Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PELAYANAN MASYARAKAT

A. Pelayanan Desa
Kantor desa adalah sebuah tempat umum yang digunakan masyarakat atau kelompok
individu untuk mengatur keperluan masyarakat yang ada dalam lingkup Rukun
Tangga dan Rukun Warga. Kantor kepala desa/lurah adalah bangunan aset
desa/kelurahan yang diperuntukkan secara khusus untuk kegiatan operasional
pemerintahan desa/kelurahan yang tidak dimiliki oleh pribadi.

Keberadaan dan kondisi dari sebuah kantor desa bisa mencerminkan dari
identitas desa itu sendiri, bahkan tidak jarang masyarakat melihat kantor saja untuk
menentukan nilai sebuah desa secara keseluruhan. Karena hal tersebut, maka tidak
salah kiranya jika di dalam pemerintahan desa untuk memprogramkan pembangunan
kantor yang layak.

Kantor yang layak adalah kantor yang baik untuk pelayanan dan memberikan
rasa nyaman bagi setiap warga yang hendak melaporkan atau sekedar meminta
pelayanan surat-menyurat, dan juga kantor desa bisa dikatakan layak jika kantor
tersebut membuat betah personil desa baik itu Kepala desa sendiri dan juga seluruh
perangkat.

Adapun kator desa sebagai pelayanan masyarakat, artinya kantor desa


berperan penting dalam kegiatan kemasyarakatan, administrasi, kesehatan dan lain
sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan warga desa. Berikut layanan-layanan
adminitrasi yang ada di kantor desa:

1. Pembuatan KTP.
2. Pengurusan Surat Keterangan Lahir.
3. Pengurusan Perubahan data kartu keluarga.
4. Pengurusan Surat Kematian.
Pada layanan-layanan yang menjadi tugas kantor desa tersebut desa harus
menghimpun semua aspek kegiatan di dalamnya, dalam hal ini adapun kepentingan
yang memang disediakan berkaitan dengan aparat desa yang bertugas. Contohnya:
pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang melibatkan RT/RW dan kepala dusun
sebagai penghubung ke desa atau kecamatan. Berikut penjabaran berupa syarat dari
pelayanan yang ada di desa.
1. Pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Kartu Tanda Penduduk (KTP) merupakan salah satu syarat administrasi kenegaraan
yang sudah ditetapkan. Sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) kartu tanda penduduk
merupakan hal yang sangat mutlak dimiliki setiap individu sejak berusia 17 tahun.
Pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) biasanya dilakukan dengan melibatkan
beberapa pihak terkait dari perangkat desa salah satunya kepala dusun atau RT.

Berikut ini syarat pembuatan KTP:

 Minimal berusia 17 tahun.

 Surat pengantar dari pihak Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW)

Pada surat pengantar, biasanya didapatkan pada RT ataupun RW. Berikut surat
pengantar yang digunakan pada umumnya berisi tentang identitas pribadi
berupa nama, tempat tanggal lahir, asal kota, nama ibu dan lain sebagainya.
 Fotokopi Kartu Keluarga (KK)

 Surat keterangan pindah dari kota asal, jika bukan asli warga setempat

Pada syarat berukut merupakan surat keterangan pindah jikalau adanya


perubahan atau pindahnya lokasi kependudukan dari lokasi satu ke lokasi
lainnya. Pada hal ini biasanya surat keterangan pindah digunakan pada
pembuatan KTP yang tidak sesuai dengan domisili sebelumnya. Berikut
format surat domisili.

 Surat keterangan pindah dari luar negeri, yang harus diterbitkan oleh Instansi
Pelaksana bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang datang dari luar negeri
karena pindah.

Pada surat keterangan pindah dari luar negeri ini biasanya diterbitkan ketika
ada WNA yang ingin pindah kewarganegaraan.

 Datang langsung ke kantor Kelurahan, di sini pengajuan pembuatan KTP akan


diambil fotonya dan melakukan sidik jari.

Kartu Keluarga (KK) merupakan kartu identitas keluarga yang memuat berbagai
data tentang nama, susunan anggota keluarga, hubungan dalam keluarga,
pekerjaan setiap anggota keluarga, dan berbagai informasi penting lainnya.

Akta kelahiran adalah suatu dokumen identitas autentik yang wajib dimiliki setiap
warga negara Indonesia. Dokumen ini sebagai bukti sah terkait status dan peristiwa
kelahiran seseorang, termasuk hak setiap anak Indonesia yang terdaftar dalam kartu
keluarga dan diberi NIK sebagai dasar untuk memperoleh pelayanan masyarakat.
Akta kematian adalah surat yang dibuat dan diterbitakn oleh Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil yang membuktikan kematian seseorang.

Data penduduk yang telah meninggal akan terhapus dari daftar kependudukan, seperti
Kartu Keluarga dan Nomor Induk Kependudukan (NIK).

Setelah penduduk yang dilaporkan kematiannya, nanti akan diterbitkan Kartu Keluarga
baru dan Surat Kematian yang telah diatur dalam Peraturan Presiden Indonesia Nomor 25
Tahun 2008.

Anda mungkin juga menyukai