Anda di halaman 1dari 102

Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

01
Hartono Laras
Sekretaris Jenderal Kemensos RI
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya buku
Reformasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dapat diselesaikan. Buku ini menyajikan
gambaran pengelolaan DTKS yang dimulai dari sejarah data terpadu, pengelolaan data,
pengembangan kebijakan dan regulasi, pengembangan sistem, hingga pemanfaatannya
untuk berbagai program penanganan fakir miskin dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Buku ini menjelaskan reformasi pengelolaan DTKS secara lengkap, jelas, dan komprehensif,
disertai ilustrasi, gambar, infografik, dan penjelasan narasi yang sederhana namun
komunikatif sehingga mudah dipahami.

Melalui buku ini diharapkan masyarakat luas menjadi tahu perjalanan DTKS yang begitu
panjang dan masih terus berproses dimulai dari menyatukan data yang semula tersebar
menjadi terintegrasi, harmonisasi berbagai peraturan yang ada, dan penyempurnaan sistem
yang dilakukan terus menerus.

Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua dalam memahami DTKS, pengelolaannya, dan
pemanfaatannya untuk berbagai program kesejahteraan sosial.

Terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam penyusunan buku ini
baik pikiran, tenaga, penyediaan materi, maupun koreksinya sehingga buku ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Said Mirza Pahlevi
Kepala Pusdatin Kesos

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin mengamanatkan


bahwa pemberian bantuan dan/atau pemberdayaan oleh Pemerintah dan Pemerintah
Daerah harus berdasarkan pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Oleh karena itu,
diperlukan DTKS yang valid dan up to date agar bantuan dan/atau pemberdayaan yang
diberikan dapat tepat sasaran.

Saat ini DTKS dikelola oleh Kementerian Sosial RI melalui Pusat Data dan Informasi
Kesejahteraan Sosial (Pusdatin Kesos). Pengelolaan DTKS oleh Kementerian Sosial RI dilakukan
melalui beberapa tahapan, yaitu pendataan, verifikasi dan validasi, penetapan, dan
penggunaan. Sejak DTKS dikelola oleh Kementerian Sosial RI, penetapan DTKS sudah
dilakukan sebanyak delapan kali, yaitu pada tanggal 1 April 2016, 30 Mei 2017, 12 Desember 2017,
31 Mei 2018, 30 Januari 2019, 26 Juli 2019, 31 Oktober 2019, 29 Januari 2020 dan 26 Oktober 2020.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperbaiki kualitas DTKS diantaranya dengan
melakukan cleansing data, pemadanan data, penerapan aturan validasi pada aplikasi
verifikasi dan validasi DTKS, pencegahan moral hazard di lapangan, analisis kualitas data, dan
pemanfaatan statistical learning dan machine learning.

Buku Reformasi Pengelolaan DTKS memberikan gambaran komprehensif pengelolaan DTKS


dimulai dari konsep dan definisi yang berkaitan dengan DTKS, reformasi/strategi pengelolaan
data, kelembagaan dan arsitektur sistem. Harapan kami, buku ini bermanfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan dan dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai DTKS.
Kami ucapkan terima kasih kepada tim penyusun dan semua pihak yang memberikan
kontribusi dalam penyusunan buku ini. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan
untuk perbaikan buku di masa yang akan datang.
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

04
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

05
DAFTAR ISI HAL

I. PENDAHULUAN 7

II. REFORMASI DAN STRATEGI PENGELOLAAN DATA 13


A. KEBIJAKAN PENGELOLAAN DATA 13
B. MEKANISME PENGELOLAAN DAN PEMUTAKHIRAN DATA 14
C. PENINGKATAN KUALITAS DATA 32
D. METODE PENINGKATAN KUALITAS DATA 42
E. BIMBINGAN TEKNIS SIKS-NG UNTUK PENGUATAN
SDM PELAKSANA 45
F. MEKANISME DISEMINASI DAN PENGGUNAAN DATA 47

III. KELEMBAGAAN 58

IV. DESAIN BESAR DTKS DAN ARSITEKTUR SISTEM 65

ANNEX 87
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

06
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

07
I. I.PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Pembangunan satu basis data terpadu kesejahteraan sosial untuk penetapan sasaran
Pembangunan satu basis data terpadu kesejahteraan sosial untuk penetapan sasaran
program perlindungan sosial dan penanganan kemiskinan di Indonesia diawali dengan
program perlindungan sosial dan penanganan kemiskinan di Indonesia diawali dengan
kegiatan Pendataan Sosial Ekonomi atau PSE pada tahun 2005. Kegiatan ini
kegiatan Pendataan Sosial Ekonomi atau PSE pada tahun 2005. Kegiatan ini
dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan merupakan sensus kemiskinan
dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan merupakan sensus kemiskinan
pertama di Indonesia. Data Terpadu hasil PSE ini digunakan untuk menentukan target
pertama di Indonesia. Data Terpadu hasil PSE ini digunakan untuk menentukan target
Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Program Keluarga Harapan (PKH). PKH yang
Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Program Keluarga Harapan (PKH). PKH yang
menyasar Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dilaksanakan mulai tahun 2007. Pilot
menyasar Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dilaksanakan mulai tahun 2007. Pilot
project dilaksanakan di 7 Provinsi dengan 500.000 RTSM. Selanjutnya setiap tiga
project dilaksanakan di 7 Provinsi dengan 500.000 RTSM. Selanjutnya setiap tiga
tahun data tersebut diperbaharui dan disebut sebagai Pendataan Program
tahun data tersebut diperbaharui dan disebut sebagai Pendataan Program
Perlindungan Sosial (PPLS).
Perlindungan Sosial (PPLS).
Penggunaan istilah PPLS berlaku sejak 2008 hingga 2011, selanjutnya tahun 2015
Penggunaan istilah PPLS berlaku sejak 2008 hingga 2011, selanjutnya tahun 2015
berubah nama menjadi Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT). Pendataan yang
berubah nama menjadi Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT). Pendataan yang
dilakukan melalui PSE 2005 dan PPLS 2008 hanya mencakup Rumah Tangga Sangat
dilakukan melalui PSE 2005 dan PPLS 2008 hanya mencakup Rumah Tangga Sangat
Miskin (RTSM), Rumah Tangga Miskin (RTM) dan Rumah Tangga Hampir Miskin
Miskin (RTSM), Rumah Tangga Miskin (RTM) dan Rumah Tangga Hampir Miskin
(RTHM), sedangkan untuk tahun 2011 pendataannya meluas dan mencakup data
(RTHM), sedangkan untuk tahun 2011 pendataannya meluas dan mencakup data
rumah tangga yang lebih sejahtera. Data yang dikumpulkan dalam PPLS 2011 adalah
rumah tangga yang lebih sejahtera. Data yang dikumpulkan dalam PPLS 2011 adalah
data 40 persen rumah tangga menengah ke bawah, yang mengandung informasi
data 40 persen rumah tangga menengah ke bawah, yang mengandung informasi
lengkap nama dan alamat Rumah Tangga Sasaran (RTS). Data yang terkumpul
lengkap nama dan alamat Rumah Tangga Sasaran (RTS). Data yang terkumpul
kemudian diperingkat dengan menggunakan metode Proxy Means Test (PMT)1 oleh
kemudian diperingkat dengan menggunakan metode Proxy Means Test (PMT)1 oleh
BPS dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Pada PPLS
BPS dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Pada PPLS
2011 ada penambahan jumlah rumah tangga yang menjadi target pemutakhiran data
2011 ada penambahan jumlah rumah tangga yang menjadi target pemutakhiran data
karena daftar awal (prelist) PPLS 2011 memanfaatkan data hasil Sensus Penduduk
karena daftar awal (prelist) PPLS 2011 memanfaatkan data hasil Sensus Penduduk
2010 sedangkan PPLS 2008 daftar awalnya berasal dari PSE 2005.
2010 sedangkan PPLS 2008 daftar awalnya berasal dari PSE 2005.
Selanjutnya BPS menyerahkan hasil PPLS tahun 2011 ke TNP2K untuk dijadikan Basis
Selanjutnya BPS menyerahkan hasil PPLS tahun 2011 ke TNP2K untuk dijadikan Basis
Data Terpadu. Basis Data ini digunakan untuk menentukan target berbagai program
Data Terpadu. Basis Data ini digunakan untuk menentukan target berbagai program
bantuan dan perlindungan sosial tahun 2012-2014. Dalam menentukan kategori Basis
bantuan dan perlindungan sosial tahun 2012-2014. Dalam menentukan kategori Basis
Data Terpadu, TNP2K menggunakan pendekatan relatif, yaitu dengan menggunakan
Data Terpadu, TNP2K menggunakan pendekatan relatif, yaitu dengan menggunakan

1
Proxy Mean Test adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi dimana informasi karakter
rumah
1 tangga
Proxy Meanatau individual
Test adalah berhubungan
istilah dengan
yang digunakan untuktingkat kesejahteraan
menggambarkan yang
situasi digunakan
dimana dalam
informasi karakter
algoritma
rumahformal untuk
tangga ataumewakili pendapatan,
individual kesejahteraan
berhubungan dengan atau kebutuhan
tingkat rumah tangga.
kesejahteraan yang digunakan dalam
algoritma formal untuk mewakili pendapatan, kesejahteraan atau kebutuhan rumah tangga.
1
1
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

08
kelompok desil (desil 1-4) sehingga bisa menentukan tingkat kemiskinan penduduk.
Pengelompokan data ini membantu dalam menentukan segmen populasi terbawah
yang layak mendapat bantuan.

Pada tahun 2015, basis data terpadu hasil pendataan PPLS 2011 diperbarui oleh BPS
melalui kegiatan Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT). Salah satu mekanisme
PBDT 2015 ini adalah Forum Konsultasi Publik (FKP) yang merupakan penajaman
PPLS 2011 untuk menghasilkan data yang lebih akurat. Data Terpadu hasil PBDT 2015
kemudian diolah oleh Tim Kelompok Kerja (Pokja) Data2 hingga mencapai 92.994.742
jiwa. Hasil pengolahan data ini diserahkan ke Kementerian Sosial (Kemensos) R.I
melalui Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial (Pusdatin Kesos) sesuai
amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011.

Mulai tahun 2016 pengelolaan Data Terpadu berada di bawah Kemensos melalui
Pusdatin Kesos. Tanggung jawab pemutakhiran Data Terpadu diserahkan kepada
Pemerintah Daerah sesuai dengan Undang-Undang No 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah.

Untuk menunjang integrasi dan pengelolaan data kemiskinan yang handal, maka pada
tahun 2017 dibangunlah suatu sistem Informasi terpadu yang diberi nama Sistem
Informasi Kesejahteraan Sosial - Next Generation (SIKS-NG). Kemudian Data Terpadu
ini diberi nama Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin dan Orang Tidak
Mampu (DT-PPFM dan OTM) sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Nomor 28
Tahun 2017 tentang Pedoman Umum Verifikasi dan Validasi Data Terpadu
Penanganan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu. Selain mengelola data rumah
tangga miskin dan tidak mampu, SIKS-NG juga mengelola data Program Perlindungan
Sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Program Sembako (Program Beras
Sejahtera/Rastra dan Bantuan Pangan Non Tunai/BPNT), Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan (PBI JK), serta data Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial
(PPKS)3. SIKS-NG terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan

2
Tim Kelompok Kerja Data terdiri dari berbagai Kementerian/Lembaga berdasarkan Kepmensos
32/HUK/2016 tentang Penetapan Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin.
3
Istilah PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) adalah pengganti dari PMKS (Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial) berdasar Permensos 5/2019.

2
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

09
teknologi informasi dengan target semua data kemiskinan nasional dan daerah
dapat terintegrasi secara sistematis dan diperbaharui secara dinamis.

Salah satu fase keberhasilan program tergantung pada


Salah satu fase keberhasilan program tergantung
data yang akurat dan mudah diakses. Data itu hanya bisa
pada data yang akurat dan mudah diakses. Data
itu hanya
diolah bisa
di sistem diolah
yang di sistem
terintegrasi dan yang terintegrasi
mampu mengikuti
dan mampu mengikuti dinamika dalam penentuan
dinamika
sasaran.dalam penentuan sasaran

Aplikasi SIKS-NG merupakan sistem pengelolaan data yang dikembangkan oleh


Pusdatin Kesos Kemensos. Dibangun mulai pertengahan tahun 2017, SIKS-NG mulai
diperkenalkan kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas Sosial melalui bimbingan
teknis (bimtek) secara nasional di Jakarta pada bulan Oktober 2017. Aplikasi ini dirilis
dalam 2 platform berbeda yaitu SIKS-NG Offline versi. 1.0 (berbasis desktop) dan
SIKS-NG Online (berbasis Web) beserta dengan logonya.

SIKS-NG Offline merupakan aplikasi pemutakhiran data yang tidak memerlukan


koneksi Internet secara terus-menerus. Aplikasi ini dapat digunakan dan
didistribusikan dari level kabupaten sampai ke level desa (yang telah ditetapkan oleh
Pemda Kabupaten/Kota) lengkap dengan data rumah tangga pada level wilayah yang
telah ditetapkan tersebut. SIKS-NG Offline merupakan aplikasi pengelolaan data
yang memudahkan petugas lapangan mengirimkan data hasil kunjungan lapangan ke
Pemda Kabupaten/Kota melalui SIKS-NG Online.

SIKS-NG Online adalah aplikasi berbasis Web yang hanya bisa diakses oleh petugas
Dinas Sosial Kabupaten/Kota (Supervisor dan Operator SIKS-NG) yang sudah
ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Sosial Kabupaten/Kota. Fungsi
aplikasi SIKS-NG Online adalah memudahkan pemerintah Kabupaten/Kota dalam
pemeriksaan hasil pemutakhiran data petugas lapangan dan mengesahkan usulan
pemutakhiran data tersebut untuk dikirimkan ke Kementerian Sosial R.I.

Tahun 2019 terjadi perubahan kebijakan nomenklatur data terpadu menjadi Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dituangkan melalui Peraturan Menteri
Sosial nomor 5 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial.
Melalui peraturan ini pengelolaan data terpadu diperluas bukan hanya mencakup data

3
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

10
fakir miskin dan orang tidak mampu yang tinggal di rumah tangga saja tetapi juga
meliputi data kesejahteraan sosial lainnya seperti data penerima bantuan sosial, data
Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) baik yang tinggal di rumah tangga
maupun di luar rumah tangga seperti Lembaga kesejahteraan Sosial, dan data Potensi
dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Selanjutnya peran pemutakhiran atau
pelaksanaa verifikasi dan validasi DTKS merupakan tanggung jawab Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan SIKS-NG.4

Saat ini, penetapan DTKS oleh Menteri Sosial dilakukan setiap 2 kali dalam satu tahun.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan, Menteri Sosial, dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 360.1/KMK.07/2020, Nomor 1 Tahun 2020, Nomor
460-1750 Tahun 2020 tentang Dukungan Percepatan Pemutakhiran Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial Oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang ditetapkan pada
tanggal 28 Juli 2020, mulai bulan Agustus 2020 waktu penetapan data terpadu
mengalami perubahan yaitu 2 kali dalam setahun pada bulan April dan Oktober.5

SIKS-NG telah mengalami beberapa kali penyempurnaan fungsi dan fitur maupun
perbaikan kekurangan atau bugs berdasar masukan para pengguna.6 Lebih lanjut,
tahun 2019 mulai diperkenalkan SIKS-NG dengan platform Android atau SIKS-Droid.
Sistem ini memudahkan petugas pendata dalam melakukan verifikasi dan validasi data
saat melakukan kunjungan rumah tangga dengan menggunakan ponsel pintar
(smartphone) atau tablet tanpa harus mencetak di kertas daftar awal rumah tangga
yang akan dikunjungi (prelist).

Pada SIKS-Droid terdapat fitur-fitur penting yaitu fitur pengambilan foto kondisi rumah
seperti atap, lantai, dinding, identitas keluarga/rumah tangga serta fitur untuk merekam
koordinat lokasi bumi (geographical coordinates) rumah tangga dan lama waktu

4 Sesuai amanat UU Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin, UU nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah, dan Peraturan Menteri Sosial Nomor 28 Tahun 2017 tentang Pedoman Umum Verifikasi dan
Validasi DT-PFM dan OTM.
5 Berikut adalah rincian SK Menteri Sosial terkait penetapan Data DT-PFM dan OTM).
a. Tahun 2017 Kementerian Sosial telah menetapkan data terpadu sebanyak 2 kali melalui SK Menteri Sosial Nomor
57/HUK/2017 sebanyak 96.705.167 jiwa dan SK Menteri Sosial Nomor 163/HUK/2017 sebanyak 96.829.022
jiwa berbasis rumah tangga dan sebanyak 427.222 jiwa berbasis bukan rumah tangga.
b. Tahun 2018 satu kali penetapan melalui SK Menteri Sosial Nomor 71/HUK/2018 ditetapkan DT-PPFM dan OTM
sebanyak 98.195.551 jiwa berbasis rumah tangga dan sebanyak 422.631 jiwa berbasis bukan rumah tangga.
c. Tahun 2019 dilakukan 3 kali penetapan melalui SK Menteri Sosial nomor 8/HUK/2019 sebanyak 99.359.312jiwa
berbasis rumah tangga dan 509.041 jiwa berbasis bukan rumah tangga.SK Menteri Sosial nomor 84/HUK/2019
sebanyak 98.111.085 jiwa berbasis rumah tangga dan 582.931 jiwa berbasis bukan rumah tangga, dan SK
Menteri Sosial nomor 133/HUK/2019 sebanyak 98.608.619 jiwa berbasis rumah tangga dan 615.646 jiwa
berbasis bukan rumah tangga.
6 Ketika tulisan ini dibuat, versi SIKS-NG offline yang digunakan adalah versi 2.5.0

4
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

11
wawancara (menit) secara otomatis. Fitur-fitur tambahan ini dapat membantu
penjaminan kualitas data yang dikumpulkan oleh petugas di lapangan. Misalnya,
petugas pemeriksa data (pengawas dan koordinator kecamatan) dapat memastikan
NIK dan nama yang dientri oleh petugas di lapangan sama dengan yang tertera pada
foto KTP atau kartu keluarga. Petugas lapangan "dipaksa" harus berkunjung langsung
ke rumah tangga sasaran karena mereka harus mengambil foto dan koordinat lokasi
bumi rumah tangga yang dikunjungi; hal ini dapat mencegah moral hazard petugas
pendata yang melakukan pengisian data tanpa mengunjungi rumah tangga sasaran.
Lebih jauh saat petugas berkunjung ke rumah tangga mereka harus melakukan
wawancara sesuai prosedur yang telah ditetapkan karena lama waktu wawancara
dicatat oleh sistem secara otomatis7.

Kesuksesan pengembangan sistem SIKS-NG dalam usaha pengentasan kemiskinan


akhirnya memperoleh apresiasi nasional lewat penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan
Publik yang diterima Kementerian Sosial dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Birokrasi. Di tahun yang sama, SIKS-NG mendapatkan sertifikat ISO
27001:20138 untuk kategori manajemen keamanan informasi.

7
Jika lama waktu wawancara jauh lebih panjang atau jauh lebih pendek dibandingkan dengan
waktu wawancara petugas lapangan lain di satu desa/kelurahan yang sama, maka petugas
tersebut dapat diperiksa.
8
ISO 27001:2013 adalah standar internasional yang diakui secara global untuk mengelola
risiko terhadap keamanan informasi. Standar ini mengadopsi pendekatan proses untuk
menetapkan, menerapkan, operasi, pemantauan, pengkajian, memelihara, dan meningkatkan
keamanan informasi di Pusdatin Kesos Kementerian Sosial. Dengan menerapkan standar ISO
27001:2013, organisasi atau perusahaan dapat melindungi dan memelihara kerahasiaan,
integritas dan ketersediaan informasi dan untuk mengelola serta mengendalikan risiko
keamanan informasi pada organisasi atau perusahaan

5
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

12

Gambar 1.1 Sejarah DTKS


Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

13
II. II.
REFORMASI
II. REFORMASI
REFORMASI
DAN STRATEGI
DAN
DANSTRATEGI
STRATEGI
PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
DATADATA
DATA
A. KEBIJAKAN
A. KEBIJAKAN
A.
PENGELOLAAN
KEBIJAKAN
PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
DATA DATADATA
Berdasarkan
Berdasarkan
episode
Berdasarkan
pengelolaan
episode
episode
pengelolaan
data
pengelolaan
kesejahteraan
data data
kesejahteraan
sosial
kesejahteraan
dan sosial
kemiskinan
sosial
dan kemiskinan
dan
yangkemiskinan
yang yang
telah dijabarkan
telah telah
di
dijabarkan
Bab
dijabarkan
I, Indonesia
di Bab
di I,Bab
mulai
Indonesia
I, Indonesia
menata
mulai
program
mulai
menata
menata
kemiskinan
program
program
kemiskinan
berdasarkan
kemiskinan
berdasarkan
berdasarkan
data pada tahun
data pada
data
2005.
pada
tahun
Pada
tahun
2005.
saat2005.
yang
Padasama
Pada
saat yang
saat
dikenalkan
yang
samasama
dikenalkan
program
dikenalkan
jaminan
program
program
sosial
jaminan
dan
jaminan
sosialsosial
dan dan
bantuan sosial
bantuan
yang
bantuan
sosial
menargetkan
sosial
yang yang
menargetkan
keluarga
menargetkan
paling
keluarga
miskin
keluarga
paling
(bantuan
paling
miskinmiskin
langsung
(bantuan
(bantuan
tunai
langsung
dan
langsung
tunai tunai
dan dan
bantuan bersyarat)
bantuan
bantuan
sebagai
bersyarat)
bersyarat)
upaya
sebagai
pengentasan
sebagai
upayaupaya
pengentasan
kemiskinan
pengentasan
kemiskinan
melalui
kemiskinan
perubahan
melalui
melalui
perubahan
pola perubahan
pola pola
pikir dengan
pikirmemberi
pikir
dengandengan
akses
memberi
memberi
pendidikan,
aksesakses
pendidikan,
kesehatan,
pendidikan,
kesehatan,
dankesehatan,
selanjutnya
dan dan
selanjutnya
kegiatan
selanjutnya
kegiatan
kegiatan
ekonomi. ekonomi.
ekonomi.

Langkah besar
Langkah
ini
Langkah
dalam
besarbesar
prosesnya
ini dalam
ini dalam
prosesnya
kemudian
prosesnya
melahirkan
kemudian
kemudian
melahirkan
beberapa
melahirkan
peraturan
beberapa
beberapa
dan
peraturan
peraturan
dan dan
perubahan perubahan
peraturan
perubahan
untuk
peraturan
peraturan
memandu
untukuntuk
kegiatan
memandu
memandu
pengelolaan
kegiatan
kegiatan
pengelolaan
data,
pengelolaan
baik itu
data,
meliputi
data,
baik baik
itu meliputi
itu meliputi
siapa yang siapa
melaksanakan
siapa
yang yang
melaksanakan
program
melaksanakan
kesejahteraan
program
program
kesejahteraan
sosial,
kesejahteraan
target
sosial,
penerima
sosial,
targetjaminan
target
penerima
penerima
danjaminan
jaminan
dan dan
bantuan sosial,
bantuanbantuan
fokus
sosial,
pelaksanaan
sosial,
fokusfokus
pelaksanaan
pengentasan
pelaksanaan
pengentasan
kemiskinan
pengentasan
kemiskinan
serta
kemiskinan
upaya-upaya
sertaserta
upaya-upaya
upaya-upaya
pelaksanaan
pelaksanaan
melalui
pelaksanaan
pendekatan
melalui
melalui
pendekatan
wilayah . Langkah
pendekatan
9
wilayahini. Langkah
wilayah
9
dianggap
9
. Langkah
inipenting
dianggap
ini dianggap
sebagai
penting
penting
pilar
sebagai
sebagai
pilar pilar
perubahan perubahan
program
perubahan
pengentasan
program
program
pengentasan
kemiskinan
pengentasan
kemiskinan
yangkemiskinan
berbasis
yangfakta
yang
berbasis
yang
berbasis
dikumpulkan
faktafakta
yang yang
dikumpulkan
dikumpulkan
di DTKS, terarah
di DTKS,
didan
DTKS,
terarah
berkesinambungan
terarah
dan berkesinambungan
dan berkesinambungan
dengan mempertimbangkan
dengan
dengan
mempertimbangkan
mempertimbangkan
kearifan lokal
kearifan
kearifan
lokal lokal
dan keadilan
danberbasis
keadilan
dan keadilan
wilayah.
berbasis
berbasis
Pada
wilayah.
perkembangan
wilayah.
PadaPada
perkembangan
terakhir,
perkembangan
keluarlah
terakhir,
terakhir,
Peraturan
keluarlah
keluarlah
Peraturan
Peraturan
Presiden nomor
Presiden
39
Presiden
Tahun
nomornomor
2019
39 Tahun
tentang
39 Tahun
2019
Satu
2019
tentang
Data
tentang
Indonesia
Satu Satu
Data(SDI),
Data
Indonesia
Indonesia
yang (SDI),
pada(SDI),
intinya
yang yang
padapada
intinya
intinya
mendorongmendorong
semua
mendorong
kebijakan
semuasemua
diambil
kebijakan
kebijakan
berdasarkan
diambil
diambil
berdasarkan
data.
berdasarkan
Aturandata.
ini menjadi
data.
AturanAturan
acuan
ini menjadi
inibagi
menjadi
acuanacuan
bagi bagi
pelaksanaan
pelaksanaan
danpelaksanaan
pedoman
danpenyelenggaraan
pedoman
dan pedoman
penyelenggaraan
penyelenggaraan
tata kelola data,
tata kelola
ketersediaan
tata kelola
data, data,
ketersediaan
dataketersediaan
yang data yang
data yang
akurat, mutakhir,
akurat,
akurat,
terpadu,
mutakhir,
mutakhir,
dapat
terpadu,
terpadu,
dipertanggungjawabkan,
dapatdapat
dipertanggungjawabkan,
dipertanggungjawabkan,
mudah diakses
mudah
mudah
dan
diakses
diakses
dan dan
dibagipakaikan
dibagipakaikan
antar
dibagipakaikan
instansi
antar
baik
antar
instansi
di instansi
instansi
baikpusat
di
baik
instansi
di
maupun
instansi
pusat
daerah.
pusat
maupun
maupun
Sebagai
daerah.
daerah.
dampak
Sebagai
Sebagai
dampak
dampak
dari kondisidari
ini, kondisi
diharapkan
dari kondisi
ini, diharapkan
mampu
ini, diharapkan
mendorong
mampu
mampu
mendorong
keterbukaan
mendorong
keterbukaan
danketerbukaan
transparansi
dan transparansi
dan
data,
transparansi
data, data,
serta mendukung
sertaserta
mendukung
sistem
mendukung
statistik
sistem
nasional.
sistem
statistik
statistik
nasional.
nasional.

9
Rangkaian peraturan
9
Rangkaian
9
Rangkaian
iniperaturan
bisa dilihat
peraturan
inidibisa
lembaran
inidilihat
bisa dilihat
annex-
di lembaran
diDaftar
lembaran
annex-
Peraturan
annex-
Daftar
terkait
Daftar
Peraturan
Data
Peraturan
Terpadu.
terkaitterkait
Data Terpadu.
Data Terpadu.

7 7 7
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

14
Satu Data Indonesia adalah upaya Pemerintah
Indonesia dalam mendorong pengambilan kebijakan
SatuSatu
DataDataIndonesia
Indonesia adalah upaya Pemerintah
adalah upaya Pemerintah
berdasarkan data. Untuk mewujudukan hal tersebut,
Indonesia
Indonesia dalam
dalam mendorong pengambilan
mendorong pengambilan kebijakan
kebijakan
makaberdasarkan
diperlukan data.
pemenuhan atas data pemerintah
berdasarkan data. Untuk mewujudukan hal tersebut,
yang akurat,
Untuk mutakhir,hal
mewujudkan terpadu, terintegrasi,
tersebut, mudah
maka diperlukan
maka diperlukan pemenuhan atas data pemerintah
pemenuhan
diakses dan dapatatas data pemerintah yang
dibagipakaikan kembali akurat,
oleh
yangmutakhir,
akurat, terpadu,
mutakhir,terintegrasi,
terpadu, mudah diakses
terintegrasi, dan
mudah
pengguna data.
dapat dibagipakaikan kembali oleh pengguna data.
diakses dan dapat dibagipakaikan kembali oleh
pengguna data.
Untuk memperkokoh SDI, maka dibentuklah kelembagaan SDI yang terdiri dari Dewan
Pengarah, Forum SDI, Pembina Data, Walidata dan Produsen Data. Setiap Instansi
Untuk hanya
Pusat memperkokoh
memiliki SDI, maka
1 (satu) dibentuklah
unit kerja yangkelembagaan SDItugas
melaksanakan yangWalidata.
terdiri dariSebagai
Dewan
Pengarah,
tindak Forum
lanjut, SDI, Sosial
Menteri Pembina Data,
telah Walidata dan
menetapkan Produsen
Permensos Data. 7Setiap
Nomor TahunInstansi
2020
Pusat hanya
tentang memiliki
Walidata 1 (satu) unit
dan Produsen Datakerja yangKesejahteraan
Bidang melaksanakanSosial.
tugas10Walidata. Sebagai
tindak lanjut, Menteri Sosial telah menetapkan Permensos Nomor 7 Tahun 2020
B. tentang
MEKANISME PENGELOLAAN
Walidata DAN
dan Produsen Data PEMUTAKHIRAN
Bidang DATA
Kesejahteraan Sosial. 10

Seiring dengan perubahan kebijakan yang memberi ruang lebih lebar kepada
B. MEKANISME PENGELOLAAN DAN PEMUTAKHIRAN DATA
Pemerintah Daerah dalam mengelola program kesejahteraan sosial, terutama
Seiring dengan perubahan kebijakan yang memberi ruang lebih lebar kepada
menyangkut keabsahan data penerima manfaat, maka terjadi beberapa
Pemerintah Daerah dalam mengelola program kesejahteraan sosial, terutama
perubahan kebijakan baik pola verifikasi dan validasi data maupun rentang
menyangkut keabsahan data penerima manfaat, maka terjadi beberapa
waktu pemutakhiran data sesuai dengan dinamika perubahan data penduduk,
perubahan kebijakan baik pola verifikasi dan validasi data maupun rentang
baik dalam hal demografi, status sosial ekonomi maupun mobilitas.
waktu pemutakhiran data sesuai dengan dinamika perubahan data penduduk,
baik dalam hal demografi, status sosial ekonomi maupun mobilitas.

10
Untuk lebih lengkap mengenai Permensos ini akan dijabarkan di Bab III. Kelembagaan.

8
10
Untuk lebih lengkap mengenai Permensos ini akan dijabarkan di Bab III. Kelembagaan.

8
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

15
Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS-
NG) Sistem
dirancangInformasi Kesejahteraan Sosial Next
untuk mengelola data secara akurat dan
Generation (SIKS-NG) dirancang untuk mengelola
terpadu, sehingga
data secara mampu
akurat mengikuti
dan terpadu, dinamika
sehingga perubahan
mampu
datamengikuti dinamika
di lapangan. perubahan
Sistem ini dapat data di lapangan.
digunakan terpasang
Sistem ini dapat digunakan terpasang (online)
(online)
dan dan
tidaktidak terpasang
terpasang (offline)
(offline) sehingga
sehingga membantu
membantu
pengambil
pengambil keputusan
keputusan di di daerahmaupun
daerah maupun pusat
pusat dalam
dalam menentukan sasaran penerima bantuan
menentukan
yang tepat sasaran
karena penerima bantuan secara
data diperbaharui yang tepat
cepatkarena
datamulai dari hulu secara
diperbaharui (pengumpulan
cepat mulaidata)dari
sampai
huluke hilir
(pengumpul
(diseminasi dan pemanfaatan data). Tentu saja ini
data) sampai
akan ke hilirprogram
mendukung (diseminasi dan pemanfaatan
pengentasan kemiskinan data)/
berjalan
Tentu dengan
saja ini akanefektif, efisien, program
mendukung terintegrasi dan
pengentasan
termonitor dengan baik.
kemiskinan berjalan dengan efektif, efisien, terintegrasi dan
termonitor dengan baik.

1. MEKANISME PENGELOLAAN DATA


Sebagai acuan bagi para pelaksana melakukan kegiatan verifikasi dan validasi
data di Kabupaten/Kota agar sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan dalam
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011, Kementerian Sosial menerbitkan
Peraturan Menteri Sosial Nomor 28 Tahun 2017 tentang Pedoman Umum
Verifikasi dan Validasi Data Terpadu Penanganan Fakir Miskin dan Orang
Tidak Mampu. Peraturan ini tidak saja berlaku sebagai petunjuk pelaksanaan,
akan tetapi ditujukan juga agar data yang diperoleh merupakan data calon

Agar kegiatan verifikasi dan validasi berjalan dengan optimal, maka disusunlah
struktur organisasi fungsional sebagai acuan koordinasi dan rentang tugas di
daerah kabupaten/kota. Setiap unsur dalam organisasi mempunyai tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan haknya masing-masing.

9
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

16
Struktur organisasi kegiatan Verifikasi dan Validasi di tingkat daerah
kabupaten/kota dipimpin oleh Bupati/walikota setempat dengan ketentuan
sebagai berikut (lihat bagan).

Gambar 2.1 Struktur organisasi kegiatan verifikasi dan validasi (1/5)

Gambar 2.1 Struktur organisasi kegiatan verifikasi dan validasi (1/5) 10


Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

17

Gambar 2.2 Struktur organisasi kegiatan verifikasi dan validasi (2/5)


BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

18

Gambar 2.3 Struktur organisasi kegiatan verifikasi dan validasi (3/5)


Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

19

Gambar 2.4 Struktur organisasi kegiatan verifikasi dan validasi (4/5)


BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

20

Gambar 2.5 Struktur organisasi kegiatan verifikasi dan validasi (5/5)


Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

21
2. PELAKSANAAN VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA
Untuk menjalankan kegiatan secara teratur dan sistematis sesuai program yang
telah dirancang, para petugas verifikasi dan validasi mengikuti pelatihan yang
disebut bimbingan teknis (bimtek). Kegiatan ini diawali dengan melakukan pre-
test (ujian sebelum memulai bimtek) dan post-test (ujian setelah bimtek). Tujuan
ujian tersebut untuk mengukur kemampuan para peserta sebelum dan setelah
bimtek. Selain itu, alat ini dapat membantu pelatih dalam memahami tingkat
pengetahuan peserta atas penugasannya sehingga bisa menyusun program
pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi para peserta. Dinas Sosial dapat
bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) setempat dalam pelaksanaan
bimtek tersebut.

Kegiatan verifikasi dan validasi data dimulai dengan menyusun daftar awal
sasaran (prelist). Daftar awal sasaran ini disusun berdasarkan Penetapan DTKS
periode terakhir, usulan rumah tangga baru, dan pendaftaran aktif masyarakat di
setiap daerah kabupaten/kota. Daftar tersebut disusun berdasarkan lokasi tempat
tinggal yang rinci dimulai dari kecamatan, desa/kelurahan/nama lain, rukun warga,
rukun tetangga, dan jalan.

Jika pelaksanaan kegiatan dilakukan secara manual, maka daftar prelist dicetak
oleh tim Pengolahan Data tingkat daerah kabupaten/kota dibawah pengawasan
Koordinator Daerah Kabupaten Kota dan diserahkan ke petugas pengumpul data.
Namun jika menggunakan aplikasi SIKS-Droid, maka daftar dikirim ke perangkat
telepon pintar petugas yang telah ditetapkan dan terdaftar di SIKS-NG. Langkah
berikutnya, petugas verifikasi dan validasi melakukan koordinasi dengan aparat
desa dalam menyiapkan musyawarah desa/kelurahan/nama lain11. Dalam
pertemuan itu dibahas jadwal pelaksanaan forum musyawarah dan teknis
penyebaran undangan kepada tokoh masyarakat, ketua rukun warga/rukun
tetangga, bhabinkamtibmas12 dan lain sebagainya. Pelaksanaan forum

11
Biasa disebut dengan Musyawarah Desa/Musyawarah Kelurahan atau
Musdes/Muskel.
12
Bhabinkamtibmas atau Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
adalah anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertugas membina
keamanan dan ketertiban masyarakat. Bhabinkamtibmas ditunjuk selaku pembina
keamanan dan ketertiban masyarakat di desa/ kelurahan binaanya.

15
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

22
musyawarah di tingkat desa/kelurahan/nama lain diharapkan dapat dihadiri oleh
para tokoh masyarakat, aparat desa/ kelurahan/nama lain.

Gambar 2.6 Mekanisme Verval

Gambar 2.6. Mekanisme Verval

16
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

23
Sebelum forum musyawarah desa/kelurahan dimulai, kegiatan didahului dengan
konsultasi publik13. Dalam pelaksanaannya kedua kegiatan ini bisa dilakukan
secara bersamaan. Kegiatan dalam konsultasi publik adalah:
a. Petugas verifikasi dan validasi memberi penjelasan kepada aparat desa/ketua
rukun warga/rukun tetangga tentang maksud dan tujuan verifikasi dan validasi.
b. Menjelaskan tentang Data Prelist yang dibawa petugas verifikasi dan validasi.
c. Menjelaskan tujuan Forum Musyawarah, yaitu:
1) untuk membahas dan memastikan keberadaan dan status data keluarga
penerima manfaat yang ada dalam daftar.
2) untuk menetapkan usulan baru keluarga penerima manfaat.

Forum Musyawarah Desa/Kelurahan dimulai dengan mendiskusikan data awal


(prelist) dan data usulan baru untuk mencapai kesepakatan atas daftar rumah
tangga DTKS akhir sebelum melakukan kunjungan ke lapangan. Hasil
Musyawarah ini didokumentasikan ke dalam Berita Acara Forum Musyawarah
yang ditandatangani oleh aparat desa/kelurahan/nama lain dan tokoh masyarakat
yang hadir. Daftar rumah tangga hasil kesepatakan musdes/muskel ini dikirimkan
ke Dinas Sosial kabupaten/kota untuk diperiksa dan ditetapkan sebagai prelist
akhir.

Berdasar prelist akhir, petugas verifikasi dan validasi melakukan kunjungan


lapangan dan wawancara langsung ke rumah tangga sasaran. Proses perekaman
data (data entri) saat kunjungan rumah tangga dilakukan dengan dua cara yaitu
metode CAPI14 menggunakan ponsel pintar dan metode PAPI15 menggunakan
kertas dan pena/pensil.

Pada saat melakukan rekaman data lewar wawancara dan verifikasi data yang
diperoleh dari variavel kuesionner DTKS, petugas juga mengumpulkan data
pendukung yang meliputi koordinat lokasi bumi rumah, durasi pelaksanaan

13
Mekanisme ini telah dilakukan oleh BPS di PBDT 2015 dan masih diadopsi sampai
sekarang.
14
Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI) adalah metode pengumpulan data
tatap muka dimana petugas lapangan/pewawancara menggunakan komputer (tablet)
atau ponsel pintar untuk mencatat/merekam fakta-fakta yang didapat dari lapangan.
15
Pen-and-Paper Interviewing (PAPI) adalah metode pengumpulan data tatap muka
dimana petugas lapangan/pewawancara mencatat fakta-fakta yang didapat dari
lapangan pada kuesioner yang sudah dicetak pada kertas.

17
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

24
wawancara, membuat foto kartu tanda penduduk, kartu keluarga, tampak depan
wawancara, membuat foto kartu tanda penduduk, kartu keluarga, tampak depan
wawancara, membuat
rumah, kamar, foto kartu
toilet, dapur, lantai tanda penduduk, kartu keluarga, tampak depan
dan atap.
rumah, kamar, toilet, dapur, lantai dan atap.
rumah, kamar, toilet, dapur, lantai dan atap.

Gambar 2.7 Tahapan Forum Musyawarah


Gambar 2.72.7
Gambar Tahapan
Tahapan Forum Musyawarah
Forum Musyawarah

Tahapan pengolahan data hasil kunjungan lapangan sebagai berikut:


a. Memeriksa
Tahapan Datadata
pengolahan Hasil
hasil Kunjungan.lapangan
Petugassebagai
Pengawas
berikut:memeriksa
Tahapan pengolahan data hasilkunjungan
kunjungan lapangan sebagai berikut:
a. Memeriksa
a. Memeriksa
kelengkapan Data
dan Hasil
Data Hasil Kunjungan.
kebenaran Kunjungan.
data Petugas
dan dokumen
Petugasyang Pengawas memeriksa
telah dikumpulkan.
Pengawas memeriksa
b. kelengkapan
Memperbaiki dan
kelengkapan kebenaran
Data.
dan kebenarandata
Jika dalam dan dokumen
pemeriksaan
data dan dokumen yang
ditemukan
yang telah
telah dikumpulkan.
rumah tangga yang
dikumpulkan.
b. Memperbaiki
memiliki
b. Memperbaiki Data.
data tidak Jika
lengkap,
Data. dalam
Jika tidakpemeriksaan
dalam konsisten atau
pemeriksaan ditemukan
meragukan
ditemukan rumah
rumah maka
tanggatangga
yang yang
pengawas
memiliki
meminta data tidak lengkap,
Pengumpul tidak konsisten atau meragukan makadatapengawas
memiliki data tidak Data
lengkap,memperbaiki data
tidak konsisten atautersebut.
meragukanPerbaikan
maka pengawas dapat
meminta Pengumpul
dilakukan dengan Data memperbaiki
kunjungan ulang ke rumahdata tangga
tersebut. Perbaikan data dapat
tersebut.
meminta Pengumpul Data memperbaiki data tersebut. Perbaikan data dapat
dilakukan dengan
c. Merekam dan kunjungan ulangData.
Membersihkan ke rumah
Pada tangga
metodetersebut.
pengumpulan data
dilakukan dengan kunjungan ulang ke rumah tangga tersebut.
Merekam
c. dengan dan
PAPI, Membersihkan
Petugas Data. Pada
Data Entri melakukan metode data
pengumpulan data
c. Merekam dan Membersihkan Data. Padaperekaman hasil kunjungan
metode pengumpulan data
dengan PAPI, Petugas
rumahdengan
tangga Data Entri melakukan perekaman data hasil kunjungan
PAPI,(dari
Petugaskuesioner
Data Entri DTKS)
melakukankeperekaman
dalam SIKS-NG Offline.
data hasil kunjungan Saat
rumah tangga
perekaman data(dari
ini kuesioner DTKS) ke dalam SIKS-NG Offline. Saat
rumah tangga (darijuga dilakukan
kuesioner DTKS)pembersihan data (data
ke dalam SIKS-NG Offline.cleansing).
Saat
perekaman
Kegiatan data data ini jugamencakup
cleansing dilakukanmembersihkan
pembersihan data data dari
(data cleansing).
karakter yang
perekaman data ini juga dilakukan pembersihan data (data cleansing).
Kegiatan data cleansing mencakup membersihkan data dari karakter yang
Kegiatan data cleansing mencakup membersihkan data dari karakter yang

18
18
18
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

25
tidak sesuai dan memperbaiki format data16. Data yang sudah bersih
dikirimkan kepada Penanggungjawab Data yang berada di Dinas Sosial
kabupaten/kota17.
d. Pemadanan NIK. Pada saat data terkirim ke SIKS-NG Online, maka sistem
secara otomatis memeriksa NIK dan Nama apakah tercatat di basis data
penduduk dan catatan sipil yang dikelola Direktorat Jenderal Kependudukan
dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri. Jika NIK
dan Nama tidak valid maka sistem akan menolak data tersebut dan
Pemerintah Daerah harus memperbaiki NIK dan Nama agar sesuai dengan
yang tercatat di basis data Ditjen Dukcapil.
e. Memeriksa Data secara Online. Melalui SIKS-NG Online,
Penanggungjawab Data Dinas Sosial kabupaten/kota melakukan
pemeriksaan data per rumah tangga, baik data rumah tangga yang telah
diperbaiki dari hasil kunjungan lapangan maupun data rumah tangga yang
merupakan usulan baru dari hasil musdes/muskel yang juga sudah
dikunjungi oleh petugas lapangan.
f. Mengirim Data dilengkapi dengan Surat Pengesahan dari Bupati /
Walikota. Data yang sudah diperiksa dan valid dikirimkan ke Pusat Data dan
Informasi Kesejahteraan Sosial (Pusdatin Kesos) Kementerian Sosial R.I
dengan mengunggah surat pengesahan usulan hasil verifikasi dan validasi
data yang ditanda-tangani oleh bupati/walikota. Pengiriman data ini
dilakukan melalui SIKS-NG Online.

16
Pada pengumpulan data dengan metode CAPI, proses data cleansing dilakukan
otomatis oleh aplikasi SIKS-Droid pada saat perekaman data di lapangan.
17
Pada SIKS-NG Offline data hasil pemutakhiran dikirimkan dengan cara mengekspor
data tersebut ke berkas dan kemudian mengirimkan berkas tersebut ke Dinsos
kabupaten/kota untuk diunggah ke SIKS-NG Online, sedangkan pada SIKS-Droid data
dikirimkan langsung ke SIKS-NG Online setelah data tersebut disetujui oleh Pengawas
atau Koordinator Kecamatan.

19
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

26 !

! !

!
!"#$"%&'( )&*"+","-&./-0/12 1""-&3"4"&5"671&89-:9-0&;","-0"-

Setelah data hasil verifikasi


!"#$"%&'(
!"#$"%&'( dan validasi
)&*"+","-&./-0/12
)&*"+","-&./-0/12 terkumpul di Pusdatin! Kesos,
1""-&3"4"&5"671&89-:9-0&;","-0"- !
1""-&3"4"&5"671&89-:9-0&;","-0"- dilanjutkan
dengan pengolahan data internal yang meliputi :
Setelah
Setelah
data
data
hasil
hasil
verifikasi
verifikasi
dan
dan
validasi
validasi
terkumpul
terkumpul
di di
Pusdatin
Pusdatin
Kesos,
Kesos,
dilanjutkan
dilanjutkan
dengan pengolahan
dengan data
pengolahan internal
data internalyang meliputi
yang : :
meliputi

!"#$"%&'(A&B7,%&
C30/37.7""0&6"+"&10+3%0"7
&

!"#$"%&'(A&B7,%&
!"#$"%&'(A&B7,%&
C30/37.7""0&6"+"&10+3%0"7
C30/37.7""0&6"+"&10+3%0"7
&&

!
!

! ! ! ! 20
! !
! !

! ! ! ! ! ! ! ! 2020
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

27
3. PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA 2017-2019
Dalam proses pemutakhiran data, maka ada 2 pihak yang terlibat, yaitu
Pemerintah Pusat (Kemensos) dan Pemerintah Daerah. Berikut peran masing-
masing pihak:
a. Pemerintah Pusat – Kementerian Sosial
Sejak tahun 2017 Kementerian Sosial melalui Pusat Data dan Informasi
Kesejahteraan Sosial mulai melakukan perbaikan data dengan melaksanakan
verifikasi dan validasi data. Pelaksanaan kegiatan ini diutamakan pada
kabupaten/kota yang belum pernah memutakhirkan data atau tidak memiliki
anggaran untuk pemutakhiran data.

Pelaksanaan verifikasi dan validasi data ini sudah mulai menggunakan metoda
CAPI (Computer-Assisted Personal Viewing) yaitu teknik pengumpulan data
dengan menggunakan perangkat berbasis Android. Hal ini merupakan
terobosan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan verifikasi dan validasi dari
segi ketepatan pemutakhiran data, efisiensi biaya dan waktu pelaksanaan,
serta pemantauan pelaksanaan yang bisa diandalkan.

1) Verifikasi dan Validasi DTKS Tahun 2017


a) Daftar awal (prelist) penerima program perlindungan sosial yang belum
terdaftar dalam DTKS sebanyak 2.537.183 keluarga.
b) Data usulan baru sebanyak 1% dari prelist untuk keluarga dan anggota
keluarga penerima manfaat Program Perlindungan Sosial di luar DTKS.
Ruang lingkup pelaksanaan verifikasi dan validasi data Tahun 2017 adalah
pada 7 (tujuh) kabupaten pada 3 (tiga) Provinsi yaitu:
1. Provinsi Jawa Barat (Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Garut);
2. Provinsi Jawa Tengah (Kabupaten Brebes dan Kabupaten Cilacap);
3. Provinsi Jawa Timur (Kabupaten Malang, Kabupaten Kediri dan
Kabupaten Probolinggo).
Waktu pelaksanaan verifikasi dan validasi data adalah 4 (empat) bulan.

21
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

28
2) Verifikasi dan Validasi DTKS Tahun 2018
Pada pelaksanaan tahun ini, pemutakhiran DTKS dilakukan berdasarkan
Peraturan Menteri Sosial No 28 Tahun 2017 tentang Pedoman Umum
Mekanisme Verifikasi Dan Validasi Data Terpadu.
a) Daftar awal (prelist) DTKS dengan jumlah 1.225.750 rumah tangga.
b) Data usulan baru untuk rumah tangga dan anggota rumah tangga
Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu di luar DTKS sebanyak 10%
sesuai hasil musyawarah desa/kelurahan.

Ruang lingkup pelaksanaan verifikasi dan validasi data adalah pada 7


(tujuh) provinsi dan 28 Kabupaten/Kota, yaitu:
1. Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh
2. Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh
3. Kota Langsa, Provinsi Aceh
4. Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh
5. Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara
6. Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara
7. Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara
8. Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara
9. Kabupaten Batu bara, Provinsi Sumatera Utara
10. Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara
11. Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau
12. Kabupaten Kampar, Provinsi Riau
13. Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau
14. Kota Pekanbaru, Provinsi Riau
15. Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan
16. Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan
17. Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan
18. Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan
19. Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan
20. Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan
21. Kota Makasar, Provinsi Sulawesi Selatan
22. Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur
23. Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur

22
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

29
24. Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur
25. Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur
26. Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur
27. Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat
28. Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat
Waktu pelaksanaan verifikasi dan validasi data ini adalah 5 (lima) bulan.

3) Verifikasi dan Validasi DTKS Tahun 2019


a) Data Prelist awal berasal dari data peserta Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan (PBI JK) sebanyak 929.866 Rumah Tangga pada
4.132 kelurahan.
b) Data usulan rumah tangga baru didapatkan dari pelaksanaan
musyawarah kelurahan.
Ruang lingkup pelaksanaan verifikasi dan validasi data adalah pada 21
(dua puluh satu) provinsi dan 104 (Seratus Empat) Kabupaten/Kota18
dengan waktu pelaksanaa 4 (empat) bulan.
b. Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah melalui Dinas Sosial Kabupaten/Kota melakukan
verifikasi dan validasi DTKS menggunakan aplikasi SIKS-NG. Setiap
Kabupaten/Kota menunjuk Penanggung Jawab Data (Supervisor DTKS)
dengan menggunakan Surat Keputusan Kepala (SK) Dinas Sosial dan
mengirimkan SK tersebut ke Pusdatin Kesos.

Berdasarkan SK tersebut Pusdatin Kesos membuatkan akun Penanggung


Jawab Data dan mengirimkan informasi akun SIKS-NG Online ke Dinas
Sosial. Penanggung Jawab Data login ke SIKS-NG Online untuk melakukan
hal-hal berikut:
1) Jika Pemerintah Daerah melaksanakan verifikasi dan validasi data dengan
menggunakan SIKS-NG Offline maka Penanggung Jawab Data dapat
mengunduh daftar awal (prelist) rumah tangga untuk diserahkan kepada
Pengumpul Data di kecamatan/kelurahan/desa. Dokumen yang diunduh

18
Daftar bisa dilihat di Annex

23
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

30
dapat dibaca oleh aplikasi SIKS-NG Offline yang dimiliki para Pengumpul
Data.
2) mengunggah dokumen hasil verifikasi dan validasi data yang dikirimkan
oleh Petugas Pengumpul Data di kecamatan/kelurahan/desa yang
merupakan hasil ekspor dokumen dari SIKS-NG Offline. Untuk menjaga
keamanan data, dokumen hasil ekspor ini terenkripsi dan hanya bisa
dibaca melalui login pada SIKS-NG Offline.
3) Memeriksa hasil verifikasi dan validasi dengan melihat data setiap rumah
tangga yang telah diunggah lengkap dengan berita acara musdel/muskel.
Jika data rumah tangga dinyatakan valid maka Penanggung Jawab Data
akan mencentang rumah tangga tersebut.
4) Mengunduh lampiran surat pengesahan usulan19 hasil verifikasi dan
validasi data yang berisikan jumlah rumah tangga yang dimutakhirkan,
jumlah rumah tangga usulan baru, jumlah rumah tangga yang tidak
ditemukan.
5) Mengunggah surat pengesahan usulan hasil verifikasi dan validasi data
yang telah ditanda-tangani oleh bupati/walikota20.

19
Untuk surat pengesahan usulan dibuat oleh Dinsos masing-masing daerah dengan
lampiran yang diunduh dari SIKS-NG.
20
Pengembangan SIKS-NG ke depan, bupati/walikota dapat membubuhkan tanda-tangan
digital melalui modul aplikasi SIKS-NG Digisign yang akan segera dirilis.

24
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

31
Berikut daftar Kabupaten/Kota yang paling aktif melakukan pemutakhiran
DTKS dalam rentang tahun 2017 hingga periode Bulan Oktober 2020.

No Nama Nama Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


Provinsi Kabupaten Perbaikan Usulan Nonaktif Verval DTKS
1 Keplualan Karimun 13.440 1.877 281 15.317 15.307
Riau
2 Jawa Kota Blitar 7.317 55 482 7.372 7.381
Timur
3 DKI Kota 46.024 3.136 1.727 49.160 49.474
Jakarta Jakarta
Pusat
4 DKI Kota 88.219 722 1.338 88.941 89.897
Jakarta Jakarta
Timur
5 DKI Kota 81.588 2 2.428 81.590 84.148
Jakarta Jakarta
Utara
6 DKI Kota 73.744 3.096 1.671 76.840 79.261
Jakarta Jakarta
Selatan
7 DKI Kota 61.380 3.340 1.268 64.720 66.883
Jakarta Jakarta
Barat
8 DKI Kepuluan 1.884 - 15 1.884 1.979
Jakarta Seribu
9 Kalimantan Hulu 26.504 - 391 26.504 27.908
Selatan Sungai
Utara
10 Kalimantan Berau 7.097 8 292 7.105 7.547
Timur

Tabel 2.1 Daftar Kab/Kota paling aktif dalam pemutakhiran DTKS

25
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

32
C. PENINGKATAN KUALITAS DATA
Untuk meningkatkan kualitas data, ditetapkanlah beberapa strategi antara lain:
penyatuan, pemadanan, pembersihan, analisa dan pemantauan kualitas data.
1. JENIS DATA DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN DATA
Saat ini terdapat tiga jenis data program bantuan sosial dan subsidi yang dikelola
oleh Kementerian Sosial, yaitu: data Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
(PBI JK), data keluarga penerima manfaat Program Sembako, dan data keluarga
penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH).
a. Program PBI JK dikelola oleh Kementerian Kesehatan sedangkan data
penerima program tersebut dikelola oleh Kementerian Sosial. Berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Sosial Nomor 1/HUK/2020 tentang Penetapan
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Tahun 2020, jumlah penerima
PBI JK adalah 96.8 juta jiwa21.
b. Program Keluarga Harapan (PKH) dikelola oleh Direktorat Jenderal
Perlindungan dan Jaminan Sosial yang meliputi 18% penduduk termiskin. Total
jumlah keluarga penerima manfaat program ini adalah 10 juta keluarga.
c. Program Sembako dikelola oleh Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin
(PFM) Kementerian Sosial. Total keluarga penerima manfaat Program
Sembako adalah 19,6 juta keluarga yang meliputi 28% penduduk termiskin
dengan realisasi sebanyak 19.090.735 KPM atau 97% per September 2020.
Di masa awal pengelolaan data bantuan sosial dan subsidi, pengelolaan data
tersebut dilakukan secara terpisah sehingga menimbulkan beberapa masalah,
yaitu:

a. Penetapan keluarga penerima bantuan sosial/subsidi yang tidak optimal


karena sulit untuk mengetahui suatu keluarga telah menerima program atau
subsidi apa saja.

21
Menurut Permensos No. 21 Tahun 2019 tentang Persyaratan dan Tata Cara Perubahan
Data Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, sumber data untuk perubahan
kepesertaan PBI JK adalah dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial.

26
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

33
b. Variabel atau atribut data bantuan sosial atau subsidi yang tidak sinkron atau
tidak lengkap sehingga pemeringkatan tingkat kesejahteraan rumah tangga
peserta program tidak dapat dilakukan.

Oleh karena permasalahan diatas, maka data program bantuan sosial atau subsidi
disatukan dalam DTKS, termasuk pengelolaan data pada satu satuan kerja
pengelola data di Kementerian Sosial.

2. PENYATUAN DAN PEMADANAN DATA BANSOS DAN SUBSIDI DENGAN


DTKS
Tahun 2017 telah dilakukan pemadanan data Program Beras Sejahtera (Rastra) dan
BPNT (Bantuan Sosial Pangan/BSP)22, Program Keluarga Harapan (PKH) ke dalam
DTKS oleh Pusdatin Kesos. Dari hasil pemadanan terdapat 806.080 keluarga PKH
(yang juga merupakan penerima Rastra/BPNT) yang tidak terdaftar pada DTKS dan
97.597 keluarga Rastra/BPNT (yang bukan PKH) yang tidak terdaftar di DTKS.

Pemadanan data penerima PKH dengan DTKS dilakukan dengan membandingkan


data setiap Anggota Rumah Tangga (ART) DTKS dengan data pengurus dan
anggota keluarga PKH, sedangkan untuk data penerima Rastra/BPNT dan data PBI
JK dipadankan diantara data pengurus/penerima dengan data setiap ART DTKS.

Untuk pemadanan data program dengan DTKS saat ini menggunakan acuan NIK.

22
Saat ini Program Rastra dan BPNTmenjadi Program Sembako dengan pemberian bantuan
non tunai Rp. 200 ribu per keluarga perbulan yang digunakan untuk pembelian sembako.

27
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

34

Gambar 2.10 Keterpadanan Data Program Bansos dan DTKS tahun 2017

Gambar 2.11 Hubungan ideal cakupan dan mekanisme update data KPM
program bansos dan DTKS

Idealnya, seluruh penerima PKH juga merupakan penerima Program BSP dan
seluruh BSP juga merupakan peserta program PBI JK. Sementara itu, seluruh
peserta PKH, BSP, dan PBI JK harus tercatat di DTKS. Oleh karena itu, untuk
menyatukan data seluruh program Bantuan sosial/subsidi maka ditetapkan
kebijakan bahwa penetapan peserta program bantuan sosial/subsidi harus

28
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

35
berdasarkan DTKS dan semua peserta program yang berada di luar DTKS harus
berdasarkan
diverifikasi DTKS
dan dan semua
didaftarkan peserta
masuk program
ke dalam DTKS.yang berada di luar DTKS harus
diverifikasi dan didaftarkan masuk ke dalam DTKS.
Dengan terintegrasinya data PKH, Rastra/BPNT (BSP), PBI JK, dan DTKS, maka
Dengan terintegrasinya
pemutakhiran data PKH,
atau perubahan dataRastra/BPNT (BSP),
yang dilakukan oleh PBI JK, dan DTKS,
masing-masing maka
program
pemutakhiran atau perubahan
tersebut akan otomatis data yang
memperbaharui dilakukan
data oleh Sebaliknya
pada DTKS. masing-masing program
pemutakhiran
tersebut
DTKS akanakan otomatis
otomatis memperbaharui
memperbaharui data
data pada DTKS.
program SebaliknyaDengan
bansos/subsidi. pemutakhiran
begitu,
DTKS akan otomatis
DTKS menjadi memperbaharui
satu Data data program
Terpadu Kesejahteraan bansos/subsidi.
Sosial yang menjadiDengan
rujukanbegitu,
dalam
DTKS menjadiprogram
pelaksanaan satu Data Terpadu
bantuan Kesejahteraan
sosial dan subsidiSosial yang
nasional 23 menjadi rujukan dalam
.
pelaksanaan program bantuan sosial dan subsidi nasional23.
Keuntungan lain yang didapat dari integrasi data bansos/subsidi dengan DTKS
Keuntungan
adalah lain yang
sesuainya didapat dari data
variabel-variabel integrasi data bansos/subsidi
bansos/subsidi dengan
dengan DTKS DTKS
sehingga
adalah sesuainya
pemeringkatan variabel-variabel
keluarga/rumah data
tangga bansos/subsidi
penerima dengandapat
bansos/subsidi DTKSdilakukan.
sehingga
pemeringkatan keluarga/rumah tangga penerima bansos/subsidi dapat dilakukan.
Untuk menghasilkan data terpadu, seluruh data
Untuk menghasilkan data terpadu, seluruh data
penerima manfaat beragam program yang
penerima manfaat beragam program yang
dikumpulkan harus dipindahkan terlebih dahulu agar
Untuk menghasilkan data terpadu, seluruh data
dikumpulkan
penerima
harus
manfaat
dipindahkan
beragam
terlebih dahulu agar
program
memiliki variabel data yang seragam. NomoryangInduk
dikumpulkan
memiliki harus
variabel datadipindahkan terlebih dahulu
yang seragam. Nomor agar
Induk
Kependudukan (NIK) digunakan sebagai variabel acuan
memiliki variabel data yang seragam. Nomer Induk
Kependudukan (NIK) digunakan sebagai variabel acuan
untuk menghasilkan
Kependudukan data
(NIK) yamg akurat.
digunakan sebagaiKeterpaduan
variabel
acuan
untuk untuk menghasilkan
menghasilkan data yamgdata akurat.
yang akurat.
Keterpaduan
data semua program pengentasan kemiskinan ini
Keterpaduan data semua program pengentasan
data semua program pengentasan kemiskinan ini
merupakan solusi
kemiskinan bagi pemutakhiran
ini merupakan solusi bagidata dinamis dan
pemutakhiran
data dinamis
merupakan dan
solusi tepat
bagi sasaran.
pemutakhiran data dinamis dan
tepat sasaran.
tepat sasaran.

Saat ini, metode pemeringkatan penerima manfaat menggunakan metode Proxy


Saat ini,
Mean metode
Test (PMT)pemeringkatan
24 penerima
yang memprediksi manfaat menggunakan
pengeluaran metodetangga.
per kapita per rumah Proxy
Mean Test
PMT (PMT)24
dibangun yang memprediksi
menggunakan data pengeluaran
SUSENAS per kapita per
dengan rumah
atribut tangga.
konsumsi
PMT dibangun menggunakan data SUSENAS dengan atribut konsumsi

23
Hal ini selaras dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 yang menyebutkan bahwa data
penerima program (kemiskinan dan kesejahteraan sosial) mengacu pada data terpadu.
23
24 Hal ini "proxy
Istilah selarasmeans
dengantest"
Undang-Undang Nomor
digunakan untuk 13 Tahun 2011situasi
menggambarkan yang menyebutkan bahwa
dimana informasi data
tentang
penerima
karakteristikprogram (kemiskinan
rumah dan kesejahteraan
tangga atau individu yangsosial) mengacu
berkorelasi pada data
dengan terpadu.
tingkat kesejahteraan
24
Istilah
digunakan "proxy means
dalam test" digunakan
algoritma untuk
formal untuk menggambarkan
merepresentasikan nilaisituasi dimana informasi
pendapatan (definisi tentang
World
karakteristik
Bank). rumah tangga atau individu yang berkorelasi dengan tingkat kesejahteraan
digunakan dalam algoritma formal untuk merepresentasikan nilai pendapatan (definisi World
Bank).
29
29
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

36
(pengeluaran)
(pengeluaran) dan
dan karakteristik
karakteristik rumah
rumah tangga
tangga yaitu
yaitu demografi,
demografi, pendidikan,
pendidikan,
pekerjaan,
pekerjaan,pengeluaran,
pengeluaran,fasilitas
fasilitasrumah,
rumah,dan
dankepemilikan
kepemilikanaset.
aset.

Tabel
Tabel2.2
2.2memperlihatkan
memperlihatkankelompok
kelompokdan
dannama
namavariabel
variabelyang
yangdigunakan
digunakandalam
dalam
pembuatan
pembuatan model
model PMT.
PMT. Tabel
Tabel ini
ini juga
juga memperlihatkan
memperlihatkan cakupan
cakupan variabel
variabel data
data
program
programbantuan
bantuansosial
sosialdan
danketerpadanan
keterpadananvariabel
variabeltersebut
tersebutdengan
denganvariabel
variabelDTKS
DTKS
sebelum
sebelumintegrasi
integrasidata
datadilakukan.
dilakukan.Karena
Karenadata
datatiap
tiapprogram
programmemiliki
memilikivariabel
variabelyang
yang
berbeda
berbedaatau
atautidak
tidaklengkap,
lengkap,maka
makapemeringkatan
pemeringkatanmenggunakan
menggunakanmetode
metodePMT
PMTini
ini
sulit
sulitdibangun.
dibangun.

Grup
GrupVariabel
Variabel Nama
NamaVariabel
Variabel
Pengeluaran
Pengeluaran 1.1. Pengeluaran
PengeluaranPerkapita
Perkapita
1.1. Jenis
JenisKelamin
KelaminKepala
KepalaRumah
RumahTangga
Tangga
2.2. Jumlah
JumlahAnggota
AnggotaRumah
RumahTangga
Tangga
3.3. Usia
UsiaKepala
KepalaRumah
RumahTangga
Tangga
Demografi
Demografi 4.4. Usia
UsiaAnggota
AnggotaRumah
RumahTangga
Tangga
5.5. Status
StatusPerkawinan
PerkawinanKepala
KepalaRumah
RumahTangga
Tangga
6.6. Jumlah
JumlahAnggota
AnggotaRumah
RumahTangga
TanggaDengan
DenganRentang
Rentang
Usia
UsiaTertentu
Tertentu(Dependency
(DependencyRatio)
Ratio)
Pendidikan
Pendidikan 1.1. Pendidikan
PendidikanSD,
SD,SMP,
SMP,SMA+:
SMA+:Anggota
AnggotaRumah
RumahTangga
Tangga
1.1.Sektor
SektorPekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan
2.2.Status
StatusPekerjaan
Pekerjaan
1.1. Jenis
JenisLantai
Lantai
2.2. Jenis
JenisAtap
Atap
3.3. Jenis
JenisDinding
Dinding
Fasilitas
FasilitasRumah
Rumah 4.4. Penerangan
PeneranganUtama
Utama
5.5. Sumber
SumberAirAirMinum
Minum
6.6. Sanitasi
Sanitasi
7.7. Status
StatusKepemilikan
KepemilikanRumah
Rumah
1.1. Sepeda
Sepeda
2.2. Sepeda
SepedaMotor
Motor
Kepemilikan
KepemilikanAset
Aset 3.3. Kulkas
Kulkas
4.4. Perahu
Perahu
5.5. Telepon
TeleponRumah
Rumah
Spasial/Wilayah
Spasial/Wilayah 1.1. Indeks
Indekskesulitan
kesulitanGeografis
Geografis

Tabel
Tabel2.2
2.2Kelompok
Kelompoknama
namadan
danvariabel
variabel

30
30
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

37
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka proses integrasi diawali dengan proses
pemadanan data sesuai variabel yang seragam. Untuk melengkapi data yang
belum sempurna, dilakukan pemutakhiran data di lapangan.

3. PEMADANAN NIK DENGAN DATA PENDUDUK DAN CATATAN SIPIL


Selain dikelola oleh Kementerian Sosial, data penerima bansos/subsidi juga dikelola
oleh Kementerian/Lembaga lain. Contohnya data Program Indonesia Pintar dan
Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) dan data penerima subsidi listrik PLN yang dikelola
oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Agar proses integrasi
data penerima bansos/subsidi yang dikelola beberapa pihak dapat berjalan dengan
lancar, data ART DTKS dan data penerima bansos/subsidi harus dilengkapi dengan
data Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang dikelola oleh Ditjen Kependudukan
dan Catatan Sipil (Ditjen Dukcapil), Kementerian Dalam Negeri.

Meskipun tidak semua NIK ART DTKS dan NIK data penerima bansos/subsidi
tercatat dalam DTKS, sejak akhir tahun 2017 Pusat Data dan Informasi Kesos dan
Ditjen Dukcapil melakukan pemadanan NIK DTKS bersama. Pada saat itu,
ditemukan sekitar 23 juta jiwa NIK ART DTKS yang belum dapat dipadankan
dengan data NIK Dukcapil (NIK invalid). Ketidakpadanan ini karena NIK ART DTKS
bernilai kosong atau NIK terisi tetapi tidak sesuai format NIK Ditjen Dukcapil.

Tahun 2019 inisiasi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) KPK terkait
validitas NIK ART DTKS dimulai. Sejak itu, pemadanan NIK DTKS dengan data NIK
Ditjen Dukcapil dilakukan secara berkala. Hasil pemadanan tersebut
memperbaharui DTKS mulai pada penetapan DTKS periode Januari 2019 sampai
dengan penetapan DTKS periode Oktober 2020. Pada penetapan DTKS periode
Oktober 2019, jumlah ART DTKS dengan NIK belum padan berjumlah 18 juta jiwa,
jauh berkurang dari NIK yang tak padan di masa awal.

Sebagai upaya percepatan perbaikan NIK DTKS pada bulan Januari 2020,
Kemensos R.I meluncurkan modul perbaikan NIK mandiri pada SIKS-NG. Tujuan
modul perbaikan NIK mandiri adalah untuk mendukung Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota dalam melakukan perbaikan NIK dan/atau nama sehingga orang-
orang yang terdaftar pada DTKS di wilayahnya sesuai dengan yang tercatat pada

31
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

38
basis data Ditjen Dukcapil. Perbaikan data NIK dan Nama yang telah dilakukan oleh
Pemerintah Daerah sampai dengan bulan April 2020 telah berhasil mengurangi NIK
DTKS invalid menjadi 16 juta jiwa25.

4. PEMBERSIHAN DATA
Pembersihan data merupakan proses analisa kualitas data dengan cara mengubah,
mengoreksi, atau menghapus data yang salah, tidak lengkap, tidak akurat, atau
memiliki format yang salah dalam basis data untuk menghasilkan data berkualitas
tinggi.

Berikut beberapa langkah-langkah yang telah dilakukan dalam cleansing DTKS:

a. Pembersihan data duplikat. Proses ini untuk menjamin tidak adanya data
ganda dengan cara membandingkan atribut identifier (ID) yang unik seperti ID
DTKS, ID ART DTKS, atau NIK. Proses pembersihan data ini juga memperhatikan
atribut pengenal lain seperti nama dan susunan anggota keluarga.
b. Parsing. Proses mengurai data untuk membersihkan data dari karakter atau
string yang tidak seharusnya ada.
c. Analisis Statistik. Dalam proses ini digunakan nilai-nilai statistik deviasi
standar, rata-rata, jangkauan, atau algoritma clustering. Salah satu fokus
cleansing data di DTKS adalah mengimputasi26 nilai variabel yang tidak terisi
(null). Isian tidak masuk akal atau diluar nilai referensi diperbaiki dengan
mengimputasi (mengganti) nilai-nilai tersebut dengan nilai statistik rata-rata
atau lainnya dengan menggunakan metode statistik. Rincian berkenaan dengan
aturan pembersihan data, bisa dilihat di Annex.

5. ANALISA KUALITAS DATA


Analisa kualitas data dilakukan 2 arah: internal dan eksternal.

25
Saat ini, Pusdatin Kesos sedang melakukan perbaikan NIK dan data catatan sipil yang
invalid dengan turun ke lapangan. Perbaikan ini dilakukan terhadap 12.6 juta ART DTKS.
Diharapkan, pada akhir tahun 2020 jumlah ART DTKS yang memiliki NIK dan data
kependudukan yang valid akan menjadi di atas 90%.

26
Imputasi data adalah substitusi nilai perkiraan untuk item data yang hilang atau tidak
konsisten.

32
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

39
a. Analisa Konsistensi Internal Kualitas DTKS
Untuk menjamin kualitas data, aspek pertama yang harus dipastikan adalah
konsistensi pengolahan data internal yang mengikuti peraturan dan standar
umum yang berlaku. Apalagi masih terdapat data rumah tangga yang belum
pernah dimutakhirkan oleh kabupaten/kota.
Adapun langkah-langkah atau proses pemeriksaan konsistensi internal dapat
dilakukan sebagai berikut

Gambar 2.12 Langkah-langkah proses pemeriksaan konsistensis

Gambar 2.12 Langkah-langkah proses pemeriksaan konsistensis

33
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

40
b. Analisa Konsistensi Eksternal Kualitas DTKS
Setelah konsistensi internal terjamin, barulah dapat dilakukan Pemeriksaan
konsistensi eksternal27. Hal ini penting karena beberapa hal, yaitu:
1) Pengumpulan data dilakukan dengan mendelegasikan kegiatan enumerasi
sesuai SOP yang berlaku kepada Pemerintah Daerah masing-masing.
Kegiatan ini berpotensi menimbulkan variasi kualitas pengumpulan data
meskipun metode dan prosedur sudah mengikuti SOP yang sudah
ditetapkan.
2) Bila ditemukan masalah dalam konsistensi eksternal, dapat dilakukan
evaluasi prosedural untuk melihat prosedur apa yang dapat berkontribusi
pada munculnya isu tersebut sehingga bisa diberikan solusinya.
3) Tujuan utama pengumpulan data DTKS adalah mengumpulkan data rumah
tangga miskin dan tidak mampu agar status kesejahteraannya dapat
diprediksi. Karenanya aspek aplikabilitas model yang digunakan pada data
DTKS musti menjadi perhatian penting. Bila data DTKS memiliki perbedaan
yang signifikan dengan data yang digunakan untuk membangun model,
akan sangat sulit menentukan prediksi sehingga berpotensi mengurangi
ketepatan dan akurasi sasaran penerima program bantuan sosial.

Dalam lingkungan statistik di Indonesia, data SUSENAS dari BPS menjadi


panduan untuk data sosial ekonomi. Ada dua kegiatan utama yang
menggunakan data SUSENAS sebagai acuan dan pembanding:
1) Membandingkan distribusi variabel karakteristik rumah tangga x di
SUSENAS dengan distribusi variabel serupa di Sensus, untuk memastikan
dan meyakinkan akan keterwakilan populasi dalam SUSENAS.
2) Melakukan perbandingan distribusi variabel karakteristik x dalam DTKS
dengan SUSENAS. Karena DTKS hanya memiliki data rumah tangga
miskin, maka tidak dapat dibandingkan dengan distribusi keseluruhan
SUSENAS yang mencakup seluruh populasi nasional. Untuk itu perlu
ditetapkan porsi SUSENAS (contoh: 40% terbawah) sebagai
perbandingan dengan DTKS. Tingkat perbandingan akan berbeda-beda
untuk setiap kabupaten sesuai dengan tingkat kemiskinan dan

27
Maksud dari data eksternal adalah data yang diperoleh di luar data asli hasil kegiatan
enumerasi yang dilakukan oleh petugas pengumpul data.

34
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

41
kerentanan, mengacu pada garis-garis kesejahteraan yang telah
diperhitungkan oleh BPS.

6. PEMANTAUAN KUALITAS DATA


Kegiatan pemantauan kualitas pada pelaksanaan verifikasi dan validasi DTKS
antara lain mengamati perkembangan, kemajuan pelaksanaan tahapan dan
mengidentifikasi permasalahan sehingga dapat diupayakan solusinya.

Tujuan pemantauan ini adalah menilai efektivitas pelaksanaan verifikasi dan validasi
data dan melihat kesesuaiannya dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
yang telah ditentukan.

Pemantauan kualitas dalam pelaksanaan verifikasi dan validasi DTKS terdiri dari:
1) Pemantauan kualitas Pelaksanaan Bimbingan Teknis Petugas Verifikasi
dan Validasi Data
Kegiatan pemantauan ini adalah mengamati pelaksanaan bimbingan teknis
untuk memastikan pelaksanaan Bimbingan Teknis berjalan sesuai harapan dan
tujuan yang telah ditetapkan. Hal-hal yang diamati antara lain sarana dan
prasarana yang sesuai dengan kebutuhan bimbingan teknis, jumlah peserta tiap
kelas, materi yang disampaikan, dan waktu pelaksanaan serta kapasitas
narasumber.
2) Pemantauan kualitas Pelaksanaan Musyawarah Desa/ Kelurahan
Untuk mengetahui dan memastikan pelaksanaan musyawarah
desa/kelurahan/nama lain dapat terlaksana dan berjalan dengan lancar, maka
perlu dilakukan pemantauan kualitas. Pemantauan kualitas terhadap
musyawarah desa/kelurahan/nama lain mencakup pemeriksaan terhadap
persiapan, mengamati dan memeriksa undangan yang hadir serta proses
jalannya musyawarah desa/kelurahan/nama Lain. Tindakan supervisi dan
koreksi perlu dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan kegiatan ini. Teknik
pemantauan kualitas kegiatan ini hanya untuk wilayah-wilayah tertentu saja
sesuai kebijakan.
3) Pemantauan kualitas Kunjungan Rumah Tangga
Pemantauan kualitas pelaksanaan kunjungan rumah tangga dilakukan dengan
melakukan kunjungan ulang ke rumah tangga yang telah diverifikasi dan validasi

35
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

42
oleh petugas pengumpul data. Kegiatan pemantauan ini meliputi pemeriksaan
kelengkapan jawaban kuesioner, membandingkan hasil verifikasi dan validasi
yang dilakukan oleh petugas pengumpul data dengan kondisi nyata di lapangan
yang dilihat dan diamati oleh Petugas Pemantauan Kualitas. Kesalahan yang
ditemukan dan perbaikannya harus disampaikan kepada para Petugas
Pengumpul Data.

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Verifikasi dan Validasi DTKS menjadi


tanggung jawab Pemerintah Pusat, provinsi, dan daerah kabupaten/kota.
Kegiatan pemantauan kualitas kunjungan rumah tangga dilakukan pada masa
awal pelaksanaan kunjungan rumah tangga oleh Petugas Pengumpul Data. Hal
ini agar jika ditemukan permasalahan maka permasalahan tersebut dapat
diselesaikan pada tahap awal sehingga tidak merembet sampai kegiatan
pemutakhiran data selesaia.

D. METODE PENINGKATAN KUALITAS DATA


Ada beberapa teknik meningkatkan kualitas DTKS, antara lain menggunakan aplikasi
spesifik dalam pengumpulan dan pengelolaan data, memanfaatkan metode
statistical learning dan teknologi machine learning28 dan melakukan tindakan
pengamanan data.
1. Meningkatkan Kualitas Data Lewat Aplikasi Spesifik (SIKS-NG Offline dan
SIKS-Droid)
Kegiatan ini dilakukan dengan mendefinisikan dan menanamkan aturan/rule
validasi baik perfield/teks isian maupun antar field/teks isian pada aplikasi.
Sebagai hasilnya, misalnya petugas lapangan tidak dapat mengirimkan data
apabila variabel-variabel yang wajib diisi belum terisi lengkap atau apabila isian
pada suatu field tidak konsisten dengan field terkait lain. Variabel-variabel yang
wajib diisi bisa dilihat rinciannya di Annex Validasi Data Rumah Tangga.

28
Perbedaan mendasar antara machine learning dan statistical learning terletak pada tujuannya. Model
machine learning dirancang untuk membuat prediksi seakurat mungkin. Sementara model statistical
learning dirancang untuk membuat kesimpulan dari hubungan antar variabel yang dikumpulkan dari
fakta dan alasan.

36
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

43
2. Pemanfaatan Statistical Learning dan Machine Learning
Hal yang menjadi perhatian utama dalam setiap penetapan sasaran program
adalah kriteria penerima manfaat yang akan mendapat bantuan sosial. Hingga
saat ini, metode yang digunakan untuk menentukan tingkat kesejahteraan rumah
tangga pada DTKS adalah Proxy Mean Test (PMT). Metode ini mengurutkan para
calon penerima manfaat berdasar pengeluaran (konsumsi) rumah tangga. Karena
pembuatan model PMT menggunakan teknik regresi linear (mengasumsikan
bahwa terdapat hubungan yang linear diantara variabel terikat PMT dengan
variabel pengeluaran rumah tangga padahal tidak selalu demikian), maka model
PMT yang dihasilkan masih memiliki rata-rata inclusion error dan exclusion error
sekitar 29%29.

Untuk mengurangi tingkat kesalahan tersebut perlu dilakukan terobosan dalam


pembangunan model analisis yaitu dengan menggunakan metode machine
learning30. Keunggulan metode machine learning antara lain mampu
menghimpun data dengan ukuran yang besar dan rumit dengan banyak algoritma
untuk menemukan pola tersembunyi dari data pembelajaran yang tersedia. Model
yang dihasilkan tidak selalu linear tapi mengikuti data pembelajaran yang
diberikan kepada algoritma terpilih. Kemudian, data yang dihimpunnya pun bukan
saja data berupa statistik atau angka, namun data berupa gambar. Dari hasil kajian
yang dilakukan oleh Pusdatin Kesos, penggunaan metode machine learning
dalam memprediksi pengeluaran rumah tangga menghasilkan rata-rata Inclusion
dan exclusion error lebih kurang sebesar 25% dan jika menggunakan metode
classification learning rata-rata error tersebut bisa tekan menjadi rata-rata 22%.

Pada tahun 2021, Pusdatin Kesos akan memanfaatkan data pengolahan citra
satelit, foto karakteristik rumah tangga yang sudah tersedia di SIKS-Droid dan

29
Inclusion Error adalah kesalahan pemodelan yang menyebabkan rumah tangga yang seharusnya
tidak berhak menerima manfaat justru menjadi penerima manfaat sedangkan exclusion error adalah
kesalahan pemodelan yang menyebabkan rumah tangga yang seharusnya berhak menerima
manfaat tidak menerimanya. Untuk mengatasi masalah Ini, sebelum penetapan penerima program,
unit pelaksana melakukan validasi calon penerima program ke lapangan seperti yang dilakukan
untuk program PKH.
30
Machine Learning adalah merupakan metode analisis data yang mengotomatisasi pembuatan
model analitik yang merupakan aplikasi dari kecerdasan buatan (AI). Metode ini memungkinkan
sistem dapat belajar dari data, mengidentifikasi pola, dan membuat keputusan dengan intervensi
manusia yang minimal.

37
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

44
data
data pendukung
pendukung lainnya
lainnya serta
serta dipadukan
dipadukan dengan
dengan algoritma
algoritma yang
yang dimiliki
dimiliki machine
machine
learning
learning (seperti
(seperti Deep
Deep Learning)
Learning) untuk
untuk menganalisa
menganalisa data
data bagi
bagi penemuan
penemuan pola
pola
yang
yang lebih
lebih akurat
akurat dalam
dalam menentukan
menentukan tingkat
tingkat kesejahteraan
kesejahteraan rumah tangga31..
rumah tangga
31

Semakin
Semakin banyak
banyak jenis
jenis data
data yang
yang dipadukan
dipadukan dalam
dalam analisis
analisis machine
machine learning
learning maka
maka
akan
akan semakin
semakin meningkatkan
meningkatkan akurasi
akurasi dalam
dalam pembuatan
pembuatan model
model yang
yang memiliki
memiliki
tingkat
tingkat ketepatan
ketepatan sasaran
sasaran program
program yang
yang tinggi
tinggi dan
dan menjadikan
menjadikan DTKS
DTKS sebagai
sebagai
rujukan
rujukan utama
utama yang
yang dapat
dapat diandalkan
diandalkan secara
secara nasional.
nasional.

S
Semakin
emakin banyak
banyak jenis
jenis data
data yang
yang dipadukan
dipadukan dalam
dalam
analisis
analisis machine
machine learning,
learning, akan
akan semakin
semakin
Semakin banyak jenis data yang dipadukan
meningkatkan
dalam analisisakurasi
meningkatkan akurasi dalam
dalam
machine pembuatan
akan model
pembuatan
learning, model
semakinyang
yang
meningkatkan
memiliki
memiliki tingkatakurasi
tingkat dalam
ketepatan
ketepatan pembuatan
sasaran
sasaran program
programmodelyang
yang
yang memiliki tingkat ketepatan sasaran program
tinggi
tinggi dan
dan menjadikan
yang tinggi menjadikan DTKS sebagai
DTKS DTKS
dan menjadikan sebagai rujukan
rujukan
sebagai utama
utama
rujukan
utama
yang
yang yangdiandalkan
dapat
dapat dapat diandalkan
diandalkan secara secara
secara nasional.
nasional.
nasional.

3.
3. Keamanan
Keamanan Data
Data
Keamanan
Keamanan data menjadi
data menjadi perhatian
perhatian utama
utama dalam
dalam pengembangan
pengembangan SIKS-NG,
SIKS-NG,
mengingat
mengingat DTKS
DTKS berisikan
berisikan data
data demografi
demografi dan
dan sosial
sosial ekonomi
ekonomi rumah
rumah
tangga/keluarga
tangga/keluarga dan
dan individu
individu yang
yang harus
harus dijaga
dijaga kerahasiaannya.
kerahasiaannya.
Upaya
Upaya yang
yang dilakukan
dilakukan untuk
untuk mengamankan
mengamankan datadata antara
antara lain:
lain:
a.
a. Mendapatkan
Mendapatkan sertifikasi
sertifikasi ISO
ISO 27001
27001 di
di tahun
tahun 2019
2019 untuk
untuk keamanan
keamanan data:
data: yaitu
yaitu
melindungi
melindungi dan
dan memelihara
memelihara kerahasiaan,
kerahasiaan, integritas
integritas dan
dan ketersediaan
ketersediaan informasi
informasi
serta
serta mengelola
mengelola dan
dan mengendalikan
mengendalikan risiko
risiko informasi.
informasi.
b.
b. Melakukan
Melakukan autentikasi
autentikasi pada
pada saat
saat login
login aplikasi
aplikasi dan
dan menerapkan
menerapkan captcha,
captcha,
sehingga
sehingga hanya
hanya pengguna
pengguna pemilik kewenangan yang
pemilik kewenangan yang dapat
dapat mengakses
mengakses
sistem
sistem dan
dan data.
data. Teknik
Teknik ini
ini juga
juga berguna
berguna untuk
untuk menghindari
menghindari pengguna
pengguna palsu
palsu
(bot).
(bot).

31
31 Kajian
Kajian lain
lain yang
yang dilakukan
dilakukan oleh
oleh Pusdatin
Pusdatin Kesos
Kesos adalah
adalah pemanfaatan
pemanfaatan metode
metode Machine
Machine Learning
Learning dalam
dalam
membantu
membantu penentuan
penentuan kelayakan
kelayakan calon
calon penerima
penerima bantuan
bantuan untuk
untuk mendapatkan
mendapatkan program
program bantuan
bantuan
tertentu
tertentu atau
atau kelayakan
kelayakan suatu
suatu keluarga
keluarga penerima
penerima manfaat
manfaat untuk
untuk digraduasi/dikeluarkan
digraduasi/dikeluarkan dari
dari suatu
suatu
program bantuan tertentu.
program bantuan tertentu.

38
38
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

45
c. Menerapkan standar pembangunan dan pemeliharaan aplikasi dengan 3
tahapan utama, yaitu pengembangan, uji coba dan produksi. Dengan
pembagian tahapan ini, masing-masing personil/bagian tidak saling
mengganggu pekerjaan bagian lainnya (segregation of duties).
d. Pembangunan SIKS-NG Middleware atau Service Bus untuk menjembatani
aplikasi utama (front-end) dengan komponen basis data (back-end). Setiap
aplikasi harus menggunakan API atau Web Service yang terdapat di Service
Bus dengan token tertentu untuk mengakses data. Dengan begitu, pengguna
tidak bisa mengakses basis data secara langsung.
e. Melakukan diagnosa dan analisis kerentanan aplikasi secara rutin dengan
menggunakan software khusus pemindai kerentanan aplikasi web. Setiap
sistem aplikasi yang ada di Kemensos harus lolos dalam pemindaian oleh
software tersebut sehingga sehingga keamanan sistem aplikasi tersebut dapat
dijamin.
f. Menerapkan akses terbatas pada Data Center tempat pengelolaan aplikasi
dan server DTKS. Pintu menuju Data Center dilengkapi dengan akses
biometrik. Hal ini dilakukan untuk melindungi data dari terobosan pihak tertentu
yang tidak diinginkan.
g. Menggunakan perangkat firewall32 untuk melindungi DTKS dari akses yang
tidak diijinkan baik ke jaringan, server, basis data maupun aplikasi. Firewall
dapat mengontrol semua lalu lintas jaringan yang keluar masuk secara sah.

E. BIMBINGAN TEKNIS SIKS-NG UNTUK PENGUATAN SDM PELAKSANA DI


DAERAH
Sumber Daya Manusia merupakan komponen utama dalam pelaksanaan
pemutakhiran DTKS. Karenanya, penguatan SDM secara berkala perlu dilakukan
seiring dengan perkembangan teknologi dan sistem pada SIKS-NG. Penguatan ini juga
perlu dilaksanakan mengingat rotasi petugas (supervisor dan operator) di daerah yang
relatif tinggi.

32
Firewall adalah sistem keamanan jaringan yang memantau dan mengontrol lalu lintas jaringan yang
masuk dan keluar berdasarkan aturan keamanan yang telah ditentukan sebelumnya.

39
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

46
Penguatan SDM sudah dilakukan sejak Agustus tahun 2017 dalam berbagai kegiatan,
antara lain:
1. Training of Trainer (TOT) di Pusdatin Kesos. Pelaksanaan TOT dijadwalkan secara
rutin dan diinformasikan melalui halaman resmi https://e-sertifikat.kemsos.go.id
yang bertempat di kantor Pusdatin Kesos Jakarta. Durasi kegiatan TOT adalah 1
hari untuk setiap modul materi. Modul materi yang tersedia adalah SIKS-Droid,
SIKS-NG Online dan Offline, SIKS-NG Modul PBI, SIKS-NG Modul LKS dan SIKS-
NG Modul SLRT.
2. Penguatan SDM Supervisor dan Operator daerah yang dilakukan secara terpusat
di provinsi. Bimbingan teknis ini diikuti oleh petugas SIKS-NG dari perwakilan
provinsi dan kabupaten/kota. Waktu penyelenggaran selama dua hari dengan
materi33 kebijakan mekanisme verifikasi dan validasi DTKS, dan teknis penggunaan
aplikasi SIKS-NG serta dilengkapi dengan Forum Discussion Grup (FGD).
3. Penguatan SDM sesuai permintaan atau undangan (On Demand) pemerintah
kabupaten/kota. Pusdatin Kesos mengirim tenaga pelatih ke daerah untuk
memberikan pembekalan dan pendalaman SIKS-NG selama beberapa hari.

Selain materi teknis, juga diberikan materi yang berkaitan dengan moral dan integritas
para petugas untuk mendukung kualitas dan keakuratan data yang lebih baik. Hal ini
penting mengingat kualitas data yang dikumpulkan di lapangan sangat bergantung
pada peran para petugas dalam menjalankan amanah yang diembannya. Kejadian
tidak terduga seperti pengisian data fiktif tanpa kunjungan ke lapangan maupun
kesalahan input data merupakan masalah yang dapat terjadi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka strategi yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Pada saat Bimtek ditekankan kepada Pengawas untuk mendampingi Petugas
Pengumpul Data di awal pendataan agar kesalahan dapat berkurang.
2. Menilai kesesuaian pelaksanaan tiap tahap Verifikasi dan Validasi data di
lapangan dengan standar yang telah ditentukan34. Pemantauan dilakukan secara
periodik untuk setiap tahapan Verifikasi dan Validasi Data

33
Verivali= verifikasi dan validasi
34
Standar pelaksanaan kegiatan Pemantauan telah ditetapkan pada Lampiran Peraturan
Menteri Sosial Nomor 28 Tahun 2017 tentang Pedoman Umum Verifikasi dan Validasi Data
Terpadu Penanganan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu.

40
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

47
3. Pelaksanaan verifikasi dan validasi di lapangan dilakukan dengan menggunakan
aplikasi SIKS-NG berbasis Android (SIKS-Droid) sehingga dapat dicatat secara
rinci dan presisi sesuai fakta yang ada di lapangan.

F. MEKANISME DISEMINASI DAN PENGGUNAAN DATA


Data yang telah dikumpulkan, diolah, dianalisa dan ditetapkan oleh Menteri Sosial
selanjutnya dibagikan ke pihak-pihak yang berkepentingan untuk beragam tujuan.
Agar semua data dapat dimanfaatkan sesuai tujuannya dan tetap terjaga keakuratan
dan kerahasiaannya, ditetapkanlah mekanisme diseminasi dan penggunaan data.
1. Diseminasi Data
Diseminasi data merupakan bagian dari tugas Pusdatin Kesos yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial. Perubahan Permensos ini adalah
merupakan penajaman dari tata kelola data, sistem dan teknologi Informasi di
Kemensos dimana Pusdatin Kesos sebagai satuan kerja yang melakukan
pengelolaan dan diseminasi DTKS termasuk sistem dan Infrastruktur
penunjangnya.

Kegiatan diseminasi data mencakup penyebaran dan promosi data kepada para
pengguna atau pemangku kepentingan data (konsumen data) baik yang berada di
internal Kemensos maupun di luar Kemensos. Kegiatan ini juga mencakup layanan
konsultasi data untuk memahami makna dan cara pemanfaatan data. Konsumen
data DTKS meliputi Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Lembaga
Legislatif, organisasi masyarakat, lembaga pendidikan dan lembaga internasional.

Tujuan diseminasi data adalah agar pengguna dan pemangku kepentingan dapat
memperoleh informasi yang akurat dan cepat mengenai DTKS dan dapat
memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan.

Dalam melakukan tugas diseminasi data DTKS, Pusdatin Kesos


menggunakan beberapa cara antara lain dengan memberikan layanan
permohonan penggunaan data, layanan konsultasi secara tatap muka langsung
maupun melalui layanan video conference dengan para konsumen data, layanan
pemanfaatan aplikasi pengolah dan analisis data (melalui SIKS-NG Modul Business

41
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

48
Intellgence/BI), keikutsertaan dalam kegiatan pameran, penerbitan buku, leaflet,
booklet, dan poster DTKS, penyebaran informasi mengenai DTKS melalui sosilisasi,
rakor, media sosial, pembangunan dan pengembangan situs web Pusdatin35 dan
situs web DTKS36, serta melakukan kunjungan langsung ke Pemerintah Daerah.

Berikut adalah gambaran lengkap tentang bentuk diseminasi DTKS yang dilakukan
oleh Pusdatin Kesos.
a. Diseminasi DTKS melalui layanan permohonan penggunaan data
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin dan
Permensos Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pengelolan Data Terpadu
Kesejahteraan sosial mengamanatkan bahwa data terpadu kesejahteraan sosial
merupakan sumber data utama dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
yang dilaksanakan secara terarah, terpadu, dan berkelanjutan oleh
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. Keterpaduan
data dan komplementaris di antara program menjadi kunci efektivitas
penanganan fakir miskin dalam memberikan bantuan, subsidi dan/atau
pemberdayaan sosial.

Saat ini, DTKS telah banyak digunakan oleh berbagai kepentingan untuk
ketepatan sasaran program. Penetapan sasaran program diperlukan agar
perencanaan, pelaksanaan dan penganggaran program dapat menjadi lebih
fokus, terarah dan efisien, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Dalam Permensos Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Data Terpadu


Kesejahteraan Sosial, penggunaan DTKS oleh Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat telah diatur mekanismenya, sebagai
berikut:

35
http://pusdatin.kemensos.go.id
36
http://dtks.kemensos.go.id

42
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

49
NoNo. Pengguna Tujuan Penggunaan
1 Kementerian Sosial Program Bantuan Sosial Sembako/BPNT, BST,
PKH
2 Kementerian Energi dan Subsidi Listrik
Sumber Daya Manusia
3 Kementerian Kesehatan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
4 Kementerian Pendidikan Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu
dan Kebudayaan Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah)
5 Kementerian Agama Program Indonesia Pintar
6 Kementerian Kelautan dan Bantuan Sosial untuk nelayan miskin
Perikanan
7 Kementerian Desa, PDT Program Penanggulangan Fakir Miskin di wilayah
dan Transmigrasi pedesaan, alokasi dana desa, penyusunan peta
ketahanan dan kerentanan pangan, Bantuan
Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD)
8 Kementerian Kegiatan penurunan pekerja anak, publikasi
ketenagakerjaan dalam rangka Hari Disabilitas Internasional
9 Baznas dan Rumah Zakat Program Penanganan Fakir Miskin
10 Lembaga Ilmu Penelitian
Pengetahuan Indonesia
11 Kementerian Pekerjaan Program peningkatan kualitas rumah tidak layak
Umum dan Perumahan huni, grand design housing dan real estate
Rakyat information system
12 Kementerian Koperasi dan Program Kelompok Usaha Bersama
Usaha Kecil dan Menengah
13 Badan Pertanahan Nasional Program pembuatan sertifikat tanah bagi fakir
miskin
14 Badan Pengelola Subsidi transportasi warga Jakarta tepat sasaran
Transportasi Jabodetabek
15 BPJS Ketenagakerjaan Program perikanan tangkap dan budidaya,
Subsidi Upah
16 Badan Perencanaan Aplikasi SEPAKAT
Pembangunan Nasional

43
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

50
No Pengguna Tujuan Penggunaan
17 Kementerian Pertanian Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan
Pangan, Program Pengentasan Daerah Rentan
Rawan Pangan, Program bantuan petani miskin
18 Kementerian Dalam Negeri Penetapan Kebijakan Social Safety Net
Pemerintah Daerah
19 Badan Nasional Kebijakan Program Jaring Pengaman Sosial
Penanggulangan Bencana untuk masyarakat terdampak Covid-19
20 Badan Nasional Pengelola Lokasi prioritas pengelolaan batas wilayah
Perbatasan negara dan kawasan perbatasan
21 Kepolisian Penanganan masalah kesejahteraan sosial,
pemetaan wilayah penerima bantuan sosial
covid-19
22 Badan Pengawasan Pemeriksaan
Keuangan Pembagunan
23 Badan Pemeriksa Pemeriksaan
Keuangan
24 Komisi Pemberantasan Pemetaan kondisi data dan rekomendasi
Korupsi perbaikan bagi daerah
25 Kementerian Keuangan Alokasi anggaran dana desa, pemetaan basis
data perpajakan, Program Pembiayaan Ultra
Mikro, Program Pemulihan Ekonomi Nasional
(PEN)
26 Kementerian Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan
Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
dan Perlindungan Anak
27 Badan Informasi Geopasial Penyusunan konsep integrasi spasial statistic
28 Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja
Kartu Prakerja
29 Gugus Tugas Covid-19 Penentuan Program Bantuan Sosial Covid-19
30 Kementerian Koordinator Koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian
Bidang Pembangunan pelaksanaan bantuan social dan subsidi
Manusia dan Kebudayaan

Tabel 2.3 Pemanfaatan DTKS oleh K/L

44
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

51
Hingga saat ini pemerintah daerah menggunakan DTKS untuk melakukan
Hingga saat inidata
pemutakhiran pemerintah daerah menggunakan
dan pemberian DTKS
bantuan. DTKS juga untuk melakukan
digunakan oleh
pemutakhiran data dan untuk
kementerian/lembaga pemberian bantuan. kepentingan
berbagai DTKS juga digunakan oleh
perencanaan,
kementerian/lembaga untukdan penyelenggaraan
penganggaran, pembangunan berbagai kepentingan perencanaan,
kesejahteraan sosial.
penganggaran, pembangunan dan penyelenggaraan
Adapun Kementerian/Lembaga kesejahteraan
yang telah menggunakan sosial. serta
DTKS
Adapun Kementerian/Lembaga
pemanfaatannya yang telah menggunakan DTKS serta
sebagaimana berikut:
pemanfaatannya sebagaimana berikut:

Gambar 2.13 Pengajuan penggunaan DTKS


Gambar
Gambar2.13
2.13Pengajuan
Pengajuanpenggunaan
penggunaanDTKS
DTKS
Selain itu, saat ini Pusdatin Kesos tengah mengembangkan dashboard37 Business
Selain itu, saat
Intelligence ini Pusdatin
(SIKS-NG Kesos
Modul BI) tengah mengembangkan
yang bertujuan dashboardPemerintah
untuk memfasilitasi
37
Business
Intelligence
Daerah (SIKS-NG Modul
Kabupaten/Kota BI) yang
untuk bertujuandata,
mengakses untukmengekslorasi
memfasilitasi Pemerintah
data dan
Daerah Kabupaten/Kota
melakukan analisis data untuk mengakses
kemiskinan. data, inimengekslorasi
Dashboard menampilkan data dan
variabel-
melakukan analisis
variabel DTKS yang data kemiskinan.
disajikan Dashboard
dengan berbagai filteriniyang
menampilkan variabel-
dapat dipilih sesuai
variabel
kebutuhanDTKS
danyang disajikan
dapat dengan
digunakan berbagai
sebagai dasarfilter yang dapatkebijakan
pengambilan dipilih sesuai
dan
kebutuhan
perencanaandan dapat yang
program digunakan sebagai
lebih tepat dasar
sasaran. pengambilan
Terobosan kebijakansuatu
ini merupakan dan
perencanaan
upaya untuk program yang lebih
memaksimalkan tepat sasaran.
pemanfaatan Terobosan
DTKS ini merupakan
oleh Organisasi suatu
Perangkat
upaya
Daerahuntuk memaksimalkan
(OPD). pemanfaatan
Lebih lanjut, Badan DTKS
Kebijakan oleh(BKF)
Fiskal Organisasi Perangkat
Kemenkeu telah
Daerah (OPD). Lebih lanjut, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu telah
37
Dashboards adalah sebuah tampilan visualisai data yang menampilkan berbagai metriks, angka
ataupun data visual. Tujuan utama dashboards adalah membantu pemakai dalam membuat
37
Dashboards
keputusan adalah
yang tepatsebuah tampilan
dan cepat visualisai
berdasarkan data
dari yang
data menampilkan
yang ada. berbagai metriks, angka
ataupun data visual. Tujuan utama dashboards adalah membantu pemakai dalam membuat
keputusan yang tepat dan cepat berdasarkan dari data yang ada.

45
45
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

52
meminta akses Dashboard SIKS-NG Modul BI dan akses penuh layanan BI telah
diberikan.

b. Diseminasi DTKS Melalui Layanan Konsultasi Tatap Muka Langsung Dan


Video Conference

Untuk mendukung dan memberikan pemahaman dan kesadaran stakeholder akan


manfaat DTKS yang lebih besar dalam perencanaan dan penganggaran
pembangunan, implementasi kebijakan, pelaksanaan kebijakan serta kepentingan
penelitian, Pusdatin Kesos melakukan layanan konsultasi data yang dilakukan baik
secara tatap muka maupun video conference. Diseminasi dengan cara datang
langsung ke Pusdatin Kesos dan melalui layanan video conference dilakukan
dengan mekanisme sebagai berikut:
1) Kementerian/Lembaga/Instansi mengirimkan surat permohonan konsultasi data
ke e-mail dista.pusdatin@kemsos.go.id. Pemohon wajib mencantumkan jenis
layanan konsultasi data, via video conference atau tatap muka, dan contact
person serta jadwal konsultasi.
2) Petugas layanan data memeriksa dan melaporkan surat permohonan konsultasi
data yang masuk kepada pejabat yang berwenang.
3) Pejabat berwenang menelaah surat permohonan konsultasi data yang masuk.
Jika disetujui, pejabat berwenang menentukan petugas yang akan menerima
pemohon. Jika tidak, petugas layanan data akan menginformasikan kepada
pemohon untuk memperbaiki atau menerima penjadwalan ulang konsultasi
data.
4) Petugas layanan data menyampaikan informasi persetujuan konsultasi data
kepada pemohon melalui media komunikasi.
5) Melaksanakan konsultasi data sesuai jenis layanan dan jadwal yang telah
ditentukan.
6) Pemohon mengisi form survei kepuasan layanan yang disampaikan oleh
petugas layanan data setelah sesi konsultasi berakhir.
7) Pemohon wajib menyerahkan form survei kepuasan layanan data yang telah diisi
kepada petugas layanan data.

46
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

53
c. Diseminasi DTKS melalui keikutsertaan dalam kegiatan pameran
Pameran yang rutin diikuti oleh Pusdatin Kesos setiap tahun adalah pameran dalam
c. Diseminasi DTKS melalui keikutsertaan dalam kegiatan pameran
rangka memperingati Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN). Dalam
Pameran yang rutin diikuti oleh Pusdatin Kesos setiap tahun adalah pameran dalam
pameran ini Pusdatin Kesos menampilkan produk-produk Pusdatin Kesos. Selain
rangka memperingati Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN). Dalam
pameran HKSN, Pusdatin Kesos juga mengikuti pameran yang diselenggarakan
pameran ini Pusdatin Kesos menampilkan produk-produk Pusdatin Kesos. Selain
oleh Kementerian/Lembaga lainnya.
pameran HKSN, Pusdatin Kesos juga mengikuti pameran yang diselenggarakan
d. Diseminasi DTKS melalui penerbitan buku, leaflet, booklet, dan poster
oleh Kementerian/Lembaga lainnya.
Pada tahun 2020 terdapat beberapa produk yang telah diterbitkan oleh Pusdatin
d. Diseminasi DTKS melalui penerbitan buku, leaflet, booklet, dan poster
Kesos diantaranya leaflet SIKS-DATAKU, leaflet SIKS-Droid, leaflet Metadata
Pada tahun 2020 terdapat beberapa produk yang telah diterbitkan oleh Pusdatin
Kesos, poster Alur Menu Perbaikan NIK, poster mekanisme verifikasi dan validasi
Kesos diantaranya leaflet SIKS-DATAKU, leaflet SIKS-Droid, leaflet Metadata
DTKS, poster Layanan Terpadu DTKS, hasil survei kepuasaan layanan data dan
Kesos, poster Alur Menu Perbaikan NIK, poster mekanisme verifikasi dan validasi
booklet buku saku DTKS. Semua produk ini dapat diunduh melalui situs web DTKS.
DTKS, poster Layanan Terpadu DTKS, hasil survei kepuasaan layanan data dan
e. Diseminasi DTKS melalui media sosial
booklet buku saku DTKS. Semua produk ini dapat diunduh melalui situs web DTKS.
Gambaran mengenai jumlah pengikut dan jumlah publikasi di media sosial disajikan
e. Diseminasi DTKS melalui media sosial
pada infografik berikut:
Gambaran mengenai jumlah pengikut dan jumlah publikasi di media sosial disajikan
pada infografik berikut:

Youtube
1,2ribu pengikut
Youtube
Instagram 1,2ribu pengikut
10.000 pengikut
Instagram
10.000 pengikut Facebook
2.786 pengikut
Facebook
Twitter 2.786 pengikut
987 pengikut
Twitter
987 pengikut
Tabel 2.4 Jumlah pengikut sosial media per November 2020

Media sosial merupakan salahpengikut


Tabel 2.4 Jumlah satu media yang
sosial digunakan
media oleh 2020
per November Pusdatin Kesos
Tabel 2.4 Jumlah pengikut sosial media per November 2020
untuk mendiseminasikan DTKS secara cepat. Media sosial dimaksud adalah
Media sosial merupakan salah satu media yang digunakan oleh Pusdatin Kesos
Instagram (@pusdatinkesos), Facebook, Twitter (@pusdatinkesos), dan Youtube.
untuk mendiseminasikan DTKS secara cepat. Media sosial dimaksud adalah
Instagram (@pusdatinkesos), Facebook, Twitter (@pusdatinkesos), dan Youtube.
47

47
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

54
Media ini menginformasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pusdatin
Kesos baik dalam bentuk narasi maupun dokumentasi kegiatan. Selain itu, dalam
media sosial juga ditampilkan video dan infografik yang berkaitan dengan kegiatan
Pusdatin Kesos.

f. Diseminasi melalui situs web


Berikut situs website yang telah dibangun untuk tujuan diseminasi informasi
DTKS:
1) Situs web Pusdatin Kesos (https://pusdatin.kemsos.go.id) yang
menampilkan informasi mengenai profil, kinerja, layanan Pusdatin Kesos
dan informasi publik.
2) Situs web DTKS (https://dtks.kemensos.go.id) yang menampilkan
sejarah DTKS, dasar hukum/regulasi, informasi terkini, dashboard data
tertentu, layanan data, helpdesk, berita dari daerah, dan informasi yang
berhubungan dengan DTKS.
3) Situs web Dashboard BI (https://dashboard.kemensos.go.id) yang
menyediakan alat analisa DTKS bagi Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Dashboard ini menyajikan DTKS dari berbagai sudut
pandang diantaranya pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan. Dashboard
Ini juga menyajikan data berdasarkan jenis kerentanan yaitu penyandang
disabilitas, anak dan lanjut usia.

g. Diseminasi dengan melakukan kunjungan ke Pemerintah Daerah


Kunjungan yang dilakukan oleh Pusdatin Kesos ke Pemerintah Daerah
yang berkenaan dengan diseminasi data adalah kegiatan sosialisasi
Dashboard Business Intelligence DTKS dan pembagian publikasi policy
brief (Ringkasan Kebijakan). Dalam kegiatan ini Pusdatin Kesos melakukan
sosialisasi manfaat Dashboard Business Intelligence DTKS, simulasi
penggunaan Dashboard Business Intelligence DTKS, dan sekaligus
memberikan akses kepada Pemerintah Daerah untuk dapat menggunakan
Dashboard Business Intelligence DTKS. Pada kegiatan kunjungan ini
Pusdatin Kesos juga telah menyiapkan policy brief yang merupakan

48
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

55
analisis terhadap Dashboard Business Intelligence DTKS serta
rekomendasi kebijakan yang dapat digunakan dan ditindaklanjuti oleh
Pemerintah Daerah.

2. MEKANISME PENGGUNAAN DATA

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin dan


Permensos Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pengelolan Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial mengamanatkan bahwa data terpadu kesejahteraan
sosial merupakan sumber data utama dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial yang dilaksanakan secara terarah, terpadu, dan berkelanjutan oleh
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
Keterpaduan data dan komplementar antar program menjadi kunci efektivitas
penanganan fakir miskin dalam memberikan bantuan, subsidi dan/atau
pemberdayaan sosial.

Saat ini, DTKS telah banyak digunakan oleh berbagai kepentingan untuk
ketepatan sasaran program. Penetapan sasaran program diperlukan agar
perencanaan, pelaksanaan dan penganggaran program dapat menjadi lebih
fokus, terarah dan efesien, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Dalam Permensos Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Data Terpadu


Kesejahteraan Sosial, penggunaan DTKS oleh Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat telah diatur mekanismenya, sebagai
berikut :

49
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

56
Kementerian
Kementerian / / Pemerintah
PemerintahDaerah
Daerah Perangkat
Perangkat Daerah
Daerah Masyarakat
Masyarakat
Lembaga
Lembaga

1. Mengajukan
1. Mengajukan 1. Dinas
1. Dinas / Instansi
/ Instansi 1.1. Mengajukan
Mengajukan 1. Mengajukan
1. Mengajukan
permohonan
permohonan Sosial
Sosial mengajukan
mengajukan permohonan
permohonantertulis
tertulis permohonan
permohonan
tertulistertulis
kepada kepada permohonan
permohonan kepada
kepadaDinas / /
Dinas tertulis kepadakepada
tertulis
Menteri
Menteri tertulis
tertulis kepada
kepada Instansi
InstansiSosial
Sosial Menteri
Menteri
2. Menandatangani Menteri
2. Menandatangani Menterimelalui
melalui 2.2. Dinas/Instansi
Dinas/Instansi 2. Menandatangani
2. Menandatangani
Berita Berita
AcaraAcara aplikasi
aplikasi SIKS-NG
SIKS-NG Sosial
Sosialmenyiapkan
menyiapkan BeritaBerita
Acara Serah
Acara Serah
SerahSerah
TerimaTerima 2. Menandatangani
2. Menandatangani data
datadan
danmembuat
membuat Terima Data dan
Terima Data dan
Data dan
Data dan Berita
Berita AcaraSerah
Acara Serah Berita
BeritaAcara
AcaraSerah
Serah menerima data data
menerima
menerima
menerima datadata Terima
Terima Datadan
Data dan Terima
TerimaData
Data 3. Melaporkan secara secara
3. Melaporkan
3. Melaporkan
3. Melaporkan menerimadata
menerima datadari
dari 3.
3. Pemohon
Pemohon tertulis hasil hasil
tertulis
secarasecara tertulis
tertulis aplikasi
aplikasi SIKSNG
SIKS NG menandatangani
menandatangani pemanfaatan data data
pemanfaatan
hasil hasil 3. Melaporkansecara
3. Melaporkan secara Berita
BeritaAcara
AcaraSerah
Serah kepada MenteriMenteri
kepada
pemanfaatan
pemanfaatan tertulis
tertulis hasil
hasil Terima
TerimaData dandan
Data
data kepada
data kepada pemanfaatandata
pemanfaatan data menerima
menerimadata
data
Menteri
Menteri kepada
kepada Menteri
Menteri 4.
4. Hasil
Hasilpenggunaan
penggunaan
data
dataoleh perangkat
oleh perangkat
daerah
daerahdilaporkan
dilaporkan
kepada
kepada Menteri
Menteri

2.5
2.5Mekanisme Penggunaan
Mekanisme Penggunaan DTKS
DTKS

Hingga saatsaat
Hingga ini, ini,DTKS
DTKS tidak
tidak hanya dimanfaatkan
hanya dimanfaatkan oleholeh
DinasDinas
SosialSosial
Kabupaten/Kota dalam
Kabupaten/Kota dalampemutakhiran data,akan
pemutakhiran data, akan tetapi
tetapi jugajuga digunakan
digunakan oleh oleh
organisasi, K/LK/L
organisasi, dandan
masyarakat.
masyarakat.
Adapun K/L K/L
Adapun yang telah
yang menggunakan
telah DTKSsebagai
menggunakan DTKS sebagai berikut
berikut : :
1. Kementerian Energi
1. Kementerian Energidan
danSumber DayaMineral
Sumber Daya Mineral untuk
untuk subsidi
subsidi Listrik.
Listrik.
2. Kementerian
2. KementerianKesehatan
Kesehatan untuk PenerimaBantuan
untuk Penerima Bantuan
IuranIuran Jaminan
Jaminan
Kesehatan (PBI
Kesehatan JK).
(PBI JK).
3. Kementerian Pendidikan
3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaandandan
dan Kebudayaan Kementerian
Kementerian Agama
Agama
untuk Kartu
untuk Indonesia
Kartu IndonesiaPintar.
Pintar.

50 50
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

57
4. Kementerian Sosial untuk Program Keluarga Harapan, Program Sembako,
Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dan bantuan Pemerlu
Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).
5. BPJS Tenaga Kerja DKI Jakarta untuk program perikanan tangkap dan
budidaya.
6. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek untuk subsidi transportasi
warga Jakarta tepat sasaran.
7. Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk warga miskin nelayan.
8. Kementerian Desa untuk program PFM di wilayah perdesaan.
9. Badan Amil Zakat Nasional untuk program PFM.
10. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan untuk pemeriksaan.
11. Kementerian Pertanian untuk program bekerja.
12. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk
peningkatan kualitas rumah tidak layak huni.
13. Kementerian koperasi dan UKM untuk Kelompok Usaha Bersama.
14. Kepolisian untuk penanganan masalah kesejahteraan sosial.
15. Badan Pertanahan Nasional untuk pembuatan sertifikat tanah bagi fakir
miskin.
16. Kementerian Sosial dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Teringgal, dan Transmigrasi untuk penyaluran bantuan sosial Covid-19.

Dengan terintegrasinya semua data program pengentasan


kemiskinan, para pengambil keputusan mudah melakukan
kerjanya dalam menentukan program apa saja yang efektif
Dengan terintegrasinya semua data program
dan tepat sasaran dalam
pengentasan meningkatkan
kemiskinan, kesejahteraan
para pengambil
keputusan mudah melakukan kerjanya dalam
rakyat tanpa terkecuali.
menentukan program apa saja yang efektif
dan tepat sasaran dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyat tanpa kecuali.

51
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

58III. Kelembagaan
III.III. Kelembagaan
Kelembagaan
Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial telah
besaran
menetapkanPeraturan
Peraturan tugas
Presiden
Presidendan
Nomor
Nomorfungsi
46 46
Tahun Kementerian
Tahun
20152015
tentang Sosial
tentang yang Sosial
Kementerian
Kementerian Sosial
telahtelah
diimplementasikan melalui Peraturan
menetapkan
menetapkan besaran Menteri
besarantugas Sosial
tugas Republik
dandan fungsi Indonesia
fungsi Nomor 14
Kementerian
KementerianSosial
Sosialyangyang
Tahun 2017diimplementasikan
tentang Organisasimelalui
danmelalui
diimplementasikan Tata Kerja di Menteri
Peraturan lingkungan
Peraturan Menteri Kementerian
Sosial
Sosial
Republik Sosial.
Republik
Indonesia
Indonesia
Nomor
Nomor
14 14
Permensos Tahun
ini merupakan
Tahun
2017
2017 pengganti
tentang
tentang dari Permensos
Organisasi
Organisasi
dandan Nomor
TataTata
Kerja
Kerja di20 Tahun
di lingkungan
lingkungan 2015
Kementerian
Kementerian
Sosial.
Sosial.
untuk mengakomodasi
Permensos perkembangan
Permensos
ini merupakan dan
ini merupakan dinamika
pengganti
penggantikebijakan
daridari
Permensos yang
Permensos diturunkan
Nomor
Nomor
20 20
Tahun
Tahun
20152015
melalui berbagai
untuk peraturan
untuk sepertiperkembangan
mengakomodasi
mengakomodasi Undang-Undang
perkembangan Nomor
dandan
dinamika13kebijakan
dinamikaTahun 2011
kebijakan
yang
yang
diturunkan
diturunkan
tentang Penanganan
melalui
melaluiFakir
berbagaiMiskin
berbagai yang seperti
peraturan
peraturanmengamanatkan
seperti Kementerian
Undang-Undang
Undang-Undang Nomor Sosial
Nomor
13 Tahun
13 Tahun20112011
sebagai leading sector
tentang
tentang terkait
Penanganan pengelolaan
Penanganan data
FakirFakir
Miskin fakir
Miskin
yang miskin.
yang
mengamanatkan
mengamanatkan
Kementerian
Kementerian
Sosial
Sosial
sebagai
sebagai
leading
leading
sector
sector
terkait
terkait
pengelolaan
pengelolaan
datadata
fakirfakir
miskin.
miskin.
Menyimak perkembangan lebih lanjut dengan terbitnya Peraturan Presiden nomor
39 Tahun 2019 berkenaan
Menyimak
Menyimak Satu Data lebih
perkembangan
perkembangan Indonesia
lebih
lanjut (SDI)
lanjut
dengandan
dengandengan
terbitnya dibentuknya
terbitnya
Peraturan
Peraturan
Presiden
Presiden
nomor
nomor
Lembaga SDI39 yang
Tahunterdiri
39 Tahun
2019 dari
2019 Dewan Satu
berkenaan
berkenaan Pengarah,
Satu
DataDataForum
IndonesiaSDI,
Indonesia Pembina
(SDI)(SDI)
dandan Data,
dengan
dengan
dibentuknya
dibentuknya
Walidata dan Produsen
Lembaga
LembagaData,
SDI SDI maka
yangyang Menteri
terdiri
terdiri Sosial
daridari
Dewan menindaklanjuti
DewanPengarah,
Pengarah, hal tersebut
Forum
Forum
SDI,SDI,
Pembina
Pembina
Data,
Data,
dengan menerbitkan
Walidata Permensos
Walidata
dandan
ProdusenNomor
Produsen
Data, 7maka
Data, Tahun
maka2020
Menteri tentang
Menteri
Sosial
SosialWalidata danhal tersebut
menindaklanjuti
menindaklanjuti hal tersebut
Produsen Data Bidang
dengan
dengan Kesejahteraan
menerbitkan
menerbitkan Sosial.
Permensos
Permensos Nomor
Nomor
7 Tahun
7 Tahun
20202020
tentang
tentang
Walidata
Walidata
dandan
Produsen
Produsen
DataData
Bidang
Bidang
Kesejahteraan
Kesejahteraan
Sosial.
Sosial.
Pada Permensos tersebut disebutkan bahwa Walidata Bidang Kesejahteraan
Sosial dilaksanakan
Pada
Padaoleh unit kerja
Permensos
Permensos di Kementerian
tersebut
tersebut
disebutkanSosial
disebutkan
bahwayang
bahwa mempunyai
Walidata
Walidata tugas
Bidang
Bidang
Kesejahteraan
Kesejahteraan
dan fungsi data dan
Sosial
Sosialinformasi
dilaksanakan kesejahteraan
dilaksanakan
oleholeh
unitunit sosial
kerjakerja diyang saat Sosial
di Kementerian ini dipegang
Kementerian Sosial
yang oleh
yang
mempunyai
mempunyai
tugas
tugas
Pusdatin Kesos dan
dandan mempunyai
fungsi
fungsi
datadata tugas:
dandan
informasi
informasi
kesejahteraan
kesejahteraan
sosial
sosial
yang
yang
saatsaat
ini dipegang
ini dipegang
oleholeh
1. mengumpulkan,
Pusdatin memeriksa
Pusdatin
Kesos
Kesos kesesuaian
dandan
mempunyai
mempunyai data,
tugas: dan mengelola data yang
tugas:
disampaikan 1.oleh produsen data
1. mengumpulkan,
mengumpulkan, sesuai
memeriksa dengan
memeriksa prinsip data,
kesesuaian
kesesuaian Satudata,
Data Indonesia;
dandan
mengelola
mengelola
datadata
yang
yang
2. menyebarluaskan data, Metadata,
disampaikan
disampaikan
oleholeh memberi
produsen dataKode
produsen data Referensi,
sesuai
sesuai
dengan dan
dengan Data
prinsip Induk
prinsip
SatuSatu
DatadiData
Indonesia;
Indonesia;
Portal Satu
2. Data Indonesia; dandata,
menyebarluaskan
2. menyebarluaskan data,
Metadata,
Metadata,
memberi
memberi
Kode Kode
Referensi,
Referensi,
dandan
DataData
Induk
Induk
di di
3. membantu Pembina
Portal
PortalData
Satu
Satudalam
Data
Data membina
Indonesia; danProdusen
Indonesia; dan Data.

3. membantu
3. membantu
Pembina
Pembina
DataData
dalam
dalam
membina
membina
Produsen
Produsen
Data.
Data.
Produsen Data merupakan seluruh unit kerja di Kementerian Sosial yang
menghasilkan data
Produsendi Data
bidang
Produsen Data kesejahteraan
merupakan
merupakan sosial
seluruh unitdan
seluruh unit menyampaikan
kerja
kerja dataSosial
di Kementerian
di Kementerian Sosial
yangyang
kepada Walidata.
menghasilkan
menghasilkan
datadata
di bidang
di bidang
kesejahteraan
kesejahteraan
sosial
sosial
dandan
menyampaikan
menyampaikandatadata
kepada
kepada
Walidata.
Walidata.

52
5252
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

59
Tugas Produsen Data diantaranya:
1. memberikan masukan kepada Pembina Data dan Menteri atau kepala Instansi
Pusat mengenai Standar Data, Metadata, dan Interoperabilitas Data;
2. menghasilkan Data sesuai dengan prinsip Satu Data Indonesia;
3. menyampaikan Data dan Metadata kepada Walidata.

Data yang dihasilkan oleh Produsen Data harus memenuhi Standar Data, dilengkapi
dengan Metadata38 dan memenuhi kaidah Interoperabilitas39 Data serta
menggunakan Kode Referensi atau Data Induk.

Untuk mendapatkan data kesejahteraan sosial yang terpadu dan akurat secara
nasional, diperlukan strategi yang cermat baik di data utama dan data pendukung
kegiatan penanggulangan kemiskinan. Selanjutnya strategi itu memerlukan
penyempurnaan baik dari sisi organisasi, sumber daya, mekanisme pengelolaan
data beserta infrastruktur pendukungnya, dan pengelolaan sistem informasi
pengelola data yang handal di Kementerian Sosial.

Dengan mempertimbangkan kondisi empirik atas permasalahan, kebutuhan


untuk menangani keluasan cakupan, dan kekhususan tugas dan fungsi maka
dipandang perlu penataan organisasi dan tata kerja untuk mewadahi tugas dan
fungsi pengelolaan data di bidang kesejahteraan sosial serta Sistem dan
Teknologi Informasi pendukung proses bisnis kegiatan Kementerian Sosial yang
mencakup:

1. Pengelolaan pengembangan Teknologi Informasi (TI), infrastruktur TI, dan


sistem informasi kesejahteraan sosial;
2. Pengumpulan, pengolahan, dan penyajian DTKS; dan
3. Diseminasi DTKS yang meliputi rujukan, analisis, dan layanan serta
penyebarluasan data.

38
Metadata adalah informasi terstruktur yang mendeskripsikan, menjelaskan, menemukan, atau
setidaknya menjadikan suatu informasi mudah untuk ditemukan kembali, digunakan, atau
dikelola. Metadata sering disebut sebagai data tentang data atau informasi tentang informasi.
39
Interoperabilitas dalam organisasi berkaitan dengan kemampuan sistem dan aplikasi IT yang
berbeda untuk saling berkomunikasi. Dengan kata lain, perangkat yang ada nantinya mampu
bertukar dan menginterpretasi data yang dibagikan satu sama lain.

53
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

60
STRUKTUR ORGANISASI
Untuk menguatkan organisasi dan tata kerja Pusdatin Kesos, serta mendukung
pengelolaan data dan informasi secara terintegrasi sebagaimana diamanatkan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin, perlu
dilakukan penataan organisasi dan tata kerja Pusdatin Kesos. Untuk mewujudkan itu,
pada tahun 2017 Organisasi dan tata kerja Pusdatin Kesos mengalami perubahan
dengan menambahkan dan mengubah nomenklatur jabatan struktural.

Sesuai Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 20 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Sosial sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Sosial Nomor 14 Tahun 2017, pada pasal 629 (1) Pusat Data dan Informasi
Kesejahteraan Sosial di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri melalui
Sekretaris Jenderal.

Adapun Struktur Organisasi Pusdatin Kesos tersebut terdiri dari:


1. Kepala Pusdatin Kesos
2. Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas melaksanakan administrasi pusat. Bagian
Tata Usaha terdiri dari 2 (dua) sub bagian yaitu Sub Bagian Perencanaan dan
Keuangan dan Sub Bagian Umum. Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan urusan perencanaan kegiatan dan anggaran;
b. pelaksanaan urusan keuangan; dan
c. pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian, tata persuratan, kearsipan,
perlengkapan, dan rumah tangga
3. Bidang Pengelolaan Data, melaksanakan tugas penyusunan kebijakan teknis dan
pengelolaan data kesejahteraan sosial. Bidang Pengelolaan Data terdiri dari 2
(dua) sub bidang yaitu Sub Bidang Pengumpulan Data dan Sub Bidang
Pengolahan dan Penyajian Data. Bidang Pengelolaan Data mempunyai fungsi:
a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang pengelolaan data
kesejahteraan sosial; dan
b. pelaksanaan pengelolaan data kesejahteraan sosial.
4. Bidang Diseminasi Data, melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan
pelaksanaan diseminasi data kesejahteraan sosial. Bidang Diseminasi Data terdiri
dari 2 (dua) sub bidang yaitu Sub Bidang Layanan Data dan Sub Bidang Promosi
Data. Bidang Diseminasi Data mempunyai fungsi:

54
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

61
a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang diseminasi data
kesejahteraan sosial; dan
b. pelaksanaan diseminasi data kesejahteraan sosial.
5. Bidang Pengelolaan Sistem dan Teknologi Informasi, mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan kebijakan teknis serta pengelolaan sistem dan
teknologi informasi. Bidang Pengelolaan Sistem dan Teknologi Informasi terdiri
dari 2 (dua) sub bidang yaitu Sub Bidang Pengelolaan Sistem Informasi dan Sub
Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi. Bidang Pengelolaan Sistem dan
Teknologi Informasi mempunyai fungsi:
a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang pengelolaan sistem dan
teknologi informasi; dan
b. pelaksanaan pengelolaan sistem dan teknologi informasi.

Secara rinci Struktur Organisasi Pusdatin Kesos dapat dilihat pada Gambar 3.1
berikut:

55
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

62

Gambar 3.1 Struktur Kelembagaan


Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

63
Untuk mewujudkan tujuan strategis Pusdatin Kesos,
dirancang sasaran kegiatan. Berupa peningkatan
Untuk mewujudkan tujuan strategis Pusdatin
meningkatkan kualitas sasaran
Kesos, dirancang Data Terpadu
kegiatan.Kesejahteraan
Berupa
Sosialpeningkatan
yang lengkap, meningkatkan
akurat, dan kualitas Data Juga
tepat waktu.
Terpadu Kesejahteraan Sosial yang lengkap,
terciptanya sistem
akurat, dan tepatinformasi
waktu. Juga layanan data
terciptanya terpadu
sistem
informasi sosial
kesejahteraan layanan
yangdata terpadu
andal . kesejahteraan
sosial yang andal.

Salah satu tujuan strategis Kementerian Sosial adalah meningkatkan layanan


yang berkualitas oleh pelaku penyelenggara kesejahteraan sosial yang
profesional. Dari tujuan tersebut dibagi menjadi dua sasaran strategis yang salah
satunya meningkatkan kualitas DTKS. Indikator kinerja sasaran strategis
meningkatkan kualitas DTKS adalah Persentase (%) K/L/D yang memanfaatkan
DTKS dalam penyelenggaraan program penanggulangan kemiskinan.

Mengacu kepada kebijakan Kementerian Sosial, maka kebijakan Pusdatin Kesos


dalam meningkatkan kualitas DTKS melalui strategi-strategi sebagai berikut:
1. Peningkatan kualitas sistem informasi kesejahteraan sosial;
2. Peningkatan kualitas instrumen DTKS yang memasukkan indikator
kemiskinan dan kerentanan multi dimensi, serta pengembangan metode
perangkingan penduduk yang konsisten dengan sistem graduasi masing-
masing program;
3. Pendampingan kepada Pemerintah Daerah untuk pengendalian mutu dalam
proses verifikasi dan validasi dari segi kelembagaan di daerah, kapasitas
sumber daya manusia, serta pengembangan sistem pendataan, melalui (i)
pemantauan kualitas data; (ii) Pemberian bimbingan teknis ke daerah
terhadap mekanisme verifikasi dan validasi data; (iii) Sosialiasi DTKS secara
internal maupun eksternal kelembagaan;
4. Peningkatan keaktifan Pemerintah Daerah serta memastikan pengalokasian
anggaran verifikasi dan validasi data terpadu kesejahteraan sosial, melalui (i)
penyusunan raport keaktifan pendataan untuk setiap daerah, rapor ditujukan
kepada Gubernur/Walikota/Bupati; (ii) Redefinisi keaktifan pemutakhiran

57
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

64
DTKS agar aa batas minimal data yang harus dilakukan pemutakhiran oleh
daerah; (iii) Insentif yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang
sosial bagi daerah yang aktif melakukan pemutakhiran data;
5. Peningkatan integrasi data terpadu baik secara program maupun sistem,
khususnya dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik), sistem informasi
Administrasi Kependudukan (Adminduk), sistem informasi Kesehatan yang
dimiliki oleh BPJS Kesehatan, sistem informasi pelanggan PLN, serta basis
data lain yang terkait dengan penyelenggaraan program penanggulangan
kemiskinan dan perlindungan sosial;
6. Peningkatan tata kelola kelembagaan melalui penguatan fungsi Tim
Koordinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) untuk
berkoordinasi dengan perangkat daerah terkait dalam hal pendataan,
pengaduan, dan pemanfaatan DTKS.

Menjadi pengelola Data Kesejahteraan Sosial yang


profesional dan andal, berbasis sistem dan teknologi
informasi.
Menjadi pengelola Data Kesejahteraan Sosial
yang profesional dan andal, berbasis sistem dan
teknologi informasi

58
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

65
IV. DESAIN BESAR
IV.IV. DESAIN DTKS
DESAINBESAR DAN
BESARDTKS
DTKSDAN
DAN
ARSITEKTUR SISTEM
ARSITEKTUR
ARSITEKTURSISTEM
SISTEM
Sesuai Peraturan Menteri Sosial Nomor 5 Tahun 2019, DTKS terdiri dari tiga
Sesuai
komponen data Sesuai
Peraturan
utama, Peraturan
Menteri
Menteri
yaitu Data Sosial
Sosial
Pemerlu Nomor
Nomor
5 Tahun
Pelayanan 5 Tahun
2019,
2019,
KesejahteraanDTKS
DTKSterdiri
Sosial terdiri
dari
dari
tiga
tiga
komponen
komponen
(PPKS), Data Penerima data
data
utama,
Bantuan utama,
dan yaitu
yaitu
Data
Data
PemberdayaanPemerlu
PemerluPelayanan
Pelayanan
sosial serta Kesejahteraan
Kesejahteraan
data Potensi Sosial
Sosial
(PPKS),
(PPKS),
Sumber KesejahteraanData
Data
Penerima
Sosial Penerima
(PSKS). Bantuan
Bantuan
Data dandan
Pemberdayaan
ini dikelolaPemberdayaan sosial
sosial
dengan aplikasi serta
serta
Sistem data
data
Potensi
Potensi
Sumber
SumberKesejahteraan
Informasi Kesejahteraan Kesejahteraan
Sosial Sosial
(SIKS-NG)Sosial
dan(PSKS).
(PSKS).
menjadiData
Data
ini ini
sumber dikelola
dikelola
data dengan
utama dengan
dalamaplikasi
aplikasi
Sistem
Sistem
Informasi
Informasi
Kesejahteraan
penyaluran program-programKesejahteraan
bantuanSosial
Sosial
dan (SIKS-NG)
(SIKS-NG)
dan
pemberdayaandan
menjadi
menjadi
sosial, sumber
sumber
baik data
data
yang utama
utama
dalam
dalam
penyaluran
diselenggarakan penyaluran
program-program
program-program
oleh Kementerian bantuan
bantuan
Sosial maupun dan
danpemberdayaan
pemberdayaan
Kementerian/Lembaga lain.sosial,
sosial,
baik
baik
yang
yang
diselenggarakan
diselenggarakan
oleh
oleh
Kementerian
Kementerian
Sosial
Sosial
maupun
maupun
Kementerian/Lembaga
Kementerian/Lembaga
lain.
lain.
A. DTKS SEBAGAI SATU DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL
A. A.
DTKS
DTKSSEBAGAI
SEBAGAISATU
SATU
DATA
DATA TERPADU
TERPADU KESEJAHTERAAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL
SOSIAL
Dalam pelaksanaan jaring pengaman sosial, beberapa negara sudah membangun
Sistem Dalam
Dalam
Informasi pelaksanaan
pelaksanaan
Perlindunganjaring
jaring
pengaman
Sosialpengaman
sosial,
(Social sosial,
beberapa
beberapa
Protection negara
negara
sudah
sudah
Information membangun
membangun

System/SPIS) Sistem
Sistem Informasi
sebagai Informasi
sarana Perlindungan
Perlindungan
pengelolaan Sosial
register Sosial
sosial (Social
(SocialRegistries)
(Social Protection
Protection Information
Information
System/SPIS)
maupun register System/SPIS)
penerima sebagai
sebagai
bantuan sarana
sosial sarana
pengelolaan
pengelolaan
(Beneficiaries register
register
Registries). sosial
sosial
(Social
(SocialRegistries)
Registries)
maupun
maupunregister
register
penerima
penerima
bantuan
bantuan
sosial
sosial
(Beneficiaries
(Beneficiaries
Registries).
Registries).
Social Registries adalah sistem informasi yang mendukung penjangkauan,
Social
SocialRegistries
penerimaan, pendaftaranRegistries
populasiadalah
adalah
dan sistem
sisteminformasi
penentuan informasiyang
kelayakan yang
untuk mendukung
mendukungpenjangkauan,
mendapatkan penjangkauan,
penerimaan,
program bantuanpenerimaan,
pendaftaran
pendaftaran
dan pemberdayaan populasi
populasi
sosial, dan
dan
penentuan
sedangkanpenentuan
kelayakan
kelayakan
Beneficiaries untuk
untuk
Registries mendapatkan
mendapatkan
program
program
merupakan sistem bantuan
bantuan
informasi dan
yang dan
pemberdayaan
pemberdayaan
mendukung sosial,
sosial,
penentuan sedangkan
sedangkan
sasaran, Beneficiaries
Beneficiaries
penyaluran Registries
Registries
merupakan
merupakan
dan pemantauan sistem
sistem
program-programinformasi
informasi
yang
bantuan yang
mendukung
mendukung
maupun penentuan
penentuan
pemberdayaan sasaran,
sasaran,
sosial. penyaluran
penyaluran

Kedua sistem dan


ini dan
pemantauan
pemantauan
biasanya program-program
berjalan program-program
bersama bantuan
dan salingbantuan
maupun
maupun
mendukung pemberdayaan
dalampemberdayaan
satu sosial.
sosial.
Kedua
kesatuan Social Keduasistem
sistem
Protection ini ini
biasanya
biasanya
Information berjalan
berjalan
System. bersama
bersama
dan
dan
saling
saling
mendukung
mendukung
dalam
dalam
satu
satu
kesatuan
kesatuan
Social
Social
Protection
Protection
Information
Information
System.
System.
DTKS sebagai sumber data utama pelaksanaan program-program jaring
DTKS
pengaman sosialDTKS sebagai
sebagai
di Indonesia sumber
sumber
beserta data
data
sistem utama
utamapelaksanaan
pelaksanaan
pengelolanya SIKS-NG,program-program
program-program
dari yang jaring
jaring

semula masih pengaman


pengaman
berupa sosial
sosial
Social di di
Indonesia
Indonesia
Registries beserta
beserta
(periode sistem
sistem
pengelolanya
2005-2017), pengelolanyaSIKS-NG,
SIKS-NG,
saat ini sudah dari
dari
yang
yang
semula
menjadi sebuah semula
Socialmasih
masihberupa
berupa
Protection Social
Social
Registries
Information Registries
System (periode
(periode
ditambah 2005-2017),
2005-2017),
dengan sistemsaat
saat
ini ini
sudah
sudah
menjadi
menjadi
informasi pengelola sebuah
sebuah
data Social
PSKS Social
Protection
yang Protection
Information
berkaitan Information
System
System
erat dengan ditambah
ditambah
pelaksanaan dengan
dengan
sistem
sistem

kesejahteraan informasi
informasi
sosial. pengelola
pengelola
Dengan data
kata lain,data
PSKS
PSKSyang
SIKS-NG yangberkaitan
terdiri berkaitan
dari 3 (tiga)erat
eratdengan
sub denganpelaksanaan
sistem pelaksanaan
kesejahteraan
kesejahteraan
utama yaitu sistem informasisosial.
sosial.
Dengan
pengelolaDengan
kata
kata
lain,
lain,
populasi/data SIKS-NG
SIKS-NG
calon terdiri
terdiri
penerima dari
dari
3 (tiga)
bantuan3 (tiga)
subsub
sistem
sistem
utama
utama
dan pemberdayaan yaitu
yaitu
sosial sistem
atausistem
informasi
informasi
Register pengelola
Sosial,pengelola
populasi/data
populasi/data
sistem informasi calon
calon
pengelola penerima
penerima
data bantuan
bantuan
dan
dan
pemberdayaan
pemberdayaan
sosial
sosial
atau
atau
Register
Register
Sosial,
Sosial,
sistem
sistem
informasi
informasi
pengelola
pengelola
data
data

59
5959
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

66
penerima bantuan dan pemberdayaan sosial atau beneficiaries registries dan
sistem informasi pengelola data PSKS. Data yang dikelola oleh SIKS-NG ini
menjadi sumber data utama dalam penyaluran program-program bantuan dan
pemberdayaan sosial baik yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial
maupun Kementerian/Lembaga lain.

Gambar 4.1 Tiga Kelompok Data dalam DTKS

Secara lebih rinci lagi, komponen-komponen DTKS tersebut terdiri dari :


1. Data Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), meliputi:
a. PPKS dalam rumah tangga yang berupa:
• Fakir miskin, adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber
mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi
tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak
bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya.
• Orang Tidak Mampu, adalah orang yang mempunyai sumber mata
pencaharian, gaji atau upah, yang hanya mampu memenuhi kebutuhan
dasar yang layak namun tidak mampu membayar iuran bagi dirinya dan
keluarganya.

Kedua data sudah mulai dikumpulkan oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun
2005 dan mulai berjalan menjadi social registries sejak tahun 2011 dan
dimutakhirkan setiap 2 atau 3 tahun sekali. Sejak tahun 2017 mulai dikelola
dengan SIKS-NG yang memungkinkan dinas sosial kabupaten/kota dapat
melakukan pemutakhiran data maupun pengusulan rumah tangga miskin baru
setiap saat secara online.

60
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

67
Gambar di bawah ini memperlihatkan mekanisme pemutakhiran rumah tangga
DTKS. Masing-masing alur proses dijelaskan sebagai berikut:

1. Supervisor atau Penanggung Jawab Data Dinas Sosial Kabupaten/Kota


mengunduh prelist rumah tangga untuk disimpan pada SIKS-NG Offline atau
mempublikasikan data rumah tangga ke petugas lapangan melalui SIKS-
Droid.
2. Prelist rumah tangga DTKS dibawa ke Musdes/Muskel untuk didiskusikan
kelayakan rumah tangga tersebut dalam DTKS.
3. Musdes/Muskel juga menerima pendaftaran rumah tangga miskin baru.
4. Petugas lapangan mengunjungi rumah tangga hasil musdes/muskel.
Kunjungan ini bisa menggunakan SIKS-Droid atau SIKS-NG Offline.
5. Hasil pemutakhiran data dikirimkan ke kabupaten/kota yang selanjutnya
disahkan dengan tanda tangan kepala daerah. Sebelum disahkan, melalui
SIKS-NG Online Penanggung Jawab Data/Supervisor memeriksa data dan
mencetak lampiran surat pengesahan. Proses pemeriksaan data ini didahului
dengan pemeriksaan NIK setiap individu secara otomatis oleh sistem ke data
Dukcapil.
6. Usulan hasil pemutakhiran data dikirimkan ke Kemensos (Pusdatin Kesos)
melalui SIKS-NG Online.
7. Pusdatin Kesos melakukan pengolahan data dengan merujuk ke data
administratif K/L lain seperti BPJS Kesehatan dan Ditjen Dukcapil.
Pengolahan data ini meliputi pemeringkatan rumah tangga DTKS.
8. Kemensos menerbitkan Surat Keputusan penetapan DTKS. DTKS hasil
penetapan ini digunakan untuk bantuan dan pemberdayaan sosial.

61
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

68
kunjungan rumah tangga
(PSKS/petugas Desa)
kunjungan rumah tangga
5. pengesahan kab/kota (PSKS/petugas Desa)

4. visit
Pemutakhiran
5. pengesahandata berbasis
kab/kota
komunitas dgn pendaftaran SLRT/Kantor Desa
aktif masyarakat (SIKS-Droid)

4. visit
Pemutakhiran data berbasis /Kelurahan/Dinsos
komunitas dgn pendaftaran
2. prelist
aktif data DTKS
masyarakat (SIKS-Droid) 3.SLRT/Kantor
daftar aktifDesa
/Kelurahan/Dinsos
SK Bupati
2. prelist data DTKS musyawarah desa/ 3. daftar aktif DATA ADM
6 1 unduh prelist kelurahan
SK Bupati via SIKS-NG
musyawarah desa/
DjDATA ADM
Dukcapil
Pemda 1 unduh prelistKecamatan kelurahan
6 prop/kab/kota Desa/Kelurahan/RW/RT
via SIKS-NG
Dj
Dj Pajak
Dukcapil
Pemda99
TOP prop/kab/kota Kecamatan
ISO 27001 Desa/Kelurahan/RW/RT
Kemendikbud
Dj Pajak
Inovasi Pelayanan Information Security
Publik 2019 Management 7. Pertukaran BKN
TOP 99 ISO 27001 Kemendikbud
Inovasi Pelayanan Information Security data
Bansos BPJS-Kes
8. SK Mensos Publik 2019 Management 7. Pertukaran BKN
&
Dayasos
Bansos
DTKS Satu Data K esejahteraan Sosial DTKS data BPJS-TK
8. SK Mensos BPJS-Kes
&
Dayasos
DTKS Satu Data K esejahteraan Sosial DTKS BPJS-TK
Gambar 4.2 Mekanisme Pemutakhiran Data Rumah Tangga DTKS

b. PPKS di luar Gambar 4.2 Mekanisme Pemutakhiran Data Rumah Tangga DTKS
rumah tangga
Anak
b. •PPKS terlantar
di luar rumah tangga
• • Anak
Anakbalita terlantar
terlantar
• • Anak
Anakygbalita
memerlukan
terlantarpengembangan fungsi sosial
• • Anak
Anakjalanan
yg memerlukan pengembangan fungsi sosial
• • Anak
Anakyang memerlukan perlindungan khusus
jalanan
• • Lanjut
Anakusia
yangterlantar
memerlukan perlindungan khusus
• • Penyandang disabilitas
Lanjut usia terlantar
• • Korban penyalahgunaan
Penyandang disabilitas narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
• • Warga negara
Korban Indonesia migran
penyalahgunaan korban
narkotika, perdagangan
psikotropika, danorang
zat adiktif lainnya
• • Korban
Wargatrafficking
negara Indonesia migran korban perdagangan orang
• • Korban
Korbantindak kekerasan
trafficking
• • Bekas narapidana
Korban terorisme
tindak kekerasan
• • Wanita
Bekastuna susila terorisme
narapidana
• • Orang dengan
Wanita HIV/AIDS
tuna susila
• • Gelandangan
Orang dengan HIV/AIDS
• • Pengemis
Gelandangan
• • Kelompok
Pengemisminoritas
• • Korban bencana
Kelompok alam
minoritas
• Korban bencana alam

62
62
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

69
• Korban bencana sosial
• Perempuan rawan sosial ekonomi
• Keluarga yang memiliki masalah psikososial
• Komunitas adat terpencil
c. Penerima Bantuan dan Pemberdayaan Sosial
• Penerima Program Keluarga Harapan (PKH)
• Penerima Bantuan Program Sembako (BPNT & Rastra)
• Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI-JK)
• Penerima Bantuan Sosial Tunai (BST)
• Penerima Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak, Lanjut Usia, Penyandang
Disabilitas, Tuna Sosial, KPO, Napza
• Penerima Bantuan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT)
• Penerima Bantuan Bencana Sosial & Alam
• Penerima Program Indonesia Pintar (PIP)
• Penerima Program Bidik Misi
• Penerima Program Subsidi Listrik
2. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
a. PSKS Perseorangan
• Pekerja Sosial
• Asisten Pekerja Sosial
• Pendamping Sosial
• Pekerja Sosial Masyarakat
• Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan
• Taruna Siaga Bencana
• Penyuluh Sosial Masyarakat
• Tenaga Pelopor Perdamaian
b. PSKS Keluarga
• KPM program bantuan sosial yang sudah mampu
• Keluarga yang mampu dan mau berkontribusi
c. PSKS Lembaga
• Karang Taruna
• Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga
• Lembaga Peduli Keluarga

63
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

70 Data PSKS dan PPKS di Lembaga Kesejahteraan Sosial selanjutnya akan divalidasi
Data PSKS dan PPKS di Lembaga Kesejahteraan Sosial selanjutnya akan divalidasi
dan ditetapkan dalam DTKS sehingga bisa menjadi calon penerima bantuan dan
dan ditetapkan dalam DTKS sehingga bisa menjadi calon penerima bantuan dan
pemberdayaan sosial.
pemberdayaan sosial.
Gambar di bawah ini memperlihatkan alur pendaftaran PSKS dan PPKS di luar
Gambar di bawah ini memperlihatkan alur pendaftaran PSKS dan PPKS di luar
rumah tangga. Pendaftaran dimulai dari PSKS yang digambarkan dalam kotak
rumah tangga. Pendaftaran dimulai dari PSKS yang digambarkan dalam kotak
merah di sebelah kiri. Tergantung jenisnya, pendaftaran PSKS baik berupa lembaga
merah di sebelah kiri. Tergantung jenisnya, pendaftaran PSKS baik berupa lembaga
maupun non lembaga dilakukan secara mandiri (secara online) atau oleh satuan
maupun non lembaga dilakukan secara mandiri (secara online) atau oleh satuan
kerja terkait di Kementerian Sosial.
kerja terkait di Kementerian Sosial.

Gambar 4.2 Skema pendataan PSKS dan PPKS yang tinggal di luar rumah tangga
Gambar 4.2 Skema pendataan PSKS dan PPKS yang tinggal di luar rumah tangga

Setelah PSKS didaftarkan (dengan proses verifikasi berjenjang dari dinas sosial
Setelah PSKS didaftarkan (dengan proses verifikasi berjenjang dari dinas sosial
kabupaten/kota sampai ke satuan kerja Kemensos terkait, PSKS yang berbentuk
kabupaten/kota sampai ke satuan kerja Kemensos terkait, PSKS yang berbentuk
lembaga yang memiliki penerima manfaat (PM) akan mendaftarkan para penerima
lembaga yang memiliki penerima manfaat (PM) akan mendaftarkan para penerima
manfaat di lembaga mereka dengan login ke akun SIKS-NG. Selanjutnya, PPKS
manfaat di lembaga mereka dengan login ke akun SIKS-NG. Selanjutnya, PPKS
yang sudah terdaftar dapat diusulkan untuk menerima bantuan melalui lembaga
yang sudah terdaftar dapat diusulkan untuk menerima bantuan melalui lembaga
kesejahteraan sosial tempat mereka bernaung. Diharapkan dengan mekanisme ini
kesejahteraan sosial tempat mereka bernaung. Diharapkan dengan mekanisme ini

64
64
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

maka PPKS akan mendapatkan akses yang lebih besar kepada layanan
71
pendaftaran.
maka PPKS akan mendapatkan akses yang lebih besar kepada layanan
Untuk menghasilkan data yang bermanfaat dan akurat
pendaftaran.

bagi
Untuk penyelenggaraan
menghasilkan data sistem perlindungan
yang bermanfaat sosial
dan akurat
Untuk menghasilkan data yang bermanfaat
nasional,
bagi dan perlu
akuratdilakukan
penyelenggaraan pemutakhiran
sistem data
perlindungan
bagi penyelenggaraan secara
sistemsosial
rutin perlindungan sosial nasional,
dan berkesinambungan
nasional, perlu dilakukan perlu dilakukan
pemutakhiran data secara
pemutakhiran data secara rutin dan
rutin berkesinambungan.
dan berkesinambungan

B. ARSITEKTUR SIKS-NG

B. Sebagai sebuahSIKS-NG
ARSITEKTUR sistem informasi, arsitektur SIKS NG terdiri dari empat elemen dasar
yaitu data dan informasi; perangkat lunak aplikasi; manajemen basis data; dan
Sebagai sebuah sistem informasi, arsitektur SIKS NG terdiri dari empat elemen dasar
infrastruktur teknologi informasi:
yaitu data dan informasi; perangkat lunak aplikasi; manajemen basis data; dan
1. Data danteknologi
infrastruktur Informasi
informasi:

Pengelolaan
1. Data data dan informasi pada SIKS NG meliputi proses pengumpulan
dan Informasi
data, pertukaran data serta pengamanan data:
Pengelolaan data dan informasi pada SIKS NG meliputi proses pengumpulan
a. Pengumpulan
data, data
pertukaran data dilakukan
serta dengan
pengamanan beberapa cara seperti pengumpulan
data:
data dari lapangan melalui kunjungan dari rumah ke rumah serta pendaftaran
a. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara seperti pengumpulan
aktif oleh individu ke petugas pengelola data di wilayahnya. Proses
data dari lapangan melalui kunjungan dari rumah ke rumah serta pendaftaran
pengumpulan data dapat melalui kuesioner kemudian diinput ke dalam sistem
aktif oleh individu ke petugas pengelola data di wilayahnya. Proses
secara offline maupun online dan dapat juga melalui perangkat mobile.
pengumpulan data dapat melalui kuesioner kemudian diinput ke dalam sistem
b. Pertukaran data dilakukan dengan data administasi K/L lain, seperti data
secara offline maupun online dan dapat juga melalui perangkat mobile.
catatan sipil pada Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) pada
b. Pertukaran data dilakukan dengan data administasi K/L lain, seperti data
Kementerian Dalam Negeri, Data Pokok Pendidikan pada Kementerian
catatan sipil pada Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) pada
Pendidikan dan Kebudayaan, data pajak pada Kementerian Keuangan, data
Kementerian Dalam Negeri, Data Pokok Pendidikan pada Kementerian
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan pada BPJS dan data pelanggan
Pendidikan dan Kebudayaan, data pajak pada Kementerian Keuangan, data
listrik pada Kementerian ESDM. Data administrasi ini digunakan sebagai sarana
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan pada BPJS dan data pelanggan
perbaikan dan verifikasi data yang didapat dari lapangan serta dapat
listrik pada Kementerian ESDM. Data administrasi ini digunakan sebagai sarana
mengurangi jumlah data yang harus dimutakhirkan melalui kegiatan
perbaikan dan verifikasi data yang didapat dari lapangan serta dapat
pengumpulan data lapangan40.
mengurangi jumlah data yang harus dimutakhirkan melalui kegiatan
pengumpulan data lapangan40.
40
Misalnya informasi tentang penerimaan bantuan sosial tidak perlu ditanyakan di lapangan
karena informasi tersebut bisa didapat dari data administratif.
40
Misalnya informasi tentang penerimaan bantuan sosial tidak perlu ditanyakan di lapangan
karena informasi tersebut bisa didapat dari data administratif. 65

65
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

72
c. Perlindungan Data harus dilakukan karena DTKS memuat informasi pribadi
dari puluhan juta individu. Perlindungan data mencakup pengaturan akses
data, implementasi cyber security, serta penjaminan Confidentiality, Integrity
dan Avaliability Data. Untuk perlindungan data ini, Pusdatin Kesos telah
melakukan implementasi sesuai ISO 27001:2013 dan telah mendapatkan
sertifikasi ISO tersebut pada tahun 2019.

2. Perangkat Lunak Aplikasi

SIKS-NG sebagai perangkat lunak aplikasi pengelolaan DTKS terdiri dari


aplikasi front office serta back office:

a. Aplikasi Front-End: menyediakan tampilan antar muka dengan petugas


operator dan supervisor data serta individu dan K/L yang mengakses SIKS
NG. Aplikasi front-end memfasilitasi pendaftaran aktif individu maupun
Lembaga kesejahteraan sosial yang dimasukkan ke dalam DTKS;
pemutakhiran data individu maupun Lembaga yang sudah terdaftar pada
DTKS; monitoring progress pendaftaran maupun pemutakhiran data;
memvalidasi data hasil pendaftaran maupun pemutakhiran; serta
memverifikasi keabsahan data dengan mencocokkan ke data administrasi
kependudukan maupun data administrasi lain. Dalam SIKS NG, aplikasi front-
end ini dibangun dalam modul pengelolaan DTKS, modul Pengelolaan
Program Sembako, modul Pengelolaan PBI, modul Pengelolaan Data LKS dan
PPKS, modul SLRT serta modul Pengelolaan Bansos Tunai.
b. Aplikasi Back-end merupakan aplikasi pendukung aplikasi front-end yang
menyediakan koneksi dengan basis data serta proses validasi dan koneksi
dengan sistem lainnya. Aplikasi back-end ini dapat berupa middleware atau
Service Bus yang menghubungkan aplikasi dengan basis data, proses
validasi dan pembersihan data, transformasi data serta pertukaran data
dengan sistem lain.

Dengan perkembangan perangkat bergerak yang sangat pesat, Pusdatin


Kesos telah mengembangkan modul pengelolaan DTKS yang dapat dipasang
pada perangkat mobile terutama untuk proses pengumpulan dan validasi data

66
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

73
di lapangan diantaranya melalui pengembangan SIKS Droid, SIKS Dataku (Data
Terpadu di Jemariku) serta SIKS Mobile.

Untuk menjaga kualitas Perangkat lunak aplikasi SIKS-NG, Pusdatin Kesos


membangun 3 lingkungan pengembangan perangkat lunak yaitu:
Development, Testing, dan Production. Ketiga lingkungan tersebut dibangun
terpisah namun memiliki struktur dan spesifikasi yang identik, di mana aplikasi
yang akan dibangun diletakkan pada lingkungan Development terlebih dahulu.
Setelah aplikasi tersebut dirasa siap oleh programmer maka selanjutnya akan
diduplikasi ke lingkungan testing. Lingkungan development dan testing ini
memuat data ujicoba yang secara struktur data sama dengan lingkungan
production namun jumlahnya lebih sedikit dan informasi individunya sudah
dihilangkan. Pada tahapan Testing ini tim quality control (QC) akan melakukan
pengecekan mendalam mengenai fungsi-fungsi aplikasi apakah sudah sesuai
menghasilkan output yang ingin dicapai. Selanjutnya jika aplikasi sudah lulus
dari proses testing dilakukan pemeriksaan keamanan aplikasi dengan
perangkat lunak khusus dan jika lulus maka aplikasi atau modul tersebut sudah
dapat dipasang pada lingkungan production yang berisi data sebenarnya dan
diakses oleh semua pengguna SIKS-NG.

3. Manajemen Basis Data

Manajemen basis data meliputi integrasi data, interoptabilitas serta koordinasi


dengan data administrasi pada sistem lain yang pada akhirnya akan mendukung
pengembangan Business Intelligence (BI) dan analisis data. Manajemen basis
data ini selain mengikuti pengembangan aplikasi yang menerapkan tiga
lingkungan, juga menambahkan lingkungan baru untuk tahap pengolahan data,
yaitu data cleansing, data integrity, dan tahap penyajian data (BI, Online Analytical
Data Processing, pertukaran data).

Gambaran arsitektur SIKS-NG dalam konteks data dan informasi, perangkat lunak
aplikasi, dan manajemen basis data dapat dilihat pada gambar berikut:

67
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

74

Gambar 4.4. Arsitektur SIKS-NG


Gambar 4.4. Arsitektur SIKS-NG

Gambar di di
Gambar atas
atasmenjelaskan
menjelaskanbahwa
bahwa arsitektur SIKS-NGterdiri
arsitektur SIKS-NG terdiridari
dari 7 komponen
7 komponen
utama, yakni:
utama, yakni:
a. a.
Koneksi antara
Koneksi antaraaplikasi
aplikasidengan
dengan basis data dengan
basis data denganmenggunakan
menggunakan Middleware
Middleware
atau Service
atau ServiceBus
Busyang
yang mengatur
mengatur akses ke Basis
akses ke BasisData
DataSistem
Sistem(RDB,
(RDB, Data
Data
Warehouse,
Warehouse, DataLake
Data LakeTechnology)
Technology) secara
secara standar
standardan
danaman;
aman;
b. b. Prosesverivali
Proses verivalimandiri
mandiri oleh
oleh pemda
pemda untuk
untuk memutakhirkan
memutakhirkanDTKS
DTKSsecara
secara
periodik
periodik denganmekanisme
dengan mekanisme yang
yang baku
baku yang
yangdidukung
didukungoleh
olehsistem TIKTIK
sistem yang
yang
handal dan terkini;
handal dan terkini;
c. Pertukaran data dengan sumber data administratif yang dikelola oleh K/L lain
c. Pertukaran data dengan sumber data administratif yang dikelola oleh K/L lain
yang terkoneksi langsung ke sistem;
yang terkoneksi langsung ke sistem;
d. Pemanfaatan DKTS untuk penyelenggaraan program-program bantuan dan
d. Pemanfaatan DKTS untuk penyelenggaraan program-program bantuan dan
pemberdayaan sosial serta monitoring realisasi penyaluran yang tersimpan
pemberdayaan sosial serta monitoring realisasi penyaluran yang tersimpan
pada Basis Data Sistem melalui Integrated Data Service;
pada Basis Data Sistem melalui Integrated Data Service;
e. Layanan pemanfaatan data kesos untuk komunitas nasional dan internasional
e. Layanan pemanfaatan data kesos untuk komunitas nasional dan internasional
yang dapat menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). PNBP ini
yang dapat untuk
digunakan menjadi Penerimaan
pemeliharaan Negara
sistem Bukan Pajak
dan pemutakhiran data(PNBP). PNBP ini
oleh pemda;
f.digunakan untuk pemeliharaan
Sistem penunjang sistem
pengambilan dan pemutakhiran
keputusan data oleh
berupa Executive pemda;
Dashboard,
f. Sistem penunjang
Command pengambilan
Center serta OLAP; keputusan berupa Executive Dashboard,
Command
g. Center serta OLAP;
Komponen-komponen pendukung sistem dari berbagai sisi, yaitu peraturan,
g. Komponen-komponen
sumber daya manusia,pendukung
organisasi, sistem dari berbagai
dan anggaran. sisi, yaitu peraturan,
Komponen-komponen ini
didukung
sumber oleh
daya E-government
manusia, yang handal.
organisasi, dan anggaran. Komponen-komponen ini
didukung oleh E-government yang handal.

68
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

75
4. Infrastruktur Teknologi Informasi

Untuk mendukung pengelolaan data dan informasi, perangkat lunak aplikasi serta
basis data, diperlukan dukungan infrastruktur teknologi informasi yang handal dan
terjamin ketersediaannya setiap saat. Infrastruktur TI mencakup komponen-
komponen: Perangkat keras, perangkat lunak, dan brainware (SOP) dalam rangka
mendukung manajemen dan operasional perangkat TI.

Perangkat keras tersebut, secara garis besar terdiri dari perangkat pengolah data,
presentasi data, perangkat jaringan, Data Center (DC) dan Disaster Recovery
Center (DRC). Pusdatin Kesos dalam mengolah data, menyediakan Basis data
Engine, perangkat lunak ETL dan manajemen basis data berbasis Graphical User
Interface (GUI) maupun Command Line Interface (CLI), serta Personal Computer
(PC) maupun laptop dengan spesifikasi tinggi demi memperlancar pengolahan
data yang mencapai jutaan baris.

Kementerian sosial memiliki DC yang dibawah manajemen Pusdatin Kesos


dengan kapasitas yang cukup memadai, bahkan 2 tahun terakhir selalu
mendapatkan dukungan anggaran untuk peningkatan kapasitas.

Fungsi DC ini mencakup pelayanan kebutuhan pengolahan DTKS dan hosting


penyelenggaraan sistem informasi dan teknologi informasi seluruh unit di
Kementerian Sosial. Hingga saat ini fasilitas DC yang dibangun oleh Kemensos
layak digunakan dalam mendukung pengelolaan DTKS dan akan terus
ditingkatkan guna mencapai standar DC Tier-3 implementasi atau Tier 4 design.

DC Kementerian Sosial juga dilengkapi dengan Data Recovery Center (DRC) yang
saat ini ditempatkan secara collocation pada pihak ketiga dengan jarak lebih dari
771 km dari lokasi DC sehingga jika terjadi ketidak berfungsian pada DC akibat dari
bencana atau hal lain maka operasional aplikasi tidak akan terganggu karena
layanan akan dipindahkan secara otomatis ke DRC.

Untuk mendukung percepatan proses pemutakhiran data di 514 kabupaten/kota


dan 34 provinsi serta di Balai dan Loka di bawah pengelolaan Kemensos, Pusdatin
Kesos juga menyediakan fasilitas jaringan komunikasi data melalui jalur internet
Fiber Optic dan V-Sat/Wireless (untuk daerah yang belum mendukung Fiber

69
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

76
Optic). Jaringan ini disiapkan untuk mengurangi kendala jaringan bagi pemerintah
daerah dalam pelaksanaan pemutakhiran DTKS di daerahnya secara online ke
Pusdatin Kesos dengan menerapkan standar keamanan data.

Adapun topologi dari infrastruktur TI untuk pengelolaan SIKS-NG dapat dilihat


pada gambar berikut:

Gambar 4.5 Topologi Infrastruktur TI

Selain Perangkat keras dan perangkat lunak, Pusdatin Kesos juga didukung
dengan brainware yang memadai. Pusdatin Kesos memiliki brainware seperti
administrator, teknisi, programmer, manajer proyek serta konsultan untuk hal-hal
tertentu. Administrator bertanggung jawab mengelola sistem agar berjalan lancar
Teknisi bertanggung jawab untuk merawat dan mengatasi permasalahan sistem
ketika terjadi kerusakan. Programmer bertugas untuk menyiapkan sistem yang
diperlukan.

Agar semua pekerjaan berjalan lancar, selain administrator, teknisi dan


programmer, diperlukan project manager yang memimpin dalam suatu project
pekerjaan. Dengan adanya project manager ini, diharapkan para pegawai yang
terlibat dalam pekerjaan, melaksanakan kewajibannya sesuai tanggungjawab
masing-masing. Selain project manager, dalam hal tertentu diperlukan konsultan
agar pekerjaan berjalan lancar. Konsultan yang diperlukan, memiliki keahlian

70
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

77
khusus yang bisa memberikan nasehat atau konsultasi dalam menentukan
langkah pekerjaan.

C. PETA JALAN PENGEMBANGAN DAN CAPAIAN SIKS-NG

Pada awalnya SIKS-NG terdiri dari SIKS-NG Modul Bantuan Sosial Pangan (BSP).
Pemutakhiran Data Terpadu belum diakomodir di SIKS-NG versi awal. Baru pada
tahun 2018 SIKS-NG digunakan untuk memutakhirkan Data Terpadu dengan
menggunakan SIKS-NG Online dan SIKS-NG Offline. Selain untuk pemutakhiran
Data Terpadu, pada tahun 2018 telah dikembangkan SIKS-NG modul PBI. Modul ini
digunakan memutakhirkan data PBI yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
dan Kementerian Kesehatan.

Gambar 4.6 Tampilan Halaman SIKS-NG Offline. SIKS-NG Offline ini selain
mendukung pemutakhiran DTKS, juga menyediakan fungsi untuk memutakhirkan
data BSP/BPNT

71
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

78

Gambar 4.7 Tampilan Halaman SIKS-NG Online. Salah satu fungsi dari SIKS-NG Online
adalah sebagai tool untuk mengolah data yang diupload dari SIKS-NG Offline.

Gambar 4.8 Tampilan Halaman SIKS-NG Modul PBI. Modul ini memfasilitasi
penghapusan dan penggantian PBI yang terkoneksi langsung ke DTKS.

72
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

79

Gambar 4.9 Tampilan Halaman SIKS-NG Modul PBI. Modul ini terkoneksi dengan data
Dukcapil Kemendagri untuk memeriksa validitas NIK dan Nama yang diajukan sebagai
calon PBI.

Seiring dengan waktu SIKS-NG dikembangkan dengan menambahkan modul-


modul lain yang terkait dengan Data Terpadu. Pada tahun 2019 telah
dikembangkan modul-modul aplikasi penting lain yaitu SIKS-NG Modul Business
Intelligence (BI), SIKS-Droid, SIKS-NG Modul PPKS, SIKS-NG Modul SLRT,
SIKS Dataku dan SIKS4DX.

SIKS-NG Modul BI

SIKS-NG Modul BI adalah modul aplikasi untuk mendukung eksplorasi data,


analisis data dan pengambilan keputusan. Data pada modul aplikasi ini tidak
hanya berasal dari DTKS tetapi juga berasal dari sumber data lain seperti data
Potensi Desa (Podes) BPS. Data dari berbagai sumber diolah menjadi banyak
Data Mart41 untuk memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan.

Saat ini tersedia BI yang berfokus pada aspek-aspek DTKS (pendidikan,


kesehatan, karakteristik rumah dan aset), rehabilitasi sosial (penyandang
disabilitas, anak dan lanjut usia), dan DTKS dari dilihat dari potensi desa.

41
Data mart adalah basis data yang berfokus pada lini bisnis, departemen, atau area subjek tertentu. Data mart
membuat data spesifik tersedia untuk sekelompok pengguna tertentu, yang memungkinkan pengguna
tersebut dengan cepat mengakses wawasan penting tanpa membuang waktu untuk mencari di seluruh basis
data yang ada.

73
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

80

Gambar 4.11 Tampilan Halaman SIKS BI

Gambar 4.10 Tampilan Halaman Dashboard SIKS BI pada


https://dtks.kemensos.go.id/dashboard-dtks

SIKS-Droid

SIKS-Droid adalah modul yang berbasis Android untuk memutakhirkan DTKS.


SIKS-Droid bisa digunakan secara online ketika ada koneksi internet maupun
secara offline ketika tidak ada koneksi internet. SIKS-Droid dapat menggantikan
fungsi SIKS-NG Offline untuk memutakhirkan DTKS. Kelebihan dari SIKS-Droid

74
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

adalah tidak perlu menggunakan kertas (paperless) sehingga pengolahan data


81
menjadi jauh lebih cepat dan kualitas data lebih terjamin.

Gambar 4.12 Tampilan aplikasi SIKSDroid pada perangkat mobile. Ini


merupakan tampilan pertama sekali saat login ke aplikasi. Petugas yaitu
Enumerator harus memasukkan User dan Password yang telah dibuat
oleh Petugas Korkab.

Gambar 4.13 Tampilan aplikasi SIKSDroid berbasis Web. SiksDroid berbasis web akan
menampilkan peta/wilayah sehingga kelihatan lokasi dari wilayah pendataan serta bisa
menampilkan foto rumah tangga yang di mutakhirkan.

75
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

82 SIKS-NG Modul PPKS

SIKS-NG Modul PPKS adalah modul aplikasi yang digunakan untuk mengelola
data PPKS yang berada di luar rumah tangga termasuk Lembaga Kesejahteraan
Sosial (LKS) di mana PPKS bernaung. Dengan Modul ini dapat dilakukan
pendaftaran LKS Induk dan LKS Layanan, serta pendaftaran para penerima
manfaat/PPKS dari masing-masing LKS layanan. Saat ini jenis data PPKS yang
telah didukung oleh SIKS NG Modul PPKS adalah data layanan anak, data layanan
lanjut usia dan data layanan disabilitas. Layanan yang sedang dikembangkan
adalah data layanan Napza dan data layanan Korban Perdagangan Orang.

Gambar 4.13 Tampilan Halaman PPKS Layanan

SIKS-NG Modul SLRT

SIKS NG Modul SLRT adalah modul aplikasi penanganan aduan dan keluhan
masyaratkat pada baik pada Sekretariat SLRT, Puskesos dan Fasilitator SLRT.
Penanganan aduan dan keluhan dilakukan secara berjenjang yaitu dari desa,
kecamatan, kabupaten, provinsi dan pusat (Kemensos). Namun dalam aduan
dan keluhan bisa diselesaikan di tingkat desa atau kabupaten maka
penanganannya tidak perlu dilanjutkan sampai jenjang lebih tinggi misalnya
provinsi atau pusat (Kemensos). Saat Ini SIKS-NG Modul SLRT terbagi dalam 2
platform yaitu Web yang digunakan oleh Sekretariat SLRT dan Puskesos dan
Android yang digunakn oleh Fasilitator SLRT.

76
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

83
Terkait masyarakat yang menyampaikan keluhan belum terdaftar di dalam
DKTS, SIKS-NG modul SLRT bisa digunakan untuk mendaftarkan orang
tersebut sebagai data prelist untuk pemutakhiran DTKS periode berikutnya.
Kemudian untuk keluhan terkait bantuan, maka SIKS SLRT dapat diintegrasikan
dengan modul terkait bantuan seperti SIKS-NG Modul PBI dan SIKS-NG Modul
Program Sembako.

Gambar 4.12 Tampilan Halaman SIKS Modul SLRT Versi Web yang digunakan oleh
Sekretariat SLRT dan Puskesos untuk melayani keluhan dari masyarakat yang datang
mengadu.

Gambar 4.14 Tampilan Halaman SIKS Modul SLRT Versi Android yang digunakan
oleh Fasilitator SLRT untuk mencatat keluhan masyarakat dengan melakukan kunjungan
ke rumah atau tempat tinggal.

77
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

84
SIKS Dataku

SIKS Dataku adalah aplikasi Android yang dapat digunakan oleh masyarakat
yang bisa diunduh di Playstore. Pada aplikasi ini bisa dilihat jumlah pemutakhiran
DTKS yang dilakukan oleh setiap kabupaten/kota, jumlah penerima bansos, dan
sebaran jumlah rumah tangga DTKS atau penerima bansos sampai tingkat
desa/kelurahan.

Gambar 4.15 Tampilan Halaman SIKS Dataku yang digunakan oleh masyarakat
untuk mendapatkan informasi terkait keaktifan pemerintah daerah dalam pemutakhiran
data serta mengetahui distribusi jumlah rumah tangga atau penerima bansos perjenis
wilayah

SIKS4DX

SIKS4DX merupakan aplikasi untuk melayani pertukaran data dengan


kementerian atau lembaga lain melalui teknologi web service42. Daftar web
service bisa dilihat pada aplikasi Ini. Selain Itu juga dapat digunakan untuk
memonitor penggunaan web service oleh kementerian atau lembaga lain dan
juga dapat mengontrol penggunaan tersebut.

42
Web Service adalah perangkat lunak yang diinstal pada server web yang menggunakan
protokol komunikasi standar dalam berkomunikasi dengan perangkat lunak yang dimiliki klien
atau dengan program berbasis web lainnya. Web service ini memungkinkan pertukaran atau
komunikasi data dintara dua sistem tanpa banyak campur tangan manusia.

78
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

85

Gambar 4.16 Tampilan halaman SIKS4DX

Selain modul-modul aplikasi di atas, telah dikembangkan modul aplikasi


Cek Bansos. Modul aplikasi ini merupakan modul untuk memeriksa apakah
seseorang tercatat sebagai penerima bansos. Dengan modul ini
masyarakat bisa mengetahui apakah dirinya berhak mendapatkan bansos
atau tidak.

Pengembangan SIKS-NG pada tahun 2020 yang tidak kalah penting


adalah integrasi dengan sistem di luar Kemensos atau berbagai K/L lain.
Salah satunya adalah integrasi dengan Dukcapil melalui pemadanan data
NIK anggota rumah tangga yang ada di DTKS dengan data Dukcapil. Selain
dengan Dukcapil Kemendagri, integrasi lainnya adalah pertukaran data
dengan Kemendikbud. Integrasi ini dilakukan dengan memadankan
anggota rumah tangga DTKS dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik)
Kemendikbud. Pemadanan ini dilakukan berdasarkan data NIK dan nama.
Integrasi data lain yang sedang dalam proses pelaksanaan adalah integrasi
dengan data Ditjen Pajak Kemenkeu dan data BPJS Ketenagakerjaan.
Integrasi ini direncanakan dapat diselesaikan pada kuartal pertama tahun
2021.

79
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

86

Gambar 4.17 Peta jalan Pengembangan SIKS NG

Pada tahun 2019, Hak Cipta Aplikasi SIKS-NG telah terdaftar di


Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah diterima oleh
Pusdatin Kesos.

Gambar 4. Hak Cipta Aplikasi SIKS-NG tahun 2019

80
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

87
annex
annex
ANNEX I-REFERENSI DASAR HUKUM DALAM BUKU INI
1. Undang-Undang ANNEX
Nomor 11I-REFERENSI
Tahun 2009 DASAR HUKUM DALAM
tentang Kesejahteraan BUKU INI
Sosial;
2. Undang-Undang 1. Undang-Undang
Nomor Nomor
13 Tahun 2011 11 Tahun
tentang 2009 tentang
Penanganan Kesejahteraan Sosial;
Fakir Miskin;
3. Undang-Undang 2. Undang-Undang
Nomor Nomor
23 Tahun 2014 13 Tahun
tentang 2011 tentang
Pemerintahan Penanganan Fakir Miskin;
Daerah;
4. Undang-Undang 3. Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2016Nomor 23Penyandang
tentang Tahun 2014Disabilitas;
tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang
5. Peraturan Pemerintah Nomor
Nomor 39 Tahun 8 Tahun
2012 2016
tentang tentang Penyandang Disabilitas;
Penyelenggaraan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial;
Kesejahteraan
6. Peraturan Pemerintah Sosial; 2012 tentang Penerima Bantuan
Nomor 101 Tahun
6. Peraturan
Iuran Jaminan Kesehatan Pemerintah
sebagai Nomordiubah
mana telah 101 Tahun 2012
dengan tentang Penerima Bantuan
Peraturan
Pemerintah Nomor Iuran Jaminan
76 Tahun Kesehatan
2015 tentang sebagai mana
Perubahan atastelah diubah dengan Peraturan
Peraturan
Pemerintah Nomor Pemerintah
101 Tahun Nomor 76 Tahun
2012 tentang 2015 tentang
Penerima BantuanPerubahan
Iuran atas Peraturan
Jaminan Kesehatan; Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran
Jaminan
7. Peraturan Menteri Sosial Kesehatan;
Nomor 16 Tahun 2017 tentang Standar Nasional
7. Peraturan
Sumber Daya Manusia Menteri Sosial
Penyelenggaraan Nomor 16Sosial.
Kesejahteraan Tahun 2017 tentang Standar Nasional
Sumber
8. Peraturan Menteri Sosial Daya28
Nomor Manusia
Tahun Penyelenggaraan Kesejahteraan
2017 tentang Pedoman Umum Sosial.
8. Peraturan
Verifikasi dan Validasi Menteri
Data Terpadu Sosial Nomor
Kesejahteraan 28 Tahun 2017 tentang Pedoman Umum
Sosial.
Verifikasi
9. Peraturan Menteri Sosial Nomordan5Validasi
Tahun Data
2019Terpadu
tentang Kesejahteraan Sosial.
Pengelolaan Data
9. Peraturan
Terpadu Kesejahteraan Sosial. Menteri Sosial Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial.

81
81
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

88
ANNEX
ANNEX
II - DAFTAR
II - DAFTAR
ISTILAH
ISTILAH

1. Bantuan SosialSosial
1. Bantuan adalahadalah
bantuan berupaberupa
bantuan uang, uang,
barang,barang,
atau jasa
ataukepada
jasa kepada
seseorang, keluarga,
seseorang, kelompok
keluarga, atau masyarakat
kelompok miskin,miskin,
atau masyarakat tidak mampu,
tidak mampu,
dan/atau rentanrentan
dan/atau terhadap risiko sosial
terhadap risiko agar
sosialdapat
agar tetap
dapathidup
tetap secara wajar. wajar.
hidup secara
2. Bantuan SosialSosial
2. Bantuan Pangan,
Pangan,
yang selanjutnya disebutdisebut
yang selanjutnya BansosBansos
Pangan, adalahadalah
Pangan,
program Bantuan
program Pangan
Bantuan Non tunai
Pangan Non dan
tunaiProgram Bantuan
dan Program Sosial Sosial
Bantuan Beras Beras
Sejahtera (Rastra),
Sejahtera yang pada
(Rastra), yangtahun
pada 2020
tahun dikembangkan menjadi
2020 dikembangkan program
menjadi program
Sembako.
Sembako.
3. Data
3. Terpadu
Data Terpadu
adalahadalah
sistemsistem
data elektronik berisi data
data elektronik berisinama
data dan
namaalamat
dan alamat
yang memuat informasi
yang memuat sosial, sosial,
informasi ekonomi, dan demografi
ekonomi, dari individu
dan demografi dengandengan
dari individu
status status
kesejahteraan terendah
kesejahteraan di Indonesia.
terendah di Indonesia.
4. Data Terpadu
4. Data Kesejahteraan
Terpadu SosialSosial
Kesejahteraan adalahadalah
data Fakir
data Miskin hasil hasil
Fakir Miskin
pendataan yang dilakukan
pendataan oleh lembaga
yang dilakukan yang menyelenggarakan
oleh lembaga urusanurusan
yang menyelenggarakan
pemerintahan di bidang
pemerintahan kegiatan
di bidang statistik
kegiatan dan telah
statistik dandiverifikasi dan divalidasi
telah diverifikasi dan divalidasi
oleh Kementerian Sosial dan
oleh Kementerian telah
Sosial danberkoordinasi dengandengan
telah berkoordinasi Pemerintah Daerah.
Pemerintah Daerah.
5. Fakir
5. Miskin
Fakir Miskin
adalahadalah
orang yang
orangsama
yangsekali
sama tidak
sekalimempunyai sumbersumber
tidak mempunyai mata mata
pencaharian dan/atau
pencaharian mempunyai
dan/atau sumbersumber
mempunyai mata pencaharian tetapi tetapi
mata pencaharian tidak tidak
mempunyai kemampuan
mempunyai memenuhi
kemampuan kebutuhan
memenuhi dasar dasar
kebutuhan yang layak bagi bagi
yang layak
kehidupan dirinyadirinya
kehidupan dan/atau keluarganya.
dan/atau keluarganya.
6. Kebutuhan dasar dasar
6. Kebutuhan adalahadalah
kebutuhan pangan,
kebutuhan sandang,
pangan, perumahan,
sandang, perumahan,
kesehatan, pendidikan,
kesehatan, pekerjaan,
pendidikan, dan/ataupelayanan
pekerjaan, sosial. sosial.
dan/ataupelayanan
7. Keluarga
7. Keluarga
adalahadalah
unit terkecil dari masyarakat
unit terkecil yang terdiri
dari masyarakat atas kepala
yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa
keluarga orang yang
dan beberapa orangterkumpul dan tinggal
yang terkumpul di suatu
dan tinggal di tempat di
suatu tempat di
bawahbawah
suatu atap
suatudalam keadaan
atap dalam saling ketergantungan
keadaan saling ketergantungan
8. Kesejahteraan SosialSosial
8. Kesejahteraan adalahadalah
kondisikondisi
terpenuhinya kebutuhan
terpenuhinya material,
kebutuhan material,
spiritual, dan sosial
spiritual, warga warga
dan sosial negaranegara
agar dapat hidup hidup
agar dapat layak layak
dan mampu
dan mampu
mengembangkan diri, sehingga
mengembangkan dapat melaksanakan
diri, sehingga fungsi fungsi
dapat melaksanakan sosialnya.
sosialnya.
9. Musyawarah Desa/Kelurahan
9. Musyawarah Desa/Kelurahan
adalahadalah
musyawarah antara antara
musyawarah badan badan
permusyawaratan
permusyawaratan desa/kelurahan/nama
desa/kelurahan/nama lain, lain, pemerintah
pemerintah
desa/kelurahan/nama lain, dan
desa/kelurahan/nama unsur
lain, dan masyarakat yang diselenggarakan
unsur masyarakat oleh oleh
yang diselenggarakan
badan badan
permusyawaratan desa/kelurahan/nama
permusyawaratan lain untuk
desa/kelurahan/nama menyepakati
lain untuk hal hal
menyepakati
yang bersifat strategis.
yang bersifat strategis.

82 82
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

89
10.Orang Tidak Mampu adalah orang yang mempunyai sumber mata
pencaharian, gaji atau upah, yang hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar
yang layak namun tidak mampu membayar iuran bagi dirinya dan
keluarganya.
11. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
12. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
13. Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial adalah perseorangan, keluarga,
kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau
gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga
memerlukan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik
jasmani dan rohani maupun sosial secara memadai dan wajar.
14.Penanganan fakir miskin adalah upaya yang terarah, terpadu, dan
berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan pemberdayaan,
pendampingan, serta fasilitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap
warga negara.
15. Pendataan adalah proses pengumpulan dan pemutakhiran data yang
berupa angka, teks, gambar, audio, dan/atau video, dilakukan dengan
metode diskusi, wawancara, dan pengamatan langsung.
16.Pengelolaan Data adalah kegiatan sistematis dalam pengaturan,
penyimpanan dan pemeliharaan data yang mencakup pendataan, verifikasi
dan validasi, dan penetapan data yang diperlukan untuk memastikan
aksesibilitas, kehandalan, ketepatan waktu, dan akuntabilitas data dalam
penggunaannya.
17. Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan
fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang
dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan
kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara
lainnya berdasarkan kesamaan hak.

83
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

90
18. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial adalah perseorangan,
keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang dapat berperan serta untuk
menjaga, menciptakan, mendukung, dan memperkuat penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
19.Rumah Tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami
sebagian atau seluruh bangunan, biasanya tinggal bersama, dan makan dari
satu dapur.
20. Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next-Generation yang
selanjutnya disingkat SIKS-NG adalah sistem informasi yang mendukung
proses Pengelolaan Data terpadu kesejahteraan sosial.
21. Verifikasi Data yang selanjutnya disebut Verifikasi adalah proses
pemeriksaan data untuk memastikan pendataan yang telah dilakukan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan dan memastikan data yang telah
dikumpulkan atau dimutakhirkan sesuai dengan fakta di lapangan.
22. Validasi Data yang selanjutnya disebut Validasi adalah proses pengesahan
data dengan memastikan dan memperbaiki data sehingga data valid atau
telah memenuhi aturan validasi.

84
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

ANNEX III - DAFTAR PERATURAN TERKAIT PENGELOLAAN DATA


ANNEX III - DAFTAR PERATURAN TERKAIT PENGELOLAAN DATA
91
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;
Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir
Miskin;
Miskin;
Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata
Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata
pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak
pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak
mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi
mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi
kehidupan dirinya dan/atau keluarganya.
kehidupan dirinya dan/atau keluarganya.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
Daerah;
Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut asas
Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
sesuai dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
sesuai dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang
4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu,
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu,
dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan
dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima
5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima
Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor
Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor
76 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
76 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
101 Tahun 2012 Tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;
101 Tahun 2012 Tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang selanjutnya disebut PBI
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang selanjutnya disebut PBI
Jaminan Kesehatan adalah Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu sebagai
Jaminan Kesehatan adalah Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu sebagai
peserta program jaminan kesehatan.
peserta program jaminan kesehatan.
Peraturan ini diterbitkan sebagai mandat dari ketentuan Pasal 14 ayat (3) dan
Peraturan ini diterbitkan sebagai mandat dari ketentuan Pasal 14 ayat (3) dan
Pasal 17 ayat (6) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem
Pasal 17 ayat (6) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional mengatur penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial
Jaminan Sosial Nasional mengatur penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial

85
85
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

92
Nasional yang meliputi jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja,
jaminan pensiun, jaminan hari tua, dan jaminan kematian bagi seluruh
penduduk melalui iuran wajib pekerja.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan
Upaya Penanganan Fakir Miskin Melalui Pendekatan Wilayah;
a. Pasal 3:
Upaya Penanganan Fakir Miskin melalui pendekatan wilayah
dimaksudkan
untuk:
1) memberikan arah agar Penanganan Fakir Miskin dilakukan secara
terpadu, terarah, dan berkesinambungan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesejahteraan Fakir Miskin; dan
2) memberikan pedoman bagi pengambilan kebijakan yang berpihak
kepada peningkatan kesejahteraan Fakir Miskin, berbasiskan wilayah
dengan memperhatikan kearifan lokal.
b. Pasal 4:
Upaya Penanganan Fakir Miskin melalui pendekatan wilayah bertujuan:
1) terpenuhinya Kebutuhan Dasar Fakir Miskin agar memperoleh
kehidupan yang layak dan bermartabat yang dilaksanakan oleh
Menteri, menteri/pimpinan lembaga terkait sesuai dengan tugas dan
fungsinya;
2) meningkatnya kapasitas dan berkembangnya kemampuan dasar serta
kemampuan berusaha bagi Fakir Miskin; dan
3) terentaskannya Fakir Miskin dari kemiskinan.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal;
Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan
Peraturan Pemerintah tentang Standar Pelayanan Minimal.
8. Peraturan Menteri Sosial Nomor 9 Tahun 2018 tentang Standar Teknis
Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Sosial di Daerah;
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu
Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak
diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.

86
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

93
ANNEX
ANNEXIV
IV––DAFTAR
DAFTARPROVINSI
PROVINSIDAN
DANKABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTAYANG
YANGMELAKSANAKAN
MELAKSANAKAN
VERIFIKASI
VERIFIKASIDAN
DANVALIDASI
VALIDASIDATA
DATA2019
2019

Ruang
Ruanglingkup
lingkuppelaksanaan
pelaksanaanverifikasi
verifikasidan
danvalidasi
validasidata
dataadalah
adalah
pada
pada
2121
(dua
(dua
puluh
puluh
satu)
satu)
provinsi
provinsi
dan
dan104
104(Seratus
(SeratusEmpat)
Empat)Kabupaten/Kota.
Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan
PelaksanaanKegiatan
Kegiatan
11 Banten
Banten Kota
KotaTangerang
Tangerang Kota
Kota
Serang
Serang
Kota
KotaTangerang
TangerangSelatan
Selatan
Kota
KotaSerang
Serang
Kota
KotaCilegon
Cilegon
Kab.
Kab.Tangerang
Tangerang
Kab.
Kab.Pandeglang
Pandeglang
22 Bengkulu
Bengkulu Kota
KotaBengkulu
Bengkulu Kota
Kota
Bengkulu
Bengkulu
Kab.
Kab.Rejang
RejangLebong
Lebong
Kab.
Kab.Lebong
Lebong
33 Jambi
Jambi Kota
KotaJambi
Jambi Kota
Kota
Jambi
Jambi
Kab.
Kab.Tanjung
TanjungJabung
Jabung
Barat
Barat
Kab.
Kab.Tanjung
TanjungJabung
Jabung
Timur
Timur
44 Jawa
JawaBarat
Barat Kota
KotaBekasi
Bekasi Kota
Kota
Bandung
Bandung
Kota
KotaBandung
Bandung
Kota
KotaSukabumi
Sukabumi
Kota
KotaDepok
Depok
Kota
KotaBogor
Bogor
Kab.
Kab.Garut
Garut
Kota
KotaCimahi
Cimahi
Kota
KotaCirebon
Cirebon
Kab.
Kab.Subang
Subang
Kab.
Kab.Karawang
Karawang
Kab.
Kab.Bandung
Bandung
Kab.
Kab.Bekasi
Bekasi
Kab.
Kab.Cianjur
Cianjur
Kab.
Kab.Cirebon
Cirebon
55 Jawa
JawaTengah
Tengah Kota
KotaSemarang
Semarang Kota
Kota
Semarang
Semarang
Kota
KotaSurakarta
Surakarta
Kab.
Kab.Wonosobo
Wonosobo
Kab.
Kab.Wonogiri
Wonogiri
Kab.
Kab.Sukoharjo
Sukoharjo
Kota
KotaPekalongan
Pekalongan
Kab.
Kab.Cilacap
Cilacap

8787
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

94
6 Jawa Timur Kota Surabaya Kota Surabaya
Kota Malang
Kab. Jember
Kota Probolinggo
Kab. Banyuwangi
Kota Kediri
Kota Pasuruan
Kab. Sidoarjo
Kab. Blitar
Kota Madiun
Kab. Magetan
7 Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin Kota Banjarmasin
Kota Banjarbaru
8 Kalimantan Timur Kota Samarinda Kota Samarinda
Kota Balikpapan
Kab. Kutai Kartanegara
9 Kepulauan Riau Kota Batam Kota Batam
Kota Tanjung Pinang
Kab. Karimun
10 Lampung Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung
Kota Metro
Nusa Tenggara
11 Kota Mataram Kota Mataram
Barat
12 Riau Kota Dumai Kota Pekanbaru
Kab. Bengkalis
Kab.Pelalawan
Kab.Siak
13 Sulawesi Selatan Kab. Gowa Kota Makassar
Kab. Jeneponto
Kab. Bone
Kab. Wajo
Kab. Pangkajene
Kepulauan
Kab. Maros
Kota Pare Pare
Kab. Sidenreng Rappang
Kab. Takalar
Kab. Bantaeng
Kab. Tana Toraja
14 Sulawesi Tengah Kota Palu Kota Palu
Kab. Poso
Kab. Banggai
Kab. Donggala

88
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

95
15 Sulawesi Tenggara Kota Kendari Kota Kendari
Kab. Kolaka
Kota Bau Bau
Kab. Muna
Kab. Kolaka Timur
Kab. Konawe
Kab. Buton Tengah
Kab. Bombana
16 Sulawesi Utara Kota Manado Kota Manado
Kota Bitung
Kota Kotamobagu
Kota Tomohon
17 Sumatera Barat Kota Padang Kota Padang
18 Sumatera Selatan Kota Palembang Kota Palembang
Kab. Banyuasin
Kab. Musi Banyuasin
Kota Pagar Alam
Kab. Musi Rawas Utara
19 Sumatera Utara Kota Pematang Siantar Kota Medan
Kab. Tapanuli Tengah
Kota Tebing Tinggi
Kota Padangsidimpuan
Kab. Langkat
Kab. Labuhanbatu
Kab. Mandailing Natal
Kota Binjai
Nusa Tenggara
20 Kab Kupang Kota Surabaya
Timur
Kab Timor Tengah Utara
21 Gorontalo Kota Gorontalo Kota Manado
Kab. Gorontalo

89
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

96
ANNEX V DATA VARIABEL YANG DIVALIDASI
Validasi Data Rumah Tangga
1 Status Hasil vervali rumah tangga tidak boleh dikosongkan
2 Alamat tidak boleh dikosongkan
3 Nama tidak boleh dikosongkan
4 Jumlah ART tidak boleh dikosongkan
5 Jumlah Keluarga tidak boleh dikosongkan
6 Status kepemilikan bangunan tidak boleh dikosongkan
7 Status kepemilikan lahan tidak boleh dikosongkan
8 Luas lantai tidak boleh dikosongkan
9 Jenis Lantai tidak boleh dikosongkan
10 Jenis Dinding tidak boleh dikosongkan
11 Kondisi dinding tidak boleh dikosongkan
12 Jenis Atap tidak boleh dikosongkan
13 Kondisi atap tidak boleh dikosongkan
14 Sumber air minum tidak boleh dikosongkan
15 Cara peroleh air minum tidak boleh dikosongkan
16 Sumber penerangan tidak boleh dikosongkan
17 Besar Daya tidak boleh dikosongkan
18 Jika PLN: Nomor PLN tidak boleh dikosongkan
19 Bahan bakar masak tidak boleh dikosongkan
20 Fasilitas BAB tidak boleh dikosongkan
21 Jenis Kloset tidak boleh dikosongkan
22 Tempat Buang tinja tidak boleh dikosongkan
23 Aset tak bergerak (Lahan) tidak boleh dikosongkan
24 Luas lahan tidak boleh dikosongkan
25 Rumah lain tidak boleh dikosongkan
26 Data anggota rumah tangga harus diisi
27 Data anggota harus ada kepala rumah tangga
28 Luas lahan harus diinput
Jika sumber penerangan: PLN dan dengan meteran: ID PELANGGAN PLN HARUS
29
11 atau 12 DIGIT
30 Nomor kartu keluarga harus 16 digit

90
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

97
31 Data anggota rumah tangga harus diisi
32 Data anggota harus ada kepala Keluarga
33 Hanya Boleh ada 1 kepala rumah tangga
34 Periksa Nama kepala rumah tangga tidak ditemukan dalam data individu

91
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

98
Validasi DataData
Validasi Anggota Rumah
Anggota Tangga
Rumah Tangga
1 NIK
1 tidak
NIKboleh dikosongkan
tidak boleh dikosongkan
2 Nama
2 tidak
Namaboleh dikosongkan
tidak boleh dikosongkan
3 Jenis kelamin tidak boleh dikosongkan
3 Jenis kelamin tidak boleh dikosongkan
4 Tanggal lahir tidak
4 Tanggal lahirboleh dikosongkan
tidak boleh dikosongkan
5 Tanggal lahir tidak boleh melebihi
5 Tanggal lahir tidak boleh melebihihari hari
ini ini
6 Nomor kartu keluarga
6 Nomor tidak tidak
kartu keluarga bolehboleh
dikosongkan
dikosongkan
7 Hubungan
7 kepala rumah tangga tidak
Hubungan kepala rumah tangga tidak boleh dikosongkan
boleh dikosongkan
8 Tidak
8 boleh
Tidak ada lebih
boleh ada dari
lebih1dari
kepala rumah
1 kepala tangga
rumah tangga
9 Nomor urut keluarga tidak boleh dikosongkan
9 Nomor urut keluarga tidak boleh dikosongkan
10 Tidak
10 boleh
Tidak ada lebih
boleh ada dari
lebih1dari
kepala keluarga
1 kepala dalam
keluarga 1 keluarga
dalam 1 keluarga
11 Status kawin tidak boleh dikosongkan
11 Status kawin tidak boleh dikosongkan
12 Jika
12 kawin: ada akta
Jika kawin: adanikah tidaktidak
akta nikah boleh dikosongkan
boleh dikosongkan
13 Status ada di kartu keluarga tidak boleh dikosongkan
13 Status ada di kartu keluarga tidak boleh dikosongkan
14 Ada
14 kartu
Adaidentitas tidak tidak
kartu identitas bolehboleh
dikosongkan
dikosongkan
15 Jika wanita menikah: status hamil tidak boleh
15 Jika wanita menikah: status hamil tidak dikosongkan
boleh dikosongkan
16 Jenis
16 disabilitas tidak boleh
Jenis disabilitas dikosongkan
tidak boleh dikosongkan
17 Ada
17 penyakit kroniskronis
Ada penyakit tidak tidak
bolehboleh
dikosongkan
dikosongkan
18 Partisipasi sekolah
18 Partisipasi tidak tidak
sekolah bolehboleh
dikosongkan
dikosongkan
19 Pendidikan tertinggi
19 Pendidikan tidak tidak
tertinggi bolehboleh
dikosongkan
dikosongkan
20 Kelas
20 tertinggi tidak boleh
Kelas tertinggi dikosongkan
tidak boleh dikosongkan
21 Ijazah
21 tertinggi tidak boleh
Ijazah tertinggi dikosongkan
tidak boleh dikosongkan
22 Status bekerjabekerja
22 Status tidak boleh dikosongkan
tidak boleh jika jika
dikosongkan bekerja
bekerja
23 Jumlah jam kerja
23 Jumlah jamtidak
kerja boleh dikosongkan
tidak boleh dikosongkan
24 Lapangan usahausaha
24 Lapangan tidak boleh dikosongkan
tidak boleh dikosongkan
25 Status pekerjaan
25 Status tidak boleh
pekerjaan dikosongkan
tidak boleh dikosongkan
26 Status keberadaan
26 Status anggota
keberadaan rumah
anggota tangga
rumah tidak
tangga boleh
tidak dikosongkan
boleh dikosongkan
27 NIK
27 tidak
NIKlengkap/kurang dari 16
tidak lengkap/kurang daridigit
16 digit
28 Jenis
28 kelamin kepalakepala
Jenis kelamin keluarga tidaktidak
keluarga boleh sama
boleh dengan
sama suami/istri
dengan suami/istri

92
92
Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL BUKU PUTIH 2020

99
BUKU PUTIH 2020 Reformasi pengelolaan DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL

100

93

Anda mungkin juga menyukai