Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN KESEHATAN KEPERAWATAN MATERNITAS

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KELUARGA BERENCANA DAN KONTRASEPSI

Di Susun Oleh:
Verren Amelia (220300995)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
2024
LEMBAR PENGESAHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN KEPERAWATAN MATERNITAS


SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA DAN KONTRASEPSI

Di Susun Oleh:

Verren Amelia (220300995)

Telah disetujui dan disahkan pada:


Hari :
Tanggal :

Pembimmbing Akademik Perceptor/pembimbing Klinik

(Ika Mustika Dewi, S.Kep.,Ns.,M.Kep) (Risca Nofita Sari, S.Tr.Keb)


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl. Ringroad Barat Daya No.1, Tamantirto, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Tlp. (0274)434 2288, 434 2277. Fax. (0274)4342269. Web: www.almaata.ac.id

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KEPERAWATAN MATERNITAS


SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA DAN KONTRASEPSI

Pokok Bahasan : Post Natal Care (PNC)


Sub Pokok Bahasan : Keluarga Berencana dan Kontrasepsi
Sasaran : Ny.
Target : Ibu hamil yang belum mengerti tentang KB dan Kontrasepsi
Hari/Tanggal : Sabtu, 23/03/2024
Jam : 14.00 WIB – selesai
Waktu Pertemuan : 15 menit
Tempat : Ruang Rawat Inap Pergiwati RSUD Panembahan Senopati

I. LATAR BELAKANG
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak,
jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Disebutkan dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga,
Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga (Kemenkes RI,
2018).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga,
Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga. Upaya
pemerintah diantaranya pembangunan keluarga berkualitas yang
hidup di lingkungan yang sehat dengan jarak kehamilan normal serta
kesehatan ibu hamil (Profil Kesehatan RI, 2019).
Cakupan peserta KB aktif Provinsi Jawa Tengah tahun 2018
sebesar 73.6%, mengalami penurunan dibandingkan pencapaian
tahun 2017 yaitu 76.9%. Kabupaten dengan cakupan KB tinggi
adalah Kabupaten Karanganyar 81.70% (Profil Kesehatan Jawa
Tengah, 2019).
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pada akhir penyuluhan, pasien mengerti tentang kontrasepsi untuk
keluarga berencana dan dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses pendidikan kesehatan, keluarga
diharapkan dapat menjelaskan tentang:
a. Menjelaskan tentang pengertian kontrasepsi
b. Menjelaskan tentang manfaat KB
c. Menjelaskan tentang syarat-syarat kontrasepsi
d. Menjelaskan macam-macam alat kontrasepsi
e. Menjelaskan tentang ibu yang boleh menggunakan dan ibu
yang tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi
f. Menjelaskan tentang efek samping kontrasepsi
III. METODE
Ceramah, tanya jawab
IV. MEDIA
1. Leaflet
2. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
V. MATERI
Materi Terlampir
VI. KEGIATAN PENYULUHAN

No Kegiatan Penyuluh Waktu Kegiatan Peserta


1 Pendahuluan
 Memberi salam  Menjawab
 Memperkenalkan salam
diri  Menjawab
 Mengkomunikasikan pertanyaan
3 Menit
pokok bahasan  Memperhatikan
 Mengkomunikasikan  Memperhatikan
tujuan
2 Kegiatan inti
 Pengertian
kontrasepsi
 Manfaat KB
 Syarat-syarat
kontrasepsi  Memperhatikan
 Macam-macam alat  Memperhatikan
kontrasepsi 10 Menit
 Yang boleh dan
tidak boleh
menggunakan
kontrasepsi
 Efek samping
 Tanya jawab  Bertanya
3 Penutup  Memperhatikan
 Menyimpulkan dan
materi penyuluhan menyimpulkan
bersama peserta materi
 Memberikan 2 Menit penyuluhan
evaluasi secara lisan bersama
 Memberikan salam  Menjawab
penutup  Menjawab
salam penutup
Total 15 Menit

VII. SETTING TEMPAT

Keterangan:
Hijau: Pemateri
Biru: pasien dan keluarga
A. Kriteria Evaluasi:
1. Pasien mampu menjelaskan pemahaman tentang kontrasepsi keluarga
berencana
2. Pasien mampu berdiskusi tentang kontrasepsi berencana.
B. Pelaksanaan Penyuluhan
1. Penyuluhan dimulai pukul WIB
2. Penyuluhan selesai pada pukul WIB
3. Pada sesi tanya jawab muncul pertanyaan
4. Evaluasi pelaksanaan penyuluhan
VIII. REFERENSI

Matahari, Ratu, et al. Buku Ajar Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Pustaka
Ilmu, 2019.

Matahari, R., KM, S., Utami, F. P., KM, S., & Sugiharti, I. S. (2019).

Buku Ajar Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Pustaka Ilmu. MATAHARI,


Ratu, et al. Buku Ajar Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Pustaka Ilmu,
2019

Aprillia, Yuna Trisuci, Asyifa Robatul Adawiyah, and Santi Agustina. "Analisis
penggunaan alat kontrasepsi sebelum dan saat pandemi COVID-19." Jurnal
Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) 4.2 (2020): 190-200.

Aprillia, Y. T., Adawiyah, A. R., & Agustina, S. (2020). Analisis penggunaan alat
kontrasepsi sebelum dan saat pandemi COVID-19. Jurnal Untuk Masyarakat
Sehat (JUKMAS), 4(2), 190-200.

APRILLIA, Yuna Trisuci; ADAWIYAH, Asyifa Robatul; AGUSTINA, Santi.


Analisis penggunaan alat kontrasepsi sebelum dan saat pandemi COVID-19.
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS), 2020, 4.2: 190-200
Pelaporan Kegiatan Pendidikan Kesehatan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien

1. 2 menit Pembukaan :  Menjawab salam


 Memberi salam  Menjawab
 Memperkenalkan diri pertanyaan
 Memberi pertanyaan apresiasi  Memperhatikan
 Mengkomunikasikan pokok bahasan  Memperhatikan
 Mengkomunikasikan tujuan
2. 10 Kegiatan Inti
menit  Pengertian kontrasepsi  Memperhatikan
 Manfaat KB  Memperhatikan
 Syarat-syarat kontrasepsi
 Macam-macam alat kontrasepsi
 Yang boleh dan tidak boleh
menggunakan kontrasepsi
 Efek samping
 Tanya jawab
3. 3 menit Evaluasi :
 Memberikan kesempatan pada pasien  Mengajukan
untuk bertanya pertanyaan
 Menanyakan pada klien tentang materi  Memperhatikan
yang telah diberikan dan memberikan
reinforcement kepada klien jika dapat  Menjawab
menjawab pertanyaan
4. Terminasi : Menjawab salam
 Mengucapkan terimakasih atas peran
serta klien
 Mengakhiri Pertemuan ,
Menyampaikan Salam penutup
LAMPIRAN
1. Leaflet
MATERI
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah cara atau alat yang digunakan dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya kehamilan.
2. Manfaat KB
1) Manfaat bagi Ibu
Ibu dapat memperbaiki kesehatan tubuh, peningkatan mental dan sosial karena
mempunyai waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan
menikmati waktu luang
2) Manfaat bagi anak yang dilahirkan
Anak tumbuh dengan baik terpenuhi kebutuhan dasar asah, asih dan asuh
3) Manfaat bagi suami
Memperbaiki kesehatan fisik, mental, dan sosial karena kecemasan berkurang.
Serta memiliki lebih banyak waktu untuk keluarganya
4) Manfaat bagi seluruh keluarga
Setiap anggota akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
memperoleh pendidikan (Marmi, 2016)
3. Syarat kontrasepsi yang baik
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik menurut
(Kementerian Kesehatan RI, 2015) adalah :
a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
b. Tidak ada efek samping yang merugikan
c. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan
d. Tidak mengganggu hubungan seksual
e. Cara penggunaanya sederhana
f. Dapat diterima oleh penggunan
g. Dapat diterima oleh pasangan
4. Macam-macam alat kontrasepsi
a. Implant
Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak
permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga
sampai lima tahun. Kontrasepsi implant ini memiliki cara kerja
menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan selaput lendir
endometrium tidak siap untuk menerima pembuahan (nidasi),
mengentalkan lendir dan menipiskan lapisan endometrium dengan
efektivitas keberhasilan kontrasepsi implant sebesar 97-99%
(BKKBN, 2013)
Efek samping Implant
Pada kebanyakan pasien yang menggunakan KB Implant dapat
menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak
(spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta
amenorea, hingga timbul-timbulnya keluhan sakit kepala, peningkatan
atau penurunan berat badan, nyeri payudara serta perasaan mual
(Mulyani dan Rinawati, 2020).
b. Pil KB
Kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet yang berisi
gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil Kombinasi) atau
hanya terdiri dari hormon progesteron saja (Mini Pil). Cara kerja pil
KB menekan ovulasi untuk mencegah lepasnya sel telur wanita dari
indung telur, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma
sukar untuk masuk kedalam rahim, dan menipiskan lapisan
endometrium. Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui. Efektifitas
pil sangat tinggi, angka kegagalannya berkisar 1-8% untuk pil
kombinasi, dan 3-10% untuk mini pil.
Efek samping
1) Gangguan siklus haid
2) Tekanan darah tinggi
3) Kenaikan berat badan
4) Jerawat
5) Bercak bercak coklat pada wajah
c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/ Intra Uterine Devices (IUD)
IUD (Intra Uterin Device) atau nama lain adalah AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah suatu benda kecil yang terbuat
dari plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga
mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina
dan mempunyai benang (BKKBN, 2019).
Efek samping
1) Hamil atau diduga hamil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3) Sedang menderita penyakit genetalia
4) Sering ganti pasangan
5) Kanker genetalia atau payudara (Arum dan Sujiyati, 2020)
d. Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai
bahan seperti lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi
hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan. Alat kontrasepsi
kondom mempunyai cara kerja diantaranya mencegah sperma masuk
ke saluran reproduksi wanita, sebagai alat kontrasepsi, sebagai
pelindung terhadap infeksi/tranmisi mikro organisme penyebab
penyakit menular seksual (PMS). Pemakaian kontrasepsi kondom
efektif apabila dipakai secara benar. Pemakaian kondom yang tidak
konsisten membuat tidak efektif. Angka kegagalan kontrasepsi
kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per
tahun.
e. Metode Operasi Wanita (MOW)
Kontrasepsi metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi atau juga
dapat disebut sterilisasi adalah tindakan penutupan terhadap kedua
saluran telur sehingga sel telur tidak dapat melewati saluran telur
sehingga sel telur tidak bertemu dengan sperma laki-laki sehingga
tidak terjadi kehamilan. Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100
prempuan selama tahun pertama penggunaan) dan efektif 6-10
minggu setelah operasi (Triyanto dan Indriani, 2019).
Kontraindikasi
1) Hamil atau diduga hamil
2) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
3) Belum memberikan persetujuan tertulis
4) Tidak boleh menjalani prosespembedahan
5) Usia di bawah 30 tahun yang belum dan masih ingin memiliki
anak (Mega dan Wijayanegara, 2019).
f. Metode Operasi Pria (MOP)
Metode operasi pria yang dikenal dengan nama vasektomi
merupakan operasi kecil yang lebih ringan dari pada sunat/khitanan
pada pria. Bekas operasi hanya berupa satu luka di tengah atau luka
kecil di kanan kiri kantong zakar (kantung buah pelir) atau scrotum.
Vasektomi berguna untuk menghalangi transport spermatozoa (sel
mani) di pipa-pipa sel mani pria (saluran mani pria) (Mega dan
Wijayanegara, 2020).
Kekurangan
1) Harus dilakukan pembedahan
2) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki
anak
3) Masih memungkinkan terjadi komplikasi (misal perdarahan,
nyeri, dan infeksi).
4) Tidak melindungi pasangan dari penyakit menular seksual
termasuk HIV/AIDS (Mulyani dan Rinawati, 2020).

Anda mungkin juga menyukai