1
2 Equity in Education Journal (EEJ), Vol. ..., No. ..., Edisi Bulan Tahun
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan asset paling penting dan beharga yang harus selalu
dikembangkan dan dijaga perkembangan nya oleh setiap Negara, terkhusus nya pada
Negara Indonesia yang bertujuan dan cita-cita nya yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pendidikan juga merupakan hak dan kewajiban dari setiap warga Negara
Indonesia. Berkaitan dengan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dibutuhkan
wadah yang bisa menjadikan sumber daya manusia menjadi lebih berkembang yaitu
melalui satuan pendidikan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang
didalamnya terdapat proses pengembangan untuk peserta didik. Dalam setiap satuan
pendidikan tentu memiliki tujuan yang dimana tujuan tersebut untuk peserta didik
melalui berbagai pengajaran di sekolah dan mengeluarkan output yang berkualitas juga
berdaya saing tinggi. Di dalam sekolah, peserta didik tidak hanya diberikan ilmu sebagai
penunjang kemajuan sumber daya manusia yang berwawasan luas, juga diberikan
pembelajaran mengenail nilai-nilai sosial. Selain itu, diperlukan juga penanaman nilai-
nilai moral, akhlak, serta jiwa kepemimpinan yang baik dalam diri peserta didik.
Kepemimpinan sangat dibutuhkan oleh manusia baik itu dalam kehidupan bersosial dan
lainnya. Tidak semua orang memiliki jiwa kepemimpinan, tapi setiap orang berhak untuk
menjadi seorang pemimpin. Afifuddin (2014) mengatakan bahwa kepemimpinan
dilahirkan oleh bakat, pengalaman, pembentukan formal dalam organisasi, lingkungan,
pendidikan dan pelatihan dan kesepakatan social. Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
(LDKS) merupakan salah satu cara awal untuk menumbuhkan sikap kepemimpinan yang
dimiliki siswa sebagai bekal untuk menjalankan tugas sebagai pengurus OSIS.
Latihan dasar kepemimpinan siswa (LDKS) merupakan sebuah kegiatan yang
dilakukan untuk mengembangkan sumber daya siswa dan untuk mengenalkan sisiwa
kepada konsep-konsep organisasi. Dilaksanakannya LDKS bertujuan untuk memberikan
pelatihan kepada siswa agar dapat mengasah jiwa kepemimpinan yang dimilikinya.
Meningkatkan kemampuan berorganisasi, meningkatkan serta mengarahkan potensi
kepemimpinan. Latihan dasar kepemimpinan bagi pengurus OSIS merupakan salah satu
jalur pembinan yang difokuskan pada kompetensi individu. Kegiatan Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS) juga mengacu pada Permendiknas No. 39 Tahun 2008
tentang pembinaan kesiswaan dalam pasal 1 yaitu : “Tujuan pembinaan kesiswaan : a)
Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat,
dan kreativitas; b) memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan
sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh
negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan; c) mengaktualisasikan potensi siswa
dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat; d) menyiapkan siswa agar
menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak
asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society).”
Setiap satuan pedidikan baik itu jenjang SMP/SMA tentu akan mengadakan kegitan
LDK untuk menunjang sifat kepemimpinan pada peserta didik, dan biasanya atau pada
umumnya kegiatan pelatihan LDK ini di peruntukan kepada pengurus OSIS agar dalam
suatu kepengurusan organisasi OSIS dapat memimpin peserta didik yang lain dengan
lebih bagus dan terarah. Namun, berbeda dengan SMA Katolik Santo Petrus Kanisius
Palangkaraya yang juga mengadakan kegiatan pelatihan LDK, bahwasannya SMA
Katolik Santo Petrus Kanisius Palangkaraya mengadakan kegiatan pelatihan LDK ini
tidak hanya kepada pengurus OSIS tetapi juga kepada siswa-siswi kelas 10 & 11 dan
bersifat wajib. Dan hal ini membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian terkait
kegitan LDK di SMA Katolik Santo Petrus Kanisius Palangkaraya dan ingin melihat
Helencia, Berliani, Eshariyani, Manajemen Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa 3
bagaimana manajemen dari kegian LDKS ini. Kegiatan LDK di SMA Katolik Santo
Petrus Kanisius Palangkaraya termasuk kedalam 8 program yang di laksanakan oleh
SMA Katolik St. Petrus Kanisius dalam menunjang penerapan multikulturalisme yaitu :
1) melaksanakan pendampingan terus-menerus terhadap siswa dan meningkatkan mutu,
2) menerapkan budaya tepat waktu dan tepat sasaran dalam proses belajar mengajar, 3)
mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam proses
belajar mengajar, 4) menjalin relasi dengan semua unsur terkait, 5) mengadakan pelatihan
dalam bidang teknologi informasi dan bahasa Inggris secara berkelanjutan, 6)
mengadakan pelatihan kepemimpinan bagi siswa dan pengurus OSIS, 7) melaksanakan
silabus dan membuat rencana pembelajaran untuk mencapai jumlah kelulusan maksimal
sesuai dengan harapan, dan 8) melaksanakan kegiatan sadar lingkungan untuk semua
komponen sekolah.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Manajemen Latihan
Dasar Kepemimpinan Siswa pada Sekolah Menengah Atas Katolik Santo Petrus Kanisius
Palangka Raya
METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, Menurut Bagdon &
Taylor (dalam Moleong, 2012) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Sementara itu Kirk & Miller (dalam Moleong, 2012)
mendefinisika penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam
bahasanya dan dalam peristilahannya. Dari berbagai pengertian mengenai penelitian
kualitatif dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.
Sumber data dalam penelitian ini yaitu : wakil kepala sekolah bidang kesiswaan,
koordinator lapangan pelaksanaan LDKS, ketua osis, dan 2 orang peserta didik yang
terdiri dari peserta didik kelas 10 dan kelas 11 di SMA Katolik Santo Petrus Kanisius
Palangka Raya.
Menurut Sugiyono (2014) pengumpulan data merupakan langkah yang paling
utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan
Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2018). Pengecekan keabsahan data melalui
Triangulasi dan memberchek.
dari orangtua untuk ikutserta pelaksanaan kegiatan LDKS. Wijaya dan Rifa’i (2016)
perencanaan merupakan proses langkah awal kegiatan manajemen dalam setiap
organisasi, karena melalui perencanaan ini ditetapkan apa yang akan dilakukan, kapan
melakukannya, dan siapa yang akan melakukan kegiatan tersebut.
menjelaskan bahwa Pengawasan adalah dilakukan oleh atasan dari tugas yang
bersangkutan, karena pengawasan seperti ini disebut juga Pengawasan vertical atau
formal karena yang melakukan pengawasan ini adalah orang-orang yang berwenang
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Perencanaan LDKS meliputi :
pembentukan panitia pelaksanaan kegitan LDKS, selanjutnya merancangkan rundown
acara, konsep acara, RAB kegiatan, waktu perlaksanan kegiatan dan juga mentukan apa
yang menjadi materi dan siapa yang menjadi pemateri dalam kegiatan pelatihan LDKS,
selanjutnya yang ikut turut serta dalam penyusunan perencanaan kegiatan LDKS yaitu
kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru pendamping, koordinator
lapangan kegiatan LDKS dan panitia pelaksana kegitan LDKS yang sudah dibentuk,
berikutnya persiapan yang dilakukan dalam kegiatan seperti SDM dalam kegiatan
LDKS, fasilitas yang digunakan, anggaran kegiatan, mempersiapkan sarana dan prasana,
dan juga peserta didik mempersiapkan hal-hal yang akan diperlukan selama kegitan; (2)
Pengorganisasian LDKS meliputi : pengorganisasian pembagian tugas dalam kegiatan
LDKS sudah dirancangkan dalam rapat pembentukan panitia pelaksanaan kegiatan
LDKS, dan dalam mengorganisir kegiatan melalui saling berkoordinasi agar tidak ada
terjadi struggle saat pelaksanaan kegiatan, berjalannya acara mengikuti rundown acara
yang telah dirancangkan bersama dan memperhatikan kedisplinan waktu dalam
perlaksanaan kegiatan; (3) Pelaksanaan LDKS meliputi : pelaksaan kegiatan LDKS
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah di rancang pada rapat-rapat panitia
sebelum diadakan nya kegiatan LDKS, selanjutnya pelaksaan kegiatan LDKS
berlangsung kurang lebih 1 bulan, waktu pelaksanaan tersebut diambil 1 kali dalam 1
minggu setiap hari jumat untuk penyampaian materi kegiatan LDKS; (4) Pengawasan
kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) meliputi : kepala Sekolah yang
menjadi penanggungjawab kegiatan dan menjadi pengawas kegiatan, adapun
WAKASEK Bidang Kesiswaan dan koordinator lapangan ikurt serta dalam pengawasan
selama kegiatan LDKS berlangsung, selanjutnya proses pengawasan dilakukan memalui
pengamatan terhadap peserta didik, memantau jalannya pelaksanaan kegiatan dan
pengawasan dilalukan terus-menerus untuk menghindari adanya kendala yang terjadi,
dan juga melalui pengawasan yang dilakukan saat pelaksanaan kegiatan berlangsung
maka diadakannyan pula kegiatan evaluasi terhadap pelaksanaan.
DAFTAR PUSTAKA