Pada suatu hari, ada seekor monyet yang sangat nakal sekali, selain nakal monyet tersebut rakus dan
suka mencuri buah-buahan para petani.
Perbuatannya membuat para petani resah dan para petani pun menjaga ladang mereka dengan ketat.
Dan tentu saja hal itu membuat si monyet kebingungan, karena jika sampai tertangkap, nyawanya bisa
melayang.
Suatu hari si monyet meringis menahan lapar, dia melihat burung gagak sedang membawa buah anggur.
Melihat itu air liur si monyet mulai berjatuhan.
"Gagak, dari mana kau dapat buah anggur yang ranum itu?" tanya si monyet
"Aku mendapatkan buah ini dari kebun diseberang sungai, para petaninya baik hati, mereka tidak akan
mengusir dan melukai jika hanya mengambil buah yang sudah terjatuh ke tanah. Asal jangan makan
buah-buahan yang masih ada dipohonnya." jawab si gagak.
Mendengar jawaban si gagak, monyet pun menjadi sangat girang. Dia pun segera menuju kebun
diseberang sungai yang diceritakan si gagak.
Tapi sial, ia tidak bisa menyebrangi sungai karena airnya sedang meluap. Hal tersebut membuat si
Monyet menjadi kebingungan, karena ia tidak bisa berenang untuk menyebrangi sungai.
Monyet pun terdiam berfikir untuk bisa menyebrangi sungai tersebut. Akhirnya si monyet teringat kepada
sahabatnya si kerbau. Si monyet pun segera mencari si kerbau.
"Ada apa monyet? wah monyet kau sekarang terlihat gemuk," kata si kerbau.
"Hehe... bagaimana aku tidak gemuk kerbau, aku makan enak setiap hari, petani disebrang sungai sana
selalu memberikan makanan enak kepada ku. Dan aku diperbolehkan menghabiskan buah-buahan di
kebunnya," kata si monyet mulai merayu dan berbohong kepada si kerbau.
"Waahh... benarkah itu monyet? beruntung sekali kau, pantas saja kau terlihat tambah gemuk." kata
sikerbau tanpa sedikit pun curiga kepada si monyet.
"Apakah kau mau ikut dengan ku sahabatku, kita makan sama-sama disana...!" monyet mulai menipu si
kerbau.
"Kau baik sekali monyet, baiklah aku ikut dengan mu, ayo kita kesana monyet," kata kerbau sangat
girang.
"Tapi tunggu sebentar kerbau sahabatku, saat ini untuk kesana agak susah karena air sungai sedang
meluap dan aku tidak bisa berenang," kata si monyet.
"Itu masalah gampang monyet, aku bisa berenang. Nanti kau bisa naik kepunggung ku," jawab si kerbau
tanpa curiga.
Merasa rayu tipunya berhasil, si monyet merasa sanagt senang, akhirnya si monyet dan si kerbau pun
segera pergi menuju kebun di sebrang sungai. Dan saat menyebrangi sungai si monyet naik di punggung
si kerbau.
Setelah sampai di kebun, monyet pun si monyet yang rakus segera makan buah-buahan dengan
lahapnya. Ia tidak memperdulikan buah yang masih ada di pohon, semuanya di makan.
Begitu pula si kerbau, ia pun makan dengan lahap. Karena si kerbau merasa buah-buahan memang
sengaja diberikan kepada si monyet.
Tanpa mereka sadari, gerak-gerik mereka telah diperhatikan oleh para petani. Setelah si kerbau dan si
monyet tengah kekenyangan, para petani langsung menyergap monyet dan kerbau.
Monyet yang sadar akan bahaya yang datang, segera berlari menyelamatkan diri meninggalkan kerbau
yang kebingungan karena tidak tahu masalah yang sebenarnya.
Para petani melempari batu dan mengusir mereka, si kerbau pun berlari menyelamatkan diri dan tubuh
sikerbau pun penuh dengan luka. Sedangkan si monyet sudah tidak kelihatan batang hidung nya. Si
kerbau mulai sadar bahwa dirinya telah di tipu oleh monyet.
Akhirnya setelah berlari dari kejaran para petani, si kerbau pun sampai ditepi sungai. Dengan segera si
kerbau terjun ke sungai untuk menyebrang.
Tiba-tiba si monyet muncul, "Hai... kerbau sahabatku, tunggu aku... Apa kau tega meninggalkan sahabat
mu disini," teriak si monyet memanggil si kerbau.
Melihat kemunculan si monyet, si kerbau sebenarnya sangat dongkol, "Jika kau mau ikut menyebrang,
cepatlah kau melompat ke punggung ku," jawab si kerbau dengan nada ketus.
Si monyet pun berlari dengan sekuat tenaga, monyet semakin takut dan panik ketika mendengar suara
para petani yang mengejar ada dibelakangnya.
Setelah sampai di pinggir sungai si monyet pun segera melompat ke punggung si kerbau. Tapi naas,
karena perut si monyet terlalu kenyang, membuat tubuhnya bertambah berat dan kurang lincah.
Lompatan si monyet tidak sampai di punggung si kerbau, dan akhirnya si monyet pun tercebur ke sungai
dan hanyut terbawa arus.