Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

Dampak Covid-19 Terhadap Pengoperasian


Transportasi Umum

Disusun Oleh :
Muhammad Akhyar
NPM 19 22201 0070

PROGRAM STUDY
TEKNIK SIPIL NON REGULER
UNIVERSITAS AKHMAD YANI BANJARMASIN
2020
Pengantar
Virus COVID-19 yang menjadi pandemi di seluruh dunia dalam hitungan minggu karena
penyebarannya yang sangat cepat, pada evisentrum pertama yaitu Wuhan (Musselwhite,
Avineri, dan Susilo 2020) dan menyebar ke negara-negara lain melalui kontak antar individu, hal
ini telah mempengaruhi hipermobilitas globalisasi, dan konektivitas gaya hidup kita saat ini.
Dari awal penyebaran pandemi COVID-19 dengan cepat berkembang menjadi situasi yang
berdampak besar pada gaya hidup dan perjalanan di seluruh dunia, mulai dari menurunnya secara
dramatis pada transportasi udara hingga peningkatan secara drastis gaya bekerja melalui
teleworking yang biasa disebut work from home (bekerja dari rumah), hal ini bisa terjadi karena
kebijakan dari pemerintah untuk mengurangi cepat nya penyebaran Virus COVID-19 (misalnya,
pembatasan perjalanan dan penutupan seluruh sektor dalam perekonomian) serta pilihan individu
untuk menahan diri agar tidak melakukan penjalanan untuk mengurangi paparan dengan orang
lain dan risiko terkontaminasi.
Perjalanan antar perkotaan telah menurun di seluruh dunia, tetapi tidak seragam untuk semua
moda transportasi; Transportasi angkutan umum telah menerima pukulan terberat, seperti yang
ditunjukkan oleh data survei pada seluruh dunia. Dalam hal ini beberapa kasus disertai dengan
berkurangnya penyediaan layanan angkutan umum dan diperburuk oleh persepsi bahwa
transportasi umum lebih berisiko terpapar COVID-19. Hal tersebut benar karena dengan
menggunakan transportasi umum maupun di stasiun transportasi umum kontak dengan orang lain
akan lebih dekat tanpa jarak dan itu tidak dapat dihindari.
Wilayah kabupaten Hulu Sungai Tengah tercatat sebagai wilayah beresiko tinggi penyebaran
Virus Covid-19, berdasarkan data yang tercatat jumlah orang terinfeksi sebanyak 381 orang, 79
orang dalam perawatan, 276 orang yang sembuh dan 26 orang telah meninggal dunia.

Dampak Covid-19 terhadap Pengoperasian Transportasi Umum

Dalam hitungan minggu, pandemi COVID-19 menjadi krisis ekonomi terbesar bagi masyarakat
Indonesia khususnya di daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Pada bulan pertama setelah
pandemi dimulai perekonomian masyarakat yang pusatnya di pasar tradisional modern di pusat
kota Barabai sangat sepi dan layanan transportasi dalam kota maupun antar kota menurun sangat
drastis akibat hampir tidak adanya penumpang pada angkutan umum.
Pengoperasian dan lalu lintas angkutan umum seperti mobil Cold L300 yang melayani rute
penumpang dari Banjarmasin menuju Hulu sungai menjadi lengang seiring dengan
diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bagi Kota Banjarmasin, taksi
angkutan penumpang umum seperti mobil Colt L300 makin sepi, baik dari hulu Sungai ke
Banjarmasin maupun sebaliknya.

Permintaan angkutan umum menurun tajam karena perilaku jarak fisik baru dan ketakutan
masyarakat akan penularan COVID-19 menimbulkan beberapa permasalahan untuk
kelangsungan transportasi dalam kota dan antar kota-kota seperti taksi Cold L300. Pemerintah
merancang kebijakan untuk membuat angkutan umum aman untuk jangka waktu di masa
pandemi yang cenderung berkepanjangan. Hal akan membutuhkan kerjasama terkoordinasi dari
pemerintah daerah maupun provinsi, pengusaha taksi Cold L300, pekerja, dan pengguna
transportasi tersebut. Itu Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa transportasi umum seaman
mungkin dan semampu mungkin menampung dan menarik lebih banyak penumpang yang
mungkin tidak memiliki alternatif yang lain.

Jarak Fisik di Transportasi Umum

Selama diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kota Banjarmasin, secara
umum disepakati bahwa perjalanan harus mengurangi, memungkinkan hanya perjalanan penting
atau tidak dapat dihindari. Saat aktivitas dalam periode PSBB, dengan pengaturan jarak minimal
antar penumpang dalam transportasi umum yaitu dengan membawa penumpang setengah dari
kapasitas serta wajib dalam penggunaan masker wajah yang benar, meninkatkan kebersihan
dengan menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun pada spot tertentu di terminal
penumpang.

Penutup
Pandemi COVID-19 merupakan tantangan besar bagi sistem transportasi umum di seluruh dunia.
berkaitan dengan pengaruh beberapa faktor mengurangi atau meningkatkan risiko penularan
COVID-19 di angkutan umum, termasuk tingkat kepadatan penumpang tingkat jumlah
kendaraan dan stasiun, waktu pemaparan (lama perjalanan), penegakan penggunaan masker
wajah, dan penerapan protokol kebersihan, pandemi yang sedang berlangsung memaksa pembuat
kebijakan untuk membuat keputusan dalam konteks ketidakpastian.

Pembatasan jarak minimal antar penumpang dan dengan penggunaan masker wajah serta
menerapkan protokol kesehatan diharapkan dapat menekan penyebaran virus Covid-19 di
penggunaan Transportasi umum, sehingga mobilitas orang dan tingkat pertumbuhan ekonomi
masyarakat akan bisa berjalan dengan lancar di masa pandemi virus Covid-19 khususnya di
Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Anda mungkin juga menyukai