Anda di halaman 1dari 2

PERTEEMUAN KE-TIGA

INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM

Indonesia adalah negara yang besar yang didalamnya terdapat aturan-aturan tata
kelola pemerintahan yang di atur dalam undang-undang dasar 45 dan Pancasila.
Indonesia juga menganut asas hukum. Artinya, negara Indonesia memakai hukum
sebagai landasan dalam menyelenggarakan pelaksanaan kekuasaan
pemerintahannya. Dan ini juga di pakai oleh kebanyakan negara di dunia. Hal ini
ditegaskan di Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
“Negara Indonesia adalah negara hukum,” demikian bunyi Pasal 1 Ayat 3 UUD
1945. Secara umum, pengertian negara hukum adalah negara yang melaksanakan
seluruh aspek dalam kekuasaan pemerintahannya sesuai dengan asas hukum
berupa konstitusi yang berlaku. Sementara dikutip dari buku Negara Hukum dan Hak
Asasi Manusia karya Johan Nasution (2013), negara hukum adalah negara yang
penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Dalam
praktiknya, negara yang menggunakan asas hukum akan memberikan kepercayaan
kepada wakil-wakil pemerintahan (pemegang kuasa negara) guna menjalankan
tugas-tugas pemerintahan. Kemudian, dalam menjalankan tugas-tugas
pemerintahan tersebut, pemegang kuasa negara akan diawasi berdasarkan
ketentuan hukum. Adapun hukum yang berlaku itu harus dianggap baik serta
bersifat adil bagi semua komponen negara, tanpa memandang status apa pun. Baca
juga: Pengertian dan Ciri-ciri Negara Hukum Menurut UUD 1945 Tujuan hukum
adalah mewujudkan keadilan bagi seluruh komponen di suatu negara yang meliputi
rakyat maupun perwakilannya dalam lembaga pemerintahan. Sifat keadilan dari
hukum itulah yang selama ini disebut equality before the law (persamaan di hadapan
hukum). Merujuk pada buku Hak Asasi Politik Perempuan oleh Nany Suryawatu
(2020:15), Jeremi Benham menjelaskan tujuan hukum dan keadilan adalah
mewujudkan kebahagiaan yang sebesar-besarnya untuk sebanyak-banyaknya
orang (the greatest happiness of the greatest number).

Ciri-ciri Negara Hukum secara Umum Penerapan asas hukum dalam


penyelenggaraan negara selalu ditandai oleh ciri-ciri khusus. Ciri-ciri itu melekat dan
terimplementasi dalam pemerintahan. Dikutip dari buku Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan terbitan dari Kemdikbud (2020:58), Friedrich Julius Stahl
mengungkapkan ciri-ciri negara hukum (Rechtsstaat) secara umum ada 4, yakni
sebagai berikut:

1. Terdapat jaminan atas Hak Asasi Manusia


2. Terdapat pemisah (pembagi) kekuasaan untuk menjamin terlaksanannya hak
asasi manusia
3. Pelaksanaan Pemerintahan berdasarkan kepada peraturan-peraturan yang
berlaku
4. Diselenggarakannya peradilan administrasi, bila terjadi suatu perselisihan.

Adanya ciri-ciri negara hukum tersebut, akan diikuti oleh sejumlah konsekuensi.
Penggunaan asas hukum akan membuat negara melaksanakan sejumlah hal
sebagai berikut:

1. Menyelesaikan segala perselisihan melalui jalan damai serta secara


melembaga
2. Menjamin berlangsungnya perubahan secara damai di masyarakat yang
sedang berubah
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur
4. Membatasi pemakaian kekerasan hingga batas paling minimum
5. Mengakui dan mengganggap wajar adanya keanekaragaman dalam berbagai
hal
6. Menjamin tegaknya keadilan dalam pemerintahan dan negara.

Sementara ciri-ciri negara hukum menurut Prof. Kaelan dalam buku Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (2016), ada 3, yakni:

1. Adanya pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung


persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan kebudayaan.
2. Adanya peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan
lain, dan tidak memihak.
3. Ada jaminan kepastian hukum, yaitu bahwa ketentuan hukum bisa dipahami,
dilaksanakan, dan aman dalam pelaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai