0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan7 halaman
Rapat membahas data PK21 (Pendataan Keluarga 2021) yang dihimpun oleh BKKBN untuk mengukur capaian nasional. Diskusi menyentuh validasi dan sinkronisasi data PK21 dengan sumber data lain, serta rencana pemutakhiran data. Tim sepakat bahwa data PK21 dapat dijadikan acuan bersama dengan memperhatikan kelemahannya seperti cakupan 97%. TPPS akan mengolah data dari berbagai dinas untuk mendukung penanganan stunt
Rapat membahas data PK21 (Pendataan Keluarga 2021) yang dihimpun oleh BKKBN untuk mengukur capaian nasional. Diskusi menyentuh validasi dan sinkronisasi data PK21 dengan sumber data lain, serta rencana pemutakhiran data. Tim sepakat bahwa data PK21 dapat dijadikan acuan bersama dengan memperhatikan kelemahannya seperti cakupan 97%. TPPS akan mengolah data dari berbagai dinas untuk mendukung penanganan stunt
Rapat membahas data PK21 (Pendataan Keluarga 2021) yang dihimpun oleh BKKBN untuk mengukur capaian nasional. Diskusi menyentuh validasi dan sinkronisasi data PK21 dengan sumber data lain, serta rencana pemutakhiran data. Tim sepakat bahwa data PK21 dapat dijadikan acuan bersama dengan memperhatikan kelemahannya seperti cakupan 97%. TPPS akan mengolah data dari berbagai dinas untuk mendukung penanganan stunt
Tim Teknis TPPS Bidang Data dan Manajemen Pengetahuan
Ruang Vasektomi , 31 Januari 2023
Judul : Tim Teknis TPPS Bidang Data dan Manajemen Pengetahuan
Waktu : Selasa, 31 Januari 2023 Notulis : Arindita Oktavina, A.Md.Gz Peserta : 1. 17 Tim Teknis Bidang Data 2. 5 orang Ketua Tim Pokja/ Perwakilan 3. 5 orang TPPS Bidang Data dan Manajemen Pengetahuan 4. 8 orang Satgas Provinsi 5. 5 orang Sekretariat BKKBN Provinsi Jawa Tengah
PEMBAHASAN/DISKUSI
NO URAIAN KEGIATAN PEMBAHAS
1. Sambutan dan Pembukaan Suwarno, SH.,MM - Di dalam penurunan stunting dari hasil SSGI hanya ada penurunan 0,1 dari prosentasi 20,9% ke 20,8%. Kami di bidang data terkait dengan tupoksi kami dalam peningkatan SDM terkait stunting kami juga melakukan orientasi fasilitasi ilmu pengetahuan , sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Ada sekitar 27.000 tim TPK yang tersebar di berbagai kecamatan dan kelurahan. Kami juga sering mensosialisasikan kepada camat dan BPD terkait stunting itu apa kepada masyarakat dalam rangka mengalokasikan melalui musrenbang kelurahan. Kegiatan itu kami lakukan setelah ada recofusing sehingga kegiatan ini belum maksimal. - Sehingga nanti di akhir 2023 semoga ada dampak yang signifikan terkait percepatan penurunan stunting. Hal ini juga di support dari kemitraan. Di dalam koordinasi ini sangat penting dilakukan dan disepakati untuk menyediakan data yang valid digunakan terkait data mana yang akan kita ambil dan kita lakukan. Barangkali nanti satgas bisa memfokuskan diri terkait data ini agar intervensi data tidak bias dan bisa berdampak dengan baik. Presiden jokowi sudah mencanangkan tahun 2024 turun sebesar 14%, sehingga jika nanti ada dampak positif dan negatif nya kita terima bersama sama. 2. Rapat Tim Teknis TPPS Bidang Data dan Manajemen Pengetahuan Heri Kusyanto - Materi kali ini kita akan bedah data PK21 karena data PK21 ini bersumber kepada data pendataan keluarga. - Latar belakang rapat ini kita tergabung dalam TPPS Provinsi dimana data ini gabung dalam TPPS ini. Tentunya terkait hasil rakornas BKKBN dalam PPS baik dari bappenas, kemendagri dll semuanya mengupas pada baseline dan bagaimana data ini diperoleh. Di BKKBN pada tahun 2021 kita mengadakan pendataan keluarga. Walaupun pada saat itu covid lagi melonjak tingg, namun kader tetap melakukan pendampingan keluarga melalui collecting. Di jawa tengah pada waktu itu punya target mencapai sekitar 97% dari target keluarga keluarga yang ada di dispermades. Pada waktu itu ada yang menggunakan formulir dengan desain dari BPS dan register Pada saat itu urgensi penyediaan data, BKKBN harus mengukur untuk mewujudkan cita cita nasional mewujudkan satu data. Tentunya kebijakan di BKKBN sendiri harus menentukan kontrasepsi. Di data lembar ke dua jika kader KB yang mendata lebih kepada pengamatan artinya terkait pengamatan pasti ada bias. Indikator ini ada kependudukan, jenis kelamin dan status perkawinan, informasi kontrasepsi yang dimana merupakan indikator dari kependudukan. Ada kategori khusus dimana ada keluarga yang tanpa orang tua atau nenek yang tinggal seorang diri Kita punya PKB dimana PKB adalah manager data di lapangan. Pada pendataan, kader KB mendapatkan honor 4000 rupiah per KK. Lalu ada PPKBD yang mengkoordinir data di desa dan kelurahan. Terkait sumber air baku jika di keluarga itu punya jamban tetapi tanpa sapiteng itu juga perlu dipertimbangkan. Ditemukan bahwa data PK 21 dan data DTKS di kemensos ada kemiripan data, kemudian dari kemenko PMK, setwapres melakukan verifikasi di beberapa kabupaten. Ternyata PK21 bisa digunakan sebagai data rujukan seperti data resiko stunting (4T, sumber air minum dan kondisi jamban) Kita juga turun langsung cek apakah data PK21 sesuai dengan apa yang diberikan oleh kader apa tidak dan ternyata data tersebut sangat sangat mendekati kenyataan. Pada saat ini kemenko PMK sedang menyediakan website terkait data dan salah satu datanya dari PK21. Di BKKBN juga ada data kampung KB berkualitas yang menyediakan profil setiap desa dan ada dashboard terkait hasil PK21. - Harapannya nanti jika ada satu data yang menjadi acuan dari berbagai dinas terkait di provinsi jawa tengah dan ternyata acuan yang sama yaitu kondisi 4T. Untuk Dinas PU nanti terkait airminum dan jambannya. Untuk hari ini mari kita diskusi bareng Diskusi : 1. Ardie – Dinas PU Kebetulan di PK21 sudah mengakomordir airminum dan air bersih. Berkaitan dengan sensus penduduk mungkin ada personil BPS yang hadir , terkait kasus kedua data ini seperti apa? Apakah ada sinkronisasi terkait data ini?. Nah apakah di PK21 akan ada output sama seperti itu atau apakah ada sebuah website atau bagaimana ? Jawaban Pak Heri : Sensus penduduk di tahun kemarin setahu saya ada form registrasi mandiri , untuk form lanjutan sudah atau belum kami belum paham. Saat tahun lalu saya duduk sebagai TPPS Provinsi bidang data dimana kami program kerjanya mencari seluruh sumber data yang ada. Kita yang diperlukan adalah data yang riil baik PKB, TPPS Kabupaten serta TPK sehingga minimal teman teman di kabupaten mempunyai bekal beberapa data yang kita sajikan. Nanti kita akan berembuk siapa punya data collecting apa seperti layering. Kita punya cita cita di TPPS Provinsi untuk lebih operasional dalam angka. Kadang BPS ini tidak punya data. Untuk data ibu hamil , baduta dan balita dari dinkes, data remaja bisa dari BKKBN , dukcapil dan diknas. Maka dari itu pentingnya kita kumpul disini adalah seperti itu. Maka bapak ibu bisa menyampaikan bahwa punya data apa. Kemudian untuk publikasi pk21 semuanya bisa melihat dan bentuknya adalah tabulasi tetapi tingkatannya tidak bisa melihat sampai level desa. Jika memerlukan data mentah itu, bapak ibu bisa minta data ke kami. 2. Bu Danik : Mungkin bisa dijelaskan dulu PK21 itu targetnya 97% data sasaran berarti ada kekurangan 3% jadi maksud saya ke depan bukan hanya menyandingkan indikatornya tetapi kita melihat datanya seperti apa. Jawaban : Pada saat itu PK21 dilaksanakan kita punya terget dari pusat. Kami dari provinsi juga melihat di websitenya teman teman di dukcapil. Pada saat itu kondisinya kita servernya dibatasi dan akhirnya ada yang belum ke data dan kita prioritaskan kepada kami terkait data pasangan usia subur seperti data di panti asuhan kami masih meninggalkan data seperti itu. Pada saat 2022 kita melaksanakan pemutakhiran sebesar 5% yang ditentukan di daerah itu cakupannya masih rendah. Kami sebenarnya menargetkan 30% (dana BKKBN yang difokuskan ke wilayah yang menjadi blok surve bps dengan tujuan supaya data itu ditarik bisa memwakili kondisi jawa tengah). Namun kami mendapatkan dana 20% dari kemenkeu sehingga lokus kami bisa dinaikkan. Dan di bulan september - oktober 2022 dilakukan pemutakhiran seperti : total jateng tidak menggunakan formulir lebih ke smartphone lalu dilakukan editing perubahan, kemudian ditahun ini kita juga punya anggaran pemutakhiran dan kita menunggu kebijakan bkkbn pusat terkait pemutakhirannya dimana. Kemudian produk kita adalah resiko stunting lalu kita pemutakhiran kepada tim TPK untuk validasi (Soft file keluarga dilakukan cetak dan di distribusikan ke kader KB). Lalu di rekap di suatu desa dengan cara melidi pakai excel. Tanggapan Bu Danik : Untuk TPK nantinya pemutakhiran seperti apa ? Jawaban : dikumpulkan di PKB kecamatan tentunya teman teman PKB sudah punya data rekapitulasinya. Tentunya harapan kami data digunakan untuk mendampingi 3. Bu Eliya - Dinsos Kami juga menganggarkan terkait data kemiskinan, apakah data yang ada di pk21 ini dilakukan pemadanan dengan data dukcapil? Apakah BKKBN ini melakukan konversi data ruta? Apabila data ini digunakan daerah bisa ditandai dipusatnya misalnya dengan DTKS dari kemensos atau sebagainya ? Jawaban : PK 21 di pusat sudah dilakukan padanan dengan kemendagri dan kita juga di feedback dengan PK 22. Tetapi memang tindak lanjut kesitu kita belum maksimal terkait pemutakhiran di bawah. Maka kita sering mengingatkan ke kader KB dan kader pendata jangan rancu dengan KK. Jadi kemungkinan di suatu bangunan itu ada berapa keluarga intinya bukan rutanya. Karena memang kita produknya seperti ini. Terkait DTKS rasa rasanya kita belum ke sosial maka dari itu cita cita saya dan teman teman jika mba eliya punya data DTKS maka kita akan coba mengolahnya. Pak Heri : Kita semua lebih konsen ke data tentunya produk produk data dari bapak/ibu yang nantinya dikumpulkan oleh TPPS Bidang Data. Kami juga memproses surat permohonan data terkait jumlah kelahiran satu tahun yang teregistrasi , jumlah baduta, jumlah balita dan jumlah rematri. Pasti disetiap data bapak ibu ada irisannya 3 Komitmen dan Tindak Lanjut Danik Aneswati - Setelah pertemuan ini kita akan kontruksi solusi yang lebih teknis. Di PK21 ini sudah memuat siapa saja data sasaran keluarga beresiko. Terkait penanggung jawab ini kita perlu menyandingkan indikator. Nanti kita bisa menyelaraskan data itu untuk intervensi pembangunan , untuk satgas bisa membantu persandingan data dan bisa dishare ke OPD terkait data serupa. Untuk data PK21 dan data EHDW nantinya bisa disandingkan. Untuk data stunting eppgbm ini kan banyak penolakan terkait data tersebut. Namun ternyata data eppgbm dan ssgi selisihnya sekitar 4% maka kita akan cari lebih lanjut terkait ini. Diskusi : 1. Dinkes : Dinkes ini ada aplikasi untuk laporan sigizi terpadu -> eppgbm. Kemudian ada aplikasi NPDN -> angka kematian ibu. Di kabupaten hingga puskesmas yang merupakan ujung tombak data masyarakat. Pelayanan gizi ada bayi, baduta , ibu hamil , menyusui dan remaja. Data ini adalah realtime by name by adress. Data ini berbeda dengan survey random sampling. Jadi sangat berbeda data hasil survey dan surveilan. Jadi aplikasi itu sudah di bleaching oleh pusat tetapi saat ini masih maintenance, untuk sasaran baru satu pintu yaitu sigiziterpadu. Karena hal hal yang berpengaruh antara lain : 1. Keterselisihan data yang tidak mencapai 6% saat itu, untuk sasaran sudah cukup namun sasaran remaja baru bergerak saat ini 2. Data ini bisa publish jika mencapai input 60% Menurut kami data kami akan saling melengkapi yang dimana aplikasi ini milik kemenkes. Di sigiziterpadu data tersebut sudah sangat sangat lengkap dan rinci sebetulnya. Bila ada yang sama dan serupa monggo bisa diskusikan bersama. Jadi data ini bisa saling dukung bukan hanya level provinsi. Untuk ujung tombak yang mengentri di bawah ini yang perlu kita dukung Jawaban : Kita pernah coba luruskan bersama sama terkait data , untuk aplikasi aplikasi pusat itu daerah tidak bisa berbuat apa apa jadi kita hanya bisa menyelaraskan saja untuk lebih disederhanakan dan digunakan bersama sama untuk analisis data dan lebih perlu untuk di luruskan bersama. 4 Clossing Statement - Iwan Dwi Antoro, S.Pd.,M.Sc Banyak hal yang sudah dibahas dan disepakati insyaAllah bermanfaat terkait keberlangsungan program kita percepatan penurunan stunting. Tentunya hal ini sangat baik sekali untuk menyatukan visi dan misi. Terkait dengan data sebenarnya maksud dan tujuan tidak lain dan tidak bukan untuk memetakan kembali terkait sasaran yang kita garap sudah benar apa belum. Jadi pertemuan ini untuk menyandingkan data dari bapak/ibu punya. Dimana PK21 ini dihimpun BKKBN dan masyarakat (kader KB). Didalam poin pembangunan keluarga itu apakah terdapat konflik. Jika memang bapak ibu ingin mempunyai data PK21 tentunya bersurat dan dengan MOU.