Anda di halaman 1dari 9

Port Strategy

Prof. Sudjanadi Tjiptosudarmo1 2


1
Center of Excellence Port Shipping and Maritime Logistics Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir
dan Lautan IPB University
2
Institut Transportasi dan Logistik TRISAKTI (ITL Trisakti)

Diskripsi:Membahas bagaimana menyikapi isu-isu pokok makro strategis nasional dan


internasional yang mempengaruhi bisnis kepelabuhanan di Indonesia beserta implikasinya.

Tujuan: Setelah selesai mengikuti pelatihan Ahli Kepelabuhanan Tingkat Dasar, dengan topik
Port Strategy peserta dapat memahami memahami dan mengaplikasikan konsep/teori dan
strategi implementasi manajemen kepelabuhanan. Mampu mentransformasikan konsep dasar
kerangka strategi bisnis kepelabuhanan. (Practical Learning and Strategy Implementation
Framework).

1. Managing in Turbulent Environments


Tantangan terberat yang dihadapi dalam lingkungan strategis bisnis industri jasa kepelabuhanan di
Indonesia terutama arah kebijakan nasional melalui program percepatan pembangunan infrastruktur
pelabuhan nasional dihadapkan Pandemic Virus COVID 19, adalah betapa pentingnya mengelola
kemampuan untuk mengidentifikasi dan memformulasikan kembali strategi implementasi dan kebijakan
bisnis terkait dengan agenda pemerintah dimaksud termasuk isu terakhir dampak pandemik COVID
19 yang merupakan bencana diseluruh dunia .
Tantangan luar biasa “not just mean challenging, innovation and tight competition, but what
should be the real basis of dynamic in turbulent environments”.
Kondisi ini memerlukan pemikiran yang komprehensip mulai dari “perenungan kembali” secara
prudence re-formulasi perencanaan yang berorientasi pada business process reeingneering and
implementation framework/breakpoint strategies, prioritization scheme and paradigm breaking of the
strategy solution.
Faktor tersebut sangat mendasar bagi kelangsungan usaha dan pengembangan industri jasa
pelabuhan nasional. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dan memusatkan perhatian hanya pada
perbaikan di satu bidang tertentu, tetapi harus melibatkan beberapa sektor terkait (multistakeholder).
Mengapa?
1) Arah kebijakan jangka menengah dan panjang baik RPJMN, RENSTRA Transportasi dan
kebijakan lainnya. Dan terakhir telah diformulasikan kedalam VISI Indonesia 2045 (Bappenas
2019), terlihat pada Gambar 1, 2 dan 3 berikut ini.
2) Pemberdayaan dan opimalisasi aset infrastruktur pelabuhan nasional dan potensi ancaman dan
peluang bisnis kepelabuhanan di Indonesia menjadi sangat penting (critical points of the
post pandemic Covid-19) akan dijadikan pemikiran dasar dalam pokok bahasan ini.
Gambar 1. Visi Indonesia 2045 (Bappenas 2019)

Gambar 2. Perubahan Paradigma VISI INDONESIA 2045

1.1. Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan


Indonesia menjadi negara maju dan salah satu ekonomi terbesar di dunia dengan digerakkan oleh
investasi dan perdagangan, industri, pariwisata, maritim, dan jasa, serta didukung oleh infrastruktur yang
andal dan ketahanan pangan, energi, dan air yang kuat.
Komitmen terhadap lingkungan hidup terus dijaga bagi keberlanjutan pembangunan.
KONEKTIVITAS EKONOMI MARITIM , akan difokuskan pada peran Transportasi Laut Sebagai
Unsur Utama Konektivitas Maritim akan diprogramkan dan dibangun melalui:
− pengembangan 48 kota pelabuhan (main port)
− sistem pelabuhan utama Tol Laut dan 7(tujuh) hub internasional.
− short sea-shipping, dan
− manajemen pelabuhan modern berbasis teknologi informasi dalam mendukung logistic
nasional (Green Smart Port/4th Generation) sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3 di
bawah ini.

Sumber: Bappenas,2019 RINGKASAN EKSEKUTIF


Gambar 3. Manajemen Pelabuhan Modern

Berbasis Teknologi Informasi Dalam Mendukung Logistic Nasional , dengan target mengindikasikan
menuju tingkat yang lebih tinggi Green Smart Port berbasis pada efesiensi (reducing cost & saving
energy ). Secara bertahap 1st Generation menuju 4th Generation.

1.2. Mengapa Global Ekonomi Menjadi Isu Kritis Bagi Lingkungan Bisnis Kepelabuhanan di
Indonesia
Tantangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini tidak hanya perubahan jenis armada kapal dan ukuran
kapal peti kemas semakin besar, tetapi juga dampak langsung bagi pelabuhan strategis di Indonesia
yang memang makin harus direspon, meliputi :
− Peningkatan jumlah kargo yang melebihi kapasitas pelabuhan;
− Peningkatan yang signifikan terhadap jumlah kargo peti kemas secara historis;
− Peningkatan penetrasi peti kemas;
− Ketidak imbangan antara aktivitas perdagangan dan tipe peti kemas;
− Peningkatan kebutuhan untuk memindahkan peti kemas;
− Peningkatan operasi transhipment.
Lingkungan bisnis strategis mempunyai pengaruh kuat bahkan luar biasa terhadap program
percepatan pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan saat ini,
khususnya terhadap 25 pelabuhan strategis di Indonesia.

1.3. Potential demand: forecast of indonesian port traffic 2030


“WE NEED STAKEHOLDER COLLABORATION”
Tingginya pertumbuhan Forecast of Indonesian Port Traffic, membuka peluang dan memerlukan
kreativitas bisnis kepelabuhanan di Indonesia baik untuk pengembangan maupun pembangunan baru.
Metode analis forecasting dengan memperhatikan beberapa unsur selain 11 (sebelas) jenis komoditi
utama, hinterland, modal split, juga perubahan teknologi kapal.

Pada Gambar 4 di bawah ini menggambarkan proyeksi total lalu lintas muatan di Indonesia
berdasarkan jenis muatan yang cukup potensial. Total lalu lintas muatan melalui pelabuhan diperkirakan
meningkat dari 1 miliar ton pada 2012 menjadi 2 miliar ton pada 2030 (IndII, NPMP 2012, RIPN Review
2016).
Pertumbuhan lalu lintas curah kering dan cair (dry and liquid bulk cargo) yang lebih rendah
menunjukkan bahwa total tonase muatan hanya akan meningkat sampai dengan 50% pada 2020 dan
50% lagi pada 2030, karena penetrasi dari bulk ke kontainer sejalan dengan World Container Business.

Gambar 4. Proyeksi total lalu lintas pelabuhan berdasarkan jenis kargo

2. Road to Era Revolusi Industri 4.0 versus Era Pandemic COVID -19
Beberapa perkembangan teknologi ke depan: perdagangan elektronik mengubah perdagangan
konvensional menjadi elektronik; industri 4.0 mengintegrasikan proses produksi secara virtual berbasis
siber dan artificial intelligence; blockchain, perpaduan AI, big data, dan IoT, mampu melakukan
verifikasi transaksi keuangan real-time, sehingga tidak diperlukan lagi pihak ketiga; rekayasa genetika
meningkatkan kualitas hidup.Disamping meningkatkan efisiensi dan kesempatan baru, kemajuan
teknologi berdampak pada kebutuhan tenaga kerja. Pekerjaan yang sifatnya rutin, manual,dan kognitif
akan berkurang.Indonesia akan memanfaatkan kemajuan teknologi bagi pembangunan dengan
meminimalkan disrupsi.
Secara akademis, terutama dalam mengantisipasi era Revolusi Industri 4.0. sangat erat
keterkaitannya dan ketersinambungannya dengan update dan review formulasi kebijakan ,
implementasi strategis dan keterkaitannya dengan sektor terkait yang telah dituangkan dalam
Masterplan Percepatan Pembangunan dan Perluasan Ekonomi Indonesia MP3EI 2011 -2025 sebagai
Key Resources Framework, sebagaimana terlihat pada Gambar 5 berikut ini.
Gambar 5. MP3EI 2011-2025
Tentunya, dengan tujuan agar strategi implementasinya di Indonesia dapat disesuaikan dengan
karekteristik sosio ekonomi dan budaya, yang tetap diurapi semangat menuju Developing Indonesia RI
4.0 yang berbasis gotong-royong dalam membangun negeri tercinta ini.

Gambar 6. Peta sebaran rencana pengembangan pelabuhan komersial di Indonesia


Sebagai contoh, dari aspek lokasi pelabuhan, arah kebijakan nasional (RIPN), aspek tehnis, operasional
pelabuhan, tata ruang, keselamatan pelayaran, pemanduan & penundaan, pekerjaan pengerukan
(perawatan alur dan kolam pelabuhan) dan regulasi ketentuan hukum Operational Concern Points,
dalam bisnis kepelabuhanan pada lazimnya yang berlaku di negara lain terhadap 13 aktivitas dalam
operasional pelabuhan. Port Operational Concern Points, menggambarkan bahwa pada prinsipnya
sebelum memulai suatu binis kepelabuhanan, para pelaku bisnis cenderung selalu memperhatikan 13
indikasi kelayakan operasional sebagai standar kinerja pelayanan operasional di pelabuhan (port
operational concern points) yaitu: kedalaman alur pelayaran, kedalaman pelabuhan, kapasitas tambat,
kesiapan pandu, kolam putar, keselamatan kapal, peralatan pelabuhan, waktu pelayanan pelabuhan, dan
lainnya yang berkaitan dengan pelayanan kelancaran di terminal dan keamanan di pelabuhan (adequate
access channel, adequate draft dst) sebagaimana terlihat pada Gambar di bawah ini.
Sekalipun pemerintah telah berupaya keras untuk terus mendorong dan menfasilitasi kelancaran
distribusi inklusif, beberapa harapan stakeholder yang paling sering dikemukakan dalam berbagai
pertemuan akademis terkait dengan critical issues on operational concern points, yaitu langkah konkrit
dan dukungan dari stakeholders.
Dalam kondisi serupa beberapa tahun silam, World Bank pernah merilis Country Risk menurut formula
World Bank: 3L + I , di mana :
L1= Local Government;
L2 = Labour;
L3= Law enforcement,
I = Infrastructure.
Tentunya hal tersebut bukan suatu hal yang baru dan ini adalah bagian dari tantangan internal
yang terkait dengan paket kebijakan ekonomi dan penguatan reformasi birokrasi diantaranya bagian
Perubahan Paradigma sebagaimana pada Gambar 7 di bawah ini.

Gambar 7. Stakeholders di pelabuhan

3. Implikasi Era Revolusi Industri 4.0


Mengapa membangun dan mengoperasikan pelabuhan nasional membutuhkan integrasi perencanaan
dengan persiapan yang benar-benar matang?
Era Revolusi Industri 4.0 merupakan perjalanan menuju perubahan dan apabila kurang kreatif
meningkatkan daya saing, dapat tergerus oleh kekuatan superpower. Artinya kita harus cerdas memaknai
perubahan –perubahan tak terduga menjadi fenomena yang akan muncul pada era revolusi industri 4.0,
dan cepat atau lambat akan men-disrupsi bisnis kepelabuhanan nasional. Menuju langkah - Road to
Industrial Revolution 4,0, Disruption era Change, Innovation, Creativity and Collaboration.
Mengubah sistem kepelabuhanan Indonesia menjadi jaringan yang modern dan efisien,
merupakan tantangan yang luar biasa kompleks dan melibatkan berbagai pelaku kepentingan.
Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, karena diperlukan kolaborasi dengan stakeholders.
Membangun dan mengoperasikan pelabuhan nasional membutuhkan integrasi perencanaan
dengan persiapan yang benar-benar matang. Kecenderungan multitafsir sangat mungkin terjadi dari
aspek kriteria penetapan lokasi , ketepatan standar teknis konstruksi, kelaikan keselamatan pelayaran,
lingkungan maritim, kebutuhan kualitas pelayanan operasional, kelayakan ekonomi dan finansial.
Dimana ampai saat ini masih menjadi fenomena bagi stakehoder terutama dalam proses perizinan,
walaupun telah ada pelayanan terpadu.
Isu masalah koordinasi dengan pemangku kepentingan masih sering menimbulkan fenomena
tersendiri , baik dari kepentingan politik, ekonomi, dan sosial. Pemerintah telah merilis (2017), bahwa
infrastruktur diharapkan sebagai motor pertumbuhan ekonomi. Dengan memasang target pertumbuhan
ekonomi pada kisaran 5,3-5,9%, pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan sejak 2015.
Kesungguhan langkah Pemerintah semakin nyata setelah prioritas infrastruktur, APBN 2019
difokuskan untuk pengembangan SDM.
Memasuki Revolusi Industri 4.0., peluang inovasi makin terbuka lebar dengan ditandai oleh
makin maraknya artificial intelligence, automasi, dan teknologi lainnya. Inovasi-inovasi tersebut
dapat mengakibatkan dampak positif, yaitu makin efisiensi dalam ekonomi.
Inovasi-inovasi tersebut dapat mengakibatkan dampak positif, yaitu makin adanya efisiensi
dalam ekonomi. Efisiensi tersebut dapat berasal dari aktivitas seperti makin efisiennya biaya produksi,
aktivitas operasi yang semakin efisien, dan sebagainya. “Terdapat pertanyaan kritis dan dialogis,
perlukah review RPJMN 2014-2019, RENSTRA Transportasi, Blue Print SISLOGNAS 2014, Multi
Moda Transport, dan lainnya yang mempunyai implikasi langsung dan tidak langsung?”
Sebagai contoh, walaupun telah dirancang sejak 6 (enam) tahun silam, penyelenggaraan
INAPORTNET yang sedang berjalan saat ini merupakan langkah strategis terutama dibeberapa
pelabuhan tetentu.
Intinya INAPORTNET selain sebagai Intelligent Decision Support System (DSS), dalam skala
besar bagian dari ASEAN Single Window digunakan oleh para pengguna jasa kepelabuhanan
meningkatkan pelayanan dan penyederhanaan prosedur dipelabuhan. Hal ini dilakukan agar dalam
pertukaran data informasi dapat dilakukan lebih efesien, efektif, dan terintegrasi antar negara di kawasan
ASEAN.
Implementasi INAPORTNET di pelabuhan Tanjung Priok sudah dilakukan sejak tahun 2016
dan sebagai program quick win Sektor Transportasi pada 2018. Pada saat ini telah dilakukan
pengembangan aplikasinya dan selanjutnya di beberapa pelabuhan strategis dengan tujuan uhanan dan
unit ekonomi di pelabuhan untuk berikut ini : xi
− Menurunkan biaya logistik dengan memangkas biaya operasional pengurusan delivery order
(DO);
− Meningkatkan kelancaran arus barang di pelabuhan;
− Sebagai langkah transparansi waktu pelayanan dan tarif yang dikenakan;
− Pelayanan lebih cepat dari 1-3 hari menjadi 30 menit;
− Pelayanan lebih murah dan mudah;
− Peningkatan pelayanan barang di pelabuhan

1.4. Dampak Pandemic COVID 19


Dampak Pandemic COVID 19 demikian gempuran global ekonomi berpengaruh besar terhadap
lingkungan bisnis transportasi internasional maupun nasional dan merupakan sumber ancaman dan
(peluang) yang makin penting; Dengan COVID maupun Tanpa COVID 19, (With and without COVID)
“perubahan” tetap akan terjadi. Kontribusi yang besar ke perekonomian, yaitu sektor perdagangan dan
manufaktur serta UMKM akan terkena dampak signifikan akibat COVID -19.
Bahkan sudah terpuruk sejak kuartal I /2020. Padahal kedua sektor tersebut penyumbang terbesar
pada PDB nasional yakni hampir 30%. Wabah yang berdampak secara sectoral, kemudian berujung
kepada kontraksi ekonomi atau resesi. Sama halnya dengan banyak negara didunia yang ekonominya
terdampak virus corona. Kriteria resesi ekonomi adalah kondisi pertumbuhan ekonomi riil suatu negara
mengalami kontraksi atau negatif dalam dua kuartal berturut–turut.
Berdasarkan data BPS sektor manufaktur hanya mampu tumbuh 2,06 % hingga Maret 2020.
Bagaimana dengan industri jasa kepelabuhanan nasional? Semua sektor yang terkait dengan aliran
pergerakan barang, orang dan uang terdampak, mengalami penurunan yang drastis. Termasuk sektor
transportasi dan logistik /pergudangan, pariwisata, perhotelan. Sebab pandemi membatasi aliran barang,
mobilitas orang dan aliran uang (PSBB).

1.5. Logistics New Normal: Adaptation ITC Smart And Hygyns


Sebagai ilustrasi terlihat dalam Tabel 4 Supply Chain & Logistics yang kegiatan bisnis rantai pasok
mulai dari supplier-manufactur-distributor – wholeseller – retailler sampai dengan customer, berpotensi
terdampak pandemic Covid -19 Gambar 8. Supply Chain & Logistics vs Pandemic Covid 19.

Gambar 8. Supply chain and logistics-business management integration


Dari berbagai literatur dan sumber faktual dampak pandemic COVID-19 terhadap lingkungan
bisnis dan perekonomian dunia maupun perekonomian nasional cukup dasyat. Berikut terdapat berbagai
pendapat dari stakeholderterkait dengan pandemic COVID-19 yaitu antara lain:
1) Fokus kepada percepatan penanganan pandemi membantu masyarakat terdampak , membantu
dunia usaha yang membutuhkan sekaligus mempersiapkan recovery.
2) Bentuk stimulus yang diberikan pemerintah melalui Program Pemulihan Ekonomi (PEN), sudah
tepat. Semoga saja eksekusi dari program ini segera terlihat manfaatnya .
Suatu kenyataan musibah global merupakan kehendak Alloh SWT yang menguasai dan pemberi
Rahmat terhadap semesta alam. Kita tidak boleh larut dengan kondisi yang sulit diprediksi sebelumnya,
Tentunya tetap dengan semangat Ikhlas tanpa batas, Syukur, Sabar dan Tawakal (ISST).
Sesungguhnya hanya orang-orang berssabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (Qs As
Zumar 10). Amiin YRA
Perubahan lingkungan business Post Pandemic (perpective), diprediksi adalah sebagai berikut:
Bisnis berbasis Digitalisasi (online business) akan terus terjadi di seluruh sektor. Tatanan perekonomian
dunia bergeser seperti, bisnis berbasis sustainability environment seperti otomotif listrik, hemat
energy,membersihkan udara, sungai, seperti pembersihan alur kolam pelabuhan, Adaptation and value
creation bidang Transportasi dan logistik berbasis hygenic packaging dan sumber daya manusia yang
smart Logistics New Normal, Adaptasi ITC Smart And Hygyns
Kolaboarasi Pemda termasuk law enforcement diprediksi akan lebih prioritas. Demikian pula
dalam bidang pendidikna nasional kebijakan Kampus Merdeka mengantisipasi dinamika generasi
milineal yang sedang maenjadi trending topics saat ini. Sebagai gambaran perspektif Potensi Perubahan
Post Covid-19 menurut sumber Direkur Transportasi Bappenas, 17 Juni 2020, Perubahan yang
berpotensi terjadi berikut ini:
− Perubahan bentuk rantai pasok global;
− Perubahan perspektif investor dan sektor prioritas investasi ;
− Inovasi tehnologi dan ekonomi digital semakin pesat berkembang;
− Perubahan tata kerja korporasi dan pola perilaku masyarakat;
− Percepatan transformasi investasi ke padat modal dan tehnologi.
Dan kondisi dunia usaha pasca pandemi diprediksi berikut ini:
− Baru mulai bangkit kembali dan mengalami tekanan finansial,
− Kebutuhan modal investasi yang sangat besar,
− Sisi permintaan masih rendah yang akan berdampak pada penjualan,
− Pelaku usaha masih kesulitan memperkerjakan pegawai setara pada tingkat tahun 2019,
kemungkinan perubahan pada comparative/competitive advantage,
− Kondisi sektor keuangan yang belum stabil.

4. Outward Looking: Global Port Competition


Kunci dari kompetisi di pelabuhan di dunia ada 4 yaitu sebagai berikut:
- Port Efficiency: The technical, operational and cost efficiency for port services, port production
and capacity, port cost, and costing port throughput.
- Port Performance: Port resource utilization vs congestion; performance evaluation; port
competition:
o Interport competition
o Intraport competition
- Port Business Environment
- 4 C FORCES
o Containerazation;
o Concentration ( Focus )
o Collaboration:
o Competation;

5. Tugas: Kemudahan berusaha di industri kepelabuhanan


a) Setidaknya ada 3 bentuk Kerjasama antara pemerintah dan swasta dalam bidang kepelabuhanan
yaitu konsesi, kerjasama pemanfaatan dan sewa. Swasta diharapkan berperan dalam
mengembangkan usahanya dengan adanya skenario kerjasama yang leluasa tersebut. Namun
dalam implementasinya masih ditemukan kendala, bagaimana sebaiknya sikap/kebijakan
pemerintah sehingga mendorong percepatan kemudahan berusaha dibidang kepelabuhanan?
b) Bagaimana anda menghadapi era digitalisasi dalam strategi pengembangan pelabuhan?

References
Undang-Undang No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran
PP 61/2009 jo PP 64/2015 tentang Kepelabuhanan
Rencana Induk Pelabuhan Nasional
Sislognas
Renstra Dirjen Hubla

Anda mungkin juga menyukai