Modul Ajar Pendidikan Pancasila - Negara Kesatuan Republik Indonesia Konteks Wawasan Nusantara - Fase D-1
Modul Ajar Pendidikan Pancasila - Negara Kesatuan Republik Indonesia Konteks Wawasan Nusantara - Fase D-1
Pengarah
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Anindito Aditomo
Penanggung Jawab
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Zulfikri
Penyusun
Tia Setiawati (SMP Negeri 1 Cimalaka, Sumedang)
Penelaah
M. Heru Iman Wibowo (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Yogi Anggraena (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Fera Herawati (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Farah Arriani (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Amos Sury El Tauruy (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila)
Satriwan Salim (SMA Labschool Jakarta)
Rina Mariana (SMPN 12 Bandung)
At. Sugeng (Universitas Negeri Semarang)
Desainer Sampul
Ahmad Saad Ibrahim
Modul Ajar
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam Konteks Wawasan Nusantara
IDENTITAS MODUL
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila
Fase/Kelas/Semester : D/ VIII/ Genap
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3x pertemuan)
Profil Pelajar Pancasila : Bergotong-royong
Penulis : Tia Setiawati, S.Sos., M.Pd.
Instansi : SMP Negeri 1 Cimalaka
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengidentifikasi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam konteks wawasan
Nusantara.
Asesmen Awal
Melaksanakan asesmen menggunakan instrument sebagai berikut:
▪ Pernahkah kalian mendengar istilah wawasan Nusantara?
▪ Apakah kalian mengenal dengan baik lingkungan keluarga/sekolah/wilayah tempat
tinggal kalian? Jelaskan!
Langkah Pembelajaran
• Peserta didik mengucapkan salam, berdoa, dan menyanyikan lagu nasional Dari Sabang
Sampai Merauke atau lagu lainnya.
• Peserta didik menyimak penjelasan tentang tujuan pembelajaran, skenario
pembelajaran, dan penilaian yang akan dilaksanakan.
• Peserta didik melaksanakan apersepsi dengan bertanya jawab berkaitan dengan konsep
wawasan Nusantara.
• Peserta didik mambaca Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila Kelas VIII pada
halaman 136 s.d. 138.
• Peserta didik menyimak penjelasan singkat sebagai stimulan tentang pengenalan
wawasan Nusantara, membahas tentang definisi wawasan Nusantara, dan maknanya.
• Setelah mendapatkan stimulan tentang konsep wawasan Nusantara peserta didik dibagi
menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok membahas tugas sebagai berikut:
Kelompok 1 : mengidentifikasi lingkungan keluarga
Kelompok 2 : mengidentifikasi lingkungan sekolah
Kelompok 3 : mengidentifikasi lingkungan sekitar tempat tinggal
Kelompok 4 : Mengidentifikasi letak dan batas wilayah NKRI
• Peserta didik minimal mengidentifikasi hal-hal sebagai berikut:
a. mengidentifikasi batas-batas wilayah rumah/sekolah/ lingkungan sekitar tempat
tinggal /wilayah NKRI
b. mengidentifikasi anggota keluarga/sekolah/ lingkungan sekitar
c. mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki keluarga/sekolah/ lingkungan sekitar
d. mengidentifikasi peran yang dilakukan peserta didik untuk menjaga, melestarikan
alam, serta merawat keutuhan keluarga/sekolah/ lingkungan sekitar tempat
tinggalnya.
• Peserta didik memiliki keleluasaan untuk menyusun laporan dalam berbagai format
yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dalam kelompok mereka seperti dalam
bentuk deskripsi, mind mapping, gambar, poster, infografis, power point, canva, atau
video (berdiferensiasi produk)
• Peserta didik dalam kelompok menyajikan hasil identifikasinya di depan kelas. Peserta
didik lain memberikan tanggapan, bertanya, dan memberikan masukan secara santun
pada kelompok yang presentasi.
• Guru memberikan penguatan materi pembelajaran.
• Peserta didik diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan jika ada hal-hal yang
belum dipahami.
• Peserta didik dibimbing guru untuk bersama-sama membuat simpulan pembelajaran
• Peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang rencana pembelajaran yang akan
datang. Peserta didik diminta untuk membaca materi tujuan, landasan, kedudukan,
fungsi, arti penting wawasan Nusantara, pelaksanaan wawasan Nusantara, dan
tantangan pelaksanaan wawasan Nusantara (Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila
Kelas 8 halaman 139 s.d. 152)
• Peserta didik dan guru melaksanakan refleksi pembelajaran
• Peserta didik berdo’a bersama sebagai penutup pembelajaran dan salam.
Refleksi Pembelajaran
Refleksi peserta didik:
▪ Apa pengalaman belajar yang baru kalian dapatkan setelah melakukan kegiatan
pembelajaran ini?
▪ Apa hal yang tidak kalian sukai selama kegiatan pembelajaran ini?
Refleksi guru:
▪ Apakah seluruh peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran ini?
▪ Perbaikan apa yang diperlukan untuk pembelajaran berikutnya?
Pertemuan 2
Langkah Pembelajaran
• Peserta didik mengucapkan salam, berdoa, dan menyanyikan salah satu lagu nasional
• Peserta didik menyimak penjelasan tentang tujuan pembelajaran, skenario
pembelajaran, dan penilaian yang akan dilaksanakan.
• Peserta didik menyimak penjelasan singkat dari guru tentang materi pembelajaran
• Peserta didik berkumpul sesuai kelompoknya masing-masing.
• Peserta didik membaca dan membahas materi pada Buku Teks Utama Pendidikan
Pancasila Kelas VIII halaman 139 s.d. 152 dengan pembagian tugas sebagai berikut:
Kelompok 1 : tujuan, landasan, kedudukan, fungsi, arti penting wawasan Nusantara
Kelompok 2 : pelaksanaan wawasan Nusantara bidang ideologi, politik, dan
pertahanan keamanan
Kelompok 3 : pelaksanaan wawasan Nusantara bidang ekonomi, sosial budaya, dan
lingkungan hidup
Kelompok 4 : tantangan pelaksanaan wawasan Nusantara sekarang dan masa depan
• Setelah pembahasan di dalam kelompok selesai peserta didik berpencar untuk bertemu
dengan anggota kelompok lain dan saling bercerita tentang materi tersebut
• Guru memberikan penguatan agar dicapai keselarasan pemahaman tentang materi
pembelajaran
• Secara random guru mengajukan pertanyaan lisan kepada sebagian besar peserta didik
untuk mengukur pemahaman mereka secara umum tentang materi pembelajaran.
• Peserta didik diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
• Peserta didik dibimbing guru untuk membuat simpulan pembelajaran.
• Guru dan peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran.
• Guru dan peserta didik bersama-sama berdoa untuk menutup pelajaran dan
mengucapkan salam.
Refleksi Pembelajaran
Refleksi peserta didik
▪ Sebutkan 2 pengetahuan baru yang kalian peroleh pada pembelajaran ini!
▪ Sebutkan 1 hal lainnya yang masih ingin kalian pelajari!
Refleksi guru:
▪ Apakah langkah pembelajaran telah dapat mencapai tujuan pembelajaran?
▪ Perbaikan apa yang diperlukan untuk pembelajaran berikutnya?
Pertemuan 3
Langkah Pembelajaran
• Peserta didik mengucapkan salam, berdoa, dan menyanyikan salah satu lagu daerah
• Peserta didik menyimak penjelasan tentang tujuan pembelajaran, skenario
pembelajaran, dan penilaian yang akan dilaksanakan.
• Peserta didik melaksanakan apersepsi dengan menjawab pertanyaan guru tentang
materi pada pembelajaran sebelumnya dan menghubungkannya dengan materi
pembelajaran saat ini.
• Peserta didik menyimak penjelasan singkat dari guru tentang perilaku mendukung
wawasan Nusantara.
• Peserta didik diminta untuk membaca materi pada Buku Teks Utama Pendidikan
Pancasila Kelas VIII halaman 153 s.d. 156.
• Peserta didik diminta untuk menyampaikan pendapatnya tentang bacaan tersebut.
• Sebagai salah satu bentuk aksi nyata mendukung wawasan Nusantara, peserta didik
diajak untuk membuat penyataan sikap dalam bentuk Deklarasi Pelajar Indonesia.
• Peserta didik dipimpin oleh ketua kelas menyusun redaksi Deklarasi Pelajar Indonesia
untuk dibacakan bersama-sama. Contoh redaksi Deklarasi Pelajar Indonesia adalah
sebagai berikut:
Refleksi Pembelajaran
Refleksi peserta didik
▪ Apa pengalaman menarik yang kalian dapatkan dalam pembelajaran ini?
▪ Perubahan perilaku apa yang akan kalian lakukan setelah mempelajari materi ini?
▪ Berikanlah tanda centang (√) pada salah satu gambar yang dapat mewakili
perasaan kalian selama kegiatan pembelajaran ini!
Refleksi guru:
▪ Apakah peserta didik mendapatkan pengalaman baru dalam kegiatan belajar ini?
▪ Perbaikan apa yang diperlukan untuk pembelajaran berikutnya?
Asesmen Sumatif
Instrumen Asesmen Sumatif
1. Jelaskan makna wawasan Nusantara yang kalian pahami!
2. Setiap peserta didik memiliki lingkungan hidup berupa lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan Masyarakat sekitar. Identifikasilah lingkungan
yang ada di sekitar tempat tinggal kalian!
3. Salah satu fungsi wawasan Nusantara adalah menumbuhkan kesadaran akan hak,
kewajiban, dan tanggung jawab sebagai warga negara yang memiliki rasa bangga
sebagai bangsa Indonesia. Berdasarkan fungsi tersebut, kewajiban dan tanggung jawab
apa yang dapat kalian lakukan di lingkungan sekolah sesuai dengan wawasan
Nusantara?
4. Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957 sebagai salah satu tonggak lahirnya
wawasan Nusantara menegaskan bahwa lautan di antara pulau-pulau bukan lagi
sebagai laut bebas, tetapi sebagai penghubung antarpulau. Sehingga wawasan
Nusantara sangat penting dalam mengokohkan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan demikian buatlah analisis tentang arti penting, tujuan, landasan,
kedudukan, dan fungsi wawasan Nusantara ini dalam mengokohkan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia!
5. Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada pada posisi silang dunia, diapit
oleh dua benua dan dua samudera. Indonesia juga merupakan negara yang terdiri dari
beragam suku, agama, ras, dan antar golongan. Menurut pendapat kalian apa dampak
positif dan dampak negatif dari kondisi tersebut?
6. Pelaksanaan wawasan Nusantara tidak terlepas dari tantangan yang harus dihadapi,
baik tantangan internal maupun eksternal. Buatlah rincian tentang tantangan dalam
pelaksanaan wawasan Nusantara!
7. Uraikanlah perilaku yang telah kalian lakukan pada saat Deklarasi Pelajar Indonesia!
Tindak Lanjut
Pengayaan
Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai kategori berkembang dan
mahir, dengan alternatif kegiatan sebagai berikut:
• Memperluas wawasan peserta didik tentang materi wawasan Nusantara dengan
mengenalkan wawasan Bahari pada tautan video:
https://youtu.be/dEnplvG7jEE?si=6MrhBB25FfRYJTJP , wawasan agraris pada
tautan video: https://youtu.be/MfgR5wqYTqY?si=2-hgWWZJGNCD4eW6 , serta
dapat membaca materi pengayaan yang berjudul Indonesia Poros Maritim Dunia
yang terdapat pada lampiran.
• Peserta didik menjadi tutor sebaya untuk membantu /membimbing peserta didik
lainnya agar memiliki pemahaman yang baik tentang materi ini.
Remidial
Remidial diberikan kepada peserta didik yang berada pada kategori awal berkembang,
dengan alternatif kegiatan sebagai berikut:
• Guru menjelaskan kembali materi pembelajaran dengan muatan yang lebih
sederhana.
• Guru menyediakan waktu lebih lama untuk melayani peserta didik secara lebih
personal.
• Peserta didik diberi kesempatan untuk melaksanakan asesmen ulang pada materi-
materi yang belum dikuasai.
Lampiran
Materi Pembelajaran Pertemuan 1
Makna Wawasan Nusantara
Presiden Sukarno, pada peresmian Lembaga Pertahanan Nasional tanggal 20 Mei 1965, mengamanatkan agar bangsa
ini mengenali diri, negara, pulau, dan tanah air. Beliau juga berpesan agar disusun strategi pembangunan dan pertahanan
yang sesuai dengan kondisi geograis negara. Amanat ini memiliki makna mendalam dan menjadi salah satu tugas generasi
saat ini untuk belajar mengenal tentang tanah airnya.
Wawasan Nusantara terdiri dari kata wawasan dan Nusantara. Wawasan berasal dari bahasa Jawa, yaitu wawas yang
berarti pandangan. Nusantara terdiri dari dua kata, yaitu nusa dan antara. Nusa dalam bahasa Sanskerta berarti pulau atau
kepulauan. Nusa juga diambil dari bahasa Latin yaitu nesos yang berarti semenanjung atau kepulauan. Antara dalam bahasa
Sanskerta berarti laut, seberang, atau luar. Bahasa Latin menyebutnya sebagai in dan terra yang berarti antara atau berada
dalam satu kelompok yang sama. Dalam bahasa Inggris, konsep tersebut sama dengan inter yang artinya antar (antara) atau
hubungan (relasi). Berdasarkan uraian tersebut, nusa dan antara kemudian digabungkan menjadi nusantara yang memiliki
arti pulau-pulau atau kepulauan yang berada di antara laut atau pulau-pulau yang terhubung oleh lautan.
Secara kebahasaan, wawasan Nusantara berarti pandangan dari bangsa-bangsa yang terhubung oleh lautan atau
pandangan dari bangsa-bangsa yang berada di antara pulau-pulau yang terhubung oleh lautan. Rumusan wawasan
Nusantara dalam GBHN 1998 diartikan sebagai cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
dengan mengutamakan persatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kedua pengertian tentang wawasan Nusantara tersebut bersimpul pada satu pemahaman yang
sama, yaitu Indonesia adalah satu kesatuan, baik dalam aspek geograis maupun dalam aspek ideologi, politik, ekonomi, dan
sosial budaya (ipoleksosbud). Tujuan mengenali diri dan lingkungan adalah agar kita dapat hidup selaras dengan lingkungan
alam dan hidup harmonis dalam perbedaan sehingga akan memunculkan rasa aman dan nyaman. Untuk hidup selaras dengan
alam, berbuatlah ramah dan peduli lingkungan, serta hindari perbuatan merusak lingkungan alam. Untuk hidup selaras
dengan masyarakat, bersikaplah toleransi, bergotong-royong, dan saling menghargai.
Sumber:
Setiawan. T., Setiawati, T., Sapei, M., dan Prayogo (2023) Pendidikan Pancasila SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Halaman 136 s.d. 138)
Sumber:
Setiawan. T., Setiawati, T., Sapei, M., dan Prayogo (2023) Pendidikan Pancasila SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, halaman 139 s.d.1 52.
Materi Pembelajaran Pertemuan 3
Perilaku Mendukung Wawasan Nusantara
a. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan tegas menolak ajakan untuk mengganti dasar negara Pancasila
Nilai-nilai Pancasila harus diyakini kebenaranya dengan mengamalkanya dalam kehidupan sehari-hari. Jika nilai ini
sudah menjadi karakter dan kepribadian bangsa, ajakan untuk mengganti dasar negara Pancasila dengan sendirinya akan
tertolak. Ajakan mengubah dasar negara Pancasila harus dengan tegas kita tolak dan lawan. Oleh karena itu, untuk
dapat memperkuat Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kalian harus selalu mengamalkan nilai-nilainya dengan cara-
cara seperti belajar tekun, melaksanakan ibadah sesuai keyakinan, memupuk semangat kerja sama, mengembangkan sikap
menghormati dan menghargai orang lain, serta memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan.
b. Memupuk rasa cinta tanah air dan menolak dengan tegas ajakan untuk memisahkan diri dari wilayah NKRI
Mencintai tanah air dan bangsa adalah wujud syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tugas kita adalah merawat
dan menjaga keutuhan negeri ini. Negara Kesatuan Republik Indonesia memang bukan negeri yang sempurna. Akan
tetapi, memilih memisahkan diri dari NKRI juga bukan sebuah pilihan yang tepat. Marilah kita perbaiki yang belum
baik di negeri ini! Marilah kita sempurnakan yang belum sempurna di negeri ini dengan semangat dan kerja keras bersama.
c. Mematuhi peraturan yang berlaku
Peraturan dibuat dalam rangka menciptakan ketertiban dan menjamin keadilan bagi masyarakat. Sebagai pelajar, kalian
harus taat, patuh pada tata tertib sekolah. Hormatilah guru dan sayangilah teman. Hadirlah di sekolah tepat waktu,
gunakanlah pakaian sekolah sesuai aturan, belajarlah dengan penuh tanggung jawab, dan lain-lain.
d. Mengembangkan toleransi
Toleransi adalah sikap menahan diri, bersabar, dan berlapang dada terhadap berbagai macam perbedaan. Dengan sikap
seperti ini, persatuan bangsa dari beragam suku bangsa akan terwujud. Toleransi juga mengandung makna kesediaan
untuk saling belajar, bekerja sama, saling memaafkan jika terjadi kesalahpahaman, saling memberi, serta tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain.
e. Saling menghormati dan menolak penyebaran kebencian
Setiap orang memiliki kewajiban untuk menunjukkan sikap saling menghormati dengan orang lain dan tidak menyebarkan
ujaran kebencian kepada orang lain. Di sekolah pun, kalian harus melakukan hal yang sama, menghormati orang lain
dengan bertutur kata yang baik, menjaga adab dan kesopanan, tidak melakukan penghinaan dalam hal apa pun kepada
orang lain, dan memperlakukan teman-teman kalian sebagai saudara.
f. Menyampaikan pendapat melalui saluran yang tepat
Konstitusi negara ini menjamin kebebasan berpendapat dengan cara tetap menghormati kepentingan umum. Jika di sekolah
kalian memiliki aspirasi yang baik demi kemajuan sekolah, sampaikanlah dengan cara yang tepat. Komunikasikanlah
kepada pihak terkait seperti wali kelas, pembina OSIS, wakil kepala sekolah, atau langsung kepada kepala sekolah.
g. Mencintai produk Indonesia
Gunakanlah barang-barang yang dihasilkan di dalam negeri. Sebagai pelajar, jangan menjadi rendah diri atau gengsi
jika barang yang kalian pakai bukan barang bermerek yang diproduksi di luar negeri. Banggalah menggunakan produk
lokal karena kualitas produk lokal pun tidak kalah dengan kualitas produk luar negeri. Tanamkanlah dalam diri kalian
bahwa menggunakan satu barang produksi dalam negeri akan menjadi satu sel kekuatan untuk menjaga tegaknya NKRI.
Jika hal ini menjadi gerakan bersama, pasti NKRI yang lebih tangguh dan lebih kokoh akan menjadi sebuah kenyataan
Sumber:
Setiawan. T., Setiawati, T., Sapei, M., dan Prayogo (2023) Pendidikan Pancasila SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Halaman 153 s.d. 156.
Materi Pengayaan
Indonesia Poros Maritim Dunia
Perhatikanlah peta berikut ini!
Peta Indonesia berdasarkan TZMKO 1939 Peta Indonesia berdasarkan Deklarasi Juanda 1957 Peta Indonesia berdasarkan Konvensi UNCLOS 1982
Gambar di atas menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan lautan yang sangat luas. Potensi kekayaan
lautan sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa tentu harus dikelola dengan cara terbaik agar memberikan kemanfaatan
bagi kesejahteraan masyarakat.
Kejayaan maritim nusantara tidak terlepas dari kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya adalah negara
maritim yang sebagian besar masyarakatnya hidup dari pelayaran dan berupa hasil hutan, hasil tambang, dan hasil bumi
yang banyak digemari orang Arab, Persia, dan Cina. Berikutnya Kerajaan Majapahit berkembang menjadi kerajaan maritim
terbesar setelah Sriwijaya dan menjadi pusat perdagangan Asia. Tuban yang merupakan pelabuhan ekspor ke seluruh penjuru
Asia dengan komoditas yang diperdagangkan di antaranya beras, lada, garam, rempah-rempah, mutiara, kulit penyu, gula,
pisang, kayu cendana, kelapa, kapas, belerang, perak, dan emas.
Presiden Joko Widodo dalam pidato di KTT ASEAN tanggal 13 Nopember 2014 tentang poros maritim, memaparkan
visi Indonesia, bahwa negara Indonesia akan menjadi poros maritim dunia. Menurut Presiden, dengan pertumbuhan ekonomi
rata-rata 7 persen pertahun, dengan total GDP sekitar USD 40 trilyun, kawasan Asia Timur merupakan kawasan paling
dinamis secara ekonomi. Sekitar 40 persen perdagangan dunia ada di kawasan ini. Dalam dinamika itu, laut akan semakin
penting artinya bagi masa depan kita. Jalur laut yang menghubungkan dua samudera strategis--Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik--merupakan jalur penting bagi lalu lintas perdagangan dunia. Tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)
merupakan “lorong” lalu lintas maritim dunia. Indonesia berada tepat ditengah-tengah proses perubahan strategis, baik secara
geografis, geopolitik, maupun geoekonomi. Oleh karena itu, sebagai negara maritim, Indonesia harus menegaskan dirinya
sebagai Poros Maritim Dunia, sebagai kekuatan yang berada di antara dua samudera. Posisi sebagai Poros Maritim Dunia
membuka peluang bagi Indonesia untuk membangun kerjasama regional dan internasional bagi kemakmuran rakyat.
Presiden Joko Widodo juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja dengan sekeras-kerasnya
mengembalikan kejayaan maritim bangsa kita. Presiden mengingatkan, sudah terlalu lama bangsa ini memunggungi laut,
memunggungi samudera, memunggungi selat, dan teluk. Dimana samudera, laut, selat, dan teluk, sejatinya adalah masa
depan peradaban Indonesia.
Perlu adanya suatu pemahaman yang utuh mengenai konsep Poros Maritim Dunia (PMD). Setidaknya PMD dapat
dilihat dari tiga perspektif, yakni pertama, PMD menjadi visi atau cita-cita mengenai Indonesia yang ingin dibangun.
Pada konteks ini, gagasan PMD merupakan sebuah seruan besar kepada bangsa Indonesia untuk kembali kepada jati diri
Indonesia sebagai sebuah negara maritim. Kedua, gagasan PMD menjadi doktrin untuk memberikan arahan terhadap tujuan
bersama. Hal ini merupakan ajakan kepada bangsa Indonesia untuk melihat dirinya tentang realitas geografis, geostrategis
dan geoekonomi Indonesia. Ketiga, gagasan PMD tidak seharusnya terhenti hanya pada tingkatan abstraksi, melainkan
terimplementasikan secara operasional dalam agenda-agenda konkret pembangunan nasional.
Sumber:
Disarikan dari Majalah Swatantra No. 11 Tahun III/Desember 2014
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
PUSAT KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN