Disusun Oleh :
Moh. Vikri Chaikal Yunus, S.Ked
Pembimbing
dr. Fatmawati A Said, M.Kes, Sp.THT-KL
Bagian THT-KL
RSU Anutapura Palu
Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat
i
BAB I
PENDAHULUAN
Benda asing atau corpus alienum adalah benda yang berasal dari luar tubuh
maupun dalam yang normalnya tidak terdapat dalam tubuh. Benda asing
menyumbang rata-rata 5,3% dari semua kasus THT. Benda asing di telinga
bervariasi, baik berupa benda mati ataupun hidup. Sampai saat ini kejadian
benda asing merupakan salah satu kegawatdaruratan yang sering dihadapi
dokter bagian telinga, hidung dan tenggorok.1
Benda asing lebih sering terjadi pada anak-anak karena anak
cenderung memasukkan benda-benda yang ditemukan dan dapat
dijangkaunya ke dalam liang telinga, lubang hidung dan mulut, atau
dimasukkan oleh anak lain. Pada orang dewasa masuknya benda asing ke
dalam saluran napas atau saluran cerna di sebabkan oleh kecelakaan dan
kecerobohan.2
Terdapat beberapa faktor yang berperan pada masuknya benda asing ke
dalam telinga, hidung dan tenggorokan, yaitu: faktor personal (usia, jenis
kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal); kegagalan mekanisme
proteksi yang normal (tidur, kesadaran menurun, epilepsi, dan alkoholisme);
faktor fisik (kelainan dan penyakit neurologik); proses menelan yang belum
sempurna pada anak; faktor dental, medikal dan surgikal (tindakan bedah,
ekstraksi gigi, belum tumbuhnya gigi molar pada anak yang berusia <4
tahun); faktor kejiwaan (emosi, gangguan psikis); ukuran, bentuk dan sifat
benda asing; serta faktor kecerobohan (meletakkannya di mulut,
persiapan makanan yang kurang baik, tergesa-gesa, makan sambil bermain).2
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Telinga
Telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan
telinga dalam. Bagian luar dan tengah telinga menyalurkan gelombang
suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan, mengamplifikasi
energi suara dalam proses ini. Telinga dalam berisi dua sistem
sensorik: koklea, yang mengandung reseptor untuk mengubah
gelombang suara menjadi impuls saraf sehingga kita dapat mendengar,
dan aparatus vestibularis, yang penting bagi sensasi keseimbangan.3
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga yang terbentang
dari meatus hingga ke membran timpani. Daun telinga sebagian besar
terdiri dari tulang rawan elastis yang berbentuk setengah lingkaran
dengan sejumlah alur lekukan dan bentukan bukit, serta tidak memiliki
otot yang berguna. Lekukan utama pada daun telinga adalah heliks dan
2
antiheliks, tragus dan antitragus yang mengeliling concha yang
merupakan bagian tengah dari daun telinga, mengarah ke meatus
akustikus eksternus panjangnya sekitar 2,5 cm.4
Concha merupakan depresi dari skapoid pada bagian posterior meatus
akustikus eksternus. Sepertiga luar dari liang telinga luar merupakan
bagian kartilago yang mengandung kelenjar yang memproduksi
serumen dan folikel rambut. Sisanya yaitu dua pertiganya merupakan
bagian tulang termasuk epitel yang meliputi membran timpani. Bagian
tulang liang telinga panjangnya rata-rata 3,5 cm dengan diameter 1 cm.4
3
Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang
tersusun dari luar ke dalam yaitu maleus, inkus, dan stapes. Tulang
pendengaran di dalam telinga saling berhubungan.5
B. Definisi
Benda asing dalam adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau
dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada. Benda
asing di telinga merupakan masalah yang sering ditemukan oleh
dokter THT, dokter anak dan dokter layanan primer terutama di
pelayanan gawat darurat. Benda asing yang ditemukan di liang
telinga dapat sangat bervariasi, baik berupa benda mati atau
benda hidup. Kejadian tersering adalah pada telinga bagian luar.
Jika tidak ditatalaksana dengan baik, maka dapat menyebabkan
berbagai macam komplikasi seperti perforasi membran timpani,
gangguan pendengaran dan edema pada liang telinga.6
C. Epidemiologi
Benda asing di telinga merupakan kasus yang sering ditemukan
pada instalasi gawat darurat THT. Insidennya mencapai 11%
untuk semua kasus benda asing termasuk di hidung dan
tenggorok. Benda asing di liang telinga paling sering terjadi pada
anak usia <5 tahun, sedangkan pada dewasa lebih jarang terjadi.
Dalam pelayanan darurat THT dari sebuah rumah sakit tersier di Sao
Paulo, terdapat 15.640 kasus dalam periode waktu Februari 2010
sampai Januari 2011. Benda asing menyumbang 827 kunjungan, atau
5,3% dari semua kasus. Pasien memiliki usia rata- rata 19,8 tahun
dan usia rata-rata 8 tahun. Insiden lebih besar ditemukan pada
individu yang berusia <8 tahun dengan insiden puncak pada usia 3
tahun.7
4
D. Klasifikasi 7
Jenis benda asing yang masuk kedalam tubuh manusia dibagi
menjadi dua yaitu :
1. Benda asing endogen: yakni benda asing yang berasal dari dalam tubuh
manusia sendiri. Contohnya adalah seperti bekuan darah,nanah,sekret
kental ataupun cairan amnion dan mekonium yang dapat masuk dalam
saluran nafas bayi sewaktu persalinan
5
Gambar 3. Benda asing organik (Serangga di dalam telinga)
B. Benda Asing Anorganik: yaitu benda asing yang berasal diluar dari
tumbuhan dan binatang. Benda asing anorganik dapat dijumpai berupa
manik-manik,baterai,paku,jarum ataupun peniliti. Benda asing
anorganik merupkan jenis yang paling sering dijumpai menjadi
penyebab dalam berbagai kasus benda asing pada tubuh manusia.
Pada anak-anak baterai dan manik-manik merupakan jenis benda
asing yang paling banyak dijumpai karena umumnya ditemukan
dalam setiap alat pemainan yang digunakan oleh anak-anak
6
E. Etiopatogenesis
Benda asing yang masuk ke liang telinga dapat berupa benda mati
organik dan non organik, atau benda hidup. Pada anak kecil
sering ditemukan kacang hijau, manik, mainan, karet penghapus
dan terkadang baterai. Pada orang dewasa yang relatif sering
ditemukan adalah kapas cotton bud yang tertinggal, potongan korek
api, patahan pensil, kadang-kadang ditemukan serangga kecil seperti
kecoa, semut atau nyamuk.8
Faktor-faktor yang berperan dalam masuknya benda asing di
liang telinga adalah keinginan untuk mengeksplorasi rongga-rongga
tubuh (orifisium) terutama pada anak. Hal ini terjadi akibat
kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak dari benda-benda
yang berisiko masuk ke liang telinga. Faktor lainnya antara lain
rasa ingin tahu (curiosity), iritasi karena otalgia, ketertarikan
pada benda-benda kecil, retardasi mental dan ADHD. Sementara
pada dewasa biasanya disebabkan karena kecelakaan/
ketidaksengajaan atau karena gangguan jiwa.9
F. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tidak
ada pemeriksaan laboratorium ataupun radiologi yang
direkomendasikan sebagai pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan
fisik adalah alat diagnostik yang utama. Otoskop dapat digunakan
sambil menarik pinna ke arah posterosuperior. Pada pasien yang
dicurigai terdapat gangguan pendengaran dapat dilakukan
pemeriksaan audiometri nada murni. CT scan dapat dilakukan untuk
menentukan lokasi dan komplikasi akibat benda asing.10
7
Pasien dewasa pada umumnya dapat mengatakan kepada
pemeriksa bahwa ada sesuatu dalam telinganya. Sementara pada
anak, berdasarkan usianya, mungkin dapat mengetahui bahwa ada
benda asing dalam telinganya atau muncul dengan keluhan nyeri
telinga atau telinga berair. Pasien mungkin dapat merasakan
ketidaknyamanan dan suara gaduh di telinga jika ada serangga
yang hidup di liang telinga. Gejala lainnya dapat berupa gangguan
pendengaran atau rasa penuh di liang telinga.11
Pada pemeriksaan fisik, temuan dapat bervariasi tergantung
benda dan lama waktu benda tersebut sudah berada di liang
telinga. Benda asing yang baru saja masuk ke dalam telinga
biasanya muncul tanpa kelainan selain adanya benda asing
tersebut yang terlihat secara langsung atau dengan otoskopi. Nyeri
atau perdarahan dapat terjadi pada benda yang melukai liang telinga
atau jika terjadi rupture membran timpani akibat usaha pasien
yang memaksakan pengeluaran benda tersebut. Jika sudah
terlambat, dapat ditemukan eritema, pembengkakan dan sekret berbau
dalam liang telinga.11
Berdasarkan penelitian oleh Yaroko gejala klinis yang paling
banyak dikeluhkan adalah nyeri telinga (56,9%) diikuti oleh
keluarnya darah (8,6%). Dua gejala tersebut muncul karena tekanan
langsung oleh benda asing atau akibat trauma dalam mengeluarkan
benda asing. Mudahnya terjadi nyeri dan tauma karena
secara alamiah liang telinga sempit, dikelilingi tulang, banyak
mengandung vaskular dan sangat sensitif.12
8
Gambar 5. pemeriksaan fisik dengan menggunakan otoskop
H. Penatalaksanaan
Benda asing di liang telinga harus dikeluarkan. Liang telinga luar
terdiri dari bagian tulang rawan dan bagian tulang yang dilapisi
oleh lapisan tipis dari kulit dan periosteum. Bagian tulang sangat
sensitif karena kulit hanya memberikan sedikit bantal yang melapisi
periosteum. Dengan demikian, upaya mengeluarkan benda asing dapat
sangat menyakitkan. Selain itu, liang telinga luar menyempit di bagian
perhubungan antara bagian tulang rawan dan bagian tulang. Benda
asing dapat menjadi tersangkut di tempat tersebut sehingga
meningkatkan kesulitan pada saat dikeluarkan. Upaya untuk
mengeluarkan benda asing dapat mendorongnya lebih jauh ke dalam
liang telinga dan tersangkut di titik yang sempit tersebut. Selain itu,
membran timpani dapat rusak akibat penekanan benda asing yang
terlalu dalam atau akibat peralatan yang digunakan selama proses
pengangkatan. Oleh sebab itu, visualisasi yang adekuat, peralatan
yang memadai, pasien yang kooperatif, dan kemampuan dokter adalah
kunci untuk mengangkat benda asing.13
9
Gambar 6. Bagian asing yang tersumbat di bagian
sempit di liang telinga
Pengeluaran benda asing di telinga merupakan suatu prosedur umum yang
dilakukan di departemen emergensi. Pengeluaran benda asing menjadi
terindikasi harus segera dilakukan tiapditemukan benda asing yang
tampak jelas terlihat pada pemeriksaan liang telinga dan tidak
dtemukan komplikasi lain. Adanya perforasi Tindakan timpani, kontak benda
asing dengan Tindakan timpani, atau visualisasi inkomplit dari liang telinga
menjadikan kasus benda asing ditelinga harus segera dikonsulkan ke
departemen emergengi dari THT-KL untuk pengeluaran benda asing
melalui prosedur operasi mikroskopik dan speculum.14
10
dirawat inap. Kadang-kadang, tatalaksana untuk Tinda nyeri atau mual
diperlukan. Pada pasien dengan benda asing di telinga berupa
serangga memerlukan perhatian khusus. Iritasi serta komplikasi lain
seperti sengatan atau gigitan dapat terjadi jika serangga masih hidup di
liang telinga. Oleh karenanya serangga tersebut harus dimatikan dulu
dengan
meneteskan mineral oil atau lidokain 2% ke liang telinga. Penggunaan
krim EMLA dilaporkan memberikan hasil yang efektif sama dengan
anastesi Tinda untuk membunuh serangga di liang telinga.11
Pasien dengan benda asing di telinga diharapkan menghindari makan
dan minum selama 8 jam. Beberapa kasus benda asing di telinga
memerlukan sedasi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Tindakan
Sedasi lebih aman diberikan jika pasien puasa selama 8-12 jam.
Alat-alat yang perlu dipersiapkan untuk tatalaksana benda asing di
telinga yaitu:
g. Right-angle hook
h. Spuit
i. Angiokateter nomor 20 gauge
11
j. Basin
k. Peralatan Suction
l. Magnet untuk benda asing berupa logam
12
1. Ekstraksi Mekanis
Pada pasien dengan benda asing yang keras dan bundar di liang
telinga dan pasien kooperatif serta mampu mempertahankan
posisinya, benda asing dapat dikeluarkan dengan ekstraksi mekanis.
Pemeriksa telinga dengan otoskop sebelum melakukan Tindakan
untuk menilai lokasi benda asing serta untuk menilai liang telinga.
Gunakan hook melalui Tindakan telinga dan fiksasi tangan yang
melakukan Tindakan pada kepala pasien untuk meminimalisir
trauma apabila pasien melakukan Tindaka yang tiba-tiba, capai
benda asing dengan melewatkan hook di celah antara benda asing
dan liang telinga. Secara gentle, perlahan-lahan Tinda hook untuk
mengeluarkan benda asing dari telinga.14
13
dimagnetisasi dahulu. Hal ini untuk mempermudah menggapai logam
tersebut dan stabil Tindak dikeluarkan. Setiap selesai Tindakan nilai
Tindaka liang telinga tersebut dengan otoskop. Penilaian ini penting
untuk mendeteksi adanya komplikasi paska Tindakan. 14
2. Irigasi
Irigasi merupakan metode terbaik untuk mengeluarkan benda asing
yang tidak teralu lengket dengan dinding liang telinga. Metode ini juga
minimal invasif. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum
melakukan irigasi adalah ada/tidak perforasi pada membran timpani
pasien (keluhan telinga berair), cairan yang digunakan untuk
mengirigasi, serta tindakan irigasi dan posisi pasien. Tindakan
irigasi menjadi kontraindikasi pada pasien dengan riwayat perforasi
pada membrane timpani. Cairan yang digunakan dapat berupa air
steril atau saline yang telah dihangatkan sesuai suhu tubuh pasien agar
tidak memicu vertigo. 14
Tindakan irigasi menggunakan spuit yang telah dihubungkan
dengan angioakateter nomor 20 gauge. Posisikan pasien secara aman
dan nyaman. Lindungi lokasi sekitar telinga dengan benda asing
dengan kain agar tetap kering. Tempatkan basin di bawah telinga
14
dengan benda asing untuk mengumpulkan cairan atau benda asing
yang diharapkan keluar. Secara gentle, posisikan ujung angiokateter
tadi pada liang telinga luar (jangan terlalu dalam) dan injeksikan
cairan sampai benda asing tersebut keluar. Setelah keluar evaluasi
kembali liang telinga. 14
15
yang diekstraksi benda asing tanpa komplikasi. Jika ada tanda-
tanda infeksi atau abrasi liang telinga pasien dapat diberikan obat
tetes telinga yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid seperti
kortisporin (hidrokortison/neomisin/ polimiksin) 5 tetes/hari selama 5-
7 hari.14
16
biasanya tidak terlalu berdampak dibandingkan dengan kunjungan
yang berkepanjangan ditambah risiko anestesi umum
J. Komplikasi
17
Tidak semua komplikasi terjadi secara tiba-tiba setelah ekstraksi
benda asing. Biasanya tanda-tanda komplikasi dapat muncul dalam 1
minggu setelah ekstraksi. Edukasi pasien untuk segera kembali ke
dokter jika ada tanda-tanda seperti nyeri pada telinga, kemerahan,
demam, atau ada sekret yang keluar. 7
KESIMPULAN
1. Corpus alienum atau benda asing pada bidang THT adalah benda yang
berasal dari luar maupun dalam tubuh yang normalnya tidak terdapat
dalam tubuh, khususnya telinga, hidung, tenggorokan. Benda asing
yang ditemukan dapat sangat bervariasi, baik berupa benda hidup
atau mati.
2. Diagnosis didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, hingga
pemeriksaan penunjang jika diperlukan.
3. Pengeluaran benda asing pada telinga dan hidung lazim dilakukan
dengan ekstraksi mekanis, irigasi, dan suction.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
4. Weber PC, Khariwala S. Anatomy and Physiologi of Hearing.
Dalam: Johnson JT dan Rosen CA, penyunting. Bailey's head &
neck surgery Otolarygology, Edisi ke- 5 .Philadelpia: Lippincott
Williams&Wilkins; 2014
7. Hidayati AN, Akbar MIA, Rosyid AN. Gawat Darurat Medis dan
Bedah. Surabaya: Airlangga University Press; 2018.
20
11. Mantooth R. Ear Foreign Body Removal in Emergency
Medicine. American College of Emergency Physicians,
Christian Medical and Dental Associations; 2021.
21