Anda di halaman 1dari 2

DEFINISI ECHOSOUNDER

Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan
gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar
air (Parkinson, B.W., 1996).Echosounder terdiri dari 2 macam yaitu :
a. Single-Beam Echosounder
Single-beam echosounder merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan
pancaran tunggal sebagai pengirim dan pengiriman sinyal gelombang suara.Komponen
dari single-beam terdiri dari transciever (transduceratau receiver) terpasang pada lambung
kapal.Sistem ini mengukur kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan. Transciever
mengirimkan pulsa akustik dengan frekuensi tinggi yang terkandung dalam beam (gelombang
suara) menyusuri bagian bawah kolom air. Energi akustik memantulkan sampai dasar laut dari
kapal dan diterima kembali oleh tranciever.Transciever terdiri dari sebuah transmiter yang
mempunyai fungsi sebagai pengontrol panjang gelombang pulsa yang dipancarkan dan
menyediakan tenaga elektris untuk besar frekuensi yang diberikan.
Transmiter ini menerima secara berulang-ulang dalam kecepatan yang tinggi sampai pada orde
kecepatan milisekon.
Range frekuensi single-beam echosounder relatif mudah untuk digunakan, tetapi hanya
menyediakan informasi kedalam sepanjang garis trak yang dilalui oleh kapal (Urick , 1983).
b. Multi-Bean Echosounder
Multi-Beam Echosounder merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan
cakupan area dasar laut yang luas.Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada
pancaran pulsa yang dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setelah itu energi
akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bad), beberapa pancaran suara (beam) secara
elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal sehingga diketahui sudut
beam. Multi beam echosounder dapat menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi (0,1 m
akurasi vertikal dan krang dari 1 m akurasi horizontalnya) (Urick, 1983).

1.2. BAGIAN BAGIAN ECHOSOUNDER
Sistem batimetri dengan menggunakan single beam secara umum mempunyai
susunantransciever (tranducer/reciever) yang terpasang pada lambung kapal atau sisi bantalan
pada kapal. Sistem ini mengukur kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan.
Transciever yang terpasang pada lambung kapal mengirimkan pulsa akustik dengan frekuensi
tinggi yang terkandung dalam beam (gelombang suara) secara langsung menyusuri bawah kolom
air. Energi akustik memantulkan sampai dasar laut dari kapal dan diterima kembali oleh
tranciever.Transciever terdiri dari sebuah transmitter yang mempunyai fungsi sebagai pengontrol
panjang gelombang pulsa yang dipancarkan dan menyediakan tenaga elektris untuk besar
frekuensi yang diberikan.Transmitter ini menerima secara berulang-ulang dalam kecepatan yang
tinggi, sampai pada orde kecepatan milisekon.Perekaman kedalaman air secara
berkesinambungan dari bawah kapal menghasilkan ukuran kedalaman beresolusi tinggi
sepanjang lajur yang disurvei. Informasi tambahan seperti heave (gerakan naik-turunnya kapal
yang disebabkan oleh gaya pengaruh air laut), pitch (gerakan kapal ke arah depan (mengangguk)
berpusat di titik tengah kapal), dan roll (gerakan kapal ke arah sisi-sisinya (lambung kapal) atau
pada sumbu memanjang) dari sebuah kapal dapat diukur oleh sebuah alat dengan nama Motion
Reference Unit (MRU), yang juga digunakan untuk koreksi posisi pengukuran kedalaman selam
proses berlangsung. Single-Beam echosounder relatif mudah untuk digunakan, tetapi alat ini
hanya menyediakan informasi kedalaman sepanjang garis track yang dilalui oleh kapal. Jadi, ada
feature yang tidak terekam antara lajur per lajur sebagai garis tracking perekaman, yang mana
ada ruang sekitar 10 sampai 100 m yang tidak terlihat oleh sistem ini (Anonim, 2011).

Multi-Beam Echosunder merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan
cakupan area dasar laut yang luas.Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada
pancaran pulsa yang dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setalah itu energi
akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bed), beberapa pancaran suara (beam) secara
elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal sehingga diketahui sudut beam.Dua
arah waktu penjalaran antara pengiriman dan penerimaan dihitung dengan algoritma
pendeteksian terhadap dasar laut tersebut.Dengan mengaplikasikan penjejakan sinar, sistem ini
dapat menentukan kedalaman dan jarak transveral terhadap pusat area liputan. Multi-Beam
Echosounder dapat menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi ( 0,1 m akurasi vertikal
dan kurang dari 1 m akurasi horisontalnya).Konfigurasi transduser merupakan gabungan dari
beberapa stave yang tersusun seperti array (matriks). Stave merupakan bagian tranduser MBES
yang berfungsi sebagai saluran untuk memancarkan maupun menerima pulsa akustik hasil
pantulan dari dasar laut (stave transceiver beam). Semua stave akan menerima sinyal akustik dari
segala arah hasil pantulan obyek-obyek di dasar laut. Semakin dekat obyeknya dengan sumber
maka intensitasnya pun semakin kuat.Gelombang akustik yang dipantulkan dari dasar laut
selanjutnya dianalisis oleh tranduser sehingga dapat dibedakan gelombang pantul yang datang
dari arah yang berbeda.

Konfigurasi transduser merupakan gabungan dari beberapa stave yang tersusun seperti
array (matriks). Stave merupakan bagian tranduser MBES yang berfungsi sebagai saluran untuk
memancarkan maupun menerima pulsa akustik hasil pantulan dari dasar laut (stave transceiver
beam). Semua stave akan menerima sinyal akustik dari segala arah hasil pantulan obyek-obyek
di dasar laut. Semakin dekat obyeknya dengan sumber maka intensitasnya pun semakin
kuat.Gelombang akustik yang dipantulkan dari dasar laut selanjutnya dianalisis oleh tranduser
sehingga dapat dibedakan gelombang pantul yang datang dari arah yang berbeda.
Pada umumnya MBES menggunakan teknik interferometrik untuk mendeteksi arah
datangnya gelombang pantul sebagai fungsi dari waktu.Pendeteksian interferometrik digunakan
untuk menentukan sudut sinyal datang. Dengan menggunakan akumulasi sinyal akustik yang
diterima pada dua array yang terpisah, suatu pola interferensi akan terbentuk. Pola ini
menunjukkan hubungan fase tiap sinyal yang diterima. Berdasarkan hubungan yang ada, suatu
arah akan dapat ditentukan. Bila informasi ini dikombinasikan dengan jarak, akan dihasilkan data
kedalaman (Anonim, 2010).

Anda mungkin juga menyukai