Anda di halaman 1dari 29

EVALUASI PERHITUNGAN TEBAL LAPIS

TAMBAHAN PERKERASAN LENTUR


BERDASARKAN DATA BENKELMAN BEAM
PERALATAN
1. Benkelman beam (BB)
PERALATAN
2. Falling weight deflectometer (FWD)
1. LATAR BELAKANG
Kegiatan pelapisan ulang (overlay) perkerasan jalan
lentur merupakan kegiatan rutin untuk pemeliharaan
jalan
Adanya perbedaan hasil perhitungan tebal lapis
tambahan berdasarkan metode :
 Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambahan
Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan, Pd. T-05-
2005-B
 Manual Pemeriksaan Perkerasan Jalan dengan Alat
Benkelman Beam No. : 01/MN/B/1983
2. PERMASALAHAN

Apakah yang menjadikan penyebab sehingga hasil


perhitungan tebal lapis tambahan perkerasan jalan
lentur pada kedua pedoman/manual tersebut
memberikan hasil yang berbeda?
3. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pd. T-05-2005-B
Ekivalen beban sumbu kendaraan (E),
Hubungan antara faktor umur rencana dan
pertumbuhan lalu lintas,
Commulative equivalent single axle, CESA
Tebal lapis tambahan

Dwakil = dR + 1,64 s (jln


kolektor) → 95%
tgkt. kepercayaan

Dwakil = dR + 1,28 s
(jln lokal) → 90%
tgkt. kepercayaan
FOKTER KOREKSI TEBAL LAPIS TAMBAHAN
1. Faktor koreksi akibat temperatur perkarasan rata-rata
tahunan (TPRT)

Fo = faktor koreksi tebal lapis tambahan / overlay


TPRT = temperatur perkerasan rata-rata tahunan (oC)
2. Faktor koreksi akibat jenis lapis tambah

FKTBL = faktor koreksi tebal lapis tambah penyesuai


MR = Modulus Resilien (MPa)
B. No. : 01/MN/B/1983
Ekivalen beban sumbu kendaraan (UE 18 KSAL),
Hubungan antara faktor umur rencana dan
pertumbuhan lalu lintas,
Accumulative equivalent 18 kip single axle, AE 18 KSAL
Tebal lapis tambahan
Tebal lapis tambahan
4. ANALISA
Data lalu lintas
NO. JUMLAH LHR
NAMA RUAS
RUAS MP 1.1 LT 1.2 BUS 1.2 HT 1.2 T 1.22
Klungkung - Angentelu 1 1124 509 1 12 0
1
Klungkung - Angentelu 2 2458 676 105 697 127
Amlapura - Kubutambahan 1 2292 670 40 884 43
2
Amlapura - Kubutambahan 2 2997 822 36 1340 54
3 Amlapura - Kubutambahan 1 4532 1218 45 1322 238
Paremeter E atau UE 18 KSAL
Parameter N

Tidak ada perbedaan antara kedua pedoman


Data lendutan balik → Alat Benkelman Beam

Tidak ada perbedaan antara kedua pedoman


Perhitungan tebal lapis tambahan
Perhitungan Nilai E
Nilai E dari beberapa sumber
NILAI EKUIVALEN BEBAN SUMBU KENDARAAN, E
BERAT IRAWAN &
NO. JENIS KENDARAN NO. 01/MN/B/1983 Pd.T-05-2005-B AASHTO,
TOTAL MOCHTAR,
(BINA MARGA) (BINA MARGA) 1986
1990
1 Mobil Penumpang, MP 1.1 2,0 0,0004 0,0024 0,0002 0,0002
2 Truk Ringan, TR 1.2 8,3 0,2174 0,2777 0,1864 0,1741
3 Bus 1.2 9,0 0,3006 0,3839 0,2624 0,2508
4 Truk Berat, TB 1.2 (2 as) 18,2 5,0264 6,4201 5,6234 6,0065
5 Truk Berat, TB 1.22 (> 3 as) 25,0 2,7416 5,2422 2,9286 3,0871
5. KESIMPULAN
Dari hasil kajian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa terjadinya perbedaan yang sangat besar
tersebut kemungkinan disebabkan oleh persamaan
TERIMA KASIH
Data lendutan balik → Benkelman Beam Test

Anda mungkin juga menyukai