Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

TA On Class

Hasil Pengolahan Data

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Industri W161700035 Team Teaching TA Onclass

11

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan tentang tata Mahasiswa mampu menyusun Tugas
cara menulis Tugas Akhir Bab 5 Akhir Bab 5 sesuai dengan buku
pedoman TA
Hasil Pengolahan Data

Setelah Anda mengumpulkan dan mengolah data di bab IV, maka Langkah selanjutnya adalah
Menyusun hasil-hasil dari pengolahan data tersebut dalam tabel maupun gambar hasil yang
terstruktur. Tabel dan gambar dari hasil tersebut harus berkaitan dan mendukung analisa yang
Anda lakukan, dan terkait langsung dengan pencapaian masing-masing tujuan yang telah Anda
sebutkan di bab I.

Bab V membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah
yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan
menganalisis proses dan hasil penyelesaian masalah.

Struktur penulisan dalam tugas akhir pada bagian Bab V sebagaimana yang tercantum dalam
buku panduan tugas akhir adalah di bawah ini.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil

 Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.


 Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor
bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
V ………. (Judul Bab)
5.1 ………(Judul Sub bab)
5.1.1 ……..(Judul Sub-Sub bab)
 Nomor dan judul bab ditulis di tengah (center alignment) dengan huruf besar, ukuran font 14,
bold.
 Nomor dan judul subbab ditulis rata kiri (left alignment), dimulai dengan huruf besar, ukuran
font 12, bold.
 Nomor dan judul sub-sub bab ditulis rata kiri (left alignment), dimulai dengan huruf besar,
ukuran font 12, tidak bold.
5.2. Analisa hasil

Berisi tentang uraian interpretasi atas hasil-hasil tabel dan gambar yang Anda tuliskan pada
sub bab sebelumnya.

Berikut ini contoh penulisan bab V.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil
Hasil dalam bab ini mengenai hasil kuisioner dan hasil dari pengukuran
postur tubuh dengan menggunakan metode REBA.
5.1.1 Hasil Kuisioner Nordic Body Map

Tabel 5.1 Hasil Kuisioner NBM


No Operator Skor Tingkat Kategori Tindakan Perbaikan
Resiko Risiko
1. Saipul 48 2 Tinggi Diperlukan tindakan
segera
2. Aris 48 2 Tinggi Diperlukan tindakan
segera
3. Cesar 42 2 Tinggi Diperlukan tindakan
segera
Sumber: Data diolah, 2019

Pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa tingkat MSDs dengan


menggunakan kuisioner pada masing-masing operator memiliki skor tinggi
yang termasuk ke dalam kategori resiko tinggi, menunjukkan perlunya
tindak lanjut untuk mengetahui aktivitas yang menjadi penyebab masalah
MSDs. Pada tabel 5.2 memperlihatkan rasa sakit pada bagian tubuh yang
memiliki persentase terbesar. Dengan skoring 1 yaitu rasa sakit tetapi tidak
menggangu pekerjaan, rasa sakit terbesar terbanyak pada bagian lengan atas
kanan, lengan atas kiri, lutut kiri, lutut kanan, pergelagan kaki kiri,
pergelangan kaki kanan. Sedangkan skor terbanyak pada skor 2 yaitu rasa
sakit dapat menggangu pekerjaan tetapi dapat hilang bila beristirahat yaitu
pada daerah leher atas, tengkuk, punggung, lengan bawah kiri, lengan

71
bawah kanan, tangan kiri, tangan kanan, paha kiri, paha kanan,betis kiri,
betis kanan, kaki kiri dan kaki kanan.

Tabel 5.2 Persentase Kuisioner NBM


Persentase
Sistem muskuloskeletal
0 1 2 3
0 Sakit / kaku pada leher atas 100%
1 Sakit pada tengkuk 100%
4 Sakit pada lengan atas kiri 100%
5 Sakit pada punggung 100%
6 Sakit pada lengan atas kanan 100%
12 Sakit pada lengan bawah kiri 100%
13 Sakit pada lengan bawah kanan 100%
16 Sakit pada tangan kiri 100%
17 Sakit pada tangan kanan 100%
18 Sakit pada paha kiri 100%
19 Sakit pada paha kanan 100%
20 Sakit pada lutut kiri 100%
21 Sakit pada lutut kanan 100%
22 Sakit pada betis kiri 100%
23 Sakit pada betis kanan 100%
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 100%
25 Sakit pada pergelangan kaki kanan 100%
26 Sakit pada kaki kiri 100%
27 Sakit pada kaki kanan 100%

5.1.2 Hasil Postur Tubuh dengan metode REBA

Tabel 5.3 Hasil Postur Tubuh dengan REBA


No. Kegiatan Skor Tingkat Resiko Kategori Risiko
1. Kegiatan mendorong hand 3 1 Rendah
pallet untuk meletakkan pallet.
2. Kegiatan mengantar barang 10 3 Tinggi
dengan hand pallet dilakukan
oleh 2 operator (operator
mendorong).
Kegiatan mengantar barang 9 3 Tinggi
dengan hand pallet dilakukan
oleh 2 operator (operator
menarik).

72
Tabel 5.3 Hasil Postur Tubuh dengan REBA (lanjutan)
No. Kegiatan Skor Tingkat Resiko Kategori Risiko
3. Kegiatan menyusun barang kemas 11 4 Sangat tinggi
datang dari truk menggunakan
tangan dan disusun di atas pallet.
4. Kegiatan meletakkan karton yang 9 3 Tinggi
akan digunakan diatas pallet
untuk dibawa dengan
menggunakan hand pallet.
5. Mengangkat karton untuk 7 2 Sedang
diturunkan untuk melihat batch
karton.
6. Kegiatan mendorong karton di 10 3 Tinggi
atas hand pallet.
7. Kegiatan menarik hand pallet 9 3 Tinggi
kedalam gudang bahan kemas.
8. Kegiatan menarik hand pallet 7 3 Tinggi
(operator ke 2).
9. Kegiatan memindahkan karton 9 3 Tinggi
dari belakang dengan
menggunakan alat dorong untuk
dipindahkan ke bagian depan
10. Mendorong bahan kemas diatas 9 3 Tinggi
hand pallet.
11. Kegiatan meletakkan bahan 9 3 Tinggi
kemas ditempatnya
12. Kegiatan mengambil sampel dari 9 3 Tinggi
truk.
13 Kegiatan meletakkan karton 9 3 Tinggi
ditumpukkan paling atas.

Tabel 5.3 adalah tabel hasil perhitungan REBA yang telah dilakukan
pada sub bab 4.2.2, memperlihatkan bahwa hampir seluruh aktivitas yang

73
terjadi di Gudang Bahan Kemas memiliki resiko tinggi, yang mempengaruhi
kesehatan operator terutama tingginya keluhan rasa sakit pada operator.
Masalah ini yang menjadi penyebab tingginya ketidakhadiran operator
dengan alasan tingginya keluhan pada rasa sakit tubuh yang disebut MSDs.

5.2 Pembahasan
5.2.1 Pembahasan Postur Tubuh menggunakan REBA
Pada hasil pengukuran postur tubuh dengan menggunakan REBA
dalam tabel 5.3 dapat dilihat bahwa kegiatan yang dilakukan dalam gudang
bahan kemas memiliki resiko yang tinggi dan memerlukan tindakan segera,
karena akan menyebabkan resiko yang dapat lebih berbahaya. Kegiatan di
gudang bahan kemas dilakukan secara manual yang dapat dilihat di Bab IV
dimana bahan kemas yang dibawa hampir keseluruhan memiliki beban di
atas 5 kg. Kegiatan paling tertinggi resikonya adalah kegiatan menyusun
bahan kemas dari truk secara manual, karena kegiatan akan menyebabkan
bentuk tubuh membungkuk 102.81° agar penyusunannya tidak berantakan,
membuat bentuk lengan harus terbuka lebar sesuai bentuk karton yang
dibawa, membuat bagian lengan dan tangan harus kuat membawa bahan
kemas dalam peyusunannya, kaki yang harus membengkok agar dapat
meletakkan karton dan menopang tubuh, dan kegiatan ini berlangsung
sering dalam sehari. Hal ini akan membuat tendon-tendon dapat mengalami
kerusakan.
Pada Bab IV menujukkan kegiatan dalam Gudang Bahan Kemas
memiliki resiko MSDs yang tinggi seperti yang ditunjukkan dalam
Kuisioner Nordic Body Map yang menunjukkan resiko MSDs yang tinggi
juga. Kegiatan ini dikarenakan seluruh kegiatan dilakukan secara manual
dengan menggunakan kekuatan manusia secara langsung dan kegiatan ini
dilakukan secara berulang dalam sehari. Postur tubuh para operator rata-rata
membutuhkan pergerakan yang cukup besar dalam menggunakan lengan,

74
bentuk kaki yang membengkok dan bentuk badan sehingga sangat
mempengaruhi tingkat MSDs.
Kegiatan gudang bahan kemas yang ditunjukkan dalam Bab IV dapat
menyebabkan penyakit MSDs yang akan mempengaruhi kesehatan para
operator gudang bahan kemas sehingga akan berpengaruh terhadap kegiatan
yang berada digudang bahan kemas, yang dapat mempengaruhi kegiatan-
kegiatan lain di PT. Farmasi di Bogor ini. Diperlukan adanya perbaikan
untuk mengurangi resiko MSDs yang lebih tinggi.

5.2.2 Usulan Untuk Perbaikan Mengurangi MSDs


Usulan perbaikan yang diberikan oleh peneliti adalah meninjau dari sisi
ergonomi untuk gudang bahan kemas sebagai berikut:
1. Usulan perbaikan yang diberikan oleh peneliti adalah memperbaiki
stasiun kerja. Hal yang perlu diperbaiki adalah penyusunan bahan
kemas disesuaikan dengan jadwal produksi, hal ini dilakukan untuk
mengeliminasi atau mengurangi kegiatan seperti gambar 4.12, dan
gambar 4.16 yang memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain
tetapi masih berada di lingkungan gudang yang sama, sehingga apabila
bahan kemas di susun sesuai rencana produksi maka kegiatan ini tidak
terjadi dan ini mengurangi kegiatan postur tubuh berlebih dan dapat
mengurangi MSDs.

75
Tabel 5.4 Usulan Perbaikan
No Sebelum Sesudah
1 Aktivitas ini tidak
dilakukan karena bahan
kemas sudah tersusun
sesuai dengan perencanaan.

2. Aktivitas
menaikkan/menurunkan
bahan kemas tidak perlu
dilakukan apabila
penyusunan sesuai dengan
susunan yang benar.

2. Mengurangi beban yang ditarik atau didorong dengan menggunakan


hand pallet. Pengurangan beban ini akan mempengaruhi postur tubuh
operator, postur tubuh akan lebih tegak sehingga dapat mengurangi flexi
dari bentuk punggung tubuh sehingga skor tubuh awal 9 menjadi 5.

Gambar 5.1 Usulan Perbaikan

76
3. Memberikan alat bantu tangga portable untuk mengambil barang kemas
yang berada di rak yang memiliki tinggi lebih dari dari tinggi operator,
sehingga postur tubuh bagian leher operator tidak menangkat karena
leher dapat sejajar dengan alat yang dibawa, dan lengan atas tidak
sampai membentuk sudut diatas 100°. Kegiatan sebelum perbaikan
memiliki skor 9, ketika menggunakan tangga portable menjadi skor 5.

Gambar 5.2 Usulan perbaikan

4. Adanya training terhadap operator bagaimana cara mengambil atau


meletakkan barang kemas dengan benar.

Gambar 5.3 Ilustrasi dalam meletakkan/mengambil


bahan kemas

77
Dengan postur badan yang lurus tegak, kepala yang tegak, serta
kaki yang membengkok akan mengurangi tingkat resiko, seperti
ilustrasi dengan menggunakan Catia pada gambar 5.4.

Gambar 5.4 Ilustrasi dalam meletakkan barang dengan benar


Skor akhir menjadi 4 dan tingkat resiko menjadi 1. Pada penelitian
ini, postur tubuh dalam meletakkan barang memiliki skor 9 dan 11
karena postur tubuh yang membungkuk hingga 76.63° dan 102.81°,
serta kepala yang ikut membengkok mempengaruhi tingkat MSDs.
Sehingga posisi yang baik dalam mengangkat atau meletakkan barang
adalah dengan kedua kaki yang membengkok terlebih dahulu, badan
dan leher yang tegak, tangan memegang bagian bawah karton dan
badan atau kepala tidak mengalami perputaran.

5. Menyediakan ruang dengan cara pemesanan barang dua kali pengiriman


karena truk terlalu penuh dan tidak ada ruang untuk operator dalam
melakukan aktivitas. Pemberian ruang ini untuk meletakkan sampel dari
dalam truk yang dibawa keluar oleh operator untuk diletakkan diatas
pallet sehingga mengurangi kegiatan menggapai oleh operator. Skor
tubuh awal 9 menjadi 5.

78
Gambar 5.5 Usulan Perbaikan

Daftar Pustaka
Tim Dosen Teknik Industri Universitas Mercubuana, 2017, Buku Pedoman Tugas
Akhir dan Kerja Praktek 2017, Fakultas Teknik, Teknik Industri

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Edisi Keempat.


Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Sevilla, C.G., dkk, 1993, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Universitas


Indonesia.

79

Anda mungkin juga menyukai