Nah jika sobat ingin mengurus sendiri pertama kali bisa minta surat
pengantar dari RT/RW/Kelurahan sobat dulu selanjutnya akan
ditembuskan ke kecamatan nah dari kecamatan ini nanti akan
diteruskan ke capil kota sobat oh iya jangan lupa sebelumnya saya
sarankan untuk memfoto copy KTP dan KK sobat dulu sebab nanti KTP
dan KK akan ditahan atau ditarik di kecamatan untuk di musnahkan,
setalah dari kecamatan selasai langsung datang aja ke capil dan
masuk aja pada bagian pengurusan surat pindah keluar kalo pas lagi
tidak banyak yang diurus biasa langsung jadi tapi kebetulan waktu itu
saya pas banyak yang sedang ngurus katanya sehingga menunggu
beberapa hari, setelah surat pindah dari capil keluar sobat boleh
tersenyum karena artinya sobat sudah selesai ngurus surat
pindahnya.
Selanjutnya tinggal ngurus ke tujuan pindah adapun langkahlangkahnya sebagai berikut:
o
o
o
o
Nah itu dia syarat-syarat dan langkah pengurusan pindah KTP antar
provinsi, semoga bermanfaat buat sobat yang ingin mengurus
pindahan karena kalo sobat dah tinggal di suatu tempat tapi tidak
memiliki KTP dan KK ditempat tersebut saya jamin susah untuk
pengurusan dalam segala hal apa lagi masalah perbankan. Adapun
biaya pengurusan KTP sebetulnya itu relatif sih soalnya saat di capil
sendiri biaya se iklasnya dan di kecamatan juga gitu juga.
Membuat Surat Pindah Penduduk
Saya saat ini ber-KTP Purworejo, asal daerah orang tua saya. Saya
perlu bikin surat pindah ke Kabupaten Bandung karena ikut suami,
*ceritanya pengabdian. Untuk membuat surat pindah, diperlukan
surat pengantar dari desa dan kecamatan untuk diberikan kepada
Kantor Catatan Sipil. Ada beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi.
Beberapa dokumen/barang ini harus saya bawa ketika kemarin saya
mengurus surat pindah penduduk:
KTP asli dan fotocopy-annya. KTP asli nanti diminta di Kantor Catatan
Sipil. Kalau status masih lajang, nanti akan diganti sekalian di kantor
ini jadi menikah
Fotocopy KK diserahkan di desa, kecamatan, dan Kantor Catatan
Sipil.
Foto 4 x 6 dengan background warna merah sebanyak 7 buah. 1
buah untuk di desa, 1 buah di kecamatan, dan 5 buah diberikan ke
Kantor Catatan Sipil
Uang. Katanya uang ini untuk kas desa, jumlahnya sukarela. Ada
petugas di desa saya yang mau menerima uang ini dan ada juga
yang tidak mau. Berhubung kemarin ada Bapak yang membantu saya
ke kantor desa, maka Bapak memberikan uang Rp 20.000 kepada
petugas desa. Selain itu, di Kantor Catatan Sipil, kita juga bakal
diminta Rp 10.000 untuk biaya administrsi. Bapak saya memang
tipe pemberi. Maka demi alasan kedamaian dan keharmonisan
keluarga, saya maklum dengan kondisi Beliau. hihi, kalau saya yang
ke kantor desa mungkin saya kasih amplop kosong. wkwk..
Alat tulis: pulpen, type-ex (buat menghapus kali aja ada yang salah
tulis). Jangan lupa bawa ya, meskipun sepele tapi sangat penting.
Pulpen ini buat ngisi dokumen yang diperlukan dan tandatangan.
Saya lupa gak bawa, untung ada Bapak yang rajin antar-antar saya,
jadi saya bisa pinjam pulpen Bapak. qiqi.. *enaknya bumil.
Kalau sudah dapat surat pengantar dari desa, langsung bawa ke
kecamatan buat di legalisir ya. Trus bawa deh ke Kantor Catatan Sipil
di Kabupaten. Jika misi dimulai pagi hari, pasti selesai kok dalam
sehari. Dalam kasus saya, surat pindah ini harus selesai dua hari,
karena misi baru dimulai pukul 10.30. Tadinya mau mulai jam 09.00
tapi karena KTP saya kebawa adik yang kerja di Jogja, jadi weeh mesti
nunggu dia balik lagi ke rumah buat anterin KTP asli punya saya.
Sampai di Kantor Catatan Sipil sudah jam 12.45, petugasnya masih
istirahat. Terpaksa nunggu deh. Loket baru buka jam 13.15, eh
ternyata tidak bisa langsung jadi, baru bisa jadi jam 14.00. Daripada
nunggu lama, Bapak ngajakin ke Polres buat urus SKCK.
2. Membuat SKCK atau SKKB (Surat Keterangan Kelakuan Baik)
Sambil membuat surat pindah, saya sekalian membuat SKKB ini.
Sekalian ngurusinnya biar gak bolak-balik. Katanya, untuk membuat
surat pindah, di Kabupaten/Kota yang dituju ada yang memerlukan
SKKB ada yang tidak. Saya kurang tau, apakah Kabupaten Bandung
mewajibkan adanya SKKB ini atau tidak. Ah lebih baik saya sediakan,
kalau dibutuhkan ya nanti sudah ada, tinggal diberikan saja. Kalau
tidak butuh, ya bisa buat simpan-simpan. Mungkin lain kali masih
bisa dipakai.
Fotocopy akta kelahiran. Nah ini dia yang ribet. Akta kelahiran saya
yang asli ada di rumah Bandung dan tidak ada satu lembar fotocopyannya di rumah Purworejo. Eaaa. galau tingkat tinggi. Untunglah
saya punya e-filenya hasil saya menscan akta tersebut. Saya
memang selalu membiasakan untuk membuat e-file dari setiap
dokumen penting saya (KTP, ijazah, akta, passport, KTM, sertifikat,
sampai buku nikah). Saya simpan di laptop, flashdisk, dan email.
Sewaktu-waktu saya butuh, tinggal print aja. Gak perlu bawa-bawa
yang asli. *cerdas kan? ;)
Berdasarkan :
SKCK yang lama (jika sudah pernah membuat) atau siap-siap bikin
baru. Sebenarnya yang dibutuhkan cuma rumus sidik jarinya saja.
Kalau sudah pernah buat, ya tinggal ditulis aja rumus sidik jarinya,
kalau belum ya nanti pasti disuruh cap 10 jari di Polres.
= RP.35.000;
2.
3.
4.
2.
5.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
6.
KLASIFIKASI PINDAH:
Kepala keluarga.
Anggota keluarga.
PERSYARATAN DAN MEKANISME PENDUDUK PINDAH:
KLASIFIKASI 1, DALAM SATU KELURAHAN:
PERSYARATAN :
1.
2.
KK dan KTP.
Mekanisme :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Di daerah tujuan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
KK dan KTP.
Mekanisme:
Di daerah asal:
Di Kelurahan:
1.
2.
3.
4.
Surat pengantar RT / RW
2.
KK dan KTP.
Mekanisme:
Di daerah asal:
1.
5.
2.
6.
3.
4.
5.
6.
7.
Di Kecamatan:
1.
2.
3.
4.
Di Kecamatan:
1.
Di daerah tujuan:
1.
2.
2.
3.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
3.
Mekanisme:
Di Kelurahan:
2.
3.
4.
KK dan KTP.
Mekanisme:
Di daerah asal:
Di Kelurahan:
1.
Di Dinas:
5.
7.
KK.
6.
8.
9.
Di Kecamatan:
10. Foto copy Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP).
1.
2.
3.
Di Dinas:
1.
2.
3.
o
o
o
Persyaratan :
Dalam daerah ;
Antar Kabupaten/Kota dalam satu Provinsi
Antar Provinsi.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
KK ;
2.
3.
KTP ;
3.
4.
4.
5.
5.
6.
6.