19B505033005 3 Bab1
19B505033005 3 Bab1
BAB I
PENDAHULUAN
selalu dalam kondisi pengelolaan yang baik akan senantiasa dapat meningkatkan
produktivitas bongkar muat sehingga kualitas pelayanan akan semakin baik. Saat
ini bisnis terminal petikemas telah mengalami perubahan baik dari segi
perdagangan maupun transportasi dimana dari tahun ke tahun terjadi kenaikan arus
petikemas dan semakin padatnya arus transportasi. Perubahan ini akan
menimbulkan persaingan antar perusahaan terminal petikemas. Persaingan dalam
bisnis ini semakin ketat seiring dengan bertambahnya terminal-terminal petikemas
yang lain. Sehingga dalam menghadapi persaingan bisnis, perusahaan harus lebih
kompetitif dan memberikan pelayanan jasa dengan kualitas yang terbaik.
PT Pelabuhan Indonesia IV yang berkantor pusat di Jalan Soekarno
Makassar, merupakan salah satu pintu gerbang keluar masuk kapal dan barang baik
secara domestik maupun ekspor-impor dan tergolong pelabuhan kelas utama
keempat setelah Pelabuhan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan sebagai
pelabuhan laut terbesar di Kawasan Timur Indonesia yang terletak di selat
Makassar, memegang peran utama dalam pendistribusian barang yang telah
dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat barang dari dan ke kapal sampai di
gudang penerima.
Rantai Logistik Dengan Menggunakan Kontainer
Publik
(Konsumen)
Pemerintah
Sumber : Penulis
Gambar 1.1 Rantai Logistik Sederhana
Namun, pada tahun 2019 telah terjadi pada wabah virus yang melanda
seluruh dunia yakni Pandemi, membuat aktivitas logistik di sejumlah pelabuhan di
berjalan dengan lancar. Meskipun dalam kondisi yang cukup sulit karena pandemi
wabah Covid-19. Pemerintah akan terus memberikan pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat dengan tetap mengoperasikan pelabuhan dan pelayaran kapal-
kapal, khususnya kapal kargo atau kapal barang dengan menerapkan Standard
Operational Procedure (SOP) berdasarkan protokol pencegahan penyebaran
Covid-19.
Sebelumnya, pelayaran logistik internasional pun kekurangan logistik. Hal
ini diperparah oleh China yang ekonominya bergerak tidak stabil dimana China
adalah salah satu negara yang sangat berkontribusi dalam kegiatan logistik di
tengah krisis ekonomi global. Pemerintah mengakui kinerja ekspor Indonesia
sempat terganggu karena fenomena menurunnya kegiatan ekspedisi logistik yang
mengakibatkan berkurangnya ketersediaan kontainer di Pelabuhan. Selain
Indonesia, di beberapa pelabuhan seperti Cina, Singapura, inggris, dan Amerika
juga mengalami hal yang sama bahkan di antara beberapa dari mereka mengalami
kongesti yaitu, terjadinya penundaan keberangkatan dan perubahan jadwal
pelayaran. Hal itu terjadi di tengah-tengah pandemi Covid-19.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono
Moegiarso mengatakan pada saat terjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM), para pelaku usaha Indonesia pada dasarnya sudah siap
melakukan ekspor di beberapa produk, namun disisi lain dengan adanya kebijakan
Pemberlakuan Pembatas Kegiatan Masyarakat (PPKM) ini membuat pelaku usaha
tersebut ikut terhambat dalam mendistribusikan produknya, sehingga perusahaan
pealayaran juga mengalami penurunan aktivitas mobilisasi dalam bisnis ekspedisi
logistik yang berdampak pada ketersediaan kontainer, .Perbaikan Keseimbangan
level ketersediaan kontainer atau container shortage ini semakin kuat menggejala
dimana-mana. Selama pandemi, sektor usaha logistik atau transportasi dan
pergudangan terdampak cukup dalam. Pertumbuhannya minus 13,42% pada kuartal
IV-2020.
Publik
(Konsumen)
PPKM
Pemerintah
Sumber : Penulis
Gambar 1.2 Proses terhambatnya distribusi logistik
Sekalipun segmen esensial seperti pelayanan angkutan laut (PT. Pelindo IV)
dikecualikan atas kebijakan PPKM, akan tetapi proses distribusi dari perusahaan
pelayaran ke penerima sampai ke publik (Konsumen) akan memungkinkan
mengalami penghambatan.
Selain itu, juga terjadinya kenaikan harga sewa petikemas diakibatkan
ketersediaan kontainer secara global. Permasalahan tersebut bukan hanya terjadi di
Indonesia saja, sehingga mengakibatkan harga kontainer naik. Saat ini
permasalahan menurunnya ketersediaan kontainer diakibatkan dari pola permintaan
dan pengiriman yang terjadi di masa pandemi covid-19 dimana terdapat fluktuasi
permintaan space pengiriman di seluruh dunia, ketidaksamaan tipe kontainer impor
dan ekspor juga menjadi penyebab menurunnya ketersediaan kontainer.
Hal ini dapat dilihat dari belum meratanya infrastruktur, kepercayaan dan
privasi dari konsumen, hambatan dalam proses pengiriman logistik, masalah
keamanan, dan hambatan geografis. Ditambah dengan pelayanan yang berbasis
manual melibatkan pelayanan dilakukan secara langsung dan tatap muka antar
pengguna jasa dan pelayan penyedia jasa di pelabuhan dimana sangat bertentangan
dengan kebijakan pemerintah yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM). Oleh karenanya, diperlukan sarana dan prasarana atau
infrastruktur yang dapat menunjang kegiatan para pelaku bisnis utamanya dalam
kegiatan logistik tersebut dengan menghadirkan system relevan dengan kebijakan
yang ada seperti, pelayanan berbasis elektronik yang disebut “E-Logistik System”.
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang uraian mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penelitian.
Pada bab ini membahas tentang teori-teori penyusun permasalahan pada penelitian
ini meliputi pengembangan hipotesis, dan kerangka konseptual.
Bab ini membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, desain penelitian,
variabel penelitian, serta teknik analisis data.
Bagian ini berisi analisis dari hasil penelitian dan pembahasan tentang penelitian.