Metode Penelitian Metode Penelitian Kuantitatif Metode Penelitian Kualitatif Metode Penelitian Kombinasi
Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi 1. Proses Penelitian, 1. Masalah, Fokus, Judul 1. Konsep Dasar Metode
Masalah, Realible, Desain Penelitian dan Teori Penelitian Kombinasi
1. Konsep Dasar 2. Landasan Teori Kerangka Dalam Penelitian 2. Kapan Metode Kombinasi
Metodologi Penelitian Berpikir dan Pengajuan Kualitatif Digunakan
2. Pengertian Hipotesis 2. Populasi dan Sampel 3. Landasan Filsafat
Metodologi Penelitian 16,802
3. Metode Penelitian
Eksperimen
6,240 3.
1,496
Teknis dan Analisis Data 4. Karakteristik Metode
3. Macam Data 4. Validitas dan Reabilitas Kualitatif, Kuantitatif,
Penelitian 4. Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif Kombinasi
4. Jenis-Jenis Metode 5. Skala Pengukuran dan 5. Menyusun Proposal 5. Pengertian Metode
Penelitian Instrumen Penelitian dan Laporan Penelitian Kombinasi
5. Perbedaan Penelitian 6. Teknik Pengumpulan 6. Varian Metode Kombinasi
Kuantitatif, Kualitatif, Data 7. Model Desain metode
Kombinasi 7. Teknik Data Analisis Data Kombinasi Penelitian
6. Pengertian dan Ruang Kuantitatif
Lingkup Penelitian 8. Analisis Data dan
Pengujian Hipotesis
II. Pendahuluan
1.Pengertian Metodologi Penelitian dan Analisis Data
2.Jenis Data Penelitian
3.Jenis-jenis Metode Penelitian
4.Ruang Lingkup Penelitian
5.Perbedaan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi
1. Pengertian Teori
2. Tingkatan dan Fokus Teori
3. Kegunaan Teori Dalam Penelitian
4. Penggunaan Teori Untuk Perumusan Hipotesis
2. Sampel
3. Teknik Sampling
4. Menentukkan Ukuran Sample
5. Contoh Menentukkan Ukuran Sampel
6. Cara Mengambil Sampel
Penelitian Akademis yaitu penelitian untuk menyusun Skripsi (S1), Tesis (S2),
Disertasi (S3).
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini harus benar. Pelaksanaan
penelitian ini, peneliti masih perlu dibimbing.
Vicky Panelewen - Kuliah HITS
Lingkup Penelitian
Terdiri dari :
1. Studi kelayakan
2. Penelitian tentang bahan baku
3. Pengembangan organisasi usaha
4. Sistem produksi, prosedur, dan metode kerja serta pengendalian mutu
barang dan jasa
5. Studi tentang alat-alat produksi
6. Sistem penggudangan
7. Perilaku karyawan seperti penampilan kerja, kehadiran dan ke-mangkiran
8. Sikap kerja seperti kepuasan kerja, loyalitas dan komitmen terhadap
organisasi
Vicky Panelewen - Kuliah HITS
Grup Belajar Lebih kecil dan tidak dipilih secara acak Lebih besar dan dipilih secara acak
Hasil Perincian atau temuan khusus kurang Menggeneralisasi temuan yang dapat
digeneralisasikan diterapkan pada populasi lain
Metode Ilmiah Penjelasana dari bawah ke atas. Konfirmasi dari atas ke bawah. Peneliti
Peneliti menghasilkan hipotesis dan menguji hipotesis dan teori dengan data
teori baru dari data yang dikumpulkan
Pandangan dari perilaku Dinamis, situasional, social dan Biasa dan dapat diprediksi
manusia personal
Sifat pengamatan Mempelajari perilaku dalam lingkungan Mempelajari perilaku pada kondisi yang
alami dikendalikan, terisolasi efek kausal
Laporan akhir Laporan naratif dengan deskripsi Laporan statistik dengan korelasi,
kontekstual dan kutipan langsung dari perbandingan sarana dan signifikansi
proses penelitian statistic temuan
Bentuk data • Data dapat diamati tapi tidak dapat • Data yang dapat dihitung atau diukur,
diukur meliputi jumlah, pengukuran atau
• Umumnya tekstual (kata-kata, apapun
gambar, audio, video), tetapi juga • Umumnya nilai numerik dan kategorikal
kategoris
Vicky Panelewen - Kuliah HITS
Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Metode Penelitian Kualitatif Metode Penelitian Kuantitatif
Menjawab Pertanyaan Menjawab pertanyaan yang muncul Menjawab urutan pertanyaan terkontrol
selama diskusi dengan kemungkinan jawaban yang telah
ditentukan sebelumnya
• Bagaimana ?
• Mengapa ? • Apa ?
• Apa yang perlu saya cari lebih detail • Berapa banyak ?
Perspektif • Melihat seluruh konteks dari dalam • Melihat aspek-aspek spesifik dari luar
• Mencari pola
• Cocok untuk partisipasi komunitas.
Mencari kedalaman perspektif melalui
analisis yang sedang berlangsung
(misalnya gelombang data)
Desain studi dan • Fleksibel, penilai adalah instrument • Tetap, control standar dari prasangka
instrument utama untuk pengumpulan dan penilai
analisis data
Jenis alat kuesioner • Daftar periksa dengan pertanyaan • Kuesioner yang telah ditentukan dengan
terbuka dan urutan yang fleksibel urutan dan struktur
Analisis Unit Analisis unit yang unit Keputusan dari analisis unit adalah sesuai dengan masalah
penelitian
Keputusan dari analisis unit adalah sesuai dengan masalah
organisasi, kelompok atau individu
Objek dan Subjek Keputusan dari objek dan Kesesuain memutuskan objek penelitian
dari Penelitian subjek dari penelitian Kesesuaian memutuskan subjek penelitian
Sampel dan Sampel dan Populasi yang Keputusan yang tepat dari populasi penelitian
Populasi sesuai Keputusan yang tepat dari sampel penelitian
Pengerjaan Pengerjaan variable yang tepat Konsep penelitian diartikan sebagai tinjauan teoritis
Variabel Penelitian dari penelitian Keputusan variable yang sesuai melalui indicator yang jelas
Indikator diambil dari sumber teoritis terpercaya
Alat Penelitian Keputusan yang sesuai dari Kesesuaian antara instrument atau alat penelitian dengan
alat penelitian masalah penelitian dan metodologi
Jenis, alasan, dan prosedur pengembangan instrumen penelitian
diterangkan dengan jelas
Alat utama seharusnya bertindak sebagai alat manusia
Alat bisa mengumpulan data kuantitatif
Validitas dan Validitas dan reabilitas alat Pengujian validitas dan reabilitas
Reabilitas Alat dilaporkan dengan jelas Pengujian dengan benar validitas dan reabilitas
Keputusan yang tepat dari kepustakaan statistik
Menyajikan validitas dan Keputusan uji statistik yang tepat dalam korelasinya dengan teori
kesesuaian dari teknik Keputusan statistik yang tepat pada variable skala
inferensi statistik Pengujian yang sesuai dari statistik berdasarkan persamaan
structural
Pendekatan pengujian yang sesuai berdasarkan statistik
parametrik atau non parametrik
Pengujian yang sesuai berdasarkan karakteristik variable
Keputusan yang tepat tentang test signifikansi
Keputusan yang tepat tentang asumsi dari statistik parametrik
Penjelasan yang tepat tentang pengujian statistik
Setelah semua kegiatan yang Setelah tidak ada data yang Setelah semua kegiatan yang
direncanakan dapat dianggap baru/jenuh direncanakan dapat diselesaikan dan
diselesaikan setelah tidak ada data yang dianggap
baru lagi / jenuh
11. K. Kepercayaan terhadap hasil K. Kepercayaan terhadap hasil K. Kepercayaan terhadap hasil
penelitian penelitian penelitian
Metode Ilmiah Konfirmasi atau "top- Konfirmasi dan Eksplorasi Eksplorasi atau “bottom
down" Peneliti menguji up” Peneliti menghasilkan
hipotesis dan teori dengan hipotesis baru dan teori
data dari data yang
dikumpulkan selama
pekerjaan lapangan
Pandangan perilaku Perilaku teratur dan dapat Perilaku agak dapat Perilaku dinamis,
manusia diprediksi diprediksi situasional, sosial,
kontekstual. dan pribadi
Fokus Lensa sudut sempit, Fokus multi lensa Lensa sudut lebar dan sudut
menguji hipotesis tertentu dalam. Memeriksa keluasan
dan kedalaman fenomena
untuk mempelajari lebih
lanjut tentang mereka
Kepentingan Hukum umum Hubungkan local dan Kelompok local dan orang
umum tertentu
Sifat Realitas Obyektif (pengamat yang Realisme akal sehat dan Subjective, personal dan
berbeda setuju tentang apa pandangan pragmatis membangun secara sosial
yang diamati) dunia
Sifat data Variabel Campuran variabel, kata, Kata, gambar, dan categori
dan gambar
Analisis data Mengidentifikasi hubungan Kombinasi kuantitatif dan Mencari pola, tema, dan fitur
statistik kualitatif holistik
Bentuk laporan akhir Laporan statistik (misalnya Mix angka dan narasi Laporan naratif dengan
dengan korelasi, deskripsi kontekstual dan
perbandingan sarana, dan kutipan langsung dari
pelaporan signifikansi partisipan penelitian
statistik dari temuan)
Vicky Panelewen - Kuliah HITS
Modul 6 : Statistik
➢ Statistik adalah ilmu yang mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan, dan
menyajikan data empiris. Statistik digunakan dalam banyak bidang,
termasuk psikologi, bisnis, ilmu sosial, pemerintah, manufaktur, dan lain-
lain.
➢ Data statistik diperoleh dengan menggunakan prosedur sampel atau proses
lainnya. Fungsi statistik adalah membuat kumpulan data menjadi lebih
mudah dipahami.
b) Statistik Inferensial
Statistik inferensial mencoba menginterpretasikan statistik deskriptif. Setelah data
dikumpulkan, dianalisis, dan diringkas, statistik inferensial digunakan untuk
menggambarkan arti data yang dikumpulkan. Tujuannya adalah menguji hipotesis dan
menyelidiki hubungan antar variabel, membuat prediksi populasi, serta menarik
kesimpulan dan membuat generalisasi yang valid dari sampel.
Metode ini memungkinkan penentuan tren keseluruhan dari kumpulan data dan mampu
mendapatkan tampilan data yang cepat dan ringkas. Manfaat metode ini juga termasuk
perhitungan yang sederhana dan cepat.
b) Analisis Regresi
Analisis regresi dalam statistik adalah hubungan antara variabel dependen (data yang
ingin diukur) dan variabel independen (data yang digunakan untuk memprediksi
variabel dependen).
Analisis regresi juga dapat menjelaskan bagaimana satu variabel memengaruhi variabel
yang lain, atau perubahan dalam variabel apa yang memicu perubahan lain.
Vicky Panelewen - Kuliah HITS
c) Standard Deviasi
Standar deviasi adalah metode analisis statistik yang mengukur penyebaran data di
sekitar rata-rata. Standar deviasi yang tinggi menunjukkan bahwa data menyebar luas
dari rata-rata, sedangkan standar deviasi yang rendah menunjukkan bahwa sebagian
besar data sejalan dengan rata-rata.
d) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah kunci untuk menguji dua set variabel acak dalam kumpulan
data. Metode ini menguji benar tidaknya argumen atau kesimpulan tertentu untuk
kumpulan data, sehingga membantu dalam memperkirakan bagaimana keputusan yang
dibuat dapat mempengaruhi.
Saat kumpulan data untuk dianalisis terlalu besar, maka akan sulit untuk mengumpulkan
data yang akurat. Sebagai solusi, kita bisa menganalisis ukuran data yang lebih kecil
dengan cara menentukan besaran sampel.
Proses ini menerapkan metode atau teknik statistik sesuai dengan data yang
dimiliki. Dengan melakukan analisis data, kumpulan data mentah akan diolah
sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh orang lain.
Vicky Panelewen - Kuliah HITS
2. Jenis Data Statistik :
Terdapat beberapa jenis data statistik yang biasanya digunakan dalam
penelitian :
➢ Data ordinal adalah data yang dapat diurutkan berdasarkan peringkat atau
kategori tertentu
➢ Data interval adalah data yang dikelompokkan berdasarkan ukuran yang sama
a) Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mengolah data kuantitatif. Cara ini
dilakukan untuk melihat performa data di masa lalu agar dapat mengambil
kesimpulan dari hal tersebut. Metode ini mengedepankan deskripsi yag
memungkinkan untuk belajar dari hal lalu.
Metode ini baik dalam membantu melihat hal yang dapat dioptimasi dengan
menyoroti tren dan hubungan antar data faktor.
c) Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan teknik analisis yang berdasarkan dari data analisis
regresi. Metode ini digunakan untuk menemukan struktur pokok dari kumpulan
variabel-variabel.
Metode ini berjalan dengan mencari faktor independen dari variabel yang
dapat mendeskripsikan pola dan metode dari variabel dependen orisinil.
a) Analisis Konten
Metode ini membantu untuk memahami keseluruhan tema yang ada di dalam
data kualitatif yang kita miliki.
Metode ini menggunakan teknik seperti penggunaan kode warna tema dan ide
tertentu untuk membantu mengurai data tekstual yang ada agar dapat
menemukan rangkaian data yang paling umum.
Vicky Panelewen - Kuliah HITS
b) Analisis Naratif
Jenis analisis ini berfokus pada cara bagaimana sebuah cerita dan ide
dikomunikasikan ke seluruh bagian terkait. Metode ini juga membantu untuk
dapat lebih memahami kultur dari sebuah organisasi.
Analisis jenis ini dapat digunakan untuk menginterpretasi misalnya bagaimana
perasaan karyawan terhadap pekerjaannya, bagaimana pelanggan menilai
perusahaan, bagaimana proses operasional dikerjakan, dan lain-lain.
c) Analisis Wacana
Sama seperti analisis naratif, analisis wacana juga digunakan untuk
menganalisis interaksi dengan orang-orang. Tapi, analisis ini berfokus pada
konteks sosial dimana terjadi komunikasi antara peneliti dan responden
terjadi.
Semula SPSS hanya digunakan untuk ilmu sosial saja, tapi perkembangan
berikutnya digunakan untuk berbagai disiplin ilmu sehingga kepanjangannya
berubah menjadi “Statistical Product and Service Solution”.
Case berisi informasi untuk satu unit analisis, sedangkan variable adalah
informasi yang dikumpulkan dari masing-masing kasus. Hasil-hasil analisis
muncul dalam SPSS Output Navigator.
Kebanyakan prosedur Base System menghasilkan pivot tables, di mana kita bisa
memperbaiki tampilan dari keluaran yang diberikan oleh SPSS. Untuk
memperbaiki output, maka kita dapat memperbaiki output sesuai dengan
kebutuhan.
1. Data Editor
Merupakan jendela untuk pengolahan data. Data editor dirancang sedemikian rupa
seperti pada aplikasi-aplikasi spreadsheet untuk mendefinisikan, memasukkan,
mengedit, dan menampilkan data.
2. Viewer
Viewer mempermudah pemakai untuk melihat hasil pemrosesan, menunjukkan atau
menghilangkan bagian-bagian tertentu dari output, serta memudahkan distribusi hasil
pengolahan dari SPSS ke aplikasi-aplikasi yang lain
5. Database Access
Pemakai program ini dapat memperoleh kembali informasi dari sebuah database
dengan menggunakan Database Wizard yang disediakannya.
7. Electronic Distribution
Pengguna dapat mengirimkan laporan secara elektronik menggunakan sebuah tombol
pengiriman data (e-mail) atau melakukan export tabel dan grafik ke mode HTML
sehingga mendukung distribusi melalui internet dan intranet.
8. Online Help
SPSS menyediakan fasilitas online help yang akan selalu siap membantu pemakai
dalam melakukan pekerjaannya. Bantuan yang diberikan dapat berupa petunjuk
pengoperasian secara detail, kemudahan pencarian prosedur yang diinginkan sampai
pada contoh-contoh kasus dalam pengoperasian program ini.
13. Mapping
Visualisasi data dapat dibuat dengan berbagai macam tipe baik secara konvensional
atau interaktif, misalnya dengan menggunakan tipe bar, pie atau jangkauan nilai,
simbol gradual, dan chart.
Dalam waktu yang sangat singkat, teknologi telah meledak di pasaran dan
penggunaannya semakin meningkat drastis, bahkan hingga membuat banyak
orang tidak dapat hidup tanpanya.
Untuk memahami bagaimana manusia meninggalkan zaman kegelapan yang
sebenarnya belum lama berselang, ke tempat yang penuh dengan teknologi
seperti sekarang ini, penting untuk memahami bagaimana proses perkembangan
teknologi berlangsung.
4. 6000SM : Irigasi
Sistem irigasi pertama muncul kira-kira secara bersamaan di peradaban lembah sungai
Tigris-Efrat di Mesopotamia dan lembah Sungai Nil di Mesir. Karena irigasi membutuhkan
banyak pekerjaan, masa ini menunjukkan adanya tingkat organisasi sosial yang tinggi dari
manusia.
5. 4000SM : Berlayar
Kapal layar pertama digunakan di Sungai Nil. Karena Sungai Nil tidak memberikan
ruang sebanyak lautan untuk berlayar bebas, kapal-kapal ini juga memiliki dayung
untuk navigasi.
Vicky Panelewen - Kuliah HITS
6. 1200SM : Besi
Sekitar waktu ini, produksi besi menjadi meluas karena logam ini menggantikan
perunggu. Besi jauh lebih berlimpah daripada tembaga dan timah, dua logam yang
membentuk perunggu, dan dengan demikian menempatkan alat-alat logam ke lebih
banyak tangan manusia daripada sebelumnya.
Akhirnya, komputer menjadi cukup kecil untuk digunakan di rumah. Komputer pribadi
pertama adalah Altair, yang segera digantikan pada tahun 1977 oleh Apple II, TRS-80,
dan Commodore PET.
Tahun sebelumnya AlphaGo telah mengalahkan pemain hebat Lee Sedol dalam
pertandingan 4-1. AlphaGo kemudian bermain sendiri dan, melalui perbaikan terus-
menerus, mampu mengalahkan versi yang telah mengalahkan Lee, 100–0. Melalui
pembelajaran mesin, AlphaGo menjadi lebih baik dalam permainan daripada manusia
mana pun.
Vicky Panelewen - Kuliah HITS
C. Revolusi Industri
Revolusi industri telah mengubah cara kerja manusia yang kita ketahui hal ini
terjadi karena didorong oleh perlunya peningkatan suatu produksi yang
menggunakan alat-alat mekanis. Semua itu memiliki dampak positif untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi, bahkan sampai mengubah peradaban
manusia.
Istilah Revolusi Industri 1.0 sampai 4.0 itu sendiri adalah penanda bahwasannya
perubahan besar dalam dunia industri tersebut telah terjadi sebanyak 4 kali
sehingga melahirkan 4 era yang berbeda.
Mesin uap yang berbahan bakar batu bara ini ditenagai oleh mesin dan
kebanyakan diperuntukkan untuk produksi tekstil di Inggris.
Seiring berjalannya waktu, mesin uap berkembang pula di berbagai industri lain.
Mulai dari pertanian, pertambangan, transportasi, sampai ke manufaktur pun
mulai menggantikan tenaga manual.
Pada era ini jugalah pertama kali kegiatan produksi massal terjadi demi
memenuhi kebutuhan yang semakin bertambah jumlahnya.
Dengan adanya revolusi industri 1.0 tersebut akan menjadikan proses produksi yang ada
menjadi lebih cepat, efisien, dan mudah.
Vicky Panelewen - Kuliah HITS
2. Era Revolusi Industri 2.0
Revolusi Industri 2.0 adalah era revolusi yang terjadi sekitar awal abad ke-19
(1870-an) dan berfokus kepada efisiensi mesin di setiap lini (Assembly Line)
dalam proses produksi karena ditemukannya tenaga listrik.
Pada saat itu adanya produksi mobil secara massal mengharuskan kendaraan
tersebut dirakit dari awal hingga akhir yang menyebabkan proses tersebut tentu
tidak cepat dan tidak mudah.
Dengan adanya lini produksi pada tahun 1913, menyebabkan proses produksi
yang ada berubah total secara keseluruhan.
Proses produksi mobil tidak lagi memerlukan banyak tenaga untuk merakit dari
awal hingga akhir. Diselesaikan dengan konsep Lini Produksi (Assembly Line)
dengan memanfaatkan Conveyor Belt.
Dalam dunia manufaktur, Revolusi Industri 3.0 bisa dibilang merupakan revolusi
yang sangat penting. Mengingat manufaktur menuntut ketepatan dan ketelitian
yang sangat tinggi, dimana dua hal tersebut sangatlah sulit dilakukan oleh
manusia.
Penggunaan teknologi pun menjadi sebuah solusi yang tepat, sehingga produksi
dalam jumlah yang besar dapat dilakukan secara otomatis, cepat, dan juga
berkualitas.
Vicky Panelewen - Kuliah HITS
Dampak Revolusi Industri 3.0
Dengan adanya revolusi industri 3.0, terjadinya perubahan pada pola relasi serta
komunikasi yang terjadi pada masyarakat kontemporer.
Berbagai bisnis yang ada pun harus beradaptasi dan merubah cara kerjanya
agar dapat menyesuaikan dengan keadaan yang ada dan tidak hilang tertelan
karena adanya kemajuan pada zaman ini.
Selain itu, kemajuan teknologi komputer yang terjadi saat itu yang berkembang
dengan sangat pesat setelah Perang Dunia II selesai.
Teknologi baru yang belum pernah ada sebelumnya seperti ojek online, tarik
tunai lewat ponsel, sampai warung digital pun bermunculan di era revolusi
industri terbaru ini. Dalam skala industri, Revolusi Industri 4.0 meningkatkan
kemampuan software dan internet untuk meningkatkan efisiensi perusahaan.
1. Faktor Teknologi
Di bidang teknologi, penggunaan sumber energi baru termasuk bahan bakar dan
tenaga penggerak, seperti mesin uap dan listrik, ataupun dalam tranportasi dan
komunikasi seperti penemuan lokomotif uap, kapal uap, pesawat, telegram dan radio.
Revolusi industri menumbuhkan peningkatan usaha industri dan pabrik secara besar-
besaran yang menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk secara besar besaran
dari desa ke kota yang menyebabkan membengkaknya populasi di kota-kota besar.
Hal ini dikarenakan meningkatnya produktivitas mulai dari tahap produksi hingga
distribusi yang jauh lebih efektif dan efisien.
Akan tetapi, tentu hal ini juga akan berpengaruh kepada perekonomian negara lain,
yang mana bisa saja belum siap menerima perubahan besar tersebut sehingga
mengalami ketertinggalan,
Ini merupakan penyempurnaan dari konsep konsep 4.0. Konsep ini memungkinkan kita
menggunakan konsep ilmu pengetahuan yang berbasis modern untuk melayani kebutuhan
manusia.
Mampu mengintegrasikan ruang maya dan fisik menjadi satu. Misalnya, Speaker Cerdas
yang bisa berbicara seperti layaknya berbicara dengan manusia.
Jika ini terwujud, maka dunia akan terlihat sangat berbeda dengan yang kita lihat sekarang.
Sinergi manusia dan teknologi bisa terwujud agar masyarakat semakin sejahtera.
Apakah ini akan menjadi Revolusi Industri 5.0? Kita belum dapat menjawabnya. Akan tetapi,
kita dapat melihat tanda-tandanya dari apa yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Vicky Panelewen - Kuliah HITS
Penutup
Revolusi Industri pertama kali didorong oleh perlunya peningkatan suatu
reproduksi yang hanya dijalankan dengan penggunaan alat–alat mekanisme.
Mulai dari penemuan mesin uap hingga teknologi yang semakin canggih yang
mampu mengintegrasikan ruang maya dan fisik menjadi satu.
Era revolusi industri sudah terbukti memberikan peluang baru di setiap tahapnya,
mulai dari 1.0 sampai dengan 4.0. Tergantung kepada kita melihat hal ini dari
berbagai sudut pandang, bisa jadi adalah sebuah peluang baru atau bahkan
sebuah ancaman.
Dan jika terwujudnya Society 5.0 sebagai gabungan ruang maya dan ruang fisik
akan menghasilkan teknologi yang semakin canggih. Memungkinkan kita
menggunakan konsep ilmu pengetahuan yang berbasis modern untuk melayani
kebutuhan manusia.
Vicky Panelewen - Kuliah HITS
Modul 8 : Kloning
Pada akhir tahun 1800-an, ahli biologi Jerman August Weismann (1834–1914)
menciptakan teori plasma nutfah. Idenya adalah bahwa tubuh mengandung dua
jenis sel: sel germinal (sel telur dan sperma), yang dapat mengirimkan informasi
keturunan, dan sel somatik (tubuh), yang tidak dapat mengirimkan informasi
keturunan. Dia juga mengusulkan pada tahun 1885 bahwa dalam
proses pembelahan sel , sel anak menerima setengah materi genetiknya dari
masing-masing induk. Teori Weismann memunculkan bidang biologi
perkembangan, yang mempelajari kontrol genetik terhadap perkembangan
embrio. Dia juga percaya (dalam teori yang sekarang terbantahkan) bahwa
diferensiasi sel (spesialisasi sel menjadi bagian dan fungsi tubuh yang berbeda)
dihasilkan dari partisi genom saat sel membelah.
Pada tahun 1888 ahli zoologi Jerman Wilhelm Roux (1850–1924) menguji
gagasan Weismann dalam serangkaian eksperimen. Dia membunuh satu sel
dari embrio katak dua sel dengan menusuknya dengan jarum panas, sehingga
sel yang tersisa dapat berkembang. Ini hanya menghasilkan setengah embrio,
menunjukkan bahwa beberapa informasi genetik penting hilang
selama pembelahan sel . Hasil ini sepertinya mendukung teori partisi Weismann.
Namun hal ini berubah pada tahun 1892, ketika ahli embriologi eksperimental
Jerman Hans Driesch (1867–1941) memperoleh beberapa hasil eksperimen
yang menantang prinsip partisi Weismann. Driesch menemukan bahwa jika sel-
sel embrio bulu babi dua sel dipisahkan secara fisik, seluruh embrio akan
terbentuk dari setiap sel. Hal ini menunjukkan bahwa materi genetik tidak
dipartisi antar sel pada tahap perkembangan embrio, namun direproduksi
selama pembelahan sel.
Karya Hans Spemann
Pada tahap percobaan selanjutnya, Briggs dan King menusuk sel telur katak
dengan jarum, meniru perubahan yang terjadi secara alami di dalam sel ketika
sperma menembus permukaan sel telur. Setelah 15 menit, titik hitam muncul di
permukaan telur; ini adalah kromosom telur, yang pada saat itu diketahui
mengandung materi genetik. Titik hitam dihilangkan dengan jarum kaca, yang
pada dasarnya mengenukleasi telur. Sel blastula donor kemudian diisolasi, dan
Briggs serta King dengan lembut memecahkan membran selnya . Sel yang rusak
dipindahkan ke sel telur yang dienukleasi, dan kedua sel digabungkan,
menyelesaikan transfer inti.
Briggs dan King menunjukkan bahwa berudu berkembang dari telur berinti
yang disuntik dengan inti blastula, sebuah hasil yang dikonfirmasi oleh
peneliti lain. Dengan kata lain, inti blastula bersifat totipoten. Dengan
selesainya proyek, Briggs dan King telah berhasil mengkloning 35 embrio
lengkap dan 27 berudu dari 104 transfer nuklir yang berhasil.
Pada tahun 1962, ahli biologi perkembangan Inggris John Gurdon (1933–)
di Universitas Oxford mengumumkan bahwa ia telah mengkloning katak
cakar Afrika Selatan (Xenopus laevis). Telur katak yang terpapar sinar
ultraviolet (UV) akan menghancurkan intinya. Gurdon kemudian
menggunakan teknik bedah mikro untuk mengeluarkan inti sel usus
kecebong dan memasukkannya ke dalam sel telur yang telah
dienukleasi. Telur tersebut tumbuh menjadi kecebong yang identik dengan
kecebong yang menyumbangkan inti dan DNA-nya.
JOHN GURDON (1933–)
Ahli biologi perkembangan Inggris John Gurdon (1933–) adalah seorang
ahli biologi yang antusias sejak usia dini, didorong untuk mengumpulkan
kupu-kupu oleh bibinya ketika ia berusia enam tahun. Saat remaja, Gurdon
membudidayakan jutaan ulat bulu di kamar asramanya di Eton. Meskipun
ia sangat menyukai entomologi, guru biologinya tidak melihat potensi
Gurdon. Dalam sebuah wawancara, Gurdon mengenang bahwa gurunya
menganggap “buang-buang waktu” baginya untuk belajar biologi, dan
bahwa Gurdon adalah “siswa terburuk yang pernah dia ajar dalam
kariernya.” Bahkan, Eton mengubah studinya dari sains ke bahasa Yunani
dan Latin. Namun, minatnya terhadap biologi dan serangga terus berlanjut,
dan ia melanjutkan studi zoologi di Oxford. Dia ditolak untuk program
doktoral entomologi tetapi tetap mempelajari biologi perkembangan, di
mana dia memulai pekerjaannya dengan Xenopuskatak dan transplantasi
nuklir.
Pada tahun 2008, Gurdon terus mempelajari biologi perkembangan dan sifat
diferensiasi seluler di Universitas Cambridge, mengatakan kepada pewawancara,
“Saya kira saya dapat… mengatakan bahwa perasaan saya adalah bahwa
ketika kita benar-benar berpikir bahwa kita memahami pembangunan, kita
seharusnya dapat membawanya mundur dari akhir hingga ke awal dan
kemudian mengirimkannya ke arah yang berbeda… Jadi, ketika kita menderita
dari beberapa cacat—beberapa organ atau jaringan tidak berfungsi dengan
baik—kita harus mampu memperbaiki sel-sel yang bermasalah atau bahkan
menggantinya dengan sel yang kita tanam dalam kultur. Kita harus mampu
mengirim mereka kembali ke tahap embrionik dan kemudian dengan
menggunakan faktor-faktor dan seterusnya mengirim mereka ke arah yang kita
inginkan.”
Gurdon mengetahui bahwa ini adalah pertama kalinya inti sel yang ditentukan atau
dibedakan terbukti totipotensi, dan karyanya membantu membangun teknik untuk
eksperimen transplantasi nuklir di masa depan. Namun peneliti Dennis Smith skeptis
terhadap hasil Gurdon, meskipun hasil tersebut telah menggemparkan komunitas
ilmiah. Smith percaya ada beberapa sel kelamin yang tidak berdiferensiasi di usus
kecebong, dan kecebong mungkin telah diklon dari sel-sel ini.
Menghadapi kritik Smith, Gurdon menghasilkan lebih banyak katak dari sel yang
berdiferensiasi. Eksperimen selanjutnya ini membungkam para pembangkang, dan
teknik yang dia gunakan untuk transfer nuklir adalah standar saat ini. Faktanya,
dalam pidatonya pada tahun 1963 yang berjudul “Kemungkinan Biologis untuk
Spesies Manusia Sepuluh Ribu Tahun Mendatang,” ahli biologi Inggris J.B.S.
Haldane (1892–1964) pertama kali menggunakan kata “clone” (dari kata Yunani
yang berarti “ranting”—seperti dalam hortikultura, ketika sebuah ranting atau cabang
digunakan untuk membuat pabrik baru) untuk menggambarkan karya Gurdon.
Gurdon dengan tegas menetapkan bahwa potensi genetik sel tidak berkurang
seiring dengan berdiferensiasinya sel.
Kontroversi Berkelanjutan : Karya Karl Illmensee
Meskipun amfibi dapat dikloning dengan transfer nuklir, hal yang berbeda terjadi
pada mamalia. Telur mamalia berukuran sangat kecil—kurang dari 0,1% volume
telur amfibi, dan teknik bedah mikro yang dapat mengisolasi, enukleasi, dan
memadukan telur mamalia dengan satu sel somatik belum dikembangkan hingga
akhir tahun 1960an dan awal 1970an. Kesulitan kedua adalah sifat diferensiasi sel
pada mamalia. Meskipun Gurdon dengan tegas menyatakan bahwa potensi genetik
sel katak tidak berkurang seiring dengan berdiferensiasinya sel, apakah hal ini juga
berlaku pada sel mamalia?
Pada tahun 1979 ahli biologi Austria Karl Illmensee (1939–) mengklaim telah
mengkloning tiga tikus melalui transfer nuklir di Laboratorium Jackson di Maine.
Karyanya pada awalnya dipuji sebagai sebuah terobosan, karena Illmensee dikenal
karena keahliannya dalam manipulasi mikro. Dengan memanfaatkan sel embrio
tikus berumur empat hari, ia mengklaim telah menghancurkan bagian luar sel
dengan cara menyedotnya ke dalam pipet, namun membiarkan intinya tetap utuh.
Kemudian dia menyuntikkan nukleus tersebut ke dalam telur tikus yang telah
dibuahi. Dengan cara ini, materi genetik asli telur tikus dihilangkan dan sel tersebut
ditumbuhkan menjadi tikus dewasa.
Meskipun keahlian bedah mikronya terkenal, tahun berikutnya karya
Illmensee dipertanyakan ketika dia menolak mendemonstrasikan teknik
transfer nuklir ini. Hasilnya juga belum bisa diverifikasi oleh ilmuwan lain yang
bekerja di laboratoriumnya.
Karena tinjauan sejawat dan verifikasi sangat penting bagi metode ilmiah,
sebuah komisi pada tahun 1983 memutuskan bahwa karya Illmensee “tidak
bernilai ilmiah”. Sampai hari ini, tidak jelas apakah Illmenssee berhasil
mengkloning tiga tikus pada tahun 1979, namun sejauh ini belum ada yang
mampu mereproduksi hasilnya.
Koneksi Budaya Modern
Meskipun penerbitnya mengakui pada tahun 1982 bahwa buku tersebut adalah
tipuan, sidang Kongres tetap berlanjut kloning diadakan karena implikasi etis dan
hukum yang diangkat dari buku tersebut, dan seorang ilmuwan yang karyanya
direferensikan menggugat penerbitnya, yang terpaksa membayar ganti rugi
kepadanya. Tipuan tersebut, ditambah dengan hasil eksperimen Illmensee yang
meragukan, membuat banyak ilmuwan menyatakan bahwa kloning mamalia di
laboratorium adalah hal yang mustahil.
Pencarian Mengkloning Mamalia: Halo, Dolly!
Meskipun kloning mamalia tampaknya mustahil, pada tahun 1984 Steen Willadsen
(1944–), seorang ilmuwan Denmark yang bekerja di Inggris, mengkloning seekor
domba dari sel embrio, dan ahli genetika Amerika Neal First (1930–) mengkloning
embrio sapi. Bekerja secara independen satu sama lain, kedua peneliti menemukan
prosedur baru yang menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi di
antara sel-sel embrio yang dikultur.
Willadsen juga menggunakan teknik yang disebut elektrofusi, di mana arus listrik
menyatukan sel-sel embrio 8 atau 16 sel menjadi telur berinti, menghasilkan hewan
kloning yang sehat. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa pada mamalia, gen
yang berbeda ditekan selama perkembangan dan pembelahan sel telur dan sperma,
dan perkembangan embrio yang normal memerlukan kontribusi genetik dari genom
jantan dan betina. Jadi, dengan menggunakan transfer nuklir dengan inti sel donor
embrio, lebih banyak orang dewasa yang sehat dapat dihasilkan. Pada pertengahan
1980an hingga pertengahan 1990an, kelinci, babi, sapi, dan monyet diklon dengan
inti sel embrio. Sebuah bisnis yang menguntungkan dikembangkan dalam
penggandaan embrio sapi hadiah, karena prosesnya lebih hemat biaya
dibandingkan inseminasi buatan.
Pada titik ini, keberhasilan kloning pada mamalia melibatkan penggunaan sel
totipotensi. Upaya untuk mengkloning mamalia dewasa melalui transfer nuklir dari
sel yang berdiferensiasi telah gagal—sampai dua ilmuwan Inggris bekerja: ahli
embriologi Ian Wilmut (1944–) dan ahli biologi Keith Campbell (1954–) di Institut
Roslin di Skotlandia pada tahun 1996 dan 1997.
Pada tahun 1996 Wilmut dan Campell mengkloning seekor domba yang disebut
“Dolly” dari satu sel yang diambil dari sel susu ambing domba betina berumur enam
tahun. Dolly adalah mamalia pertama yang diciptakan dari jaringan nonreproduksi
hewan dewasa . Pertama, Wilmut dan Campbell mengekstraksi sel telur yang tidak
dibuahi (oosit) dari ovarium domba betina dan melakukan ennukleasi, sehingga
meninggalkan oosit kosong dan bebas DNA.
Tahap ini, yang disebut gap zero atau G0, dapat diinduksi secara artifisial dengan
menghilangkan nutrisi sel, memaksa sel ke keadaan diam. Para ilmuwan berteori
bahwa ketika sel-sel yang kelaparan mengganggu siklus selnya dan memasuki
kondisi istirahat, gen-gen di dalam inti sel akan lebih responsif terhadap instruksi sel
telur tempat mereka dimasukkan. Dengan kata lain, inti sel donor diprogram ulang.
Wilmut dan Campbell menemukan bahwa sinkronisasi siklus sel antara sel donor
dan oosit kosong menghasilkan peluang lebih besar untuk perkembangan normal,
meskipun mereka belum mengetahui mengapa koordinasi siklus sel memiliki efek
ini. Dengan menghilangkan nutrisi sel susu donor dan melakukan enukleasi sel telur
segera setelah dibuahi dengan sperma, mereka memastikan sel donor dan
penerima berada pada G0.
Meskipun Wilmut dan Campbell pada akhirnya berhasil, Dolly hanya diproduksi
setelah 277 kali gagal. Tingginya tingkat kegagalan transfer inti sel somatik (SCNT)
telah menjadi perhatian peneliti lain. Meskipun tingkat keberhasilan telah meningkat
sejak Dolly (misalnya, peningkatan pada sapi dari 1 menjadi 20%) hewan hasil
kloning sering kali mengalami kelainan perkembangan yang disebut “sindrom
kloning”. Tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah saat lahir adalah hal biasa,
begitu pula kehamilan yang berkepanjangan (kelahiran tertunda) dan berat badan
lahir yang lebih tinggi.
Dolly melahirkan anak normal pada tahun 1998, seekor domba bernama Bonnie,
tetapi ia juga memiliki masa hidup yang lebih pendek dari biasanya dan masalah
radang sendi.
Salah satu ciri penuaan mamalia adalah hilangnya bagian DNA, yang disebut
telomer, dari ujung kromosom. Pada setiap pembelahan sel, sedikit telomer hilang.
Karena Dolly berasal dari sel yang lebih tua, beberapa peneliti berpendapat bahwa
dia mungkin memiliki telomer yang lebih pendek yang menyebabkan kematian dini.
Saat ini, alasan di balik “sindrom kloning” belum dipahami dengan baik, namun
kesalahan genetik atau penuaan sel mungkin bisa menjadi penyebabnya.
Potensi Penerapan Kloning
Terlepas dari kekhawatiran ini, terobosan kloning Wilmut dan Campbell merupakan
keberhasilan ilmiah yang menggembirakan dengan nilai komersial yang luar biasa,
khususnya di bidang peternakan dan pengobatan manusia.
Teknologi transfer nuklir sel somatik telah digunakan untuk mengkloning sapi, babi,
kambing, dan domba, yang semuanya merupakan hewan penghasil makanan
penting. ABS Global dari De-Forest, Wisconsin, mengumumkan pada bulan Agustus
1997 bahwa mereka telah mengembangkan teknik kloning ternak yang mencegah
sindrom kloning, dan menunjukkan keberhasilan pertamanya, seekor anak sapi yang
diberi nama “Gene.” ABS diklaim memiliki tingkat keberhasilan 80%, jauh lebih tinggi
dibandingkan rasio 1:277 yang dihasilkan Dolly.
Kloning untuk Reproduksi
Secara teori SCNT dapat digunakan untuk reproduksi, dengan embrio hasil kloning
ditanamkan ke dalam rahim dan dilahirkan. Hal ini akan memungkinkan pasangan
tidak subur atau orang tua tunggal untuk memiliki anak yang memiliki hubungan
genetik.
Kloning reproduksi juga memungkinkan orang yang mengidap penyakit terkait-x dan
resesif autosomal (seperti bentuk distrofi otot) untuk memiliki anak tanpa
menularkan penyakit tersebut.
Kloning Transgenik
Klon transgenik pertama adalah domba, Polly dan Molly, yang lahir pada tahun
1997. Mereka membawa rangkaian genetik faktor pembekuan manusia IX
(digunakan untuk mengobati hemofilia), yang disekresikan dalam susu mereka.
Untuk mengkloning domba-domba ini, tim peneliti Schnieke menumbuhkan sel janin
domba dalam kultur dan memasukkan ke dalamnya gen manusia untuk faktor
pembekuan IX, serta urutan untuk mengarahkan gen tersebut agar berfungsi hanya
di kelenjar susu. Inti dari sel janin dipindahkan ke sel telur yang dienukleasi, sel telur
tersebut dimasukkan ke dalam ibu pengganti, dan lahirlah Polly dan Molly.
Kloning Terapi dan Penelitian Sel Punca
Penerapan potensial lain dari SCNT adalah kloning terapeutik menggunakan sel
induk. Sel induk embrio bersifat totipotensi, mampu berdiferensiasi di semua
jaringan manusia.
Para ilmuwan berharap sel induk embrionik pada akhirnya bisa terbentuk digunakan
untuk memperbaiki atau membangun kembali organ atau sistem yang rusak, dan
pengobatan tersebut dapat disesuaikan untuk setiap penerima melalui kloning.
Karena jaringan yang dikloning akan identik secara genetik dengan pasien, masalah
penolakan transplantasi akan teratasi.
Dalam proses ini, inti sel dari pasien akan ditransfer ke embrio manusia yang telah
diberi inti. Embrio akan ditumbuhkan hingga tahap 8 atau 16 sel, setelah itu sel
induknya akan dipanen dan dikultur untuk transplantasi. Para peneliti berharap sel
induk embrionik suatu hari nanti dapat digunakan untuk mengobati kondisi
neurodegeneratif seperti penyakit Parkinson; terapi untuk beberapa jenis kanker,
diabetes, dan osteoporosis juga dapat dilakukan.
Para ilmuwan juga mengeksplorasi penggunaan sel induk embrionik untuk membuat
organ pengganti manusia, termasuk kulit dan tulang rawan. Namun, penelitian sel
induk masih menjadi isu kontroversial karena prosesnya menghancurkan embrio
manusia yang dapat hidup. Terlepas dari kekhawatiran ini, pada tanggal 22 Januari
2001, Inggris menjadi negara pertama yang menyetujui penelitian sel induk embrio
manusia yang didanai pemerintah dengan “perlindungan yang memadai”,
membatasi penelitian pada infertilitas dan situasi spesifik lainnya.
Implikasi Etis
Meskipun prospek kloning mungkin menarik, implikasi etisnya telah dan menjadi
perhatian besar banyak orang. Jika domba bisa dikloning, apakah manusia
selanjutnya? Apakah kita sedang bermain-main dengan Tuhan? Bagaimana
hubungan kekerabatan kita dengan klon kita? Akankah “sindrom kloning” membuat
kloning manusia terlalu berbahaya untuk direnungkan?
Tak lama setelah kelahiran Dolly diumumkan, pada bulan Maret 1997 Presiden
Clinton (1946–) mengeluarkan moratorium yang menghentikan pendanaan federal
untuk penelitian apa pun yang melibatkan kloning manusia, dengan menyatakan
“Hampir ada konsensus bulat dalam komunitas ilmiah dan medis yang mencoba
menggunakan teknik kloning ini, untuk benar-benar mengkloning manusia adalah
hal yang belum teruji dan tidak aman serta tidak dapat diterima secara moral.” Pada
bulan Juni 1997, Komisi Penasihat Bioetika Nasional, yang ditunjuk oleh Presiden
Clinton pada tahun 1995, mengusulkan undang-undang yang melarang kloning
manusia. Namun, seperti RUU lainnya sebelum dan sesudahnya, RUU ini
dikalahkan di badan legislatif.
Namun, ribuan ilmuwan di seluruh dunia secara sukarela setuju untuk tidak
melakukan kloning manusia. Parlemen Eropa dan Dewan Eropa juga telah melarang
kloning manusia untuk melindungi identitas genetik dan martabat manusia. Dewan
Eropa, yang mewakili pemerintah dari 40 negara Eropa, menyatakan “Setiap
intervensi yang bertujuan untuk menciptakan manusia yang secara genetik identik
dengan manusia lain, hidup atau mati, adalah dilarang.”
Pada tahun 1998, Richard Seed, seorang fisikawan dari Chicago, mengumumkan
rencananya untuk melakukan eksperimen kloning manusia sebelum Kongres
memberlakukan larangan kloning. Meskipun ia menyandang gelar Ph.D. dari
Universitas Harvard di bidang fisika nuklir, Seed sudah tidak asing lagi dengan
teknologi reproduksi. Ia mendirikan sebuah perusahaan pada tahun 1960an untuk
mentransfer embrio dari sapi hadiah ke ibu pengganti, dan pada tahun 1980an
mendirikan perusahaan Fertility and Genetics untuk mentransfer sel telur yang telah
dibuahi dari wanita sehat ke wanita yang memiliki masalah kesuburan. Karyanya
menarik minat profesional, dan diterbitkan di Journal of American Medical
Association serta Lancet.
Preferensi masyarakat terhadap fertilisasi in-vitro menyebabkan kegagalan usaha
bisnisnya, sehingga Seed mendirikan klinik kloning manusia, dengan menyatakan
bahwa jika Kongres melarang kloning manusia di Amerika Serikat, ia akan
memindahkan usahanya ke Karibia atau Meksiko. Memang, tak lama setelah
pengumuman Seed, pada akhir Januari 1998, Badan Pengawas Obat dan Makanan
mengumumkan kewenangannya untuk mengatur kloning manusia, sehingga upaya
transfer sel somatik tanpa persetujuan merupakan pelanggaran hukum federal.
Sikap Seed mencerminkan kombinasi prestise ilmiah dan imbalan finansial yang
menanti seorang peneliti yang berhasil mengkloning manusia. Jon Gordon, seorang
ahli kloning dari Rumah Sakit Mount Sinai di New York City, menyatakan “Anda
dapat membuat kloning melanggar hukum tetapi saya pikir orang-orang akan tetap
mencobanya. Mereka akan melakukannya karena jika mereka melakukannya,
mereka tidak akan pernah dilupakan.”
Setelah reaksi awal terhadap kelahiran Dolly dan larangan kloning manusia,
keberhasilan dan potensi kloning terapeutik terus membuat isu ini semakin kompleks
secara etis. Wilmut sendiri berencana untuk mencoba mengkloning manusia,
dengan alasan bahwa “sel induk yang diambil dari embrio manusia yang dikloning
dapat memberikan manfaat yang sangat besar untuk penelitian medis, serta
menyediakan sarana untuk mengobati penyakit.”
Pernyataan tersebut melarang “segala bentuk kloning manusia karena tidak sesuai
dengan martabat manusia dan perlindungan kehidupan manusia.” Meskipun ada
perbedaan yang signifikan antara kloning terapeutik dan reproduksi, konsep
keseluruhannya masih menimbulkan kontroversi politik dan etika.
Modul 9 : Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) kini sudah diterapkan di kehidupan
sekarang, sadar atau tidak.
Seseorang bisa menggunakan Google Lens ini dengan mengambil gambar baru
atau gambar yang sudah tersimpan di ponsel. Hanya tinggal memilih apps Google
Lens untuk mengaktifkannya, gambar yang diambil atau sudah ada tadi langsung
diteliti oleh Google Lens. Seperti merek atau nama sebuah barang.
Google Lens itu salah satu bentuk kecerdasan buatan yang menurut CEO Google
Sundar Pichai cukup memberikan orang kemudahan.
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) adalah simulasi dari kecerdasan yang
dimiliki oleh manusia yang dimodelkan di dalam mesin dan diprogram agar bisa berpikir
seperti halnya manusia. Sedangkan menurut Mc Leod dan Schell, kecerdasan buatan
adalah aktivitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk
menampilkan perilaku yang dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut
ditampilkan oleh manusia.
Dengan kata lain AI merupakan sistem komputer yang bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang umumnya memerlukan tenaga manusia atau kecerdasan manusia untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
AI sendiri merupakan teknologi yang memerlukan data untuk dijadikan pengetahuan, sama
seperti manusia. AI membutuhkan pengalaman dan data supaya kecerdasannya bisa lebih
baik lagi. Poin penting dalam proses AI adalah learning, reasoning dan self correction. AI
perlu belajar untuk memperkaya pengetahuannya. Proses belajar AI pun tidak selalu disuruh
oleh manusia, melainkan AI akan belajar dengan sendirinya berdasarkan pengalaman AI
saat digunakan oleh manusia.
Secara garis besar sebuah kecerdasan buatan dapat melakukan salah satu dari
keempat faktor berikut.
Kecerdasan buatan atau AI ini telah banyak diterapkan di berbagai bidang seperti
industri, medis, pendidikan, bisnis bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini
beberapa contoh dari penerapan AI yang bisa kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari.
1. DeepFace Facebook
Salah satu contoh dari AI adalah teknologi DeepFace yang dimiliki oleh Facebook.
AI ini berfungsi untuk mengenali wajah orang yang ada pada postingan foto. Dengan
teknologi ini, kita tidak perlu lagi menandai seseorang yang ada pada foto secara
manual, karena AI ini yang akan melakukannya.
2. Rekomendasi E-Commerce
Konsep penerapan AI yang sering kita jumpai salah satunya adalah rekomendasi
produk pada e-commerce. Jika kita pernah berbelanja di salah satu e-commerce
dan ketika kita berbelanja ada produk-produk yang direkomendasikan untuk kita.
Produk rekomendasi tersebut merupakan hasil dari proses AI.
Contoh dari kecerdasan buatan lainnya adalah asisten virtual, ada banyak penyedia
asisten virtual seperti Google assistant, Siri atau Alexa. Seperti asisten pada
umumnya, asisten virtual ini juga bisa kita ajak berinteraksi. Selain itu asisten virtual
dapat mencatat kapan kita ada janji atau acara dan memberikan informasi ketika
waktu acara yang ditentukan segera tiba.
Asisten virtual ini juga bisa kita perintah untuk melakukan pengiriman pesan,
memutar musik, membuka aplikasi dan lain sebagainya. Asisten virtual ini juga akan
terus belajar seiring kita menggunakannya, sehingga asisten virtual dapat
mengetahui apa yang kita sukai dan hal apa yang biasa kita lakukan.
Sebenarnya masih banyak lagi contoh penerapan dari AI, seperti fitur AI yang dimiliki
oleh kamera pada smartphone yang bisa melakukan pengaturan kamera sesuai
dengan kondisi saat itu. Atau AI dari mobil Tesla yang mampu berjalan tanpa adanya
pengemudi.
Penerapan AI banyak mempengaruhi cara kita hidup, berinteraksi dan meningkatkan
pengalaman dan kenyamanan kita. AI terus berkembang dan masih banyak AI yang
akan datang di tahun-tahun mendatang. Tentunya AI yang lebih baik lagi dengan
lebih banyak perbaikan, pengembangan, dan penerapannya.
1. ------ (2012). Qualitative and Quantitative Research Techniques for Humanitarian Needs Assessment.
An Introductory Brief. Acaps. Better Assessment Better Aid.
2. Anne Moris (2012). A Guide to SPSS for Information Science. Loulorough University UK.
3. Basias, N & Yannis Pollalis (2017). Quantitative And Qualitative Research in Business & Technology:
Justifying a Auitable Research Methodology. Review of Integrative Business &Economics Research.
4. Castellan. Catherine. M. (2010). Quantitative and Qualitative Research: A few for Clarity. International
Journal of Education. Macrothink Institute.
5. Jan Janker & Bartjan Pennink (2010). The Esssence of Research Methodology. A Concise Guide for Master
and Ph.D Students in Management Science. Spinger Helderberg, New York.
6. Johnson B. & Christensen L. (2008). Education Research Quantitative, Qualitative and Mixed Approaches.
Thousand Oaks, CA. Sage Publications.
7. Landau, S., Brian S. Evriff (2004). A Handbook Book of Statistical Analysis Using SPSS. Chapman & Hall/CRC
Press Company, Washington, D.C.
8. Lichtman, M. (2006). Quantitave Research in Education: An User’s Guide. Thousand Oaks, CA. Sage Publications.
9. Sugiyono (2018). Metode Penelitian Bisnis. Pendekatan Kuatitatif, Kualitatif, Kombinasi dan R & D. Alfabeta, Bandung.
10. Harris, John. (2004) On Cloning. London and New York: Routledge.
11. McGee, Glenn. (2000) The Human Cloning Debate. 2nd ed. Berkeley, CA: Berkeley Hills Books
Sekian
Terima kasih