Anda di halaman 1dari 16

OPEN ACCESS JURNAL RIPTEK

KAJIAN PELAKSANAAN VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA TERPADU


KESEJAHTERAAN SOSIAL (DTKS) DI KOTA SEMARANG
Aprih Santoso1, Emaya Kurniawat11, Ali Umar Dhani2
1. UniversitasSemarang
Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang
2.Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Jl. Pemuda 70 Semarang

Jurnal Riptek Abstract. Secara umum kajian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
Volume 17 No 1 (79 –94) Pelaksanaan Verifikasi Dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Di Kota
Tersedia online di: Semarang. Maksud dilakukannya kajian ini adalah untuk mendapatkan masukan yang
http://riptek.semarangkota.go.id komprehensif dari berbagai instansi formal terkait, stakeholder, lembaga
kemasyarakatan maupun masyarakat luas disamping dilakukan penelitian dokumen
Info Artikel: yuridis terkait agar terjadi harmonisasi dan sinkronisasi. Secara khusus tujuan kajian
Diterima: 14 April 2023 tentang Pelaksanaan Verifikasi Dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)
Disetujui: 10 Juli 2023 Di Kota Semarang, adalah : 1. Melaksanakan identifikasi pelaksanaan Verifikasi Dan
Tersedia online: 08 Agustus 2023 Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Di Kota Semarang. 2.
Melaksanakan identifikasi permasalahan yang timbul dan solusi permasalahan pada
Kata Kunci: pelaksanaan Verifikasi Dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Di Kota
Data; Pelaksanaan; Veiifikasi; Miskin; Semarang. 3. Merumuskan rencana strategis optimalisasi dan rekomendasi tentang
Terpadu pelaksanaan Verifikasi Dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Di Kota
Semarang. Metode yuridis normatif dilakukan melalui studi pustaka yang menelaah
Korespondensi penulis: (terutama) data sekunder yang berupa peraturan perundang-undangan, putusan
*aprihsantoso@usm.ac.id pengadilan, perjanjian, kontrak, atau dokumen hukum lainnya, serta hasil penelitian,
hasil pengkajian, dan referensi lainnya. Metode yang dipergunakan dalam penyusunan
kajian ini adalah normative legal research, yaitu meliputi bahan-bahan hukum sekunder
dan dikembangkan dengan bahan hukum primer yang tidak lepas dari instrumen
teoritis akademis. Studi ini kemudian dilengkapi dengan kajian teoritis yang dipadukan
dengan pendekatan analisis kebijakan untuk menyusun kajian ini. Selain pengumpulan
data sekunder melalui dokumen-dokumen dan kebijakan eksisting. Berdasarkan hasil
kajian dan pembahasan yang dilakukan, diperoleh bahwa dalam pelaksanaan verifikasi
dan validasi data terpadu kesejahteraan sosial berdasarkan Peraturan Daerah Nomor
12 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Kemiskinan Di Kota Semarang : 1) masih
perlu dioptimalkan dan perlu untuk ditingkatkan lagi dalam proses verifikasi dan validasi
data kemiskinan di Kota Semarang. Banyak hal yang perlu diperbaiki atau dievaluasi
dalam pelaksanaannya, seperti fasilitator dalam mendata masyarakat yang kurang
administrasi kependudukannya, masyarakat yang pindah, yang sudah meninggal dan
lain-lain. Pelayanan terhadap masyarakat fakir miskin dan orang tidak mampu yang
belum maksimal, serta pelaksanaan dan penerapan verifikasi dan validasi data yang
belum 100%. 2) pelaksanaan verifikasi dan validasi dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu penentukan tingkat kemiskinan, waktu dalam pelaksanaan verifikasi dan validasi
data, administrasi kependudukan, koordinasi yang belum maksimal, pergantian petugas
verifikasi dan validasi data, kesadaran aparat terkait.

Cara mengutip:
Santoso, A. Kurniawati, E. Dhani, A.U., 2023. Kajian Pelaksanaan Verifikasi Dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial (DTKS) Di Kota Semarang, Vol 17 (1) Halaman. 79-94. http://riptek.semarangkota.go.id

Pendahuluan menentukan target Bantuan Langsung Tunai (BLT)


Pembangunan satu basis data terpadu kesejahteraan dan Program Keluarga Harapan (PKH). PKH yang
sosial untuk penetapan sasaran program menyasar Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)
perlindungan sosial dan penanganan kemiskinan di dilaksanakan mulai tahun 2007. Pilot project
Indonesia diawali dengan kegiatan Pendataan Sosial dilaksanakan di 7 Provinsi dengan 500.000 RTSM.
Ekonomi atau PSE pada tahun 2005. Kegiatan ini Selanjutnya setiap tiga tahun data tersebut
dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan diperbaharui dan disebut sebagai Pendataan
merupakan sensus kemiskinan pertama di Indonesia. Program Perlindungan Sosial (PPLS).
Data Terpadu hasil PSE ini digunakan untuk
OPEN ACCESS JURNAL RIPTEK

Penggunaan istilah PPLS berlaku sejak 2008 dibangunlah suatu sistem Informasi terpadu yang
hingga 2011, selanjutnya tahun 2015 berubah nama diberi nama Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial -
menjadi Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT). Next Generation (SIKS-NG). Kemudian Data
Pendataan yang dilakukan melalui PSE 2005 dan PPLS Terpadu ini diberi nama Data Terpadu Program
2008 hanya mencakup Rumah Tangga Sangat Miskin Penanganan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu
(RTSM), Rumah Tangga Miskin (RTM) dan Rumah (DT-PPFM dan OTM) sesuai dengan Peraturan
Tangga Hampir Miskin (RTHM), sedangkan untuk Menteri Sosial Nomor 28 Tahun 2017 tentang
tahun 2011 pendataannya meluas dan mencakup Pedoman Umum Verifikasi dan Validasi Data
data rumah tangga yang lebih sejahtera. Data yang Terpadu Penanganan Fakir Miskin dan Orang Tidak
dikumpulkan dalam PPLS 2011 adalah data 40 persen Mampu. Selain mengelola data rumah tangga miskin
rumah tangga menengah ke bawah, yang dan tidak mampu, SIKS-NG juga mengelola data
mengandung informasi lengkap nama dan alamat Program Perlindungan Sosial seperti Program
Rumah Tangga Sasaran (RTS). Keluarga Harapan (PKH), Program Sembako
Data yang terkumpul kemudian diperingkat (Program Beras Sejahtera/Rastra dan Bantuan
dengan menggunakan metode Proxy Means Test Pangan Non Tunai/BPNT), Penerima Bantuan Iuran
(PMT)1 oleh BPS dan Tim Nasional Percepatan Jaminan Kesehatan (PBI JK), serta data Pemerlu
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Pada PPLS Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS)3. SIKS-NG
2011 ada penambahan jumlah rumah tangga yang terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan
menjadi target pemutakhiran data karena daftar awal kemajuan teknologi informasi dengan target semua
(prelist) PPLS 2011 memanfaatkan data hasil Sensus data kemiskinan nasional dan daerah dapat
Penduduk 2010 sedangkan PPLS 2008 daftar awalnya terintegrasi secara sistematis dan diperbaharui
berasal dari PSE 2005. secara dinamis.
Selanjutnya BPS menyerahkan hasil PPLS Aplikasi SIKS-NG merupakan sistem
tahun 2011 ke TNP2K untuk dijadikan Basis Data pengelolaan data yang dikembangkan oleh Pusdatin
Terpadu. Basis Data ini digunakan untuk Kesos Kemensos. Dibangun mulai pertengahan
menentukan target berbagai program bantuan dan tahun 2017, SIKS-NG mulai diperkenalkan kepada
perlindungan sosial tahun 2012-2014. Dalam Pemerintah Daerah melalui Dinas Sosial melalui
menentukan kategori Basis Data Terpadu, TNP2K bimbingan teknis (bimtek) secara nasional di Jakarta
menggunakan pendekatan relatif, yaitu dengan pada bulan Oktober 2017. Aplikasi ini dirilis dalam 2
menggunakan kelompok desil (desil 1-4) sehingga platform berbeda yaitu SIKS-NG Offline versi. 1.0
bisa menentukan tingkat kemiskinan penduduk. (berbasis desktop) dan SIKS-NG Online (berbasis
Pengelompokan data ini membantu dalam Web) beserta dengan logonya.
menentukan segmen populasi terbawah yang layak SIKS-NG Offline merupakan aplikasi
mendapat bantuan. pemutakhiran data yang tidak memerlukan koneksi
Pada tahun 2015, basis data terpadu hasil Internet secara terus-menerus. Aplikasi ini dapat
pendataan PPLS 2011 diperbarui oleh BPS melalui digunakan dan didistribusikan dari level kabupaten
kegiatan Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT). sampai ke level desa (yang telah ditetapkan oleh
Salah satu mekanisme PBDT 2015 ini adalah Forum Pemda Kabupaten/Kota) lengkap dengan data rumah
Konsultasi Publik (FKP) yang merupakan penajaman tangga pada level wilayah yang telah ditetapkan
PPLS 2011 untuk menghasilkan data yang lebih tersebut. SIKS-NG Offline merupakan aplikasi
akurat. Data Terpadu hasil PBDT 2015 kemudian pengelolaan data yang memudahkan petugas
diolah oleh Tim Kelompok Kerja (Pokja) Data2 lapangan mengirimkan data hasil kunjungan lapangan
hingga mencapai 92.994.742 jiwa. Hasil pengolahan ke Pemda Kabupaten/Kota melalui SIKS-NG Online.
data ini diserahkan ke Kementerian Sosial SIKS-NG Online adalah aplikasi berbasis Web
(Kemensos) R.I melalui Pusat Data dan Informasi yang hanya bisa diakses oleh petugas Dinas Sosial
Kesejahteraan Sosial (Pusdatin Kesos) sesuai amanat Kabupaten/Kota (Supervisor dan Operator SIKS-
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011. Mulai NG) yang sudah ditetapkan melalui Surat Keputusan
tahun 2016 pengelolaan Data Terpadu berada di Kepala Dinas Sosial Kabupaten/Kota. Fungsi aplikasi
bawah Kemensos melalui Pusdatin Kesos. Tanggung SIKS-NG Online adalah memudahkan pemerintah
jawab pemutakhiran Data Terpadu diserahkan Kabupaten/Kota dalam pemeriksaan hasil
kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan Undang- pemutakhiran data petugas lapangan dan
Undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan mengesahkan usulan pemutakhiran data tersebut
Daerah. untuk dikirimkan ke Kementerian Sosial R.I.
Untuk menunjang integrasi dan pengelolaan Tahun 2019 terjadi perubahan kebijakan
data kemiskinan yang handal, maka pada tahun 2017 nomenklatur data terpadu menjadi Data Terpadu

80 Santoso, A., Kurniawati, E., Dhani, A.U. /Jurnal Riptek Vol. 17 No. 1 (79-94)
OPEN ACCESS JURNAL RIPTEK

Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dituangkan karena mereka harus mengambil foto dan koordinat
melalui Peraturan Menteri Sosial nomor 5 Tahun lokasi bumi rumah tangga yang dikunjungi; hal ini
2019 tentang Pengelolaan Data Terpadu dapat mencegah moral hazard petugas pendata yang
Kesejahteraan Sosial. Melalui peraturan ini melakukan pengisian data tanpa mengunjungi rumah
pengelolaan data terpadu diperluas bukan hanya tangga sasaran.
mencakup data fakir miskin dan orang tidak mampu Lebih jauh saat petugas berkunjung ke rumah
yang tinggal di rumah tangga saja tetapi juga meliputi tangga mereka harus melakukan wawancara sesuai
data kesejahteraan sosial lainnya seperti data prosedur yang telah ditetapkan karena lama waktu
penerima bantuan sosial, data Pemerlu Pelayanan wawancara dicatat oleh sistem secara otomatis.
Kesejahteraan Sosial (PPKS) baik yang tinggal di Kesuksesan pengembangan sistem SIKS-NG dalam
rumah tangga maupun di luar rumah tangga seperti usaha pengentasan kemiskinan akhirnya
Lembaga kesejahteraan Sosial, dan data Potensi dan memperoleh apresiasi nasional lewat penghargaan
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Selanjutnya Top 99 Inovasi Pelayanan Publik yang diterima
peran pemutakhiran atau pelaksanaa verifikasi dan Kementerian Sosial dari Kementerian
validasi DTKS merupakan tanggung jawab Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi. Di
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dengan tahun yang sama, SIKS-NG mendapatkan sertifikat
menggunakan SIKS-NG. ISO 27001:20138 untuk kategori manajemen
Saat ini, penetapan DTKS oleh Menteri Sosial keamanan informasi.
dilakukan setiap 2 kali dalam satu tahun. Berdasarkan Penduduk miskin di Kota Semarang berjumlah
Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan, 424,628 orang (BPS Kota Semarang, 2017), dan
Menteri Sosial, dan Menteri Dalam Negeri Nomor penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah 3,90 juta
360.1/KMK.07/2020, Nomor 1 Tahun 2020, Nomor orang (BPS Prov Jawa Tengah, 2017). Berdasar data
460-1750 Tahun 2020 tentang Dukungan kemiskinan tersebut, penduduk miskin di Kota
Percepatan Pemutakhiran Data Terpadu Semarang sebesar 10,89 persen dari populasi
Kesejahteraan Sosial Oleh Pemerintah Daerah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah. Apabila
Kabupaten/Kota yang ditetapkan pada tanggal 28 Juli data penduduk miskin tersebut sudah terferivikasi
2020, mulai bulan Agustus 2020 waktu penetapan dan tervalidasi menjadi satu data, maka data
data terpadu mengalami perubahan yaitu 2 kali penduduk miskin di Kota Semarang merupakan
dalam setahun pada bulan April dan Oktober. sebagian dari penduduk miskin di Provinsi Jawa
SIKS-NG telah mengalami beberapa kali Tengah, dan penduduk miskin di Provinsi Jawa
penyempurnaan fungsi dan fitur maupun perbaikan Tengah merupakan sebagian dari penduduk miskin
kekurangan atau bugs berdasar masukan para nasional. Dengan demikian, maka capaian target
pengguna. Lebih lanjut, tahun 2019 mulai penurunan angka kemiskinan nasional dapat diikuti
diperkenalkan SIKS-NG dengan platform Android dari capaian target penurunan angka kemiskinan di
atau SIKS-Droid. Sistem ini memudahkan petugas Kota Semarang dan di Provinsi Jawa Tengah.
pendata dalam melakukan verifikasi dan validasi data Kajian ini membahas Pelaksanaan Verifikasi
saat melakukan kunjungan rumah tangga dengan Dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
menggunakan ponsel pintar (DTKS) Di Kota Semarang. Kajian ini bertujuan
(smartphone) atau tablet tanpa harus mencetak di untuk menjelaskan Pelaksanaan Verifikasi Dan
kertas daftar awal rumah tangga yang akan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)
dikunjungi (prelist). Di Kota Semarang. Sesuai dengan UU No 13/2011
Pada SIKS-Droid terdapat fitur-fitur penting tentang Penanggulangan Fakir Miskin, dan
yaitu fitur pengambilan foto kondisi rumah seperti Permensos No 30/HUK/2017 tentang Kelompok
atap, lantai, dinding, identitas keluarga/rumah tangga Kerja Pengelolaan Data pada Program
serta fitur untuk merekam koordinat lokasi bumi Penanggulangan Fakir Miskin. Sehubungan dengan
(geographical coordinates) rumah tangga dan lama itu, maka di perlukan kajian tentang Pelaksanaan
waktu wawancara (menit) secara otomatis. Fitur- Verifikasi Dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan
fitur tambahan ini dapat membantu penjaminan Sosial (DTKS) Di Kota Semarang
kualitas data yang dikumpulkan oleh petugas di Secara umum kajian ini bertujuan untuk
lapangan. Misalnya, petugas pemeriksa data memperoleh gambaran tentang Pelaksanaan
(pengawas dan koordinator kecamatan) dapat Verifikasi Dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan
memastikan NIK dan nama yang dientri oleh petugas Sosial (DTKS) Di Kota Semarang. Maksud
di lapangan sama dengan yang tertera pada foto KTP dilakukannya kajian ini adalah untuk mendapatkan
atau kartu keluarga. Petugas lapangan "dipaksa" masukan yang komprehensif dari berbagai instansi
harus berkunjung langsung ke rumah tangga sasaran formal terkait, stakeholder, lembaga kemasyarakatan

Santoso, A., Kurniawati, E., Dhani, A.U. /Jurnal Riptek Vol. 17 No. 1 (79-94) 81
OPEN ACCESS JURNAL RIPTEK

maupun masyarakat luas disamping dilakukan menghasilkan sesuatu yang dikehendaki dari
penelitian dokumen yuridis terkait agar terjadi pekerjaan tersebut, bermutu bukan hanya pandai,
harmonisasi dan sinkronisasi. Secara khusus tujuan tetapi memenuhi semua syarat kuantitatif yang
kajian tentang Pelaksanaan Verifikasi Dan Validasi dikehendaki antara lain kecakapan keterampilan,
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Di Kota kepribadian, sikap dan perilaku. Jadi pelaksanaan
Semarang, adalah : (1) Melaksanakan identifikasi merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu
pelaksanaan Verifikasi Dan Validasi Data Terpadu badan atau wadah secara berencana, teratur dan
Kesejahteraan Sosial (DTKS) Di Kota Semarang. (2) terarah guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Melaksanakan identifikasi permasalahan yang timbul Pelaksanaan diartikan sebagai suatu usaha atau
dan solusi permasalahan pada pelaksanaan Verifikasi kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mewujudkan
Dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial rencana atau program dalam kenyataannya. Dari
(DTKS) Di Kota Semarang. (3) Merumuskan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
rencana strategis optimalisasi dan rekomendasi pelaksanaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
tentang pelaksanaan Verifikasi Dan Validasi Data suatu badan atau wadah secara berencana, teratur
Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Di Kota dan terarah guna mencapai tujuan yang diharapkan,
Semarang. maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi
Pelaksanaan merupakan kegiatan yang kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang
dilaksanakan oleh suatu badan atau wadah secara ditetapkan.
berencana, teratur dan terarah guna mencapai Menurut Permensos No 5 Tahun 2019 pasal
tujuan yang diharapkan. Wiestra, dkk 1, Verifikasi data adalah proses pemeriksaan data
mengemukakan pengertian pelaksanaan sebagai untuk memastikan pendataan yang telah dilakukan
usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan
semua rencana dan kebijaksanaan yang telah memastikan data yang telah dikumpulkan atau
dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi dimuktahirkan sesuai dengan fakta di lapangan.
segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa Validasi data adalah proses pengesahan data dengan
yang akan melaksanakan, dimana tempat memastikan dan memperbaiki data sehingga data
pelaksanaannya dan kapan waktu dimulainya. valid atau telah memenuhi aturan validasi data
Lembaga Administrasi Negara RI merumuskan terpadu yang telah ditetapkan Menteri menjadi dasar
pengertian pelaksanaan adalah upaya agar tiap bagi Pemerintah dan Pemda untuk memberikan
pegawai atau tiap anggota organisasi berkeinginan bantuan atau bemberdayaan.
dan berusaha mencapai tujuan yang telah Verifikasi dan validasi data merupakan
direncanakan. Pelaksanaan adalah salah satu kegiatan kebijakan dan kegiatan pemuktahiran data yang
yang dapat di jumpai dalam proses administrasi. dilakukan secara dinamis oleh Pemerintah Daerah
Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan agar data akurat, faktual, dan dapat
penerapan. Pelaksanaan merupakan aktifitas atau dipertanggungjawabkan. Verifikasi dan validasi data
usaha-usaha yang dilaksanakan untuk melaksanakan ditujukan untuk : (1) Pemuktahiran data terpadu
semua rencana dan kebijaksanaan yang telah program penanganan fakir miskin dan orang tidak
dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala mampu. (2) Pemuktahiran data program
kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa yang perlindungan dan jaminan sosial/ (3) Pemuktahiran
melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai data program bantuan sosial pangan. (4)
dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan, suatu Pemuktahiran data PMKS lainnya. (5) Pemuktahiran
proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah data program penanggulangan kemiskinan lainnya
program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri Pelaksanaan verifikasi dan validasi data di
atas pengambilan keputusan, langkah yang strategis daerah dilakukan oleh tim verifikasi dan validasi. Tim
maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi verifikasi dan validasi terdiri atas : (1)
kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang Bupati/Walikota. (2) Kepala Dinas Sosial. (3)
ditetapkan semula. Koordinator daerah (4) Penanggungjawab data
Bintoro (2006) mengemukakan bahwa daerah. (5) Petugas monitoring. (6) Camat. (7)
pelaksana sebagai proses dapat kita pahami dalam Koordinator camat. (8) Pengolah data. (9) Pengawas
bentuk rangkaian kegiatan yakni berawal dari atau pemeriksa. (10) Penghulu. (11) Pengumpul data
kebijakan guna mencapai tujuan maka kebijakan itu Tim verifikasi dan validasi ditetapkan dengan
diturunkan dalam suatu program proyek. Adisasmita Keputusan Bupati/Walikota. Bupati/Walikota dalam
(2013) mengatakan bahwa sumber daya pelaksana hal ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
yang bermutu dalam arti yang sebenarnya dikaitkan berikut : (1) Memerintahkan pelaksanaan verifikasi
dengan pekerjaan yang dikerjakan akan dan validasi data di daerah kepada Kepala Dinas

82 Santoso, A., Kurniawati, E., Dhani, A.U. /Jurnal Riptek Vol. 17 No. 1 (79-94)
OPEN ACCESS JURNAL RIPTEK

Sosial dan menugaskan Camat untuk membantu Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Kepala Dusun,
kelancaran pelaksanaan kegiatan verifikasi dan Ketua RW, Ketua RT, PSKS di Kampung/ Kelurahan,
validasi di Kecamatan masing-masing. (2) Pendamping Program Keluarga Harapan di wilayah
Menetapkan pelaksanaan verifikasi dan validasi data terkait, dan perwakilan masyarakat Kampung/
di daerah. (3) Menandatangani berita acara dan Kelurahan yang terdata dalam prelist, serta boleh
mengesahkan hasil verifikasi dan validasi data. (4) mengundang narasumber dari Dinas Sosial. (7)
Menyerahkan hasil verifikasi dan validasi data ke Menyediakan sarana dan prasarana pendukung
Gubernur pelaksanaan kegiatan verifikasi dan validasi data yang
Tugas dan tanggung jawab Kepala Dinas meliputi ruang penyimpanan arsip/ dokumen
Sosial dalam pelaksanaan verifikasi dan validasi data verifikasi dan validasi data, komputer, dan lain
adalah sebagai berikut : (1) Menyiapkan data prelist sebagainya sesuai kebutuhan: Verifikasi dan validasi
dengan menggunakan SIKS-NG. (2) Koordinasi data dilakukan setiap bulan, dan sekurangkurangnya
perencanaan dan anggaran tahapan verifikasi dan setahun sekali. Pelaksanaannya dilakukan oleh tim
validasi data di daerah termasuk pelaksanaan verifikasi dan validasi. Mekanisme pelaksanaan
bimbingan teknis verifikasi dan validasi data. (3) verifikasi dan validasi data yaitu: (1) Melakukan
Koordinasi pelaksanaan kegiatan verifikasi dan penyusunan prelist awal. (2) Menyelenggarakan
validasi data dengan badan Pusat Statistik Daerah. bimbingan teknis tingkat kabupaten.
(4) Koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Menyelenggarakan musyawarah Desa/ Kelurahan.
Pencatatan Sipil Daerah. (5) Memfasilitasi Menyusun prelist akhir. Kunjungan rumah/ tempat
pemanfaatan data terpadu program penanganan fakir tinggal. Adanya pengawasan lapangan. Pemeriksaan
miskin dan orang tidak mampu untuk membangun dokumen dan data. Entry dan update data. Kirim
sinergi dan harmonisasi dengan program data ke Daerah Provinsi. Kirim data ke Pusat Data
penanggulangan kemiskinan yang diselenggarakan dan Informasi Kesejahteraan Sosial (Pusdatin
oleh dinas lain. (6) Menandatangani berita acara Kesos). Pemeriksaan data di Pusdatin Kesos.
pengesahan hasil verifikasi dan validasi data. (7) Kembali ke point 7 jika ada data yang tidak sesuai.
Menunjuk koordinator daerah, penanggungjawab Sumber pendanaan dalam pelaksanaan verifikasi dan
data, petugas monitoring, dan pengolah data di validasi data dapat berasal dar: Anggaran Pendapatan
daerah. (8) Melakukan supervisi pelaksanaan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran
verifikasi dan validasi data di daerah. (9) Melakukan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
koordinasi dan konsultasi dengan Kementerian Berdasarkan pedoman buku saku DTKS (
Sosial, dan Dinas Sosial Provinsi. (10) Melakukan permensos No 5 Tahun 2019 pasal 1), fakir miskin
konsultasi terkait pelaksanaan verifikasi dan validasi adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai
data di daerah. (11) Melaporkan hasil verifikasi dan sumber mata pencaharian atau mempunyai sumber
validasi data yang disahkan oleh Bupati/Walikota mata pencaharian tetapi tidak mempunyai
kepada Gubernur. kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak
Tugas, wewenang, serta tanggung jawab bagi kehidupan dirinya dan keluarganya. Orang tidak
Penghulu atau Lurah dalam pelaksanaan verifikasi mampu adalah orang yang mempunyai sumber mata
dan validasi data adalah sebagai berikut : (1) pencaharian, gaji atau upah, yang hanya mampu
Menunjuk petugas pengumpul data di wilayahnya. (2) memenuhi kebutuhan dasar yang layak namun tidak
Mendistribusikan prelist kepada pengumpul data mampu membayar iuran bagi dirinya dan
yang dilengkapi dengan berita acara serah terima keluarganya. Sajogyo & Sajogyo (1990) menyatakan
berdasarkan Nota Kesepahaman. (3) Melakukan bahwa kemiskinan adalah suatau tingkat kehidupan
sosialisasi kegiatan verifikasi dan validasi data di yang berada di bawah standar kebutuhan hidup
wilayahnya. (4) Mencetak dan mendistribusikan minimum yang ditetapkan berdasarkan atas
instrumen atau formulir verifikasi dan validasi data kebutuhan pokok pangan yang membuat orang
yang sesuai kebutuhan kegiatan verifikasi dan validasi cukup bekerja dan hidup sehat, berdasar atas
data di wilayahnya. (5) Melakukan monitoring kebutuhan beras dan kebutuhan gizi.
pelaksanaan verifikasi dan validasi data di wilayahnya. Sebab-sebab Kemiskinan Menurut Surbakti
(6) Melakukan kegiatan musyawarah Kampung atau (2010) kemiskinan disebabkan oleh: (1) Pihak yang
Kelurahan di wilayahnya minimal dua kali dalam satu menguasai sumber daya ekonomi tak memiliki rasa
tahun dalam rangka pelaksanaan verifikasi dan solidaritas sosial untuk membantu penduduk miskin
validasi data dengan melibatkan Koordinator keluar dari lilitan kemiskinan. (2) Penduduk miskin
Kecamatan, Ketua Badan Permusyawaratan kurang kompak memperjuangkan tuntutannya baik
Kampung, Babinkamtibmas, Babinsa, Petugas kepada pemerintah maupun kepada pihak yang
Pengawas atau Pemeriksa, Petugas Pengumpul Data, menguasai sumber daya ekonomi agar mereka

Santoso, A., Kurniawati, E., Dhani, A.U. /Jurnal Riptek Vol. 17 No. 1 (79-94) 83
OPEN ACCESS JURNAL RIPTEK

diperlakukan sama seperti manusia lainnya yang 2. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial
bermartabat. (3) Pemerintah daerah tidak memiliki bagi seluruah rakyat dan memberdayakan
komitmen politik yang kuat untuk mendistribusikan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
sumber daya ekonomi. dengan martabat kemanusiaan.
Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali 3. Negara bertanggung jawab atas penyediaan
tidak mempunyai sumber mata pencarian dan atau fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak pelayanan umum yang layak.
mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan
dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan atau pasal ini diatur dalam undang-undang. Dalam
keluarganya. Penanganan fakir miskin adalah upaya Pasal 4 yang berbunyi undang-undang Dasar
yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang Tahun 1945 diatur tentang kewajiban Pemerintah
dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dan atau yang berbunyi:.
masyarakat dalam bentuk kebijakan. Program dan 5. Presiden Republik Indonesia memegang
kegiatan pemberdayaan, pendampingan, serta kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang
fasilitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap Dasar.
warga Negara. Kebutuhan dasar adalah kebutuhan Dalam melakukan kewajibannya, Presiden
pangan, sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan, dibantu oleh satu orang Wakil Presiden. Pemerintah
pekerjaan, dan atau pelayanan sosial. pusat, pemerintah Provinsi dan pemerintah Kota/
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 kabupaten mempunyai kewajibann dalam
tentang Penanganan Fakir Miskin, mengatur memberikan hak-hak dasar masyarakat miskin dalam
mengenai hak fakir miskin yang terdapat dalam Pasal bidang pendidikan, masalah ini merupakan urusan
3 menyatakan fakir miskin berhak: (1) Memperoleh pemerintah, sebagaimana yang terdapat dalam Pasal
kecukupan pangan, sandang, dan perumahan. (2) 11 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang
Memperoleh pelayanan kesehatan. (3) Memperoleh berbunyi:
pendidikan yang dapat meningkatkan martabatnya. 1. Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana di
(4) Mendapatkan perlindungan sosial dalam maksud dalam Pasal 9 ayat (3) yang menjadi
membangun, mengembangkan, dan memberdayakan kewenangan Daerah terdiri atas Urusan
diri dan keluarganya sesuai dengan karakter Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan
budayanya. (5) Mendapatkan pelayanan sosial Pilihan.
melalui jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan 2. Urusan Pemerintahan Wajib sebagaimana
rehabilitasi sosial dalam membangun, dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Urusan
mengembangkan, serta memberdayakan diri dan Pemerintahan yang berkaitan dengan Pelayanan
keluarganya. (6) Memperoleh derajat kehidupan Dasar dan
yang layak. (7) Memperoleh lingkungan hidup yang 3. Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan
sehat. (8) Meningkatkan kondisi kesejahteraan yang dengan Pelayanan Dasar.
berkesinambungan. (9) Memperoleh pekerjaan dan 4. Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan
kesempatan berusaha. dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud
Kesejahteraan sosial adalah kondisi pada ayat (2) adalah Urusan Pemerintahan Wajib
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan yang sebagian substansinya merupakan Pelayanan
sosial warga negara agar dapat hidup layak dan Dasar. Yang menjadi urusan wajib pemerintah
mampu mengembangkan diri, sehingga dapat yang berkaitan dengan Pelayanan dasar terdapat
melaksanakan fungsi sosialnya. Dalam Undang- dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 23
undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2009 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah yang
tentang kesejahteraan sosial pada pasal 1 ayat 1 di berbunyi:
jelaskan Kesejahteraan Sosial adalah kondisi Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud
warga negara agar dapat hidup layak dan mampu dalam Pasal 11 ayat (2) meliputi: (1) Pendidikan. (2)
mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan kesehatan. (3) Pekerjaan umum dan penataan ruang.
fungsi sosialnya. (4) Perumahan rakyat dan kawasan permukiman. (5)
Di dalam Pasal 34 Undang- Undang Dasar Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan
Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur tentang masyarakat sosial.
hak-hak masyarakat miskin, yaitu :
1. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara
oleh negara.

84 Santoso, A., Kurniawati, E., Dhani, A.U. /Jurnal Riptek Vol. 17 No. 1 (79-94)
OPEN ACCESS JURNAL RIPTEK

Metoda Analisis Metode Diskusi.


Pendekatan Kajian Diskusi ini bertujuan untuk memantapkan hasil yang
Metode yuridis normatif dilakukan melalui berhasil diraih
studi pustaka yang menelaah (terutama) data
sekunder yang berupa peraturan perundang- Metode Analisis
undangan, putusan pengadilan, perjanjian, kontrak, Metode analisis data yang dipergunakan
atau dokumen hukum lainnya, serta hasil penelitian, adalah analisis deskriptif untuk menganalisa data
hasil pengkajian, dan referensi lainnya. Metode yang yang bersifat kualitatif. Data yang digunakan dalam
dipergunakan dalam penyusunan kajian ini adalah penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan
normative legal research, yaitu meliputi bahan-bahan pendapat para pelaksana dalam Pelaksanaan
hukum sekunder dan dikembangkan dengan bahan Verifikasi Dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan
hukum primer yang tidak lepas dari instrumen Sosial (DTKS) Di Kota Semarang.
teoritis akademis. Studi ini kemudian dilengkapi Sumber datanya adala data sekunder berupa
dengan kajian teoritis yang dipadukan dengan dokumen Verifikasi Dan Validasi Data Terpadu
pendekatan analisis kebijakan untuk menyusun kajian Kesejahteraan Sosial (DTKS) Di Kota Semarang dan
ini. Selain pengumpulan data sekunder melalui dokumen terkait bagaimana merumuskan langkah
dokumen-dokumen dan kebijakan eksisting. optimalisasi Pelaksanaan Verifikasi Dan Validasi Data
Tahapan pelaksanaan pekerjaan dalam Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Di Kota
pelaksanaan pekerjaan penyusunan Dokumen Semarang. Data lain yang terkait yang digunakan
pekerjaan Kajian Tentang Pelaksanaan Verifikasi Dan dalam studi ini adalah Optimalisasi Pelaksanaan
Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (Dtks) Verifikasi Dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan
Di Kota Semarang adalah sebagai berikut : Sosial (DTKS) Di Kota Semarang dalam pelaksanaan
dilapangan.
Tahap Awal Kajian Analisis utama yang menjadi obyek
Tahap awal kajian ini merupakan tahap awal dalam penelitian ini adalah: (1) Menelaah materi
sebelum dilakukan survei untuk mendapatkan data. dan muatan kewenangan pemerintahan Kabupaten
Tahap ini terdiri dari dua kegiatan yang akan menjadi Daerah dalam Investasi Daerah. (2) Merumuskan
dasar dan pegangan untuk tahap selanjutnya yaitu : Langkah Optimalisasi Pelaksanaan Verifikasi Dan
1. Survey Data Primer Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)
Survey data primer bertujuan untuk Di Kota Semarang. (3) Menyusun rekomendasi
merumuskan Pelaksanaan Verifikasi Dan Validasi untuk meningkatkan Pelaksanaan Verifikasi Dan
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (Dtks) Di Kota Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)
Semarang. Perumusan masalah ditentukan diawal Di Kota Semarang.
penelitian sebagai hal pertama yang menjadi dasar
dilakukannya kajian ini. Permasalahan yang diangkat Hasil dan Pembahasan
dalam penelitian ini berdasarkan adanya indikasi Data Geografis Wilayah
kurang optimalnya Pelaksanaan Verifikasi Dan Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar
Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) 373,70 km 2 dan merupakan 1,15% dari total luas
Di Kota Semarang. Untuk mendukung hal tersebut daratan Provinsi Jawa Tengah dengan batasan
diakukan survey data primer untuk memastikan wilayah:
permasalahan yang terjadi di lapangan. Pengumpulan  Sebelah Barat : Kabupaten Kendal
data dilakukan dengan cara : Identifikasi  Sebelah Timur : Kabupaten Demak
permasalahan kondisi di lapangan dan Wawancara  Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang
secara langsung dan penyebaran angket-angket  Sebelah Utara : Laut Jawa
daftar pertanyaan atau kuesioner kepada pihak- Secara administrasi Kota Semarang terbagi
pihak yang terkait didalamnya. atas 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan.
2. Survey Data Sekunder
Survey data sekunder dilakukan untuk A. Letak dan Kondisi Geografis
mendukung kajian dan membandingkan Kota Semarang merupakan kota strategis
permasalahan yang telah digali dari sumber empiris. yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa yang
Hal ini untuk memperjelas permasalahan yang terjadi terletak antara garis 60 50’ – 70 10’ Lintang Selatan
dilapangan. Pengumpulan data sekunder dilakukan dan garis 1090 35’ – 1100 50’ Bujur Timur.
dengan cara sebagai berikut : Kedudukan Kota Semarang sebagai ibukota provinsi
1. Literatur atau pustaka. Jawa Tengah dan ditunjang lokasi yang strategis pada
2. Dinas terkait; jalur lalu lintas ekonomi Pulau Jawa menjadikan Kota

Santoso, A., Kurniawati, E., Dhani, A.U. /Jurnal Riptek Vol. 17 No. 1 (79-94) 85
OPEN ACCESS JURNAL RIPTEK

Semarang tidak hanya berperan sebagai pusat D. Komposisi Penduduk


pemerintahan tetapi juga salah satu pusat ekonomi Profil Penduduk jika dikelompokkan
di Jawa Tengah. Kota Semarang memiliki lokasi berdasarkan klaster jenis kelamin, umur, pendidikan,
strategis sebagai koridor pembangunan di Provinsi pekerjaan, akan dapat memberi gambaran potensi
Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu sumber daya manusia suatu wilayah dalam kegiatan
gerbang yaitu koridor pantai utara, koridor selatan, produksi secara ekonomi dan social . Pada tahun
koridor timur dan koridor barat, dan juga didukung 2020 penduduk di Kota Semarang lebih didominasi
sejumlah fasilitas transportasi seperti Pelabuhan oleh perempuan dibanding laki – laki dengan sex
Tanjung Mas, Bandar Udara Internasional Ahmad ratio 98,16%, serta didominasi juga oleh penduduk
Yani, Terminal Terboyo, Stasiun Kereta Api Tawang usia produktif atau penduduk usia kerja (14-64
dan Poncol, yang semakin menguatkan peran Kota tahun) sebesar 70,66% dari keseluruhan jumlah
Semarang sebagai simpul aktivitas pembangunan penduduk dengan nilai rasio ketergantungan
sekaligus gerbang perekonomian di Provinsi Jawa (dependency ratio) yang diketahui sebesar 41,52%
Tengah dan bagian tengah Pulau Jawa. untuk Kota Semarang.

Gambar 1. Peta Kota Semarang dan Sekitarnya

B. Demografi
Kondisi demografi merupakan aspek penting
dalam pembangunan daerah, hal ini dikarenakan
penduduk merupakan salah satu sumber daya yang
partisipasinya sangat diperlukan agar pembangunan Gambar 2. Penduduk berdasarkan Kelompok
dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kondisi Usia Tahun 2020
demografi suatu daerah umumnya menyangkut
jumlah dan persebaran, laju pertumbuhan, dinamika E. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
serta komposisi lainnya. Aspek kesejahteraan masyarakat merupakan
tujuan akhir dari penyelenggaraan pembangunan
C. Jumlah dan Persebaran Penduduk daerah yang merupakan upaya menciptakan kondisi
Dalam konteks kependudukan, jumlah kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Aspek
penduduk Kota Semarang selalu meningkat dalam kesejahteraan masyarakat meliputi (1) aspek
kurun tahun 2016 – 2020, ini ditunjukkan dengan kesejahteraan dengan fokus kesejahteraan dan
ratarata laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,69% pemerataan ekonomi, (2) aspek kesejahteraan
per tahun dan kepadatan penduduk yang semakin dengan fokus kesejahteraan sosial dan; (3) aspek
menurun di tahun 2017 dan 2018 , selanjutnya kesejahteraan dengan fokus Seni Budaya dan
relative stabil dengan laju sebesar 0,582 % di tiga Olahraga. Kinerja masing-masing aspek
tahun terakhir. Namun demikian Kota Semarang kesejahteraan masyarakat sampai dengan tahun
sebagai wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk 2020 adalah sebagai berikut:
tertinggi se - Provinsi Jawa Tengah. Sebagai salah
satu kota besar di Indonesia, jumlah penduduk Kota F. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan
Semarang tercatat sebanyak 1.685.909 Ekonomi
jiwa pada tahun 2020 dengan kepadatan mencapai Keberhasilan pembangunan antara lain dapat
4.511 jiwa/km2. Apabila dirinci maka terdapat dilihat pada beberapa indikator utama ekonomi,
pertambahan sebanyak 11.551 jiwa dari tahun antara lain pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB
sebelumnya yang tersebar di 16 kecamatan. per kapita , indeks gini serta rasio penduduk miskin.
Kinerja indikatorindikator tersebut sampai dengan

86 Santoso, A., Kurniawati, E., Dhani, A.U. /Jurnal Riptek Vol. 17 No. 1 (79-94)
OPEN ACCESS JURNAL RIPTEK

tahun 2020 sesuai ketersediaan data adalah sebagai lima tahun terakhir sebesar 27,75% ), Konstruksi (
berikut: ratarata prosentase lima tahun terakhir 26,6%) dan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perdagangan Besar dan; Reparasi Mobil dan Sepeda
merupakan salah satu tolok ukur untuk melihat Motor Eceran ( rata-rata prosentase lima tahun
kondisi perekonomian suatu wilayah pada periode terakhir sebesar 13,69% ).
tertentu. Penghitungan PDRB dilakukan atas dasar Kondisi ekonomi makro selama enam tahun
harga berlaku (harga-harga pada tahun terakhir (tahun 2016–2020) menunjukkan terjadinya
penghitungan) dan atas dasar harga konstan (harga- penurunan di tahun 2020 hingga mencapai minus
harga pada tahun yang dijadikan tahun dasar 1,61 yang disebabkan oleh adanya Pandemi Covid-
penghitungan) untuk dapat melihat pendapatan yang 19. Tidak hanya Kota Semarang, pandemi ini juga
dihasilkan dari lapangan usaha (sektoral) maupun berdampak pada menurunnya ekonomi di
dari sisi penggunaan. PDRB Atas Dasar Harga kabupaten/kota lain, bahkan sampai ke tingkat
Berlaku (ADHB) menggambarkan nilai tambah nasional. Berikut dapat dilihat perbandingan LPE
barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, dan Nasional
pada tahun berjalan, dan digunakan untuk tahun 2016-2020 :
mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi
suatu daerah. Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK) menunjukkan nilai tambah barang
dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada satu
tahun tertentu sebagai tahun dasar, dan digunakan
untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil
dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi
yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga.

Gambar 4. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)


Kota Semarang, Provinsi Jateng & Nasional Tahun
2016 – 2020

G. Laju Inflasi
Dalam konteks ilmu ekonomi makro, inflasi
adalah proses meningkatnya harga dari sekelompok
Gambar 3. Tiga Sektor PDRB ADHB Terbesar di barang dan jasa secara terus menerus yang berkaitan
Kota Semarang Tahun 2020 dengan mekanisme pasar. Inflasi diukur sebagai
persentase perubahan Indeks Harga Konsumen
Besarnya PDRB ADHB dalam kurun waktu (indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang
5 tahun terakhir (2016–2020) mengalami tertentu), deflektor Produk Domestik Bruto
peningkatan dari Rp. 147.049.320 juta pada tahun (menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua
2016 menjadi sebesar Rp. 189.256.242 Juta pada barang baru, atau indeks-indeks lain dalam tingkat
tahun 2020, meski untuk tahun 2020 terjadi harga keseluruhan. Inflasi dapat disebabkan antara
penurunan PDRB ADHB akibat pandemic Covid 19 lain konsumsi masyarakat yang meningkat,
yang memberikan kontraksi sektor ekonomi, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu
kesehatan dan ketenagakerjaan. Peningkatan PDRB konsumsi atau spekulasi,serta akibat adanya
ADHK juga sejalan dengan peningkatan PDRB ketidaklancaran suplai dan distribusi barang. Jika
ADHB yang menunjukkan peningkatan dari Rp. besarannya tidak terkendali, inflasi akan
115.542.560,57 juta pada tahun 2016 menjadi mempengaruhi kondisi perekenomian masyarakat.
sebesar Rp.137.951.302,07 juta pada tahun 2020 Inflasi Kota Semarang pada tahun 2014-2020 sangat
(terjadi penurunan PDRB ADHK dibandingkan fluktuatif, khususnya pada Tahun 2014 sebagai inflasi
tahun 2019 karena dampak pandemi) . Kontribusi tertinggi sebesar 8,53% menurun drastis di tahun
terbesar disumbangkan berturut-turut oleh selanjutnya dan terakhir inflasi Kota Semarang
Kategori Industri Pengolahan (rata-rata prosentase menjadi sebesar 1,49% di tahun 2020. Selama enam

Santoso, A., Kurniawati, E., Dhani, A.U. /Jurnal Riptek Vol. 17 No. 1 (79-94) 87
OPEN ACCESS JURNAL RIPTEK

tahun, kondisi inflasi di Kota Semarang disebabkan menunjukkan bahwa PDRB per kapita tidak hanya
oleh faktor administered price seperti fluktuasi mengalami peningkatan secara riil namun juga
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kenaikan tarif penigkatan secara kualitas.
dasar listrik dan bukan karena faktor bahan
makanan. Jika dilihat kondisi per tahun, inflasi I. Indeks Gini
cenderung meningkat akibat faktor ekspektasi Untuk memberikan gambaran tentang tingkat
menjelang perayaan hari-hari besar keagamaan pemerataan maupun ketimpangan pendapatan Kota
(Lebaran, Natal dan Tahun Baru). Semarang digunakan pendekatan teori Gini Ratio
yaitu menetapkan sebuah kriteria yang digunakan
untuk menentukan apakah pola pengeluaran suatu
masyarakat ada pada ketimpangan taraf rendah,
sedang atau tinggi. Indeks gini adalah ukuran
ketimpangan ekonomi dalam pendapatan distribusi
yang ditentukan dengan koefisien gini rasio antara 0
– 1 (0 < Koefisien Gini <1). Secara umum, koefisien
gini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

0,00 < G < 0,35 → pemerataan tinggi / ketimpangan


rendah
0,35 < G < 0,50 → pemerataan / ketimpangan
Gambar 5. Perbandingan Laju Inflasi Kota sedang
Semarang, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional G > 0,50 → pemerataan rendah / ketimpangan tinggi
Tahun 2014-2020
Perkembangan indeks Gini Kota Semarang
H. PDRB Perkapita menunjukkan dari tahun 2011 sampai tahun 2013
masih bertahan sebesar 0,35 sempat menurun pada
Tabel 1. Pendapatan Per Kapita (ADRB) Kota tahun 2014 menjadi sebesar 0,31 dan selanjutnya
Semarang Tahun 2016-2020 kembali naik sehingga data sementara sebesar 0,33.
Namun, pada tahun 2016-2020 Kota Semarang
belum mempublikasikan indeks gini di wilayahnya.
Sehingga, data terakhir indeks gini yang dimiliki oleh
Kota Semarang yaitu data tahun 2015 yang
menunjukkan tingkat pemerataan pendapatan dan
kekayaan dalam kondisi tinggi atau ketimpangan
dalam kondisi rendah.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Warga Miskin Kota


Semarang Tahun 2016-2020

PDRB per kapita secara relatif


menggambarkan rata-rata pendapatan penduduk
suatu daerah. PDRB Perkapita diperoleh dari hasil
pembagian pendapatan suatu daerah dengan jumlah
penduduk pada pertengahan tahun di daerah
tersebut. Pendapatan per kapita sering digunakan
sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat
pembangunan sebuah daerah; semakin besar
pendapatan per kapitanya, semakin makmur daerah
tersebut. Oleh karena itu, besar kecilnya jumlah
penduduk akan mempengaruhi nilai PDRB per
kapita, sedangkan besar kecilnya nilai PDRB sangat
tergantung pada potensi sumber daya alam dan Perkembangan indeks gini Kota Semarang
faktor-faktor produksi yang terdapat di daerah selama 5 (lima) tahun terakhir hanya dapat dilihat
tersebut. Besaran pertumbuhan PDRB per kapita pada tahun 2014 dan 2015 dikarenakan keterbatasan
yang lebih besar dari pertumbuhan jumlah penduduk data yang tersedia. Indeks gini Kota Semarang pada

88 Santoso, A., Kurniawati, E., Dhani, A.U. /Jurnal Riptek Vol. 17 No. 1 (79-94)
OPEN ACCESS JURNAL RIPTEK

tahun 2014 berada pada nilai 0,3807 dan kemudian Namun dalam perkembangannya,
pada tahun 2015 berada pada nilai 0,3300 mendasarkan pada UU No.13 tahun 2011 melalui
(Pemerataan Pendapatan Gini Ratio dan pola Peraturan Menteri Sosial (Permensos) RI No.10
konsumsi Kota Semarang Tahun 2015). tahun 2016 tentang mekanisme penggunaan Data
Terpadu Program penanganan Fakir Miskin;
Permensos RI No.28 Tahun 2017 tentang Pedoman
Umum Verifikasi dan Validasi Data Terpadu (BDT)
Penanganan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu;
dan Instruksi Pemerintah Pusat bahwa Semua Pemda
untuk melaksanakan Validasi dan Verifikasi terhadap
BDT Tahun 2015 dilingkupnya masing-masing. Maka
sejak tahun 2017 Kota Semarang melakukan validasi
dan verifikasi terhadap data BDT Kota Semarang
dan kemudian selanjutnya menggunakannya sebagai
data tunggal dalam intervensi program
penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi.
Sebagai bahan pertimbangan, berdasarkan
Gambar 6. Perbandingan Indeks Gini Prov Jateng data versi BPS Kota Semarang, data up date Januari
dan Kota Semarang Tahun 2011-2020 2021 rasio penduduk miskin Kota Semarang tahun
2020 hanya menyentuh angka 4,34 % atau sebesar
J. Kemiskinan 79,58 ribu jiwa dan bahkan jauh lebih rendah bila
Persentase penduduk miskin di Kota dibandingkan angka kemiskinan Jawa Tengah yang
Semarang kondisinya selalu menurun sejak tahun mencapai 3.980,90 ribu jiwa (11,41%). Isu
2015 – 2019, namun dikarenakan adanya wabah kemiskinan memiliki porsi perhatian yang cukup
pandemi yang juga berimbas pada menurunnya besar dalam pembangunan perkotaan, hal tersebut
perekonomian mengakibatkan persentase penduduk diindikasikan dari beragamnya program pengentasan
miskin di Kota Semarang sedikit meningkat menjadi kemiskinan dalam berbagai level. Pada tingkat
sebesar 4,34%, meski angka ini masih yang terendah pemerintahan kabupaten/kota, Kota Semarang telah
dibandingkan angka kemiskinan kabupaten/ kota lain melaksanakan berbagai program penanganan
di Jawa Tengah. Telah banyak hal yang diupayakan kemiskinan yang dibiayai oleh pemerintah pusat
pemerintah untuk meningkatkan ekonomi maupun pemerintah daerah, seperti
masyarakat pada masa pandemi, mulai dari JAMKESMASKOT, BOS, PKH dan RASKIN,
pemberian bansos, relaksasi kredit/ pembiayaan/ Beasiswa, Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak
pajak , juga refokusing anggaran di daerah baik yang Huni dan program lainnya. Kemiskinan juga menjadi
bersumber dari dana transfer maupun APBD untuk salah satu target dalam Sustainable Development
penanganan covid pada bidang Kesehatan, Goals (Tujuan 1: Tanpa Kemiskinan) guna
Pendidikan, Pemberdayaan ekonomi masyarakat, mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di
termasuk pemanfaatan mekanisme padat karya, tahun 2030.
namun dampak pukulan ekonomi masih tidak bisa
dihindarkan. Persentase penduduk miskin di Kota Urusan Sosial Kota Semarang
Semarang periode enam tahun terakhir dapat dilihat Pembangunan pada Urusan Sosial salah
pada Gambar 7. satunya diarahkan untuk menurunkan angka
kemiskinan yang penanganannya bersifat multi
dimensional. Pada tahun 2020, pandemic covid
menyebabkan angka kemiskinan Kota Semarang
meningkat menjadi sebesar 4,34% dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 3,98%.
Meskipun demikian angka kemiskinan Kota
Semarang tetaplah lebih rendah dibandingkan
dengan Provinsi Jawa Tengah dan angka kemiskinan
nasional. Beberapa upaya yang dilakukan dalam
pembangunan di Bidang Sosial diantaranya melalui
Gambar 7. Persentase Penduduk Miskin Kota pemberdayaan Fakir Miskin dan Penyandang Masalah
Semarang Tahun 2015 – 2020 Kesejahteraan Sosial (PMKS), penguatan kapasitas
Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS),

Santoso, A., Kurniawati, E., Dhani, A.U. /Jurnal Riptek Vol. 17 No. 1 (79-94) 89
OPEN ACCESS JURNAL RIPTEK

serta pembinaan, pendidikan dan pelatihan bagi 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
penyandang disabilitas dan eks trauma. Capaian Penanganan Fakir Miskin;
indikator dibidang sosial dapat digambarkan dengan Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak
penanganan PMKS dari tahun 2016-2020 secara mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau
berkelanjutan terus ditingkatkan. Dan pada tahun mempunyai sumber mata pencaharian tetapi
2020, karena pandemi jumlah PMKS meningkat tidak mempunyai kemampuan memenuhi
tajam menjadi sebesar 518.358 dan meskipun telah kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan
disergikan dengan berbagai sumber dana dan dirinya dan/atau keluarganya.
refocussing untuk upayanya, penanganannya belum 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
bisa menjangkau 100% PMKS. Masih tersisa 0,3 % Pemerintahan Daerah;
yang tidak tertangani dan menjadi tugas pemerintah Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan
Kota Semarang untuk bisa menekan kembali jumlah pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
PMKS melalui program perlindungan sosial. pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
Perkembangan capaian indikator persentase PMKS luasnya sesuai dalam sistem Negara Kesatuan
yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan Republik Indonesia.
kebutuhan dasar dari tahun 2013–2018 fluktuatif 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012
namun cenderung meningkat, rendahnya PMKS yang tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;
menerima bansos pada tahun 2013- 2014 Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah
disebabkan masih dalam tahap sosialisasi dan upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan
pemenuhan administrasi sebagai penerima yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah,
hibah/bansos sebagaimana yang diatur dalam dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial
Permendagri No.32 Tahun 2011 tentang Pedoman guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga
Pemberian Hibah dan Bansos yang negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan
bersumber dari APBD dan terbitnya Permendagri sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan
No. 100 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan sosial.
Minimal yang sosialisasinya baru dilaksanakan pada 5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012
tahun 2019, dimana terdapat pembagian tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan
kewenangan Kab/Kota untuk pelayanan rehabsos di Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 76
luar panti, dan untuk pemerintah provinsi untuk Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
pelayanan rehabsos di dalam panti. Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 Tentang
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang
selanjutnya disebut PBI Jaminan Kesehatan adalah
Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu sebagai
peserta program jaminan kesehatan. Peraturan
ini diterbitkan sebagai mandat dari ketentuan
Pasal 14 ayat (3) dan Pasal 17 ayat (6) Undang-
Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional mengatur
penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional
yang meliputi jaminan kesehatan, jaminan
kecelakaan kerja, jaminan pensiun, jaminan hari
tua, dan jaminan kematian bagi seluruh penduduk
melalui iuran wajib pekerja.
Gambar 7. Jumlah PMKS, Penanganan, dan Angka 6. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013
Keiskinan Kota Semarang 2016-2020 tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir
Miskin Melalui Pendekatan Wilayah;
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang a. Pasal 3:
Kesejahteraan Sosial; Upaya Penanganan Fakir Miskin melalui
Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya pendekatan wilayah dimaksudkan untuk:
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga 1) memberikan arah agar Penanganan Fakir
negara agar dapat hidup layak dan mampu Miskin dilakukan secara terpadu, terarah,
mengembangkan diri, sehingga dapat dan berkesinambungan sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya. meningkatkan derajat kesejahteraan Fakir
Miskin; dan

90 Santoso, A., Kurniawati, E., Dhani, A.U. /Jurnal Riptek Vol. 17 No. 1 (79-94)
OPEN ACCESS JURNAL RIPTEK

2) memberikan pedoman bagi pengambilan penanggulangan kemiskinan di Kota Semarang harus


kebijakan yang berpihak kepada tertuju kepada masyarakat penerima KIM tersebut,
peningkatan kesejahteraan Fakir Miskin, sehingga diharapkan program penanggulangan
berbasiskan wilayah dengan kemiskinan di Kota Semarang akan tepat sasaran
memperhatikan kearifan lokal. (Semarangkota.go.id, 2016).
Pemerintah Kota Semarang memiliki program
7. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 pengentasan kemiskinan melalui motto: Gerbang
tentang Standar Pelayanan Minimal; Bahwa untuk Hebat, singkatan dari Gerakan Bersama
melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (3) Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Melalui Harmonisasi Ekonomi, Edukasi, Ekosistem,
Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Etos Bersama Masyarakat. Program ini akan berjalan
Peraturan Pemerintah tentang Standar Pelayanan dengan empat skenario yang tertuang dalam empat
Minimal. klaster, yakni pengentasan kemiskinan berbasis
8. Peraturan Menteri Sosial Nomor 9 Tahun 2018 bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, fasilitasi
tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada UMKM dan mikro, dan perluasan program pro
SPM Bidang Sosial di Daerah; Standar Pelayanan rakyat. Keempat klaster tersebut, kedepannya
Minimal adalah ketentuan mengenai Jenis dan dilaksanakan oleh OPD teknis sesuai dengan bidang
Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan kompetensi dan tupoksi masing-masing
Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh (semarangkota. go.id, 2016).
setiap Warga Negara secara minimal. Peningkatan pelayanan untuk warga miskin
meliputi bidang sosial, ekonomi, pendidikan,
Upaya Penanganan Fakir Miskin melalui kesehatan, budaya. Semua OPD masuk tim
pendekatan wilayah bertujuan: penanggulangan kemiskinan. Seperti Dinas
1) Terpenuhinya Kebutuhan Dasar Fakir Miskin Permukiman punya program bedah rumah, Dinas
agar memperoleh kehidupan yang layak dan Kesehatan Kota (DKK) memiliki program
bermartabat yang dilaksanakan oleh Menteri, Jamkesmaskot, Dinas Pendidikan (Disdik) memiliki
menteri/pimpinan lembaga terkait sesuai dengan beasiswa miskin, program inklusi, dan pelatihan,
tugas dan fungsinya; budidaya ternah hingga perikanan, untuk OPD yang
2) Meningkatnya kapasitas dan berkembangnya lain. Konsep Gerbang Hebat ini terintegrasi dengan
kemampuan dasar serta kemampuan berusaha stakeholder. Pihak pemangku wilayah seperti lurah
bagi Fakir Miskin; dan dan camat melakukan pemetaan untuk kawasan
3) Terentaskannya fakir miskin dari kemiskinan. tematik. Program ini akan lebih cepat terlihat
hasilnya jika masyarakat yang masuk dalam database
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan miskin mamiliki semangat untuk lepas dari persoalan
Pemerintah Kota Semarang mengeluarkan kemiskinan. Termasuk mengubah pola pikir
kebijakan penanggulangan kemiskinan sebagai ketergantungan pada bantuan. Dalam beberapa
respon terhadap permasalahan kemiskinan yang ada kasus persoalan kemiskinan sulit terentaskan,
di Kota Semarang. Kebijakan dimaksud dalam karena masyarakat masih nyaman berada di zona
bentuk Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 Tahun miskin yang selalu menikmati bantuan dari
2016 tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kota pemerintah (Semarangkota.go.id, 2016).
Semarang. Perda inilah yang kemudian menjadi Program Penanggulangan Kemiskinan
payung hukum bagi setiap Organisasi Perangkat Penanggulangan kemiskinan atau fakir miskin, sudah
Daerah (OPD) di Kota Semarang dalam menjadi salah satu program unggulan di Kota
penyelenggaraan prorgam penanggulangan Semarang. Peraturan Daerah (Perda) No 12 tahun
kemiskinan sesuai dengan tugas dan fungsi OPD 2016 memberikan mandat kepada setiap OPD yang
masing-masing. memiliki program penanggulangan kemiskinan,
Salah satu kegiatan yang diatur di dalam Perda menjadi bagian dari Tim Koordinasi Penanggulangan
tersebut adalah pendataan dan penandaan warga Kemiskinan Kota Semarang. Kemudian, di dalam
miskin Kota Semarang melalui Kartu Identitas Perda tersebut diatur dengan jelas dan tegas, adalah
Miskin. Kartu Identitas Miskin ( KIM) digunakan kelompok program penanggulangan kemiskinan.
untuk mengidentifikasi warga miskin yang ada di Berdasarkan Perda itu, OPD yang memiliki sasaran
Kota Semarang. KIM ini akan digunakan sebagai program penanggulangan kemiskinan, masuk ke
acuan bagi seluruh program OPD dalam dalam kelompok program yang dikoordinasikan oleh
penanggulangan kemiskinan di Kota Semarang. Bappeda Kota Semarang.
Proses pelaksanaan program–program

Santoso, A., Kurniawati, E., Dhani, A.U. /Jurnal Riptek Vol. 17 No. 1 (79-94) 91
OPEN ACCESS JURNAL RIPTEK

Keterpaduan Data Kemiskinan instansi yang bertanggung jawab melakukan


Keterpaduan data menjadi kunci efektivitas pengelolaan data dan pendistribusian data
dalam penanggulangan kemiskinan. Data kemiskinan kemiskinan ke OPD-OPD adalah Dinas Sosial Kota
yang tersebar di setiap OPD, dan dikumpulkan oleh Semarang. Sehubungan dengan itu, maka setiap OPD
OPD masing-masing, menyebabkan target di Kota Semarang seyogyanya menggunakan data
perunuruan kemiskinan di Kota Semarang akan sulit kemiskinan yang ada di Dinas Sosial dengan cara
diukur. Berkaitan dengan keterpaduan data mengajukan permohonan secara resmi.
kemiskinan, pada penelitian ini dikumpulkan Pada saat yang sama, Dinas Sosial Kota
informasi berkaitan dengan hal-hal berikut: Semarang juga mendapatkan mandat dari Perda No
12/2016 untuk melakukan pemutakhiran data hasil
A. Sumber data pendataan sendiri. Dua tugas yang sama ini dirasakan
Data kemiskinan di Kota Semarang saat ini oleh Dinas Sosial Kota Semarang cukup berat.
berasal dari berbagai sumber, yaitu TNP2K, Karena pada saat ini Seksi Pengolahan Data tidak
kementerian sektoral, hasil pendataan OPD sendiri didukung oleh SDM, baik jumlah maupun
dan hasil pendataan Dinas Sosial Kota Semarang. kompetensi serta sarana prasarana (hardware
Khusus terkait dengan pendataan yang dilakukan maupun software). Sebagaimana disingggung di atas,
oleh Dinas Sosial Kota Semarang, dilakukan sebagai kehadiran Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu
realisasi dari mandat Peraturan Daerah (Perda) Kota (SLRT) pada konteks pengelolaan data kemiskinan
Semarang Nomor 12 Tahun 2016 tentang dipandang oleh Daerah menjadi persoalan baru.
Penanggulangan Kemiskinan Kota Semarang. Pada Pada saat ini di Kota Semarang sudah ada berbagai
Pasal 7 disebutkan, bahwa “pendataan, verifikasi dan data kemiskinan yang dihasilkan oleh Dinas Sosial,
validasi data dilaksanakan oleh OPD yang menangani masing-masing OPD, TNP2K dan Kementerian
urusan pemerintah bidang sosial. Sosial.

B. Pengelolaan data Kesimpulan


Setiap OPD mengelola data kemiskinan Berdasarkan hasil Kajian dan pembahasan yang
sebagai “data program” pada OPD tersebut. Data dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
kemiskinan yang dikelola oleh setiap OPD terebut 1. Dalam pelaksanaan verifikasi dan validasi data
tidak menjadi bagian dari data kemiskinan yang ada terpadu kesejahteraan sosial berdasarkan
di Kota Semarang. Sehingga tampak sekali, bahwa Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016
data kemiskinan di Kota Semarang belum ada Tentang Penanggulangan Kemiskinan Di Kota
keterpaduan antar OPD, terutama dengan Dinas Semarang masih perlu dioptimalkan dan perlu
Sosial. Dinas Sosial Kota Semarang selain mengelola untuk ditingkatkan lagi dalam proses verifikasi
“data program”, juga mengelola data kemiskinan dan validasi data kemiskinan di kota Semarang,
yang dihasilkan dari pendataan atas mandat Perda banyak hal yang perlu diperbaiki atau dievaluasi
Kota Semarang. Sehingga pada Dinas Sosial Kota dalam pelaksanaannya, seperti fasilitator dalam
Semarang ada tiga jenis data kemiskinan, yaitu (1) mendata masyarakat yang kurang administrasi
data kemiskinan untuk mendukung program kependudukannya, masyarakat yang pindah, yang
Kementerian Sosial, (2) data kemiskinan untuk sudah meninggal dan lain-lain. Pelayanan terhadap
mendukung program Dinas Sosial Kota Semarang masyarakat fakir miskin dan orang tidak mampu
sendiri, dan data kemiskinan sebagai mandat dari yang belum maksimal, serta pelaksanaan dan
Perda No 12 tahun 2016. penerapan verifikasi dan validasi data yang belum
100%.
C. Pemutakhiran data
Selama ini, Bappeda melaksanakan tugas 2. Dalam pelaksanaan verifikasi dan validasi data
mengelola data kemiskinan dari TNP2K. Selain data terpadu kesejahteraan sosial berdasarkan
dari TNP2K, berdasarkan Perda No 12 Tahun 2016 Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016
tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kota Tentang Penanggulangan Kemiskinan Di Kota
Semarang, bahwa Daerah juga melakukan pendataan Semarang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
kemiskinan sendiri. Berdasarkan Perda tersebut, penentukan tingkat kemiskinan, waktu dalam
Dinas Sosial adalah instansi yang menjadapatkan pelaksanaan verifikasi dan validasi data,
mandat untuk pendataan, verifikasi dam validasi data administrasi kependudukan, koordinasi yang
kemiskinan. Kemudian, pada tahun 2017 belum maksimal, pergantian petugas verifikasi
dilaksanakan MoU antara Dinas Sosial Kota dengan dan validasi data, kesadaran aparat terkait.
Kementerian Sosial RI. Berdasarkan MoU tersebut

92 Santoso, A., Kurniawati, E., Dhani, A.U. /Jurnal Riptek Vol. 17 No. 1 (79-94)
OPEN ACCESS JURNAL RIPTEK

Saran Ridwan HR, 2002. Hukum Administrasi Negara,


Agar verifikasi dan validasi data dapat terlaksana Yogyakarta: UII Press.
dengan baik dan maksimal, setelah melakukan kajian
Rahardjo Adisasmita, 2011. Pengelolaan Pendapatan
maka penulis mencoba memberikan beberapa saran
dan Anggaran Daerah, Yogyakarta: Graha
yaitu :
Ilmu.
1. Perlunya kesadaran pemerintah untuk lebih
optimal lagi dalam menjalankan undang-undang Ramlan Surbakti, 1995. Memahami Ilmu Politik,
yang sudah ada, megoptimalkan kinerja, kontrol Jakarta: PT Grasindo.
dalam pelaksanaan, dan melakukan evaluasi setiap Zairin Harapan, 2008. Hukum Acara Peradilan Tata
kegiatan agar tercapainya hasil yang baik dan Usaha Negara, Jakarta: PT Jaya Grafindo
maksimal. Menumbuhkan kesadaran dan Persada.
mengedukasi masyarakat, maupun siapa saja yang
berperan dalam pelaksanaan verifikasi dan
validasi serta meningkatkan sumber daya manusia Peraturan Perundangan
dalam menjalankan tugasnya masing-masing
secara optimal dan kompeten. Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun
2. Untuk dinas-dinas yang terkait dalam pelaksanaan 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin.
verifikasi dan validasi data terpadu kesejahteraan Undang-undang Republik Indonesia No. 11 Tahun
sosial agar lebih mengoptimalkan koordinasi 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.
antar OPD (Organisasi Pemerintahan Daerah)
dan memberikan support untuk menunjang Permensos Nomor 5 tahun 2019 tentang
pelaksanaan verifikasi dan validasi data agar Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan
menjadi lebih maksimal serta melakukan Sosial.
perbaikan disetiap hambatan yang ada.

Ucapan Terimakasih Jurnal


Pada kesempatan ini tak lupa peneliti Rahadian, 2010. Analisis Faktor-faktor Yang
mengucapkan terima kasih pada pihak Dinas Sosial Mempengaruhi Kemiskinan di Indonesia
Kota Semarang yang telah menyediakan berbagai Tahun 1981-2007, E-Jurnal Universitas
data sesuai kebutuhan peneliti. Muhammadiyah Jakarta, diakses pada 9
Agustus 2021 15.00 WIB.

DAFTAR PUSTAKA Simarmata, Rikardo, 2012. pemenuhan indikator


Negara Hukum dalam putusan pengadilan
berkaitan dengan sumber daya alam dan
Buku lingkungan hidup,\Kertas Kerja Epistema
Buku Saku Data Kesejahteraan Sosial Desember No.10/2012, Jakarta: Epistema Institute.
Tahun 2019.
Depertemen pendidikan dan kebudayaan, 2001.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka.
Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad, 1986. Petani
Desa dan Kemiskinan, Yogyakarta: BPFE.
Jimly Asshiddiqie, 2011. Gagasan Negara Hukum
Indonesia. academia.edu. Summer.
Miriam Budiardjo, 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ni‟Matul Huda, 2010. Hukum Tata Negara
Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers.
Ni, Matul Huda, 2016. Hukum Tata Negara
Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Santoso, A., Kurniawati, E., Dhani, A.U. /Jurnal Riptek Vol. 17 No. 1 (79-94) 93
OPEN ACCESS JURNAL RIPTEK

Halaman ini sengaja dikosongkan

94 Santoso, A., Kurniawati, E., Dhani, A.U. /Jurnal Riptek Vol. 17 No. 1 (79-94)

Anda mungkin juga menyukai