Anda di halaman 1dari 26

Universitas Bakrie

BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Informasi Umum
Survei dilakukan peneliti pada ruas jalan Narogong dan ruas jalan Pangkalan 5
Kota Bekasi, kedua ruas jalan ini menggunakan perkerasan lentur. Ruas jalan
Narogong merupakan jalan arteri primer yang mempunyai tipe jalan yaitu 2/2 UD,
artinya mempunyai dua (2) lajur dan dua (2) arah tanpa median pemisah, dengan
lebar jalur ±10 meter. Ruas jalan Pangkalan 5 merupakan jalan sekunder dengan tipe
jalan yaitu 2/2 UD dengan lebar jalur ± 6 meter.
Hasil survei yang didapatkan yaitu jenis kerusakan, ukuran kerusakan dan
tingkat kerusakan jalan. Pencatatan pada jalan Narogong dilakukan dari STA 0+00
s/d 7+600 untuk ruas jalan Pangkalan 5 dilakukan dari STA 0+00 s/d 1+00. Survei
dilakukan pada kedua sisi lajur jalan menggunakan alat seperti meteran, odo meter
dan Laser Distance Meter yang menghasilkan dimensi panjang dan lebar.
Pengukuran dilakukan manual dengan menambahkan faktor eror dan pembulatan
keatas.

Gambar 4. 1 Sketsa Jalan Narogong


(Sumber : Hasil Kajian Penulis, 2021)

36
Universitas Bakrie

Gambar 4. 2 Sketsa Jalan Pangkalan 5


(Sumber: Hasil Kajian Penulis, 2021)
4.2 Analisis Data
4.2.1 Survei Jenis Kerusakan Jalan
Survei diawali dengan penjajakan sepanjang ruas jalan untuk menentukan
segmen jalan, untuk mempermudah mengidentifikasi jalan, ruas jalan sepanjang 8,6
km dibagi menjadi beberapa segmen dengan jarak antar segmen sepanjang 200 meter.
Di sepanjang ruas jalan terdapat jenis kerusakan yang berbeda-beda. Oleh karena itu
jenis kerusakan dari setiap segmen akan ditampilkan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.

a) Jenis Kerusakan Pada Jalan Pangkalan 5

37
Universitas Bakrie

Tabel 4. 1 Jenis Kerusakan Jalan Pangkalan 5

POSISI JENIS LUAS KONDISI DARAINASE


NO STA
KR KN KERUSAKAN M² KIRI KANAN

Tambalan dan Lubang 3.13 TTP/A/TTS/TR/M TTP/A/TTS/TR/M


Kegemukan aspal 100.00
0+00 s/d  Lepas Butir 17.85 124.73
1
0+200 Retak melintang 0.25
 Tambalan dan Lubang 1.90
Lepas Butir 1.60
Lepas Butir 1.00 TTP/A/TTS/TR/M TTP/A/TTS/TR/M
Retak melintang 0.01
0+200 s/d  Tambalan dan Lubang 4.69
2
0+400 Retak Memanjang 0.48 8.18
Amblas 1.00
 Tambalan dan Lubang 1.00
Retak melintang 0.04 TA TTP/A/TTS/TR/M
0+400 s/d  Tambalan dan Lubang 41.65 62.09
3
0+600 Lepas Butir 0.40
 Lepas Butir 20.00
Lepas Butir 3.45
0+600 s/d
4  Tambalan dan Lubang 25.25 28.70
0+800

Tambalan dan lubang 13.89 TA TB/A/TTS/TR/M


0+800 s/d  Alur 5.80
5
1+00 Lepas Butir 1.85 21.79
Amblas 0.25

245.49
TOTAL 245.49

(Sumber: Hasil Kajian Penulis, 2021)


Keterangan:
TA = Tidak ada TS = Tersumbat TM = Tidak memadai
A = Ada TTS = Tidak tersumbat M = Memadai
TB = Terbuka TR = Teratur
TTP = Tertutup TTR = Tidak teratur
Pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dalam 5 segmen diperoleh total luas
kerusakan 245,49 M² dan ditemukan tipe kerusakan jalan yaitu tambalan dan lubang,
kegemukan aspal, retak melintang, retak memanjang, amblas, lepas butir, dan alur.

38
Universitas Bakrie

Tipe kerusakan dalam satu stasiun yang sama dijumlahkan luasan kerusakannya. Pada
tabel di atas, juga didapat kondisi dari saluran drainase jalan.
b) Jenis Kerusakan Pada Jalan Narogong
Tabel 4. 2 Jenis Kerusakan Jalan Narogong

POSISI JENIS LUAS KONDISI DARAINASE


NO STA
KR KN KERUSAKAN M² KIRI KANAN
Tambalan & Lubang 14.88 TB/A/TS/TTR/TM TB/A/TTS/TR/M
Kegemukan Aspal 26.91
 Retak Buaya 0.63
Retak Memanjang 0.11
Lepas Butir 0.89
0+00 Amblas 7.97
1
s/d
0+200 Retak Buaya 20.00
 Tambalan & Lubang 6.25
Retak Acak 2.40
Amblas 12.75
Kegemukan Aspal 7.00 99.79

Tambalan & Lubang 33.36 TB/A/TS/TTR/ TTP/A/TTS/TR/M


 Amblas 17.96 TM
Retak Memanjang 5.16
0+200 Retak Acak 0.1800 56.66
2 s/d
0+400 Retak Acak 11.00
Tambalan & Lubang 16.95
 Lepas Butir 2.40
Retak Buaya 13.00
Amblas 4.50 47.85 104.51
Tambalan & Lubang 6.73 TTP/A/TS/TR/ TB/A/TTS/TR/M
Alur 3.88 TM
 Kegemukan Aspal 4.00
3 0+400 Lepas Butir 0.05
s/d Retak Buaya 1.20
0+600  Lepas Butir 2.30
Tambalan & Lubang 1.13

39
Universitas Bakrie

 Retak Memanjang 1.90


Alur 1.05 22.23 22.23

Tambalan & Lubang 29.34 TTP/A/TS/TTR/ TTP/A/TS/TTR/


 Retak Acak 2.37 TM TM
Lepas Butir 14.00
0+600 Amblas 4.74 50.44
4 s/d Tambalan & Lubang 3.00
0+800 Retak Buaya 0.25
 Retak Acak 0.30
Amblas 0.60
Lepas Butir 0.64 5.79 56.23
Kegemukan Aspal 1.00
Retak Memanjang 0.09 TB/A/TS/TR/TM TTP/A/TTS/TR/M
Tambalan & Lubang 11.87
 Lepas Butir 5.00
0+800 Retak Melintang 0.02 16.99
5 s/d Retak Memanjang 1.10
1+00  Tambalan & Lubang 6.00
Retak Melintang 0.04
Lepas Butir 0.72 0.72
Alur 12.00 19.86 36.85
Lepas Butir 9.41 TB/A/TTS/TR/M TB/A/TTS/TR/M
Retak Acak 2.00
 Tambalan & Lubang 31.60
Retak Memanjang 0.47
1+00 Retak Melintang 1.80 45.28
6
S/D Amblas 1.00
1+200  Lepas Butir 0.09
Retak Memanjang 4.84
Tambalan & Lubang 1.54
Kegemukan Aspal 20.75 28.22 73.50
Retak Memanjang 8.50 TTP/A/TTS/TR/M TB/A/TTS/TR/M
Retak Acak 1.15
 Tambalan & Lubang 15.50
7
Retak Buaya 0.75
1+200 Lepas Butir 22.71

40
Universitas Bakrie

s/d Kegemukan Aspal 80.00 128.61


1+400 Tambalan & Lubang 15.05
 Retak Memanjang 0.06
Lepas Butir 1.95
Kegemukan Aspal 8.70
Amblas 0.16 25.92 154.53
Retak Memanjang 0.39 TTP/A/TTS/TR/M TTP/A/TTS/TR/M
 Tambalan & Lubang 1.37
Retak Melintang 2.05 3.81
1+400 Kegemukan Aspal 3.00
8 s/d Tambalan & Lubang 2.39
1+600  Retak Memanjang 1.89
Amblas 4.00
Retak Acak 0.86
Lepas Butir 3.24 15.38 19.19
1+600  Tambalan & Lubang 7.50 TTP/A/TTS/TR/M TTP/A/TTS/TR/M
9 s/d  Amblas 0.60
1+800 8.10
1+800  Tambalan & Lubang 0.80 TTP/A/TTS/TR/M TTP/A/TTS/TR/M
10
s/d 2+00  TIDAK ADA -
2+00 Retak Memanjang 0.02 TTP/A/TTS/TR/M TTP/A/TTS/TR/M
s/d  Tambalan & Lubang 0.09
11
2+200 Amblas 1.60 2.15 2.15
 Retak Melintang 0.44
2+200/  Alur 21.60 TB/A/TTS/TR/M TTP/A/TTS/TR/M
12
2+400  Alur 6.50 28.10

 Alur 6.00 TTP/A/TTS/TR/M TTP/A/TTS/TR/M


2+400 Kegemukan Aspal 88.000
13
s/d  Alur 19.50
2+600 Amblas 1.20 114.70 114.70

Alur 63.00 TTP/A/TTS/TR/M TTP/A/TTS/TR/M


 Lepas Butir 1.99
14 Retak Acak 1.15
Tambalan & Lubang 0.35 66.49
2+600 Retak Acak 0.24

41
Universitas Bakrie

s/d Lepas Butir 0.19


2+800  Retak Buaya 0.10
Tambalan & Lubang 4.25
Retak Memanjang 2.41
Alur 17.50 24.69 91.18

Retak Memanjang 3.75 TTP/A/TTS/TR/M TTP/A/TTS/TR/M


Tambalan & Lubang 21.50
 Kegemukan aspal 105.00
2+800 Lepas Butir 0.45
15 s/d Alur 17.50 148.20
3+00 Tambalan & Lubang 23.08
 Retak Buaya 0.60
Retak acak 0.50
Retak Memanjang 1.00 25.18 173.38

Alur 24.00 TTP/A/TTS/TR/M TTP/A/TTS/TR/M


Retak Acak 1.19
Tambalan & Lubang 0.70
 Retak Memanjang 0.30
Lepas Butir 2.05
16
Kegemukan aspal 20.00
3+00 Tambalan & Lubang 20.40
s/d Amblas 0.60
3+200  Kegemukan aspal 6.00
Retak Acak 0.60 75.84

Retak Memanjang 0.45 TTP/A/TTS/TR/M TTP/A/TTS/TR/M


 Amblas 2.30
3+200 Lepas Butir 1.44
17 s/d Tambalan & Lubang 9.00 13.19
3+400 Retak Memanjang 4.95
 Tambalan & Lubang 7.14
Retak Acak 0.45 12.54 25.73

Lepas Butir 3.730 TTP/A/TTS/TR/M TTP/A/TTS/TR/M


18  Retak Memanjang 3.35
Amblas 1.04

42
Universitas Bakrie

Tambalan & Lubang 7.95


3+400  Retak Acak 4.90
s/d Retak Buaya 2.09
3+600 Retak Melintang 2.50 25.560
Retak Acak 21.20
 Retak Memanjang 0.62
Tambalan & Lubang 19.39
Lepas Butir 2.34
Amblas 2.50 46.05 71.610

Lepas Butir 2.81 TA TTP/A/TTS/TR/M


Kegemukan Aspal 0.25
 Tambalan & Lubang 4.70
3+600 Retak Memanjang 3.02
19
s/d Amblas 0.49 11.27
3+800 Retak Memanjang 2.40
 Alur 30.000 32.65
Tambalan & Lubang 0.25 43.92

 Tambalan & Lubang 0.09 TB/A/TS/TR/TM TB/A/TS/TR/TM


3+800 Retak Acak 0.63
20 s/d Amblas 5.00
4+00  Alur 27.50
Kegemukan Aspal 0.60 33.82

Amblas 14.25 TTP/A/TTS/TR/M TB/A/TS/TR/TM


Alur 0.75
 Lepas Butir 1.00
Tambalan & Lubang 1.49
4+00 Retak Memanjang 0.60
21 s/d Retak Buaya 2.00
4+200 Tambalan & Lubang 0.29
Lepas Butir 0.20
 Kegemukan Aspal 6.00
Amblas 2.00
Alur 17.50

43
Universitas Bakrie

Retak Memanjang 3.07 TB/A/TTS/TR/M TB/A/TTS/TR/M


 Lepas Butir 1.21
4+200 Retak Melintang 0.08
s/d Tambalan & Lubang 20.00
22
4+400 Kegemukan Aspal 9.00
 Lepas Butir 1.94
Amblas 3.00
Retak Acak 1.00 39.30

4+400  Alur 85.00 TTP/A/TTS/TR/M TTP/A/TTS/TR/TM


23 s/d  Alur 5.00
4+600 Amblas 5.25 95.25

 Alur 36.00 TTP/A/TS/TR/TM TB/A/TTS/TTR/TM


4+600 Alur 32.00
24 s/d  Amblas 2.00
4+800 Tambalan & Lubang 0.75
Retak Buaya 0.60 71.35

Amblas 0.50 TB/A/TS/TTR/M TTP/A/TTS/TR/M


Tambalan & Lubang 60.88
 Lepas Butir 4.10
4+800 Retak Acak 7.05
25 s/d Retak Memanjang 2.42
5+00 Lepas Butir 1.20
 Tambalan & Lubang 2.10
Amblas 2.50
Retak Acak 0.50 81.25

Retak Buaya 2.60 TB/A/TTS/TR/M TB/A/TS/TR/TM


Lepas Butir 8.25
5+00 Tambalan & Lubang 0.30
26
s/d  Retak Memanjang 1.62
5+200 Amblas 4.50
Alur 5.10 22.37

44
Universitas Bakrie

Alur 194.50 TB/A/TTS/TR/M TB/A/TTS/TR/M


5+200 Amblas 2.22
27 s/d  Tambalan & Lubang 5.56
5+400 Retak Buaya 0.50
 Alur 197.50 400.28
Tambalan & Lubang 0.25 TB/A/TTS/TTR/TM TA
5+400 Llepas Butir 2.08
s/d  Amblas 7.60
28
5+600 Kegemukan Aspal 2.00
Alur 42.50 294.43
 Alur 240.00

Tambalan & Lubang 1.00 TTP/TTS/TR/M TB/ATTS/TTR/M


 Kegemukan Aspal 54.00
5+600 Alur 31.500
29 s/d Tambalan & Lubang 0.09
5+800  Amblas 2.25
Alur 28.20
Kegemukan Aspal 12.00 129.04

 Kegemukan Aspal 3.00 TTP/A/TTS/TR/M TB/A/TTS/TR/M


5+600 Tambalan & Lubang 3.25
30
s/d  Alur 3.60
6+00 Tambalan & Lubang 1.79 11.64

6+00 Kegemukan Aspal 45.00 TB/A/TS/TTR/M TB/A/TTS/TR/M


s/d  Amblas 18.00
31 6+200 Alur 3.60
 Alur 10.00
Tambalan & Lubang 0.08 76.68

6+200  Kegemukan Aspal 23.00 TA TTP/A/TS/TTR/TM


32
6+400 Alur 2.10

6+400  Kegemukan aspal 50.00 TA TTP/A/TS/TTR/TM


33 s/d  Amblas 1.20
6+600 Alur 4.50

45
Universitas Bakrie

 Tambalan & Lubang 1.00 TTP/A/TTS/TR/M TTP/A/TTS/TR/M


6+600 Lepas Butir 15.00
s/d Lepas Butir 15.80
34
6+800  Tambalan & Lubang 2.00
Retak Acak 2.60
Retak Memanjang 0.02 36.42

Lepas Butir 0.16 TB/A/TTS/TR/M TA


Retak Acak 0.75
 Tambalan & Lubang 3.00
6+800 Amblas 5.25
35
s/d Kegemukan aspal 2.50 11.66
7+00 Kegemukan aspal 2.70
 Tambalan & Lubang 4.76
Lepas Butir 0.75 19.87

Tambalan & Lubang 31.32 TB/A/TTS/TR/M TB/A/TTS/TR/M


Lepas Butir 0.68
 Amblas 4.84
36 7+00 Kegemukan Aspal 1.38
s/d Retak Acak 1.00
7+200  Tambalan & Lubang 6.67
Lepas Butir 0.60 46.49

7+200  Retak Memanjang 0.19 TTP/A/TTS/TR/M TB/A/TTS/TR/M


37
7+400 Tambalan & Lubang 2.50

7+400  Tambalan & Lubang 0.25 TTP/A/TTS/TR/M TTP/A/TTS/TR/M


38
7+600 Lepas Butir 1.60

TOTAL LUAS KERUSAKAN 2715.58

(Sumber: Hasil Kajian Penulis, 2021)


Ruas jalan Narogong mempunyai total luas kerusakan sebesar 2721.31 M²,
terdapat kerusakan jalan berupa tambalan dan lubang, kegemukan aspal, retak
melintang, retak memanjang, amblas, lepas butir, alur, retak buaya, dan retak acak.

46
Universitas Bakrie

tipe kerusakan dalam satu stasiun yang sama dijumlahkan luasan kerusakannya, pada
tabel di atas juga didapat kondisi dari saluran drainase jalan.
4.2.2 Penetapan Angka Kerusakan Jalan Berdasarkan Luas
Ruas jalan raya Narogong yang diteliti memiliki ukuran panjang 7600 m dan
lebar 10 meter, sedangkan jalan Pangkalan 5 yang diteliti memiliki panjang 1000 m
dan lebar 6 meter. Pada metode Bina Marga terdapat angka kerusakan berdasarkan
luasannya, penetapan ini digunakan untuk kerusakan retak-retak, tambalan dan
lubang. Untuk mendapatkan angka kerusakan yaitu dengan cara, total luasan
kerusakan yang nantinya akan dikonversi menjadi persentase kerusakan. seperti pada
rumus 2.2. Contoh perhitungan:
Penentuan Angka Tambalan Dan Lubang
a. Ruas Jalan Pangkalan 5
Kerusakan tambalan dan lubang mempunyai total luas pada seluruh segmen
sebesar 91.51 M², dari nilai ini maka dapat ditentukan persentase kerusakannya
sebagai berikut:

= 1.53 %
b. Ruas Jalan Narogong
Pada Tabel 4.2 terdapat jenis kerusakan pada ruas jalan Narogong, dimana
kerusakan tambalan dan lubang mempunyai total luas pada seluruh segmen
sebesar 474.47 M², dari nilai ini maka dapat ditentukan persentase kerusakannya
sebagai berikut:
=

= 0,62%

4.2.3 Penetapan Nilai Kerusakan Jalan


Pada Metode Bina Marga, jenis kerusakan yang perlu diperhatikan saat
melakukan survei adalah kekasaran permukaan, lubang, tambalan, retak, alur, dan
amblas. Penentuan nilai kondisi jalan dilakukan dengan menjumlahkan setiap angka
dan nilai untuk masing-masing keadaan kerusakan. Untuk jenis kerusakan lubang dan

47
Universitas Bakrie

tambalan, kekasaran permukaan didasarkan pada jenis kerusakannya saja. Untuk alur
angka kerusakan didasarkan pada kedalaman kerusakan yang terjadi, untuk kerusakan
amblas angka kerusakan berdasarkan pada panjang amblas per segmen. Untuk jenis
kerusakan retak-retak angka kerusakan dipertimbangkan dari tipe retak, luas retak,
dan lebar retak, dimana untuk penilaian kerusakan retak diambil angka kerusakan
terbesar dari ketiga komponen penilaian tersebut. Hasil rekapitulasi angka kerusakan
ruas jalan Narogong dan pangkalan 5 terdapat pada Tabel 4.3 dan 4.4:
a. Ruas Jalan Pangkalan 5
Tabel 4. 3 Penetapan Kondisi Jalan Pangkalan 5
Angka untuk Kerusakan
Retak-retak Total
Tipe Luas Lebar
(Cracking)
Kerusakan Kerusakan (%) Retak (mm)
10-- < Kerusakan
30 <10 >2 1--2
30 1
Buaya - - - - - - -
Acak - - - - - - -
Melintang 3 - - 1 - 2 - 3
Memanjang 2 - 1 - 2 - 2
Angka untuk Kerusakan
Kedalaman (mm)
11--
Alur
>20 20 6 -- 10 0 -- 5
7 - - - 7
Angka untuk Kerusakan
Tambalan & Luas(%)
Lubang >30 20 -- 30 10 -- 20 <10
- - - 0 0
Kekasaran Angka untuk Kerusakan
Permukaan
Disintegration -
Pelepasan Butir 3 3
Rough -
Faty 1 1
Close texture -
Angka untuk Kerusakan
Panjang Kerusakan (m/100)
Amblas
>5 2 -- 5 0 -- 2 Tidak Ada
- 2 - - 2
Total 18

48
Universitas Bakrie

(Sumber: Hasil Kajian Penulis, 2021)


Nilai dari seluruh angka kerusakan dijumlahkan hasil dari nilai tersebut akan
menentukan nilai kondisi jalan berdasarkan angka kerusakannya, dari rekapitulasi
didapatkan angka kerusakan jalan Pangkalan 5 sebesar 18, maka sesuai dengan Tabel
2.5 di dapat nilai kondisi jalan sebesar 6.

b. Ruas Jalan Narogong


Tabel 4. 4 Penetapan Kondisi Jalan Narogong

Angka untuk Kerusakan


Retak-retak Total
Tipe Luas Lebar
(Cracking)
Kerusakan Kerusakan (%) Retak (mm)
10-- < Kerusakan
30 <10 >2 1--2
30 1
Buaya 5 - - 1 - 2 - 5
Acak 4 - - 1 - 2 - 4
Melintang 3 - - 1 - 2 - 3
Memanjang 2 - 1 - 2 - 2
Angka untuk Kerusakan
Kedalaman (mm)
11--
Alur
>20 20 6 -- 10 0 -- 5

7 - - - 7

Angka untuk Kerusakan


Tambalan & Luas(%)
Lubang >30 20 -- 30 10 -- 20 <10
- - - 0 0
Kekasaran Angka untuk Kerusakan
Permukaan
Disintegration -
Pelepasan Butir 3 3
Rough -
Faty 1 1
Close texture -
Angka untuk Kerusakan
Amblas Panjang Kerusakan (m/100)
>5 2 -- 5 0 -- 2 Tidak Ada

49
Universitas Bakrie

4 - - - 4

Total 29

(Sumber: Hasil Kajian Penulis, 2021)


Dari hasil rekapitulasi didapatkan angka kerusakan jalan Narogong sebesar 29, maka
sesuai dengan Tabel 2.5 di dapat nilai kondisi jalan sebesar 9.

4.2.4 Volume Lalu Lintas


Data volume LHR didapat dari kajian Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2021. LHR untuk ruas Jalan raya Narogong sebesar 6550 smp/jam,
sedangkan nilai LHR untuk ruas Jalan Pangkalan 5 sebesar 2012,28 smp/jam.
Sehingga dapat diketahui nilai kelas lalu lintas dari masing-masing jalan berdasarkan
tabel di bawah.

Tabel 4. 5 Nilai Kelas Lalu Lintas


Kelas Lalu-lintas LHR
0 < 20
1 20-50
2 50-200
3 200-500
4 500-2.000
5 2.000-5.000
6 5.000-20.000
7 20.000-50.000
8 > 50.000

(Sumber: Bina Marga no. 018/T/BNKT,1990)


Keterangan:
Jalan Narogong

Jalan Pangkalan 5

50
Universitas Bakrie

4.2.5 Nilai Urutan Prioritas


Penentuan nilai urutan prioritas didapatkan dari rumus 2.3, dimana angka yang
digunakan berdasarkan nilai kelas jalan dan nilai kondisi jalan dari masing-masing
jalan yang diteliti. Adapun perhitungan nilai prioritas yang didapatkan sebagai
berikut.
a. Ruas Jalan Pangkalan 5
UP = 17 – (Nilai kelas jalan + Nilai Kondisi Jalan)
UP = 17 – (5+ 6) = 6
Dari hasil perhitungan nilai urutan prioritas maka, jalan Pangkalan 5 termasuk
dalam kategori program pemeliharaan berkala.
b. Ruas Jalan Narogong
UP = 17 – (Nilai kelas jalan + Nilai Kondisi Jalan)
UP = 17 – (6+ 9) = 2,
Dari hasil perhitungan nilai urutan prioritas maka, jalan Narogong termasuk
dalam kategori program peningkatan jalan.

4.3 Rekapitulasi Kerusakan


Pada Tabel 4.1 dan 4.2 terdapat jenis kerusakan di masing-masing ruas jalan
yang diamati, dari jenis dan luasan kerusakan tersebut dapat dikategorikan untuk
mengetahui jenis kerusakan yang paling dominan.
a. Ruas Jalan Pangkalan 5
Tabel 4. 6 Rekapitulasi Kerusakan Jalan Pangkalan 5
JENIS LUAS VOLUME %
NO
KERUSAKAN KERUSAKAN(M²) KERUSAKAN (M³) KERUSAKAN
1 kegemukan aspal 100 5.00 40.73%
2 Tambalan dan lubang 91.51 13.73 37.28%
3 Lepas Butir 46.15 3.23 18.80%
4 Alur 5.80 0.41 2.36%
5 Amblas 1.25 0.15 0.51%
6 Retak Memanjang 0.48 0.02 0.20%
7 Retak Melintang 0.30 0.02 0.12%

51
Universitas Bakrie

TOTAL 245.49 22.55 100%

(Sumber: Hasil Kajian Penulis, 2021)


Berdasarkan Tabel total kerusakan ruas jalan Pangkalan 5 sebesar 245.49 m2.
Dimana kerusakan kegemukan aspal sebesar 100 m2 yaitu 40.73% dari total
kerusakan. Kerusakan tambalan dan lubang sebesar 91.51 m2 atau 37.28% dari jumlah
total kerusakan, kerusakan lepas butir sebesar 46.15 m² atau 18.80% dari total
kerusakan, kerusakan alur yang terjadi sebesar 5.80 m² atau sebesar 2.36% dari total
luas kerusakan, kerusakan amblas mempunyai luas 1.25 m² atau sebesar 0.51%,
kerusakan retak memanjang sebesar 0.48 m² atau sebesar 0.20 % dari total kerusakan,
dan kerusakan melintang sebesar 0.3 m² atau sebesar 0.12% dari total kerusakan.
b. Ruas Jalan Narogong
Tabel 4. 7 Rekapitulasi Kerusakan Jalan Narogong
LUAS VOLUME %
NO JENIS KERUSAKAN
KERUSAKAN(M²) KERUSAKAN (M³) KERUSAKAN
1 Alur 1216.38 145.97 44.698%
2 kegemukan aspal 581.79 29.09 21.379%
3 Tambalan dan lubang 474.47 71.17 17.435%
4 Amblas 145.08 14.51 5.331%
5 Lepas Butir 132.96 0.15 4.886%
6 Retak Acak 64.02 3.20 2.352%
7 Retak Mmanjang 54.69 2.73 2.010%
8 Retak Buaya 44.32 2.22 1.629%
9 Retak Melintang 7.60 0.38 0.279%
TOTAL 2721.31 278.57 100%

(Sumber: Hasil Kajian Penulis, 2021)


Berdasarkan Tabel total kerusakan ruas jalan Narogong sebesar 2721.31 m2.
Dimana kerusakan alur sebesar 1216.38 m2 yaitu 17.435 % dari total kerusakan,
kerusakan kegemukan aspal sebesar 581.79 m2 atau 21.379 % dari jumlah total
kerusakan, kerusakan tambalan dan lubang 474.47 m² atau 17.435% dari total
kerusakan, kerusakan amblas yang terjadi sebesar 145.08 m² atau sebesar 5.331%

52
Universitas Bakrie

dari total luas kerusakan, kerusakan retak acak mempunyai luas 64.02 m² atau sebesar
2.352%, kerusakan retak memanjang sebesar 54.69 m² atau sebesar 2.01% dari total
kerusakan, kerusakan retak buaya sebesar 44.32 m² atau sebesar 1.629 % dari total
kerusakan, kerusakan retak melintang sebesar 7.60 m² atau sebesar 0.279 % dari total
kerusakan.
4.4 Analisis Hasil Kerusakan
Pada kedua ruas jalan yang diteliti masing-masing mempunyai kerusakan yang
berbeda, baik dari jenis kerusakan maupun dengan dimensi kerusakan jalan.
Kerusakan pada ruas jalan dapat mengurangi kenyamanan pada saat berkendara,
selain itu kerusakan jalan juga menunjukkan menurunnya kualitas jalan untuk
menerima beban di atasnya.
Pada ruas jalan Pangkalan 5 terdapat beberapa jenis kerusakan jalan dimana,
kegemukan aspal (fatty) merupakan kerusakan yang paling dominan yaitu sebesar
40,73% dari total kerusakan. Fatty menciptakan permukaan halus, mengkilat, dan
reflektif. Penyebab dari kerusakan ini yaitu penggunaan aspal berlebih, rongga udara
rendah, kualitas aspal yang kurang baik, faktor cuaca, dan lapis ikat berlebih. Hal ini,
membuat jalan membentuk jalur roda, menjadi cukup lengket ketika cuaca panas
(Nono, 2011).
Kerusakan dominan yang kedua tambalan dan lubang sebesar 37,28% dari total
kerusakan, ukuran kerusakan bervariasi dimana rata-rata kedalaman kerusakan
mencapai 3-10 cm dan lebar kerusakan > 10 cm. Penyebab dari kerusakan ini yaitu
karena kehilangan material pada lapis permukaan, beban kendaraan yang berlebih,
tertariknya aspal lapis permukaan karena roda kendaraan, tergerus oleh genangan air,
dan rendahnya kualitas bahan lapis pondasi (Nono, 2011). Kerusakan lepas butir,
alur, amblas, retak memanjang dan melintang bisa disebabkan oleh bahan yang
kurang bagus, drainase yang kurang baik, dan beban kendaraan yang berlebihan
(Nono, 2011).
Pada ruas jalan Narogong terdapat beberapa jenis kerusakan jalan dimana, alur
merupakan kerusakan yang paling dominan yaitu sebesar 44,7% dari total kerusakan.
Kerusakan alur membentuk penurunan permukaan perkerasan di jejak roda kendaraan

53
Universitas Bakrie

bisa juga dikarenakan menurunnya tanah dasar setelah aplikasi beban lalu-lintas
berlebih (Nono, 2011). Kerusakan alur pada ruas jalan Narogong bisa dikategorikan
dalam keadaan rusak berat, dimana kedalaman rata-rata kerusakan mencapai 5-10 cm
dan lebar kerusakan bervariasi. Kerusakan ini disebabkan oleh beban muatan berlebih
(structural overloading), kualitas bahan yang kurang baik, perkerasan kurang tebal,
serta kurang baiknya pengendalian mutu khususnya pada saat pemadatan dan sistem
drainase (Nono, 2011). Kemudian kerusakan fatty, tambalan dan lubang.
Kerusakan amblas pada ruas jalan Narogong sebesar 145,08 m² atau 5,3% dari
total kerusakan. Kerusakan ini berbentuk cekungan di satu tempat, dimana elevasi
permukaan perkerasan lebih rendah dari permukaan perkerasan di sekitarnya
(Nono,2011). Penyebab dari kerusakan ini yaitu penurunan pada tanah dasar, beban
lalu lintas yang berlebih, kurangnya pemadatan lapisan tanah dan drainase yang
kurang baik (Nono, 2011). Kerusakan lepas butir, retak acak, memanjang, buaya, dan
melintang dapat disebabkan oleh kurang baiknya bahan yang digunakan, sistem
drainase dan juga kelebihan muatan pada jalan tersebut.
4.5 Drainase Jalan
Pada Tabel 4.1 dan 4.2 masing-masing terdapat kondisi dari eksisting drainase
jalan, baik itu di ruas jalan Narogong maupun jalan Pangkalan 5. Aspal atau
perkerasan lentur rentan terhadap air, apabila sudah terendam air dalam jangka waktu
tertentu, aspal akan mudah pecah. Ini dibuktikan dengan kasus jalan rusak paling
banyak ditemui saat musim hujan (Indrasurya, 2003). Drainase merupakan
komponen yang penting untuk kelengkapan jalan, karena drainase yang baik dan
memadai akan mempermudah aliran air hujan mengalir ke tempat yang semestinya
tanpa tergenang di jalan sehingga mengurangi dampak penurunan kemampuan
pelayanan jalan. Menurut spesifikasi umum (2018) Peninjauan atau pemeliharaan
drainase sangat diperlukan adapun ketentuan yang telah ditetapkan sebagai berikut,
saluran air eksisting harus diperbaiki agar bebas dari semua bahan yang lepas,
sampah dan pertumbuhan tanaman yang dapat menghalangi/menyumbat aliran air
permukaan, memastikan sistem drainase tetap bekerja dengan baik selama hujan lebat
tidak ada luapan air atau penyumbatan, setiap kerusakan/kelainan drainase seperti

54
Universitas Bakrie

luapan air, erosi, atau rancangan lainnya yang kurang cocok harus diambil langkah
penanganan.
Drainase pada jalan Pangkalan 5 rata-rata merupakan drainase tertutup dimana
pada ruas jalan ini tidak terdapat bahu jalan sehingga, apabila diperlukan saluran
drainase ini juga bisa berfungsi sebagai jalur pedestrian. Pada ruas jalan pangkalan 5
yang diteliti terdapat beberapa segmen yang tidak mempunyai saluran drainase
keadaan ini bisa menambah faktor lain dari kerusakan jalan yang dialami, karena
tidak terdapat drainase sehingga aliran air tergenang di jalan maka akan menimbulkan
kerusakan jalan seperti lubang, pelepasan butir, retak-retak, dan alur.

Gambar 4. 3 Kondisi Jalan dan Drainase Pangkalan 5


(Sumber: Hasil Kajian Penulis, 2021)
Seperti gambar di atas, dapat diasumsikan bahwa kerusakan alur pada ruas jalan
selain karena faktor beban kendaraan berlebih dapat juga disebabkan oleh faktor
pendukung lainnya yaitu, tidak memadai atau tidak adanya saluran drainase. Tetapi
secara keseluruhan sistem drainase di ruas jalan Pangkalan 5 sudah memadai,
sehingga dapat diasumsikan kerusakan jalan yang disebabkan oleh saluran drainase
kecil.
Ruas jalan Narogong mempunyai saluran drainase terbuka dan tertutup di setiap
segmen yang diteliti, tetapi ada beberapa segmen jalan yang tidak terdapat drainase,
hal ini bisa dikategorikan dalam faktor lain yang mempengaruhi kerusakan jalan.
Ruas jalan Narogong mempunyai nilai kondisi jalan yang kecil, terbukti dengan
kerusakan alur yang menjadi kerusakan dominan di beberapa segmen penelitian
selain itu kerusakan lubang, retak buaya, lepas butir merupakan kerusakan yang
disebabkan oleh salah satu drainase yang kurang baik.

55
Universitas Bakrie

Gambar 4. 4 Kondisi Jalan dan Drainase Narogong


(Sumber: Hasil Kajian Penulis, 2021)
Pada gambar di atas kerusakan amblas dan alur terjadi selain karena faktor
beban kendaraan berlebih dapat juga disebabkan oleh faktor pendukung lainnya yaitu,
tidak memadai atau tidak adanya saluran drainase. Dari hasil ini dapat diasumsikan
bahwa kurang memadai atau tidak adanya drainase di beberapa segmen jalan
Narogong merupakan salah satu faktor pendukung yang mempengaruhi penurunan
kualitas atau kerusakan pada jalan Narogong.
4.6 Bentuk Perbaikan Jalan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Standar Perbaikan dari
Direktorat Jenderal Bina Marga 1995 yaitu pedoman pemeliharaan rutin terhadap
perkerasan jalan. Dimana metode ini digunakan untuk menangani perbaikan dari
kerusakan-kerusakan pada ruas jalan Narogong dan Pangkalan 5. Untuk mengetahui
jenis perbaikan yang dilakukan, setiap kerusakan harus dikategorikan berdasarkan
kode kerusakan yang telah ditentukan. Adapun bentuk penanganan kerusakan dari
ruas jalan Narogong dan Pangkalan 5 dapat dilihat pada Tabel 4.8:
Tabel 4. 8 Metode Perbaikan Jalan
KODE LUAS VOLUME METODE
NO JENIS KERUSAKAN KERUSAKAN KERUSAKAN
KERUSAKAN PERBAIKAN
(M²) (M³)
1 Tambalan dan Lubang Kedalaman >50mm 565.98 84.90 P5
2 Kekasaran Permukaan fatty 681.79 34.09 P1
3 Kekasaran Permukaan Lepas Butir 179.11 12.54 P2
4 Retak melintang Lebar retak 1-2mm 7.90 0.40 P2
5 Retak memanjang Lebar retak 1-2mm 55.17 2.76 P2
6 Amblas Kedalaman >50mm 146.33 14.66 P5
7 Alur Kedalaman >50mm 1222.18 146.37 P5

56
Universitas Bakrie

8 Retak Acak Lebar retak 1-2mm 64.02 3.20 P2


9 Retak Kulit Buaya Lebar retak 1-2mm 44.32 2.22 P2
TOTAL 2966.80 301.12
Sumber: Hasil Kajian Penulis, 2021)

Pada Tabel 4.8 terdapat metode perbaikan dari masing-masing kerusakan.


Untuk perbaikan P1(Penebaran pasir) digunakan untuk perbaikan kegemukan aspal
(fatty), untuk perbaikan P2 (Pengaspalan) digunakan untuk perbaikan retak acak
dengan lebar retak 1-2 mm, retak buaya dengan lebar retak 1-2 mm, retak memanjang
dan melintang dengan lebar retak 1-2 mm, dan kerusakan lepas butir. Untuk
kerusakan amblas, tambalan dan lubang, dan alur dengan kedalaman kerusakan lebih
dari 50 mm metode perbaikan yang digunakan yaitu P5 (Penambalan Lubang).
4.7 Biaya Perbaikan Jalan
Penentuan perkiraan biaya diperoleh dari hasil analisa masing-masing harga
satuan pekerjaan sesuai dengan AHS Bina Marga tahun 2022 dan dikalikan dengan
volume kerusakan. Penentuan biaya overhead dan profit yaitu sebesar 10% dari total
biaya keseluruhan masing-masing pekerjaan. Harga satuan dasar upah pekerja, biaya
sewa alat, dan harga satuan dasar bahan yang digunakan sesuai dengan AHSP Bidang
Bina Marga 2022. Perkiraan Rencana anggaran biaya perbaikan jalan dari masing-
masing jenis perbaikan terdapat pada tabel di bawah.
1. Perbaikan P1 (Penebaran Pasir)

Tabel 4. 9 RAB Pekerjaan P1


PERKIRAAN HARGA JUMLAH
NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)
A. TENAGA

1. Pekerja (L01) jam 0.9562 27,644.00 26,433.35


2. Mandor (L03) jam 0.1912 33,313.00 6,370.82
JUMLAH HARGA
TENAGA 32,804.17

B. BAHAN
1. Agregat A M26a M3 1.3107 220,174.00 288,579.78
JUMLAH HARGA BAHAN 288,579.78

57
Universitas Bakrie

C. PERALATAN

1. Pick Up Truck (2m³ ) (E88) jam 0.0676 185,449.32 12,527.16


2. Baby/Mini Roller (E19) jam 0.1912 133,570.68 25,544.21
3. Alat Bantu Ls 1.0000 0.00 0.00
JUMLAH HARGA
PERALATAN 38,071.37

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 359,455.32


OVERHEAD &
E. PROFIT 10.0 % x D 35,945.53
HARGA SATUAN
F. PEKERJAAN (D+ E ) 395,400.86
(Sumber: Hasil Kajian Penulis, 2021)
Keterangan:
 Alat bantu berupa Kereta dorong, sekop, garpu. Pemabayaran secara lumpsum
(Biaya sudah termasuk dalam biaya overhead dan profit).
Perhitungan estimasi biaya perbaikan P1 (Penebaran agregat)
Volume = 34.09 m3
HSP = Rp 395,400.86
Maka total RB = HSP x Volume kerusakan
Maka total Rab = Rp 395,400.86 x 34.09 m3
= Rp 13,479,215.20

2. Perbaikan P2 (Pengaspalan)
Tabel 4. 10 RAB Perbaikan P2

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)
A. TENAGA

1. Pekerja (L01) Jam 0.8505 27,644.00 23,511.22

2. Mandor (L03) Jam 0.1701 33,313.00 5,666.54


JUMLAH HARGA
TENAGA 29,177.76
B. BAHAN

1. Agg Pokok (M92) M3 0.8960 230,456.79 206,489.28


2. Agg Pengunci (M92) M3 0.2800 230,456.79 64,527.90
3 Agg Penutup (M92) Kg 0.1568 230,456.79 36,135.62

58
Universitas Bakrie

4 Aspal (M10) Kg 79.2308 7,032.26 557,171.37


JUMLAH HARGA BAHAN 864,324.18
C. PERALATAN

1 Pick Up Truck (2m³ ) E88 Jam 0.1516 185,449.32 28,116.17


MINI / BABY
2 ROLLER E24 Jam 0.1890 133,570.68 25,243.69

3 Asphalt Sprayer E41 Jam 0.0278 98,345.89 2,735.42


4 ALAT BANTU LS 1.0000 0.00
JUMLAH HARGA
PERALATAN
56,095.28

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 949,597.22


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 94,959.72
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E) 1,044,556.95
(Sumber: Hasil Kajian Penulis, 2021)
Keterangan:
 Alat bantu berupa Kereta dorong, sekop, garpu, sikat, cerek aspal. Pemabayaran
secara lumpsum (Biaya sudah termasuk dalam biaya overhead dan profit).
Perhitungan estimasi biaya perbaikan P2 (Pengaspalan)
Volume = 21.12 m3
HSP = Rp 1,044,556.95
Maka total RB = HSP x Volume kerusakan
Maka total Rab = Rp 1,044,556.95 x 21.12 m3
= Rp 22,061,042.71

59
Universitas Bakrie

3. Perbaikan P5 (Penambalan Lubang)


Tabel 4. 11 RAB Perbaikan P5

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja (L01) Jam 0.2610 27,644.00 7,216.31


2. Mandor (L03) Jam 0.0201 33,313.00 668.94
JUMLAH HARGA
TENAGA 7,885.24
B. BAHAN

1 Agr Pch Mesin 5-10 (M92) M3 0.7341 230,456.79 169,178.59


2 Agr Pch Mesin 0 - 5 (M91) M3 0.9602 179,346.16 172,201.11
3 Aspal (M10) Kg 142.7014 7,032.26 1,003,513.00
4 Anti Stripping Agent (M66) Kg 0.4281 80,000.00 34,248.32
JUMLAH
HARGA
BAHAN 1,379,141.02
C. PERALATAN

1 Jack Hammer (E26) Jam 1.0040 63,492.12 63,747.11

2 Compresor (E05) Jam 1.0040 175,775.55 176,481.47

3 Pick Up Truck (2m³ ) (E88) Jam 0.0988 185,449.32 18,314.17

4 Mini/ Baby Roller (E19) jam 0.2268 133,570.68 30,292.43


5 Alat Bantu Ls 1.0000 0.00 0.00
JUMLAH HARGA
PERALATAN 288,835.18

JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN (


D. A+B+C) 1,675,861.45
E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 167,586.14
HARGA SATUAN PEKERJAAN
F. (D+E) 1,843,447.59
(Sumber: Hasil Kajian Penulis, 2021)
Keterangan:
 Alat bantu berupa Kereta dorong, sekop, garpu, sikat. Pemabayaran secara
lumpsum (Biaya sudah termasuk dalam biaya overhead dan profit).

60
Universitas Bakrie

Perhitungan estimasi biaya perbaikan P5 (Penambalan lubang)


Volume = 245.79 m3
HSP = Rp 2.380.778,04
Maka total RB = HSP x Volume kerusakan
Maka total Rab = Rp 1,843,447.59 x 245.79 m3
= Rp 453,100,983.56
4. Rekapitulasi Harga Pekerjaan
Dari Tabel 4.7 s/d Tabel 4.8 di atas didapatkan biaya perbaikan P1 (penebaran
pasir) sebesar Rp19.783.991,85, Perbaikan P2 sebesar Rp33.488.429,05, dan
perbaikan P5 (Penambalan) sebesar Rp580.255.65,13. Harga-harga tersebut di input
kedalam tabel kemudian dijumlahkan untuk mengetahui besaran biaya perbaikan
seluruhnya.
Tabel 4. 12 Rekapitulasi Biaya Pekerjaan
Total Harga
Volume
No. Uraian Perbaikan Harga Satuan Perbaikan
m3 Rp Rp
1 2 3 4 3x4
a PERBAIKAN P1
Penebaran Agregat Kelas A 34.09 395,400.86 13,479,215.20

PERBAIKAN P2
b Pengaspalan 21.12 1,044,556.95 22,061,042.71

c PERBAIKAN P5
Penambalan dengan Aspal 245.79 1,843,447.59 453,100,983.56
panas
d Jumlah Harga Pekerjaan a+b+c 488,641,241.46
(Sumber: Hasil Kajian Penulis, 2021)
Berdasarkan Tabel 4.9 didapatkan Total Harga Perbaikan Jalan Narogong dan
pangkalan 5 Sebesar Rp.488,641,241.46 terbilang (empat ratus delapan puluh
delapan juta enam ratus empat puluh satu ribu dua ratus empat puluh satu rupiah).

61

Anda mungkin juga menyukai