Anda di halaman 1dari 7

NOTULEN KEGIATAN

Tim Teknis TPPS Bidang Data dan Manajemen Pengetahuan


Ruang Vasektomi , 31 Januari 2023

Judul : Tim Teknis TPPS Bidang Data dan Manajemen Pengetahuan


Waktu : Selasa, 31 Januari 2023
Notulis : Arindita Oktavina, A.Md.Gz
Peserta : 1. 17 Tim Teknis Bidang Data
2. 5 orang Ketua Tim Pokja/ Perwakilan
3. 5 orang TPPS Bidang Data dan Manajemen Pengetahuan
4. 8 orang Satgas Provinsi
5. 5 orang Sekretariat BKKBN Provinsi Jawa Tengah

PEMBAHASAN/DISKUSI

NO URAIAN KEGIATAN PEMBAHAS


1. Sambutan dan Pembukaan Suwarno, SH.,MM
- Di dalam penurunan stunting dari hasil SSGI hanya ada penurunan
0,1 dari prosentasi 20,9% ke 20,8%. Kami di bidang data terkait
dengan tupoksi kami dalam peningkatan SDM terkait stunting kami
juga melakukan orientasi fasilitasi ilmu pengetahuan , sosialisasi dan
edukasi kepada masyarakat. Ada sekitar 27.000 tim TPK yang
tersebar di berbagai kecamatan dan kelurahan. Kami juga sering
mensosialisasikan kepada camat dan BPD terkait stunting itu apa
kepada masyarakat dalam rangka mengalokasikan melalui
musrenbang kelurahan. Kegiatan itu kami lakukan setelah ada
recofusing sehingga kegiatan ini belum maksimal.
- Sehingga nanti di akhir 2023 semoga ada dampak yang signifikan
terkait percepatan penurunan stunting. Hal ini juga di support dari
kemitraan. Di dalam koordinasi ini sangat penting dilakukan dan
disepakati untuk menyediakan data yang valid digunakan terkait
data mana yang akan kita ambil dan kita lakukan. Barangkali nanti
satgas bisa memfokuskan diri terkait data ini agar intervensi data
tidak bias dan bisa berdampak dengan baik. Presiden jokowi sudah
mencanangkan tahun 2024 turun sebesar 14%, sehingga jika nanti
ada dampak positif dan negatif nya kita terima bersama sama.
2. Rapat Tim Teknis TPPS Bidang Data dan Manajemen Pengetahuan Heri Kusyanto
- Materi kali ini kita akan bedah data PK21 karena data PK21 ini
bersumber kepada data pendataan keluarga.
- Latar belakang rapat ini kita tergabung dalam TPPS Provinsi dimana
data ini gabung dalam TPPS ini. Tentunya terkait hasil rakornas
BKKBN dalam PPS baik dari bappenas, kemendagri dll semuanya
mengupas pada baseline dan bagaimana data ini diperoleh. Di
BKKBN pada tahun 2021 kita mengadakan pendataan keluarga.
Walaupun pada saat itu covid lagi melonjak tingg, namun kader
tetap melakukan pendampingan keluarga melalui collecting. Di jawa
tengah pada waktu itu punya target mencapai sekitar 97% dari target
keluarga keluarga yang ada di dispermades. Pada waktu itu ada
yang menggunakan formulir dengan desain dari BPS dan register
Pada saat itu urgensi penyediaan data, BKKBN harus mengukur
untuk mewujudkan cita cita nasional mewujudkan satu data.
Tentunya kebijakan di BKKBN sendiri harus menentukan
kontrasepsi.
Di data lembar ke dua jika kader KB yang mendata lebih kepada
pengamatan artinya terkait pengamatan pasti ada bias. Indikator ini
ada kependudukan, jenis kelamin dan status perkawinan, informasi
kontrasepsi yang dimana merupakan indikator dari kependudukan.
Ada kategori khusus dimana ada keluarga yang tanpa orang tua
atau nenek yang tinggal seorang diri
Kita punya PKB dimana PKB adalah manager data di lapangan.
Pada pendataan, kader KB mendapatkan honor 4000 rupiah per KK.
Lalu ada PPKBD yang mengkoordinir data di desa dan kelurahan.
Terkait sumber air baku jika di keluarga itu punya jamban tetapi
tanpa sapiteng itu juga perlu dipertimbangkan. Ditemukan bahwa
data PK 21 dan data DTKS di kemensos ada kemiripan data,
kemudian dari kemenko PMK, setwapres melakukan verifikasi di
beberapa kabupaten. Ternyata PK21 bisa digunakan sebagai data
rujukan seperti data resiko stunting (4T, sumber air minum dan
kondisi jamban)
Kita juga turun langsung cek apakah data PK21 sesuai dengan apa
yang diberikan oleh kader apa tidak dan ternyata data tersebut
sangat sangat mendekati kenyataan. Pada saat ini kemenko PMK
sedang menyediakan website terkait data dan salah satu datanya
dari PK21. Di BKKBN juga ada data kampung KB berkualitas yang
menyediakan profil setiap desa dan ada dashboard terkait hasil
PK21.
- Harapannya nanti jika ada satu data yang menjadi acuan dari
berbagai dinas terkait di provinsi jawa tengah dan ternyata acuan
yang sama yaitu kondisi 4T. Untuk Dinas PU nanti terkait airminum
dan jambannya. Untuk hari ini mari kita diskusi bareng
Diskusi :
1. Ardie – Dinas PU
Kebetulan di PK21 sudah mengakomordir airminum dan air
bersih. Berkaitan dengan sensus penduduk mungkin ada
personil BPS yang hadir , terkait kasus kedua data ini seperti
apa? Apakah ada sinkronisasi terkait data ini?. Nah apakah di
PK21 akan ada output sama seperti itu atau apakah ada sebuah
website atau bagaimana ?
Jawaban Pak Heri : Sensus penduduk di tahun kemarin setahu
saya ada form registrasi mandiri , untuk form lanjutan sudah atau
belum kami belum paham. Saat tahun lalu saya duduk sebagai
TPPS Provinsi bidang data dimana kami program kerjanya
mencari seluruh sumber data yang ada. Kita yang diperlukan
adalah data yang riil baik PKB, TPPS Kabupaten serta TPK
sehingga minimal teman teman di kabupaten mempunyai bekal
beberapa data yang kita sajikan. Nanti kita akan berembuk siapa
punya data collecting apa seperti layering. Kita punya cita cita di
TPPS Provinsi untuk lebih operasional dalam angka. Kadang
BPS ini tidak punya data. Untuk data ibu hamil , baduta dan
balita dari dinkes, data remaja bisa dari BKKBN , dukcapil dan
diknas. Maka dari itu pentingnya kita kumpul disini adalah seperti
itu. Maka bapak ibu bisa menyampaikan bahwa punya data apa.
Kemudian untuk publikasi pk21 semuanya bisa melihat dan
bentuknya adalah tabulasi tetapi tingkatannya tidak bisa melihat
sampai level desa. Jika memerlukan data mentah itu, bapak ibu
bisa minta data ke kami.
2. Bu Danik : Mungkin bisa dijelaskan dulu PK21 itu targetnya 97%
data sasaran berarti ada kekurangan 3% jadi maksud saya ke
depan bukan hanya menyandingkan indikatornya tetapi kita
melihat datanya seperti apa.
Jawaban : Pada saat itu PK21 dilaksanakan kita punya terget
dari pusat. Kami dari provinsi juga melihat di websitenya teman
teman di dukcapil. Pada saat itu kondisinya kita servernya
dibatasi dan akhirnya ada yang belum ke data dan kita
prioritaskan kepada kami terkait data pasangan usia subur
seperti data di panti asuhan kami masih meninggalkan data
seperti itu. Pada saat 2022 kita melaksanakan pemutakhiran
sebesar 5% yang ditentukan di daerah itu cakupannya masih
rendah. Kami sebenarnya menargetkan 30% (dana BKKBN yang
difokuskan ke wilayah yang menjadi blok surve bps dengan
tujuan supaya data itu ditarik bisa memwakili kondisi jawa
tengah). Namun kami mendapatkan dana 20% dari kemenkeu
sehingga lokus kami bisa dinaikkan. Dan di bulan september -
oktober 2022 dilakukan pemutakhiran seperti : total jateng tidak
menggunakan formulir lebih ke smartphone lalu dilakukan editing
perubahan, kemudian ditahun ini kita juga punya anggaran
pemutakhiran dan kita menunggu kebijakan bkkbn pusat terkait
pemutakhirannya dimana. Kemudian produk kita adalah resiko
stunting lalu kita pemutakhiran kepada tim TPK untuk validasi
(Soft file keluarga dilakukan cetak dan di distribusikan ke kader
KB). Lalu di rekap di suatu desa dengan cara melidi pakai excel.
Tanggapan Bu Danik : Untuk TPK nantinya pemutakhiran seperti
apa ?
Jawaban : dikumpulkan di PKB kecamatan tentunya teman
teman PKB sudah punya data rekapitulasinya. Tentunya
harapan kami data digunakan untuk mendampingi
3. Bu Eliya - Dinsos
Kami juga menganggarkan terkait data kemiskinan, apakah data
yang ada di pk21 ini dilakukan pemadanan dengan data
dukcapil? Apakah BKKBN ini melakukan konversi data ruta?
Apabila data ini digunakan daerah bisa ditandai dipusatnya
misalnya dengan DTKS dari kemensos atau sebagainya ?
Jawaban : PK 21 di pusat sudah dilakukan padanan dengan
kemendagri dan kita juga di feedback dengan PK 22. Tetapi
memang tindak lanjut kesitu kita belum maksimal terkait
pemutakhiran di bawah. Maka kita sering mengingatkan ke kader
KB dan kader pendata jangan rancu dengan KK. Jadi
kemungkinan di suatu bangunan itu ada berapa keluarga intinya
bukan rutanya. Karena memang kita produknya seperti ini.
Terkait DTKS rasa rasanya kita belum ke sosial maka dari itu cita
cita saya dan teman teman jika mba eliya punya data DTKS
maka kita akan coba mengolahnya.
Pak Heri : Kita semua lebih konsen ke data tentunya produk
produk data dari bapak/ibu yang nantinya dikumpulkan oleh
TPPS Bidang Data. Kami juga memproses surat permohonan
data terkait jumlah kelahiran satu tahun yang teregistrasi , jumlah
baduta, jumlah balita dan jumlah rematri. Pasti disetiap data
bapak ibu ada irisannya
3 Komitmen dan Tindak Lanjut Danik Aneswati
- Setelah pertemuan ini kita akan kontruksi solusi yang lebih teknis. Di
PK21 ini sudah memuat siapa saja data sasaran keluarga beresiko.
Terkait penanggung jawab ini kita perlu menyandingkan indikator.
Nanti kita bisa menyelaraskan data itu untuk intervensi
pembangunan , untuk satgas bisa membantu persandingan data dan
bisa dishare ke OPD terkait data serupa. Untuk data PK21 dan data
EHDW nantinya bisa disandingkan. Untuk data stunting eppgbm ini
kan banyak penolakan terkait data tersebut. Namun ternyata data
eppgbm dan ssgi selisihnya sekitar 4% maka kita akan cari lebih
lanjut terkait ini.
Diskusi :
1. Dinkes :
Dinkes ini ada aplikasi untuk laporan sigizi terpadu -> eppgbm.
Kemudian ada aplikasi NPDN -> angka kematian ibu. Di kabupaten
hingga puskesmas yang merupakan ujung tombak data masyarakat.
Pelayanan gizi ada bayi, baduta , ibu hamil , menyusui dan remaja.
Data ini adalah realtime by name by adress. Data ini berbeda
dengan survey random sampling. Jadi sangat berbeda data hasil
survey dan surveilan. Jadi aplikasi itu sudah di bleaching oleh pusat
tetapi saat ini masih maintenance, untuk sasaran baru satu pintu
yaitu sigiziterpadu. Karena hal hal yang berpengaruh antara lain :
1. Keterselisihan data yang tidak mencapai 6% saat itu, untuk
sasaran sudah cukup namun sasaran remaja baru bergerak saat
ini
2. Data ini bisa publish jika mencapai input 60%
Menurut kami data kami akan saling melengkapi yang dimana
aplikasi ini milik kemenkes. Di sigiziterpadu data tersebut sudah
sangat sangat lengkap dan rinci sebetulnya. Bila ada yang sama dan
serupa monggo bisa diskusikan bersama. Jadi data ini bisa saling
dukung bukan hanya level provinsi. Untuk ujung tombak yang
mengentri di bawah ini yang perlu kita dukung
Jawaban : Kita pernah coba luruskan bersama sama terkait data ,
untuk aplikasi aplikasi pusat itu daerah tidak bisa berbuat apa apa
jadi
kita hanya bisa menyelaraskan saja untuk lebih disederhanakan dan
digunakan bersama sama untuk analisis data dan lebih perlu untuk
di luruskan bersama.
4 Clossing Statement
- Iwan Dwi Antoro, S.Pd.,M.Sc
Banyak hal yang sudah dibahas dan disepakati insyaAllah bermanfaat terkait
keberlangsungan program kita percepatan penurunan stunting. Tentunya hal ini sangat
baik sekali untuk menyatukan visi dan misi. Terkait dengan data sebenarnya maksud dan
tujuan tidak lain dan tidak bukan untuk memetakan kembali terkait sasaran yang kita
garap sudah benar apa belum. Jadi pertemuan ini untuk menyandingkan data dari
bapak/ibu punya. Dimana PK21 ini dihimpun BKKBN dan masyarakat (kader KB).
Didalam poin pembangunan keluarga itu apakah terdapat konflik. Jika memang bapak
ibu ingin mempunyai data PK21 tentunya bersurat dan dengan MOU.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai