Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mulya Tarmidzi Ramadhan Putra Hilmi

NIM : 1104210049

MATKUL : Manajemen Transportasi Logisitik

Permasalahan pada berita CNN : https://www.youtube.com/watch?v=3hiBnxOkoRY

Saat saya rangkum, inti dari berita tersebut yaitu :

Indonesia menempati peringkat 63 dalam Indeks Kinerja Logistik (LPI) 2023, mengalami penurunan
17 peringkat dari posisinya pada tahun 2018. LPI terdiri dari enam indikator: prosedur kepabeanan,
infrastruktur, pengiriman internasional, kompetensi logistik, pelacakan dan pelacakan, serta
ketepatan waktu. Dimensi kepabeanan meningkat dari 27 menjadi 29, menunjukkan tantangan
dalam area ini. Pemain rantai logistik berbasis AS, Cold Chain (cloudcin), mengakui tekanan pada
proses ekspor-impor selama pandemi, termasuk di Indonesia. Kelangkaan kontainer merupakan
salah satu tantangan dalam logistik. PT Mega Manunggal Properti (MMP), penyedia layanan gudang
dan logistik, berencana untuk memperluas bisnisnya karena perdagangan pasca-pandemi meningkat.
Ekonomi Indonesia sedang pulih, dengan masalah pasokan sedang ditangani, namun masalah
transportasi logistik internal tetap ada. Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (UPTRINDO) tidak
mengidentifikasi masalah signifikan dalam sektor transportasi mulai dari tahun 2017 hingga saat ini.
Menurut Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALI), ada tren positif dalam kinerja logistik pada
tahun 2022, dengan prediksi pertumbuhan 4-7,9% pada tahun 2023 dibandingkan dengan 2022.
Sektor transportasi dan penyimpanan tumbuh sebesar 19,87% pada tahun 2022, dengan
peningkatan sebesar 15,93% pada kuartal pertama 2023 dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya.

Berikut beberapa solusi yang mungkin membantu mengatasi masalah yang telah diidentifikasi:

1. Peningkatan Efisiensi Proses Kepabeanan: Pemerintah dapat mempercepat dan menyederhanakan


proses kepabeanan dengan menggunakan teknologi digital, seperti implementasi sistem perizinan
online dan pemeriksaan barang secara otomatis. Pelatihan bagi petugas bea cukai juga dapat
meningkatkan kecepatan dan keakuratan proses.

2. Investasi dalam Infrastruktur Logistik: Meningkatkan infrastruktur logistik, seperti pelabuhan,


jalan, dan rel kereta api, dapat membantu mengatasi masalah kelangkaan kontainer dan
meningkatkan efisiensi dalam distribusi barang.

3. Pengembangan Rantai Dingin: Perusahaan logistik dapat mengembangkan lebih banyak fasilitas
rantai dingin untuk mengatasi tantangan dalam pengiriman barang yang memerlukan kontrol suhu,
terutama selama pandemi.

4. Peningkatan Kapasitas Gudang dan Layanan Logistik: Perusahaan seperti PT Mega Manunggal
Properti (MMP) dapat memperluas kapasitas gudang dan layanan logistik mereka untuk memenuhi
permintaan yang meningkat setelah pandemi.

5. Optimisasi Transportasi Logistik Internal: Pemerintah dan pelaku industri dapat bekerja sama
untuk mengoptimalkan jaringan transportasi dalam negeri, termasuk jalan raya dan jaringan kereta
api, untuk mengurangi hambatan dalam distribusi barang.

6. Peningkatan Manajemen Risiko dan Kesiapan Pasokan: Perusahaan harus memperkuat


manajemen risiko dan kesiapan pasokan mereka dengan diversifikasi pasokan, penyediaan cadangan
stok, dan penggunaan teknologi untuk memonitor dan merespons perubahan pasar dengan cepat.
7. Kolaborasi antara Pemerintah dan Industri: Kolaborasi yang erat antara pemerintah, industri, dan
asosiasi terkait dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah logistik yang muncul
secara efektif.

Implementasi solusi-solusi ini dapat membantu meningkatkan kinerja logistik Indonesia dan
mengatasi tantangan yang dihadapi dalam proses ekspor-impor dan distribusi barang.

Anda mungkin juga menyukai