Anda di halaman 1dari 1

D.

LANGKAH ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA Berdasarkan judul bab ini yaitu "Analisis Kesalahan
Berbahasa" uraian analisis kesilapan di atas belum menampakkan manfaatnya. Secara teoretis AKS
dapat dipakai untuk menganalisis bahasa pembelajar dengan tujuan untuk mendiagnosis kesalahan
berbahasa yang dilakukan oleh pembelajar dalam proses menguasai B2. Langkah analisis kesilapan
Corder (1971) mengemukakan tiga tahap. Pertama, tahap mengenal kalimat-kalimat idiosinkretik.
Kaidah umum, bahwa setiap kalimat untuk sementara dianggap idiosinkretik. Dengan mellihat
kalimat yang baik dan yang tidak baik susuna nya, analis dapat merekonstruksi kalimat yang
dianggap benar o penutur B2 baik ekspresi maupun konteksnya. Akhir analisis ini akan ditemukan
kalimat yang baik dan tidak baik strukturnya. Dengan demikian, analisis akan memperoleh sederetan
kalimat yang satu sdiasinkretik dan yang satu tidak tetapi bermakna sama. Kedua, mendeskripsikan
bahasa antara berdasarkan pasangan- pasangan kalimat yang baik dan jelek strukturnya di atas tadi.
Metode yang dipakai pada dasarnya adalah metode perbandingan dwi- bahasa. Dalam hal ini dua
bahasa dideskripsikan dalam kerangka kategori-kategori dan relasi tertentu. seperangkat umum
Tahap ketiga, adalah penjelasan. Dua tahap pertama tadi bersifat linguistis, maka tahap ini bersifat
psikolinguistis. Penjelasan itu menyangkut masalah mengapa bahasa antara itu "demikian ada- nya".
Setelah tahap-tahap analisis selesai, kemudian dilanjutkan kepada tahap interpretasi. Dalam
menginterpretasi analis berusaha merekonstruksi kalimat. Kalimat hasil rekonstruksi didasarkan
pada interpretasi tentang apa yang ingin dikatakan oleh pembelajar, berdasarkan makna yang
dicoba diungkapkan oleh pembelajar. Ke- benaran deskripsi analis sepenuhnya bergantung kepada
kebenaran interpretasi terhadap maksud yang dikehendaki pembelajar. Untuk dapat sampai kepada
interpretasi yang benar analis dapat bertanya kepada pembelajar mengenai maksudnya dalam BI
dan kemudian menerjemahkannya ke dalam B2. Langkah ini disebut interpretasi otoritatif karena
bahasa pembelajar tidak dapat ditemui, analis melakukan interpretasi berdasarkan konleks linguistik
dan konteks situasinya. Hasil interpretasi ini disebut interpretasi kemungkinan. Oleh karena itu,
hasilnya disebut rekonstruksi kemungkinan. Per- masalahan yang timbul dari interpretasi demikian
adalah jika ujaran yang keliru itu tidak dapat ditemukan maksud pemakainya. Oleh karena itu,
pengetahuan yang mendalam mengenai B2 sangat dibutuhkan untuk menduga. Selanjutnya Corder
membuat skema langkah analisis kesilapan sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai