Anda di halaman 1dari 11

UAS

DASAR – DASAR REKAYASA TRANSPORTASI


DOSEN PENGAMPU : Dr. Hj. Dewi Yuniar, MT

NAMA : M. FAISAL RIZKY


NPM : 22222010073

YAYASAN PENDIDIKAN HAJI MUHAMMAD ROESLI KALIMANTAN SELATAN


UNIVERSITAS AHMAD YANI BANJARMASIN
FAKULTAS TEKNIK
Jln. A. Yani KM. 5.5 Komplek Stadion Lambung Mangkurat Banjarmasin
MAKALAH PENGARUH PASCA PANDEMI COVID-19 TERHADAP
TRANSPORTASI DAN LOGISTIK (Studi Kasus Indonesia)

BAB I
PENDAHULUAN

1) Latar Belakang

Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumoniadi
Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi
pneumonia yang tidak diketahui etimologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus
(coronavirus disease, Covid-19). Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan
sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang meresahkan dunia atau Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC) (Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2020
Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019
(COVID-19), 2020). Penambahan jumlah kasus Covid-19 berlangsung cukup cepat dan sudah
terjadi penyebaran antar negara dan sangat mempenaruhi perekonomian dunia(Papandreou,
2020). Penelitian di China, menurut Du et al., (2020) yang menjelaskan kasus Covid-19 yang
menular dari Wuhan ke kota-kota di seluruh China sebelum 23 Januari melalui sektor
transportasi sudah menjalar ke 369 kota di Cina. Jika dibandingkan dengan pandemi Ebola,
maka pandemi Covid-19 memiliki kesamaan dengan Ebola Virus Disease (EVD) pada 2014,
Kongo, di Afrika dan Amerika Latin, yaitu ada kekurangan pengetahuan tentangepidemiologi
virus (Zhu et al., 2020).
Dampak pandemi Covid-19 sangat melemahkan semua aspek kehidupan masyarakat,
serta industri transportasi jalan. Dampaknya sangat luar biasa dan nyata, maka dari itu pada
saat seluruh perjalanan penumpang dibatasi terjadi penurunan omsetmencapai 90-100 persen
pada semua moda angkutan penumpang. Namun berakibat juga pada penyedia layanan
transportasi di jalan, sangat terasa juga pada moda angkutan pariwisata. Pada industri
angkutan penumpang tercatat 1,5 juta pengemudi yang langsung terdampak setelah
operasional angkutan terhenti (Yani, 2020). Inimerupakan upaya untuk bertahan atau survive,
bagaimana Covid-19 ini dapat teratasi dan diatasi, atau kita memperkirakan terjadi paling
lama enam bulan atau akanlebih lama lagi.
Secara umum, pergerakan moda transportasi digunakan sebagai alat pendukung, sarana
dan prasarana yang memudahkan manusia dalam mobilitas, berpindah dari satu tempat ke
tempat lain untuk beraktivitas dalam kehidupan seharihari. Moda transportasi ini dapat berupa
moda trasportasi darat, moda transpotasi udara, dan moda traspotasi laut, dimana setiap moda
tersebut memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda-beda (Munawar Suara.com, 2020)

Hal inilah yang melatarbelakangi pelaku perjalanan dalam dan luar negeri menjadi sangat
ketat terutama dalam hal kesehatan dan sangat berpengaruh terhadap moda transportasi,
sehingga sangat dibutuh upaya terutama dari pemerintah untuk menangi permasalahan ini.

2) Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang pada pengaruh transportasi pasca pandemi Cov-19
adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh covid-19 terhadap transportasi dan logistik ?

3) Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah, sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh covid-19 terhadap trasnportasi dan logistik ?

4) Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah, sebagai berikut :
1. Manfaat Umum yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah dapat
mengetahui pengaruh covid-19 terhadap transportasi dan logitistik
BAB II
SUMBER TEORI
1.1 Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia telah menerbitkan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian
Transportasi dalam rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19. Dalam aturan tersebut
telah diatur tentang pengendalian transportasi untuk seluruh wilayah di Indonesia,
pengendalian jumlah transportasi yang beroperasi pada wilayah yang ditetapkan dan
sedang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kepada masyarakat, dan
pengendalian transportasi untuk kegiatan mudik masyarakat di tahun 2020. Aturan ini
juga mencakup terkait penumpang kendaraan umum dan pribadi, operator sarana dan
prasarana transportasi baik pada transportasi darat, kereta api, laut serta udara.

Pada moda transportasi darat, Kementerian Perhubungan di Indonesia


menjelaskan bahwa jumlah penumpangperjalanan jarak jauh berkurang 50 sampai 60
persen akibat pandemi Covid-19, penurunan ini merupakan dampak dari adanya
imbauan di rumah saja oleh pemerintah (Citra, 2020). Dampak pandemi Covid-19
sangat memukul ke seluruh aspek kehidupan masyarakat, demikian pula terhadap
industri angkutan jalan. Akibat pandemic Covid-19 ini menurutAteng Aryono sebagai
Sekjen Organisasi Angkutan Darat (Organda), yang merasakan dampaknya, sangat luar
biasa dahsyat(Aryono, 2020).
Pada masa pandemi ini pergerakan moda transportasi sangat dibatasi, maka
pendapatan usaha langsung menurun sampai
100 persen pada hampir disemua modaangkutan jalan untuk penumpang.
Sekjen Organda dalam kondisi pandemic ini menambahkan, bahwa angkutan barang
ternyata tidak terganggu dan protokolkesehatan juga tidak terlalu ketat. Tetapi, ternyata
pencapaian pendapatan diatas 70 persen tidak dapat bertahan lama, dan bahkan
beberapa usaha industri menghentikan kegiatan, sehingga hanya tersisa dibawah 50
persen.
Pimpinan Organda DKI Jakarta, Sinungan dalam hal ini berharap pemerintah
bersikap tegas untuk menghentikan sementara operasional bus. Dilakukan juga
pengawasan yang ketat di bawah tim medis pemerintah agar kondisi penyebaran virus
Covid-19 dapat segera dicegah agar tidak meluas (Puspa, 2020).
Selain itu, operator bus juga diimbau agar lebih selektif dalam menerima pesanan
calon pengguna. Kebijakan penyetopan operasional tersebut akan menimbulkan
kerugian bagi para pelaku bisnis, sehingga pemerintah juga harus memikirkan
kompensasinya. Sampai saat ini Organda tetap melayani permintaan penumpang atas
layanan bus AKAP secara normal selama belum adanya larangan dari pemerintah pusat
terhadap operasional bus (Aryono, 2020).
Dari sisi logistik, menurut Senator Bahagia sebagai pengamat logistik dari
Center of Logistics & Supply Chain studies, logistik telah berkembang menjadi
logistikhigienis sebagai disiplin ilmu terkait aliran barang secara hiegenis, informasi
danperputaran uang sejak pengadaan, simpan di gudang, dan mengantar barang sesuai
denganwaktu dan lokasi yang diinginkan pemesan dari titik jemput ke alamat tujuan
secara efektif berdasarkan pola dan hidup yang sehat (Bahagia, 2020a). Logistik
melalui transportasi barang tidak terganggu dan tidakmenjalani pengaturan protokol
kesehatanyang ketat, ternyata omzet di atas 70% tidak bertahan lama, setelah berbagai
industri lain melambat dan bahkan menghentikan beberapa kegiatan, akibatnya omset
tersebut tetap ada. kurang dari 50%.
Sektor transportasi merupakan sektor yang paling parah terdampak pada pandemi
Covid-19. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dilaporkan bahwa
ekonomi Indonesia pada kuartal dua tahun 2020 mengalami terkontraksi 5,32%, dan
kontraksi terdalam terjadi pada sektor transportasi dan pergudangan yang menyumbang
3,57% PDB. Hal ini membuat transportasi nasional secara keseluruhan mengalami
penurunan yang sangat drastis hingga merugikan banyak perusahaan yang bergerak di
bidang transportasi.

1.2 Transportasi laut

Pada sektor transportasi laut, otoritas dari dinas perhubungan telah membatasi jam
operasional angkutan penyeberangan hanya untuk mengangkut kendaraan angkutan
barang saja. Hal ini membuat terjadinya penurunan permintaan yang sangat drastis yang
mempengaruhi produktivitas dan kinerja angkutan penyeberangan. Pemerintah
mempertimbangkan kembali pola jam operasional agar dapat mengoptimalkan kinerja
angkutan penyeberangan, sehingga tetap dapat melayani distribusi barang antar pulau
dan tidak mengalami kerugian dari segi finansial. Dampak pandemi Covid-19 pada
sektor transportasi laut mengakibatkan PT. Pelabuhan Indonesia II (IPC) untuk
sementara menghentikan operasi 3 dari 5 terminal penumpang yang dikelolanya.
Penutupan terminal yang dilakukan oleh perusahaan tersebut bertujuan untuk mencegah
meluasnya penyebaran virus Covid-19. Tiga terminal penumpang yang tutup sementara
itu antara lain terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Pandan Belitung dan Pelabuhan
Pangkal Balam Bangka, serta terminal penumpang Pelabuhan Boom Baru Palembang
Sumatera Selatan. Sedangkan untuk 2 terminal penumpang lainnya yang masih
beroperasi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang direkomendasikan oleh
pemerintah berada di Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Pontianak. Keputusan
penutupan dilakukan guna membantu pemerintah dalam mencegah penyebaran virus
serta mendukung program pemerintah daerah dan provinsi.

1.3 Transportasi darat

Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi banyak sektor, termasuk sektor transportasi


daring. Berkurangnya aktivitas masyarakat dikarenakan adanya kebijakan pembatasan
sosial oleh pemerintah dinilai cukup merugikan transportasi daring khususnya ojek daring.
Salah satu fenomena yang terjadi adalah sebagian besar pemesanan ke dalam aplikasi
beralih ke pengantaran makanan dan minuman dikarenakan minimnya penumpang ojek
daring pada masa pandemi. Pengemudi ojek daring mengalami penurunan ekonomi yang
sangat tinggi hingga mengalami kesulitan ekonomi dan berdampak pada kesejahteraan
hidup dan kondisi psikis ojek daring itu sendiri. Salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang transportasi juga mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya mencegah penyebaran
Covid-19 melalui bentuk komunikasi di fitur layanan aplikasi yang telah diperbarui untuk
para penggunanya. Perusahaan tersebut menyarankan agar sebaiknya melakukan
pembayaran non tunai) atau menggunakan layanan daring lainnya sehingga dapat lebih
mudah melakukan pembatasan sosial dengan pengemudi. Pembayaran secara nontunai
dapat mengurangi penyebaran virus melalui uang yang sudah dipegang oleh banyak tangan
sebelumnya.

1.4 Transportasi udara

Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam kondisi pandemi


Covid-19 akan memperngaruhi sektor transportasi karena mobilitas individu akan sangat
berkurang dan dapat berimplikasi terhadap ekonomi masyarakat secara keseluruhan.
Dampak Covid-19 terhadap berbagai sektor akibat pembatasan ruang gerak masyarakat,
antara lain terjadi penurunan penumpang pada model transportasi udara seperti pesawat baik
penerbangan domestik maupun penumpang pesawat internasional. Akibat yang ditimbulkan
dari diterapkannya aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), maka sebagian besar
operasional pesawat PT. Garuda pada seluruh rute sangat dibatasi dan harus mengikuti
protokol kesehatan yang telah direkomendasikan oleh pemerintah pusat. Hal ini membuat
nilai saham pada PT. Garuda cenderung akan turun terus menerus seiring dengan semakin
menyebarnya virus Covid-19. Pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) yang diterapkan oleh pemerintah sebagai upaya pencegahan penyebaran virus
corona, berdampak pada terhentinya layanan transportasi massa termasuk
layanan maskapai penerbangan seperti PT. Garuda Indonesia. Adanya kebijakan PSBB
tersebut membuat penjualan tiket mengalami penurunan yang sangat signifikan karena
banyak penumpang yang membatalkan rencana perjalanannya karena terlalu banyak aturan
yang harus dipenuhi sebelum berangkat menggunakan pesawat, sehingga mengakibatkan
turunnya pendapatan sebagian besar perusahaan yang bergerak di bidang transportasi udara
tersebut. Hal ini membuat pihak-pihak investor menjadi ragu dan berpikir ulang untuk
berinvestasi pada saham perusahaan di bidang transportasi udara ini.
BAB III
PERMASALAHAN

1) Semenjak memasuki tahun 2019 yang dimana virus covid 19 masuk ke


Indonesia, Transportasi dan aktifitas Logistik di Indonesia sangat terdampak.
Semua akses jenis transportasi terpengaruh adanya Covid 19 yang masuk ke
Indonesia dan aktifitas logistik seperti pengiriman barang dan lainnya juga ikut
terganggu.
BAB IV
SOLUSI
1) Solusi untuk permasalahan Transportasi dan Logistik saat pandemic Cov-19 ini,
Perusahaan dalam menghadapi masa pandemi Covid-19 ini, diharapkan dapat
mengetahui kemampuan digital yang dimiliki, kepemilikan asset digital,
kekuatan dan kelemahan, cakupan jaringan, jumlah
2) armada dan jenis armada, berbagai layanan, sistem IT. Juga harus diketahui
siapa yang akan menjadi mitra potensial untuk menutupi kelemahan yang
dimiliki. Mitra berasal dari industri yang sama dan dari industri yang berbeda.
Sedangkan sebagai pelanggan, harus mengetahui kapasitas kemampuan digital
pelanggan, keinginan pelanggan untuk menjadi perusahaan digital, proporsi,
basis pelanggan yang mengerti digital, harga, kecepatan, kualitas barang yang
dikirim, jenis layanan yang tersedia, dan identifikasi mengenai keinginan.
3) Perlu juga memperhatikan, keselamatan terkait resiko kecelakaan dan
kesehatan terkait resiko penyebaran penyakit. Indonesia dengan masyarakat
pendapatan perkapita yang masih rendah, membutuhkan penegakan hukum
yang kuat dan jelas, maka sangat penting untuk menegakkan pencegahan
Covid-19. Diperlukan peraturan dari regulator, untuk memastikan semua orang
mengikuti peraturan serta harus mengikuti protokol kesehatan WHO untuk
menghentikan penyebaran Covid-19 di industri transportasi dan logistik.
Diperlukan penerapan manajemen dan protokol untuk pengguna sepeda,
demand management (mengurangi kerumunan, mengurangi kemacetan), dan
resiko keselamatan dan kesehatan ojek online. Higienis Logistik diperlukan
karena berkaitan dengan pengelolaan aliran barang higienis, mulai dari
pengadaan barang, penyimpanan dan penghantaran barang dari titik asal ke titik
tujuan agar lebih efektif yang berdampak pada prinsip dan pola yang
menyehatkan.
BAB V
PENUTUP
1) Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas maka didapat kesimpulan :
 Transportasi di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan yang dimana
diberlakukan nya PSBB dan sebagainya untuk upaya pencegahan Cov-19 yang
menimbulkan dampak Positif bagi masyarakat
 Aktifitas Logistik mengalami dampak yang negatif karena pengaruh transportasi yang
batasi pemerintah supaya mengurangi penyebaran Cov-19.
 Saran dan solusi agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan terutama saat menjadi
pelaku perjanan dalam dan luar negeri dan aktifitas Logistik harus ditingkatkan meskipun
dengan keterbatasan transpotasi yang berlaku, maka perusahaan logistic dan sebagainya
diusahakan mencari solusi untuk kekurangan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Aryono, A. (2020). Posisi, Permasalahan danHarapan Industri Angkutan Jalan Menapak New
Normal. Webinar Transportasi Dan Logistik Pada Masa Dan Pasca (New Normal)
Pandemic Corona COVID - 19.
Azka, R. M. (2020). Akibat Virus Corona,
15.000 Ton Kargo Udara Lenyap.Ekonomi.Bisnis.Com.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200 220/98/1203679/akibat-virus-corona-15.000-
ton-kargo-udara-lenyap.February 25, 2020.
Bahagia, S. N. (2020a). Logistics inPandemic Era.
Buana, A. R. (2020). Problematika Regulasi Ojek Online Dalam Masa Pembatasan Sosial
Berskala Besar COVID-19.ADALAH, 4(1).
https://doi.org/10.15408/adalah.v4i1.15574
Chen, S., Kuhn, M., Prettner, K., & Bloom,
D. E. (2019). The global macroeconomic burden of road injuries: estimates and
projections for 166 countries. The Lancet Planetary Health,3(9), e390-e398.
https://doi.org/10.1016/S2542-5196(19)30170-6
Citra, L. (2020). Imbas Corona, PenumpangAngkutan Jarak Jauh Berkurang Hingga
60 Persen. KBR.https://kbr.id/nasional/03-
2020/imbas_corona penumpang_angkutan_jarak_jauh_berkurang_hingga_60
_persen/102657.html, Maret 24, 2020.

Anda mungkin juga menyukai