Skripsi
oleh
Faadihilah Daffa Maulana
5201419032
Proyek skripsi berjudul “Analisis Efisiensi Steam Boiler Tipe Horizontal dengan
NIM : 5201419032
Semarang,
Pembimbing
NIP. 196511051991021001
i
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................6
ii
2.2.5 Sirip pemanas (Heater Fins).................................................................22
BAB III..................................................................................................................33
METODE PENELITIAN....................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 8 Range Excess Air Pada Beberapa Jenis Bahan Bakar Pada Boiler.......27
iv
BAB I
PENDAHULUAN
untuk menghasilkan uap. Ketel uap sendiri diaplikasikan dalam berbagai proses
produksi, mulai dari pembangkit listrik hingga pengolahan makanan dan minuman
pada industri berskala kecil, menengah, maupun besar. Ukuran ketel uap pun
beraneka ragam yang disesuaikan dengan kebutuhan serta budget dari industri itu
sendiri. Terdapat beberapa jenis ketel uap (steam boiler) yang biasa digunakan
dalam dunia industri seperti ketel uap horizontal dan ketel uap vertikal (Purba,
2016).
Pada industri kecil menengah seperti pembuatan tempe, ketel uap (steam
boiler) sangat membantu dalam serangkaian proses yang dilakukan. Ketel uap
difungsikan sebagai sumber energi untuk memproduksi uap air panas dalam
proses pembuatan tempe. Terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk
memproduksi tempe, diantaranya adalah cara tradisional dan cara baru (Alvina &
Hamdani, 2019).
kedelai dari kotoran seperti batu dan sebagainya, kemudian kedelai dicuci
tuangkan air yang telah direbus hingga mendidih ke dalam panci sampai seluruh
biji kedelai terendam dan diamkan selama 12 jam. Bilas kembali menggunakan air
dingin serta aduk dengan tangan sampai semua kulit kedelai terkelupas dan
1
bijinya terbelah. Kukus kedelai yang sudah bersih selama 30 menit hingga terlihat
empuk, kemudian letakkan kedelai ke dalam tampah atau tempat yang sudah
untuk satu kilogram kedelai dan aduk secara merata, lalu dinginkan sampai suhu
kamar sekitar 30°C. Kemudian taburi dengan ragi tape (Rhizopus Oligosporus)
sesuai kebutuhan, yaitu 10 gram per-satu kilogram kedelai. Kemas kedelai dengan
menggunakan pembungkus seperti plastik, daun pisang, dan daun jati, jika plastik
merata. Seteleh itu simpan dan susun posisinya pada permukaan datar dan lapisi
bagian atasnya dengan mengguakan daun atau karbon. Lakukan inkubasi pada
suhu kamar selama 2 sampai 3 kali selama 24 jam. Sedangkan cara pembuatan
tempe baru diawali dengan mengupas biji kedelai menggunakan mesin pengupas
(burr mill), kemudian direbus hingga mendidih. Rendam dalam air mendidih
selama 22 jam, bilas hingga hilang kulitnya dan rebus kembali selama 40 menit.
Tiriskan hingga bagian luarnya kering, olesi cetakan tempe secara merata di
atasnya dan masukkan ke dalam kantong plastik 200 g. Kantong plastik dibuat
lubang berukuran 4 cm2 dan didiamkan (difermentasi) selama 14-16 jam (Alvina
Dari Ketel uap (steam boiler) bisa dikatakan efisien jika biaya operasional
mungkin. Efisiensi ketel uap (steam boiler) merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan dalam pengoperasian mesin ini dimana semakin efisien steam boiler
maka semakin sedikit pula bahan bakar dan waktu yang digunakan untuk
menghasilkan jumlah uap yang sama, sehingga biaya operasional dapat ditekan.
2
Selain itu, efisiensi yang tinggi juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang
dihasilkan oleh mesin karena penggunaan bahan bakar seperti oli bekas (Harlin &
Darius, 2018).
Maka dari itu, efisiensi pada mesin ketel uap (steam boiler) sangat
diperlukan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi
steam boiler adalah dengan menggunakan sirip pemanas yang menempel pada
beberapa faktor seperti perbedaan jenis bahan bakar yang digunakan, efisiensi dari
burner pada mesin ketel uap, serta volume air yang dipanaskan. Akan tetapi, pada
penelitian yang akan dilakukan ini lebih merujuk pada efisiensi dari penggunaan
Sirip pemanas (heater fins) juga digunakan pada aplikasi pemanasan fluida
seperti air dan minyak di dalam tangki atau sistem pipa. Dalam aplikasi ini, sirip
pemanas digunakan untuk meningkatkan laju penguncian panas dari pipa pemanas
komponen penting dalam sistem pemanas dan penukar panas yang membantu
penulis teliti mengenai ketel uap (steam boiler) dengan judul “Analisis Efisiensi
3
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana analisis perbandingan efisiensi antara ketel uap (steam boiler)
tipe horizontal dengan sirip pemanas (heater fins) dan ketel uap (steam
boiler) tanpa sirip pemanas (heater fins) yang ditinjau dari segi biaya?
1.2.2 Bagaimana analisis perbandingan efisiensi antara ketel uap (steam boiler)
tipe horizontal dengan sirip pemanas (heater fins) dan ketel uap (steam
boiler) tanpa sirip pemanas (heater fins) yang ditinjau dari segi waktu?
1.2.3 Bagaimana efisiensi penggunaan sirip pemanas (heater fins) pada ketel uap
1.3.1 Mengetahui perbandingan efisiensi antara ketel uap (steam boiler) tipe
horizontal dengan sirip pemanas (heater fins) dan ketel uap (steam boiler)
tanpa sirip pemanas (heater fins) yang ditinjau dari segi biaya.
1.3.2 Mengetahui perbandingan efisiensi antara ketel uap (steam boiler) tipe
horizontal dengan sirip pemanas (heater fins) dan ketel uap (steam boiler)
tanpa sirip pemanas (heater fins) yang ditinjau dari segi waktu.
1.3.3 Mengetahui efisiensi penggunaan sirip pemanas (heater fins) pada ketel
4
1.4. Batasan Penelitian
sebagai berikut:
1.4.1 Mesin yang digunakan adalah ketel uap (steam boiler) tipe horizontal.
1.4.2 Komponen tambahan yang digunakan adalah sirip pemanas (heater fins).
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
dengan sirip pemanas (heater fins) akan membuka peluang riset lebih lanjut
dimana teknologi mengenai ketel uap (steam boiler) serta sirip pemanas (heater
fins) akan dapat dikembangkan kembali, sehingga dapat dihasilkan efisiensi yang
(steam boiler) dengan sirip pemanas (heater fins) dalam bidang industri baik
berskala kecil, sedang, maupun besar seperti mengurangi biaya produksi tetapi
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
penelitian yang akan datang. Di bawah ini terdapat hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya.
yang merupakan bahan bakar utama yang masih mengandung kadar air,
boiler selalu menurun sejak mulai awal beroperasi setiap harinya, hal ini terjadi
karena pengaruh dari steam flow yang nilainya selalu berubah, dan dipepengaruhi
bahan bakar yang digunakan selalu meningkat sehingga boiler beroperasi kurang
optimal.
lingkungan. Untuk menaikkan nilai dari efisiensi boiler bisa dilakukan dengan
perbaikan kinerja boiler dengan memasang peralatan seperti economizer dan air
preheater.
6
langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung merupakan perhitungan
efisiensi boiler secara cepat, hanya membandingkan energy output dengan energy
dengan memperhitungan rugi rugi atau energy panas yang hilang. Berdasarkan
kehilangan efisiensi boiler terendah selama jelaga adalah 1,08 dan rata-rata
pengoperasian soot blower, efisiensi boiler menurun 11 kali lipat dan meningkat 8
kali lipat, hal ini menunjukkan bahwa mode pengoperasian soot blower di PLTU
proses perpindahan panas, karena jika terdapat kotoran atau kerak pada pipa boiler
dan adanya fouling maka akan mengakibatkan proses perpindahan panas akan
7
berkurang sehingga perpindahan panas akan berkurang, rate akan menurun, dan
kinerja sistem boiler telah dievaluasi dengan variasi pengaturan temperatur air
panas masing-masing adalah 50°C, 60°C, 70°C, dan 80°C. Rata-rata konsumsi
energi pembakaran pada boiler adalah sebesar 50,23 kJ/s. Rata-rata energi yang
ditransfer terhadap air panas sebesar 39,82 kJ/s. Secara keseluruhan efisiensi
tertinggi sistem boiler dicapai pada setting temperature 80°C, yakni sebesar
71,5%.
banyak jumlah sirip maka temperatur fluida yang keluar dari tube akan semakin
menurun. Temperatur terbesar fluida yang keluar dari tube pada jumlah sirip 0,
yaitu 470 C dan temperatur terkecilnya pada sirip berjumlah 9 yaitu 34,70C.
boiler dan jumlah bahan bakar yang dipakai sangat berpengaruh terhadap efisiensi
boiler itu sendiri. Semakin tinggi nilai LHV suatu bahan bakar boiler semakin
rendah pula jumlah konsumsi bahan bakar yang dipakai untuk menggerakan boiler
itu sendiri, begitupun sebaliknya jika diketahui nilai LHV suatu bahan bakar
boiler rendah maka jumlah konsumsi bahan bakar yang dipakai akan semakin
tinggi.
8
Nugroho (2015) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa analisa teknis
penyebab kehilangan panas/heat loss terbesar pada boiler antara lain: “kehilangan
panas akibat gas buang kering, kandungan steam dalam gas buang, kandungan air
dalam bahan bakar, kandungan air dalam suplai udara dan lain-lain”.
dihasilkan satu set ketel uap (Steam Boiler) untuk industri tahu yang diterapkan
pada industri mitra (Ibu Widari) dan telah berfungsi dengan baik; Ketel uap yang
dihasilkan terbukti lebih efisien dan mempunyai banyak kelebihan, antara lain
lebih hemat waktu (lebih singkat), hemat biaya (bahan bakar lebih sedikit) dan
hemat tenaga dan kapasitas produksi lebih banyak; Tahu yang diproduksi dengan
ban tuan ketel uap terbukti lebih berkualitas, yaitu rasa tahu lebih enak (tidak
sangit) dan lebih higienis; Biaya produksi tahu dengan bantuan ketel uap lebih
rendah, maka untuk jumlah produksi yang sama akan diperoleh keuntungan yang
lebih besar.
sirip dalam pada generator superheat dapat meningkatkan temperatur uap hingga
60.2% dengan efisiensi design sirip 40.8% dan laju aliran kalor dari 10 buah sirip
mengetahui efisiensi boiler yang digunakan dan mengkaji konservasi energi pada
9
panas untuk Boiler Yoshimine H-2700 adalah 74,8% dan Boiler Yoshimine H-
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar akan ditransfer ke media air yang
mengalir pada pipa-pipa boiler, ketika suhu air telah mencapai temperatur
tertentu, maka penguapan akan terjadi. Dalam bukunya yang berjudul “Boilers
bahkan lebih tinggi. Menurut Sugiharto (2020: 51-57), boiler merupakan suatu
uap bertekanan tersebut digunakan di luar boiler itu sendiri. Menurut Priyanto
& Wilastari (2022: 60-66), ketel uap (boiler) merupakan sebuah perangkat
yang berfungsi untuk menciptakan uap, di mana terdiri dari dua komponen
yang sangat penting yaitu pemanas dapur yang didapat dari pembakaran bahan
bakar di dalam ruang bakar dan boiler utama yang mengubah udara menjadi
alat/mesin yang digunakan untuk menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan dari
berbagai jenis bahan bakar, baik itu gas, cairan, maupun padatan.
10
2.2.2 Fungsi steam boiler
pengotoran baik yang ditimbulkan dari bahan bakar maupun air umpan sangat
baik yang ditimbulkan dari bahan bakar maupun air umpan sangat
terdiri dari boiler pipa api dan boiler pipa air. Untuk boiler pipa api sendiri
banyak digunakan oleh industri yang memerlukan tekanan uap relatif rendah,
sedangkan boiler pipa air sering digunakan pada industri dengan tekanan uap
Boiler pipa api merupakan salah satu jenis boiler yang paling sering
air. Air yang mau dipanaskan di dalam boiler tabung api mengalir melalui
pipa-pipa ini sementara gas panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan
11
Pada jenis fire tube boiler, gas panas hasil pembakaran (exhaust gas)
terjadi perpindahan panas dari hot gas ke air dan air berubah menjadi steam
(Yendri, 2017). Foto boiler pipa api bisa dilihat pada gambar berikut.
umumnya berupa batubara, minyak, gas, atau jenis bahan bakar cair lainnya.
Ketika material bakar terbakar, panas yang tercipta mengalir ke atas dan
Batasan dari fire tube boiler adalah tekanan steam tidak boleh terlalu
tinggi karena ketebalan drum akan sangat tebal sehingga tidak ekonomis.
Boiler seperti ini banyak digunakan di pabrik gula karena tidak memerlukan
Boiler yang tergolong dalam jenis boiler pipa api ialah boiler kecil
12
tergolong boiler bertekanan rendah karena kapasitas, tekanan dan
Kerugiannya adalah lambat mencapai tekanan operasi pada awal operasi dan
Selain itu, boiler fire tube dapat digunakan pada kapasitas yang kecil hingga
boiler fire tube terletak pada efisiensi termalnya yang cukup rendah. Hal ini
disebabkan oleh adanya gas buang yang mengalir melalui pipa-pipa tanpa
fire tube tidak disarankan untuk kapasitas besar karena sulit untuk
Water tube boiler merupakan ketel uap dengan air atau uap yang
terletak di dalam pipa atau tabung dengan api atau asap di luar. Pada water
tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa menuju drum. Uap
dibentuk oleh sirkulasi air yang dipanaskan dengan gas yang terjadi di zona
uap drum. Sebagai jenis boiler yang sangat modern, biasanya boiler tabung air
didesain dengan tekanan yang sangat tinggi dan memiliki kapasitas uap dari
13
bakar yang umumnya digunakan pada boiler water tube adalah batu bara,
minyak, gas, atau bahan bakar cair lainnya. Ketika bahan bakar terbakar,
Pada boiler jenis ini, air berada di dalam pipa dan udara panas berada
di luar pipa. Boiler tabung air dapat beroperasi pada tekanan yang sangat
2 atau 4) dengan tabung luar. Biasanya ujung pipa dihubungkan atau langsung
ketel lebih dari 20 MW atau tekanan kerja ketel lebih dari 24 bar. Oleh karena
itu, boiler dianggap cocok untuk produksi steam dalam jumlah besar dalam
boiler tabung air diakui lebih menguntungkan karena responnya yang cepat
14
terhadap beban dan kelembaban termal yang relatif rendah. Banyak unit
proses modern menggunakan boiler tabung air sebagai pilihan, karena dapat
menghasilkan uap dengan daya, suhu, dan tekanan tinggi sesuai kebutuhan.
Kelebihan boiler water tube terletak pada efisiensi termal yang lebih
tinggi dibandingkan dengan boiler fire tube. Hal ini terjadi karena permukaan
pemanasan yang lebih luas pada boiler water tube akibat air yang mengalir di
dalam banyak pipa secara vertikal atau horizontal. Selain itu, boiler water tube
cocok untuk digunakan pada kapasitas besar dan memiliki ketahanan yang
Tambahan pula, boiler water tube juga lebih sulit dalam pengoperasiannya
karena menuntut pengontrolan yang lebih ketat pada arus air dan gas, serta
mengisi bahan bakar, seperti batu bara atau biomassa, ke dalam tungku boiler.
Stoker memastikan bahan bakar disebar dengan merata dan terbakar dengan
melalui mekanisme stoker. Mekanisme stoker pada boiler ini terdiri dari
dari batubara, kayu, ataupun sumber daya biomassa lainnya. Pemasukan bahan
15
bakar dilakukan dengan cara otomatis dan terus menerus melalui ruang-ruang
pada sistem stoker, sehingga proses pembakaran dapat berjalan secara stabil.
rantai yang bergerak seperti tangki berjalan, dan dapat dimodifikasi dalam
berbagai bentuk. Tingkat efisiensi boiler jenis ini berkisar antara 80% hingga
85%.
konveyor untuk memindahkan bahan bakar ke dalam tungku dari bawah zona
pemintal atau alat lain untuk menyebarkan bahan bakar secara merata ke
16
panas dalam jumlah besar. Pentingnya pengoperasian dan pemeliharaan stoker
boiler lainnya. Selain itu, boiler stoker sangat cocok untuk digunakan pada
dari boiler stoker terletak pada biaya produksinya yang cukup tinggi karena
membutuhkan sistem pengumpanan bahan bakar yang rumit. Selain itu, boiler
stoker juga lebih susah untuk menangani perubahan bahan bakar dan sulit
17
Gambar 4 Boiler Jenis Pulverizer
Batubara yang sudah diubah menjadi serbuk halus dicampurkan dengan udara
utama dan disemprotkan ke dalam tungku melalui nozzle. Proses ini lebih
daripada jenis boiler lainnya, sehingga mampu mencapai efisiensi termal yang
lebih tinggi. Selain itu, penggunaan batubara dalam bentuk serbuk halus juga
18
dari tipe boiler pulverizer terletak pada biaya pembuatan yang lebih mahal
batubara dalam bentuk serbuk halus juga memerlukan pengawasan yang lebih
Boiler tipe CFB atau Circulating Fluidized Bed Boiler yaitu tipe boiler
biomassa sebagai bahan bakar. Pada boiler tipe CFB, bahan bakar
saluran keluar asapnya. Cyclon berfungsi sebagai separator gas yang akan
dibuang melalui cerobong asap dan partikel yang tidak terbakar akan
92%.
19
Gambar 5 Boiler tipe CFB
bakar dan bahan tambahan. Selama proses ini, partikel bahan bakar dan bahan
tambahan terbakar di udara dan gas buang yang dihasilkan mengalir ke atas
melalui area yang luas dan berongga di dalam tungku. Udara tambahan
partikel yang belum terbakar kembali ke zona pembakaran agar dapat terbakar
secara sempurna.
Keunggulan dari tipe boiler CFB ini terletak pada kapasitasnya untuk
mengolah beragam jenis bahan bakar, termasuk batubara yang sulit terbakar,
sampah biomassa, dan bahan bakar alternatif lainnya. Selain itu, jenis boiler
CFB juga menghasilkan emisi yang lebih sedikit dan memiliki efisiensi
20
pembakaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis boiler konvensional.
Sedangkan, kekurangan dari tipe boiler CFB ini terletak pada biaya
pembuatan yang lebih mahal dan kompleksitas sistem yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis boiler lainnya. Selain itu, pengaturan mutu bahan
bakar dan persiapan awal bahan bakar yang lebih rumit juga menjadi
didih, sehingga terjadi perubahan fasa air menjadi fasa uap (steam). Uap panas
itulah yang digunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk produksi tempe.
2. Setelah suhu mencapai angka yang ditentukan, air akan berubah menjadi
uap.
3. Uap yang dihasilkan akan mengalir melalui pipa menuju turbin atau mesin
penggerak lainnya.
panas. Pada langkah awal, udara dimasukkan ke dalam drum atau cangkang
21
dan dipanaskan hingga mencapai suhu spesifik. Pada tahap kedua, bahan
bakar di bakar dalam tungku atau ruang bakar hingga memanaskan permukaan
dalam drum atau cangkang. Pada langkah ketiga, panas dari permukaan drum
mengalami perubahan wujud menjadi uap dan siap digunakan dalam berbagai
aplikasi industri.
kinerja boiler, seperti tekanan, temperatur, laju aliran dan jenis bahan bakar
yang digunakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kalibrasi dan perawatan
secara berkala untuk menjaga kinerja operasi boiler secara optimal dan aman
selama digunakan.
yang terdiri atas beberapa sirip kecil yang menonjol dari permukaan pipa atau
tabung pemanas. Desain dari sirip-sirip ini dirancang dengan tujuan untuk
memperluas wilayah kontak permukaan antara pemanas pipa dan media yang
22
Gambar 6 Sirip Pemanas (Heater Fins)
sirip tersebut ditempatkan pada pipa atau tabung pemanas dengan cara
Pemanas sirip juga dipakai untuk memanaskan fluida seperti air dan
minyak di dalam tangki atau jaringan pipa. Di dalam hal ini, pemanas sirip
bertujuan untuk memulai keluarnya panas dari pipa pemanas ke cairan yang
pemanasan.
23
Secara keseluruhan, pemanas sirip merupakan unsur penting dalam
energi input yang masuk ke boiler dan energi output yang dihasilkan oleh
bawah ini, dimana jumlah total panas yang dilepaskan selama pembakaran
Qin−Qlosses
ηcombustion= ×100 %
Qin
dimana:
24
Gambar 7 Efisiensi Thermal Boiler
dengan membakar semua bahan bakar di dalam ruang bakar. Selama ini,
terbakar adalah udara berlebih yang keluar melalui cerobong asap. Semakin
banyak udara berlebih keluar dari cerobong asap, semakin sedikit bahan bakar
yang tidak terbakar yang dapat melewati cerobong asap. Namun, semakin
banyak udara berlebih melewati cerobong asap, semakin besar jumlah energi
panas yang dilepaskan oleh udara yang tersisa. Oleh karena itu, terdapat
jumlah udara sisa yang optimal, guna mencapai efisiensi pembakaran boiler
25
Dari ilustrasi grafik pada Gambar 7 di atas terlihat bahwa semakin
banyak udara (oksigen) yang melewati cerobong asap, semakin lemah bahan
seperti yang kami sebutkan di atas, semakin banyak udara berlebih, semakin
rendah grafik efisiensi pembakaran, tidak lebih dari panas yang dilepaskan
memastikan bahwa nilai udara berlebih yang optimal diperoleh untuk efisiensi
pembakaran terbaik. Secara umum, nilai udara sisa yang optimal untuk
pembakaran gas alam (LPG dan LNG) adalah 3 sampai 15%, bahan bakar cair
3 sampai 15%, dan 15 sampai 40% untuk pembakaran arang. Oleh karena itu,
Company nilai dari excess air bisa dilihat pada gambar 3 dibawah ini.
26
Gambar 8 Range Excess Air Pada Beberapa Jenis Bahan Bakar Pada Boiler
boiler:
penurunan kinerja secara berkala pada boiler. Air pengisian boiler yang
terlalu sedikit dapat disebabkan oleh tangki yang bocor karena faktor
chemical dosing, dan air tawar yang tidak memenuhi standar. Gangguan
pada penurunan kinerja dari boiler. Kondisi air tawar yang tidak
27
memenuhi terjadi karena kurangnya perawatan khusus pada pipa sehingga
disebabkan oleh air pengisi ketel yang tidak sesuai ketentuan dan dapat
bakar dan oksigen yang tepat. Secara teori, ada pengaturan proses
prakteknya hal ini tidak pernah ideal. Jadi agar bahan bakar dapat terbakar
Korosi sendiri merupakan suatu kerusakan yang timbul pada logam karena
asam, gabungan logam yang tidak sesuai seperti baja dan tembaga, serta
electrolytes.
28
2.2.8 Perhitungan efisiensi boiler dengan metode langsung
yang diserap air dan diubah menjadi uap, dan energi panas yang dihasilkan
oleh pembakaran bahan bakar di ruang bakar suatu ketel (energi masukan).
digunakan untuk memanaskan air untuk menghasilkan uap dan panas yang
boiler, kami hanya dapat mengetahui apakah boiler yang dievaluasi masih
berfungsi dengan baik, atau jika efisiensi boiler telah menurun, dan apakah
masih dalam batas yang wajar. Oleh karena itu jelas bahwa efisiensi hanya
langsung,
Qsteam
ηfuel= ×100 %
Qfuel
Q×(h g−hf )
ηfuel= ×100 %
q ×GCV
dimana:
Qsteam : Energi panas total yang diserap uap air (kalori; Joule)
29
Qfuel : Energi panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
(kalori; Joule)
GCV : Gross Calorific Value atau nilai kalor spesifik bahan bakar
(kcal/kg)
diukur dengan presisi agar mendapatkan hasil perhitungan yang akurat dalam
efisiensi boiler (energi input dan output), tetapi menghitung kerugian (losses)
ini,
η = 100 – (A+B+C+D+E+F)
dimana:
30
B : nilai panas yang hilang karena penguapan air dalam bahan bakar
bahan bakar mengakibatkan bahan bakar kehilangan kadar air dan perancang
a. Analisis ultimate bahan bakar (H2, O2, S, C, kadar air dan kadar abu)
g. Persentase bahan yang dapat terbakar dalam abu (untuk bahan bakar
padat)
pembakaran gas ke air di dalam pipa. Sirip pemanas berfungsi sebagai elemen
31
menjadi lebih besar dan penyerapan panas menjadi lebih efektif. Sirip-sirip
ditransfer dengan lebih efektif dan efisien dari gas pembakaran ke air yang
permukaan, sirip pemanas juga dapat mengurangi suhu gas buang yang keluar
ditekan.
sirkulasi udara pada ketel uap. Aliran udara yang lancar akan memungkinkan
energi panas. Tingkat efisiensi yang lebih tinggi pada boiler akan mengurangi
32
BAB III
METODE PENELITIAN
eksperimen, dimana dengan pendekaran ini peneliti dapat mengukur serta menilai
efisiensi boiler dengan dan tanpa sirip pemanas. Menurut Hardani (2020: 340),
seperti kacamata dan biologi, kemudian diadopsi untuk bidang-bidang lain seperti
Research. Third Edition”, Borg & Gall (1998) menyatakan bahwa penelitian
Desain penelitian yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah pretest
posttest with control group design, desain yang diambil ini sejalan dengan
33
diantaranya adalah Pretest Posttest Control Group Design”. Pada desain ini,
eksperimen akan dilakukan dengan memberikan perlakuan sirip pada boiler dan
perhitungan efisiensi boiler akan dihitung sebelum dan sesudah penambahan sirip.
Ungaran dan Kota Salatiga. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam kurun waktu
pemanas terhadap efisiensi boiler. Oleh karena itu, parameter yang akan diukur
Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah steam boiler tipe
teknik purposive sampling ini karena sesuai untuk digunakan untuk penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah steam boiler tipe horizontal yang
serta sumber daya, penelitian ini hanya dilakukan pada steam boiler tertentu. Oleh
34
sebab itu, hasil penelitian hanya dapat diterapkan pada sampel yang diuji, dan
Variabel penelitian merupakan sifat, ciri atau apapun yang terbentuk atau
menjadi fokus dalam suatu penelitian sehingga memiliki perbedaan antara satu
subjek dengan subjek lain dalam satu kelompok tertentu dan kemudian diambil
penelitian ini:
a. Variabel independen
b. Variabel dependen
c. Kontrol variabel
kelembaban, dan laju aliran udara. Faktor-faktor ini harus dijaga konstan
35
3.5. Data dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai efisiensi
boiler dengan dan tanpa menggunakan penambahan sirip pemanas. Data ini akan
ukur yang sesuai. Kemudian, sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini
adalah steam boiler tipe horizontal dengan dan tanpa penambahan sirip pemanas
dengan pakar boiler atau teknisi perawatan yang bertugas menjaga dan
boiler dan alasan penggunaan sirip pemanas dapat meningkatkan efisiensi boiler.
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi yang terkait dengan isu
a. Pengukuran langsung
b. Pengamatan
36
Di samping pengukuran secara langsung, peneliti juga akan
dan faktor-faktor lain yang berdampak pada efisiensi boiler. Observasi ini
menganalisis data.
c. Wawancara
d. Studi literatur
literatur seperti buku, jurnal, dan artikel terkait yang berisi informasi
memastikan data yang diperoleh dari penelitian dilakukan secara valid atau dapat
37
peneliti dapat melakukan uji validitas instrumen seperti uji validitas isi
instrumen.
lebih besar dan generalisasi hasil penelitian dapat dilakukan. Sampel yang
d. Pengukuran ulang
dapat dipercaya.
e. Kredibilitas peneliti
Peneliti harus memiliki kualifikasi yang cukup dalam bidang teknik mesin,
Teknik analisis data dalam penelitian ini merupakan tindak lanjut dari
tahap pengumpulan data, dimana data yang didapat dari hasil pengumpulan akan
38
diolah dan dinyatakan dalam bentuk prosentase yang dihitung menggunakan
Qsteam
ηfuel= ×100 %
Qfuel
Q×(h g−hf )
ηfuel= ×100 %
q ×GCV
dimana:
Qsteam : Energi panas total yang diserap uap air (kalori; Joule)
(kalori; Joule)
GCV : Gross Calorific Value atau nilai kalor spesifik bahan bakar
(kcal/kg)
dalam penelitian ini uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesa yang telah
dibuat sebelumnya dimana akan dibandingkan efisiensi boiler dengan dan tanpa
39
DAFTAR PUSTAKA
Hardani, Auliya, N. H., Andriani, H., Fardani, R. A., Ustiawati, J., Utami, E. F., . .
. Istiqomah, R. R. (2020). Buku Metode Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif. (A. Husnu , Ed.) Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group
Yogyakarta. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/340021548_Buku_Metode_Pene
litian_Kualitatif_Kuantitatif
40
Mursadin, A. (2019). ANALISIS EFISIENSI BOILER DENGAN METODE
INPUT– OUTPUT DI PT. JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk. UNIT
BANJARMASIN. SJME KINEMAIKA`, 4(1), 37-46.
Nuriyadi, M., & Faldian. (2019). Optimasi Sistem Boiler dengan Variasi
Pengaturan Temperatur (Boiler System Optimation by Temperature
Setting Variation). Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan Material,
3(2), 60-65.
Nuryanti, S, A. S., & Suyono. (2013). Pengaruh Penerapan Sirip Dalam (Internal
Fin) untuk Menghasilkan Uap Superheat pada Pembangkit Uap. Jurnal
Teknik Mesin, 14(1), 35-39.
Pravitasari, Y., Malino, M. B., & Maraa, M. N. (2017). Analisis Efisiensi Boiler
Menggunakan Metode Langsung. Prisma Fisika, 5(1), 9-12.
Rayaprolu, K. (2009). Boilers for Power and Process. Boca Raton: CRC Press.
Retrieved from
https://cloudflare-ipfs.com/ipfs/bafykbzacec6s552v4sxvaxeb7bqxkuyv5dq
y7ngcm452ukmzvmcgs47koxazk?filename=Kumar%20Rayaprolu%20-
%20Boilers%20for%20Power%20and%20Process-CRC%20Press
%20(2009).pdf
Sahda, N. T., Sentosa, J. M., & Adhani, L. (2022). Analisis Efisiensi Boiler
menggunakan Metode Langsung di Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
(PLTSa) Bantargebang. Journal of Engineering Environtmental Energy
and Science, 1(1), 39-48.
41
Sugianto. (2019). UJI FUNGSI PEMBANGKIT UAP BERTEKANAN
(BOILER) SEBAGAI PENDUKUNG PENGOLAHAN LIMBAH
RADIOAKTIF CAIR DENGAN EVAPORASI. PTLR-BATAN, 289-295.
42