Anda di halaman 1dari 9

1

MAKALAH
KEBIJAKAN OBAT (GENERIK, ESENSIAL , WAJIB,APOTIK)
DOSEN PENGAMPU : SRI RAHMAWATI, S.Farm., M.Pd

Disusun oleh : KELOMPOK 5

1. SYAHRUL MAGFIRAH (91A23069)


2. NURFAUZIA (91A23082)
3. NURHALIZAH (91A23057)
4. SRI WULANDARI (91A23077)
5. ULUL AZRATUL (91A23071)
6. SRI YULIATI (91A23067)
7. TOYIBAH (91A23070)
8. YANTI (91A23074)
9. PUTRI MEI ANGGRIANI (91A23086)

POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADA


MATARAM
2

DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................... 1
DAFTAR ISI .......................................................................... 2
BAB 1....................................................................................... 3
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.........................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................3
C. TUJUAN..............................................................................................3

BAB 2 ..................................................................................... 4
PEMBAHASAN
A. Pengrtian Obat ( Generik, Esensial, Wajib apotik).............4
B. Kebijakan Obat menurut PERMENKES RI
NO.HK.02.02/MENKES/068/1/2010.................................5
C. Sejarah Kebijakan Obat ......................................................5
BAB 3 ......................................................................................8
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Daftar Pustaka.....................................................................9
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan obat generik, esensial, wajib apotik pertama kali di perkenalkan oleh
kementerian kesehatan pada tahun 2009. Hal ini di lakukan sebagai upaya untuk
mengatasi masalah ketersediaan dan akses terhadap obat yang masih menjadi masalah
di indonesia. Sebelumnya,indonesia mengalami masalah dengan rendahnya
ketersediaan obat di apotik dan harga obat yang cenderung mahal.

Pada tahun 2011kebijakan ini di ubah oleh kementerian kesehatan menjadi “Obat
Generik Berlogo Wajib Apotik” Yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua
apotik di indonensia harus menyediakan obat generik berlogo. Hal ini dilakukan untuk
membedakan obat generik yang dijual di apotik dan di pasaran ilegal.

Pada tahun 2017 kebijakan ini kembali di ubah dan di khawatirkan menjadi “Obat
wajib apotik Esensial” yang mencakup obat-obatan yang dianggap penting dan
dibutuhkan oleh masyarakat. Perubaha ini di lakukan untukmemperluas daftar obat
yang wajib tersedia di apotik dan meningkatkan akses masyarakat terhadap obat yang
di butuhkan.

B. Rumusan Masalah

1. Mengapa kebijakan obat generik, wajib apotik, dan obat esensial?


2. Apa saja kebijakan obat lain yang ada di indonesia?
3. Bagaimana implementasi dan dampak dari kebijakan tersebut?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikanpemahaman tentang kebijakan obat
generik, Obat wajib apotik, Obat esensial Dan kebijakan obat lainnya yang ada di Indonesia.
Selain itu, Makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui dampak dan efektivitas kebijakan
tersebut dalam meningkatkan ketersediaan dan akses terhadap masyarakat obat yang
berkualitas dan terjangkau.
4

BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN

1. Obat generik
Adalah obat yang memiliki bahan aktif yang sama dengan dengan obat paten, Namun
di produksi oleh perusahaan farmasi yangberbeda. Obat generik memiliki kualitas
yang sama dengan obat paten namun dijual dengan harga yang lebih terjangkau.

Kebijakan obat generik bertujuan untuk mengurangi biaya pengobatan yang tinggi,
terutama bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi.

 Contoh obat generik adalah : Paracetamol, Ibuprofen, Omeprazole,


Amoxcillin, Cetirizine, Simvastatin, dll.

2. Obat wajib Apotik


Adalah obat yang diwajibkan untuk tersedia di apotik, baik apotik pemerintah
maupun swasta.

Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa obat yang dibutuhkan


masyarakat selalu tersedia di apotik dan dapat di akses dengan mudah. Obat wajib
apotik juga diwajibkan untuk dijual dengan harga yang terkontrol sehingga dapat
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

 Beberapa contoh obat yang umumnya termasuk golongan OWA : Antibiotik


(amoxicillin,meropenem,cefriaxone),Psikotropika(alprazolam,diazepam,rispe
ridon),Narkotika(morfin,kodein,metadon)Kortikosteroid(prednison,dexamet
ashone,prednisolon),Obat-obat keras( opioid,metilfenidat,fentanil)

3. Obat esensial
obat yang dianggap penting dan dibutuhkan oleh masyarakat untuk menangani
masalah kesehatan yang umum disuatu negara. Obat esensial di tetapkan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbeda untuksetiap negara,tergantung pada
kebutuhan kesehatan masyarakatnya.
5

Obat esensial biasanya mencakup obat-obatan yang di perlukan untuk mencegah,


mendiagnosis, mengobati, dan menyembuhkan penyakit yang paling umum dan
penting bagi masyarakat.

 Conntohnya: paracetamol,diazepam,ibuprofen,asam folat, omeprazol,


amoksilin.

B.KEBIJAKAN OBAT MENURUT PERMENKES RI no.


HK.02.02/MENKES/068/1/2010
 Pelayanan Kesehatan Pemerintah,Pemerintah Daerah, wajib menyediakan
obat generik untuk kebutuhan pasien rawat jalan dan rawat inap dalam
bentuk apotIkn(pasal 2).

 Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib


menyediakan obat esensial dengan nama generik untuk kebutuhan
puskesmas dan Unit Pelaksanaan Teknik lainnya sesuai kebutuhan (pasal
3).

 Dokter yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah wajib


menuliskan resep obat generik bagi semua pasien sesuai indikasi medis
(pasal 4 ayat 1).

c.SEJARAH KEBIJAKAN OBAT


1. Obat Generik
 1980-an : konsep obat generik semakin berkembang sebagai alternatif yang
lebih terjangkau daripada obat paten.
 1990-an : WHO mulai memberikan perhatian terhadap penggunaan generik
sebagai cara untuk meningkatkan akses obat esensial bagi masyarakat
dinegara berkembang.
 2000-an : banyak negara mulai menerapkan kebijakanobat generik secara lebi
luas sebagai upaya untuk mengendalikan biaya kesehatan dan meningkatkan
akses obat.
2. Obat Esensial
 1977 : Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkenalkan konsep obat
esensial, yaitu datar obat yang di anggap penting, aman, dan efektif untuk
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat.
 1981 : WHO menerbitkan Daftar Obat Esensial pertama yang berisi obat-
obatan yang di anggap penting untuk sistem kesehatan dasar.
6

 1996 : WHO meluncurkan Inisiatif Obat Esensial untuk anak-anak (EMLc)


untuk memastiakan ketersediaan obat yang sesuai untuk anak-anak.
3. Obat Wajib Apotik
 Indonesia : Konsep Obat Wajib Apotik di perkenalkan sebagai obat-obatan
yang hanya dapat di peroleh dengan resep dokter dan harus di simpan
diapotek.
 Regulasi : Negara-negara memiliki regulasi yang berbeda terkait obat wajib
apotik, yang bertujuan untuk mengendalikan penggunaan obat-obatan tertentu
yang memiliki potensi penyalahgunaan atau efek samping yang berbahaya.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebijakan obat terus
berkembang untuk mengakomodasi perubahan dalam tuntutan kesehatan masyarakat. Tujuan
utama dari kebijakan obat generik,esensial,dan wajib apotik adalah untuk memastikan
ketersediaan, aksesibilitas, kualitas,dan kemanan obat-obatan bagi masyarakat secara luas.

1) Kebijakan obat lainnya yang ada di indonesia


 Sistem Informasi Obat Nasional (SINO) : adalah sistem yang digunakan
untuk memantau dan mengendalikan peredaran obat di indonesia. Sistem
ini mencakup informasi mengenai registrasi obat, distribusi, penyaluran,
dan penggunaan obat.
 Sistem Penjaminan Mutu Obat (SIPAM) : adalah sistem yang di gunakan
untuk memastikan mutu,kesamaan, dan keefektifan obat yang beredar di
indonesia. Sistem ini melibatkan pengawasan dari Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) serta instansi terkait lainnya.
 Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) : adalah program jaminan
kesehatan yang mencakup pelayanan kesehatan termasuk pengadaan obat
bagi peserta program ini. Program ini bertujuan untuk memberikan akses
kesehatan lebih luas bagi masyarakat indonesia.
 Peraturan Tentang Penggunaan Anti Biotik : pemerintah indonesia telah
mengeluarkan peraturan yang mengatur penggunaan anti biotik untuk
mengendalikan resistensi antiboitik dan memastikan penggunaan antibiotik
yang rasional.
 Program Pengendalian Obat Berbahaya (PPOB) : program ini bertujuan
untuk mengendalikan peredaran obat-obatan berbahaya dan berpotensi
merugikan masyarakat, seperti narkotika, psikotropika, dan zat aditif
lainnya.
 Peraturan tentang Obat Tradisional : pemerintah yang mengatur
penggunaan obat tradisional melalui peraturan yang registrasi, produksi,
distribusi,dan penggunaan obat tradisional di indonesia.
7

Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintahan indonesia


dalam mengatur dan mengawasi penggunaan obat guna memastikan ketersediaan obat yang
aman, berkualitas, dan terjangkau bagi masyarakat serta untuk melindungi masyarakat dari
risiko penggunaan obat yang tidak tepat.

2) Implementasi dari kebijakan-kebijakan obat


Implementasi kebijakan obat (generik,wajib apotik, dan esensial) melibatkan
beberapa langkah danproses yang harus dilakukan oleh pemerintah, apotek,
produsen obat, dan masyarakat. Berikut adalah langkah-langkah implementasi
kebijakan tersebut:
 Penetapan daftar obat generik dan esensial: pemerintah menetapkan daftar
obat generik dan esensial yang harus tersedia di apotik esensial. Daftar ini
mencakup obat-obatan yang di anggap penting, aman, danefektif untuk
pengobatan penyakit umum.
 Pelatihan dan Edukasi : apoteker dan petugas kesehatan di apotik di
berikan pelatihan dan edukasi mengenai obat generik, termasuk manfaat,
kemanan, dan cara penggunaanya. Halini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman mereka tentang obat generik dan mendorongg penggunaan
obat generik yang tepat.
 Penyediaan Obat Generik: apotik esensial wajib menyediakan obat generik
yang tercantum dalam daftar obat generik ini harus di jaga agar
masyarakat dapat dengan mudah mengaksesnya.
 Penyuluhan Kepada Masyarakat : masyarakat perlu di berikan penyuluhan
mengenai manfaat dan keamanan penggunaan obat generik. Penyuluhan
ini dapat di lakukan melalui kampanye sosialisasi, brosur, dan informasi di
media massa.
 Pengawasan dan Penegakan Hukum : pemerintah perlu melakukan
pengawasan terhadap implementasi kebijakan obat generik, wajib apotik,
dan esensial. Sanksi harus di berikan kepada apotik yang melanggar
ketentuan tersebut.
 Evaluasi dan Pemantauan : implementasi kebijakan ini perlu di evaluasi
secara bekala untuk melihat efektivitasnya dalam meningkatkan
asksesibilitas obat, menekan biaya kesehatan, dan mendorong penggunaan
obat generik.

Dengan implementasi yang baik dan konsisten, kebijakan obat generik,wajib apotik,dan
esensial dapat memberikanmanfaat yang signifikan bagi masyarakat dalam hal aksesibilitas
obat, biaya kesehatan, dankualitas pengobatan.

Namun kebijakan obat juga tidak terlepasdari beberapa dampak negatif, seperti
kemungkinan terjadinya peningkatan harga obat umum yang dapat merugikan perekonomian
masyarakat. Selain itu, kebijakan obat juga belum berhasil mengatasi masalah obat palsu
yang ilegal yang masih marak di indonesia.
8

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kebijakan obat generik, wajib apotik, dan esensial merupakan salah satuupaya
pemerintah indonesia untuk meningkatkan ketersediaan dan akses terhadap obat yang
terjangkau oleh masyarakat. Meskipun masih terdapat beberapa kendala dalam
pelaksanaannya, namun,kebijakan ini memiliki tujuan yang baik untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat dan meberikan
dampak positif terhadap pelayanan kesehatan masyarakat . Oleh karena itu,
diperlukan kerja sama yang baik antara pemerintah, asosiasi apoteker, dan masyrakat
untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan kebijakan ini.

B. SARAN

Semoga dalam penulisan makalah ini dapat berguna bagi tim penulis khususnya,
dan bagi pembaca. Mungkin dalam penyusunan makalah ini tim penulis masih banyak
kekurangan karena keterbatasan ruang lingkup, waktu, situasi, kondisi dan ilmu yang
tim penulis miliki. Untukitu tim penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan dalam penulisan makalah ini pada tugas selanjutnya.
9

DAFTAR PUSTAKA

1. Organisasi Kesehatan Dunia, (2017). Obat Esensial dan Produk Kesehatan: Obat
Esensial. Diakses pada 20 Februari 2021 dari
https://www.who.int/medicines/services/essmedicines_def/en/
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2016 tentang Daftar obat Esensial Nasional.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2017).Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2017 tentang obat wajib apotik.Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai