Anda di halaman 1dari 60

Peralatan Survei Hidrografi

Abdul Basith, Ph.D


Teknik Geodesi FT-UGM
1. Single Beam Echo Sounder (SBES)
Teknik lama pengukuran Teknik pengukuran kedalaman saat ini:
kedalaman: menggunakan tali menggunakan gelombang akustik/suara
1. Single Beam Echo Sounder (SBES)
Prinsip Pengukuran
kedalaman secara akustik

Permukaan air acuan

Memancarkan dan menerima


sinyal akustik
Kedalaman terukur merupakan
fungsi dari:
1. Waktu tempuh pulsa (t)
2. Kecepatan pulsa dalam air
(v)

D=½*v*t
Sistem Echosounder Dasar
(Basic Echosounder System)

• Transmitter : pembangkit pulsa


• T/R (transmitter/receiver) switch (saklar):
yang meneruskan catu daya (power) ke
transducer
• Transducer: dipasang di bawah lambung
kapal, mengkonversi energi listrik menjadi
energi suara, mengirimkan sinyal akustik
ke air, menerima gema (echo) dan
mengkonversinya menjadi sinyal elektrik
• Receiver: menguatkan sinyal gema dan
mengirimkannya ke sistem perekaman
• Recorder: mengontrol emisi sinyal,
mengukur waktu tempuh sinyal akustik,
menyimpan data, mengkonversi interval
waktu menjadi jarak
Sistem Echosounder Dasar
(Basic Echosounder System)

• Transmitter : dilengkapi dengan jam quartz yang


berosilasi dalam rentang 1-10 MHz
– Jam ini juga digunakan untuk mengukur interval waktu
antara transmisi dan resepsi sinyal akustik
– Echosounder modern menawarkan 2-3 frekuensi:
• Frekuensi rendah: efektif untuk perairan dalam karena
atenuasi sinyalnya rendah; memerlukan transducer besar
• Frekuensi tinggi: transducer compact/kecil; jangkauan
pendek karena sinyal mengalami atenuasi besar.
• T/R switch: digunakan untuk mentrigger/memicu
suatu pulsa dengan panjang tertentu.
– Umumnya panjang pulsa 0.1 s.d 50 mdt.
– Di perairan dangkal digunakan pulsa pendek, 0.2 ms
– Di perairan dalam digunakan pulsa panjang, 1 – 40 ms
– Variasi panjang pulsa dapat digunakan untuk mengatasi
hilang pulsa akibat atenuasi.
• Receiver: bandwidth receiver haruslah cukup lebar
untuk mengakomodasi Doppler shift bila transducer
tidak vertikal
Sistem Echosounder Dasar
(Basic Echosounder System)

• Transducer : diletakkan pada lambung kapal dan


masuk dalam badan air. fungsinya:
– Mengkonversi energi listrik menjadi energi suara
– Mengirimkan sinyal akustik ke air
– Menerima gema sinyal akustik
– Mengkonversi sinyal akustik ke sinyal listrik
• Pulsa elektrik dari transmitter menyebabkan
diafragma transducer bergetar/vibrasi.
• Diafragma yang bervibrasi di dalam badan air
menyebabkan timbulnya gelombang akustik.
• Proses sebaliknya terjadi manakala diafragma
bergetar menerima pantulan/gema; getaran diubah
menjadi arus listrik, lalu dikirimkan ke receiver
• Transducer bekerja berdasarkan 3 prinsip berbeda:
– Transducer dari bahan magnetostrictive
– Transducer piezoelectric
– Transducer electrostrictive
Sistem Echosounder Dasar
(Basic Echosounder System)

• Transducer bekerja berdasarkan 3 prinsip


berbeda:
– Transducer dari bahan magnetostrictive:
menggunakan prinsip bahwa bahan
magnetostrictive seperti nikel berubah
panjangnya bila dikenai medan magnet
– Transducer piezoelectric: menggunakan prinsip
bahwa kristal tertentu (misal, ammonium
dihydrogen phospate) berubah panjangnya
ketika potensial listrik berbeda disambungkan
pada elektroda-elektroda yang dipasangkan
kedua sisi kristal (Fig. 11.3)
– Transducer electrostrictive:
menggunakan prinsip bahwa keramik-keramik
berubah panjang bila diletakkan dalam medan
magnet. Keramik dapat dicetak dalam berbagai
ukuran dan bentuk (Fig. 11.4)
Resolusi Echosounder
Jenis Echosounder

PENCITRAAN /
IMAGING
DASAR LAUTAN

4/6/2016 9 of 9
Jenis Echosounder

4/6/2016 Pengenalan Survei Hidrografi - Abdul basith 10 of 9


Singlebeam vs multibeam

4/6/2016 11 of 9
Instalasi transducer: permanen

4/6/2016 12 of 9
Instalasi transducer: tidak permanen

4/6/2016 13 of 9
Track Pengukuran SBES
Track Pengukuran SBES
Contoh Data SBES
Contoh data SBES dengan 2 frekuensi
(tinggi dan rendah)

Dapat mendeteksi
lapisan di bawah
dasar laut

1. Frekuensi tinggi: untuk


perairan dangkal
2. Frekuensi rendah: untuk
perairan dalam
Bar check

Bar check adalah lempengan logam yang digunakan


untuk kalibrasi data kedalaman.
Mengapa perlu dilakukan? Karena sifat fisis air laut
(suhu, tekanan, salinitas) berbeda untuk tiap perairan.
Sifat fisis air laut mempengaruhi kecepatan
gelombang suara.
2. Multi Beam Echo Sounder (MBES)
Teknik pengukuran kedalaman saat ini:
menggunakan MBES:
Terdiri atas susunan banyak beam
Contoh Data MBES
3. Side Scan Sonar dan Sub Bottom
Profiler
Sub-bottom profiling systems utilize the principle of seismic reflection. Seismic
reflection uses a stronger sound signal than echolocation and lower sound
frequencies. The sound pulse is often sent from an airgun towed behind the
ship. An airgun uses the sudden release of compressed air to form bubbles. The
bubble formation produces a loud sound. The sound from the airgun travels
down to the seafloor. Some of the sound reflects off the seafloor but some of
the sound penetrates the seafloor. The sound that penetrates the seafloor may
also reflect off layers of material within the seafloor. The reflected sounds travel
back up to the surface. The ship also tows a number of hydrophones (called a
towed array orstreamer) which detects the reflected sound signal when it
reaches the surface. The time it takes the sound to return to the ship can be
used to find the thickness of the layers in the seafloor and their position (sloped,
level, etc). It also gives some information about the composition of the layers.
4. Magnetometer
Wahana survei
Penentuan posisi horisontal
• Dengan gelombang radio

Dengan GPS
8. Anemometer
10. Pengukuran Sedimen
Klasifikasi sedimen berdasarkan ukuran
Sediment Type Diameter (mm)
Gravel Boulder >256
Cobble 65-256

Pebble 4-64
Granule 2-4
Sand Very coarse 1-2
Coarse 0.5-1
Medium 0.25-0.5
Fine 0.123-0.25
Very fine 0.0625-0.125
Mud (silt & clay) 0.0002-0.004
Colloid <0.0002
Klasifikasi sedimen berdasarkan asal pembentukan

•Terrigenous: Sands and mud produced by weathering and erosion of rocks on


land.
•Biogenic: CaCO3 (calcium carbonate) and SiO2 (silica) muds and oozes
composed of hard parts of organisms.
•Authigenic: formed by precipitation of minerals in seawater (Manganese (Mn)
and Phosphorus (P) nodules).
•Volcanogenic: ejected from volcanoes (ash).

•Cosmogenous: pieces of meteorites that survive trip thru atmosphere.


Alat pengambil contoh sedimen
6. Pengamat Arus: Current Meter
• Prinsip
mengkonversi
kecepatan
baling-baling
dan gerakan sirip
menjadi data
kecepatan dan
arah arus
Current meter
Contoh data arus dan
cara hitungannya

Cara Perhitungan:
Komponen Arus:
Komp Utara (U) = Kec. * cos (arah)
Komp Timur (T) = Kec. * sin (arah)
Komponen rata-rata:
Komp Utara rata-rata = juml komp Utara / juml data
Komp Timur rata-rata = juml komp Timur / juml data
Komponen Arus Pasut:
Komp Utara = Komp Utara Arus – Komp Utara rata-rata
Komp Timur = Komp Timur Arus – Komp Timur rata-rata
Arus Pasut (setiap jam) :
Tan (arah) = b = Komp Timur / Komp Utara
Arah = arctan (b) → arah arus pasut
Kecepatan arus pasut = komp Timur / sin (arah)
Arus non Pasut (hanya satu):
Tan (arah) = c = Komp Timur rata-rata / Komp Utara rata-rata
Tugas hitungan arus: Arah = arctan (c) → arah arus non pasut
•Download data di elisa Kecepatan arus non pasut = komp Timur rata-rata / sin (arah
arus non pasut)
•Dikerjakan individu, tulis tangan
•Dikumpul minggu depan
11. Pencatat Pasang Surut Laut
PASANG SURUT:
GAYA PEMBANGKIT PASUT

http://www.oc.nps.navy.mil/nom/day1/partc.html
Pengukuran Pasang Surut

1,0
Tinggi Pasut (m)

0,5

0,0

-0,5

-1,0

-1,5
0 24 48 72 96 120 144 168 192 216 240 264 288 312 336 360 384 408 432 456 480 504 528 552 576 600 624 648 672 696 720 744

Jam
4/6/2016 Pengenalan Survei Hidrografi - Abdul basith 34 of 9
Stasiun Pasang Surut di Indonesia
BIG+UHSLC+GITEWS • Total: 115
– Amerika UHSLC (University of
Hawaii Sea Level Center) 10
stasiun

– German GITEWS (German


Indonesia Tsunami Early
Warning System) 12 stasiun

– Indonesia (BIG) 93

• Catatan:
– Semarang ada 2, 1 indonesia, 1
German

– stasiun kolinlamil direplace


dengan alat pasut german

IOC – 20 stasiun pasut dioperasikan


secara bersama (sebagai
contoh, stasiun pasut Sadeng)
• Skematik pengukuran dan pengikatan pasut

Source: http://sealevel.colorado.edu/content/tide-gauge-sea-level
Teknologi Alat Ukur Pasut
• Sensor pasut Pantai (Coastal tide gauges)
– Rambu pasut (Tide staff)
– Alat pasut jenis pelampung (Float gauge)
– Alat pasut jenis akustik (Acoustic gauge)
– Alat pasut jenis tekanan (Pressure gauge)
– Alat pasut jenis gelembung (Bubble gauge)
– Alat pasut jenis radar (Radar gauge)

– Kode jenis alat pencatat pasut IOC ditulis dalam 3 huruf seperti
• prs untu sensor tekanan (pressure);
• bub untuk sensor gelembung (bubbler);
• enc untuk alat dengan pengapung (encoder) ;
• rad untuk sensor radar

• Sensor pasut lepas pantai


– Satelit altimetri
– Buoy
– Bottom pressure
Rambu pasut (Tide Staff/Pole)
Pemasangan
rambu pasut
Rambu pasut (Tide
Staff/Pole)
Rambu pasut
• Alat ukur pasut yang paling sederhana dan murah.
• Bersifat edukatif
• Dapat digunakan untuk pengecekan terhadap alat
ukur pasut modern yang serba digital.
• Sangat dianjurkan dipasangnya rambu pasut
berdampingan dengan alat pasut permanen.
Alat pencatat pasut
sistem apung
• Cara kerja:
Dalam sistem ini terdapat
roda/katrol yang
dihubungkan dengan benda
yang mengapung pada
tabung/pralon dan pemberat
dengan kawat.
Pada kawat yang dekat dengan
pemberat dipasangkan suatu
pena. Pena ini bergerak ke
kiri-kanan menyesuaikan naik
turunnya benda apung akibat
dinamika air laut.
Pena bergerak menggores/
menulis pada kertas silinder
yang bergerak secara
perlahan.
Akibat sistem ini, grafik pasut
tergambar pada kertas secara
kontinyu
Kertas grafik pasut
(photo taken in 1983)
Stasiun pasut sistem apung di
Holyhead, UK

Float gauges
are still important
components of GLOSS
and can be made
into digital gauges
with the use of
encoders
Alat pasut sistem apung di
Amerika
Alat pasut sistem akustik/tekanan
• Dipasang di dalam tabung yang dilengkapi
dengan transducer Aquatrak (contoh,
NGWLMS or SEAFRAME). Ini adalah alat
standar GLOSS (Global Sea Level Observing
System)

• Dipasang di udara terbuka atau dalam pralon


alat pasut apung. Prinsip ini murah namun
sering gagal.
Alat pasut sistem
tekanan dan akustik

P=ρgh
h=ρg/P
Nilai P dipengaruhi oleh densitas air, Skema sistem GWLMS/SEAFRAME
gaya gravitasi dan fluktuasi (tinggi) air
laut
Alat pasut Acoustic
SEAFRAME Gauge di
Australia
Alat pasut tipe Radar
• Relatif murah
• Mudah dipasang (tidak perlu penyelam,
tabung penenang air laut/stilling wells)
• Bacaan digital sehingga dapat bacaan ‘real
time’
• Termasuk teknologi baru, namun perlu
pengalaman.
• Banyak merek tersedia di pasar namun perlu
dites/kalibrasi sebelum digunakan.
Alat pasut Radar di Liverpool - UK
Alat pasut Radar di South Africa
Prinsip kerja:
1. Alat memancarkan
gelombang radar dengan
kecepatan tertentu,
waktu saat pemancaran
dicatat oleh alat.
2. Gelombang radar
dipantulkan oleh
permukaan air laut
3. Gelombang pantulan
direkam oleh alat, waktu
dicatat.
4. Dari data lamanya waktu
perjalanan gelombang
dan kecepatan
gelombang dapat
ditentukan jarak dari alat
ke permukaan laut.
5. Pengukuran serupa pada
waktu-waktu berikutnya
akan memberikan
grafik/data pasut
Alat pasut Lepas Pantai
• Buoy/pelampung
Satelit Altimetri
Topex/Poseidon Tracks di Indonesia
Ground Track Altimeter Topex dan Poseidon
0.9

0.8

0.7

Topex
0.6

Lintang
0.5
Poseidon

0.4

0.3

0.2

0.1

135 135.05 135.1 135.15 135.2 135.25 135.3 135.35


Bujur

Data Satelit Topex/Poseidon Vs Data Bako & Hidros


Biak Januari 1995

1.00

0.50
elevasi muka laut (m)

0.00

-0.50

Bakosurtanal
-1.00 Hidros
Altimetri Topex/Poseidon
-1.50
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400
jam
Contoh data pasut
Manfaat data pasut
1. Untuk mengetahui karakteristik pasang surut
setempat:
– Tipe pasut
– Nilai msl, range (tunggang pasut)
– Nilai surutan peta/chart datum
– Prediksi pasut, dll
2. Untuk acuan datum vertikal dan kedalaman.
Tipe Pasut Perairan Indonesia
• Tipe pasut secara
umum: campuran
condong ke harian
ganda

• Tipe harian tunggal:


perairan sekitar Pulau
Bangka

• Tipe harian ganda:


perairan Selat Malaka

• Tipe campuran
condong ke harian
tuggal: perairan Laut
Jawa

Peta tipe pasut (Triatmodjo, 1996).

Anda mungkin juga menyukai