Anda di halaman 1dari 11

LAPORANPRAKTIKUM

METROLOGI INDUSTRI

MODUL (VI)
(KEDATARAN DAN KELURUSAN)

Nama : Daniel Arya Firma

NIM : 20525113

Kelompok : G2

Asisten : Ilyas Witanto

Hari / Tanggal : Kamis / 17 Maret 2022

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2021/2022
Modul IV

KEDATARAN DAN KELURUSAN

4.1 Tujuan Praktikum

1. Mengetahui cara/teknik mengukur kelurusan dengan square level


2. Mampu melakukan leveling (mendatarkan)
3. Mampu melakukan pengukuran kelurusan suatu garis dengfan square level

4.2 Dasar Teori

4.2.1 Pengukuran Kedataran

Yang dimaksud dengan kedataran adalah “datar air” atau horizontal, gaya gravitasi
dianggap tegak lurus terhadap bidang yang datar air. Bidang datar air ini juga merupakan
referensi yang digunakan dalam hampir semua pekerjaan teknik, misalnya dalam
pembuatan

Metode untuk mengukurnya dapat dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur pendatar,
atau alat ukur Autokolimator atau alat-alat ukur optik lainnya seperti Angle Dekkor dan
jenis optik yang lainnya.

4.2.2. Pengukuran Kelurusan

Suatu permukaan benda dikatakan lurus bila bidang permukaan tersebut berbentuk garis
lurus seandainya digambarkan dalam bentuk garis. Kelurusan dari permukaan suatu
komponen sangat penting perannya dalam permesinan, seperti meja-meja mesin bubut,
mesin skrap, mesin frais dan mesin gerinda, bekerjanya teliti. Dalam hal ini diperlukan
tingkat kelurusan yang sangat, termasuk di dalamnya cara memeriksa kelurusan itu
sendiri.

4.2.3 Pengukuran Kerataan

Suatu bidang rata teoritik dapat dibuat dengan menggeserkan suatu garis lurus diatas dua
buah garis lain yang sejajar (dua garis tepi). Garis lurus tersebut dinamakan sebagai
“garis pembentuk” (generator line). Jadi, pada suatu bidang rata dapat di imajinasikan
garis-garis pembentuk yang sejajar yang tidak terhingga banyaknya.

Apabila kedua garis tepi diatas dimana garis pembentuk itu digeserkan, ternyata tidak
sejajar (namun proyeksi salah satu pada bidang garis lain membentuk dua garis yang
sejajar), yang akan terbentuk bukanlah bidang yang rata, melainkan bidang terpuntir
(twisted plane).

4.3 Peralatan

4.3.1 Peralatan

1. Square Level

Gambar 4.1 Square Level

(sumber : Lab. Metrologi Industri UII)

2. Mistar

Gambar 4.2 Mistar


(sumber: Lab. Metrologi Industri UII)

3. Kunci Pas

4.3 Kunci Pas

(sumber: Lab. Metrologi Insdustri UII)

4.3.2 Benda Ukur

1. Meja Datar

Gambar 4.4 Meja Datar

(sumber. Lab. Metrologi Industri UII)

4.4 Langkah-langkah Percobaan

4.4.1 Persiapan Pengukuran


1. Persiapkan tempat untuk proses pengukuran
2. Periksa keberadaan alat sesuai dengan yang tercantum pada kartu alat. Bila sesuai
dengan yang tercantum pada kartu alat tersebut, isi kartu pemakaian alat yang
sudah disediakan. Apabila belum lengkap tanyakan kepada asisten
3. bersihkan peralatan dengan menggunakan wash bensin
4. tuliskan data alat ukur pada lembar kerja, table 2

4.4.2 Pelaksanaan Pengukuran

4.4.3 Penyetelan Kedataran Meja Rata

1. Letakkan square level pada posisi sejajar dengan garis yang menghubungkan 2
kaki penyangga meja (kaki pertama dan kedua) dan tegak lurus dengan garis yang
menghubungkan garis ketiga berilah tanda posisi syukur level tersebut
2. Aturlah posisi gelembung tabung horizontal sehingga berada di tengah tabung
dengan cara menaikkan atau menurunkan salah satu penyangga meja (kaki
pertama atau kedua) dengan menggunakan kunci pas
3. Kemudian aturlah posisi gelembung tabung vertikal sehingga berada di tengah
tabung dengan cara menaikkan atau menurunkan kaki ketiga penyangga meja
4. Ulangi prosedur tersebut hingga posisi gelembung udara tidak berubah pada saat
posisi square level di balik

4.4.4 Pengukuran Kelurusan

1. Pasang batang pembimbing pada garis diagonal (garis AC) meja rata yang akan
diperiksa kelurusannya, atur sedemikian rupa sehingga skala pada batang
pembimbing melingkupi daerah pemeriksaan, dan jepit pada sekitar ujung
horizontal meja rata
2. beri selang kedudukan ujung-ujung square level pada garis yang akan digunakan
selama pengukuran. Panja ng selang adalah 30 mm dari kedudukan sebelumnya
3. untuk garis AC digunakan lima belas selang
4. Lakukan pembacaan posisi gelembung udara dengan urutan pembacaan skala kiri
yang dilanjutkan dengan pembacaan skala kanan. Pembacaan positif dan negatif
dapat diasumsikan sendiri (penyimpangan ke kiri atau ke kanan)
5. Ulangi pembacaan posisi gelembung untuk selang selang berikutnya pada garis
yang sama (dua kali pembacaan pada masing-masing selang : baca skala kiri, baca
skala kanan)
6. setelah pembacaan pada selang terakhir, ulangi prosedur dengan urutan selang
terakhir ke selang pertama pada garis yang tersebut
7. tuliskan hasil pengukuran tersebut pada table 2
8. lakukan analisis kelurusan
9. tuliskan hasil perhitungan pada lembar kerja, table 4
10. berdasarkan perhitungan tersebut gambarkan kesalahan kelurusan pada grafik 1
dan tentukan harga kesalahan tersebut
4.4.5 Pengukuran Garis Diagonal (Garis BD)

1. Memasang batang pembimbing pada garis diagonal (garis BD) meja rata yang
akan diperiksa kelurusannya, mengatur sedemikian rupa sehingga skala pada
batang pembimbing melingkupi daerah pemeriksaan, dan menjepit pada sekitar
ujung horizontal meja rata.
2. Memberi selang kedudukan ujung-ujung square level pada garis yang akan
digunakan selama pengukuran. Panjang selang pengukuran tersebut diukur sesuai
dengan panjang antara jarak ujung-ujung square level.
3. Untuk garis BD digunakan lima belas selang.
4. Melakukan pembacaan posisi gelembung udara dengan urutan pembacaan skala
kiri yang dilanjutkan dengan pembacaan skala kanan. Pembacaan positif dan
negatif dapat diasumsikan sendiri (penyimpangan ke kanan atau ke kiri).
5. Mengulangi pembacaan posisi gelembung untuk selang-selang berikutnya pada
garis yang sama (dua kali pembacaan pada masing-masing selang: membaca skala
kiri dan membaca skala kanan).
6. Setelah pembacaan pda selang terakhir mengulangi prosedur dengan urutan
selang terakhir ke selang pertama pada garis tersebut.
7. Menuliskan hasil pengukuran tersebut pada table 3.
8. Melakukan analisis kelurusan.
9. Menuliskan hasil perhitungan pada lembar kerja table 5.
10. Berdasarkan perhitunga tersebut kemudian menggambarkan kesalahan kelurusan
pada grafik 2 dan menentukan harga kesalahan tersebut.
11. Memberikan kesimpulan dari hasil pengukuran tersebut.

4.5 Analisis

4.5.1 Hasil Pengukuran Garis AC


pengkuran Maju pengkuran Mundur
Posisi Rata-rata
Skala Kiri Skala Kanan Skala Kiri Skala Kanan
1 0 0 0.12 0.12 0.06
2 0 0 0.12 0.12 0.06
3 0 0 0.12 0.12 0.06
4 0 0 0.12 0.12 0.06
5 0 0 0.12 0.12 0.06
6 0 0 0.12 0.12 0.06
7 0 0 0.12 0.12 0.06
8 0 0 0.12 0.12 0.06
9 0 0 0.12 0.12 0.06
10 0 0 0.12 0.12 0.06
11 0 0 0.12 0.12 0.06
12 0 0 0.12 0.12 0.06
13 0 0 0.12 0.12 0.06
14 0 0 0.12 0.12 0.06

4.5.2 Hasil Pengukuran Garis BD

Pengkuran Maju Pengkuran Mundur


Posisi Rata-rata
Skala Kiri Skala kanan Skala Kiri Skala Kanan
1 0.04 0.02 0.04 0.04 0.035
2 0.04 0.02 0.04 0.04 0.035
3 0.04 0.02 0.04 0.04 0.035
4 0.04 0.02 0.04 0.04 0.035
5 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
6 0.06 0.04 0.04 0.04 0.045
7 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
8 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
9 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
10 0.04 0.04 0.06 0.04 0.045
11 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
12 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
13 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
14 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
15 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
4.6 Pembahasan

 Dengan mengukur garis AC dan juga BD


 Mengukur dengan square level dan juga penggaris
 Melakukan perpindahan 3 cm setiap pengukuran untuk mengetahui kedataran
 Dengan melihat hasil pembacaan pada arah maju dan mundur (masing-masing
garis), terangkan penyebab terjadinya perbedaan harga (kalau ada) dari hasil
pengukuran tersebut! (pada selang-selang yang berhimpitan sewaktu pengukuran
maju dan mundur)
 arah pengukuran yang dilakukan (kekiri/kekanan) dari posisi 1 pada tiap garis dan
pembacaan skala (positif sebelah kiri atau kanan) square level

4.7 Kesimpulan

kedataran sutu bidang permukaan atau bidang dinyatakan rata atau datar apabila jarak
tegak lurus antara titik titik itu terhadp sebuah bidang geometric yang sejajr
permukaannya,mempunyai harga dibawah satu harga tertentu

kelurusan suatu permukaan dapat diperiksa dengan beberapa cara yangpaling mudah
yaitu dengan menggunakan pendatar yang cermat (kecermatan 0.02mm/m atau
0.01mm/m) atau dengan kilometer (kecermatan sampai dengan 0.1 detik ). Memang
kedua alat tersebut alat ukur sudut, dengan demikian pemeriksaan kelurusan permukaan
dilakukan secara berurutan untuk panjang gari pengukuran dengan memperhatikan sudut
yang kecil akibat dari ketidak lurusan permukaan yang disarankan oleh alat ukur tersebut

Alat ukur tersebut adalah square level adalah alat yang diranceng untuk menunjukan
apakah suatu permukaan sudah horizontal atau vertical. Berbagai alat jenis ini digunakan
oleh tukang kayu,tukang batu,surveyor dll.

4.8 Daftar Pustaka


1. Kalpakjian S, Manufacturing Engineering and Technology, First Edition
Eddison-Wesley Publishing Co ,1992
2. D. C. Giancoli and Y. Hanum, Fisika; Jilid 2, 2nd ed. Jakarta: Erlangga, 2001.
3. Rochim Taufik.Spesifikasi,Metrology Dan Control Kualitas
Geometric I Bandung : ITB,2001

4.9 Lampiran

Anda mungkin juga menyukai