Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN KEPENDUDUKAN

(GEL 0308)
ACARA 8

PERENCANAAN KEBUTUHAN KESEHATAN

Disusun oleh :

Nama : Mirza Yushafirra

NIM : 19/445030/GE/09137

Hari / Pukul : Selasa / 12.35-14.00

Nama Asisten : 1. Ratri Purnama Dewi, S.Si

2. Muhammad Rafif

LABORATORIUM KEPENDUDUKAN DAN SUMBERDAYA EKONOMI


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
LATAR BELAKANG
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya manusia (SDM) merupakan elemen
utama dalam suatu organisasi karena manusia yang mengendalikan perangkat-perangkat lain
untuk menjalankan suatu organiasasi. Sumber daya manusia kesehatan yaitu berbagai jenis
tenaga kesehatan yang melaksanakan upaya medis dan intervensi kesehatan masyarakat.
Kemampuan dan ketrampilan sumber daya manusia kesehatan diperlukan untuk mendiagnosa
permasalahan dan mengintervensi sehingga didapatkan penyelesaian dari setiap
permasalahan. Sumber daya manusia tersebut juga dapat menjadi ancaman bagi pelaksana
kebijakan, strategi, program, dan prosedur suatu kegiatan apabila tidak dikelola dengan baik
dan tepat (Menkes, 2004).
Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan adalah proses penyusunan rencana
kebutuhan tenaga kesehatan pada tahun yang akan datang, yang dilakukan secara sistematis
untuk memenuhi jumlah tenaga yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Perencanaan tenaga kesehatan harus tepat sesuai dengan beban kerja fasilitas kesehatan
karena merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan yang fungsinya sangat menunjang
pencapaian visi Indonesia Sehat. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal yang ditandai oleh penduduknya berperilaku hidup sehat dan dalam
lingkungan yang sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata.
Keberhasilan dan pemenuhan kebutuhan kesehatan dapat direncanakan dengan
melihat data pelayanan bidang kesehatan di setiap daerah. BPS menyediakan berbagai
informasi sarana dan tenaga kesehatan yang kemudian pada acara ini diolah untuk
diproyeksikan kebutuhan informasi kesehatan selama 20 tahun ke depan. Proyeksi dapat
dilakukan dengan mudah menggunakan program Spectrum. Dari hasil proyeksi tersebut maka
akan diketahui tren kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat di suatu daerah di masa
mendatang.

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari acara ini adalah:
1. Menghitung perbandingan antara jumlah fasilitas kesehatan dan jumlah penduduk
Provinsi Nusa Tenggara Timur
2. Menganalisis karakteristik sektor kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur
3. Menyusun perencanaan kebutuhan sektor kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan


1. Program Spectrum
2. Ms. Excel
3. Laptop
4. Data jumlah dokter Provinsi NTT
5. Data jumlah perawat Provinsi NTT
6. Data jumlah rumah sakit Provinsi NTT
7. Data jumlah puskesmas Provinsi NTT
8. Data jumlah ranjang rumah sakit Provinsi NTT
9. Data proyeksi jumlah penduduk Provinsi NTT Tahun 2019 hasil pengolahan
Spectrum

Cara Kerja
Langkah-langkah yang dilakukan pada acara ini, yaitu:

Data jumlah dokter, perawat, rumah sakit, puskesmas, dan ranjang Provinsi NTT tahun 2019, program
Spectrum

Mencari data kebutuhan kesehatan tahun terbaru

Mencari rasio pada setiap komponen data kesehatan (rasio penduduk hasil proyeksi tahun terbaru
terhadap jumlah perawat, dokter, RS, puskesmas, dan tempat tidur RS)

Masuk ke program Spectrum yang telah dilakukan proses proyeksi penduduk sampai tahun 2045 di
acara sebelumnya

Memasukkan nilai rasio pada fitur “rapid” program Spectrum bagian “health” di tahun terbaru (2019)

Melakukan “duplicate” nilai rasio sampai tahun 2045

Melakukan “result” pada setiap komponen kesehatan yang disediakan

Grafik proyeksi jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan Provinsi NTT

Tabel data fasilitas kesehatan Provinsi NTT tahun terbaru

Tabel perencanaan fasilitas kesehatan lima tahunan Provinsi NTT


Tabel kebutuhan fasilitas kesehatan Provinsi NTT

HASIL PRAKTIKUM
Hasil yang diperoleh dari acara ini antara lain:
1. Tabel data fasilitas kesehatan Provinsi NTT (Terlampir).
2. Tabel perencanaan fasilitas kesehatan lima tahunan Provinsi NTT (Terlampir).
3. Grafik proyeksi jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan Provinsi NTT (Terlampir).
4. Tabel kebutuhan fasilitas kesehatan Provinsi NTT (Terlampir).

PEMBAHASAN
Perencanaan kebutuhan kesehatan mencakup upaya penetapan jenis, jumlah,
kualifikasi, dan distribusi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan
kesehatan. Kesehatan merupakan salah satu program wajib pemerintah. Pembangunan
kesehatan merupakan proses menuju ke arah produktifitas penduduk suatu daerah, semakin
banyak penduduk yang sehat semakin produktif pula suatu daerah. Maka dari itu dibutuhkan
informasi mengenai data kesehatan yang akan menjadi dasar perencanaan untuk
pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai tujuan cita-cita pembangunan daerah di
masa mendatang.
Tabel 1.1 menginformasikan perbandingan rasio antara jumlah penduduk hasil
proyeksi dengan kebutuhan kesehatan di Provinsi NTT pada tahun 2019. Nilai dari rasio ini
lebih lanjut dapat digunakan sebagai dasar proyeksi kebutuhan tenaga dan fasilitas kesehatan
di masa mendatang. Rasio yang didapatkan dari tabel 1.1 digunakan untuk memperoleh
informasi proyeksi mengenai kebutuhan kesehatan di Provinsi NTT melalui program
Spectrum.
Rasio antara jumlah penduduk terhadap komponen kesehatan ini memberikan
gambaran mengenai kualitas dan efektifitas antara pelayanan kesehatan yang disediakan
dengan jumlah penduduk yang mendiami Provinsi NTT. Didapatkan bahwa angka rasio
untuk dokter sebesar 3.827 jiwa. Angka ini berarti bahwa 1 dokter di wilayah tersebut mampu
melayani kebutuhan kesehatan 3.827 jiwa penduduk. Angka ini dikatakan melebihi standar.
PPSDMK menerangkan bahwa standar rasio untuk dokter sebesar 2.500. dengan demikian
Provinsi NTT di tahun 2019 ketersediaan dokternya kurang mencukupi. Diperlukan
penambahan angkatan dokter di Provinsi NTT agar kebutuhan kesehatan masyarakat dapat
berjalan efektif dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan berjalan optimal.
Rasio tenaga medis per satuan penduduk dikatakan sudah cukup memenuhi. Tidak
diperlukan penambahan tenaga medis karena rasio berada di angka 839 untuk rasio jumlah
perawat. Diharapkan dengan kebutuhan perawat yang telah terpenuhi ini kesenjangan
pelayanan kesehatan di Provinsi NTT minim terjadi. Rasio fasilitas kesehatan per jumlah
penduduk di tahun dasar, yaitu tahun 2019 di angka 1209 untuk ranjang tidur, 109600
penduduk per rumah sakit dan 12894 penduduk tiap puskesmas. Apabila dijadikan ke dalam
1000 penduduk, rasio ranjang tidur per 1000 penduduk adalah 0,827. Angka ini lebih rendah
dari rekomendasi oleh WHO, yang sebesar 5:10000, atau lima tempat tidur perawatan di
rumah sakit untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini sangat jauh dibawah angka rekomendasi
WHO. Ketersediaan ranjang tidur di rumah sakit kemudian perlu ditambah lagi. Dikutip dari
kabar Berita Satu (2020), Indonesia sendiri pun sejatinya belum dapat memenuhi angka
rekomendasi ranjang tidur WHO, DKI Jakarta yang merupakan Ibukota Indonesia hanya
mampu memberikan 2,71 tempat tidur per 1000 penduduknya.
Rasio-rasio yang didapat pada Tabel 1.1 dapat digunakan sebagai indikator untuk
menyusun rencana dalam penyediaan jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang dibutuhkan,
hingga pendidikan, latihan dan penyebaran tenaga kesehatan yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Dari rasio ini dapat diketahui jumlah penduduk yang harus dilayani oleh seorang
tenaga kesehatan tertentu. Oleh karena itu rasio ini dapat digunakan sebagai indikator untuk
menilai kecukupan penyediaan tenaga kesehatan untuk suatu jenis pelayanan kesehatan.
Proyeksi mengenai kebutuhan fasilitas dan tenaga kesehatan dilakukan menggunakan
program Spectrum dengan asumsi rasio yang digunakan tetap. Asumsi ke-stabilan rasio ini
dapat dakatakan menguntungkan dan kurang menguntungkan. Keuntungan yang didapat
berupa, apabila rasio yang dijadikan tahun dasar telah sesuai standar komponen kesehatan
tertentu maka hasil proyeksi dapat secara langsung dijadikan dasar perencanaan kebutuhan
kesehatan. Tren-tren ke depannya dirasa cukup baik dan tidak dibutuhkan antisipasi berarti
karena rasio yang dijadikan dasar mencukupi kebutuhan untuk pelayanan kesehatan
penduduk.
Kerugian akibat adanya asumsi kestabilan rasio berhubungan dengan angka rasio
yang masih berada di bawah standar. Dengan demikian, maka ketercukupan kebutuhan
kesehatan akan terus berada di bawah angka ideal dari proyeksi tiap tahunnya. Pemerintah
kemudian memerlukan rancangan yang lebih terencana lagi agar di masa mendatang didapat
nilai rasio yang mampu mendekati angka ideal sehingga pelayanan kesehatan ke masyarakat
dapat berjaalan baik dan terpadu.

KESIMPULAN

1. Menghitung perbandingan antara jumlah fasilitas kesehatan dan jumlah penduduk


Provinsi Nusa Tenggara Timur
2. Menganalisis karakteristik sektor kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur
3. Menyusun perencanaan kebutuhan sektor kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur

DAFTAR PUSTAKA

Djono, Aditya L. 2020. “Rasio Tempat Tidur Dibandingkan Populasi Di RI Masih Rendah.”
Berita Satu. Retrieved November 23, 2020 (https://www.beritasatu.com/aditya-l-
djono/kesehatan/610479/rasio-tempat-tidur-dibandingkan-populasi-di-ri-masih-rendah).
Menkes, RI. 2004. Kepmenkes Nomor: 81/MENKES/SK/I/2004 Tentang Penyusunan
Perencanaan SDM Kesehatan Di Tingkat Provinsi, Kab/Kota Serta Rumah Sakit.
Jakarta: Depkes Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai