Oksida dari logam transisi dengan bilangan oksidasi +1, +2 dan +3 adalah senyawa
ionic yang mengandung ion logam dan ion oksida. Sedangkan oksida logam yang
memiliki bilangan oksidasi +4, +5, +6 dan +7 akan membentuk senyawa oksida kovalen
antara atom logam dan oksigennya
Dipol dipol: Polar dan Polar. Dipol permanen. Terjadi antara kutub muatan yang
berbeda dari molekul polar atau terjadi antar sesama molekul polar yang terjadi
pada ekor dan kepala molekul itu sendiri. Contoh: HCl dengan HCl
Metilen biru senyawa polar, ketika permukaan fotokatalis bermuatan negatif dalam
kondisi basa, berinteraksi dengan metilen biru yang polar maka terjadi interaksi
gaya Ion-dipol
Gaya london: Non polar dan Non polar. Gaya tarik-menarik tersebut terjadi secara
induksi. Ujung molekul dipol yang bermuatan positif menginduksi awan elektron
molekul yang tidak memiliki dipol (elektron atom lain). Akibatnya, molekul yang
tidak memiliki dipol membentuk kutub yang sifatnya sesaat.
Dapat terjadi dari Polarisasi pada satu molekul akan mempengaruhi molekul
tetangganya, Antara dipol-dipol sesaat tersebut terdapat suatu gaya tarik menarik
yang mempersatukan molekul-molekul nonpolar.
Gaya London: Polar-non polar. Terjadi induksi muatan (+) dari senyawa polar dengan
elektron dari senyawa non polar yang menyebabkan terbentuknya dipol terimbas.
Contoh: H2O dengan O2
Gaya/ikatan hidrogen: Ikatan antar molekul yang sangat polar yaitu atom H dengan
unsur yang keelektronegatifannya besar seperti F, O, N.