UJI NARKOTIKA
DISUSUN
OLEH :
NIM : P07534022144
TINGKAT :2-D
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “UJI NARKOTIKA” selesai pada waktunya. Adapun maksud dari penyusunan
makalah ini untuk memenuhi dan menyelesaikan tugas Toksikologi Klinik. Adapun maksud
lain dari penyusunan makalah ini agar para pembaca lebih mengetahui penjelasan lengkap
mengenai uji narkotika melalui metode kuantitatif dan kualitatif..
Harapan saya sebagai penyusun bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Uji Narkotika. Saya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun
penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca guna menjadi acuan agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi ke
depannya.
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
A. BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan 2
D. BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan 10
4.2. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah yaitu
sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Narkotika?
2. Apa jenis-jenis dari Narkotika?
3. Apa zat adiktif lainnya dari Narkotika?
4. Apa saja metode yang digunakan pada pemeriksaan Narkotika?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Narkotika dan Psikotropika
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Narkotika dan Psikotropika
3. Untuk mengetahui zat adiktif lainnya dari Narkotika?
4. Untuk mengetahui metode yang digunakan pada pemeriksaan Narkotika.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Pengertian Psikotropika
Menurut UU RI No. 35/2009, Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
3
Kokain Efek dari penggunaan kokain dapat meyebabkan paranoid, halusinasi serta
berkurang rasa percaya diri. Pemakaian obat ini akan merusak syaraf di otak. Selain
memperburuk sistem pernafasan, penggunaan yang berlebihan sangat membahayakan dan
bisa membawa kematian. Kokain yang turunannya putaw sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia.
Ganja Ganja yang dikenal juga dengan nama cannabis sativa pada mulanya banyak
digunakan sebagai obat relaksan untuk mengatasi intoksikasi (keracunan ringan). Bahan yang
digunakan dapat berupa daun, batang dan biji, namun kemudian disalahgunakan
pemakaiannya. Ganja dapat membuat ketagihan secara mental dan berfikir menjadi lamban
dan pecandunya nampak bodoh karena zat tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi dan
ingatan serta kemampuan berfikir menjadi menurun.
b. Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah :
Morfin Morfin merupakan turunan opium yang dibuat dari hasil pencampuran
getah poppy (papaver somary ferum) dengan bahan kimia lain, sifatnya jadi semi
sintetik. Morfin merupakan zat aktif dari opium. Di dalam dunia kedokteran, zat ini
diguanakan untuk mengurangi rasa sakit pada waktu dilakukan pembedahan atau
operasi.
c. Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalma terapi dan atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contohnya sebagai berikut :
Kodein Kodein adalah sejenis obat yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang
hingga berat. Efek sampingnya dapat mengecam jiwa, seperti halnya senyawa opiat
lainnya adalah depresi saluran pernapasan.
4
2. Jenis Psikotropika
a. Golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Contohnya sebagai berikut :
Ekstasi Dari sekian banyak jenis narkoba yang beredar maka ekstasi mungil inilah
yang paling banyak dikonsumsi di dalam negeri. Selain dari bahan bakunya mudah di
dapat, harga jualnya pun bervariasi. Mulai dari harga golongan “high class
eksekutif”selebritis, diatas Rp.100.000 hingga harga banting di warung kafe
Rp.10.000/butir
b. Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Contohnya sebagai berikut :
Amphetamine Memiliki nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz. Bentuknya ada
yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan, dan ada juga yang berbentuk tablet.
Cara penggunaan denga cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum
dengan air.
c. Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Contohnya sebagai berikut :
Phenobarbital Phenobarbital merupakan antikonvulsan turunan babiturat yang
efektif dalam mengatasi epilepsi. Phenobarbital menekan korteks sensor, menurunkan
aktivitas motorik, menyebabkan kantuk, efek sedasi, dan hipnotik.
5
2.3. Zat Adiktif Lainnya dari Narkotika
Zat adiktif lainnya dari Narkotika ini merupakan bahan atau zat yang
berpengaruh psikoaktif di luar narkotika dan psikotropika, yang meliputi :
1. Minuman alkohol yang mengandung etanot etil alkohol, yang berpengaruh
menekan susuna saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehisdupan manusia
sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan narkotika
atau psikotropika akan memperkuat pengaruh obat atau zat itu di dalam tubuh
manusia. Ada tiga golongan minuman beralkohol,yaitu: :
Golongan A dengan kadar alkohol 1-5% (Bir)
Golongan B dengan kadar etanol 5-20% (Berbagai minuman anggur)
Golongan C dengan kadar etanol 20-45% (Whisky, Vodca, Manson
House, Johny Walker)
2. Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagai pelumas mesin. Beberapa yang sering disalahgunakan adalah lem,
tiner, penghapus cat kuku, dan bensin.
3. Tembakau. Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat. Rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA
6
2.4. Metode Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Narkotika
7
BAB III
METODE ANALISA
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode imunoassay dengan
menggunakan alat strip test NAPZA dengan 3 parameter (Amphetamin, Marijuana, dan
Morphin). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Strip test NAPZA 3 parameter
(Amphetamine, Marijuana, dan Morphin), pot urine, handscoon, masker, dan kertas label.
Bahan yang digunakan adalah: spesimen urine. Prosedur penelitian dilakukan dengan 3 tahap
yaitu Tahap Pra-Analitik, Tahap Analitik dan Tahap Post Analitik.
8
3.2. Metode Confirmation Test
Uji Konfirmasi “confirmatory test” Uji ini bertujuan untuk memastikan identitas
analit dan menetapkan kadarnya. Konfirmatori test tidak sesensitif uji penapisan, namun
harus lebih spesifik. Umumnya uji pemastian menggunakan teknik kromatografi yang
dikombinasi denganteknik detektor lainnya, seperti: kromatografi gas - spektrofotometri
massa (GC-MS),kromatografi cair kenerja tinggi (HPLC) dengan diode-array detektor,
kromatograficair - spektrofotometri massa (LC-MS), KLT, Spektrofotodensitometri, dan
teknik lainnya.
Meningkatnya derajat spesifisitas pada uji ini akan sangat memungkinkan mengenali
identitas analit, sehingga dapat menentukan secara spesifik toksikan yangada (Wirasuta,
Gelgel, 2009). Disamping melakukan uji indentifikasi potensial positif analit (hasil uji
penapisan), pada uji ini juga dilakukan penetapan kadar dari analit. Data analisis kuantitatif
analit akan sangat berguna bagi toksikolog forensik dalam menginterpretasikan hasil analisis.
Misal analisis toksikologi forensik ditegakkan bertujuan untuk memastikan dugaan kasus
kematian akibat keracunan atau diracuni (Wirasuta, Gelgel, 2009).
9
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Narkotika adalah bahan atau zat yang dapat memengaruhi kondisi kejiwaan psikologi
seseorang, serta dapat menimblkan ketergantungan secara fisik dan psikologi. Menurut UU
RI No. 35/2009, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan.
2. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku
3. Jenis-Jens Narkotika yaitu Heroin, Kokain, Ganja, Morfin dan Kodein. Jenis-Jenis
Psikotropka yaitu ekstasi, Amphetamine, dan Phenobarbital.
4. Zat Adiktif lain yang terdapat dalam narkotika yaitu Minuman Alkohol, Inhalasi (gas
yang dihirup) dan solven (zat pelarut) contohnya, lem, bensin, tiner dan penghapus cat kuku.
5. Metode yang digunakan dalam pemeriksaan narkotika ini yaitu menggunakan
Metode Immunochromatography dan Metode Confirmation Test.
4.2. Saran
1. Narkoba dapat merusak mental dan kesehatan fisik para penggunanya, karena
narkoba dapat merusak sistem saraf dan beberapa organ tubuh.
2. Masyarakat harus lebih waspada dan berhati-hati terhadap penyalahgunaan narkoba
di lingkungan sekitar agar terhindar dari bahaya narkoba.
10
DAFTAR PUSTAKA
Food and Drug Administration. Drugs of Abuse Home Use Test. 2018.
https://www.fda.gov/medical-devices/drugs-abuse-tests/drugs-abuse-home-use-test
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2245/pemeriksaan-narkoba-dari-spesimen-urin
menggunakan-metode-imunokromatografi Diakses pada 24 Maret 2024.
PRTANYAAN DAN PEMBAHASAN
1. Zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku. Penjelasan tersebut merupakan definisi dari ...
Jawab : Merupakan definisi dari psikotropika, karena psikotropika adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental
dan perilaku.
2. Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan. Penjelasan
tersebut merupakan definisi dari ...
Jawab : Merupakan definisi dari Narkotika, karena pengertian dari Narkotika adalah :
Bahan atau zat yang dapat memengaruhi kondisi kejiwaan psikologi seseorang, serta
dapat menimbulkan ketergantungan secara fisik dan psikologi
Narkotika zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis
maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
3. Fulan adalah anak yang remaja yang sedang duduk dikelas XI di sebuah sekolah ternama.
Suatu ketika Fulan ditemukan tidak sadarkan diri dengan sebuah barang temuan berbentuk
serbuk putih seperti terigu. Berdasarkan bentuk barangnya, jenis narkoba apa yang Fulan
disalahgunakan adalah ...
Jawab : Jenis Narkotika yang digunakan oleh Fulan adalah narkotika Heroin atau bisa juga
disebut Putaw. Heroin atau Putaw merupakan obat obatan yang dapat membuat menimbulkan
efek tidak sadarkan diri, mood tidak menentu, mengantuk serta menimbulkan sakaw bagi
pengguna nya, ciri dari heroin atau putaw ini berbentuk seperti serbuk berwarna putih dan
tidak berbau.
4. Mengapa minuman beralkohol dikatakan mengandung zat adiktif lainnya dari Narkotika?
Jawab : Minuman alkohol yang mengandung etanot etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susuna saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehisdupan manusia sehari-hari dalam
kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan narkotika atau psikotropika akan
memperkuat pengaruh obat atau zat itu di dalam tubuh manusia. Ada tiga golongan minuman
beralkohol, yaitu :
Golongan A dengan kadar alkohol 1-5% (Bir)
Golongan B dengan kadar etanol 5-20% (Berbagai minuman anggur)
Golongan C dengan kadar etanol 20-45% (Whisky, Vodca, Manson House, Johny
Walker)