Pelayanan KB
Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan
Keluarga Berencana
Pujii syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga Mekanisme Pengelolaan Data Rutin
Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Tahun 2022 dapat terselesaikan. Semoga Panduan
ini dapat dipergunakan sebagai acuan seluruh pihak yang terkait pelayanan KB.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, baik saran maupun
koreksi terhadap terbitnya Mekanisme Pengelolaan Data Rutin Pelayanan KB Tahun
2022, kami ucapkan terima kasih.
Upaya untuk menunjang penyediaan data dan informasi bagi pengelolaan Program
Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana)
terutama yang berkaitan dengan data potensi tempat pelayanan KB, hasil pelayanan
KB, dan mutasi alokon, maka diperlukan “Mekanisme Pengelolaan Data Rutin
Pelayanan KB Tahun 2020”. Panduan ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan
bagi para pelaksana dan pengelola data di berbagai tingkatan wilayah (Perwakilan
BKKBN Provinsi, PD KB Kabupaten/Kota, Balai Penyuluhan KB/Kecamatan, serta tempat
pelayanan KB) dalam melakukan kegiatan pengelolaan data rutin KB, untuk menunjang
penyediaan data dan informasi secara cepat, tepat, dan akurat.
Melalui kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,
khususnya kepada Kelompok Kerja yang telah memberi masukan dan saran serta telah
bekerja keras menjalankan tugas hingga tersusunnya Mekanisme Pengelolaan Data Rutin
Pelayanan KB Tahun 2022 dengan baik. Semoga Allah SWT meridhoi usaha kita
bersama.
ii |P e l a y a n a n K e l u a r g a B e r e n c a n a
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
KATA SAMBUTAN ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 3
C. Ruang Lingkup 4
D. Batasan dan Pengertian 5
BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI 12
A. Kebijakan 12
B. Strategi 12
BAB III LANGKAH KEGIATAN 13
A. Persiapan 13
B. Pelaksanaan 16
C. Pemanfaatan dan Penyebarluasan Informasi 20
D. Penyimpanan, Keamanan dan Kerahasiaan Informasi 22
BAB IV POKOK-POKOK KEGIATAN 23
A. Sarana dan Prasarana 23
B. Sumber Daya Manusia 24
C. Alur Pengolahan Data dan Informasi 26
D. Monitoring dan Evaluasi 28
E. Mekanisme Entry Data Keluarga, Approval dan Ralat 29
BAB V PENUTUP 32
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara umum, Mekanisme Pengelolaan Data Rutin Pelayanan KB Tahun 2022 ini disusun
untuk memenuhi tata cara pengelolaan data dan informasi Program Bangga Kencana
yang lebih baik di berbagai tingkatan wilayah, yang meliputi pengumpulan data,
pengolahan data, pengiriman umpan balik, bimbingan teknis, serta monitoring dan
evaluasi data dan informasi dari kegiatan operasional pelayanan KB. Dalam penyusunan
dan pengembangan panduan ini didasarkan pada beberapa pemikiran antara lain :
1. Bahwa proses pengelolaan data rutin pelayanan KB yang berkaitan dengan data
potensi tempat pelayanan KB, hasil pelayanan KB, dan mutasi alokon yang dilakukan
oleh Petugas Pengelola Data mulai dari tempat pelayanan KB sampai tingkat pusat
harus dilakukan sebagai bukti nyata (evidence-based) dan pemenuhan akuntabilitas
publik dari kegiatan pelaksanaan pelayanan KB kepada masyarakat di wilayah itu.
Untuk memperoleh kegunaan data dan informasi tersebut, maka dalam pengelolaan data
rutin pelayanan KB mengacu pula pada prinsip “12 Kaidah Plus” yang selama ini
digunakan, yaitu:
4. Kegiatan dan hasil kegiatan yang dicatat dan dilaporkan sudah menjadi pola
operasional baku secara nasional.
5. Bersifat kuantitatif.
Sedangkan Plus yang dimaksudkan adalah para petugas pengelola data harus bersikap
proaktif dalam melakukan pengelolaan data rutin pelayanan KB yang dibakukan secara
berjenjang dari tingkat bawah sampai tingkat atas.
B. TUJUAN
Tujuan penyusunan dan penerbitan Mekanisme Pengelolaan Data Rutin Pelayanan KB
Tahun 2021 dapat dijelaskan secara umum dan khusus sebagai berikut :
1. UMUM
Secara umum dapat memberikan panduan secara rinci dalam pengelolaan data rutin
pelayanan KB bagi pengelola data tingkat Pusat hingga lini lapangan, sehingga dapat
menunjang penyediaan data dan informasi Program Bangga Kencana.
2. KHUSUS
Pengelolaan data rutin pelayanan KB secara khusus menjelaskan langkah-langkah
yang perlu dilakukan dalam pengelolaan data rutin pelayanan KB, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan data dan informasi yang memadai, akurat, dan tepat waktu.
1. JANGKAUAN
Adalah pengelola data tingkat Pusat hingga lini lapangan yang memanfaatkan
pengelolaan data rutin pelayanan KB, sebagai berikut :
a. Tingkat Pusat
1) Unit kerja di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional.
2) Mitra Kerja Terkait
Pemerintah;
Non Pemerintah.
b. Tingkat Provinsi
1) Perwakilan BKKBN Provinsi.
2) Mitra Kerja Terkait
Pemerintah;
Non Pemerintah.
c. Data Mutasi Alat dan Obat Kontrasepsi yang merupakan pencatatan transaksi
mutasi alokon di tempat pelayanan KB
Untuk standardisasi dan keseragaman pengertian istilah di dalam pengelolaan data rutin
pelayanan KB, diberikan batasan dan pengertian sebagai berikut:
1. UMUM
d. NIK adalah Nomor Induk Kependudukan sesuai yang tercantum pada Kartu
Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK).
e. Petugas Entri Data adalah petugas yang ditunjuk oleh tempat pelayanan KB
setempat untuk melakukan entri data potensi tempat pelayanan KB, hasil
pelayanan KB, dan mutasi alokon baik secara offline maupun online.
f. Petugas Pencatat Data adalah petugas yang ditunjuk oleh tempat pelayanan KB
setempat untuk melakukan pencatatan data potensi tempat pelayanan KB, hasil
pelayanan KB, dan mutasi alokon ke dalam instrumen.
2. TEMPAT PELAYANAN KB
2) RS Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan
umur, organ atau jenis penyakit. Contoh: Rumah Sakit Khusus Ibu dan
Anak, Jantung, Kanker, Orthopaedi, Paru, Jiwa, dll.
c. Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) adalah alat bantu kerja interaktif,
yang diperuntukkan bagi penyedia layanan dalam membantu klien memilih dan
memakai metode KB yang paling sesuai dengan kebutuhannya, memberikan
informasi yang diperlukan dalam pemberian pelayanan KB yang berkualitas,
serta menawarkan saran atau panduan mengenai cara membangun komunikasi
dan melakukan konseling secara efektif.
4. PELAYANAN KB
b. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri, yang istrinya berumur
15-49 tahun.
c. Peserta KB Baru adalah pasangan usia subur (PUS) dengan kriteria sebagai
berikut:
1) PUS yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi; atau
2) PUS yang kembali menggunakan metode kontrasepsi setelah melahirkan;
atau
3) PUS yang kembali menggunakan metode kontrasepsi setelah keguguran.
d. Peserta KB Aktif adalah PUS yang pada saat ini sedang menggunakan salah satu metode
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.
e. Informed Consent adalah persetujuan tertulis tentang tindakan medis yang
diberikan kepada klien atau keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan
mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien tersebut. Metode
kontrasepsi yang yang memerlukan informed consent di antaranya adalah:
suntikan, IUD, implan, tubektomi, dan vasektomi. Sedangkan untuk metode
kontrasepsi pil dan kondom dapat diberikan persetujuan tindakan medis secara
lisan.
j. Pencabutan dan Pemasangan IUD atau Implan adalah tindakan pencabutan (IUD
atau implan), yang selanjutnya dilakukan pemasangan ulang jenis kontrasepsi
tersebut (IUD atau implan).
k. Pencabutan IUD atau Implan adalah tindakan pencabutan IUD atau implan yang
disebabkan habis masa pemakaian, komplikasi, atau ganti jenis kontrasepsi
lainnya.
m. Kegagalan adalah kasus kehamilan pada akseptor KB aktif yang pada saat
tersebut menggunakan metode kontrasepsi.
q. Putus Pakai atau Drop Out adalah peserta KB yang menghentikan pemakaian
metode kontrasepsi dengan alasan apapun setelah suatu periode pemakaian
tertentu.
a. Alat dan Obat Kontrasepsi (Alokon) adalah alat dan obat kontrasepsi yang
dipergunakan dalam pelayanan Program Pembangunan Keluarga,
Kependudukan dan Keluarga Berencana.
b. Alokon APBN adalah alat dan obat kontrasepsi yang diperuntukkan bagi
Pasangan Usia Subur (PUS) yang disediakan oleh pemerintah dengan dana
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
c. Alokon APBD adalah alat dan obat kontrasepsi yang disediakan oleh
pemerintah daerah dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
d. Alokon Mandiri adalah alat dan obat kontrasepsi yang disediakan sendiri oleh
fasilitas pelayanan kesehatan dan bukan bersumber dari pemerintah atau
pemerintah daerah.
Ketentuan pemberian alat dan obat kontrasepsi pada setiap kunjungan adalah
sebagai berikut:
1) Pil, sejumlah 1 strip untuk 28 hari;
2) Kondom, sejumlah 1 lusin untuk 2 bulan;
3) Suntik, sejumlah 1 vial untuk 1 bulan atau 3 bulan;
4) IUD, sejumlah 1 buah untuk 10 tahun;
5) Implan, sejumlah 1 buah untuk 3 tahun.
11 | P e l a y a n a n K e l u a r g a B e r e n c a n a
BAB II
A. KEBIJAKAN
B. STRATEGI
LANGKAH KEGIATAN
Hasil pelayanan peserta KB (peserta KB baru, ulangan, ganti cara) dicatat sesuai dengan
tempat pelayanan peserta KB tersebut dilayani bukan berdasarkan domisili peserta KB. Hasil
pencatatan pelayanan KB tersebut dilaporkan secara berjenjang dengan menggunakan format
kartu dan register dengan batasan waktu yang telah ditentukan di setiap tingkatan wilayah.
A. PERSIAPAN
1. TINGKAT PUSAT
b. BKKBN, dalam hal ini Direktorat Teknologi Informasi dan Data, menyiapkan
perangkat teknologi untuk kebutuhan operasional pengumpulan dan
pengolahan data serta pemanfaatan hasil pelayanan KB, terdiri dari:
13 | P e l a y a n a n K e l u a r g a B e r e n c a n a
3) Aplikasi Entri Data.
c. BKKBN, dalam hal ini Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan
Keluarga Berencana bekerja sama dengan Direktorat Pelaporan dan Statistik
serta Direktorat Teknologi Informasi dan Data, menyelenggarakan pelatihan
atau orientasi kepada Petugas Pengelola Data dan Informasi di Tingkat Pusat
dan Provinsi.
2. TINGKAT PROVINSI
a. Perwakilan BKKBN Provinsi, dalam hal ini Bidang Advokasi, Penggerakan dan
Informasi, mendistribusikan Mekanisme Pengelolaan Data Rutin Pelayanan KB
Tahun 2022 kepada PD KB Kabupaten/Kota.
b. Perwakilan BKKBN Provinsi, dalam hal ini Bidang Advokasi, Penggerakan dan
Informasi, menyiapkan sarana dan prasarana pencatatan dan pelaporan
pelayanan KB berupa :
4) Informed Consent;
b. Menyiapkan daftar dan kode wilayah dari tempat pelayanan KB yang ada di
wilayahnya.
5. TEMPAT PELAYANAN KB
4) Informed Consent;
15 | P e l a y a n a n K e l u a r g a B e r e n c a n a
B. PELAKSANAAN
1. TEMPAT PELAYANAN KB
5) Informed Consent wajib diberikan bagi setiap peserta KB baru atau ganti
cara yang akan diberikan tindakan pelayanan suntikan, IUD, implant,
tubektomi dan vasektomi sebagai bukti tertulis persetujuan tindakan medis.
17 | P e l a y a n a n K e l u a r g a B e r e n c a n a
10) Hasil pelayanan KB bergerak wajib dicatat pada R/I/KB/20 fasyankes yang
berada pada wilayah pelayanan dan transaksi penerimaan dan pengeluaran
alokon yang digunakan pada pelayanan KB bergerak tersebut dicatat pada
R/II/KB/20 fasyankes yang sama.
11) Seluruh transaksi mutasi alokon dicatat menurut tanggal, kode transaksinya
dan sumber alokon pada Register Hasil Pelayanan KB (R/II/KB/20). Kode
transaksi Mutasi Alokon yang dicatat pada R/II/KB/20:
1. Penerimaan/Pembelian
2. Pengeluaran untuk pelayanan KB
3. Pengeluaran fasyankes untuk distribusi alokon ke jaringan atau jejaring
4. Pengeluaran ke fasyankes lainnya (kondisi tertentu)
5. Rusak
6. Kadaluarsa
12) Pada akhir masa pelaporan dilakukan rekapitulasi hasil pelayanan KB dan
dicatat ke dalam ringkasan hasil pelayanan KB (lampiran R/I/KB/20),
sedangkan rekapitulasi mutasi alokon dicatat pada R/II/KB/20.
13) R/I/KB/20 dan R/II/KB/20 dibuat 2 rangkap untuk dikirim ke petugas entri
data dan untuk dijadikan arsip di tempat pelayanan KB.
a. Jika entri data dilakukan oleh tempat pelayanan KB, maka Balai Penyuluhan KB
atau Pengelola Data Tingkat Kecamatan :
3. PD KB KABUPATEN/KOTA
b. Jika entri data dilakukan oleh Tempat Pelayanan KB atau Pengelola Data tingkat
kecamatan, maka PD KB Kabupaten/Kota :
1) Setiap semester melakukan telaah data potensi tempat pelayanan KB di
wilayah binaannya, berdasarkan tabulasi pada sistem aplikasi pelayanan KB,
serta diumpanbalikkan ke tingkat di bawahnya dan mitra terkait.
b. Setiap bulan melakukan evaluasi data hasil pelayanan KB dan mutasi alokon,
berdasarkan tabulasi pada sistem aplikasi pelayanan KB, serta diumpanbalikkan
ke tingkat di bawahnya dan mitra terkait.
5. BKKBN PUSAT
19 | P e l a y a n a n K e l u a r g a B e r e n c a n a
b. Setiap bulan melakukan evaluasi data hasil pelayanan KB dan mutasi alokon,
berdasarkan tabulasi pada sistem aplikasi pelayanan KB, serta diumpanbalikkan
ke tingkat di bawahnya dan mitra terkait.
1. PEMANFAATAN
b. Pelayanan KB
2. PENYEBARLUASAN INFORMASI
Rekapitulasi data potensi tempat pelayanan KB, hasil pelayanan KB, dan mutasi
alokon digunakan untuk evaluasi dan perencanaan kegiatan dalam rapat
koordinasi tingkat desa/kelurahan. Apabila terdapat permasalahan tetapi tidak
dapat diselesaikan di tingkat desa/kelurahan dan memerlukan dukungan tingkat
Mekanisme Pengelolaan Data Rutin | 20
kecamatan, maka dilaporkan ke tingkat kecamatan untuk mendapatkan
dukungan bantuan penyelesaiannya.
Rekapitulasi data potensi tempat pelayanan KB, hasil pelayanan KB, dan mutasi
alokon digunakan untuk evaluasi dan perencanaan kegiatan dalam rapat
koordinasi tingkat kecamatan. Apabila terdapat permasalahan tetapi tidak dapat
diselesaikan di tingkat kecamatan dan memerlukan dukungan tingkat
kabupaten/kota, maka dilaporkan ke tingkat kabupaten/kota untuk
mendapatkan dukungan bantuan penyelesaiannya.
Rekapitulasi data potensi tempat pelayanan KB, hasil pelayanan KB, dan mutasi
alokon digunakan untuk evaluasi dan perencanaan kegiatan dalam rapat
koordinasi tingkat kabupaten/kota. Apabila terdapat permasalahan tetapi tidak
dapat diselesaikan di tingkat kabupaten/kota dan memerlukan dukungan tingkat
provinsi, maka dilaporkan ke tingkat provinsi untuk mendapatkan dukungan
bantuan penyelesaiannya.
Rekapitulasi data potensi tempat pelayanan KB, hasil pelayanan KB, dan mutasi
alokon digunakan untuk evaluasi dan perencanaan kegiatan dalam rapat
pengendalian program dan anggaran tingkat provinsi. Apabila terdapat
permasalahan tetapi tidak dapat diselesaikan di tingkat provinsi dan memerlukan
dukungan tingkat pusat, maka dilaporkan ke tingkat pusat untuk mendapatkan
dukungan bantuan penyelesaiannya.
Rekapitulasi data potensi tempat pelayanan KB, hasil pelayanan KB, dan mutasi
alokon digunakan untuk evaluasi dan perencanaan kegiatan dalam rapat
pengendalian program dan anggaran tingkat pusat.
Publikasi data potensi tempat pelayanan KB, hasil pelayanan KB, dan mutasi
21 | P e l a y a n a n K e l u a r g a B e r e n c a n a
alokon disajikan secara online dalam bentuk tabulasi dan grafik pada website
dengan alamat http://newsiga.bkkbn.go.id/, untuk kepentingan intervensi
program pembangunan secara khusus dapat diakses dengan password tertentu.
Penyimpanan data dan informasi pelayanan KB, terdiri dari potensi tempat pelayanan
KB, hasil pelayanan KB, dan mutasi alokon, yang sudah masuk dalam sistem pengolahan
data basis nasional dilakukan dalam pangkalan data pada tempat yang aman dan tidak
rusak atau mudah hilang dengan menggunakan media penyimpanan elektronik yang
hanya dapat dilakukan di dalam negeri. Pangkalan data tersebut dapat berada di provinsi
maupun kabupaten/kota, dan harus dikelola oleh pengelola data di tingkat provinsi
maupun kabupaten/kota.
Penyimpanan data dan informasi pelayanan KB dilakukan paling singkat 25 (dua puluh
lima) tahun untuk data dan informasi elektronik sesuai jadwal retensi arsip. Sedangkan,
penyimpanan data nonelektronik dilakukan di setiap tempat pelayanan KB paling singkat
10 (sepuluh) tahun.
Dalam hal menjaga keamanan dan kerahasiaan informasi pelayanan KB, setiap pengelola
data harus :
1. Melakukan pemeliharaan, penyimpanan, dan penyediaan cadangan data dan
informasi pelayanan KB secara teratur;
2. Membuat sistem pencegahan kerusakan data dan informasi pelayanan KB.
POKOK-POKOK KEGIATAN
Dalam upaya mewujudkan tujuan pencatatan dan pelaporan pelayanan KB, hal yang harus
dilakukan oleh setiap pengelola data adalah mengetahui dan memahami berbagai jenis dan
fungsi setiap instrumen yang dipergunakan, sumber daya manusia yang tersedia, serta
mekanisme dan arus pencatatan dan pelaporan tersebut.
Kartu K/0/KB/20 diisi oleh fasyankes KB/jaringan/jejaring baik yang belum atau
sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Kartu ini berisikan informasi tentang
identitas, sarana dan perlengkapan, serta tenaga yang dimiliki oleh fasyankes
KB/jaringan/jejaring bersangkutan.
Kartu Status Peserta KB (K/IV/KB/20) ini digunakan untuk mencatat identitas diri,
catatan medis hasil skrining dalam pelayanan, dan pemilihan penggunaan metode
23 | P e l a y a n a n K e l u a r g a B e r e n c a n a
kontrasepsi yang tepat bagi peserta KB. Kartu ini dibuat untuk setiap pengunjung
baru di fasyankes KB/jaringan/jejaring, baik sebagai peserta KB baru maupun sebagai
peserta KB lama (ganti acara atau pindahan), dan disimpan secara rapi di fasyankes
KB/jaringan/jejaring bersangkutan.
4. INFORMED CONSENT
Informed Consent adalah suatu persetujuan tindakan medis tertulis yang menyatakan
kesediaan dan kesiapan klien untuk ber-KB dengan metode kontrasepsi : suntikan,
IUD, implan, tubektomi, dan vasektomi, dan/atau tindakan medik rekanalisasi.
Register Alat dan Obat Kontrasepsi (R/II/KB/20) ini digunakan oleh fasyankes
KB/jaringan/jejaring untuk mencatat setiap hari mutasi alokon, baik saldo awal bulan,
penerimaan, pengeluaran, serta saldo akhir bulan dari semua jenis alat dan obat
kontrasepsi untuk masing-masing sumber alokon di fasyankes KB/jaringan/jejaring
tersebut.
1. STRUKTUR
a. Tingkat Pusat :
1) BKKBN;
2) Mitra Kerja Terkait :
a) Pemerintah;
b) Non Pemerintah.
2. PELATIHAN/ORIENTASI
25 | P e l a y a n a n K e l u a r g a B e r e n c a n a
Gambar 4.1
Pengolahan data pelayanan KB merupakan kegiatan yang dilakukan mulai dari tempat
pelayanan KB menggunakan instrumen yang telah ditetapkan dan dilaporkan datanya
hingga ke tingkat pusat baik secara online, selanjutnya diumpanbalikkan kepada tingkatan
wilayah di bawahnya dan mitra kerja terkait.
Gambar 4.2
Alur Pengolahan Data dan Informasi Pelayanan KB
*) Jika dan hanya jika tidak tersedia sarana dan prasarana yang tidak memadai
Pelaporan Online
Pelaporan Manual
Umpan Balik
27 | P e l a y a n a n K e l u a r g a B e r e n c a n a
D. MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pencatatan dan pelaporan pelayanan KB, beserta
alur dan mekanismenya, dilakukan setelah semua langkah kegiatan terlaksana, yaitu mulai
tahap persiapan sampai dengan penyebarluasan informasi potensi tempat pelayanan KB,
hasil pelayanan KB, dan mutasi alokon.
4. Pada lokus yang telah dipilih tersebut, monev dilakukan dengan melakukan
wawancara mulai dari pengelola data provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai
dengan fasyankes terpilih serta dilakukan pengecekan kebenaran tata cara pengisian
instrument, alur dan mekanisme pelaporan data dan mutasi alokon, ketersediaan
sarana prasarana dan sumber daya manusia.
5. Selain itu dapat dilakukan pengecekan kebenaran data antara data hasil entri aplikasi
dengan formulir hasil pencatatan dan pelaporan serta untuk melihat teknis
pengentrian data pada sistem aplikasi, serta permasalahan dan kendala yang
dihadapi.
Terdapat tiga level login untuk mengatur batas entry, approval dan ralat, yaitu:
1) Admin Pusat
Admin Pusat berwenang mengatur batas entry, approval, ralat secara nasional per
provinsi maupun per kabupaten. Berikut penjelasan terkait ketiga aksi tersebut :
a. Batas Entri
Terdiri dari batas entry awal yaitu tanggal awal entry dapat dilakukan serta
batas entry akhir yaitu batas akhir entry data dapat dilakukan. Secara default
batas entry awal adalah tanggal 1 bulan berjalan dan batas entry akhir adalah
tanggal 10 pada bulan selanjutnya atau dapat berubah sesuai ketentuan dari
pusat.
29 | P e l a y a n a n K e l u a r g a B e r e n c a n a
b. Approval (Persetujuan)
Approval (Persetujuan) merupakan aksi yang menyatakan bahwa data dari
suatu level wilayah telah diperiksa dan disetujui datanya. Approval dilakukan
oleh admin Kabupaten/Kota untuk menyetujui data yang ada di wilayah
kabupaten/kota tersebut, untuk selanjutnya di-submit dan dapat dilakukan
approval (persetujuan) oleh admin Provinsi.
c. Ralat
Ralat merupakan aksi yang dilakukan ketika setelah periode lapor bulan
tersebut ditutup, kemudian ditemukan kesalahan data dan ingin dilakukan
perbaikan. Ralat hanya dapat dilakukan sekali yaitu pada bulan N+2. Contoh
: Ralat data bulan Januari 2022 hanya dapat dilakukan di bulan Maret 2022.
2) Admin Provinsi
a. Dapat mengatur batas entry dan approval pada semua kabupaten di provinsi
tersebut.
b. Pengaturan batas entry dan approval pada masing-masing kabupaten/kota
dapat dilakukan dan tidak dapat melebihi batas waktu (tanggal) yang sudah
diberikan oleh Admin Pusat.
Contoh: batas akhir entry dari pusat di provinsi Jawa Timur tanggal 10, maka
admin provinsi dapat mengatur batas entry Kabupaten Nganjuk tidak boleh
lebih dari tanggal 10.
c. Mekanisme approval pada admin provinsi
- Pada menu approval di admin.provinsi akan muncul laporan
kabupaten/kota yang telah melakukan approval terhadap data
kabupaten/kota tersebut.
- Admin.provinsi dapat melakukan approve/setuju atau reject/menolak.
- Jika ditemukan kejanggalan, maka admin provinsi dapat melakukan
reject/menolak.
- Data yang telah di-reject oleh admin provinsi akan mengubah status yang
semula submit menjadi reject di admin.kabupaten
- Pengelola data Kabupaten/Kota harus melakukan verifikasi pada data
yang dinilai janggal oleh provinsi, setelah itu dilakukan perbaikan oleh
operator dan tuliskan catatan verifikasi setelah itu di-submit kembali.
3) Admin Kabupaten
a. Dapat mengatur batas entry secara global semua kecamatan di bawah
kabupaten tersebut.
b. Dapat mengatur batas entry per kecamatan dengan cara memilih kecamatan
yang akan diatur batas entry.
c. Mekanisme approval dan ralat Admin.kabupaten
- Dalam rentang waktu tanggal approval, admin kabupaten/kota dapat
melakukan Unlock/membuka batas waktu entry dari masing-masing
kecamatan yang dirasa belum sesuai laporannya.
- Setelah dilakukan unlock maka operator pada kecamatan tersebut dapat
melakukan entry atau perbaikan data kembali.
- Setelah seluruh laporan dirasa sesuai, maka admin kabupaten/kota
melakukan apply approval dan memberikan catatan verifikasi.
31 | P e l a y a n a n K e l u a r g a B e r e n c a n a
BAB V
PENUTUP
Mekanisme Pengelolaan Data Rutin Pelayanan KB Tahun 2022 ini merupakan panduan
umum bagi pengelola data di Tingkat Pusat hingga lini lapangan dalam rangka
menyiapkan data dan informasi potensi tempat pelayanan KB, hasil pelayanan KB, serta
alokon. Variabel yang dikumpulkan menghasilkan data dan informasi yang bermanfaat
dalam menetapkan kebijakan dan strategi Program Pembangunan Keluarga,
Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).
Kegiatan pengelolaan data rutin pelayanan KB ini merupakan upaya untuk memonitor
pelaksanaan Program Bangga Kencana menjadi bukti nyata, dan sekaligus sebagai
akuntabilitas publik dari para pelaksana dan pengelola Program Bangga Kencana dalam
melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, semangat dan komitmen dari para petugas
pelaksana dan pengelola data di berbagai tingkatan wilayah sangat diperlukan untuk
menunjang tersedianya data dan informasi Program Bangga Kencana secara
berkelanjutan.
Agar pelaksanaan kegiatan pengelolaan data rutin pelayanan KB ini dapat berjalan
sesuai yang diharapkan, maka semua petugas pelaksana dan pengelola Program Bangga
Kencana diharapkan untuk memberikan perhatian dan melaksanakan kegiatan
pengelolaan data rutin pelayanan KB ini sesuai dengan prosedur dan tata cara
sebagaimana tertuang dalam buku ini. Menyadari keterbatasan dalam penyusunan
buku panduan ini, maka diperlukan suatu penyesuaian dengan situasi dan kondisi di
lapangan.
- PETUNJUK PENGISIAN
- CONTOH ISI
PETUNJUK PENGISIAN KARTU PENDAFTARAN TEMPAT
PELAYANAN KB (K/0/KB/20)
A. PETUNJUK UMUM
1. K/0/KB/20 diisi oleh faskes/fasyankes KB, jaringan, dan jejaring baik yang sudah
maupun belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
KODE REGISTER TEMPAT PELAYANAN KB, diisi dengan angka-angka yang menunjukkan
nomor kode registrasi faskes/fasyankes KB/jaringan/jejaring, terdiri dari :
C. IDENTITAS
c. Kecamatan, diisi dengan nama kecamatan dan DUA ANGKA kode kecamatan
(kode Kemendagri).
e. Provinsi, diisi dengan nama provinsi dan DUA ANGKA kode provinsi (kode
Kemendagri).
3. JENIS, diisi dengan tanda centang () pada SALAH SATU KOTAK sesuai dengan jenis
tempat pelayanan KB yang bersangkutan.
4. KEPEMILIKAN, diisi dengan tanda centang () pada SALAH SATU KOTAK sesuai
dengan kepemilikan tempat pelayanan KB yang bersangkutan.
5. KERJASAMA DENGAN BPJS KESEHATAN, diisi dengan tanda centang () pada
SALAH SATU KOTAK sesuai dengan status kerjasama tempat pelayanan KB dengan
BPJS Kesehatan.
6. PELAYANAN REKANALISASI, diisi dengan tanda centang () pada SALAH SATU
KOTAK sesuai dengan pilihan pelayanan rekanalisasi.
Diisi dengan angka-angka yang menunjukkan jumlah masing-masing jenis sarana dan
perlengkapan yang dimiliki oleh tempat pelayanan KB dengan kondisi masih bisa dipakai.
E. TENAGA
Tenaga yang dicatat dalam K/0/KB/20 ini adalah seluruh tenaga yang melakukan
pelayanan KB dan kegiatan pencatatan dan pelaporan (R/R) pada tempat pelayanan KB
tersebut.
3. NAMA, diisi dengan nama lengkap tenaga yang melakukan pelayanan KB dan R/R
pada tempat pelayanan KB tersebut tanpa gelar.
4. ALAMAT, diisi dengan alamat lengkap tenaga yang melakukan pelayanan KB dan
R/R pada tempat pelayanan KB tersebut.
6. PROFESI, diisi dengan tanda centang () pada SALAH SATU KOLOM sesuai dengan
profesi dari tenaga yang melakukan pelayanan KB dan R/R pada tempat pelayanan
KB tersebut.
Setelah K/0/KB/20 diisi dengan dengan lengkap dan benar, maka pada bagian kanan
bawah diisi nama tempat, tanggal, bulan dan tahun pengisian kartu, selanjutnya diisi
nama jelas dan NIP-nya serta ditandatangani oleh pimpinan tempat pelayanan KB; pada
bagian kiri bawah menyetujui Kepala PD KB Kabupaten/Kota/Pimpinan Faskes/Fasyankes
diisi nama jelas dan NIP-nya serta ditandatangani oleh Kepala PD iKB
Kabupate/Kota/Pimpinan Faskes/Fasyankes.
Contoh Isi
KARTU PESERTA KB
2. PETUNJUK PENGISIAN
3. CONTOH ISI
PETUNJUK PENGISIAN KARTU PESERTA KB (K/I/KB/20)
A. PETUNJUK UMUM
1. K/I/KB/20 diberikan kepada peserta KB, yang digunakan sebagai tanda pengenal dan
bukti diri menjadi peserta KB. Jika peserta KB berkunjung ulang ke faskes/fasyankes
KB/jaringan/jejaring, maka harus membawa K/I/KB/20 tersebut. Selain itu, kartu ini
juga dapat digunakan untuk mencari kembali Kartu Status Peserta KB (K/IV/KB/20)
bagi pengunjung ulangan.
2. Apabila K/I/KB/20 ini hilang, rusak atau tidak dapat dimanfaatkan lagi, maka peserta
KB yang bersangkutan dianjurkan untuk minta ganti K/I/KB/20 yang baru di
faskes/fasyankes KB/jaringan/jejaring, dimana peserta KB bersangkutan dilayani
terakhir.
B. HALAMAN DEPAN
3. TANGGAL LAHIR/UMUR ISTRI, diisi dengan dua angka TANGGAL LAHIR, dua
angka BULAN LAHIR, dan dua angka TAHUN LAHIR serta dua angka UMUR dari
peserta KB bersangkutan (jika yang menjadi peserta KB adalah istri/perempuan) atau
istri dari peserta KB bersangkutan (jika yang menjadi peserta KB adalah suami/laki-
laki).
4. ALAMAT, diisi dengan alamat lengkap tempat tinggal dari peserta KB.
5. PENGGUNAAN ASURANSI, diisi dengan tanda centang () pada SALAH SATU
KOTAK yang sesuai dengan penggunaan asuransi dari peserta KB bersangkutan.
6. NAMA FASKES/FASYANKES KB/JARINGAN/JEJARING, diisi dengan nama
faskes/fasyankes KB/jaringan/jejaring di mana peserta KB bersangkutan dilayani,
sesuai dengan nama faskes/fasyankes KB/jaringan/jejaring yang ada pada K/0/KB/20.
Setelah identitas peserta KB pada K/I/KB/20 terisi dengan lengkap dan benar, maka pada
bagian bawah di tempat yang tersedia diisi nama tempat, tanggal, bulan dan tahun pengisian
kartu. Selanjutnya, ditandatangani oleh penanggung jawab pelayanan KB, serta diisi nama
jelas dan NIP-nya. Jika petugas penanggung jawab pelayanan KB bukan PNS, maka NIP dapat
dikosongkan.
C. HALAMAN BELAKANG
2. TGL/BLN/THN MULAI DIPAKAI, diisi dengan dua angka tanggal, dua angka bulan,
dan dua angka tahun kapan alat/obat/cara kontrasepsi yang telah digunakan mulai
dipakai oleh peserta KB bersangkutan.
4. TANGGAL KUNJUNGAN ULANG, diisi dengan dua angka tanggal, dua angka bulan,
dan dua angka tahun kapan peserta KB melakukan kunjungan ulang untuk kontrol.
5. KETERANGAN, diisi dengan hal-hal yang berkaitan dengan keadaan peserta KB pada
waktu datang untuk pemeriksaan ulang.
6. PARAF, diisi dengan paraf sebagai penanggung jawab yang melakukan pelayanan
KB.
Contoh Isi
KARTU STATUS PESERTA KB
2. PETUNJUK PENGISIAN
3. CONTOH ISI
PETUNJUK PENGISIAN KARTU STATUS PESERTA KB (K/IV/KB/20)
A. PETUNJUK UMUM
1. K/IV/KB/20 dibuat untuk setiap pengunjung baru tempat pelayanan KB, yaitu peserta
KB baru maupun peserta KB lama pindahan (tempat pelayanan KB) dan peserta KB
lama ganti cara (alat/obat/cara kontrasepsi). K/IV/KB/20 disimpan pada
faskes/fasyankes KB/jaringan/jejaring di mana peserta KB mendapat pelayanan.
b. Kotak-kotak yang terdapat pada bagian skrining (halaman depan) diisi dengan
tanda centang ().
B. HALAMAN DEPAN
3. NAMA PESERTA KB, diisi dengan nama lengkap calon peserta KB bersangkutan.
4. TGL LAHIR/UMUR ISTRI, diisi dengan dua angka TANGGAL LAHIR, dua angka
BULAN LAHIR, dan dua angka TAHUN LAHIR serta dua angka UMUR dari calon
peserta KB bersangkutan (jika yang menjadi calon peserta KB adalah
istri/perempuan) atau istri dari calon peserta KB bersangkutan (jika yang menjadi
calon peserta KB adalah suami/laki-laki).
5. NAMA SUAMI/ISTRI, diisi dengan nama suami atau istri dari calon peserta KB
bersangkutan.
7. ALAMAT PESERTA KB, diisi dengan alamat lengkap tempat tinggal dari calon peserta
KB bersangkutan.
8. PEKERJAAN SUAMI DAN ISTRI, diisi dengan angka yang menunjukkan kode
pekerjaan dari suami dan istri calon peserta KB bersangkutan.
10. JUMLAH ANAK HIDUP, diisi dengan angka-angka yang menunjukkan jumlah anak
laki-laki dan anak perempuan yang masih hidup dari calon peserta KB bersangkutan.
11. UMUR ANAK TERAKHIR YANG MASIH HIDUP, diisi dengan dua angka TAHUN
dua angka BULAN yang menunjukkan umur anak terakhir yang masih hidup dari
calon peserta KB bersangkutan.
12. STATUS PESERTA KB, diisi dengan angka yang menunjukkan kode sesuai dengan
status calon peserta KB bersangkutan apakah peserta KB baru atau peserta KB lama.
Catatan : Jika baru pertama kali menjadi peserta KB, maka pada kotak yang tersedia
diisi dengan ANGKA NOL (0).
ANAMNESE
a. HAID TERAKHIR TANGGAL, diisi dengan dua angka TANGGAL, dua angka
BULAN, dan dua angka TAHUN haid terakhir calon peserta KB bersangkutan.
Bila semua jawaban TIDAK, maka dapat diberikan salah satu alat/obat/cara
kontrasepsi, kecuali IUD dan Tubektomi. Jika terdapat SALAH SATU jawaban
yang menyatakan YA, maka harus dirujuk ke dokter di Faskes/Fasyankes
KB/Rumah Sakit yang lebih lengkap peralatannya.
PEMERIKSAAN
a. KEADAAN UMUM, diisi dengan angka yang menunjukkan kode kesan atau hasil
pemeriksaan terhadap kondisi badan calon peserta KB bersangkutan.
b. BERAT BADAN, diisi dengan dua angka yang menunjukkan hasil penimbangan
berat badan calon peserta KB bersangkutan (dalam kg).
e. POSISI RAHIM, diisi dengan angka yang menunjukkan kode posisi rahim dari
calon peserta KB bersangkutan.
16. TANGGAL DILAYANI, diisi dengan dua angka TANGGAL, dua angka BULAN, dan
dua angka TAHUN, pertama kali calon peserta KB diberi/memakai alat/obat/cara
kontrasepsi. Selain itu, untuk pelayanan yang tidak bayar diisi gratis.
17. TANGGAL KUNJUNGAN ULANG, diisi dengan dua angka TANGGAL, dua angka
BULAN, dan dua angka TAHUN kapan peserta KB bersangkutan dipesan kembali
untuk pemeriksaan ulang.
18. TANGGAL DICABUT (KHUSUS IMPLAN/IUD), diisi dengan dua angka TANGGAL,
dua angka BULAN, dan dua angka TAHUN kapan peserta KB bersangkutan dipesan
kembali untuk pencabutan Implan/IUD.
19. PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN KB, diisi dengan tanda tangan, nama jelas,
dan NIP petugas penanggung jawab yang melakukan pelayanan KB serta cap
faskes/fasyankes KB/jaringan/jejaring sebagai pengesahan hasil pemeriksaan/tindakan
yang telah dilakukan.
1. TANGGAL DATANG, diisi dengan dua angka TANGGAL, dua angka BULAN, dan
empat angka TAHUN, kapan peserta KB datang ke tempat pelayanan KB untuk
pemeriksaan ulang.
2. TANGGAL HAID TERAKHIR, diisi dengan dua angka TANGGAL, dua angka BULAN,
dan empat angka TAHUN, kapan peserta KB mendapatkan haid terakhir.
3. BERAT BADAN, diisi dengan angka-angka yang menunjukkan berat badan peserta KB
bersangkutan hasil penimbangan pada saat kunjungan ulang.
5. KOMPLIKASI BERAT, diisi jika terjadi gangguan kesehatan yang dialami oleh peserta
KB sebagai akibat pemakaian alat/obat/cara kontrasepsi (seperti : ekspulsi/migrasi
kapsul, pembengkakan, infeksi/abses, hematoma, pendarahan yang perlu perawatan,
translokasi, perforasi, melukai organ lain, granuloma sperma, dan lain-lain).
6. KEGAGALAN, diisi jika terjadi kegagalan akibat pemakaian salah satu alat/obat/cara
kontrasepsi yang ditandai dengan kehamilan.
7. PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN, diisi dengan hasil pemeriksaan atau tindakan yang
perlu dilakukan terhadap peserta KB.
8. TANGGAL KUNJUNGAN ULANG, diisi dengan dua angka TANGGAL, dua angka
BULAN, dan empat angka TAHUN, kapan peserta KB dianjurkan datang lagi ke
Faskes/Fasyankes KB/jaringan/jejaring untuk pemeriksaan ulang.
Setelah K/IV/KB/20 terisi dengan lengkap dan benar, maka pada bagian bawah di
tempat yang tersedia diisi nama tempat, tanggal, bulan dan tahun pengisian kartu.
Selanjutnya, ditandatangani serta diisi nama jelas dan NIP penanggung jawab pelayanan
KB. Jika petugas penanggung jawab pelayanan KB bukan PNS, maka NIP dapat
dikosongkan.
Contoh Isi
INFORMED CONSENT
1. INFORMED CONSENT
2. PETUNJUK PENGISIAN
3. CONTOH ISI
PETUNJUK PENGISIAN INFORMED CONSENT
A. PETUNJUK UMUM
1. Informed Consent wajib dibuat untuk setiap klien yang akan diberikan tindakan
pemberian suntikan, pemasangan implan dan IUD, pencabutan dan pemasangan
implan dan IUD, operative (tubektomi, vasektomi), pencabutan implan dan IUD,
serta rekanalisasi (wanita, pria), baik peserta KB baru maupun lama. Informed
Consent disimpan pada faskes/fasyankes KB/jaringan/jejaring di mana klien
mendapat pelayanan KB.
B. HALAMAN DEPAN
1. NOMOR KODE TINDAKAN, diisi dengan angka yang menunjukkan kode sesuai
dengan jenis tindakan yang akan dilakukan pada klien. Kode dan jenis tindakan
terdapat di sebelah kanan pada Informed Consent.
4. NAMA KLIEN, diisi dengan nama lengkap klien yang akan dilakukan tindakan.
Setelah Informed Consent terisi dengan lengkap dan benar, maka pada bagian bawah di
tempat yang tersedia diisi nama tempat, tanggal, bulan dan tahun pengisian Informed
Consent. Selanjutnya, ditandatangani serta diisi nama jelas dari petugas yang memberi
pelayanan konseling, klien, dan suami/istri klien.
C. HALAMAN BELAKANG
Halaman belakang Informed Consent diisi oleh provider yang melakukan tindakan pada
klien.
1. Pada pertanyaan nomor 1-6 diberikan tanda centang () pada salah satu kotak sesuai
dengan jawaban provider yang melakukan tindakan pada klien.
2. Pada pertanyaan nomor 6 diisi dengan dua angka TANGGAL, dua angka BULAN,
dan dua angka TAHUN, kapan peserta KB IUD/Implan seharusnya melakukan
pencabutan.
4. Pada kolom bawah ditulis catatan tindakan dan pernyataan dari provider yang
melakukan tindakan pada klien.
5. Setelah semua pertanyaan dan catatan diisi oleh provider, maka pada bagian bawah
di tempat yang tersedia diisi nama tempat, tanggal, bulan dan tahun pengisian
Informed Consent. Selanjutnya, ditandatangani serta diisi nama jelas dari petugas
yang melaksanakan tindakan.
Contoh Isi
REGISTER PELAYANAN KB
2. PETUNJUK PENGISIAN
3. CONTOH ISI
PETUNJUK PENGISIAN REGISTER PELAYANAN KB
(R/I/KB/20)
A. PETUNJUK UMUM
a. Lembar ke-1 dikirim ke petugas entri data (jika petugas entri data bukan petugas
RR dari faskes/fasyankes KB/jaringan/jejaring bersangkutan).
3. Setiap lembar R/I/KB/20 yang sudah terisi penuh, maka ditutup dengan
penjumlahan hasil kegiatan pelayanan KB. Setiap akhir bulan, R/I/KB/20 ditutup dan
dijumlahkan dari semua hasil kegiatan pelayanan KB pada bulan bersangkutan. Jadi,
data akhir bulan merupakan hasil penjumlahan dari hasil kegiatan pelayanan KB
selama satu bulan yang dicatat pada halaman-halaman sebelumnya.
4. BULAN, diisi dengan tanda centang () sesuai dengan bulan dilakukan pelayanan KB.
5. TAHUN, diisi dengan 2 (dua) angka belakang tahun sesuai dengan tahun dilakukan
pelayanan KB.
C. DATA PELAYANAN KB
3. PESERTA KB, diisi dengan nama lengkap peserta KB bersangkutan, baik peserta KB
baru maupun lama.
- Nama Suami, diisi dengan nama lengkap suami yang istrinya merupakan peserta KB
- Istri
NIK (Nomor Induk Kependudukan), diisi NIK istri sebagai peserta KB.
Nama, diiisi nama lengkap istri sebagai peserta KB.
Tanggal Lahir, diisi tanggal lahir istri sebagai peserta KB
4. ALAMAT, diisi dengan alamat lengkap peserta KB bersangkutan.
6. STATUS PESERTA KB, diisi sesuai dengan kode status kepersetaan KB peserta KB
bersangkutan, dapat dilihat pada kotak keterangan kode di bawah.
1 : Peserta KB Baru
3 : Peserta KB Ulangan
4 : Komplikasi Berat/Kegagalan/Pencabutan
7. INFORMED CONSENT, diisi dengan tanda centang () jika peserta KB bersangkutan
diberikan konseling dan menandatangani informed consent.
8. PASCA PERSALINAN, diisi dengan tanda centang () jika peserta KB baru
bersangkutan merupakan peserta KB pasca persalinan.
9. PASCA KEGUGURAN, diisi dengan tanda centang () jika peserta KB baru
bersangkutan merupakan peserta KB pasca keguguran.
10. JENIS TINDAKAN, diisi dengan kode pada salah satu kolom sesuai dengan jenis
tindakan yang dilakukan (Operatif/Pemberian/Pemasangan, Pencabutan dan
Pemasangan, Pencabutan) dan alat/obat/cara kontrasepsi yang digunakan pada
peserta KB bersangkutan. Kode dapat dilihat pada kotak keterangan KODE JENIS
ALOKON.
Catatan :
Setiap jenis tindakan ditulis pada 1 (satu) baris. Jika 1 (satu) peserta KB diberikan
2 (dua) atau lebih jenis tindakan, maka 1 (satu) peserta KB tersebut (NIK dan
nama cukup ditulis 1 (satu) kali saja) ditulis pada 2 (dua) atau lebih baris sesuai
dengan jenis tindakan yang diberikan.
11. KASUS, diisi dengan kode jika peserta KB lama bersangkutan yang berkunjung ulang
karena mengalami kasus komplikasi berat atau kegagalan sesuai dengan keterangan
KODE JENIS ALOKON pada kotak keterangan kode di bawah.
12. PENGGUNAAN ASURANSI, diisi dengan tanda centang () pada salah satu kolom
sesuai dengan asuransi yang digunakan oleh peserta KB bersangkutan untuk
pembiayaan tindakannya.
13. SUMBER ALOKON, diisi dengan tanda centang () pada salah satu kolom sesuai
dengan sumber alokon yang digunakan oleh peserta KB bersangkutan.
14. PELAYANAN BERGERAK, diisi dengan tanda centang () apabila dilakukan
pelayanan KB melalui pelayanan bergerak seperti mupen atau bakti sosial.
15. TOTAL, diisi dengan angka-angka yang menunjukkan total hasil pelayanan.
Setelah R/I/KB/20 diisi dengan benar dan lengkap, maka pada bagian kanan bawah diisi
nama tempat, tanggal, bulan dan tahun pengisian register. Selanjutnya, ditandatangani
serta diisi nama jelas dan NIP pimpinan faskes/fasyankes KB/jaringan/jejaring
bersangkutan. Jika pimpinan faskes/fasyankes KB/jaringan/jejaring bukan PNS, maka
NIP dapat dikosongkan.
Contoh Isi
REGISTER ALAT DAN OBAT KONTRASEPSI
2. PETUNJUK PENGISIAN
3. CONTOH ISI
PETUNJUK PENGISIAN REGISTER ALAT DAN OBAT
KONTRASEPSI (R/II/KB/20)
A. PETUNJUK UMUM
a. Lembar ke-1 dikirim ke petugas entri data (jika petugas entri data bukan petugas
RR dari fasyankes KB/jaringan/jejaring bersangkutan).
3. Setiap lembar R/II/KB/20 yang sudah terisi penuh, maka ditutup dengan
penjumlahan mutasi alokon. Setiap akhir bulan, R/II/KB/20 ditutup dan dijumlahkan
dari semua mutasi alokon pada bulan bersangkutan. Jadi, data akhir bulan
merupakan hasil penjumlahan dari mutasi alokon selama satu bulan yang dicatat
pada halaman-halaman sebelumnya.
4. BULAN, diisi dengan tanda centang () sesuai dengan bulan mutasi alokon yang
dilaporkan.
5. TAHUN, diisi dengan 2 (dua) angka belakang tahun sesuai dengan tahun mutasi
alokon yang dilaporkan.
C. DATA MUTASI ALOKON
1. SALDO AWAL, diisi dengan ANGKA menunjukkan total semua jenis alokon yang
masih tersisa pada akhir bulan lalu sesuai dengan sumber alokonnya, baik yang
bersumber dari APBN, APBD maupun Mandiri.
Catatan : Setiap hari mutasi alokon, tanggal cukup diisi satu kali.
3. SUMBER ALOKON, diisi dengan kode sesuai dengan keterangan KODE SUMBER
ALOKON pada pilihan di bawah table R/II/KB/20.
1 : APBN
2 : APBD
3 : Mandiri
4. KODE TRANSAKSI, diisi dengan SATU ANGKA yang menunjukkan kode mutasi
alokon sesuai dengan keterangan yang ada di bawah tabel R/II/KB/20, terdiri dari :
9. SALDO AKHIR, diisi dengan ANGKA-ANGKA yang menunjukkan saldo akhir semua
jenis alokon sesuai dengan sumber alokonnya pada bulan bersangkutan.
Setelah R/II/KB/20 terisi dengan lengkap dan benar, maka pada bagian kanan bawah diisi
nama tempat, tanggal, bulan dan tahun pengisian register. Selanjutnya, ditandatangani serta
diisi nama jelas dan NIP pimpinan faskes/fasyankes KB/jaringan/jejaring bersangkutan. Jika
pimpinan faskes/fasyankes KB/jaringan/jejaring bukan PNS, maka NIP dapat dikosongkan.
Contoh Isi