2. Tanggal 10 upload data pantarlih data TPS hasil restrukturisasi, kemudian dari keputusan direkrut berapa jumlah pantarlih se Indonesia 3. Tanggal 12 februari - 14 maret 2023, bapak ibu sekalian masa kerja pantarlih dua bulan, mereka akan kita minta bantuannya untuk rekap semua data mereka untuk kita jadikan DPS, sekarang kerjanya adalah untuk pemutakhiran data pemilih kita akan menggunakan asas de jure mendaftarkan sesuai alamat tertera kecuali berkelompok 4. Akan dibuat TPS lokasi khusus, termasuk lapas, panti sosial, lalu kemudian teman- teman yang tidak punya akses dan berkelompok seperti perkebunan, kalau terakses publik tidak usah membuat TPS lokasi khusus, tidak semua perusahaan dibuat TPS lokasi khusus karena ada beberapa persyaratan 5. Ada tiga roadmap yang mungkin mudah-mudahan bisa terealisasi pertama hulu hilir cote bisnis kita kondisi data pemilih, hulu hilirnya tanggungjawab divisi datin. kedua semua sistem informasi yang dimiliki KPU RI melakukan apa, provinsi apa, kab kota apa, manajerial di datin, ketiga pengelolaan big data, membiasakan semua data yang dikumpulkan kita upayakan menjadi informasi, jadi semua data akan kita upayakan menjadi informasi, sementara ini kita akan koordinasi untuk data pemilih 2024, post election kita tarik data pemilu sebelumnya termasuk pilkada, jadi bapak ibu sekalian tiga core bisnis kerja datin , semua akan bergantung pada kesiapan pendanaan, anggaran, rencana kerja, 6. Kedepan karena kita akan menghadapi coklit dan sesudah melakukan pemetaan kerja berikutnya terkait bagaimana melakukan memutakhirkan data, harus cara satu pikir sama, harus satu gelombang pikir bagaimana memutakhirkan, karena kalau de jure tidak bisa satu orang kalau meninggal langsung hapus kalau tidak ada pendataan kependudukan yang sah, kalau sudah meninggal aktenya yang dihapus karena banyak kerja pantarlih dulu termasuk DKI Jakarta sebenarnya sudah meninggal tetapi tidak dihapus, kalau mantan wali kota Bitung belum meninggal tetapi statusnya meninggal karena pernyataan dari keluarga, itu tidak cukup karena banyak varian argumentasi mematikan orang lain misalnya pindah, tidak datang ditemui dulu langsung dicoret , kerja pantarlih satu bulan tidak ditemui, langsung dihapus, itu belum tentu juga kerja pantarluh datang sama jam kerja yang didatangi, banyak varian, ketika didatangi dia berkunjung ke rumah bapaknya jalan-jalan ke luar negeri kita tidak tahu, kalau tidak ada dokumen yang menyatakan dia bukan penduduk desa tersebut, yang pindah tidak bisa kita klaim dia pindah. Sejalan apa yang dilakukan pemerintah dalam hal ini disesuaikan KTP-el , ada pembukaan itu dilihat KTP-el, sama tidak alamat KTP-el dan alamat tinggal karena ditanya polisi pun KTP- el, kalau misalnya, mengurus BPJS, mengurus surat pajak sesuai alamat walau tak tinggal sesuai alamat, kita mendorong kebijakan pemerintah negara dalam hal ini untuk kita mendorong kalau pindah lebih 6 bulan mengurus administrasi kependudukan, oleh karenanya kami mengambil kebijakan pemilu 2024 kita strict de jure, tidak de facto, ada mekanismenya pindah memilih,kecuali terisolir, mereka WNI harus dilayani sebagai pemilih, di kota Bitung tidak ada persoalan dipanggil ketua Ardiles karena persoalan... saya juga minta mudah- mudahan ada masukan pengawas itu dilakukan dapat, kalau misalkan dapat data dari Ditjen Dukcapil kita harus percaya karena dia diberi kewenangan, sepanjang administrasi lengkap ada yang belum terdaftar memasukkan jadi pemilih baru, tidak usah repot,kita layani pemilih kita pastikan petugas coklit pantarlih datang ke rumah ke rumah, karena kami created coklit itu dalam rangka ini orang keliling tidak, dari simulasi kelihatan, lalu setiap 10 hari PPS evaluasi kerja, minimum 10 hari atau 1 minggu, setelah Coklit kita libatkan mereka, kerja- kerja mereka jadi masa kerja mereka dua bulan