Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nurhasanah

Prodi : PBI 6B

Matkul : English For Specific Purposes (ESP)

Section 2

Course design

ESP adalah pendekatan untuk mengajar bahasa yang tujuannya untuk menemukan kebutuhan
pelajar. Dengan desain kursus yang tepat untuk berbagai kelompok pelajar.

Desain kursus adalah proses dimana data mentah mengenai kebutuhan pelajar ditafsirkan agar
menghasilkan berbagai tafsiran dari pengalaman mengajar.

1.Language-centred course design (Desain Kursus yang Berorientasi pada Bahasa)

Bertujuan untuk menggambarkan hubungan langsung antara analisa situasi target dan
kandungan dari kursus ESP.

Bagaimanapun, nampaknya logis dan mudah, tapi hal ini memiiki beberapa kelemahan:

a). Dimulai dari pelajar dan kebutuhannya

b). Proses yang berorientasi pada bahasa juga bisa dikritik untuk prosedur statis dan infleksibel

c). Salah satu fitur menarik dari model ini nampkanya sistematis

d). Model berorientasi pada bahasa tidak memberikan pengakuan terhadap faktor-faktor yang
pasti harus berperan dalam menciptakan beberapa kursus.

e). Analisa berorientasi pada bahasa dari data situasi target di tingkat pemukaan

2. Skills-centred course design (Desain Kursus yang Berorientasi pada Keterampilan)

Dibentuk dalam dua prinsip dasar, yaitu :

a.Hipotesis teori dasar menggaris bawahi bahwa beberapa kebiasaan bahasa adalah keterampilan
dan strategi tertentu, dimana pelajar gunakan untuk menghasilkan wacana diskusi.

b.Dasar pragmatis diperoleh dari perbedaan yang dibuat oleh Widdowson (1981) antara tujuan
asli kursus dan proses asli kursus.

3. A learning-centred approach (Pendekatan yang Berorienatsi pada Pembelajaran)


Didasarkan pada prinsip bahwa pembelajaran ditentukan oleh pengajar secara total.
Pembelajaran dilihat sebagai proses dimana pelajar menggunakan pengetahuan atau
keterampilan yang mereka miliki untuk membuat rasa dari aliran informasi baru.

Kesimpulannya, kita harus melihat melebihi kompetensi yang memungkinkan seseorang untuk
tampil, karena apa yang benar-benar ingin kita tulis bukanlah kopetensi itu sendiri, tapi
bagaimana seseorang memperolehnya.

Dua implikasi pendekatan yang berorientasi pada pemebelajaran :

•Desain kursus adalah proses negosiasi

•Desain kursus adalah proses yang dinamis

Analisa kebutuhan menyatakan bahwa pelajar ESP membutuhkan bahasa Inggris agar mampu
membaca teks dalam spesialisasi subjek mereka.

Daftar pertanyaan bisa digunakan untuk mendesain keefktifan kursus ESP. Analisa situasi target
telah memberi pengaruh langsung pada perkembangan sillabus, materi, metodologi, dan tes.
Proses desain kursus harus lebih dinamis dan interaktif. Inilah yang disebut pendekatan yang
berorientasi pada pembelajaran, yaitu pendekatan dengan tujuan potensi yang maksimal dari
situasi pembelajaran.

Language description
(Penggambaran Bahasa)

Berbagai ide mengenai bahasa yang berpengaruh pada ESP, bisa kita kenali dengan 6 point
utama dari perkembangannya :

1.Classical or traditional grammar (Tata Bahasa Klasik/Kuno)

Penggambaran bahasa Inggris dengan dengan bahasa lainnya berdasarkan tata bahasa dari
bahasa klasik, yaitu Yunani dan Latin. Penggambaran ini berdasarkan analisis dari aturan yang
dimainkan oleh masing-masing kata dalam kalimat. Digambarkan dengan cara seperti ini karena
bahasa klasik berdasarkan bahasa dimana fungsi gramatikal masing-masing kata dalam kalimat
dibuat jelas dengan menggunakan infleksi yang tepat, dengan demikian memperbaiki
pengetahuan kita bagaimana bahasa beroperasi.

2.Structural linguistic (Struktural Ilmu Bahasa)

Menggambarkan istilah-istilah dari kata bahasa sintagmatik, tata bahasa yang membawa
proposi pokok. Sederhananya, penggambaran tata bahasa diperlukan jika terdapat area besar dari
penggunaan bahasa yang tidak dapat dijelaskan.

3.Transformational Generative [TG] grammar (Tata Bahasa Transformasi Generatif)

Tata bahasa melihat bahasa sebagai kumpulan pola sintagmatik yang dipegang hingga
penerbitannya di tahun 1957 dalam Tata Bahasa Sintatik oleh Noah Chomsky. Chomsky
menyatakan bahwa adanya masalah yang muncul dari bahasa karena bahsa masih dianalisa dan
digambarkan dalam isolai dari pikiran manusia yang memproduksinya.Hal tersebut dilihat
sebagai cerminan pola pikiran manusia.

Terdapat dua level makna yaitu : level terdalam, mengenai aturan dari pikiran dan level
permukaan, dimana pikiran-pikiran tersebut diekspresikan melalui sintaks (ilmu kalimat) dari
bahasa. Chomsky menyatakan ada dua hal yang mempengaruhi pengajaran yaitu Bahasa
mempengaruhi aturan dan adanya hubungan antara arti dan bentuk. Yaitu Penampilan lebih pada
struktur permukaan dan Kemampuan lebih pada level aturan terdalam (arti).

4. Language Variation and register analysis (Variasi Bahasa dan Register Analisis)

Bahasa itu berbeda, akan tetapi merupakan satu tujuan yang sama beda penyampaian
yang dianalisa dengan variasi yang berbeda. Konsep dari bahasa yang berbeda memberikan
tingkatan jenis ESP yang didasarkan pada register analisis. Jika ragam bahasa berdasarkan
konteksnya maka kemungkinannya adalah mengenalinya berdasarkan jenis bahasa yang
berhubungan dengan konteks yang spesifik, seperti dalam area pengetahuan.

5. Functional/Notional grammar (Fungsional atau Nosional (ide) Tata Bahasa)


Fungsional menyangkut kelakuan sosial dan mewakili tujuan dari pembicara atau penulis.
Sementara Nosion (ide) mencerminkan cara yang ada dalam pikiran manusia. Fungsional melihat
bahasa mulai memiliki pengaruh pada pengajaran bahasa di tahun 1970an. Sementara nosion,
padan kata yang tepat bisa diraih sejak nosion dan fungsi mewakili kategori pikiran manusia dan
kelakuan sosialnya yang tidak terlalu bersebrangan dengan bahasa.

6. Discourse [rhetorical] analysis (Analisa Wacana (Retorikal)

Konteks dari kalimat juga penting untuk membentuk makna. Makna dalam kalimat bisa
sama tetapi berbeda konteks. Dengan kata lain ada bahasa yang memiliki makna untuk tujuan
lain. Contoh :

o Bolehkah saya bermain keluar?


o Sudahkah kamu memotong rumputnya?
o Sepertinya saya akan pergi jalan-jalan

Dua kunci dalam mengajar ESP:

a. Pelajar disadarkan mengenai lapangan spesialisnya

b. Menggunakan analisa wacana melalui materi yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana
makna diciptakan dalam penulisan kalimat.

Anda mungkin juga menyukai