Anda di halaman 1dari 134

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga Panduan Tata Cara
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia dalam Sistem Informasi Keluarga
dapat terselesaikan. Semoga Panduan dapat dipergunakan sebagai acuan seluruh
pihak yang terkait Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia.

Panduan Tata Cara Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia dalam Sistem
Informasi Keluarga disusun sejalan dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor
87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga. Dipertegas kembali
dengan terbitnya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah pada Lampiran: I huruf N. Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Sub Urusan 2. Keluarga
Berencana, poin d: Pengelolaan dan pengendalian sistem informasi keluarga.

Data hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia sebagai sumber data dan
informasi pelaksanaannya diharapkan benar-benar dapat menghasilkan data dan
informasi yang berkualitas, akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya serta
memberikan gambaran yang tepat dan menyeluruh tentang keadaan di lapangan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan masukan baik saran
maupun koreksi terhadap terbitnya Panduan Tata Cara Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia dalam Sistem Informasi Keluarga, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Mei 2016

Direktur Pelaporan dan Statistik,

Drs. Aidin Tentramin, MA

Panduan Pencatatan dan Pelaporan |i


ii| Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
KATA SAMBUTAN

Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 tentang


Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga
Berencana dan Sistem Informasi Keluarga, yang merupakan turunan dari Undang-
Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga, BKKBN mempunyai tugas fungsi mencakup bidang
penyediaan data dan informasi keluarga. Agar mampu menghasilkan data dan
informasi Keluarga Indonesia yang berkualitas, akurat, tepat waktu dan dapat
dipercaya, diperlukan instrumen penunjang yang dapat mengakomodir kebutuhan
tersebut, yang salah satunya adalah Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
dalam Sistem Informasi Keluarga.

Upaya untuk menunjang penyediaan data dan informasi bagi pengelolaan


Program Kependudukan, KB, dan Pembangunan Keluarga, terutama yang
berkaitan dengan Basis Data Keluarga Indonesia, maka diperlukan “Panduan Tata
Cara Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia dalam Sistem Informasi
Keluarga”. Panduan ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi para
pelaksana dan pengelola data di berbagai tingkatan wilayah dalam melakukan
kegiatan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia, untuk menunjang
penyediaan data dan informasi secara cepat, tepat dan akurat. Panduan Tata Cara
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia dalam Sistem Informasi Keluarga
disusun untuk memberikan acuan tata cara Pemutakhiran Basis Data keluarga
indonesia di berbagai tingkatan wilayah, yang meliputi pengumpulan data,
pengolahan data, bimbingan teknis, serta monitoring dan evaluasi data dan
informasi dari kegiatan operasional Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia.

Melalui kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak, khususnya kepada Kelompok Kerja yang telah memberi masukan dan saran
serta telah bekerja keras menjalankan tugas hingga tersusunnya Panduan Tata Cara
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia dalam Sistem Informasi Keluarga
dengan baik. Semoga Allah SWT, meridhoi usaha kita bersama.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan |iii


iv| Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

KATA SAMBUTAN iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR vii

PERATURAN KEPALA BKKBN ix

BAB I PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1
B. TUJUAN 3
C. RUANG LINGKUP 4
D. BATASAN DAN PENGERTIAN 10

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI 21

A. KEBIJAKAN 21
B. STRATEGI 21

BAB III LANGKAH KEGIATAN 23

A. PERSIAPAN 23
B. PELAKSANAAN 26
C. PEMANFAATAN DANPENYEBARLUASAN
INFORMASI 28
D. PENYIMPANAN, KEAMANAN, DAN KERAHASIAAN
INFORMASI 32

BAB IV POKOK-POKOK KEGIATAN 33

A. SARANA DAN PRASARANA 33


B. SUMBER DAYA MANUSIA 35
C. PENGORGANISASIAN 40
D. PELATIHAN/ORIENTASI 44
E. OPERASIONAL 46
F. PENGAMATAN DAN EVALUASI 53

BAB V PENUTUP 57

LAMPIRAN

Panduan Pencatatan dan Pelaporan |v


vi| Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mekanisme Pelaksanaan PBDKI 26

Gambar 2. Mekanisme Pencetakan dan Pendistribusiab Buku BDKI 34

Gambar 3. Contoh Sampul Buku BDKI 36

Gambar 4. Contoh Formulir R/I/KS/15 dalam buku BDKI 37

Gambar 5. Contoh Formulir F/I/BDKI/15 dalam buku BDKI 36

Gambar 6. Pengorganisasian PBDKI di Lini Lapangan 43

Gambar 7. Pelatihan/Orientasi PBDKI 45

Gambar 8. Pengumpulan dan Pelaporan Hasil PBDKI 51

Gambar 9. Contoh Formulir F/I/BDKI/15 63

Gambar 10. Contoh Pengisian Formulir F/I/BDKI/15 64

Gambar 11. Contoh Formulir F/I/PK/15 Halaman Depan 73

Gambar 12. Contoh Formulir F/I/PK/15 Halaman Belakang 74

Gambar 13. Contoh Formulir LS.F/I/PK/15 83

Gambar 14. Contoh Formulir Rek.Des.LS.F/I/PK/15 84

Gambar 15. Contoh Formulir Rek.Prov.LS.F/I/PK/15 85

Gambar 16. Contoh Peta Keluarga 93

Gambar 17. Contoh Kupon Keluarga 97

Gambar 18. Contoh Sticker Tanda PBDKI 101

Gambar 19. Contoh Kupon KKI 105

Panduan Pencatatan dan Pelaporan |vii


viii| Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
PERATURAN

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN

DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

NOMOR : 123/PER/G4/2016

TENTANG

PANDUAN TATA CARA

PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA INDONESIA

DALAM SISTEM INFORMASI KELUARGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA


NASIONAL

Menimbang : a. bahwa dalam rangka kepentingan operasional di lapangan


dan sebagai dasar untuk perencanaan, pengendalian dan
penilaian Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga diperlukan Sistem Informasi
Keluarga;

b. bahwa untuk menjamin peningkatan cakupan dan mutu


data hasil Sistem Informasi Keluarga yang terdiri dari data
Pendataan Keluarga, data Pelayanan Keluarga Berencana
dan data Pengendalian Lapangan, diperlukan tata cara
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a


dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Kepala BKKBN
tentang Tata cara Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia dalam Sistem Informasi Keluarga;

Panduan Pencatatan dan Pelaporan |ix


Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor
39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3686);

2. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah, Lampiran I huruf N, menetapkan
pembagian urusan pemerintahan Bidang Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana. Urusan Bidang
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana terdiri
atas Sub Urusan Pengendalian Penduduk, Keluarga
Berencana, Keluarga Sejahtera dan Standardisasi dan
Sertifikasi. Sub Urusan Pengendalian Penduduk, Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera menjadi tugas
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten dan Kota sesuai kewenangan. Sedangkan untuk
Urusan Standardisasi dan Sertifikasi menjadi tugas
Pemerintah Pusat;

3. Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2014 tentang


Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga,
Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang


Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota. (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang


Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata


Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761);

x| Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Kementerian, yang telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013;

8. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana


Nasional Nomor 55/HK-010/B5/2010 Tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera di Kabupaten/Kota;

9. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga


Berencana Nasional Nomor 72/PER/B5/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional;

10. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga


Berencana Nasional Nomor 82/PER/B5/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi.

11. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga


Berencana Nasional Nomor 316/PER/B5/2015 tentang
Panduan Tata Cara Program Kependudukan, Keluarga
Berencana, dan Pembangunan Keluarga.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KEPALA TENTANG PANDUAN TATA CARA


PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA INDONESIA
DALAM SISTEM INFORMASI KELUARGA.

Pasal 1

Panduan Tata Cara Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia dalam Sistem
Informasi Keluarga adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran, yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan |xi


Pasal 2

Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia dalam Sistem Informasi Keluarga


sebagaimana dimaksud dalam pasal 1, Perwakilan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional Provinsi mempunyai tugas :

a. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah


Daerah Kabupaten dan Pemerintah Daerah Kota;
b. Melakukan sosialisasi; dan
c. Menyiapkan dukungan Sumber Daya Manusia, Dana, dan Sarana.

Pasal 3

Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia dilaksanakan berdasarkan


Instruksi Kepala BKKBN dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri, Surat
Edaran Gubernur serta Surat Edaran Bupati dan Walikota.

Pasal 4

Peraturan Kepala ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 23 Juni 2016

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN

DAN KELUARGA BERENCANA

NASIONAL

xii| Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL
NOMOR : 123/PER/G4/2016
TANGGAL : 23 Juni 2016
TENTANG : PANDUAN TATA CARA PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA
INDONESIA DALAM SISTEM INFORMASI KELUARGA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan


Kependudukan dan Pembangunan Keluarga pasal 49 mengamanatkan
bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengumpulkan,
mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai kependudukan
dan keluarga yang dilaksanakan melalui sensus, survei, dan pendataan
keluarga. Hal ini kemudian diperjelas dalam Peraturan Presiden Nomor 87
Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan, Pembangunan
Keluarga, Keluarga Berencana dan Sistem Informasi Keluarga pada pasal
53 menjelaskan Pendataan keluarga wajib dilaksanakan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota untuk mendapatkan data keluarga yang akurat,
valid, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan melalui proses
pengumpulan, pengolahan, penyajian, penyimpanan, serta pemanfaatan
data dan informasi kependudukan dan keluarga.

Pada tahun 2015 Pendataan Keluarga telah dilaksanakan pada tanggal 1 –


31 Mei 2015 di seluruh wilayah Republik Indonesia. Pendataan Keluarga
Tahun 2015 telah berjalan dengan adanya dukungan dan komitmen dari
pemerintah, diantaranya dukungan anggaran, SuratEdaranMenteri Dalam
Negeri Nomor : 470/7580/SJ Tanggal 19 Desember 2014, tentang
Dukungan Pelaksanaan Pendataan Keluarga Tahun 2015 yang kemudian
dilanjutkan dengan Surat Edaran Sekretaris Utama Badan Kependuudkan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengenai Pelaksanaan
Pendataan keluarga tahun 2015, serta dukungan Pedoman Tata Cara
Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|1


Di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota sendiri dukungan dan komitmen
Pemerintah Daerah diwujudkan melalui Instruksi Gubernur dan
Bupati/Walikota mengenai Pendataan Keluarga Tahun 2015 di wilayah
masing-masing. Pendataan Keluarga dilakukan oleh Kader setempat di
bawahpembinaan penyuluh Keluarga Berencana dan/atau petugas
lapangan Keluarga Berencana. Dimana hasilnya digunakan untuk
kepentingan operasional dan intervensi langsung program Kependudukan,
Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di semua
tingkatan wilayah.

Pendataan Keluarga secara langsung akan menghasilkan profil keluarga


termasuk profil pasangan usia subur (PUS) baik yang sudah mengikuti
program Keluarga Berencana (KB) maupun yang belum, menghasilkan
basis data PUS secara akurat dan lengkap by name by address,dimana
Basis data Keluarga termasuk profil PUS ini tidak tersedia pada sumber
data manapun kecuali hanya diperoleh melalui pelaksanaan Pendataan
Keluarga. Secara lebih rinci, Pendataan Keluarga akan menghasilkan data
keluarga di Indonesia yang terdiri dari data demografi, data Keluarga
Berencana, dan data keluarga sejahtera.

Data yang diperoleh dari Pendataan Keluarga akan dimanfaatkan untuk


pengambilan kebijakan antara lain Kebijakan Pelayanan Keluarga
Berencana yang antara lain adalah menjamin ketersediaan alat
kontrasepsi untuk Keluarga Pra Sejahtera (KPS), menurunkan angka
unmet need, meningkatkan kesertaan ber-KB Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang(MKJP) dan kebijakan program KKBPK di Daerah Sasaran Khusus;
Perencanaan Program Ketahanan Keluarga melalui Bina Keluarga Balita,
Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia dan PIK Remaja/Mahasiswa;
serta kebijakan mengenai Usaha Peningkatan Pendapatan keluarga
Sejahtera.

Basis Data Keluarga Indonesia perlu dimutakhirkan melalui Pemutakhiran


Basis Data Keluarga Indonesia yang dilaksanakan setiap tahun. Kegiatan
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia ini dilaksanakan pada
tingkat RT se Indonesia dengan memberdayakan seluruh kader KB untuk
memutakhirkan data seluruh keluarga di Indonesia. Untuk itu disusun
Panduan Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia sebagai panduan umum dan acuan bagi pengelola
data di tingkat Pusat hingga lini lapangan dan di setiap tingkatan wilayah.

2|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


B. TUJUAN

1. Umum
Tersedianya Panduan Tata Cara Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia yang merupakan panduan umum dan acuan bagi pengelola
data tingkat Pusat hingga lini lapangan dan setiap tingkatan wilayah
dalam rangka penyelenggaraan Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia sehingga tersedia basis data keluarga Indonesia terkini
setiap tahun.

2. Khusus
Panduan ini secara khusus menjelaskan langkah-langkah
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia yang meliputi persiapan,
pelaksanaan, penyebarluasan data dan informasi, pemantauan dan
evaluasi hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia di setiap
tingkatan wilayah dari tingkat RT, dusun/RW, desa/kelurahan,
kecamatan, kabupaten dan kota, provinsi, dan nasional, agar tersedia
BDKI terkini yang bisa diguna

kan sebagai peta kerja operasional program KKBPK di lapangan, dan


penyusunan rencana kerja tahun berikutnya.

C. RUANG LINGKUP

1. Jangkauan
Adalah pengelola data tingkat Pusat hingga lini lapangan yang
memanfaatkan panduan ini, dengan rincian sebagai berikut:

a. Tingkat Pusat :
1. BKKBN
2. Mitra Kerja Terkait :
 Pemerintah
 Non Pemerintah
b. Tingkat Provinsi :
1. Perwakilan BKKBN Provinsi
2. Mitra Kerja Terkait :
 Pemerintah
 Non Pemerintah
c. Tingkat Kabupaten dan Kota :
1. SKPD-KB Kabupaten dan Kota
2. Mitra Kerja Terkait :

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|3


 Pemerintah
 Non Pemerintah
d. Tingkat Lini Lapangan:
3. Kepala UPT/PPLKB/ Koordinator PLKB
4. PLKB/PKB
5. PPKBD
6. Sub PPKBD
7. Kader Pelaksana PBDKI
8. Mitra Kerja Terkait

2. Sasaran
Sasaran pada Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia adalah
keluarga, data yang dimutakhirkan terdiri dari:
a. Data Kependudukan terdiri dari data wilayah dan dataindividu
anggota keluarga :
1. Data Wilayah merupakan wilayah keluarga bertempat tinggal yang
terdiri dari :
a) Kode Provinsi;
b) Kode Kabupaten dan Kota;
c) Kode Kecamatan;
d) Kode Desa/Kelurahan;
e) Kode Dusun/Rukun Warga (RW);
f) Kode Rukun Tetangga (RT);
g) Nomor Rumah/Nomor Urut Rumah Tangga;
h) Nomor Urut Keluarga (diisi oleh kader sesuai dengan urutan
Kepala Keluarga yang didata);
2. Data Individu Anggota Keluarga merupakan data per masing-
masing individu keluarga terkait dengan :
a) Nomor Induk Kependudukan (NIK);
b) Nama;
c) Tanggal, Bulan Dan Tahun Lahir;
d) Umur;
e) Hubungan Dengan Kepala Keluarga;
f) Jenis Kelamin;
g) Agama;
h) Pendidikan;
i) Pekerjaan;
j) Status Perkawinan;
k) Kesertaan Dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

4|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


b. Data Keluarga Berencana
a. Usia kawin pertama suami dan istri;
b. Jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup dan masih hidup
berdasarkan jenis kelamin;
c. Kesertaan dalam ber-KB;
a) Sedang;
b) Pernah;
c) Tidak Pernah;
d. Metode kontrasepsi yang sedang/pernah digunakan menurut
jenisnya:
a) IUD;
b) MOW;
c) MOP;
d) Implant;
e) Suntik;
f) Pil;
g) Kondom;
h) Tradisional.
e. Bila sedang ber-KB, sudah berapa lama menggunakan metode
kontrasepsi tersebut (tahun dan bulan);
f. Keinginan untuk memiliki anak;
a) Segera (kurang dari 2 tahun);
b) Kemudian (lebih dari 2 tahun);
c) Tidak ingin anak lagi.;
g. Alasan tidak ber-KB:
a) Sedang hamil;
b) Alasan fertilitas;
a) Tidak menyetujui KB;
b) Tidak tahu tentang KB;
c) Takut efek samping;
d) Pelayanan KB jauh;
e) Tidak mampu/mahal;
f) Lainnya.
h. Tempat pelayanan KB:
a) RSUP/RSUD;
b) RS TNI;
c) RS POLRI;
d) RS SWASTA;
e) Klinik Utama;
f) Puskesmas;
g) Klinik Pratama;
h) Praktek Dokter;
i) RS Pratama;

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|5


j) Pustu/Pusling/Bidan Desa;
k) Poskesdes/Polindes;
l) Praktek Bidan;
m) Pelayanan Bergerak;
n) Lainnya.

c. Data Pembangunan Keluarga


1. Keluarga membeli satu stel pakaian baru untuk seluruh anggota
keluarga minimal setahun sekali;
2. Seluruh anggota keluarga makan minimal 2 kali sehari;
3. Seluruh anggota keluarga bila sakit berobat ke fasilitas kesehatan;
4. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di
rumah, bekerja/sekolah dan bepergian;
5. Seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/telur minimal
seminggu sekali;
6. Seluruh anggota keluarga menjalankan ibadah agama sesuai
ketentuan agama yang dianut;
7. Pasangan usia subur dengan dua anak atau lebih menjadi peserta
KB;
8. Keluarga memiliki tabungan dalam bentuk
uang/emas/tanah/hewan minimal senilai Rp 1.000.000,-;
9. Keluarga memiliki kebiasaan berkomunikasi dengan seluruh
anggota keluarga;
10. Keluarga ikut dalam kegiatan sosial di lingkungan RT;
11. Keluarga memiliki akses informasi dari surat
kabar/majalah/radio/tv/lainnya;
12. Keluarga memiliki anggota yang menjadi pengurus kegiatan sosial;
13. Keluarga mempunyai balita ikut kegiatan Posyandu;
14. Keluarga mempunyai balita ikut kegiatan BKB;
15. Keluarga mempunyai remaja ikut kegiatan BKR;
16. Ada anggota keluarga masih remaja ikut PIK-R/M;
17. Keluarga lansia atau mempunyai lansia ikut kegiatan BKL;
18. Keluarga mengikuti kegiatan UPPKS;
19. Jenis atap rumah terluas;
20. Jenis dinding rumah terluas;
21. Jenis lantai rumah terluas;
22. Sumber penerangan utama;
23. Sumber air minum;

6|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


24. Bahan bakar utama untuk memasak;
25. Fasilitas tempat buang air besar;
26. Status kepemilikan rumah/bangunan tempat tinggal;
27. Luas rumah/bangunan keseluruhan (m2);
28. Jumlah orang yang tinggal dan menetap di rumah/bangunan.

3. Manfaat
Data hasilPemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia setiap tahun
bermanfaat untuk:

a. Peta Sasaran
1. Penentuan sasaran yang lebih tajam berdasarkan kondisi, potensi
dan kebutuhan aktual dari masing masing keluarga yang ada di
setiap tingkatan wilayah.
2. Pemutakhiran peta keluarga berdasarkan tingkat kesertaan KB
dan kesertaan kelompok kegiatan tiap keluarga di suatu wilayah
tertentu.
b. Program Dukungan dan Sarana Motivasi
1. Penentuan program dukungan yang sesuai untuk setiap keluarga
dan setiap wilayah tertentu.
2. Peningkatan kualitas kesertaan ber-KB untuk penggunaan metode
kontrasepsi yang lebih efektif, aman, dan nyaman.
3. Sarana motivasi untuk mendorong setiap keluarga mengikuti
kelompok kegiatan bagi keluarga yang memiliki sasaran
pembinaan.
c. Program lainnya
Pemanfaatan hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
untuk kepentingan pembangunan keluarga melalui keterlibatan
sektor lain, antara lain seperti :

1. Bidang Pendidikan;
2. Bidang Kesehatan Dasar;
3. Bidang Perumahan Rakyat;
4. Bidang Penyuluhan Agama;
5. Bidang Ekonomi;
6. Bidang Administrasi Kependudukan;
7. Bidang Sosial Kemasyarakatan;
8. Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;
9. Bidang Perencanaan dan Pembangunan Daerah.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|7


D. BATASAN DAN PENGERTIAN

Dalam pelaksanaan kegiatan Pemutakhiran Basis Data Keluarga


Indonesia diberikan pengertian/batasan terhadap beberapa istilah yang
berkaitan dengan pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia, sebagai berikut:

1. Umum
a. Pendataan Keluarga
Adalah kegiatan pengumpulan data primer tentang data
Kependudukan, data Keluarga Berencana, data Pembangunan
keluarga dan data Anggota Keluarga yang dilakukan oleh
masyarakat bersama pemerintah (BKKBN) secara serentak pada
waktu yang telah ditentukan dan selanjutnya akan dilakukan
setiap 5 (lima) tahun sekali melalui kunjungan ke keluarga dari
rumah ke rumah.

b. Basis Data Keluarga Indonesia (BDKI)


Adalah kumpulan informasi dan data keluarga serta individu
anggota keluarga hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia di setiap wilayah Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia (RT, Dusun/RW) dan setiap tingkatan wilayah
administrasi (desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten dan kota,
provinsi, dan pusat) yang tersimpan dalam file elektronik dan file
cetak.

c. Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia(PBDKI)


Adalah kegiatan untuk memutakhirkan Data Keluarga Indonesia
dengan cara melengkapi, memperbaiki, memperbaharui, mencatat
mutasi, mencatat migrasi, dan mendata keluarga baru yang belum
ada dalam BDKI melalui kunjungan rumah ke rumah dengan cara
mewawancara dan atau mengobservasi keluarga.

d. Rumah Tangga
Adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian
atau seluruh bangunan yang biasanya tinggal bersama dan makan
dari satu dapur, atau seorang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan serta mengurus keperluan sendiri. Dalam
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia ini, rumah tangga
dapat disamakan dengan rumah.

8|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


e. Keluarga
Adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri,
atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu
dan anaknya.

f. Keluarga Khusus
Adalah keluarga yang tidak memenuhi definisi keluarga, namun
memiliki hubungan keluarga sesama anggotanya, misalnya kakak
dan adik tanpa orang tua, seorang kakek/nenek dan cucunya, atau
seorang diri (sebatang kara).
g. Kepala Keluarga
Adalah laki laki atau perempuan yang berstatus kawin, atau janda,
atau duda, yang mengepalai suatu keluarga yang anggotanya
terdiri dari istri/suaminya dan atau anak-anaknya.

h. Anak
Adalah anak kandung atau anak tiri atau anak angkat yang belum
menikah, serta masih dalam pengasuhan dan tanggung jawab
kepala keluarga.

i. Formulir Pendataan Keluarga (F/I/PK/15)


Adalah formulir yang digunakan untuk mencatat data keluarga
yang dilakukan oleh kader pendata. Formulir ini mencatat secara
lengkap data kepala keluarga beserta seluruh anggota keluarganya
yang meliputi informasi tentang kependudukan, keluarga
berencana dan pembangunan keluarga.

j. Formulir Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


(F/I/BDKI/15)
Adalah formulir print out hasil pengolahan Basis Data Keluarga,
yang dapat digunakan memutakhirkan data keluarga, karena
terjadinya mutasi/perubahan dari data keluarga dan individu
anggota keluarga tersebut.

k. Buku BDKI
Adalah kumpulan informasi dan data keluarga serta individu
anggota keluarga yang dicetak dari Basis Data Keluarga Indonesia
untuk setiap RT.

l. Kode Keluarga Indonesia (KKI)


Adalah hasil registrasi keluarga Indonesia yang terdata pada Basis
Data Keluarga Indonesia, kemudian di-generate berdasarkan
nomor urut basis data keluarga Indonesia dalam satuan wilayah
Desa/Kelurahan.KKI akan digunakan sebagai “key variable” dan
menjadi identitas keluarga Indonesia pada setiap Pelayanan

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|9


Program KKBPK.KKI akan menjadi identitas tetap, yang tidak
memerlukan penyesuaian atau kode baru pada saat keluarga
tersebut pindah tempat tinggal.

KKI terdiri dari 15 digit :

2 digit : Kode Provinsi

2 digit : Kode Kabupaten/Kota

2 digit : Kode Kecamatan

4 digit : Kode Desa/Kelurahan

5 digit : Nomor Urut Keluarga

CONTOH :

3275051001-00008

32 : Jawa Barat

75 : Kota Bekasi

05 : Kec. Rawalumbu

1001 : Kel. Bojong Rawalumbu

00008 : Subono

m. Kupon KKI
Adalah kupon yang memuat informasi mengenai Nama Kepala
Keluarga, Kode Keluarga Indonesia (KKI), dan alamat tempat
tinggal/domisili keluarga.

n. Program Aplikasi Basis Data Keluarga Indonesia


Adalah suatu program aplikasi komputer yang digunakan untuk
melakukan perekaman dan pengolahan formulir Pendataan
Keluarga (F/I/PK/15) dan formulir Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia (F/I/BDKI/15) menjadi basis data keluarga
yang mutakhir.

o. Sarasehan hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


Adalah pertemuan yang dilakukan oleh pengelola/petugas KB
dengan pimpinan wilayah/pihak-pihak yang berkepentingan
setempat, untuk melakukan verifikasi dan validasi data keluarga,
pada tingkat dusun/RW sampai desa/kelurahan untuk membahas
dan menyepakati hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia.

10|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


p. Diseminasi hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
Adalah suatu upaya kegiatan penyebarluasan hasil Pemutakhiran
Basis Data Keluarga Indonesia kepada pihak atau
kelompok/individu yang berkepentingan, agar mereka mengetahui,
memahami dan memanfaatkan data informasi keluarga tersebut
dalam penggarapan Program Kependudukan, Keluarga Berencana,
dan Pembangunan Keluarga.

q. Sosialisasi hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


Adalah suatu upaya memasyarakatkan data hasil Pemutakhiran
Basis Data Keluarga Indonesia, sehingga data tersebut dikenal,
dipahami, dihayati oleh pihak-pihak tertentu yang berkepentingan
atau masyarakat umum.

2. Kependudukan
a. Agama
Adalah keyakinan yang dianut oleh masing masing
keluarga/anggota keluarga, terdiri dari : Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Budha, Konghucu, dan lainnya.

b. Pendidikan
Adalah pendidikan formal (baik melalui sekolah umum, swasta,
homeschooling, ataupun kejar paket).

c. Tidak/belum sekolah
Adalah status sekolah bagi mereka yang sama sekali belum pernah
sekolah, termasuk mereka yang telah tamat atau belum tamat
Taman Kanak-Kanak tetapi tidak/belum melanjutkan ke Sekolah
Dasar. Selain itu juga, status sekolah bagi mereka yang pernah
terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang
pendidikan formal, tetapi pada saat Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia tidak lagi terdaftar dan tidak lagi aktif.
d. Masih bersekolah
Adalah status sekolah bagi mereka yang terdaftar dan aktif
mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal.
e. Pekerjaan
Adalah keadaan ketenagakerjaan yang meliputi kegiatan yang
dilakukan selama seminggu yang lalu, bidang usaha/pekerjaan
utama, dan status/kedudukan dalam pekerjaan utama.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|11


f. Status Perkawinan
Adalah keadaan yang menyatakan ada atau tidaknya ikatan
perkawinan pada lelaki dan perempuan, yang dinyatakan sah
berdasarkan hukum/agama/adat.

g. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


Adalah semua asuransi kesehatan yang terdapat di Indonesia yang
memberikan jaminan kesehatan perorangan ataupun badan.

h. Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Penerima Bantuan


Iuran (BPJS – PBI)
Adalah individu atau anggota keluarga yang menjadi peserta
jaminan Kartu BPJS atau program jaminan kesehatan lainnya yang
diterima melalui bantuan iuran pemerintah atau pemerintah
daerah secara gratis, dan berlaku pada program BPJS.

i. Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Bukan Penerima


Bantuan Iuran (BPJS – Non PBI)
Adalah individu atau anggota keluarga yang menjadi peserta
jaminan Kartu BPJS atau program jaminan kesehatan lainnyayang
diterima dari mendaftarkan sendiri-sendiri ataupun kolektif dengan
pembiayaan premi secara mandiri, dan berlaku padaprogram BPJS.

Peserta Jaminan Kesehatan Nasional bukan Peserta BPJS (Non


BPJS)

Adalah individu atau anggota keluarga yang menjadi peserta


jaminan kartu asuransi kesehatan lainnya diluar program BPJS,
yang diterima dari mendaftarkan sendiri-sendiri ataupun kolektif
dengan pembiayaan premi secara mandiri.

j. Tidak Punya Asuransi


Adalah individu atau anggota keluarga yang tidak memiliki jaminan
kesehatan apapun, baik yang dimiliki secara gratis maupun
dengan membayar/mendaftar secara mandiri.

3. Keluarga Berencana
a. Pasangan Usia Subur (PUS)
Adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 10
sampai dengan 49 tahun.
b. Usia Kawin Pertama
Adalah usia suami dan istripada saat pertama kali menikah. Jika
sudah menikah dua kali, maka yang dicatat adalah umur saat
pertama kali kawin.

12|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


c. Jumlah Anak Yang Pernah Dilahirkan Hidup
Adalah banyaknya anak yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis
kelamin, dalam kondisi hidup atau menunjukkan tanda-tanda
kehidupan seperti bernafas, ada denyut jantung atau denyut tali
pusat atau gerakan-gerakan otot. Jika anak pada saat dilahirkan
dalam kondisi hidup kemudian meninggal pada waktu masih bayi
tetap dikatakan anak lahir hidup (ALH).
d. Peserta Keluarga Berencana (KB)
Adalah pasangan usia subur yang suami atau istrinya sedang
menggunakan/pernah menggunakan salah satu metode
kontrasepsi modern/tradisional.

Metode Kontrasepsi Modern adalah IUD, MOP, MOW, Kondom,


Implant, Suntik, dan Pil. Metode Kontrasepsi Tradisional adalah
kalender, obat tradisional, senggama terputus dan MAL atau cara
tradisional lainnya.

e. Bukan Peserta Keluarga Berencana (KB)


Adalah pasangan usia subur (suami ataupun istri) yang tidak
sedang menggunakan salah satu metode kontrasepsi
modern/tradisional atau karena alasan lainnya pada saat
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia (sedang hamil;
alasan fertilitas, tidak menyetujui KB; tidak tahu tentang KB; takut
efek samping; pelayanan KB jauh; tidak mampu/mahal; dan
lainnya).

Sedangkan, untuk alasan lainnya misalnya alasan agama, dilarang


suami.

f. Tempat Pelayanan KB
Adalah tempat pelayanan KB milik pemerintah maupun swasta
yang meliputi: RSUP/RSUD; RS TNI; RS POLRI; RS SWASTA; Klinik
Utama; Puskesmas; Klinik Pratama; Praktek Dokter; RS Pratama;
Pustu/Pusling/Bidan Desa; Poskesdes/Polindes; Praktek Bidan;
Pelayanan Bergerak; dan lainnya.
g. RSUP/RSUD
Adalah rumah sakit yang berada dalam satuan kerja perangkat
daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat.

h. Rumah Sakit TNI


Adalah rumah sakit yang dikelola oleh TNI.

i. Rumah Sakit POLRI


Adalah rumah sakit yang dikelola oleh POLRI.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|13


j. Rumah Sakit Swasta
Adalah rumah sakit yang dikelola oleh swasta, baik pribadi
ataupun lembaga.

k. Klinik Utama
Adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik
atau pelayanan medik dasar dan spesialistik.
l. Puskesmas
Adalah fasilitas kesehatan pemerintah di tingkat kecamatan
maupun desa/kelurahan.

m. Klinik Pratama
Adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar.
n. Praktek Dokter
Adalah dokter yang melaksanakan praktik secara
mandiri/perorangan, termasuk didalamnya dokter umum maupun
dokter spesialis.

o. Rumah Sakit Pratama


Adalah rumah sakit umumyanghanya menyediakan pelayanan
perawatan kelas 3 (tiga) untuk peningkatan akses bagi masyarakat
dalam rangka menjamin upaya pelayanan kesehatan perorangan
yang memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat
darurat, serta pelayanan penunjang lainnya.
p. Pustu/Pusling/Bidan Desa
Adalah layanan puskesmas pembantu, puskesmas keliling maupun
bidan desa.
q. Poskesdes/Polindes
Adalah layanan pos kesehatan desa/kelurahan ataupun pos
bersalin desa.
r. Praktek Bidan
Adalah bidan yang melaksanakan praktik secara
mandiri/perorangan.

s. Pelayanan Bergerak
Adalah fasilitas kesehatan yang siap guna dan bersifat sementara
dalam jangka waktu tertentu dan dapat dipindahkan dari satu
lokasi ke lokasi lain di daerah tertinggal, terpencil, kepulauan dan
daerah perbatasan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan upaya
kesehatan perorangan yang dilaksanakan selama 24 jam melalui
pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat/pelayanan
darurat.

14|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


4. Pembangunan Keluarga
a. Keluarga Membeli Minimal Satu Stel Pakaian Baru Untuk Seluruh
Anggota Keluarga Setahun Sekali
Adalah keluarga yang mampu membeli pakaian baru untuk seluruh
anggota keluarganya paling kurang satu kali dalam satu
tahun.Pengertian pakaian baru adalah pakaian layak pakai (baru
ataupun bekas).
b. Seluruh Anggota Keluarga Makan Minimal 2 (Dua) Kali Sehari
Pengertian makan adalah makan menurut kebiasaan keluarga atau
masyarakat setempat. Keluarga mampu menyediakan makanan
bersumber karbohidrat (misalnya makan nasi, sagu, singkong (ubi
kayu), ubi (ubi jalar), jagung, dan sumber karbohidrat lainnya) dua
kali sehari untuk seluruh anggota keluarganya. Dikatakan tidak
berlaku bila terdapat anggota keluarga tidak makan minimal 2 kali
sehari karena alasan lain, bukan karena alasan ekonomi, seperti
sedang diet.
c. Seluruh Anggota Keluarga Bila Sakit Berobat Ke Fasilitas Kesehatan
Adalah keluarga mengakses fasilitas kesehatan dan pengobatan
modern pada saat dibutuhkan untuk mengobati anggota keluarga
yang sakit.
d. Seluruh Anggota Keluarga Memiliki Pakaian Yang Berbeda Untuk
Di Rumah, Bekerja/Sekolah dan Bepergian
Adalah pemilikan pakaian yang tidak hanya satu pasang, sehingga
tidak terpaksa harus memakai pakaian yang sama dalam kegiatan
hidup yang berbeda-beda. Misalnya pakaian untuk di rumah
(untuk tidur atau beristirahat di rumah) lain dengan pakaian untuk
ke sekolah atau untuk bekerja (ke sawah, ke kantor, berjualan dan
sebagainya) dan lain pula dengan pakaian untuk bepergian (seperti
menghadiri undangan perkawinan, piknik, ke rumah ibadah dan
sebagainya).
e. Seluruh Anggota Keluarga Makan Daging/Ikan/Telur Minimal
Seminggu Sekali
Adalah memakan daging yang berasal dari hewan ternak (hewan
potong), ikan dan telur sebagai lauk pada waktu makan, dengan
kata lain kebutuhan protein dan asupan gizi terpenuhi oleh seluruh
anggota keluarga. Indikator ini tidak berlaku untuk keluarga
vegetarian.
f. Seluruh anggota keluarga menjalankan ibadah agama sesuai
ketentuan agama yang dianut
Adalah kegiatan seluruh anggota keluarga untuk melaksanakan
ibadah, sesuai dengan ajaran agama yang dianut.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|15


g. Pasangan usia subur dengan dua anak atau lebih menjadi peserta
KB
Adalah pasangan suami istri, yang istrinya berumur 10 - 49 tahun
dengan dua anak atau lebih dan pada saat Pemutakhiran Basis
Data Keluarga Indonesia suami atau istrinya menggunakan salah
satu alat kontasepsi modern/tradisional.
h. Keluarga Memiliki Tabungan Dalam Bentuk
Uang/Emas/Tanah/Hewan Minimal Senilai Rp.1.000.000,- Adalah
untuk mengetahui apakah sebagian penghasilan keluarga
disisihkan untuk ditabung baik berupa uang maupun berupa
barang (misalnya dibelikan emas/barang perhiasan, hewan ternak,
sawah, tanah, rumah sewaan dan sebagainya), dan jika diuangkan
minimal senilai Rp.1.000.000,-
i. Keluarga Memiliki Kebiasaan Berkomunikasi Dengan Seluruh
Anggota Keluarga
Adalah kebiasaan seluruh anggota keluarga untuk berkumpul dan
bersama-sama membahas persoalan yang dihadapi dalam satu
minggu atau untuk berkomunikasi dan bermusyawarah antar
seluruh anggota keluarga paling kurang seminggu sekali.
j. Keluarga Ikut dalam Kegiatan Sosial Di Lingkungan RT Adalah
keikutsertaan seluruh atau sebagian dari anggota keluarga dalam
kegiatan masyarakat di lingkungan Rukun Tetangga (RT) di tempat
tinggal sekitarnya yang bersifat sosial kemasyarakatan, seperti
gotong royong, ronda malam, rapat RT, arisan, pengajian, kegiatan
PKK, kegiatan kesenian, olah raga dan sebagainya.
k. Keluarga Memiliki Akses Informasi Dari Surat
Kabar/Majalah/Radio/TV/Lainnya
Adalah tersedianya kesempatan bagi anggota keluarga untuk
memperoleh informasi baik secara lokal, nasional, regional,
maupun internasional, melalui media cetak (seperti surat kabar,
majalah, bulletin) atau media elektronik (seperti radio, televisi).
Media massa tersebut tidak perlu hanya yang dimiliki atau dibeli
sendiri oleh keluarga yang bersangkutan, tetapi dapat juga yang
dipinjamkan atau dimiliki oleh orang/keluarga lain, ataupun yang
menjadi milik umum/milik bersama.
l. Keluarga Memiliki Anggota Yang Menjadi Pengurus Kegiatan Sosial
Adalah adanya anggota keluarga yang menjadi pengurus pada
berbagai organisasi/kepanitiaan di lingkungan tempat
tinggal(seperti pengurus pada yayasan, organisasi adat, kesenian,
olah raga, keagamaan, kepemudaan, institusi masyarakat,
pengurus RT/RW, LKMD/LMD dan sebagainya).

16|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


m. Keluarga Mempunyai Balita Ikut Kegiatan Posyandu
Adalah keluarga yang mempunyai anak yang berumur 1-5 tahun
yang mengikuti kegiatan di Posyandu di lingkungan tempat
tinggalnya, pada tahun pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia. Anak lebih dari 5 tahun atau lebih dari 59
bulan tidak termasuk balita.
Posyandu adalah “pos tempat pelayanan terpadu” sebagai wahana
mendekatkan pelayanan kesehatan dan KB oleh Puskesmas/Pustu
setempat untuk memberikan pemeriksaan dan pelayanan
kesehatan dan KB bagi ibu dan anak balita di daerah setingkat
desa/dusun/RW/RT.
n. Keluarga Mempunyai Balita Ikut Kegiatan BKB
Adalah keluarga yang mempunyai anak yang berumur1-5 tahun,
yang aktif mengikuti kegiatan Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB)
di lingkungan tempat tinggalnya, pada tahun pelaksanaan
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia.
Bina Keluarga Balita (BKB) adalah wadah kegiatan beranggotakan
keluarga yang memiliki anak balita untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan orangtua dan atau anggota keluarga
lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak
balita melalui rangsangan/stimulasi baik secara fisik, mental,
sosial emosional dan intelektualnya.
o. Keluarga Mempunyai Remaja Ikut Kegiatan BKR
Adalah keluarga yang mempunyai anak remaja (anak usia 10- 24
tahun), yang aktif mengikuti kegiatan Kelompok Bina Keluarga
Remaja (BKR) di lingkungan tempat tinggalnya, pada tahun
pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia.
Bina Keluarga Remaja (BKR) adalah wadah kegiatan beranggotakan
keluarga yang memiliki anak remaja untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan orangtua dan atau anggota keluarga
lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang
anak dan remaja melalui komunikasi efektif antara orang tua dan
anak remaja.
p. Ada Anggota Keluarga Masih Remaja Ikut PIK R/M
Adalah anak remaja berusia 10-24 tahun yang ada di keluarga
mengikuti kegiatan PIK-Remaja (Pusat Informasi dan Konsultasi
Remaja), baik PIK-Remaja di sekolahnya maupun PIK-Remaja di
organisasi tempat tinggalnya, pada tahun pelaksanaan
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia.
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja) adalah suatu
wadah kegiatan program GenRe dalam rangka penyiapan
kehidupan berkeluarga bagi remaja/mahasiswa yang dikelola

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|17


dari, oleh dan untuk remaja/mahasiswa guna memberikan
pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan
kehidupan berkeluarga bagi remaja/mahasiswa serta
kegiatan-kegiatan penunjang lainnya.
q. Keluarga Lansia atau Masih Mempunyai Lansia Ikut Kegiatan BKL
Adalah keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang berusia
60 tahun keatas (lansia), yang aktif mengikuti kegiatan Kelompok
Bina Keluarga Lansia (BKL) di lingkungan tempat tinggalnya, pada
tahun pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia.
Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah wadahkegiatan untuk membina
keluarga lansia dalam upaya meningkatkan kepedulian dan peran
keluarga dalam mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri,
produktif, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
r. Keluarga Mengikuti Kegiatan UPPKS
Adalah keluarga yang aktif menjadi pengurus/anggota UPPKS
dilingkungan tempat tinggalnya, pada tahun pelaksanaan
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia.
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) adalah
wadah kegiatan ekonomi yang beranggotakan keluarga, yang saling
berinteraksi untuk melakukan kegiatan usaha ekonomi produktif
dalamupaya meningkatkan pendapatan keluarga.
s. Jenis Atap Rumah Terluas
Adalah digunakan untuk mengetahui jenis atap rumah terluas yang
ditempati oleh seluruh anggota keluarga, apakah terbuat dari:
daun/rumbia; seng/asbes; genteng/sirap; lainnya.
t. Jenis Dinding Rumah Terluas
Adalah digunakan untuk mengetahui jenis dinding rumah terluas
yang ditempati oleh seluruh anggota keluarga, apakah terbuat dari:
tembok; kayu/seng; bambu; lainnya.
u. Jenis Lantai Rumah Terluas
Adalah digunakan untuk mengetahui jenis lantai rumah terluas
yang ditempati oleh seluruh anggota keluarga, apakah terbuat dari:
ubin/keramik/marmer; semen/papan; tanah; dan lainnya.
v. Sumber Penerangan Utama
Adalah keluarga yang memiliki sumber penerangan listrik dari PLN
atau non PLN, diesel/genset (yang dimaksud adalah adalah
diesel/genset pribadi), lampu minyak dan lainnya.

18|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


w. Sumber Air Minum
Adalah sumber air minum yang digunakan oleh seluruh anggota
keluarga apakah berasal dari: ledeng/kemasan; sumur
terlindung/pompa/mata air; air hujan/air sungai; dan lainnya.
x. Bahan Bakar Utama Untuk Memasak
Adalah bahan bakar utama yang digunakan oleh anggota keluarga
untuk memasak sehari-hari, apakah menggunakan: listrik/gas;
minyak tanah; arang/kayu; lainnya.
y. Fasilitas Tempat Buang Air Besar
Adalah ketersediaan jamban/kakus yang dapat digunakan oleh
seluruh anggota keluarga. Fasilitas tempat buang air besar
dibedakan menjadi: jamban sendiri bila hanya digunakan oleh
seluruh anggota saja; jamban bersama bila digunakan oleh seluruh
anggota keluarga dengan beberapa orang lainnya diluar anggota
keluarga; jamban umum bila fasilitas tempat buang air besar dapat
digunakan oleh setiap orang; dan lainnya.
z. Status Kepemilikan Rumah/Bangunan Tempat Tinggal
Adalah status kepemilikan rumah/bangunan tempat tinggal yang
ditempati oleh seluruh anggota keluarga, apakah milik
sendiri/sewa/kontrak/lainnya. Jika rumah tempat tinggal adalah
milik sendiri atau bukan menumpang tinggal dengan orang
lain/sewa/mengontrak, harus dan dibuktikan menurut bukti
kepemilikan tanah tempat tinggal.
aa. Luas Rumah/Bangunan Keseluruhan (m2)
Adalah keseluruhan luas bangunan, baik tingkat atas, maupun
tingkat bawah, termasuk bagian dapur, kamar mandi, paviliun,
garasi dan gudang yang ditempati oleh seluruh anggota keluarga
dalam (m2).
bb. Orang Yang Biasa Tinggal dan Menetap di Rumah/Bangunan ini
Adalah keseluruhan jumlah orang yang biasa tinggaldi rumah yang
ditempati.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|19


20|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
BAB II

KEBIJAKAN & STRATEGI

Dalam pelaksanaan kegiatan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


diperlukan kebijakan dan strategi agar dapat mencapai sasaran sebagaimana
yang telah di tetapkan, sebagai berikut:

A. KEBIJAKAN

Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia diarahkan untuk


memutakhirkan data keluarga secara akurat, valid, relevan, dan dapat
dipertanggungjawabkan dalam mendukung kebijakan nasional Program
Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga;

Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia digunakan untuk


mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada, secara efektif dan efisien
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

B. STRATEGI

a. Memanfaatkan teknologi informasi dalam pengelolaan Pemutakhiran


Basis Data Keluarga Indonesia;
b. Mendayagunakan sumber daya yang ada di lini lapangan;
c. Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia pelaksana
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia;
d. Menggalang kemitraan dengan berbagai mitra kerja dan stakeholder
dalam pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia;
e. Menyediakan sarana dan prasarana Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia sesuai dengan kebutuhan;
f. Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala;
g. Menyiapkan dukungan anggaran untuk Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|21


22|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
BAB III

LANGKAH KEGIATAN

Setelah pengolahan hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia selesai


dilakukan, maka akan didapatkan Basis Data Keluarga Indonesia (BDKI) secara
Nasional. Selanjutnya Basis Data Keluarga Indonesia perlu dimutakhirkan
secara berkala dan serempak seluruh Indonesia setiap tanggal 1 sampai dengan
31 Mei, untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi program
Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di
setiap tingkatan wilayah. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk
pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia adalah sebagai berikut:

A. PERSIAPAN

1. TINGKAT PUSAT
a. BKKBN (c.q. Direktorat Pelaporan dan Statistik) menyiapkan
PanduanTata Cara Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesiayang berisi tentang mekanisme pelaksanaan
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia di setiap tingkatan
wilayah, serta mendistribusikan kepada Perwakilan BKKBN
Provinsi.
b. BKKBN (c.q. Direktorat Pelaporan dan Statistik) menerbitkan
Instruksi Kepala BKKBN dan dukungan surat dari Menteri Dalam
Negeri tentang Pelaksanaan Kegiatan Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia kepada Perwakilan BKKBN Provinsi dan
Pemerintah Daerah Provinsi, serta SKPD-KB Kabupaten dan Kota
dan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota.
c. BKKBN (c.q. Direktorat Teknologi Informasi dan Dokumentasi)
menyiapkan Data Center dan sistem aplikasi untuk kebutuhan
monitoring dan operasional pengumpulan dan pengolahan data
serta pemanfaatan data hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia secara online dan offline.
d. BKKBN (cq. Pusdiklat Tenaga Program bekerja sama dengan
Direktorat Pelaporan dan Statistik) menyelenggarakan pelatihan
atau orientasi kepada petugas pengelola data dan informasi di
tingkat pusat dan provinsi.
e. BKKBN (c.q. Direktorat Pelaporan dan Statistik) membentuk Tim
Pos Koordinasi di tingkat pusat serta penetapan sekretariatnya
untuk memantau perkembangan pelaksanaan Pemutakhiran Basis
Data Keluarga Indonesia.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|23


2. TINGKAT PROVINSI
a. Perwakilan BKKBN Provinsi (cq. Bidang Advokasi, Penggerakan dan
Informasi) menerbitkan Instruksi Gubernur berdasarkan Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri tentang Pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia kepada bupati dan walikota di wilayahnya.
b. Perwakilan BKKBN Provinsi (cq. Bidang Advokasi, Penggerakan dan
Informasi) menyiapkan sarana dan prasarana Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia berupa :
1) Buku BDKI, Formulir F/I/PK/15 dan Stiker Tanda Pemutakhiran Basis
Data Keluarga Indonesia;
2) Kupon KKI;
c. Perwakilan BKKBN Provinsi (cq. Bidang Advokasi, Penggerakan dan
Informasi) membentuk Tim Pos Koordinasi di tingkat provinsi serta
penetapan sekretariatnya untuk memantau perkembangan pelaksanaan
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia.
d. Perwakilan BKKBN Provinsi (c.q. Bidang Pelatihan dan Pengembangan
bekerjasama dengan Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi)
menyelenggarakan pelatihan atau orientasi kepada petugas pengelola
data dan informasi di tingkat provinsi sertakabupaten dan kota.

3. TINGKAT KABUPATEN DAN KOTA


a. SKPD-KB Kabupaten dan Kota meneruskan Instruksi Kepala BKKBN,
Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Gubernur ini menjadi Instruksi
Bupati/Walikota tentang pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia kepada Camat dan Lurah/Kepala Desa/kelurahan di
wilayahnya.
b. SKPD-KB Kabupaten dan Kota melakukan sosialisasi atau orientasi
kepada Manajer PBDKItingkat kecamatan dan Manajer PBDKItingkat
desa/kelurahan di wilayahnya untuk pelaksanaan Pemutakhiran Basis
Data Keluarga Indonesia. Selain itu, SKPD-KB Kabupaten/Kota
melakukan sosialisasi kepada masyarakat, serta advokasi dan KIE
melalui berbagai media, misalnya di radio, berita di surat kabar di
wilayahnya.
c.SKPD-KB Kabupaten dan Kota melakukan koordinasi dengan pihak
terkait untuk perhitungan kebutuhan tenaga pelaksana Pemutakhiran
Basis Data Keluarga Indonesia dengan sasaran/beban tugas.
d. SKPD-KB Kabupaten dan Kota mendistribusikan sarana dan
prasaranaPemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia melalui para
petugas Manajer PBDKItingkat kecamatan kepada para Manajer PBDKIdi
tingkat desa/kelurahan untuk dibagikan kepada para supervisor dan
Kader Pelaksana PBDKI di wilayahnya.

24|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


e. Pembentukan Tim Pelaksana PBDKI dan Tim Pos Koordinasi serta
penetapan sekretariatnya untuk memantau perkembangan
pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia di
wilayahnya.

4. TINGKAT KECAMATAN dan DESA/KELURAHAN


a. Manajer PBDKItingkat kecamatan mengkoordinasikan penyiapan
pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesiadengan
Camat dan Kepala Desa/Lurah beserta Manajer PBDKItingkat
desa/kelurahan.
b. Manajer PBDKItingkat desa/kelurahan membentuk Tim Pos
Koordinasi di tingkat kecamatan dan Tim Pelaksana PBDKIserta
menetapkan sekretariat untuk memantau perkembangan
pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia.
c. Manajer PBDKItingkat kecamatan bersama Manajer PBDKItingkat
desa/kelurahan memberi pelatihan cara pengisian formulir
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia kepada Tim
Pelaksana PBDKI.
d. Manajer PBDKItingkat kecamatan danManajer PBDKItingkat
desa/kelurahan mendistribusikan sarana dan prasarana
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia kepada Tim
Pelaksana PBDKI.
e. Manajer PBDKItingkat kecamatan dan Manajer PBDKItingkat
desa/kelurahan bersama Tim Pelaksana PBDKI menyusun jadwal
waktu pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
di wilayah kerjanya.

5. TINGKAT DUSUN/RW dan TINGKAT RT


Tim Pelaksana PBDKI yang terdiri dari Supervisor dan Kader
Pelaksana PBDKI, menerima sarana dan prasarana Pemutakhiran
Basis Data Keluarga Indonesia terdiri dari :
1) Buku BDKI, Formulir F/I/PK/15 dan Stiker Tanda Pemutakhiran
Basis Data Keluarga Indonesia, sejumlah Kepala Keluarga yang ada;
2) Kupon KKI;

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|25


B. PELAKSANAAN

1. KADER PEMUTAKHIR BDKI TINGKAT RT

a. Kader Pelaksana PBDKI melakukan kunjungan rumah ke rumah


dengan melakukan wawancara dan observasi untuk
memutakhirkan data keluarga tersebut menggunakan Buku BDKI
dan Formulir F/I/PK/15.
b. Kader Pelaksana PBDKI menempelkan stiker tanda Pemutakhiran
Basis Data Keluarga Indonesia pada setiap rumah tangga yang
sudah dikunjungi.
c. Setelah seluruh rumah tangga dan keluarga yang menjadi sasaran
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia selesai didata
seluruhnyamaka Kader Pelaksana PBDKI memutakhirkan Peta
Keluarga menggunakan kupon keluarga.
d. Kader Pelaksana PBDKI menyampaikan hasil Pemutakhiran Basis
Data Keluarga Indonesia kepada Supervisor PBDKIdengan
melampirkan bendel Buku BDKI dan F/I/PK/15.

Gambar 1 : Mekanisme Pelaksanaan PBDKI oleh Kader Pelaksana

26|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


2. SUPERVISOR PBDKI TINGKAT DUSUN/RW

a.Supervisor PBDKI melakukan verifikasi dan validasi hasil


Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia diwilayahnya dengan
melakukan pemeriksaan setiap lembar formulir F/I/BDKI/15 dan
F/I/PK/15.
b. Kepala Dusun/Ketua RW bersama Tim Pelaksana PBDKI
melakukan sarasehan awal untuk memverifikasi dan memvalidasi
hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia diwilayahnya.
c. Supervisor PBDKI menyampaikan hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia kepada Manajer PBDKI tingkat
Desa/Kelurahandengan melampirkan seluruh bendel Buku BDKI
dan F/I/PK/15.

3. MANAJER PBDKI TINGKAT DESA/ KELURAHAN


a. Kepala Desa/Lurah bersama Manajer PBDKI tingkat
Desa/Kelurahan dan Tim Pelaksana PBDKImelakukan sarasehan
awal untuk memverifikasi dan memvalidasi hasil Pemutakhiran
Basis Data Keluarga Indonesia di wilayahnya.
b. Manajer PBDKI tingkat Desa/Kelurahan menyampaikan hasil
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia kepada Manajer
PBDKI tingkat Kecamatandengan melampirkan seluruh bendel
Buku BDKIdan F/I/PK/15.

4. MANAJER PBDKI TINGKAT KECAMATAN


a. Camat bersama Manajer PBDKI tingkat Kecamatan melakukan
Diseminasi awal hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesiauntuk memverifikasi dan memvalidasi hasil
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia di wilayahnya.
b. Manajer PBDKI tingkat Kecamatan menyampaikan hasil
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia kepada Kepala Unit
Pengelola Data dan Informasi SKPD-KB Kabupaten dan
Kotadengan melampirkan seluruh bendel Buku BDKI dan
F/I/PK/15.

5. KEPALA UNIT PENGELOLA DATA DAN INFORMASI SKPD-KB


TINGKAT KABUPATEN DAN KOTA
a. Bupati/Walikota bersama Kepala SKPD-KB Kabupaten dan
Kotamelakukan Diseminasi awal hasil Pemutakhiran Basis Data

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|27


Keluarga Indonesiauntukmelakukan verifikasi dan validasi hasil
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia di wilayahnya.
b. Kepala Unit Pengelola Data dan Informasi SKPD-KB Kabupaten
dan Kota menyampaikan hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia kepada Kepala Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN
Provinsidengan melampirkan seluruh bendel Buku BDKIdan
F/I/PK/15.

6. KEPALA BIDANG ADPIN PERWAKILAN BKKBN TINGKAT PROVINSI


a. Kepala Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN Provinsi memproses
klaim pembayaran untuk biaya operasional Pemutakhiran Basis
Data Keluarga Indonesia.
b. Kepala Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN Provinsi melaksanakan
kegiatan pengolahan data hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesiasecara swakelola.
c. Kepala Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN Provinsi melaksanakan
kegiatanpencetakan dan pendistribusian outputhasil
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesiakepada seluruh
SKPD-KB Kabupaten dan Kota.

C. PEMANFAATAN&PENYEBARLUASAN INFORMASI

1. PEMANFAATAN
a. Pelayanan KB :
1. Ketersediaan Alkon
2. Menurunkan Unmet Need
3. Meningkatkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
4. Daerah Sasaran Khusus
b. Perencanaan Program Ketahanan Keluarga
1. Bina Keluarga Balita
2. Bina Keluarga Remaja
3. Bina Keluarga Lansia
4. UPPKS
5. PIK-R/M
c. Berbagai program pembangunan lain dengan sasaran keluarga

28|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


2. PENYEBARLUASAN INFORMASI
a. Sarasehan di tingkat Desa/Kelurahan
Rekapitulasi hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
digunakan untuk melaksanakan sarasehan di tingkat desa. Apabila
terdapat permasalahan tetapi tidak dapat diselesaikan di tingkat
desa/kelurahan dan memerlukan dukungan tingkat kecamatan,
maka dilaporkan ke tingkat kecamatan untuk mendapatkan
dukungan bantuan penyelesaiannya.

b. Diseminasi di tingkat Kecamatan


Rekapitulasi hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
digunakan untuk melaksanakan diseminasi di tingkat kecamatan.
Apabila terdapat permasalahan yang tidak dapat diselesaikan di
tingkat kecamatan dan memerlukan dukungan tingkat kabupaten
dan kota, maka dilaporkan ke tingkat SKPD-KB Kabupaten dan
Kota untuk mendapatkan dukungan bantuan penyelesaiannya.

c. Diseminasi di tingkat Kabupaten dan Kota


Rekapitulasi hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
digunakan untuk melaksanakan diseminasi di tingkat kabupaten
dan kota. Apabila terdapat permasalahan yang tidak dapat
diselesaikan dan memerlukan dukungan tingkat provinsi, maka
dilaporkan ke Perwakilan BKKBN Provinsi untuk mendapatkan
dukungan bantuan penyelesaiannya.

d. Diseminasidi tingkat Provinsi


Rekapitulasi hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
digunakan untuk melaksanakan diseminasiPemutakhiran Basis
Data Keluarga Indonesia di tingkat provinsi dengan sektor terkait.

e. Seminar di tingkat Pusat


Rekapitulasi hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
digunakan untuk melaksanakan seminar Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia di tingkat pusat dengan sektor terkait.

f. Publikasi melalui Website BKKBN


Standar pengamanan dalam melakukan publikasi data hasil
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia disajikan secara
online dalam bentuk tabulasi pada website dengan alamat
http:www.bkkbn.go.id,
sedangkan untuk kepentingan intervensi program pembangunan
secara khusus kepada keluarga dan anggota keluarga tertentu
dapat diakses dengan password tertentu.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|29


3. PELAKSANAAN SARASEHAN
Sarasehan Hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia dilakukan
sebagai berikut:

a. Sarasehan Awal
Adalah pertemuan untuk melakukan VERIFIKASI dan VALIDASI hasil
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia di tingkat dusun/RW
atau tingkat desa/kelurahan. Untuk pelaksanaannya dilakukan
setelah para kader selesai melakukan Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia di tingkat dusun/RW atau desa/kelurahan dengan
menyajikan:
 Analisis Sederhana
Seperti : cakupan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia,
jumlah kepala keluarga, jumlah Jiwa, jumlah PUS, jumlah peserta
KB dan jumlah bukan peserta KB;
 Rencana Tindak Pelayanan Program Kependudukan, KB, dan
Pembangunan Keluarga.

b. Sarasehan Lanjutan
Adalah pertemuan yang diselenggarakan setelah menerima pengolahan
hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia Peluarga, yang
dilakukan di tingkat dusun/RW atau desa/kelurahan dengan
menyajikan:
 Analisis Lanjut, seperti : kesertaan ber-KB berdasarkan metode
kontrasepsi dan alasan tidak ber-KB menurut karakteristiknya,dan
lain-lain. Analisis lanjut disesuaikan dengan kepentingan
pembangunan program wilayah setempat. Materi dapat ditampilkan
dalam bentuk tabulasi, grafik, chart dan lain-lain (Terlampir
beberapa contoh tampilan tabel analisis);
 Profil Hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia tingkat
Desa/Kelurahan;
 Peta Keluarga yang sudah dimutakhirkan;
 Rencana Tindak Pelayanan Program Kependudukan, KB, dan
Pembangunan Keluarga.
Peserta Sarasehan Hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
adalah sebagai berikut:
 Tingkat dusun/RW: Kader Pelaksana PBDKI, Supervisor, Ketua RT,
dan Kepala Dusun/Ketua RW;
 Tingkat desa/kelurahan: Supervisor, Ketua RW/Kepala Dusun,
Manajer PBDKItingkat Desa/Kelurahan, dan Kepala Desa/Kelurahan.

c. Diseminasi

30|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Sarasehan Hasil Pemutakhiran
Basis Data Keluarga Indonesia, maka dapat dilakukan penyajian hasil
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia pada tingkatan wilayah
kecamatan, kabupaten dan kota, serta provinsi, dengan menyajikan :
 Analisis Lanjut, seperti : kesertaan ber-KB berdasarkan metode
kontrasepsi dan alasan tidak ber-KB menurut karakteristiknya, dan
lain-lain. Analisis lanjut disesuaikan dengan kepentingan
pembangunan program wilayah setempat. Materi dapat ditampilkan
dalam bentuk tabulasi, grafik, chart, dan lain-lain (Terlampir
beberapa contoh tampilan tabel analisis);
 Profil Hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia;
 Rencana Tindak Pelayanan Program Kependudukan, KB, dan
Pembangunan Keluarga.
Peserta Diseminasi Hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
adalah:
 Tingkat kecamatan: Camat, Kepala Desa/Kelurahan, Manajer
PBDKItingkat Desa/Kelurahan, serta sektor dan mitra kerja terkait;
 Tingkat kabupaten dan kota: Bupati/Walikota, SKPD-KB Kabupaten
dan Kota, Camat, Manajer PBDKItingkat Kecamatan, serta sektor
dan mitra kerja terkait;
 Tingkat provinsi: Gubernur, Perwakilan BKKBN Provinsi, SKPD-KB
Kabupaten dan Kota, serta sektor dan mitra kerja terkait.
Penyajian materi Sarasehan dan Diseminasi Hasil Pemutakhiran Basis
Data Keluarga Indonesia dapat dilakukan dengan metode antara lain:
 Paparan evaluasi hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
Peluarga dan perkembangannya;
 Diskusi panel, serta rencana program dukungan dan intervensi;
 Publikasi melalui media cetak dan atau elektronik.

4. LAPORAN PENYELENGGARAAN
Laporan penyelenggaraan Sarasehan Hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia dibuat segera setelah sarasehan dilaksanakan dengan
batas waktu maksimal seminggu. Laporan disampaikan kepada para
pengambil kebijakan sesuai tingkatan wilayah kerja masing-masing melalui
berita acara hasil penyelenggaraan pelaksanaan Sarasehan.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|31


D. PENYIMPANAN, KEAMANAN DAN KERAHASIAAN DATA

Penyimpanan data dan Informasi Pemutakhiran Basis Data Keluarga


Indonesiaterdiri dari : data kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga, dilakukan dalam pangkalan data pada tempat
yang aman dan tidak rusak atau mudah hilang dengan menggunakan
media penyimpanan elektronik dan/atau nonelektronik yang hanya dapat
dilakukan di dalam negeri. Pangkalan data tersebut dapat berada di
provinsi maupun kabupaten/kota, dan harus dikelola oleh pengelola data
di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Penyimpanan data dan
informasi pengendalian lapangan dilakukan paling singkat 10 (sepuluh)
tahun untuk data dan informasi nonelektronik, serta paling singkat 25 (dua
puluh lima) tahun untuk data dan informasi elektronik sesuai jadwal
retensi arsip.

Pengamanan informasi Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesiaterdiri


dari data kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
dilakukan untuk menjamin agar informasi tersebut tetap tersedia dan
terjaga keutuhannya. Untuk informasi Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia yang bersifat tertutup harus terjaga kerahasiaannya.
Pengamanan informasi Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia harus
dilakukan sesuai standar pengamanan yang sesuai dengan ketentuan
peraturan atau perundang-undangan yang berlaku. Standar pengamanan
dalam melakukan publikasi data kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga disajikan secara online dalam bentuk tabulasi pada
website dengan alamat http://siga.bkkbn.go.id/, sedangkan untuk
kepentingan intervensi program pembangunan secara khusus dapat
diakses dengan password tertentu.

Dalam hal menjaga keamanan dan kerahasiaan informasi Pemutakhiran


Basis Data Keluarga Indonesia, setiap pengelola data harus :

1. Melakukan pemeliharaan, penyimpanan, dan penyediaan cadangan


data dan informasi Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesiasecara
teratur;

2. Membuat sistem pencegahan kerusakan data dan informasi


Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia.

32|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


BAB IV

POKOK-POKOK KEGIATAN

Pokok-pokok kegiatan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia pada


dasarnya adalah kegiatan untuk memutakhirkan Basis Data Keluarga
Indonesia dengan cara melengkapi, memperbaiki, memperbaharui, mencatat
mutasi, mencatat migrasi, dan mendata keluarga baru yang belum ada dalam
BDKI melalui kunjungan rumah ke rumah dengan cara mewawancara dan atau
mengobservasi keluarga. Data hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia menjadi acuan untuk memutakhirkan peta keluarga di tingkat RT.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia tersebut dilakukan pembinaan dan pengawasan.

A. SARANA & PRASARANA

1. Buku BDKI
Bukuini digunakan untuk memutakhirkan data keluarga yang
meliputi data Kependudukan, data Keluarga Berencana, data
Pembangunan Keluarga dan Individu Anggota Keluarga. Hasil
Pendataan Keluarga yang sudah diunggah ke Basis Data Keluarga
Indonesia dapat dicetak untuk kemudian dibundel dan dijilid dalam
satu buku untuk setiap tingkatan RT.

Buku BDKI yang sudah tercetak kemudian didistribusikan ke seluruh


Kader Pelaksana PBDKI. Buku BDKI yang sudah didistribusikan akan
digunakan oleh Kader sebagai dasar untuk Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia dari rumah ke rumah.

2. Formulir F/I/PK/15

Formulir ini digunakan untuk mencatat secara lengkap data keluarga


baru yang belum masuk dalam Basis Data Keluarga Indonesia (BDKI).

3. Stiker Tanda Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


Stiker ini digunakan untuk memantau dan memonitor pelaksanaan
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia agar bisa diketahui
rumah tangga dan keluarga yang sudah ataupun belum dikunjungi.

4. Kupon KKI
Pada kupon ini tertera informasi mengenai Kode Keluarga Indonesia
(KKI) yang merupakan nomor identitas keluarga yang unik untuk
setiap keluarga Indonesia.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|33


Gambar 2 : Mekanisme Pencetakan dan Pendistribusian Buku BDKI

34|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


B. SUMBER DAYA MANUSIA PEMUTAKHIRAN BASIS DATA
KELUARGA INDONESIA

1. STRUKTUR
a. Tingkat Pusat :
1. BKKBN
2. Mitra Kerja Terkait :
 Pemerintah
 Non Pemerintah
b. Tingkat Provinsi :
1. Perwakilan BKKBN Provinsi
2. Mitra Kerja Terkait :
 Pemerintah
 Non Pemerintah
c. Tingkat Kabupaten dan Kota :
1. SKPD-KB Kabupaten dan Kota
2. Mitra Kerja Terkait :
 Pemerintah
 Non Pemerintah
d. Tingkat Lini Lapangan:
1. Kepala UPT/PPLKB/ Koordinator PLKB
2. PLKB/PKB
3. PPKBD
4. Sub PPKBD
5. Kader Pelaksana PBDKI
6. Mitra Kerja Terkait

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|35


Gambar 3 : Contoh Sampul Buku BDKI

36|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


Gambar 4 : Contoh Formulir R/I/KS/15 dalam Buku BDKI

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|37


Gambar 5 : Contoh Formulir F/I/BDKI/15 dalam Buku BDKI

38|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


2. FUNGSI
a. Kader Pelaksana PBDKI dan Pemutakhir Peta Keluarga
Terdiri dari para kader masyarakat, seperti kader KB, kader
Posyandu, kader Dasa Wisma/PKK, Karang Taruna, Saka
Kencana/Pramuka dan tokoh tokoh masyarakat setempat.

Pemutakhiran Peta Keluarga sesuai hasil Pemutakhiran


Basis Data Keluarga Indonesia dilakukan oleh Kader
Pelaksana PBDKI dan di bawah bimbingan Penyuluh
KB/PLKB atau petugas yang ditunjuk oleh pejabat yang
berwenang setempat.

b. Penanggung jawab PBDKI


Tanggung jawab pelaksanaan PBDKI berada pada para
Ketua RT, para Ketua Dusun/RW, dan para Kepala
Desa/Kelurahan setempat.

Penanggung jawab kegiatan Pemutakhiran Basis Data


Keluarga Indonesia di tingkat desa/kelurahan ke bawah
adalah PLKB atau petugas yang ditunjuk oleh pejabat yang
berwenang di desa/kelurahan dan pelaksanaannya dibantu
oleh PPKBD/Sub PPKBD, LKMD, PKK, Generasi Muda,
petugas-petugas dari instansi pemerintah, dan para tokoh
dan kader dari institusi masyarakat lain yang terkait dalam
Program Keluarga Berencana Nasional serta perangkat
desa/kelurahan.

c. Pengawas PBDKI
Pengawas pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia berada pada para Pengendali PLKB atau petugas
yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang di masing-
masing kecamatan, melalui pengamatan Pemutakhiran
Basis Data Keluarga Indonesia.

Pengamatan pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data


Keluarga Indonesia di suatu kecamatan dilakukan oleh
Pengendali PLKB atau petugas yang ditunjuk oleh pejabat
yang berwenang. Di samping itu, petugas dari SKPD-KB
Kabupaten dan Kota, Perwakilan BKKBN Provinsi, dan
BKKBN Pusat perlu melakukan pengamatan/bimbingan
terhadap pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia. Pengamatan dilakukan secara acak (simple
random sampling) dengan menggunakan formulir
LS/F/I/BDKI/15.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|39


C. PENGORGANISASIAN

Dalam pengorganisasian pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data


Keluarga Indonesia perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang
akan terlibat, terutama di lini lapangan. Pengorganisasian tingkat
lini lapangan meliputi tingkat kecamatan sampai Rukun Tetangga
(RT), antara lain:

1. Manajer PBDKITingkat Kecamatan


adalah Kepala UPT/PPLKB/Koordinator PLKB, dengan Camat
sebagai penanggung jawabnya. Adapun kriteria seorang
Manajer PBDKIadalah mampu menggerakkan tim pendata dan
mampu mengelola administrasi keuangan. Tugas dari Manajer
PBDKItingkat Kecamatan adalah:

a. Melaksanakan orientasi/ pelatihan;


b. Mendampingi dan membimbing Manajer PBDKItingkat Desa;
c. Mendistribusikan logistik Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia;
d. Membuat rekapitulasi hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia tingkat kecamatan;
e. Memintakan persetujuan hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia kepada Camat;
f. Menyerahkan bundel hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia kepada Manajer PBDKISKPD-KB
Kabupaten dan Kota;
g. Menyelenggarakan Diseminasi;
h. Membantu penyelesaian administrasi dan pertanggung-
jawaban keuangan.

2. Manajer PBDKITingkat Desa/Kelurahan


adalah PKB/PLKB, dengan Kepala Desa/Lurah sebagai
penanggung jawabnya. Adapun tugas dari Manajer
PBDKItingkat Desa/Kelurahan adalah:

a. Mendampingi dan membimbing Supervisor;


b. Mendistribusikan logistik Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia;

40|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


c. Membuat rekapitulasi hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia tingkat desa/ kelurahan;
d. Memintakan persetujuan hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia kepada Kepala Desa/Lurah;
e. Menyerahkan bundel hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia kepada Manajer PBDKItingkat
Kecamatan;
f. Menyelenggarakan Sarasehan;
g. Membantu penyelesaian administrasi dan pertanggung-
jawaban keuangan.

3. Tim Pelaksana PBDKI


Terdiri dari 3 orang, yaitu: 1 orang Supervisor dan 2 orang
Kader Pelaksana PBDKI, dengan Kepala Dusun/Ketua RT
sebagai penanggung jawabnya. Kriteria seorang supervisor
adalah mampu mengolah hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia dan mampu memimpin Kader Pelaksana
PBDKI.

4. Supervisor
a. Mendampingi dan membimbing Kader Pelaksana PBDKI;
b. Mendistribusikan logistik Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia;
c. Memverifikasi dan memvalidasi hasil Pemutakhiran Basis
Data Keluarga Indonesia dari Kader Pelaksana PBDKI;
d. Membuat rekapitulasi hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia tingkat dusun/RW/setara;
e. Memintakan persetujuan hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia kepada Kepala Dusun/RW;
f. Menyerahkan bundel hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia kepada Manajer PBDKItingkat
Desa/Kelurahan;
g. Menghadiri dan memberikan masukan dalam sarasehan.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|41


5. Kader Pelaksana PBDKI
Berada di tingkat dusun/RW/setara atau RT/setara, dengan
kriteria:

a. Minimal SLTP;
b. Mengenal dan dikenal masyarakat;
c. Mampu berkomunikasi dengan baik;
d. Menguasai wilayah kerja;
e. Memahami tata cara pencatatan data keluarga.
Kader Pelaksana PBDKI memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan kunjungan rumah ke rumah untuk
mewawancarai dan mencatat data keluarga;
b. Menempelkan stiker tanda Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia pada setiap keluarga yang sudah di data;
c. Membuat rekapitulasi hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia;
d. Memintakan persetujuan hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia kepada ketua RT/setara;
e. Menyerahkan bundel hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia kepada supervisor.

Pengorganisasian Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia di


lini lapangan secara rinci terlihat dalam gambar berikut:

42|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


PENGORGANISASIANPBDKI

Gambar 6: Pengorganisasian PBDKI Di Lini Lapangan

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|43


D. PELATIHAN/ORIENTASI

Sebelum melaksanakan Pemutakhiran Basis Data Keluarga


Indonesia, perlu dilaksanakan pelatihan baik ditingkat pusat
sampai dengan lini lapangan. Adapun materi yang disampaikan
dalam pelaksanaan orientasi/pelatihan SDM dalam Pemutakhiran
Basis Data Keluarga Indonesia adalah:
a. Sikap positif Tim Pelaksana PBDKI;

b. Manajemen operasional dan keuangan Pemutakhiran Basis


Data Keluarga Indonesia;

c. Mekanisme dan tata cara Pemutakhiran Basis Data Keluarga


Indonesia;

d. Pemutakhiran peta keluarga;

e. Pengolahan dan analisis data;

f. Teknik fasilitasi;

g. Persiapan praktik fasilitasi;

h. Praktik fasilitasi;

i. Praktik lapangan;

j. Penyajian hasil praktik lapangan;

k. Rencana tindak lanjut;

l. Postes, evaluasi, penyelenggaran review.

Pelatihan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia dilakukan


secara berjenjang mulai dari tingkat Provinsi hingga tingkat
Desa/Kelurahan seperti pada Gambar 5. Seluruh Sub PPKBD dan
Kader yang akan melakukan Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia WAJIB mengikuti Pelatihan Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia terlebih dahulu di tingkat Desa/Kelurahan.
Dengan mengikuti pelatihan ini, diharapkan seluruh Sub PPKBD
dapat melakukan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
dengan baik dan benar sehingga menghasilkan data keluarga yang
akurat dan sesuai dengan kondisi real di lapangan.

Skema mengenai jadwal pelatihan/orientasi tergambar sebagai


berikut:

44|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


PELATIHAN/ORIENTASI PBDKI

Gambar 7 : Pelatihan/OrientasiTata Cara Pencatatan dan Pelaporan


Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|45


E. OPERASIONAL PEMUTAKHIRAN BASIS DATA
KELUARGA INDONESIA

1. PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA INDONESIA

Kegiatan untuk memutakhirkan Basis Data Keluarga Indonesia


dilakukan dengan caramelengkapi, memperbaiki,
memperbaharui, mencatat mutasi, mencatat migrasi, dan
mendata keluarga baru yang belum ada dalam BDKI melalui
kunjungan rumah ke rumah dengan cara mewawancara dan
atau mengobservasi kepala keluarga.

a. Melengkapi

Bila pada Data Keluarga Indonesia masih ditemui variable


yang MASIH KOSONG atau diisi oleh system dengan
ANGKA DEFAULT (mis: 99, dll), yang disebabkan antara
lain karena :

 Wawancara tidak dilakukan


 Dokumen pendukung tidak ditemukan
 Kader Pelaksana PBDKI dan Responden tidak
memahami variabel tersebut

Misalnya :
NIK Tertulis : KOSONG
NIK Seharusnya : 327505210519830017

b. Memperbaiki

Bila pada Data Keluarga Indonesia masih ditemui variable


yang isiannya SALAH, yang disebabkan antara lain karena :

 Pada saat wawancara responden salah menjawab, atau


Pelaksana PBDKI salah mencatat
 Pada saat perekaman data, operator salah mengetik

Misalnya :
Nama Tertulis : AGUS SAPARDI
Nama Seharusnya : AGUS SUPARDI

46|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


c. Memperbaharui

Bila pada Data Keluarga Indonesia masih ditemui variable


yang isiannya SUDAH TIDAK SESUAI, yang disebabkan
antara lain karena sudah terjadi perubahan DATA SAAT INI
dan data saat pendataan keluarga tahun 2015

Misalnya :
Pendidikan Tertulis : Masih SD/MI
Pendidikan Seharusnya : Masih SLTP/MTSN

d. Mencatat Mutasi

Bila pada Data Keluarga Indonesia sudah terjadi MUTASI


yang disebabkan antara lain karena :

1) Penambahan anggota keluarga karena


a) Kelahiran anggota keluarga baru
b) Adopsi
c) Janda/Duda yang menikah lagi
2) Pengurangan anggota keluarga karena
a) Meninggal dunia
b) Terjadi perceraian
c) Anak yang sudah Menikah

e. Mencatat Migrasi

Bila terdapat satu keluarga PINDAH KELUAR dari tempat


tinggal/domisili sebelumnya, misalnya antara lain :

1. Pindah Nomor Rumah saja, masih dalam wilayah RT


yang sama
2. Pindah keluar dari wilayah RT, masih dalam wilayah
Dusun/RW yang sama
3. Pindah keluar dari wilayah Dusun/RW, masih dalam
wilayah Desa/Kelurahan yang sama
4. Pindah keluar dari wilayah Desa/Kelurahan, masih
dalam wilayah Kecamatan yang sama
5. Pindah keluar dari wilayah Kecamatan, masih dalam
wilayah Kabupaten/Kota yang sama
6. Pindah keluar dari wilayah Kabupaten/Kota, masih
dalam wilayah Provinsi yang sama
7. Pindah keluar dari wilayah Provinsi, masih dalam
wilayah negara yang sama
8. Pindah keluar dari wilayah negara.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|47


f. Mendata Keluarga Baru

Bila keluarga belum terdata pada Basis Data Keluarga


Indonesia, misalnya :

 Keluarga yang baru menikah


 Keluarga yang belum pernah terdata pada Pendataan
Keluarga atau Pemutakhiran Data Keluarga

2. PEMUTAKHIRAN PETA KELUARGA DAN PUS


Berdasarkan hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia,
Sub PPKBD lalu memutakhirkan peta keluarga sebagai berikut:

a. Peta Keluarga dimutakhirkan olehSub PPKBD, datanya


berdasarkan F/I/BDKI/15 dan F/I/PK/15.
b. Pemutakhiran Peta Keluarga oleh Sub PPKBD/PPKBD dibantu
oleh para kader, dan PLKB/PKB bertanggung jawab atas
pelaksanaannya.
c. Pemutakhiran peta keluarga dilakukan dengan cara
menempelkan stiker kupon keluarga yang baru pada peta
keluarga sesuai dengan keadaan keluarga hasil Pemutakhiran
Basis Data Keluarga Indonesia.
d. Pada tiap petak lokasi rumah keluarga pada peta, ditempelkan
kupon yang arti warna dan nomornya sesuai dengan status
kesertaan kelompok kegiatan dan status kesertaan ber-KB
menurut cara/alat kontrasepsi yang digunakan.
e. Berdasarkan indikator-indikator Pembangunan Keluarga,
maka Kader Pelaksana PBDKI dapat menentukan status
kesertaan kelompok kegiatan dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Keluarga Punya Sasaran Ikut Kelompok Kegiatan, jika
keluarga mempunyai sasaran pembinaan dan mengikuti
pembinaan dalam kelompok kegiatan.

Jika keluarga memiliki sasaran pembinaan lebih dari satu


(anak balita, anak remaja, dan lansia), maka dikatakan
“Keluarga Punya Sasaran Ikut Kelompok Kegiatan” jika
keluarga tersebut mengikuti pembinaan minimal pada satu
kelompok kegiatan (BKB, BKR, BKL, atau UPPKS).

Jika keluarga tidak memiliki sasaran pembinaan tetapi


mengikuti kelompok kegiatan UPPKS, maka keluarga tersebut
dikatakan “Ikut Kelompok Kegiatan”.

48|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


Contoh : Keluarga A memiliki 2 (dua) anak usia 4 tahun dan
11 tahun. Keluarga A mengikuti pembinaan pada BKB tetapi
tidak mengikuti pembinaan pada BKR. Maka, keluarga A
dikatakan “ikut kelompok kegiatan”.

2) Keluarga Tidak Punya Sasaran, jika keluarga tidak memiliki


sasaran pembinaan dan juga tidak mengikuti kelompok
kegiatan UPPKS.

3) Keluarga Punya Sasaran Tidak Ikut Kelompok Kegiatan, jika


keluarga mempunyai sasaran pembinaan tetapi tidak
mengikuti kelompok kegiatan, dengan ketentuan sasaran
pembinaan sebagai berikut :
 BKB : Anak yang berumur 1-5 tahun
 BKR : Anak remaja berumur 10- 24 tahun
 BKL : Anggota keluarga berumur 60 tahun keatas

4) Selanjutnya, pada stiker kupon berwarna yang


menunjukkan status kesertaan kelompok kegiatan dapat
dituliskan angka-angka dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Angka 1 : keluarga punya balita
b) Angka 2 : keluarga punya remaja
c) Angka 3 : keluarga punya lansia
d) Angka 4 : keluarga ikut UPPKS

3. PENGUMPULAN DAN PELAPORAN


Pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
dilakukan secara serentak pada tanggal 1 sampai dengan 31
Mei. Pengumpulan dan pelaporan hasil Pemutakhiran Basis
Data Keluarga Indonesia merupakan kegiatan yang dilakukan
mulai dari Kader Pelaksana PBDKIhingga ke tingkat provinsi.
Setelah Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia di tingkat
RT dinyatakan selesai, kemudian Kader Pelaksana PBDKI
melaporkan kepada Supervisor bahwa Pemutakhiran Basis
Data Keluarga Indonesia sudah selesai dilakukan dan
menyerahkan bundel hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia yang berisi seluruh data keluarga. Kemudian
supervisor melakukan verfikasi dan validasi terhadap data
keluarga yang sudah diterima, berdasarkan cakupan,
kelengkapan dan konsistensi antar variabel, juga terhadap tata
cara pengisian data keluarga.

Untuk mengantisipasi seluruh laporan hasil Pemutakhiran


Basis Data Keluarga Indonesia bisa terkumpul secara lengkap
dan tepat waktu, maka menjelang batas akhir pengumpulan
tiba,laporan belum juga diterima, bisa dilakukan penjemputan

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|49


laporan hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
secara berjenjang satu tingkat ke bawahnya, dengan terlebih
dahulu dilakukan koordinasi dengan para penanggung jawab
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia disetiap
tingkatan.Proses pengumpulan dan pelaporan ini sekaligus juga
berfungsi sebagai alur klaim biaya operasional Pemutakhiran
Basis Data Keluarga Indonesia, untuk selanjutnya diproses
pencairan dana operasional Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia berdasarkan klaim yang sudah diajukan.

50|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


MEKANISME PBDKI-2016
BDKI Online
Monitoring
dan Unduh

31 JULI 2016
Buku BDKI 2015
Unduh
dan
DITLAPTIK Unggah
Pusat DESAIN FORMAT
DITTIFDOK

Provinsi
Mencetak dan
Kabid ADPIN
Mendistribusikan

Kepala Unit Menerima dan Bundel Hasil


Pengelola Datin
Kab/Kota 20 JULI 2016 Pengolahan
Mendistribusikan PBDKI

Kepala UPT/PPLKB Menerima dan Bundel Hasil


Kecamatan 10 JULI 2016 Pengolahan
/Koordinator PLKB Mendistribusikan PBDKI

Menerima dan Bundel Hasil


PLKB/PKB Desa/Kel 30 JUNI 2016 Pengolahan
Mendistribusikan PBDKI

Dusun/RW
Menerima dan Bundel Hasil
PPKBD/Sub PPKBD
Mendistribusikan PBDKI

Menerima dan Melaksanakan


Kader Pendata RT
PBDKI
Hasil PBDKI
Memvalidasi
1-31 MEI 2016

Gambar 8 : Pengumpulan dan Pelaporan Hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|51


3. PENGOLAHAN DAN UMPAN BALIK /PENCETAKAN OUTPUT
Pengolahan hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
menggunakan metode Data Entrydengan metode Swakelola.Pengolahan
hasil PBDKI menggunakan system aplikasi berbasis web yang terdiri dari :

 Aplikasi Online

• Aplikasi Online digunakan untuk mendistribusikan Aplikasi


Offline dengan satuan wilayah Desa/Kelurahan dengan cara
MENGUNDUH

• Aplikasi Online juga bisa digunakan untuk melakukan


Pemutakhiran BDKI secara online oleh Operator

 Aplikasi Offline

• Aplikasi Offline hanya bisa digunakan untuk melakukan


pemutakhiran BDKI wilayah Desa/Kelurahan tertentu saja

• Penggunaan Aplikasi Offline mengharuskan UNGGAH untuk


mendapatkan KKI keluarga baru dan tabulasi-tabulasi hasil
pengolahan data.

Alternatif lokus pengolahan hasil PBDKI adalah sebagai berikut :

• Pengolahan Hasil PBDKI dilakukan di tingkat Kecamatan, dengan


memanfaatkan sarana dan prasarana pengolahan data di Balai
Penyuluhan

• Pengolahan Hasil PBDKI bisa dilakukan di tingkat Desa/Kelurahan


bila memiliki sarana dan prasarana pengolahan data

• Pengolahan Hasil PBDKI bisa dilakukan di tingkat Kabupaten/Kota


hanya untuk Kecamatan yang belum memiliki sarana dan
prasarana pengolahan data.

Setelah pengolahan hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


selesai dilakukan, maka akan didapatkan basis data keluarga Indonesia
yang mutakhir secara nasional. Untuk memberikan umpan balik kepada
para pengelola data dan informasi di setiap tingkatan wilayah diperlukan
pencetakan output basis data keluarga tersebut dan didistribusikan
kepada Kader Pelaksana PBDKI untuk dasar Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia tahun berikutnya.

52|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


F. PENGAMATAN DAN EVALUASI

1. Pengamatan
Pengamatan kebenaran data dilakukan dengan menggunakan instrumen
lembar supervisi LS/F/I/BDKI/15, sekaligus untuk melakukan verifikasi
dan validasi dari data yang telah dilaporkan dalam format F/I/BDKI/15
dan F/I/PK/15.

a. Pengamatan hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


dilakukan oleh pengelola data dari tingkat atas ke tingkat di
bawahnya.
b. Pengamatan dapat dilakukan segera setelah pelaksanaan
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia.
c. Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengetahui
permasalahan/hambatan yang terjadi di lapangan dan menguji
kebenaran dan cara pengisian formulir F/I/BDKI/15dan F/I/PK/15.
d. Pengamatan disetiap wilayah dilakukan sebagai berikut:
1) Tingkat pusat ke provinsi sampai desa/kelurahan
Pengamatan dilakukan oleh BKKBN Pusat (Direktorat Pelaporan
dan Statistik).

2) Tingkat provinsi ke kabupaten dan kota sampai desa/kelurahan


Pengamatan dilakukan oleh Perwakilan BKKBN Provinsi (Bidang
ADPIN/Sub Bidang Data dan informasi).

3) Tingkat kabupaten dan kota ke kecamatan sampai desa/kelurahan


Pengamatan dilakukan oleh SKPD-KB Kabupaten dan Kota (Unit
Pengelola Data dan Informasi).

4) Tingkat kecamatan dan desa/kelurahan ke tingkat RT/RW/dusun


Pengamatan dilakukan oleh PPLKB/Ka.UPT dan PLKB/PKB.

e. Variabel data yang diamati adalah :


1) Data Kependudukan yang terdiri dari data kepala keluarga dan
setiap anggota keluarga meliputi NIK, nama, tanggal lahir, umur,
hubungan dengan kepala keluarga, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, status kawin, dan kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional.
2) Data Keluarga Berencana yang terdiri dari usia kawin pertama,
jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup, kesertaan ber-KB,
metode kontrasepsi yang sedang/pernah digunakan, sudah berapa
lama menggunakan kontrasepsi, keinginan punya anak lagi, alasan
tidak ber-KB, dan tempat pelayanan KB.
3) Data Pembangunan Keluarga yang terdiri dari indikator-indikator
pembangunan keluarga.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|53


f. Sebagai sampel wilayah untuk masing-masing provinsi dipilih 4
(empat) kecamatan, sedangkan pada tiap kecamatan diambil 2 (dua)
dengan desa/kelurahan yang berbeda.
g. Penentuan sampel wilayah berdasarkan pada :
1) Kecamatan dengan peserta aktif tinggi, sedang dan rendah;
2) Setiap bundel F/I/BDKI/15dan F/I/PK/15 yang dipilih diusahakan
berasal dari Kader Pelaksana PBDKI yang berlainan.
h. Populasi sampel yang diambil adalah sebagai berikut :
1) Untuk F/I/BDKI/15dan F/I/PK/15 dengan jumlah kepala keluarga
(KK)<150 diambil sampelnya sebanyak 10 KK.
2) Untuk F/I/BDKI/15dan F/I/PK/15 dengan jumlah KK >150 diambil
sampelnya sebanyak 10%.
Penentuan sampel menggunakan metode sampling acak sederhana
(simple random sampling), yaitu suatu teknik sampling yang
dipilih secara acak, jadi setiap unsur populasi harus memiliki
kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
i. Cara pengamatan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Ditentukan terlebih dahulu jumlah keluarga yang terpilih sebagai
sampel pengamatan sesuai dengan ketentuan tersebut di atas.
2) Ditentukan keluarga yang akan menjadi sampel pengamatan dengan
dipilih secara acak dari bundel F/I/BDKI/15 dan F/I/PK/15.
3) Setelah itu dilakukan kunjungan rumah kepada keluarga yang
terpilih sebagaisampel untuk dilakukan pengamatan dengan
caramengecek tingkat kebenaran dari Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia yang telah dilakukan sebelumnya. Pengecekan
dilakukan dengan cara wawancara dan menggunakan formulir
LS/F/I/BDKI/15.
4) Untuk hasil wawancara yang sesuai diberi tanda centang (√) pada
kolom B dan yang tidak sesuaidiberi tanda centang (√) pada kolom S
formulir LS/F/I/BDKI/15. Begitu seterusnya sampai semua sampel
dikunjungi.

2. Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
dilakukan setelah semua langkah kegiatan terlaksana, yaitu mulai dari
tahap persiapan sampai dengan penyebarluasan informasi hasil
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia. Evaluasi dilakukan
berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan terhadap berbagai aspek.
Aspek-aspek yang perlu dievaluasi yaitu :

54|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


a. Aspek Sumber Daya Manusia
Aspek yang berhubungan dengan sumber daya manusia yang terlibat
secara langsung maupun tak langsung dalam Pemutakhiran Basis
Data Keluarga Indonesia, mulai dari pengetahuan, pengalaman,
pelatihan, dan sebagainya.

b. Aspek Sarana dan Prasarana


Aspek berkaitan dengan peralatan dan perlengkapan, teknologi serta
sarana formulir untuk mendukung proses Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia, seperti: formulir, peta keluarga dan kupon, stiker
tanda Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia, alat tulis, dan
sebagainya.

c. Aspek Metode
Aspek yang berkaitan dengan sistem dan mekanisme Pengumpulan
dan Pelaporan hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
serta penggunaan petunjuk pengisian data keluarga, tata cara
pelaksanaan anggaran, dan sebagainya.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan|55


BAB V

PENUTUP

Panduan ini merupakan panduan umum bagi pengelola data di tingkat


Pusat hingga lini lapangan dalam rangka menyiapkan sasaran Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Nasional.
Variabel yang dikumpulkan diharapkan menghasilkan data dan informasi
yang bermanfaat dalam menetapkan sasaran Program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga di semua tingkatan
wilayah.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan data dan informasi di daerah, panduan
ini dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Data yang
tersedia adalah sebagaimana tertuang dalam intrumen yang digunakan,
meliputi data kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan
keluarga.
Untuk dapat dimanfaatkannya data dan informasi hasil Pemutakhiran Basis
Data Keluarga Indonesia, maka kualitas hasil Pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia harus menjadi perhatian bersama, baik oleh para
pengumpul dan pengelola data disetiap tingkatan wilayah hingga Pusat. Oleh
karena itu, untuk menghasilkan data yang berkualitas maka norma, standar,
prosedur dan kriteria kerja dalam Pemutakhiran Basis Data Keluarga
Indonesia harus dilaksanakan sesuai dengan pedoman ini. Menyadari
keterbatasan dalam penyusunan buku pedoman ini maka diperlukan suatu
penyesuaian dengan situasi dan kondisi di lapangan.

56|Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


Panduan Pencatatan dan Pelaporan|57
LAMPIRAN
1. FORMULIR PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA INDONESIA
(F/I/BDKI/15) DAN PETUNJUK PENGISIAN
2. FORMULIR PENDATAAN KELUARGA (F/I/PK/15) DAN PETUNJUK
PENGISIAN
3. FORMULIR PENGAMATAN PEMUTAKHIRAN BASIS DATA
KELUARGA INDONESIA DAN PETUNJUK PENGISIAN
4. CONTOH KUPON KELUARGA
5. CONTOH STIKER TANDA PEMUTAKHIRAN BASIS DATA
KELUARGA INDONESIA
7. CONTOH PETA KELUARGA
8. CONTOH KUPON KKI
9. CONTOH TABEL TABULASI SEDERHANA UNTUK SARASEHAN

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 59


60 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
FORMULIR F/I/BDKI/15
DAN PETUNJUK PENGISIAN

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 61


62 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
Gambar 9 : Contoh Formulir F/I/BDKI/15

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 63


Gambar 10 : Contoh Pengisian Formulir F/I/BDKI/15

64 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR
F/I/BDKI/15
BAGI KADER PELAKSANA BDKI

Sasaran responden adalah kepala keluarga atau istri yang dianggap


mampu menjawab setiap pertanyaan yang ada pada formulir
F/I/PDK/15.

PETUNJUK UMUM

1. Gunakan HURUF KAPITAL untuk pengisian dengan huruf.


2. Setiap variabel data keluarga yang mengalami perubahan agar
dicoret dan diganti dengan data yang baru/mutakhir.
3. Kepala Keluarga menandatangani setelah data keluarga terisi
dengan lengkap.
4. Kader Pendata menandatangani setelah semua data sudah terisi
dengan lengkap dan benar.

I. KEPENDUDUKAN

1. NIK

Jika KOSONG maka diisi dengan Nomor Induk Kependudukan


sesuai yang tertera di Kartu Keluarga atau Kartu Tanda
Penduduk atau Akte Kelahiran.
Jika TERISI TAPI KELIRU maka NIK yang keliru tersebut dicoret
dan diganti dengan NIK yang benar sesuai yang tertera di Kartu
Keluarga atau Kartu Tanda Penduduk atau Akte Kelahiran.

2. NAMA

Jika TERISI TAPI KELIRU maka Nama yang keliru tersebut


dicoret dan diganti dengan Nama yang benar sesuai yang tertera
di Kartu Keluarga atau Kartu Tanda Penduduk atau Akte
Kelahiran.

3. TANGGAL LAHIR

Jika TERISI TAPI KELIRU maka Tanggal Lahir yang keliru


tersebut dicoret dan diganti dengan Tanggal Lahir yang benar

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 65


sesuai yang tertera di Kartu Keluarga atau Kartu Tanda
Penduduk atau Akte Kelahiran.
4. HUBUNGAN DENGAN KK

Jika TERISI TAPI KELIRU maka data yang keliru tersebut


dicoret dan diganti dengan Hubungan dengan KK yang benar.

5. JENIS KELAMIN

Jika TERISI TAPI KELIRU maka Jenis Kelamin yang keliru


tersebut dicoret dan diganti dengan Jenis Kelamin yang benar.

6. AGAMA

Jika ADA PERUBAHAN DATA AGAMA maka data Agama yang


lama dicoret dan diganti dengan data Agama anggota keluarga
yang terkini.

7. PENDIDIKAN

Jika ADA PERUBAHAN DATA PENDIDIKAN maka data


Pendidikan yang lama dicoret dan diganti dengan data
Pendidikan anggota keluarga yang terkini.

8. PEKERJAAN

Jika ADA PERUBAHAN DATA PEKERJAAN maka data Pekerjaan


yang lama dicoret dan diganti dengan data Pekerjaan anggota
keluarga yang terkini.

9. STATUS KAWIN

Jika ADA PERUBAHAN STATUS KAWIN maka data Status


Kawin yang lama dicoret dan diganti dengan data Status Kawin
anggota keluarga yang terkini.

10. JKN

Jika ADA PERUBAHAN DATA JKN maka data JKN yang lama
dicoret dan diganti dengan data JKN anggota keluarga yang
terkini.

66 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


11. MUTASI
Data Mutasi diisi dengan kode angka yang sesuai dengan jenis
mutasi anggota keluarga, antara lain: (1) Menikah, (2) Bercerai,
(3) Meninggal Dunia, (4) Pindah sekeluarga, (5) Anggota Baru

II. KELUARGA BERENCANA

1. USIA KAWIN PERTAMA

Jika TERISI TAPI KELIRU maka Usia Kawin Pertama yang keliru
tersebut dicoret dan diganti dengan Usia Kawin Pertama yang
benar.

2. JUMLAH ANAK

 YANG PERNAH DILAHIRKAN HIDUP


Jika ADA PERUBAHAN JUMLAH ANAK YANG PERNAH
DILAHIRKAN HIDUP maka data yang lama dicoret dan diganti
dengan jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup hingga saat
ini.

 YANG MASIH HIDUP


Jika ADA PERUBAHAN JUMLAH ANAK YANG MASIH HIDUP
maka data yang lama dicoret dan diganti dengan jumlah anak
yang masih hidup hingga saat ini.

3. KESERTAAN BER-KB

Jika ADA PERUBAHAN KESERTAAN BER-KB maka Kesertaan


Ber-KB yang lama dicoret dan diganti dengan Kesertaan Ber-KB
yang terkini.
Dikatakan sedang, bila pada saat pemutakhiran data masih
menggunakan kontrasepsi .
Dikatakan pernah, bila saat pendataan sudah tidak
menggunakan kontrasepsi tetapi sebelumnya pernah
menggunakan kontrasepsi.

4. METODE KONTRASEPSI YANG SEDANG atau PERNAH


DIGUNAKAN

Jika ADA PERUBAHAN METODE KONTRASEPSI YANG


SEDANG atau PERNAH DIGUNAKAN maka data yang lama
dicoret dan diganti dengan metode kontrasepsi yang sedang
atau pernah digunakan.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 67


Bila menggunakan 2 alat KB, maka pilih salah satu yang paling
efektif. Keefektifan kontrasepsi dari yang paling tinggi sampai ke
yang paling rendah yaitu MOP, MOW, IUD, Implant, Suntik, Pil,
Kondom dan Tradisional.

5. BILA SEDANG BER-KB, LAMANYA MENGGUNAKAN METODE


KONTRASEPSI TERSEBUT

Jika ADA PERUBAHAN DATA LAMANYA MENGGUNAKAN


METODE KONTRASEPSI maka data yang lama dicoret dan
diganti dengan data Lamanya Menggunakan Metode
Kontrasepsi tesebut hingga saat ini.

6. KEINGINAN PUNYA ANAK LAGI

Jika ADA PERUBAHAN KEINGINAN PUNYA ANAK LAGI maka


data Keinginan Punya Anak Lagi yang lama dicoret dan diganti
dengan data Keinginan Punya Anak Lagi yang terkini.

7. ALASAN TIDAK BER-KB

Jika ADA PERUBAHAN ALASAN TIDAK BER-KB maka Alasan


Tidak Ber-KB yang lama dicoret dan diganti dengan Alasan
Tidak Ber-KB yang terkini.

8. TEMPAT PELAYANAN KB

Jika ADA PERUBAHAN TEMPAT PELAYANAN KB maka data


Tempat Pelayanan KB yang lama dicoret dan diganti dengan data
Tempat Pelayanan KB yang terkini.

68 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


III. PEMBANGUNAN KELUARGA

A. Indikator Kebutuhan Dasar Keluarga

Jika ADA PERUBAHAN DATA INDIKATOR KEBUTUHAN DASAR


KELUARGA maka data yang lama dicoret dan diganti dengan
data Indikator Kebutuhan Dasar Keluarga yang terkini.

B. Indikator Pengembangan Keluarga Sejahtera

Jika ADA PERUBAHAN DATA INDIKATOR PENGEMBANGAN


KELUARGA SEJAHTERA maka data yang lama dicoret dan
diganti dengan data Indikator Pengembangan Keluarga
Sejahtera yang terkini.

C. Indikator Kesertaan Keluarga dalam Kelompok Kegiatan

Jika ADA PERUBAHAN DATA INDIKATOR KESERTAAN


KELUARGA DALAM KELOMPOK KEGIATAN maka data yang
lama dicoret dan diganti dengan data Indikator Kesertaan
Keluarga dalam Kelompok Kegiatan yang terkini.

D. Indikator Rumah Sehat

Jika ADA PERUBAHAN DATA INDIKATOR RUMAH SEHAT maka


data yang lama dicoret dan diganti dengan data Indikator
Rumah Sehat yang terkini.

E. Luas Rumah/Bangunan Keseluruhan

Jika ADA PERUBAHAN LUAS RUMAH/BANGUNAN


KESELURUHAN maka data yang lama dicoret dan diganti
dengan Luas Rumah/Bangunan Keseluruhan yang terkini.

F. Jumlah Orang yang Tinggal/Menetap

Jika ADA PERUBAHAN JUMLAH ORANG YANG


TINGGAL/MENETAP maka data yang lama dicoret dan diganti
dengan Jumlah Orang yang Tinggal/Menetap saat ini.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 69


70 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
FORMULIR F/I/PK/15
DAN PETUNJUK PENGISIAN

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 71


72 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
F/I/PK/15
DATA KELUARGA Provinsi Kab/Kota Kec. Desa/Kelurahan Dusun/RW RT
No. Rumah /
Rumah Tangga
No. Urut
Keluarga

I. KEPENDUDUKAN

NIK NAMA TANGGAL LAHIR UMUR

(1) (2) (3) (4)

1 / /

2 / /

3 / /

4 / /

5 / /

6 / /

7 / /

HUBUNGAN JENIS PENDIDIKAN PEKERJAAN STATUS JKN


AGAMA
DENGAN KK KELAMIN KAWIN

TIDAK/BELUM SEKOLAH
SEKOLAH BEKERJA MEMILIKI

TIDAK/BELUM BEKERJA
TAMAT SLTP/MTSN

Tamat PT/Akademi
MASIH SLTP/MTSN

PEGAWAI SWASTA

TIDAK MEMILIKI
MSH PT/Akademi
TAMAT SLTA/MA
MASIH SLTA/MA

PEKERJA LEPAS
PNS/TNI/POLRI
TAMAT SD/MI

WIRASWASTA
MASIH SD/MI

BPJS - Non PBI


JANDA/DUDA
PEREMPUAN

TDK TAMAT
KONGHUCU

PENSIUNAN

BLM KAWIN
PEDAGANG
LAIN-LAIN

NELAYAN

BPJS - PBI
LAKI-LAKI

Non BPJS
LAINNYA

LAINNYA
KRISTEN

KATOLIK

KAWIN
HINDU

SD/MI

PETANI
BUDHA
ISLAM
ANAK
ISTRI
KK

(5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1
RINGKASAN
2
Jumlah Jiwa
3
l Jumlah Laki-laki
4
l Jumlah Perempuan

5 Jumlah PUS

6 l Peserta KB

l Bukan Peserta KB
7

Gambar 11 : Contoh Formulir F/I/PK/15 halaman depan

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 73


Gambar 12 : Contoh Formulir F/I/PK/15 halaman belakang

74 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR F/I/PK/15
BAGI KADER PELAKSANA PBDKI

Sasaran responden adalah kepala keluarga atau istri yang dianggap mampu
menjawab setiap pertanyaan yang ada pada formulir F/I/PK/15.

A. PETUNJUK UMUM

1. Gunakan HURUF KAPITAL untuk pengisian dengan huruf.


2. Jangan melampaui KOTAK pengisian, tulisan di luar kotak tidak
akan terbaca.
3. Gunakan alat tulis yang berwarna HITAM dan pastikan TIDAK
TEMBUS ke halaman belakangnya.
4. Kepala Keluarga menandatangani setelah data keluarga terisi
dengan lengkap.
5. Kader Pendata menandatangani setelah semua data sudah terisi
dengan lengkap dan benar.

B. DATA WILAYAH

Data wilayah adalah data yang menunjukkan lokasi keluarga


tersebut berada dari tingkat provinsi sampai dengan nomor
rumah/rumah tangga bahkan nomor keluarga. Kode wilayah
(provinsi, kabupaten dan kota, kecamatan, dan desa/kelurahan)
yang digunakan berdasarkan kode wilayah kementerian Dalam
Negeri.
1. KODE PROVINSI, diisi dengan DUA ANGKA kode provinsi.
2. KODE KABUPATEN/KOTA, diisi dengan DUA ANGKA kode
kabupaten/kota.
3. KODE KECAMATAN, diisi dengan DUA ANGKA kode kecamatan.
4. KODE DESA/KELURAHAN, diisi dengan EMPAT ANGKA kode
desa/kelurahan.
5. KODE DUSUN/RW, diisi dengan TIGA ANGKA kode dusun/RW.
6. KODE RT, diisi dengan TIGA ANGKA kode RT.
7. NOMOR RUMAH/RUMAH TANGGA, diisi dengan EMPAT ANGKA
nomor rumah yang dilakukan oleh pemerintah setempat.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 75


Bila nomor rumah tidak ada, maka Kader Pendata dapat
mengurutkan penomoran rumah/rumah tangga mulai dari nomor
0001 sampai dengan total jumlah rumah tangga di wilayah tersebut.
8. NOMOR URUT KELUARGA, diisi dengan TIGA ANGKA nomor
urut keluarga yang didata.
Nomor urut keluarga ditetapkan oleh Kader Pendata sebagai sasaran.
Bila belum mempunyai, maka Kader Pendata dapat mengurutkan
dari nomor 001 sampai dengan total jumlah keluarga di wilayah
tersebut.

C. KEPENDUDUKAN

1. NIK, diisi dengan Nomor Induk Kependudukan sesuai yang


tertera di Kartu Keluarga atau Kartu Tanda Penduduk atau Akte
Kelahiran.
2. NAMA, diisi dengan nama lengkap.
Bila ada titel pendidikan atau adat dituliskan dibelakang setelah
nama. Bila mempunyai nama 2 kata atau lebih, maka diantara dua
nama diberikan spasi. Maksimal 27 huruf. Nama dapat
menggunakan tanda petik.
3. TANGGAL LAHIR, diisi dengan dua angka TANGGAL LAHIR, dua
angka BULAN LAHIR, dan dua angka TAHUN LAHIR.
4. UMUR, diisi dengan dua angka UMUR.
Bila umur lebih dari 100 tahun, maka diisi dengan DUA ANGKA
tahun lahir, kemudian diberi tanda ‘ * ‘, misal untuk tahun kelahiran
1915, diisi dengan 1 5 *.
5. HUBUNGAN DENGAN KK, diisi dengan tanda centang (√) pada
salah satu kolom sesuai hubungannya dengan Kepala Keluarga.
Bila didapatkan dua istri, maka dicatat dalam formulir
PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA INDONESIA yang berbeda.
Untuk pilihan “Lain-lain” adalah semua yang tidak tercantum dalam
hubungan dengan kepala keluarga. Misal pembantu rumah tangga
yang sudah sendiri, anak asuh yang sendiri dan seterusnya.

6. JENIS KELAMIN, diisi dengan tanda centang (√ ) pada salah


satu kolom sesuai jenis kelamin.
7. AGAMA, diisi dengan tanda centang (√ ) pada salah satu kolom
sesuai agama yang dianut.
Bila agamanya adalah kepercayaan maka dapat dimasukkan di
dalam lainnya.

76 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


8. PENDIDIKAN, diisi dengan tanda centang (√ ) pada salah satu
kolom sesuai pendidikan terakhir.
Contoh : Saat didata, sudah putus sekolah SMP. Maka
dicatatkan sebagai tamat SD.
Dikatakan putus sekolah bila saat didata sudah tidak masuk
sekolah lagi selama 1 bulan tanpa alasan yang jelas.

9. PEKERJAAN, diisi dengan tanda centang (√) pada salah satu


kolom sesuai jenis pekerjaan saat ini.
10. STATUS KAWIN, diisi dengan tanda centang (√) pada salah satu
kolom sesuai status kawin individu keluarga.
Bila terdapat pasangan bercerai dan belum mendapatkan surat
perceraian dari pengadilan agama atau adat, maka ditetapkan
sebagai kawin. Bila terdapat pasangan yang berkumpul secara
bersama dan tidak mengganggu lingkungan sosialnya atau
mendapat pengakuan secara sosial diakui sebagai pasangan kawin.

11. JKN, diisi dengan tanda centang ( √ ) pada salah satu kolom
sesuai dengan kesertaan dalam Jaminan Kesehatan Nasional.

D. KELUARGA BERENCANA

Pada Indikator Keluarga Berencana ini bisa diisi untuk PUS atau
bukan PUS baik Janda ataupun Duda.

1. USIA KAWIN PERTAMA, diisi dengan DUA ANGKA yang


menunjukkan umur Suami dan Istri saat pertama kali menikah.
Bila terdapat janda/duda cukup mengisi salah satu saja. Bila sudah
menikah dua kali, maka yang dicatat adalah umur saat pertama kali
kawin.
2. JUMLAH ANAK YANG PERNAH DILAHIRKAN HIDUP, diisi
dengan DUA ANGKA yang menunjukkan jumlah anak yang
pernah dilahirkan hidup berdasarkan jenis kelamin. JUMLAH
ANAK YANG MASIH HIDUP, diisi dengan DUA ANGKA yang
menunjukkan jumlah anak yang masih hidup sampai saat ini
berdasarkan jenis kelamin.
Pertanyaan ini hanya bisa diisi bila terdapat istri atau janda.
3. KESERTAAN BER-KB, diisi dengan tanda centang (√) pada salah
satu kotak jawaban yang sesuai, bila jawaban:
a) Sedang , maka lanjut ke pertanyaan nomor 4, 5, 6, dan 8.
b) Pernah, maka lanjut ke pertanyaan nomor 4, 6, dan 7 saja.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 77


c) Tidak Pernah, maka lanjut ke pertanyaan nomor 6 dan 7 saja.
Dikatakan sedang, bila pada saat pendataan masih menggunakan
kontrasepsi tersebut. Dikatakan pernah, bila saat pendataan sudah
tidak menggunakan kontrasepsi tetapi sebelumnya pernah
menggunakan kontrasepsi.
4. METODE KONTRASEPSI YANG SEDANG atau PERNAH
DIGUNAKAN, diisi dengan tanda centang (√) pada salah satu
kotak jawaban yang sesuai dengan metode kontrasepsi yang
sedang atau pernah digunakan.
Bila menggunakan 2 alat KB, maka pilih salah satu yang paling
efektif. Keefektifan kontrasepsi dari yang paling tinggi sampai ke
yang paling rendah yaitu MOP, MOW, IUD, Implant, Suntik, Pil,
Kondom dan Tradisional.
Contoh :
 “Kesertaan ber-KB = Sedang” dan responden sedang
menggunakan kontrasepsi IUD dan Pil. Maka, “Metode
kontrasepsi yang sedang/pernah digunakan = IUD”.
 “Kesertaan ber-KB = Pernah” dan responden sebelumnya
menggunakan IUD 5 tahun, kemudian menggunakan Pil 3
bulan, dan sekarang tidak menggunakan. Maka, “Metode
kontrasepsi yang sedang/pernah digunakan = Pil”.
5. BILA SEDANG BER-KB, SUDAH BERAPA LAMA MENGGUNAKAN
METODE KONTRASEPSI TERSEBUT, diisi dengan DUA ANGKA
tahun dan DUA ANGKA bulan yang menunjukkan lamanya
menggunakan metode kontrasepsi tersebut.
6. APAKAH INGIN PUNYA ANAK LAGI, diisi dengan tanda centang
( √ ) pada salah satu kotak jawaban yang sesuai dengan
keinginan memiliki anak.
Hanya ditanyakan kepada pasangan usia subur, baik yang
sedang/pernah ataupun tidak pernah ber-KB.

78 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


7. ALASAN TIDAK BER-KB, diisi dengan tanda centang (√) pada
salah satu kotak jawaban yang sesuai dengan alasan tidak ber-
KB.
8. TEMPAT PELAYANAN KB, diisi dengan tanda centang (√) pada
salah satu kotak jawaban yang sesuai dengan tempat pelayanan
KB yang biasa digunakan untuk mendapatkan alat/pelayanan
kontrasepsi.

E. PEMBANGUNAN KELUARGA

1. Pada pertanyaan Nomor 1 s/d 18, diisi dengan tanda centang


( √ ) pada salah satu kolom jawaban Ya, Tidak, atau Tidak
Berlaku :
a) Jawaban Ya, diisi bila keluarga MEMENUHI Indikator
Pembangunan Keluarga tersebut.
b) Jawaban Tidak, diisi bila keluarga TIDAK MEMENUHI
Indikator Pembangunan Keluarga tersebut.
c) Jawaban Tidak Berlaku, diisi bila keluarga TIDAK MEMENUHI
disebabkan Indikator Pembangunan Keluarga itu TIDAK
BERLAKU pada keluarga tersebut.
2. Pada pertanyaan Nomor 19 s/d 26, diisi dengan tanda centang
(√) pada salah satu kotak jawaban yang sesuai.
3. Pada pertanyaan Nomor 27 dan 28, diisi dengan ANGKA yang
menunjukkan luas rumah/bangunan tempat tinggal keluarga
dan jumlah jiwa yang tinggal dan menetap di rumah tersebut.

F. RINGKASAN

Jumlah Jiwa diisi dengan DUA ANGKA yang menunjukkan jumlah


jiwa yang ada dalam keluarga. Jumlah Laki-laki diisi dengan DUA
ANGKA yang menunjukkan jumlah laki-laki dalam keluarga. Jumlah
Perempuan diisi dengan DUA ANGKA yang menunjukkan jumlah
perempuan dalam keluarga, SESUAI DATA KEPENDUDUKAN.

Jumlah PUS, diisi dengan angka SATU bila terdapat istri yang
berusia antara 10-49 tahun, atau angka NOL bila tidak terdapat istri
dengan usia antara 10-49 tahun.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 79


Bila Jumlah PUS = 1, Peserta KB diisi dengan angka SATU bila
sedang menggunakan salah satu metode kontrasepsi, atau diisi
dengan angka NOL bila tidak sedang menggunakan metode
kontrasepsi.

Bila Jumlah PUS = 0, Peserta KB dan Bukan Peserta KB diisi dengan


angka NOL.

80 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


FORMULIR
PENGAMATAN PEMUTAKHIRAN
BASIS DATA KELUARGA INDONESIA
DAN PETUNJUK PENGISIAN

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 81


82 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
LS/F/I/BDKI/15
Formulir Pengamatan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
I. KEPENDUDUKAN
1 2

TANGGAL HUBUNGAN JENIS PENDIDIKA STATUS


NIK NAMA UMUR AGAMA PEKERJAAN JKN
LAHIR DENGAN KK KELAMIN N KAWIN
B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

SUB TOTAL I

II. KELUARGA BERENCANA B S III. PEMBANGUNAN KELUARGA

B S B S B S B S
1. USIA KAWIN PERTAMA

2. JUMLAH ANAK YANG PERNAH DILAHIRKAN HIDUP 1 8 15 22


3. KESERTAAN BER-KB 2 9 16 23
4. METODE KONTRASEPSI YANG SEDANG/PERNAH DIGUNAKAN 3 10 17 24
5. SUDAH BERAPA LAMA MENGGUNAKAN KONTRASEPSI 4 11 18 25
6. APAKAH INGIN PUNYA ANAK LAGI 5 12 19 26
7. ALASAN TIDAK BER-KB 6 13 20 27
8. TEMPAT PELAYANAN KB 7 14 21 28
SUB TOTAL II SUB TOTAL III

Nama Kepala Keluarga : …………………………………………………………………… Petugas Pengamat : ……………………………………………………………………

RT : …………………………………………………………………… Tanggal Pengamatan : ……………………………………………………………………

Dusun/RW : ……………………………………………………………………

Desa/Kelurahan : …………………………………………………………………… Tanda Tangan : ……………………………………………………………………

Gambar 13: Contoh Formulir LS.F/I/BDKI/15

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 83


REK.DES.LS/F/I/BDKI/15

REKAPITULASI PENGAMATAN PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA INDONESIA


TINGKAT DESA/KELURAHAN
Jumlah keluarga yang ada : Kecamatan :
RT : Petugas Pengamat :
Dusun/RW : Tanggal Pengamatan :
Desa/Kelurahan :
Tanda Tangan :

KEPENDUDUKAN
PEMBANGU
KELUARGA
TANGGAL HUBUNGAN JENIS NAN
NO NAMA KEPALA KELUARGA NIK NAMA UMUR AGAMA PENDIDIKAN PEKERJAAN STATUS KAWIN JKN BERENCANA
LAHIR DENGAN KK KELAMIN KELUARGA

B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S

JUMLAH

Gambar 14: Contoh Formulir REK.DES.LS.F/I/BDKI/15

84 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


REK.PROV.LS/F/I/BDKI/15

REKAPITULASI PENGAMATAN PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA INDONESIA


TINGKAT PROVINSI
Provinsi : Kecamatan :
Kabupaten/Kota : Desa/Kelurahan yang Ada :

KEPENDUDUKAN
PEMBANGU
KELUARGA
TANGGAL HUBUNGAN JENIS NAN
NO NAMA DESA/KELURAHAN NIK NAMA UMUR AGAMA PENDIDIKAN PEKERJAAN STATUS KAWIN JKN BERENCANA
LAHIR DENGAN KK KELAMIN KELUARGA

B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S

JUMLAH

Gambar 15: Contoh Formulir REK.PROV.LS.F/I/BDKI/15

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 85


86 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR
PENGAMATAN PEMUTAKHIRAN
BASIS DATA KELUARGA INDONESIA

A. FORMULIR PENGAMATAN PEMUTAKHIRAN BASIS DATA


KELUARGA INDONESIA (LS/F/I/BDKI/15)

PENJELASAN PENGISIAN PENGENALAN WILAYAH


Berurutan agar diisi dengan huruf dan angka yang menunjukan
nama kepala keluarga, RT, Dusun/RW, desa/kelurahan, nama
petugas pengamat, tanggal pengamatan, dan tanda tangan petugas
pengamat.

PENJELASAN PENGISIAN KOLOM


1) Data Kependudukan : diisi tanda centang (√) pada kolom B (benar)
jika keadaan sesuai antara hasil pendataan yang telah dilakukan
sebelumnya dengan hasil pengamatan/wawancara terhadap
sampel keluarga yang terpilih dalam pengamatan, dan diisi tanda
centang (√) pada kolom S (salah) bila hasil pendataan dan
pengamatan tidak sesuai. Selanjutnya, pada sub total I diisi
dengan jumlah hasil pengamatan yang benar (B) dan salah (S)
pada masing-masing variabel.
2) Data Keluarga Berencana : diisi tanda centang (√) pada kolom B
(benar) jika keadaan sesuai antara hasil pendataan yang telah
dilakukan sebelumnya dengan hasil pengamatan/wawancara
terhadap sampel keluarga yang terpilih dalam pengamatan, dan
diisi tanda centang (√) pada kolom S (salah) bila hasil pendataan
dan pengamatan tidak sesuai. Selanjutnya, pada sub total II diisi
dengan jumlah hasil pengamatan yang benar (B) dan salah (S).
3) Data Pembangunan Keluarga : diisi tanda centang (√) pada kolom
B (benar) jika keadaan sesuai antara hasil pendataan yang telah
dilakukan sebelumnya dengan hasil pengamatan/wawancara
terhadap sampel keluarga yang terpilih dalam pengamatan, dan
diisi tanda centang (√) pada kolom S (salah) bila hasil pendataan
dan pengamatan tidak sesuai. Selanjutnya, pada sub total III diisi
dengan jumlah hasil pengamatan yang benar (B) dan salah (S).

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 87


B. REKAPITULASI PENGAMATAN PEMUTAKHIRAN BASIS DATA
KELUARGA INDONESIA TINGKAT DESA/KELURAHAN
(REK.DES.LS/F/I/BDKI/15)

PENJELASAN UMUM
1) Rek.Des.LS/F/I/BDKI/15 diisi bersumber dari data yang
tercantum pada LS/F/I/BDKI/15, kolom penjumlahan masing-
masing keluarga pada desa/kelurahan bersangkutan.
2) Rek.Des.LS/F/I/BDKI/15 dibuat oleh petugas yang
melaksanakan pengamatan segera setelah LS/F/I/BDKI/15 terisi
semua atau keluarga terpilih sebagai sampel selesai dikunjungi
semua pada desa/kelurahan bersangkutan.

PENJELASAN PENGISIAN PENGENALAN WILAYAH


Berurutan agar diisi dengan huruf dan angka yang menunjukan
jumlah keluarga yang ada, RT, Dusun/RW, desa/kelurahan,
kecamatan, nama petugas pengamat, tanggal pengamatan, dan
tanda tangan petugas pengamat.

PENJELASAN PENGISIAN KOLOM


1) Nama kepala keluarga : diisi dengan nama kepala keluarga yang
terpilih sebagai sampel pengamatan.
2) Kependudukan : data ini diambil dari baris penjumlahan (baris
paling bawah) untuk masing-masing variabel Data Kependudukan
pada LS/F/I/BDKI/15.
3) Keluarga Berencana : data ini diambil dari sub total II pada
LS/F/I/BDKI/15.
4) Pembangunan Keluarga : data ini diambil pada sub total III pada
LS/F/I/BDKI/15.

88 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


C. REKAPITULASI PENGAMATAN PEMUTAKHIRAN BASIS DATA
KELUARGA INDONESIA TINGKAT PROVINSI
(REK.PROV.LS/F/I/BDKI/15)

PENJELASAN UMUM
1) Rek.Prov.LS/F/I/BDKI/15 diisi bersumber dari data yang
tercantum pada Rek.Des.LS/F/I/BDKI/15, kolom penjumlahan
masing-masing desa/kelurahan pada provinsi bersangkutan.
2) Rek.Prov.LS/F/I/BDKI/15 dibuat oleh petugas yang
melaksanakan pengamatan terhadap hasil pelaksanaan
PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA INDONESIA.
3) Setelah laporan secara narasi hasil pengamatan dibuat, kemudian
dilampiri LS/F/I/BDKI/15, Rek.Des.LS/F/I/BDKI/15, dan
Rek.Prov. LS/F/I/BDKI/15 untuk seterusnya dilaporkan ke
tingkat yang lebih atasnya.

PENJELASAN PENGISIAN PENGENALAN WILAYAH


Berurutan agar diisi dengan huruf dan angka yang menunjukan
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan jumlah desa/kelurahan
yang ada.

PENJELASAN PENGISIAN KOLOM


1) Nama kelurahan/desa : diisi dengan nama kelurahan/desa yang
terpilih sebagai desa/kelurahan pengamatan.
2) Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan
Keluarga : data ini diambil dari baris penjumlahan untuk masing-
masing kolom pada Rek.Des.LS/F/I/BDKI/15.

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 89


90 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
CONTOH
PETA KELUARGA

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 91


92 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
Gambar 16: Contoh Peta Keluarga

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 93


94 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
CONTOH
KUPON KELUARGA

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 95


96 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
Gambar 17: Contoh Kupon Keluarga

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 97


98 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
CONTOH STIKER TANDA
PEMUTAKHIRAN BASIS DATA
KELUARGA INDONESIA

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 99


100 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
Gambar 18 : Contoh Sticker Tanda Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 101


102 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
CONTOH KUPON KKI

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 103


104 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia
Gambar 19 : Contoh Kupon KKI

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 105


106 | Pemutakhiran Data Keluarga
CONTOH
TABEL TABULASI SEDERHANA
UNTUK SARASEHAN

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 107


108 | Pemutakhiran Data Keluarga
JUMLAH KEPALA KELUARGA DAN JIWA DALAM KELUARGA
HASIL PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA INDONESIA

JUMLAH JUMLAH JIWA


JUMLAH KELUARGA
NO DUSUN KEPALA
KHUSUS LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
KELUARGA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.

2.

3.

4.

5.

DESA

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 109


JUMLAH KEPALA KELUARGA BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN
HASIL PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA INDONESIA

BEKERJA BEKERJA TIDAK/


PNS/ PEGA- PEKER- JUM- BELUM
NO DUSUN NELA- PEDA- WIRA- PEN- LAIN- TOTAL
PETANI TNI/ WAI JA LAH BEKER-
YAN GANG SWASTA SIUNAN NYA JA
POLRI SWASTA LEPAS BEKERJA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1.

2.

3.

4.

5.

DESA

110 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


JUMLAH JIWA DALAM KELUARGA BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
HASIL PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA INDONESIA

SEKOLAH SEKOLAH

SD/MI SLTP/MTSN SLTA/MA PT/AKADEMI TIDAK/


BELUM
NO DUSUN TOTAL TOTAL
MASIH BERSE-
TIDAK MASIH TAMAT TAMAT BERSE-
MASIH TAMAT MASIH PT/ TAMAT KOLAH
TAMAT SLTP/ SLTP/ SLTA/ KOLAH
SD/MI SD/MI SLTA/MA AKADE- PT/AKADEMI
SD/MI MTSN MTSN MA
MI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1.

2.

3.

4.

5.

DESA

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 111


JUMLAH PUS BERDASARKAN KELOMPOK UMUR ISTRI
HASIL PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA INDONESIA

KELOMPOK UMUR ISTRI


DUSUN
20 - 29 30 - 49
NO < 20 TAHUN TOTAL PUS
TAHUN TAHUN
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. 0

2. 0

3. 0

4. 0

5. 0

DESA

112 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


JUMLAH PUS BERDASARKAN KESERTAAN BER-KB
HASIL PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA
INDONESIA

KESERTAAN BER-KB
TIDAK
NO DUSUN PUS SEDANG PERNAH
PERNAH
JUMLAH JUMLAH JUMLAH
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1.
2.
3.
4.
5.
DESA

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 113


JUMLAH PUS PESERTA KB BERDASARKAN
METODE KONTRASEPSI YANG SEDANG DIGUNAKAN
HASIL PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA INDONESIA

PUS PESERTA KB METODE KONTRASEPSI MODERN YANG SEDANG TOTAL PUS


PREVA-
DIGUNAKAN PUS PESERTA
LENSI
DUSUN PESERTA KB
KB
KB TRADI-
MODERN
MODERN SIONAL
NO PUS IUD MOW MOP KONDOM IMPLAN SUNTIK PIL
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1.

2.

3.

4.

5.

DESA

114 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia


JUMLAH PUS BUKAN PESERTA KB
BERDASARKAN ALASAN TIDAK BER-KB
HASIL PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA INDONESIA

ALASAN PUS TIDAK BER-KB


PUS
BUKAN TIDAK
DUSUN TIDAK PELA- TIDAK
PESERTA TAHU TAKUT
SEDANG MENYE- YANAN MAMPU
NO KB TEN- EFEK LAINNYA
HAMIL TUJUI KB /
TANG SAMPING
KB JAUH MAHAL
KB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1.

2.

3.

4.

5.

DESA

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 115


JUMLAH KELUARGA BERDASARKAN
INDIKATOR PEMBANGUNAN KELUARGA
HASIL PEMUTAKHIRAN BASIS DATA KELUARGA INDONESIA

SALAH SATU SALAH SATU ATAU KEPEMILIKAN JAMBAN


ATAU LEBIH LEBIH ANGGOTA BAHAN BAKAR
ANGGOTA KELUARGA BILA JENIS LANTAI UTAMA UNTUK
DUSUN JUMLAH KELUARGA TIDAK SAKIT TIDAK RUMAH TERLUAS MEMASAK JAMBAN JAMBAN TIDAK
NO
KELUARGA MAMPU MAKAN BEROBAT KE DARI TANAH ARANG/ BERSAMA UMUM ADA
MINIMAL 2 KALI FASILITAS KAYU
SEHARI KESEHATAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1.
2.
3.
4.
5.
DESA

116 | Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia

Anda mungkin juga menyukai