IPA
harus menyadari bahwa kehadirannya di kelas tidak hanya untuk membaca
buku penunjang, menjelaskan materi, bertanya dan menilai hasil belajar
siswa tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.
- 253 -
Sinay, H., Wenno, I., Pulu, S., Untajana, S., & Dulhasyim, AB /Jurnal Pendidikan Internasional,
Teknologi Informasi dan Lainnya (IJEIT)6 (2), 245-260
pembelajaran siswa. Metode pengajaran guru harus inovatif dan kreatif, khususnya
dalam pembelajaran IPA. Guru harus menyederhanakan materi pelajaran agar siswa
mudah memahaminya dengan menggunakan metode dan model pembelajaran yang
menarik. Guru juga harus menyeimbangkan teori dan praktik. Guru harus menguasai
peralatan dan terampil menggunakannya. Guru harus pandai merancang kegiatan
eksperimen dan atau praktikum agar siswa mempelajari banyak teori dan terbimbing
dalam melakukan praktikum. Dengan perpaduan penyampaian teori yang baik oleh guru
dan eksperimen langsung oleh siswa, memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik,
mencapai ketuntasan belajar, dan meningkatkan hasil belajar.
Kalau bicara infrastruktur dan guru, inilah elemen-elemen yang ada di sekolah.
Namun, bukan hanya kedua komponen tersebut saja yang menyebabkan siswa tidak
seharian berada di sekolah. Setelah belajar di sekolah, siswa akan kembali ke rumah.
Rumah merupakan salah satu komponen yang juga mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kebiasaan belajar siswa. Wijaya dan Bukhori (2017) melaporkan adanya
pengaruh yang signifikan antara faktor keluarga terhadap hasil belajar siswa jurusan
administrasi di SMK Negeri 2 Blitar. Menurut Ngussa dan Mundula (2019), kondisi rumah
yang nyaman dengan orang tua yang mendukung proses belajar siswa akan
memberikan pengaruh yang sangat baik. Orang tua juga wajib menyediakan
perlengkapan penunjang belajar siswa, seperti ruang belajar khusus di rumah dengan
perlengkapan yang sesuai, menyediakan fasilitas seperti buku dan internet.
Selain itu, teman sebaya siswa merupakan faktor yang turut menentukan
keberhasilan belajar siswa. Teman sebaya yang selalu melakukan kegiatan belajar yang
positif tentu akan mempengaruhi dan mendorong siswa untuk belajar bersama, seperti
mengerjakan tugas bersama, atau mencari dan mendiskusikan pelajaran yang belum
dipahami. Namun kebiasaan teman belajar yang tidak mendukung pembelajaran siswa
akan memperburuk hasil belajar siswa. Di SMP Negeri 1, 2, dan 3 Masohi, jika keempat
faktor tersebut diperbaiki, kemungkinan besar minat dan motivasi siswa akan lebih baik
sehingga hasil belajarnya juga baik.
Berbeda dengan hasil belajar di SMA 1, 2, dan 3, hasil belajar siswa di SMP
Islam 2 Sekolah Masohi dipengaruhi oleh faktor utama yaitu gabungan dari
faktor internal (minat dan motivasi), serta faktor internal (minat dan motivasi).
faktor eksternal (fasilitas dan orang tua). Jika di SMP Negeri 1, 2, dan 3 faktor
minat dan motivasi bukan menjadi faktor utama, maka di SMP Islam Negeri 2
Masohi minat dan motivasi menjadi faktor utama selain fasilitas dan orang tua,
sedangkan faktor kedua adalah guru. dan teman sebaya.
Untuk faktor fasilitas dan orang tua, situasinya hampir sama dengan yang dijelaskan di
sekolah negeri 1, 2, dan 3, sedangkan guru dan teman sebaya mungkin lebih baik
dibandingkan di sekolah negeri 1, 2, dan 3. Temuan khusus siswa di Sekolah Islam Negeri SMP
2 minat dan motivasi sebagai faktor utama. Hal ini menunjukkan bahwa pihak sekolah dan
orang tua harus bekerja ekstra keras untuk membangkitkan kembali minat dan motivasi
siswa. Kondisi dimana minat dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa
sangat penting untuk diperhatikan oleh semua pihak, karena faktor tersebut berasal dari
dalam diri siswa. Artinya siswa tidak mempunyai minat dan kesukaan terhadap mata
pelajaran tersebut, hal ini sangat berbahaya dan patut menjadi peringatan. Rendahnya minat
dan motivasi siswa mungkin disebabkan oleh faktor-faktor lain yang secara kumulatif
memberikan kesan buruk kepada siswa. Sehingga memperburuk kesan siswa terhadap objek
yang harus dipelajari.
- 254 -
Sinay, H., Wenno, I., Pulu, S., Untajana, S., & Dulhasyim, AB /Jurnal Pendidikan Internasional,
Teknologi Informasi dan Lainnya (IJEIT)6 (2), 245-260
Jika kita melihat faktor utama di semua sekolah, secara umum ditemukan bahwa fasilitas dan
orang tua. Tidak dapat dipungkiri bahwa siswa di keempat sekolah ini berasal dari latar belakang
keluarga yang sama, baik dari segi tingkat pendidikan, pekerjaan, dan juga pendapatan orang tua.
Sebagian siswa berasal dari keluarga dengan latar belakang pendidikan orang tua yang rendah.
Orang tuanya tidak mempunyai pekerjaan tetap, dan juga mempunyai penghasilan yang tidak
menentu. Ada yang berprofesi sebagai petani, nelayan, penjual pasar, tukang batu, supir mobil,
tukang becak, dan hanya sebagian kecil saja yang menjadi pekerja kantoran. Hal ini tentu saja
mempengaruhi hasil belajar siswa. Orang tua yang pendapatannya tidak menentu dan tidak
menentu kemungkinan tidak menyediakan fasilitas belajar yang memenuhi standar dan
mendukung situasi belajar siswa. Terkadang, setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran di
sekolah, siswa membantu orang tuanya bekerja di rumah, seperti berkebun, memancing di laut,
berjualan, atau mengumpulkan kayu di hutan. Kondisi ini diperburuk dengan kondisi teman-teman
siswa yang hampir sama. Mereka sering menghabiskan waktunya dengan bermain sepak bola,
mandi di sungai atau di pantai, atau sekedar bersantai di tempat tertentu setelah membantu orang
tuanya. Tidak ada kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa di luar jam belajar utama di sekolah
dengan keadaan seperti itu. Ketika siswa sudah banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja
atau bermain di rumah, perhatiannya untuk belajar tidak lagi ada.
Ketika mereka kembali ke sekolah keesokan harinya, siswa belum memiliki bekal yang
cukup tentang pelajaran yang mereka peroleh. Mereka berharap bisa diajar oleh gurunya. Jika
kualitas guru dan fasilitas pembelajaran di sekolah tidak memadai, maka siswa akan semakin
menderita. Situasi ini terus berlanjut dan berulang. Secara kumulatif, hasil belajar siswa akan
menurun.
Kepemimpinan kepala sekolah juga mendukung guru yang mengajar dengan baik.
Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari organisasi sekolah, kepala sekolah
mempunyai tugas dan tanggung jawab memimpin pengelolaan organisasi di sekolah
termasuk memberikan ruang untuk mendukung peningkatan kualitas dan kreativitas
guru sehingga pada akhirnya berdampak pada peningkatan kualitas siswa. hasil belajar
(Kempa et al., 2017).
Pihak sekolah baik kepala sekolah, guru, maupun orang tua harus memperbaiki
kondisi ini, karena hasil belajar siswa merupakan hal utama yang harus diperhatikan
untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di empat sekolah yang diteliti dalam
penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa hasil
belajar IPA siswa SMP di Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah berbeda-
beda. Di SMP Islam Negeri 2 Masohi faktor utama yang mempengaruhi hasil
belajar IPA siswa adalah minat, motivasi, sarana prasarana, dan orang tua,
sedangkan faktor kedua adalah guru dan teman sebaya. Di SMP Negeri 1, 2
dan 3 Masohi terlihat faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar IPA
siswa adalah guru, sarana prasarana, teman sebaya dan orang tua,
sedangkan faktor kedua adalah minat dan motivasi.
- 255 -
Sinay, H., Wenno, I., Pulu, S., Untajana, S., & Dulhasyim, AB /Jurnal Pendidikan Internasional,
Teknologi Informasi dan Lainnya (IJEIT)6 (2), 245-260
REFERENSI
Baran, M. (2016). Analisis persepsi siswa SMA terhadap Fisika
Kursus berdasarkan gender (Contoh dari Turki).Jurnal Studi
Pendidikan dan Pelatihan, 4(3), 150-160.
Barnabas, E., Emmanuel, A. & Enemarie, V. (2019). Keterampilan memecahkan masalah sebagai
korelasi rentang perhatian dan memori kerja siswa tingkat kemampuan
rendah di sekolah menengah atas.Jurnal Penelitian Pendidikan dan e-
Learning,6. 135-141. 10.20448/jurnal.509.2019.63.135.141
Brunelli, M. (2015). Pengantar Proses Hierarki Analitik. Celana Springer
dalam Riset Operasi. Hlm.83.978-3-319-12502-2 (elektronik). 10.1007/978-
3-319-12502-2.
Byers, T., Marian, M., Kirra, L., Anne, K., Wesley, I. (2018). Tinjauan sistematis
tentang pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar siswa.
Melbourne: Universitas Sayalbourne, BELAJAR. Diterima dari: http://
www.iletc.com.au/publications/reports
Chue, KL & Nie, Y. (2016). Motivasi dan Pembelajaran Siswa Internasional
Pendekatan: Perbandingan dengan Siswa Lokal.Jurnal Mahasiswa
Internasional,6(3), 678-699.
Cullin, M., Hailu, G., Kupilik, M. & Petersen, T. (2017). Efek dari Open-
Mengakhiri Pengalaman Desain terhadap prestasi mahasiswa pada Mata
Kuliah Laboratorium Teknik.Jurnal Internasional Pedagogi Teknik,7(4),
102-116.
Das, N., Singh, A. & Amrita. (2014). Pentingnya sains dalam kurikulum sekolah.
Pembangun Pengetahuan WeSchool,Jurnal Nasional,2(4).
Duban, N., Aydoğdu, B. & Yüksel, A. (2019). Pendapat guru kelas tentang
Praktek Laboratorium Sains.Jurnal Universal Penelitian Pendidikan, 7(3),
772-780.
Faisal., & Sonya, M. (2019). Pendidikan sains di Indonesia: dulu, sekarang, dan
masa depan.Pendidikan Sains Asia-Pasifik, 5.10.1186/s41029-019-0032-0.
Gottlieb, G.,Wahlsten, D.&Lickliter, R. (2007). Pentingnya Biologi bagi
perkembangan manusia: Pandangan Sistem Psikobiologis Perkembangan. 1
0.1002/9780470147658.chpsy0105.
Hofstein A. (2017) Peran laboratorium dalam pengajaran sains dan pendapatan. Di dalam:
Taber KS, Akpan B. (eds) Sains Pendidikan.Arah Baru dalam
Pendidikan Matematika dan Sains. SensePublishers, Rotterdam.
https://doi.org/10.1007/978-94-6300-749-8_26
Harman, G., Cokelez, A., Dal, B. & Alper, U. (2016). Sains Pra-jabatan
Pandangan Guru tentang Penerapan Laboratorium dalam Pendidikan
Sains: Pengaruh Kursus Dua Semester.Jurnal Universal Penelitian
Pendidikan, 4(1): 12-25
Howard, MC (2016). Tinjauan keputusan analisis faktor eksplorasi dan
ikhtisar praktik saat ini: Apa yang kami lakukan dan bagaimana cara
meningkatkannya?,Jurnal Internasional Interaksi Manusia-
Komputer, 32(1), 51-62, DOI:10.1080/10447318.2015.1087664 .
- 256 -
Sinay, H., Wenno, I., Pulu, S., Untajana, S., & Dulhasyim, AB /Jurnal Pendidikan Internasional,
Teknologi Informasi dan Lainnya (IJEIT)6 (2), 245-260
- 257 -
Sinay, H., Wenno, I., Pulu, S., Untajana, S., & Dulhasyim, AB /Jurnal Pendidikan Internasional,
Teknologi Informasi dan Lainnya (IJEIT)6 (2), 245-260
- 258 -
Sinay, H., Wenno, I., Pulu, S., Untajana, S., & Dulhasyim, AB /Jurnal Pendidikan Internasional,
Teknologi Informasi dan Lainnya (IJEIT)6 (2), 245-260
Biodata Penulis
Izaak Hendrik WENNO, lahir pada tanggal 25 Januari 1974 di
Ambon. SD, SMP, dan SMA diselesaikan di SD Negeri 1, SMP
Negeri 1, dan SMA Negeri 1 di Masohi, Maluku Tengah. Program
Sarjana pada tahun 1999 di Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura,
kemudian melanjutkan studi magister di Program Pascasarjana
Universitas Negeri Jakarta dan memperoleh gelar Magister
Pendidikan pada tahun 2003. Pada tahun 2006 melanjutkan studi
di Program Doktor Program Studi Universitas Negeri Yogyakarta
dan lulus pada tahun 2010. Memulai karir sebagai dosen sejak
tahun 2000 di Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura hingga
sekarang. Selain mengajar, beliau juga aktif melakukan
penelitian, menulis berbagai buku penelitian dan evaluasi
pendidikan, serta aktif dalam pertemuan ilmiah baik nasional
maupun internasional.
Afiliasi:Universitas Pattimura Ambon Surel:
wennocak@gmail.com Nomor telepon:(+
62)081343018564 Nomor Anggrek:
0000-0002-7796-2342
- 259 -
Sinay, H., Wenno, I., Pulu, S., Untajana, S., & Dulhasyim, AB /Jurnal Pendidikan Internasional,
Teknologi Informasi dan Lainnya (IJEIT)6 (2), 245-260
- 260 -